BILYEET GIRO S BILYET Dia
SEBAGAI A GIRO KOS ajukan Gun Me Program
JU
UNI
ALAT PEMB SONG OLE AR na Melengka encapai Gela ALM 09100 m KekhususURUSAN I
FAKULT
IVERSITA
PA
BAYARAN EH BANK B RTIKEL api sebagai P lar Sarjana H oleh : MAR DONI 012111059 san : HukumILMU HU
TAS HUK
AS BUNG
ADANG
2013
N DAN PRA BRI CABAN Persyaratan Hukum m PerdataUKUM
KUM
HATTA
AKTIK PEN NG PADAN n Untuk NOLAKAN NGBILYET GIRO SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DAN PRAKTIK
PENOLAKAN BILYET GIRO KOSONG OLEH
BANK BRI CABANG PADANG
Almar Doni1, Elyana Novira1, Yoviza Media2
1
Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta E-mail :doni.doli99@yahoo.com
2Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Abstract
The parties to atransaction to resolve a particular obligation to payment by the company or employers through the use of a letter relation to banking is a giro. Giro is a warrant for bank customers deposit funds to move some funds from the account to the account holder in question is to be named. Problems in this study : 1) What factors are causing employers still giro. 2) How does the practice of rejection by the bank giro empty desert BRI branch. 3) Sanction is given by the BRI bank branch to publisher giro field empty. This research method is based on the socio-juridical primary data and secondary data. Techniques of data collection through interviews and document research. Based on findings and conclusions stated that : 1) Faktor employers still giro is security, efficient, and offered commercial banks..2) Practice refusal by bank giro empty BRI branch rare desert because holder giro check balances suggest publisher, In the event of rejection of the empty giro holders because holder is not a bank draft check funds/balances publisher. Sanctions provided by the Bank BRI branch of the issuer field empty bank draft to pay the administrative penalty fines Rp. 125.000,- and rejection letter.
Keywords : Factor, Bilyet, Giro, Bank
Pendahuluan
Uang sebagai alat pembayaran yang sah di suatu negara ditetapkan penggunaannya melalui suatu Peraturan Perundang-undangan. Uang rupiah yang beredar di seluruh wilayah Indonesia merupakan alat pembayaran yang sah berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004. Uang rupiah wajib digunakan untuk penyelesaian kewajiban pembayaran di antara
anggota masyarakat di wilayah Indonesia karena merupakan alat pembayaran yang sah. Cara yang dipilih oleh pihak-pihak yang bertransaksi untuk menyelesaikan suatu kewajiban pembayaran tersebut melalui penggunaan sesuatu warkat yang berkaitan dengan lembaga perbankan, maka dikenal antara lain penggunaan cek, bilyet giro, dan electronic
banking. Cek, bilyet giro, dan electronic banking dalam penggunaan
sepenuhnya berkaitan dengan suatu rekening pada bank yang lazim disebut
rekening giro untuk cek dan bilyet giro dan rekening tabungan untuk electronic
banking. Giro adalah salah satu bentuk
simpanan dana pihak ketiga yang dikelola sebagai produk perbankan terutama oleh Bank Umum. Electronic
banking adalah layanan yang
memungkinkan nasabah bank untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan melalui media elektronik antara lain ATM, phone banking,
electronic fund transfer, internet banking, mobile phone. Giro, cek, dan
bilyet giro merupakan bagian yang saling berkaitan dalam kegiatan perbankan di Indonesia. Khusus mengenai bilyet giro sebagai materi utama dalam penulisan proposal ini, sepertinya bagi sebagian masyarakat awam tidak mengetahui apa itu bilyet giro dan bagaimana cara menggunakannya.
Memperhatikan keterbatasan mengetahui informasi dana nasabah bank karna adanya ketentuan rahasia bank tersebut, untuk itu perlu mengetahui dengan baik tentang kelayakan penarikan bilyet giro sebelum menerima bilyet giro dari yang bersangkutan. Kehati-hatian penerima bilyet giro diperlukan untuk mencegah penggunaan bilyet giro kosong oleh penariknya. Dari praktik
perbankan dapat diketahui tentang berbagai motif penarik untuk mengedarkan bilyet giro kosong, misalnya untuk memperoleh keuntungan atau untuk melakukan penipuan.
Walaupun penggunaan bilyet giro biasanya berdasarkan pada kesepakatan antara penerima dengan penariknya. Pihak yang berkaitan dengan pembayaran dari suatu transaksi dapat menolak cara pembayaran melalui bilyet giro karena warkat perbankan tersebut tidak mempunyai kedududukan yang sama sebagai alat pembayaran seperti halnya uang rupiah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini yaitu :
1. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan pengusaha masih menggunakan bilyet giro sebagai alat pembayaran ?
2. Bagaimanakah praktik penolakan bilyet giro kosong oleh Bank BRI Cabang Padang ?
3. Sanksi apakah yang diberikan oleh Bank BRI Cabang Padang terhadap penerbit bilyet giro kosong ?
Berdasarkan beberapa permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang menyebabkan pengusaha masih menggunakan bilyet giro sebagai alat pembayaran.
2. Untuk mengetahui bagaimana praktik penolakan bilyet giro kosong oleh pihak Bank BRI Cabang Padang.
3. Untuk mengetahui sanksi apakah yang diberikan oleh Bank BRI Cabang Padang terhadap penerbit bilyet giro kosong.
Metodologi
Untuk tercapainya tujuan serta manfaat dari penulisan ini, maka di perlukan suatu metode yang berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan penulisan yaitu dengan cara :
1. Jenis Penelitian
Untuk menjawab permasalahan- permasalahan yang ada,
penulis melakukan pendekatan masalah yang bersifat yuridis sosiologis (empiris) yaitu suatu penelitian yang menggunakan metode pendekatan masalah dengan melihat norma-norma atau peraturan-peraturan hukum yang berlaku seperti Undang-undang Nomor 7 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan SKDBI Nomor 28 Tahun 1995 tentang Bilyet Giro kemudian dihubungkan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan yaitu Bank BRI Cabang Padang untuk mendapatkan data primer, disamping itu juga dilakukan penelitian terhadap bahan-bahan kepustakaan untuk mendapatkan data sekunder yang bersifat deskriptif.
2. Sifat Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang menjelaskan dan menggambarkan kejadian sebenarnya yang terjadi mengenai pembayaran dengan bilyet giro dan Bank BRI Cabang Padang mengenai praktik penolakan bilyet giro kosong.
3. Bahan Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua sumber yaitu data primer dan data sekunder :
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara, yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh penulis melalui wawancara dengan Ibu Yulidays Chantika karyawan Bank BRI bagian Teller, Ibu Delli Putri karyawan Bank BRI
bagian Kliring, Ibu Lona Susanti karyawan Bank BRI bagian Dana dan Jasa (DJS) sebagai pihak Bank BRI Cabang Padang (tersangkut), Bapak Jhoni Suryadhi Pimpinan/Mananger KFC Cabang Khatib Sulaiman Padang (penerbit bilyet giro), dan informan yaitu pihak lain dari penerbit dan tersangkut yang tidak terlibat langsung, informan dalam penelitian ini adalah Ibu Elyana Novira dosen Universitas Bung Hatta dan juga pengusaha, yaitu penerima bilyet giro (pemegang bilyet giro).
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui mempelajari bahan kepustakaan yang terdiri dari buku-buku, dokumen-dokumen dan artikel-artikel yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
Adapun data sekunder terdiri dari :
1) Bahan hukum primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, yaitu meliputi Peraturan Perundang-undangan. Diperoleh dengan mempelajari Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan berkaitan dengan pokok pembahasan seperti Surat
Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 28 Tahun 1995 tentang Bilyet Giro.
2) Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan yang menghubungkan dengan bahan hukum primer. Adapun bahan hukum sekunder digunakan yaitu berupa buku-buku hukum, karya ilmiah, dan hasil karya para ahli.
4.Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini, data yang akan dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Dengan demikian ada dua teknik yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini yaitu :
a. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari bahan kepustakaan atau literatur-literatur yang ada terdiri dari Perundang-undangan, dokumen-dokumen, buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dan data yang ada di bank BRI Cabang Padang.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
menjawab permasalahan penelitian dengan cara tanya
jawab dengan bertatap muka antara pewawancara dengan responden yaitu pengusaha yang menerbitkan bilyet giro Bapak Syafrizal, Bapak Jhoni Suryadi dan Ibu Elyana Novira sebagai penerima bilyet giro dan Ibu Delli Putri, Ibu Lona Susanti dengan Ibu Yulidays Chantika karyawan Bank Cabang BRI Padang sebagai pihak tersangkut pada bilyet giro. Informan yaitu pihak lain dari penerbit dan tersangkut yang tidak terlibat langsung, yaitu Ibu Elyana Novira namun sebagai pemegang atau penerima bilyet giro. Wawancara dilakukan dengan semi tersruktur yaitu wawancara yang dilakukan tidak mutlak atau tidak terfokus pada bahan yang telah dipersiapkan saja, akan tetapi disesuaikan dengan tujuan penelitian.
5. Analisis data
Analisis merupakan penyusunan terhadap data yang telah diolah untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Dalam penulisan ini, maka cara analisis yang dilakukan penulis, setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis kualitatif yaitu uraian-uraian yang dilakukan didalam penelitian terhadap data yang terkumpul dengan tidak
menggunakan angka-angka, tetapi berdasarkan pada Peraturan Perundang-undangan, lalu diambil kesimpulan-kesimpulan yang diuraikan dalam bentuk kalimat yang menggambarkan hasil penelitian.
Hasil dan Pembahasan
A. Faktor-faktor pengusaha masih menggunakan bilyet giro sebagai alat pembayaran.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Jhoni Suryadi,
mananger Kentucky Fried Chicken
Cabang Khatib Sulaiman Padang, pada Hari Senin, Tanggal 15 Juli 2013, Jam 11.00 WIB, di KFC Cabang Khatib Sulaiman Padang mengatakan faktor KFC Cabang Khatib Sulaiman Padang menggunakaan alat pembayaran bilyet giro sebagai kewajiban pembayaran kepada suplier atau rekan bisnis adalah karena faktor keamanan dan kenyamanan.
Penggunaan bilyet giro sebagai alat pembayaran juga dilakukan oleh PT. Usaha Tenaga Mandiri yang berada di Jln. Tanjung Perak No. 5 Gaung Teluk Bayur Padang, berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Direktur PT. Usaha Tenaga Mandiri Bapak Syafrizal sekaligus pemilik PT tersebut, pada Hari Selasa
Tanggal 16 Juli 2013, Jam 14.17 WIB, di PT. Usaha Tenaga Mandiri mengatakan faktor perusahaan yang dipimpinnya menggunakan bilyet giro sebagai alat pembayaran adalah karena di tawarkan oleh Bank Danamon Cabang Padang, tempat dimana Bapak Syafrizal menyimpan dana atau nasabah Bank Danamon Cabang Padang.
Bilyet Giro sebagai alat pembayaran juga digunakan oleh Ibu Elyana Novira dosen Universitas Bung Hatta sekaligus seorang pengusaha. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Elyana Novira pada Hari Rabu, Tanggal 17 Juli Tahun 2013, Jam 12.15 di Gedung L Kampus 1 Universitas Bung Hatta, salah satu faktor menggunakan bilyet giro sebagai alat pembayaran adalah karena keamanan, maksudnya melakukan pembayaran hanya dengan memindahkan sejumlah uang dari rekening Ibu Elyana Novira kepada rekan bisnis, tidak melakukan pembayaran dengan uang tunai yang jumlahnya cukup besar.
B. Praktik penolakan bilyet giro kosong oleh Bank BRI Cabang Padang.
Penolakan bilyet giro kosong di Bank BRI Cabang Padang terjadi karena pemegang bilyet giro yang
lupa mencek saldo rekening giro penerbit dan berbohong kepada karyawan Teller bank sudah mencek saldo penerbit baik bertanya kepada penerbit sendiri maupun mencek kebagian DJS bank dan juga tidak luput dari kesalahan karyawan Teller bank yang lupa menyarankan kepada pemegang bilyet giro untuk mencek saldo yang ada di rekening giro penerbit tersebut. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Lona Susanti karyawan Bank BRI Cabang Padang bagian DJS, setelah karyawan bank bagian DJS tersebut menerima bilyet giro dari pemegang bilyet giro, maka akan dilihatnya saldo dari rekening penerbit apakah cukup saldo atau tidak untuk memindahkan sejumlah uang yang tertulis di bilyet giro tersebut.
C. Sanksi yang diberikan oleh Bank BRI Cabang Padang terhadap penerbit bilyet giro kosong.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu
Yulidays Chantika karyawan Bank BRI Cabang Padang bagian
Teller pada Hari Jumat Tanggal
19 Juli 2013 Jam 15.50, mengatakan bahwa pemegang bilyet giro yang akan melihatkan dan memberikan bilyet giro
kepada Teller bank. Teller bank akan menyarankan mencek jumlah saldo atau dana yang tersedia dalam rekening giro penerbit ke karyawan bank bagian DJS tersebut, apabila pemegang bilyet giro sudah mencek sudah ada ketersediaan dana dalam rekening giro penerbit bilyet giro tersebut, maka bilyet giro yang ditujukan ke Teller bank dapat dipindahbukukan sejumlah dana yang tertulis di bilyet giro tersebut. Jika bilyet giro yang ditunjukan dan diberikan kepada
Teller Bank BRI Cabang Padang
dana atau saldo tidak cukup, maka berdasarkan Peraturan Intern Bank BRI Cabang Padang, penerbit bilyet giro akan langsung dikenakan sanksi administrasi yaitu didenda sebesar Rp. 125.000,- (seratus dua puluh lima ribu rupiah) yang akan langsung diambil dari rekening penerbit bilyet giro disertai Surat Keterangan Penolakan (SKP) kepada pemegang bilyet giro untuk diteruskan kepada penerbit bilyet giro tersebut. SKP tersebut berisi tentang informasi alasan penolakan atas selembar bilyet giro yang ditunjukan kepada Bank BRI Cabang Padang.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian diatas, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang menyebabkan pengusaha masih menggunakan bilyet giro sebagai alat pembayaran yaitu : a. Lebih aman penggunaannya. b. Efisien.
c. Penawaran Bank Umum.
2. Praktik penolakan bilyet giro kosong oleh Bank BRI Cabang Padang terjadi, karena sebelum pemegang atau penerima bilyet giro memberikan bilyet giro kepada Teller bank untuk memindahkan sejumlah dana yang tertulis di bilyet giro tersebut dari rekening penerbit ke rekening pemegang atau penerima bilyet giro tersebut, pemegang bilyet giro supaya memberikan bilyet giro tersebut kepada karyawan Bank BRI Cabang Padang bagian Dana dan Jasa (DJS) untuk mencek saldo atau dana dari rekening penerbit tersebut. Penolakan bilyet giro kosong oleh Bank BRI Cabang Padang terjadi karena pemegang tidak melaksanakan saran dari Teller bank untuk mencek jumlah saldo dana dari rekening penerbit bilyet giro.
3. Sanksi yang diberikan oleh Bank BRI Cabang Padang terhadap penerbit bilyet giro kosong dapat berupa sanksi
administrasi, setiap penolakan bilyet giro kosong oleh Bank BRI Cabang Padang akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp. 125.000,- (seratus dua puluh lima ribu rupiah) dan disertai Surat Keterangan Penolakan (SKP). SKP tersebut berisi alasan penolakan bilyet giro kosong yang ditujukan untuk penerbit dengan diberikan kepada pemegang bilyet giro kosong tersebut, apabila dalam jangka waktu tujuh hari atau lima hari kerja bank, penerbit tidak dapat mencukupi saldo dalam rekeningnya maka pihak bank akan mengeluarkan Surat Peringatan Pertama (SP-I).
4. Saran
Penggunaan bilyet giro sebagai alat pembayaran oleh perusahaan dan pengusaha yang menerbitkan bilyet giro tersebut harus meyediakan dana yang cukup untuk melakukan pembayaran dengan bilyet giro. Jangan sampai menerbitkan bilyet giro kosong karena apabila perusahaan dan pengusaha yang menerbitkan bilyet giro kosong akan merugikan pemegang bilyet giro dan juga merugikan penerbit bilyet giro itu sendiri karena akan diberi sanksi oleh pihak bank (tersangkut) apabila menerbitkan bilyet giro kosong dan dipandang buruk oleh pemegang
bilyet giro atau rekan bisnis tersebut juga nantinya.
Sanksi yang diberikan oleh Bank BRI Cabang Padang sudah cukup tegas dan juga memberikan toleransi kepada penerbit bilyet giro kosong tapi saran penulis agar lebih baik Bank BRI Cabang Padang memberikan informasi dan anjuran agar penerbit tidak menerbitkan bilyet giro kosong sewaktu penerbit membuka rekening giro di Bank BRI Cabang Padang. Pihak penerima bilyet giro kosong yang merasa dirugikan sebaiknya mengancam penerbit bilyet giro kosong dengan akan menuntut dengan tuntutan penipuan.
Daftar Pustaka A. Buku-buku
Abdulkadir Muhammad, 1979, Hukum
Dagang Tentang Surat-Surat Berharga, Alumni, Bandung.
Bambang Sugono,2001, Metode Penelitian
Hukum (Suatu Pengantar),Raja
Grafindo Persada, Jakarta. Emy Pangaribuan Simanjuntak, 1993,
Hukum Dagang Surat-surat Berharga,Seksi Hukum Dagang
Fakultas Universitas Gajah Mada,Yogyakarta.
Hermansyah, 2011, Hukum Perbankan
Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta.
Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso, 1995, Surat Berharga :
Masyarakat Modern, Rineka Cipta,
Jakarta.
Johannes Ibrahim, 2004, Bank Sebagai
Lembaga Intermediasi Dalam Hukum Positif, Utomo, Bandung.
Kasmir, 2005, Bank Dan Lembaga
Keuangan Lainnya, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Kasmir, 2002, Dasar-dasar Perbakan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
M. Bahsan, 2005, Giro dan Bilyet Giro
Perbankan Indonesia, Raja Grafindo,
Jakarta.
O. P. Simorangkir, 1988, Seluk Beluk Bank
Komersil, Aksara Persada
Indonesia, Jakarta. Sam A. Walean, 1990, Bank dan
Wiraswasta, Wawasan Global,
Jakarta.
Sojitno Irmim dan Abdul Rochim, 2004, Etika
Perbankan, Batavia Press.
B. Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD).
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 28/32/KEP/DIR Tahun 1995 tentang Bilyet Giro.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
8/33/DASP Tahun 2006 tentang
Tata Usaha Penarikan Cek/Bilyet Giro Kosong.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/29/PBI Tahun 2006 tentang Daftar Hitam
Nasional Penarikan Cek dan Bilyet Gro Kosong.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/13/DASP Tahun 2007 tentang
Daftar Hitam Nasional Penarik Cek atau Bilyet Giro Kosong.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI Tahun 2007 tentang Penerapan
Manajemen Resiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum.
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2011
tentang Transfer Dana. C. Sumber Lain
Bilyet Giro Kosong //
http://Hukumonline.com, diakses pada 30 April 2013, Jam 21.00 WIB.
Kedudukan Bilyet Giro // http: //
Zakyways.blogspot.com. diakses pada 24 April 2013, Jam 19.00 WIB.
Pengaturan Bilyet Giro // http://www.Bank
Indonesia.com, diakses pada tanggal 22 April 2013, Jam 21.00 WIB.