PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
PENGEMBANGAN PERKOTAAN YANG INKLUSIF
DIREKTORAT KAWASAN, PERKOTAAN DAN BATAS NEGARA
DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN
TAHUN 2017
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
perkotaan Kota otonom Perkotaan dalam kabupaten Kota baru Perkembangan kota Pengaturan ambang batas kawasan perkotaan mengikuti arahan RTRW
Belum ada aturan penetapan awasan Belum ada aturan mekanisme pengusulan
Tujuan dan Manfaat Jumlah dan
kepadatan penduduk bertambah Lahan terbangun makin luas dan permintaan terhadap infrastruktur wilayah meningkat Kebutuhan hidup masyarakat perkotaan meningkat dan mendorong perkembangan teknologi Implikasi Globalisasi Komitmen global dalam pembangunan perkotaan Cth. SDG, NUA, PA, SF Pengkotaan wilayah
Standar pelayanan Perkotaan (SPP)
Bentuk dan Jenis Kriteria Penilaian Penilaian SPP Penyelenggaraan Pengelolaan Perkotaan Perencanaan Pelaksanaan Pengendalian Teknik Pengelolaan Perkotaan Penataan Kota Pembangunan Kota Baru Kerjasama antar kawasan perkotaan
• Kapasitas Perencanaan kota, kolaborasi antar aktor, koherensi tujuan antar sektor, kapasitas pemerintah dalam tata kelola metropolitan (NUA)
• Inclusive, Safe, Resilient, and sustainable Cities (SDG) • Low carbon cities(PA) • Safer cities(SF) MEMENUHI Kota Layak, Aman dan Nyaman Kota Hijau Berketahanan Iklim dan Bencana Kota cerdas dan Berdaya Saing
Dokumen Sustainable Development Goals (SDGs) akan menjadi acuan dalam perundingan
negara-negara dunia untuk melanjutkan pembangunan pasca Millenium Development Goals
Targets By 2030, ensure access for all to adequate, safe and affordable housing and basic services and upgrade slums By 2030, provide access to safe, affordable, accessible and sustainable transport systems for all, improving road safety, notably by expanding public transport, with special attention to the needs of those in vulnerable situations, women, children, persons with disabilities and older persons By 2030, enhance inclusive and sustainable urbanization and capacity for participatory, integrated and sustainable human settlement planning and management in all countries Strengthen efforts to protect and safeguard the world’s cultural and natural heritage By 2030, significantly reduce the number of deaths and the number of people affected and substantially decrease the direct economic losses relative to global gross domestic product caused by disasters, including water‐related disasters, with a focus on protecting the poor and people in vulnerable situations By 2030, reduce the adverse per capita environmental impact of cities, including by paying special attention to air quality and municipal and other waste management By 2030, provide universal access to safe, inclusive and accessible, green and public spaces, in particular for women and children, older persons and persons with disabilities Support positive economic, social and environmental links between urban, peri‐urban and rural areas by strengthening national and regional development planning By 2020, substantially increase the number of cities and human settlements adopting and implementing integrated policies and plans towards inclusion, resource efficiency, mitigation and adaptation to climate change, resilience to disasters, and develop and implement, in line with the Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015‐2030, holistic disaster risk management at all levels Support least developed countries, including through financial and technical assistance, in building sustainable and resilient buildings utilizing local materials
By 2030, provide universal access to safe, inclusive and accessible,
green and public spaces, in particular for women and children, older
persons and persons with disabilities
PEMBANGUNAN PERKOTAAN UNTUK KOTA
DAN MASYARAKAT BERKELANJUTAN
KEBIJAKAN DAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
PERKOTAAN
NASIONAL
(KSPPN) 2015 -2045
RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH
NASIONAL (RPJMN)
Kota Layak Aman dan
Nyaman
Kota Hijau Berketahanan
Iklim dan Bencana
Kota Cerdas yang berdaya
saing
Komunitas yang Kokoh Ramah Pejalan Kaki
Terjangkau, Nyaman, Berbudaya dan Konektivitas
Ruang Terbuka Hijau Sampah Ramah
Lingkungan, Trasnportasi Ramah lingkungan, berketahanan Iklim,
Energi Ramah Lingkungan, Bangunan Ranah
Lingkungan
Ekonomi Cerdas, Masyarakat Cerdas, Pemerintahan Cerdas, Mobilitas
Cerdas, Lingkungan Cerdas, Hidup Cerdas
KOTA MASA DEPAN INDONESIA: KOTA BERKELANJUTAN
2035
2015
2025
2045
Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN)2
3
100% indikator Kota Cerdas yang Berdaya Saing dan Berbasis Teknologi terwujud di seluruh kota.PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN PERKOTAAN (SPP), MELALUI:
INDIKATOR KOTA LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN, KOTA HIJAU, KOTA CERDAS DAN BERDAYA SAING.
1
BaselineRPJPN 2005-2025
RPJPN 2025-2045
100% perkotaan memenuhi fungsinya100% indikator tata kelola kota berkelanjutan terwujud di seluruh kota.
JALAN MENUJU KOTA MASA DEPAN:
KOTA BERKELANJUTAN
100% Indikator Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) terpenuhi sesuai dengan Kota Layak Huni, Aman, Nyaman
100% indikator Kota Hijau dan Berketahanan Iklim dan Bencana terpenuhi di semua kota
Standar Pelayanan Perkotaan (SPP)
Pelayanan Perkotaan
yang inklusif
Pelayanan perkotaan harus
memperhatikan
semua
pihak
atau
kelompok,
termasuk kelompok rentan
atau
berketergantungan
(bayi, anak2, ibu hamil dan
menyusui,
penyandang
disabilitas,
dan dan orang
lanjut usia) sehingga semua
kelompok dapat terlayani
dan tidak terkesampingkan
assesmen
t
tools
Untuk meningkatkan akses yang berkeadilan
terhadap layanan dasar perkotaan dan
standar layak huni seluruh masyarakat
perkotaan.
1. pelayanan kemanusiaan, yaitu pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan layanan sosial kependudukan lainnya;
2. pelayanan permukiman, yang terdiri dari bidang pekerjaan umum (jalan, pedestrian, informasi dan komunikasi, transportasi multi moda, dan ruang publik kota; dan
3. pelayanan amenitas perkotaan, yang terdiri dari antara lain tempat rekreasi/hiburan, mobilitas cepat, tempat bermain anak, lain‐lain.
1. nilai manfaat bagi masyarakat; 2. akses masyarakat, terutama bagi kelompok rentan; dan 3. distribusi pelayanan merata (keterjangkauan wilayah pelayanan).
Fasilitas Pelayanan Perkotaan Fasilitas pelayanan disediakan Sesuai Kewenangan 1.Pemerintah 2.Pemda (Prov/Kab/Kota)
DAERAH KAB/KOTA
PERKOTAAN
KOTA SEBAGAI DAERAH KAWASAN PERKOTAAN BAGIAN DAERAH KABUPATENBAGIAN 2 ATAU LEBIH DAERAH
(KAB/KAB, KAB/KOTA, KOTA/KOTA)
BERBATASAN LANGSUNG TERENCANA
P.355 ayat 2a
P.356
P.357
P.355 ayat 3 a
Bila dibangun Badan Hukum Fasilitas pelayanan. disediakan oleh Badan Hukum Penyerahannya kpd Pemda Tanpa merugikan Kep.Umum ALAMI KOTA OTONOMP.355 ayat 3 b
P.355 ayat 2
P.355 ayat 2
KERANGKA PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PERKOTAAN DAN STANDAR
PELAYANANA PERKOTAAN DALAM MEWUJUDKAN PERKOTAAN YANG INKLUSIF
Pedoman & Standar Pelayanan
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PERKOTAAN DALAM MEWUJUDKAN PERKOTAAN
YANG INKLUSIF
PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN PERKOTAANDAERAH KAB/KOTA
PERKOTAAN
KOTA SEBAGAI DAERAH (KOTA OTONOM) KAWASAN PERKOTAAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PERKOTAAN - Perencanaan (Rencana Penyelenggaraan Pengelolaan Perkotaan/ RP2P) - Pelaksanaan - PengendalianP.355 UU23/2014
Prinsip : berkeadilan dan melindungi kepentingan umum; terpadu dan kolaboratif; sinergis dan Berkelanjutan; efektif dan tepat sasaran; dan dapat dikelola dengan baik.RENCANA
TATA
RUANG
WILAYAH
DAERAH /
RDTR
KEPENTINGAN STRATEGIS NASIONALRENCANA
PENYELENGGARAAN
PENGELOLAAN
PERKOTAAN
(RP2 PERKOTAAN)
Daerah
kabupaten/kota
menyusun
rencana,
melaksanakan dan
mengendalikan
penyelenggaraan
pengelolaan
perkotaan
(Ps. 358 Ayat 1
UU23/2014)
RPJM/RPJP
DAERAH
RP2
PERKOTAAN
Penyelenggara Pengelolan Perkotaan dilaksanakan melalui Perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian Penyelenggaran Pengelolan perkotaan yang merupakan
bagian dari
Rencana
Pembangunan Daerah
yang terintegrasi dengan
Rencana Tata Ruang
dengan memperhatikan
Kepentingan Strategis Nasional
(Ps. 358 Ayat 3 UU23/2014)
URGENSI PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PERKOTAAN DALAM
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KEPENTINGAN STRATEGIS NASIONAL
Kelompok Ketergantungan yaitu :
1. Penyandang disabilitas
a. Produktif
b. Tidak Produktif
2. Perempuan dan Anak2
a. Bayi
b. Balita
c. Ibu Hamil dan menyusui
3. Orang lanjut usia
Peningkatan kualitas hidupkelompok ketergantungan dalam perencanan
pengelolaan perkotaan yang inklusif
Harus dapat mengakses pelayanan
perkotaan dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup, spt
1. Kemudahan mengakses
transportasi
2. Kemudahan dalam mengakses
ruang publik
3. Kemudahan dalam
mendapatkan pekerjaan bagi
disabilitas yang masih
produktif (Pelatihan,
Penyaluran)
4. Perlindungan terhadap anak2
Perlu ada pemetaan kebutuhan disabilitas dalam rencana pembangunan daerah
Perlu ada regulasi daerah dalam meningkatkan kualitas hidupnya
Perlu mendorong peran kelembagaan / masyarakat dalam merespon kebutuhan
disabilitas di daerah
SPP menambahkan persyaratan: 1. Berapa orang penerima
manfaat kampung bersih dan sehat?
2. Berapa persen dari penerima manfaat itu adalah kelompok rentan?
3. Apakah jumlah kampung bersih sehat tersebut merata untuk seluruh wilayah kota
RP2P mengkonsolidasikan pengelolaan berbagai bidang program pembangunan untuk dapat memenuhi target capaian SPP:
1. Dalam hal penataan kota, Bagaimana bentuk kolaborasi antar instansi pemerintah dan/atau pemerintah dengan masyarakat memenuhi SPP 2. Bagaiman bentuk kelembagaan yang efektif untuk memastikan penyampaian pelayanannya baik (Delivery Services
SPP menjadi tambahan indikator kinerja pengembangan ruang wilayah kota, contohnya: 1. Berapa orang penerima
manfaat program peremajaan kota?
2. Berapa persen dari penerima manfaat itu adalah kelompok rentan?
3. Apakah jumlah kawasan yang diremajakan tersebut merata untuk seluruh wilayah kota? RP2P menjadi panduan kolaborasi antar aktor pemanfaat ruang untuk dapat memenuhi target capaian SPP:
1. Dalam hal penataan kota, Bagaimana bentuk kolaborasi antar instansi pemerintah dan/atau pemerintah dengan masyarakat memenuhi SPP dalam pemanfaatan ruangnya? 2. Bagaimana bentuk kelembagaan
yang efektif untuk memastikan pemanfaatan ruang memberikan layanan yang tersampaikan dengan baik (Delivery Services)