• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PROGRAM P2M DANA DIPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PROGRAM P2M DANA DIPA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PROGRAM P2M DANA DIPA

Pelatihan Pengembangan dan Pengemasan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada

Guru-Guru SD di Kecamatan Kintamani

Oleh

Ketut Sedana Arta, S.Pd.,M.Pd. 19760412200604 1 001/ (Ketua Pelaksan) Dr. I Nengah Suastika, S.Pd., M.Pd./19800720200604 1 001 (Anggota) Dewa Gede Sudika Mangku, SH., LL.M./19841227200912 1 007 (Anggota)

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha

SPK No. 125/UN48.15/LPM/214 Tanggal 10 Maret 2014

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SEPTEMBER 2014

(2)
(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

Secara geografis Kecamatan Kintamani merupakan Kecamatan terluas dari empat kecamatan yang ada di Kabupaten Bangli. Kondisi daerah yang berbukit-bukit dan jarak yang berjauhan antara desa yang satu dengan desa lainnya, membuat daerah Kintamani mengalami angka putus sekolah yang paling tinggi di Kabupaten Bangli. Di sisi lain, dari 68 sekolah dasar yang tersebar di Kecamatan Kintamani hanya diajar oleh 476 orang guru, termasuk guru agama dan guru olahraga. Bahkan dibebarapa sekolah seperti di Sebaya, Songan dan Trunyan serta sekolah dasar lainnya yang ada di balik bukit, satu sekolah hanya memiliki 4 orang guru, termasuk kepala sekolah (Bangli dalam Angka, 2011). Terbatasnya tenaga pendidik untuk sekolah dasar ini diatasi dengan cara merekrut guru kontrak atau guru honorer untuk mengajar pada sekolah-sekolah yang kekurangan guru. Upaya ini, sampai saat ini terbukti mampu memperkecil kesenjangan kebutuhan tenaga pengajar sekolah dasar yang ada di Kecamatan Kintamani. Walapun berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bangli untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan dasar di Kecamatan Kintamani, berbagai persoalan masih terjadi.

Secara faktual permasalahan prinsip yang dialami oleh para guru SD di Kecamatan Kintamani saat ini adalah berkaitan dengan kemampuan untuk mengimplementasikan kurikulum tahun 2013 sesuai dengan pitrahnya. Para guru mengakui, perubahan kurkulum yang sedemikian cepat dari kurikulum 2004, kurikulum tingkat satuan pendidikan (2006) dan kurikulum tahun 2013 membuat guru sekolah dasar di Kecamatan Kintamani “kebingungan”. Sedangkan pelatihan yang dilaksanakan oleh instansi terkait baru hanya menyentuh level kepala sekolah saja dan itupun belum merata. Implikasinya, para guru sekolah dasar yang ada di Kecamatan Kintamani sampai saat ini belum “memahami” hakekat kurikulum 2013, pengembangan dan pengemasan rencana pelaksanaan pembelajarannya (RPP), model pembelajaran dan pengembangan model evaluasinya. Menurut Budiningsih (2004: 96) salah satu modal dasar dalam melaksanakan proses pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan pendidikan adalah dengan mengembangkan kurikulum melalui perangkat pembelajaran yang akan digunakan

(4)

guru. Dengan perangkat pembelajaran para guru akan memahami arah pengembanan dan tujuan serta target pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Di sisi lain dengan pemberlakukan desentralisasi kurikulum guru tidak lagi hanya sebagai pelaksana kurikulum tetapi juga sebagai pelaksana dan pengembang kurikulum sehingga guru merupakan life curriculum (Sayodih, 1997: 23). Sebagai kurikulum hidup tentunya berhasil tidaknya kurikulum sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum melalui perangkat pembelajaran yang secara riil akan digunakan oleh guru dalam melangsungkan proses pembelajaran.

Pemberlakuan kurikulum tahun 2013 untuk jenjang SD, SLTP dan SMU mulai tahun 2013 (percontohan) dan rencananya digunakan secara nasional tahun 2015 merupakan tantangan tersendiri yang dihadapi oleh kalangan guru SD di Kecamatan Kintamani. Pemberlakuan kurikulum tahun 2013 ini menuntut sejumlah perubahan pola pikir dan pendekatan pembelajaran pada tiap jenjang. Di sisi lain, para guru belum dipersiapkan secara matang untuk menyongsong pemberlakuan kurikulum tahun 2013, baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Para guru belum memiliki pemahaman yang memadai tentang esensi, jiwa, prosedur, pelaksanaan dan target utama maupun iringan dari kurikulum 2013 pada jenjang sekolah dasar. Ada empat kemampuan dasar yang secara substantif minimal dikuasai oleh guru dalam melaksanakan kurikulum tahun 2013 secara “normal”, yaitu: (1) perubahan pola pembelajaran, yaitu pola pembelajaran terpadu menuju pada pola pembelajaran tematik, khususnya bagi guru kelas IV sampai guru kelas VI sekolah dasar yang sebelumnya menggunakan pola pembelajaran terpadu; (2) inovasi pendekatan dan/atau model pembelajaran agar sejalan dengan tujuan kurikulum tahun 2013, khususnya yang menyangkut pendekatan saintifiknya (mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta); (3) strategi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sejalan dengan perubahan kurikulum tahun 2013; dan (4) pengembangan model evaluasi yang bersifat penilaian proses (Dokumen Kurikulum Tahun 20013). Keempat kemampuan tersebut, merupakan salah satu kunci keberhasilan guru dalam melaksanakan kurikulum tahun 2013 dalam konteks instruksional.

(5)

1.2. Analisis Situasi

Kota pendidikan merupakan impian dan tujuan dari beberapa kabupaten yang ada di Bali. Kondisi ini disebabkan karena, Bali memiliki potensi yang memadai untuk mengembangkan kota pendidikan, mengingat kondisi alam dan masyarakatnya yang dikenal kohesif. Bangli merupakan salah satu kabupaten yang ingin mengembangkan diri menjadi kota pendidikan dan kota kesehatan. Salah satu misi utama Kabupaten Bangli adalah menjadikan Bangli sebagai center of excellent dalam bidang pendidikan. Tujuan pengembangan kota pendidikan ini sangat didukung dengan letak geografis yang sangat mudah dijangkau dari semua Kabupaten yang ada di Bali, kondisi alamnya yang sejuk, masih banyak lahan kosong yang bisa dimanfaatkan untuk membangun sarana pendidikan, masih minimnya pengembangan industri yang membuat kota menjadi nyaman dan didukung oleh masyarakat yang adaptif (Suastika, 2006). Upaya merealisasikan kota pendidikan yang berbasis ke-Hinduan telah dilakukan oleh Pemda Bangli dengan mengembangkan lembaga pendidikan mulai dari jenjang taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi (PT) yang kesemuanya diarahkan pada orientasi dan akomodasi nilai-nilai Hindu dalam pembelajarannya.

Kabupaten Bangli terdiri dari empat kecamatan, yaitu Susut, Bangli, Tembuku dan Kintamani. Kecamatan Kintamani memiliki wilayah teritorial yang paling luas dengan kondisi daerah pegunungan. Kondisi ini meyebabkan sampai saat ini masyarakat Kintamani belum mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan secara maksimal sebagaimana layaknya daerah-daerah lainnya. Berdasarkan data yang ada di Biro Statistik Kabupaten Bangli, saat ini terdapat 214 sekolah dasar (SD) yang tersebar di 4 kecamatan, yaitu kecamatan Bangli, Susut, Tembuku, dan Kintamani (Bangli dalam Angka, 2011). Untuk Kecamatan Kintamani, jumlah SD yang ada adalah 68 buah yang tersebar di 58 desa. Sedangkan SLTP yang ada di Kintamani hanya berjumlah 7 sekolah untuk melayani 68 SD yang tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Kintamani. Sedangkan jumlah guru yang mengajar di 68 sekolah dasar yang ada di Kecamatan Kintamani adalah sebanyak 476 orang guru, termasuk guru agama dan guru olahraga. Bahkan dibebarapa sekolah seperti di Sebaya, Songan dan Trunyan serta SD lainnya yang ada di balik bukit satu sekolah hanya memiliki 4 orang guru, termasuk kepala sekolah.

(6)

Dilihat dari kualifikasi akademik guru SD yang ada di Kecamatan Kintamani rata-rata telah bergelar S1 (sarjaddna) dan hanya beberapa guru yang masih D-II PGSD. Untuk meningkatkan kualifikasi akademik guru dan keterampilannya, Pemda Bangli telah melakukan berbagai upaya, seperti membantu studi lanjut pada guru yang belum sarjana, mengadakan pelatihan, seminar, dan kegiatan ilmiah lainnya. Hal ini disebabkan karena guru merupakan motor utama penggerak kemajuan pendidikan. Pada kurikulum tahun 2013, guru memegang peran yang sangat strategis, sebagai perancang, pelaksana dan sebagai evaluator bagi kemajuan siswa (Materi Pelatihan Kurikulum Tahun 2013). Surapranata (2004 : 1) yang mengatakan bahwa kurikulum, proses pembelajaran dan evaluasi merupakan tiga dimensi dari sekian dimensi yang sangat penting dalam pendidikan yang harus dilaksanakan oleh guru. Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran yang mesti diterjemahkan oleh guru (life

curriculum). Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk

mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Sedangkan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menilai berhasil tidaknya proses pembelajaran.

1.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi dan kondisi empiris di atas, maka permasalahan yang dialami oleh guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Kintamani adalah: belum dipahaminya hakekat kurikulum tahun 2013, kurangnya kemampuan dan keterampilan guru dalam menterjemahkan visi dan misi kurikulum tahun 2013, karena belum adanya pelatihan yang memadai, kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan dan mengemas rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kurikulum tahun 2013, belum dimilikinya kemampuan mengembangkan model pembelajaran tematik oleh guru sekolah dasar, khususnya untuk guru kelas IV sampai kelas VI dan kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan model evaluasi yang sejalan dengan kurikulum tahun 2013. Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut, maka permasalahan pokok yang hendak dicarikan solusi dalam pengabdian masyarakat ini adalah: “bagaimanakah caranya meningkatkan wawasan dan keterampilan guru-guru SD di Kecamatan Kintamani dalam mengembangkan dan mengemas perangkat pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013?”.

(7)

1.4. Tujuan Kegiatan

Berdasarkan letar belakang dan analisis situasi sebagaimana yang dipaparkan di atas, maka tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan guru-guru SD di Kecamatan Kintamani dalam memahami kurikulum tahun 2013 dan pengembangan serta pengemasan perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013. Sehingga, para guru SD yang ada di Kecamatan Kintamani memiliki kesiapan dan kemampuan yang memadai dalam mengimplementasikan kurikulum tahun 2013 sesuai dengan fitrahnya.

1.5. Manfaat Kegiatan

Berdasarkan tujuan program pengabdian masyarakat di atas, maka secara realistik implementasi pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran pada guru-guru SD di Kecamatan Kintamani sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013 diharapkan dapat bermanfaat bagi :

(a) Pemerintah Kabupaten Bangli, khususnya Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Bangli, program ini dapat membantu merealisasikan salah satu program yang telah disusun dalam rencana pembangunan pendidikan Kabupaten Bangli, khususnya pada jenjang SD, yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru dalam memahami kurikulum tahun 2013 dan pengembangan serta pengemasan perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013 yang akan diberlakukan secara nasional.

(b) Guru-guru SD di Kecamatan Kintamani, program ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam memahami kurikulum tahun 2013 dan mengembangkan serta mengemas perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013. (c) Bagi siswa SD di Kecamatan Kintamani, program pelatihan peningkatan

pengetahuan dan keterampilan guru dalam memahami kurikulum tahun 2013 dan mengembangkan dan mengemas perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013 ini dapat lebih meningkatkan kompetensi guru yang pada akhirnya dapat mempermudah siswa dalam proses pembelajaran.

(8)

1.6. Khalayak Sasaran Strategis

Khalayak sasaran strategis dalam kegiatan ini adalah para guru SD di Kecamatan Kintamani, sebagai kecamatan terluas dan paling banyak memiliki sekolah dasar. Di sisi lain, di Kecamatan Kintamani adalah daerah yang paling banyak jumlah SD-nya dan daerah yang paling banyak angka putus sekolahnya. Berdasarkan rasional tersebut, maka sasaran yang dipilih dan dipandang cukup visibel dan prediktif bagi penyebarluasan informasi atau hasil dari kegiatan ini kedepannya. Di sisi lain kegiatan ini memiliki keterkaitan yang sangat mutualis dengan berbagai pihak, antara lain: (1) Kepala Sub Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah Kabupaten Bangli, (2) Kepala Kantor Cabang Pendidikan Nasional Dinas Diknas Kabupaten Bangli, (3) kepala sekolah dasar di Kecamata Kintamani, dan (4) komite SD yang gurunya menjadi sasaran antara yang strategis dalam pelaksanaan program pengabdian ini. Semua fihak di atas, akan memperoleh manfaat yang sangat esesial dan aplikatif dalam kaitannya dengan upaya perbaikan kinerja guru dan kompetensi siswa.

(9)

BAB II

METODE PELAKSAAN 2.1. Kerangka Pemecahan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan di lokasi rencana program ini akan dilaksanakan, diperoleh kesimpulan bahwa ada seperangkat permasalahan yang saat ini dihadapi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bangli, khususnya menyangkut pemberlakuan kurikulum tahun 2013, yaitu belum dipahaminya hakekat kurikulum tahun 2013 oleh sebagian besar guru SD yang ada di Kecamatan Kintamani, kurangnya kemampuan dan keterampilan guru dalam menterjemahkan visi dan misi kurikulum tahun 2013, karena belum adanya pelatihan yang memadai, kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kurikulum tahun 2013, belum dimilikinya kemampuan mengembangkan model pembelajaran tematik oleh guru sekolah dasar, khususnya untuk guru kelas IV sampai kelas VI dan kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan model evaluasi yang sejalan dengan kurikulum tahun 2013. Padahal kurikulum tahun 2013 secara serentak harus telah dilaksanakan mulai tahun pelajaran 2015/2016. Salah satu alternatif yang dipandang cukup visibel untuk dilakukan adalah dengan melaksanakan pelatihan peningkatan wawasan dan keterampilan guru-guru SD di Kecamatan Kintamani dalam memahami kurikulum tahun 2013 dan mengembangkan serta mengemas perengkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013. Melalui program ini, guru diharapkan memperoleh “sesuatu” yang baru dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengimplementasikan kurikulum tahun 2013.

2.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan

Program ini merupakan program yang bersifat terminal dalam rangka peningkatan wawasan dan keterampilan guru-guru SD di Kecamaan Kintamani dalam memahami kurikulum tahun 2013 dan mengembangkan serta mengemas perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013 dengan sistim jemput bola. Untuk kepentingan pencapaian tujuan program ini, maka rancangan yang dipandang sesuai untuk dikembangkan adalah “RRA dan PRA” (rural rapid appraisal dan participant rapid appraisal). Di dalam pelaksanaannya, program ini akan mengacu pada pola sinergis antara tenaga pakar dari Undiksha

(10)

dengan kalangan birokrasi dan administrasi Pengkab. Bangli, khususnya Kasubdin Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Bangli. Di sisi lain, program ini juga diarahkan pada terciptanya iklim kerjasama yag kolaboratif dan demokratis dalam dimensi mutualis antara dunia perguruan tinggi dengan masyarakat secara luas di bawah koordinasi pemerintah Kabupaten setempat, khususnya dalam rangka peningkatan kinerja dan profesionalisme guru-guru SD di Kecamatan Kintamani secara cepat namun berkualitas bagi kepentingan pembangunan pendidikan di Kabupaten Bangli. Berdasarkan rasional tersebut, maka program ini merupakan sebuah langkah inovatif dalam kaitannya dengan dharma ketiga perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Program ini dirancang sebagai bentuk jawaban dan antisipasi dari berbagai permasalahan menyangkut kualitas dan kinerja guru SD di Kecamatan Kintamani, yang saat ini tengah berkonsentrasi pada pembangunan berbagai institusi pendidikan dan tenaga kependidikan di berbagai pelosok wilayahnya. Berangkat dari rasional tersebut, maka program ini akan dilaksanakan dengan sistim jemput bola, dimana tim pelaksana akan menyelenggarakan program peningkatan wawasan dan keterampilan guru-guru SD di Kecamatan Kintamani dalam memahami kurikulum tahun 2013 dan mengembangkan silabus serta rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013 pada guru-guru SD yang membutuhkan, yaitu di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli dengan mendatangkan para pakar dan praktisi pendidikan yang berkualifikasi secara standar di bidang kurikulum SD. Model pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan secara langsung (tatap muka) sebagaimana layaknya sistim perkualiahan.

Lama pelaksanaan kegiatan adalah 8 (delapan) bulan yang dimulai dari tahap pengajuan proposal, perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi dengan melibatkan empat puluh orang guru sekolah dasar yang mengajar di Kecamatan Kintamani, dimana setiap wilayah (wilayah utara, selatan, barat dan timur) akan diwakili oleh 10 (sepuluh) orang guru, sehingga pesertanya sebanyak 40 orang guru. Pada akhir program setiap peserta akan diberikan sertifikat sebagai tanda bukti partisipasi mereka dalam kegiatan ini. Melalui program ini, diharapkan para guru sekolah dasar memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang

(11)

kurikulum tahun 2013 serta kemampuan mengembangkan dan mengemas perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013.

2.3. Rancangan Evaluasi

Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka akan dilakukan evaluasi minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi proses, evaluasi akhir, dan evaluasi tindak lanjut. Kegiatan evaluasi ini akan melibatkan tutor/pakar dari Undiksha Singaraja. Kriteria dan indikator pencapaian tujuan dan tolak ukur yang digunakan untuk menjastifikasi tingkat keberhasilan kegiatan dapat diuraikan pada tabel berikut.

Tabel. 01. Indikator Pencapaian Program

No Jenis Data Sumber

Data Indikator Kriteria Keberhasilan Instrumen 1. Pengetahuan dan Keterampilan guru dalam mengembangkan dan mengemas perangkat pembelajaran sesuai dengan kurikulum tahun 2013 Guru SD di Kecamatan Kintamani Pengetahuan dan keterampilan guru Terjadi perubahan yang positif terhadap pengetahuan dan keterampilan guru Tes Obyektif 2. Keterampilan guru dalam mengembangkan dan mengemas perangkat pembelajaran sesuai dengan kurikulum tahun 2013 Guru SD di Kecamatan Kintamani Pengetahuan dan keterampilan guru Terjadi perubahan yang positif terhadap keterampilan guru Pedoman wawancara dan format observasi 3. Kemampuan dan keterampilan guru dalam mempraktekkan perangkat pembelajaran sesuai dengan kurikulum tahun 2013 Guru SD di Kecamatan Kintamani Pengetahuan dan keterampilan guru Terjadi perubahan yang positif terhadap kemampuan dan keterampilan guru Pedoman wawancara dan format observasi

Pada kegiatan pelatihan ini, guru SD di Kecamatan Kintamani akan dilibatkan secara kolaboratif dari awal sampai akhir kegiatan. Guru SD akan dilibatkan dalam

(12)

merencanakan program, penjadwalan kegiatan, ikut serta dalam pelatihan sampai pada tahap uji coba produk pelatihan. Untuk uji coba produk hasil pelatihan ini akan dilakukan pada salah satu sekolah yang ada di wilayah Kintamani Selatan. Uji coba ini merupakan validasi dari keterampilan guru SD dalam membuat silabus dan RPP sesuai dengan kurikulum 2013 dan mengimplementasikannya dalam praktek pembelajaran dikelas. Pelibatan guru SD yang dilakukan secara penuh ini diharapkan dapat memberikan seperangkat pengatahun dan keterampilan yang lengkap kepada guru dalam memahami, merencang dan mempraktekkan silabus dan RPP sesuai dengan kurikulum 2013. Sehingga hasil akhir dari pelatihan ini bagai para guru SD adalah keterampilan membuat, mengembangkan dan mempraktekkan silabus dan RPP, serta cara pengembangan dan sosialisasi pada guru-guru SD lainnya.

(13)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh para guru sekolah dasar di Kecamatan Kintamani, maka program pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Guru-Guru SD di Kecamatan. Pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran sesuai sesuai kurikulum 2013 dilakukan pada bulan Agustus di SD 1 dan 5 Batur Kecamatan Kintamani mendatangkan tim pakar dari Undiksha Singraja khususnya pakar pendidikan guru sekolah dasar. Pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran, sangat membantu guru-guru sekolah dasar dalam membuat dalam mengembangan dan mengemas perangkat pembelajaran yang akan digunakan di sekolah-sekolah mereka.

Pelaksanaan pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran sesuai kurikulum 2013 pada guru-guru SD di Kecamatan Kintamani dimulai dari: (1) rasional kurikulum 2013, (2) elemen perubahan kurikulum 2013, (3) pendekatan dan model evaluasi dalam kurikulum 2013, dan (4) pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran sesuai kurikulum 2013. Rasional kurikulum 2013 adalah tantangan yang bersifat internal dan tantangan yang bersifat eksternal yang akan dihadapi bangsa Indonesia di masa mendatang. Tantangan internal, dilihat dari angka pertumbuhan penduduk Indonesia yang akan mencapai puncaknya pada angka penduduk produktif di tahun 2045, sehingga mesti dipersiapkan dari saat ini. Tantangan berikutnya secara internal adalah masalah semakin menurunnya moralitas masyarakat yang ditunjukkan dengan berbagai pristiwa dan penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancancasil. Kondisi ini perlu direspon dengan menyesuaikan kurikulum agar siap menghadapi tantangan di masa yang akan dating. Secara prinsip perubahan kurikulum 2013 terletak pada: (1) kompetensi lulusan, yaitu adanya upaya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan, (2) kedudukan mata pelajaran yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi, (3) pendekatan, yaitu untuk SD tematik terpadu dalam semua mata pelajaran, SMP mata pelajaran, SMA mata pelajaran dan SMK

(14)

vokasional, (4) struktur kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu (isi), untuk SD bersifat holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya), untuk SMP TIK menjadi media semua mata pelajaran, pengembangan diri terintegrasi pada setiap matapelajaran dan ekstrakurikuler, untuk SMA ada matapelajaran wajib dan ada mata pelajaran pilihan, untuk SMK terjadi penambahan jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan (6 program keahlian, 40 bidang keahlian, 121 kompetensi keahlian), (5) proses pembelajaran, yaitu standar proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta, belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat, guru bukan satu-satunya sumber belajar, sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan, (6) penilaian hasil belajar menggunakan penilaian berbasis kompetensi, pergeseran dari penilain melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil], memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal), penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL, dan mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian, dan (7) ekstrakurikuler yaitu adanta ekstra wajib dan pilihan (Badan Pengembangan SDM dan Penjamin Mutu Pendidikan, 2013).

Dengan diterapkannya kurikulum 2013, maka setiap sekolah mesti mampu merancang dan menggunakan perangkat pembelajaran. Sementara menurut Standar Nasional Pendidikan (2013: 3) pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan UU No. 20 Tahun 2003 yaitu Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dapat tercapai melalui pencapaian empat kompetensi inti. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama

(15)

yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian

hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur

pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu: (1) sikap spiritual yang mencakup beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) sikap sosial yang mencakup berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis, (3) berilmua, dan (4) yang mencakup kecakapan dan keterampilan.

Keempat kelompok itu menjadi acuan dari kompetensi dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan(Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Kompetensi inti SD adalah sebagai berikut:

KOMPETENSI INTI KELAS I KOMPETENSI INTI KELAS II KOMPETENSI INTI KELAS III 1. Menerima dan

menjalankan ajaran agama yang dianutnya

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, danguru

3.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tatangganya

(16)

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalamtindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalamtindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakanyang mencerminkan anak sehat, dan dalamtindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia KOMPETENSI INTI KELAS IV KOMPETENSI INTI KELAS V KOMPETENSI INTI KELAS VI 1. Menerima, menjalankan,

dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

4. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

4. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

4. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

(17)

Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: (1) mengamati; (2) menanya; (3) mengumpulkan informasi; (4) mengasosiasi; dan (5) mengkomunikasikan. Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

LANGKAH PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN Mengamati Membaca, mendengar,

menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)

Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi

Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati

Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu

Mengumpulkan informasi/

eksperimen - melakukan eksperimen - membaca sumber lain selain buku teks

- mengamati objek/ kejadian/ - aktivitas

- wawancara dengan nara sumber

Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Mengasosiasikan/

mengolah informasi - mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. - Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan

Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan .

Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya

Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat dengan

Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana

(18)

pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian. Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru matapelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui musyawarah guru MATA pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.

Berkenaan dengan kewenangan tersebut, maka guru dapat melakukan pengembangan RPP. Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai berikut: (1) RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran, (2) RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik, (3) mendorong partisipasi aktif peserta didik, (4) sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar

(19)

dan kebiasaan belajar, (5) mengembangkan budaya membaca dan menulis, (6) proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan, (7) memberikan umpan balik dan tindak lanjut, (8) RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta didik, (9) keterkaitan dan keterpaduan, (10) RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya, (11) menerapkan teknologi informasi dan komunikasi, dan (12) RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Berdasarkan pada rasional pengembangan RPP tersbut maka RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Komponen-komponen tersebut secara oprasional diwujudkan dalam bentuk format berikut:

Sekolah : Matapelajaran : Kelas/Semester : Materi Pokok : Alokasi Waktu : Kompetensi Inti (KI)

B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. _____________ (KD pada KI-1) 2. _____________ (KD pada KI-2) 3. _____________ (KD pada KI-3) Indikator: __________________ 4. _____________ (KD pada KI-4)

(20)

Indikator: __________________ C. Tujuan Pembelajaran

D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)

E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran) F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media 2. Alat/Bahan 3. Sumber Belajar

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Kesatu:

a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit) b. Kegiatan Inti (...menit)

c. Penutup (…menit) 2. Pertemuan Kedua:

a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit) b. Kegiatan Inti (...menit)

c. Penutup (…menit), dan seterusnya. H. Penilaian

1. Jenis/teknik penilaian

2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran

(21)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat pada guru sekolah dasar di kecamatan Kintamani dapat ditarik beberapa konsklusi, yaitu :

1. Kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan dan mengemas rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kurikulum tahun 2013, belum dimilikinya kemampuan mengembangkan model pembelajaran tematik oleh guru sekolah dasar, khususnya untuk guru kelas IV sampai kelas VI dan kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan model evaluasi yang sejalan dengan kurikulum tahun 2013.

2. Setelah diberikan pelatihan oleh tim pakar dari Undiksha Singaraja, para guru sekolah dasar mulai bisa menyusun dan mengemas perangkat pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013. Hal ini dapat diketahui dari hasil pelatihan pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran sesuai kurikulum 2013 yang mereka buat. Selain itu para guru mengaku tan takut dan was-was lagi bila mereka harus menerapkan kurikulum 2013 karena telah mampu membuat perangkat pembelajaran. Ada beberapa manfaat yang diperoleh oleh guru, yaitu (1) mereka mendapatkan informasi yang jelas dan utuh mengenai hakekat kurikulum 2013, karena selama ini mereka belum mengetahui secara pasti apa hakekat kurikulum 2013, dan (2) para guru memperoleh gambaran yang jelas bagaimana cara dan strategi pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran sesuai kurikulum 2013. Guru juga mengakui telah terjadi peningkatan wawasan dan keterampilan mereka dalam memahami kurikulum tahun 2013 dan pengembangan serta pengemasan perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kurikulum tahun 2013. Sehingga, para guru SD yang ada di Kecamatan Kintamani memiliki kesiapan dan kemampuan yang memadai dalam mengimplementasikan kurikulum tahun 2013 sesuai dengan fitrahnya

(22)

4.2. Saran

Berdasarkan pelatihan yang telah dilaksanakan pada guru SD di Kecamatan Kintamani, ada beberapa saran yang layak dipertimbangkan, yaitu :

1. Bagi guru sekolah dasar di Kecamatan Kintamani hendaknya terus melatih diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu memberikan keterampilan yang memadai pada siswa.

2. Bagi Dinas pendidikan setempat, semestinya mengusahakan program-program pelatihan bagi para guru sekolah dasar yang mengajar, sehingga kemampuan dan keterampilan mereka memadai untuk mengembangkan perangkat pembelajar, mondel pembelajar, dan model evaluasi sesuai dengan kurikulum 2013

Daftar Pustaka

Budiningsih, A. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta Pemerintah Kabupaten Bangli. (2011). Bangli dalam Angka. Bangli: Pemda Bangli Djohar. (2003). Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah

Kejuruan. (Disertasi, tidak diterbitkan). Bandung: PPS UPI.

Hasan. (1992). An Evaluation of the 1975 General Senior Secondary Social Studies

Curriculum Implementation in Bandung Municipality. Disertasi Doctor

dari Macquary University. Tidak diterbitkan.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: BPP

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Kurikulum

2013. Jakarta: Kemendiknas

Lasmawan, W. (2010). Menelisik Pendidikan IPS dalam Perspektif

Kontekstual-Empirik. Singaraja: Mediakom Indonesia Press Bali.

MaLaughin. (1987). Implementing of ESEA Title I. New York: Columbia University. Miller, J. and Wayne S. (1985). Curriculum: Perspective and Practice. New York:

Longman.

Nana, S. (2005). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek Tahun: Bandung: Rosdakarya

Surapranata. (2006). Penilaian Portofolio. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Suastika. (2006). Strategi Kebijakan Mewujudkan Singaraja Sebagai Kota Pendidikan (Laporan Penelitian). Singaraja: Undiksha

(23)
(24)

Lampiran 02. Absensi Peserta

ABSENSI PESERTA PELATIHAN PELATIHAN PENGEMBANGAN DAN PENGEMASAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN

KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU SD DI KECAMATAN KINTAMANI

No Nama Instansi NIP Tanda

Tangan 1 WAYAN KARWASA SDN 5 BATUR 197112311992032021 2 NI MADE SASIH ARINI SDN KATUNG 196606301986022002 3 NI WAYAN YULI ASTINI YASIH SDN KATUNG 197701262006042031 4 I KETUT NOMER ARIAWAN SDN KATUNG 197209191988032011 5 NI WAYAN SRI LESTARI DEVI SDN 3 KINTAMANI 197001062006042013 6 DEWA GEDE EKAPRAJA SDN 2 SUKAWANA 196504121988041005 7 I NYOMAN MAGONG SDN SEKAAN 198206082005011003 8 I NENGAH ARTHA SDN BONYOH 198210242006042017 9 I MADE SUCIPTA SDN AWAN

198207172006041015 10 I WAYAN KARMA SDN AWAN 196611051990022002 11 LUH KETUT WIDIASIH MANIK SDN 3 SONGAN 196812311988041021 12 NI NYOMAN ARTINIASIH SDN 1 BUAHAN 198009032005011010 13 NI WAYAN CARNI SDN 1 BUAHAN 198110152005012021 14 I NYOMAN PUGRA SDN 1 BUAHAN 198110112005011009 15 NI MADE WIRATI SDN 1 BUAHAN 198012032005011007 16 I MADE SWADARMA SDN 2 JUNGUTAN 198003232005012018 17 I DEWA AYU NYOMAN SRI SUSILAWATI SDN 3 KINTAMANI 197906122006042008 18 I WAYAN ADNYANA SDN 4 SUKAWANA 197012312005011057 19 NI WAYAN SURYATI SD 3 KINTAMANI 196612311988041029

(25)

20 I KETUT RATA SDN BANUA 198206152005011003 21 I WAYAN SUTRISNA SDN BANUA 197112311992032021 22 I KETUT POLENG ARSANA SDN 4 BATUR 197701262006042031 2 I WAYAN ANDRAYUGA SANDI SDN PINGGAN 197209191988032011 24 NI LUH SUKERTI SDN PINGGAN 197001062006042013 25 A.A. GEDE RAKA

PARTAMA SDN 1 SATERA 196504121988041005 26 I GEDE BUDIASA SDN 1 SATERA 198712312010012028 27 NI WAYAN EKAYANTI SDN 1 SATERA 198206082005011003 28 NI LUH PUTU KUMIATI SDN 1 SATERA 198210242006042017 29 NGAKAN MD. AMBARA PUTRA SDN 1 SUKAWANA 198003202005011016 30 NI NENGAH DWI ATMANINGSIH, S.PD.SD SDN 1 BTUR 198502182006042005

(26)

U

S

Lampiran 03. Denah Lokasi Kegiatan P2M (SD 5 Batur)

Keterangan:

Jarak Singaraja ke Lokasi P2M 73 Kilo Meter

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan telah mengembangkan bisnis distribusi gas bumi melalui jaringan pipa dari 3,187 km panjang dengan kapasitas 692 MMSCFD, yang terdiri dari kota-kota utama di

Luas Komoditi Tahun

selain itu juga solusi untuk buah pinang yang masuk di bilah pengantar di mungkinkan karena jarak bilah pengantar dengan mata pisau terlalu masuk kedalam bilah pengantar,

Dari cara-cara tersebut, menulis karya ilmiah bagi kebanyakan guru termasuk guru SD masih merupakan kegiatan yang sulit dilakukan sehingga perlu adanya banyak

Kegiatan P2M pengelolaan sampah ini akan diadakan bagi masyarakat di Banjar Dinas Jero Gusti. Banjar Jero Gusti merupakan salah satu banjar dinas, dari 13 banjar dinas,

Contoh: program pembangunan “mengalokasikan sumberdaya dari kegiatan ekonomi yang produktivitasnya rendah ke kegiatan ekonomi yang produktivitasnya tinggi" dan ”usaha

[r]

Berdasarkan penelitian yang dilakukan hasil yang didapatkan dari pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian avanza di Auto 2000 hanya 19.1%, sehingga