• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Mujigae

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Mujigae"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Mujigae

Mujigae, Bibimbap & Casual Korean Food merupakan salah satu restoran Korea yang tergolong baru di Bandung yang berdiri pada tanggal 10 April 2013 di Ciwalk. Penetrasi budaya Korea di Indonesia mulai dari gaya busana, drama, musik, dan makanan marak bermunculan di Indonesia merupakan salah satu alasan Alvin Arief, Direktur Mujigae Restaurant sekaligus pemiliknya membuka restaurant ini. Dengan mengusung konsep “Korea Experience” dimana ketika kita berada di dalam restaurant akan disuguhkan dengan pelayanan ramah ala Korea, deretan menu hidangan Korea, dan musik video K-pop (Korean pop musik), selain itu pengunjung dapat berfoto ala Korea dan melihat suasana Myeongdong di restoran tersebut.

Kata Mujigae sendiri berarti pelangi yang menjelaskan bahwa masakan dan makanan merupakan sebuah karya seni, di mana makanan bukan hanya berfungsi untuk mengenyangkan saja, tetapi juga, harus menarik mata sehingga setiap orang yang melihatnya ingin segera mencicipi. Keanekaragaman menu dan jenis makanan yang kurang lebih ada 50 jenis dengan harga yang terjangkau menjadi salah satu keunggulan yang ditawarkan. Di luar restorannya terpampang layar besar yang menampilkan video wanita yang menggunakan pakaian adat Korea yang seolah-olah memanggil orang yang lewat untuk masuk dan mengunjungi restoran tersebut. Restoran cukup besar dan terdapat dua lantai di dalamnya. Di lantai dua tempatnya lebih besar dan luas, dapat menampung banyak orang. Terpampang dua proyektor di lantai bawah dan dua proyektor di lantai dua sebagai media untuk memutar video music, drama, maupun reality show Korea yang dibuat untuk menarik perhatian pengunjung agar membuat nyaman dalam menanti menu yang di pesan. Dan yang menarik adalah di tiap meja disediakan Ipad yang fungsinya untuk melihat menu dan dari Ipad tersebut pengunjung dapat request lagu Korea. Selain itu Ipad tersebut juga dapat digunakan untuk memanggil pelayan jika pengunjung mau meminta bill. Pengunjung juga dapat berfoto dan foto tersebut dapat ditampilkan pada display

(2)

2

layar besar resto Mujigae. Para pelayan menggunakan seragam yang senada dengan Korean-Pop culture yang membuat penyajian restoran lebih menarik. Dari pertama berdiri pada tahun 2013 hingga sekarang Mujigae memiliki lima cabang, tiga cabang pertama berada di Jakarta, sedangkan dua cabang lainnya di Bandung. Di Bandung Mujigae berada di mall Ciwalk dan di mall Festival City Link, sedangkan di Jakarta, Mujigae berada di mall Kelapa Gading, Summarecon Mall Serpong dan Summarecon Mall Bekasi (Pribadi, 2015).

1.1.2 Visi Misi Perusahaan - Visi

Menjadi restoran Korea terbaik di Indonesia dengan menjaga cita rasa asli dan budaya Korea.

- Misi

Menyajikan masakan Korea yang sesuai dengan cita rasa masyarakat Indonesia.

1.1.3 Logo Perusahaan

Berikut adalah logo Mujigae resto seperti pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Logo Mujigae

(3)

3 1.1.4 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Mujigae adalah seperti Gambar 1.2:

Gambar 1.2

Struktur Organisasi Mujigae

Sumber: Mujigae (2015)

1.2 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, Bandung dikenal sebagai salah satu kota metropolitan. Di Jawa Barat, Bandung merupakan kota terbesar sekaligus ibu kota provinsi. Sebagai kota metropolitan terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya, Bandung merupakan salah satu tujuan wisatawan mulai dari wisata belanja, fesyen, dan kuliner. (Riswan, 2014).

Selama ini Bandung identik sebagai pusat industry kreatif. Dulu kita mengenal Jalan Cihampelas sebagai maskot industry kreatif di bidang fashion. Beberapa merek lokal yang berasal dari kota sempat menguasai pasar clothing dan outdoor apparel di tanah air. Di era 1990-an hingga awal dekade 2000-an, ratusan toko pakaian yang menyebut dirinya factory outlet tumbuh subur dan semakin menguatkan image Bandung sebagai Parijs van Java. Beberapa tahun belakangan, mulai terjadi pergeseran peta industry kreatif di Kota Kembang ini, dari sandang menuju pangan. Para pelancong yang datang ke Bandung sekarang tidak lagi

(4)

4

menjadikan factory outlet sebagai tujuan utama kunjungan mereka, dan mulai menggeser fokus wisata menuju industry kuliner kreatif yang tengah berkembang di Kota Kembang (Foodservicetoday, 2014).

Banyak wisatawan dari luar kota hanya untuk menghabiskan akhir pekan dengan berbelanja, nongkrong, atau hanya sekedar melewatkan malam berserta keluarga. Mungkin itu juga yang menjadi alasan mengapa dalam tiga tahun terakhir, di Bandung mulai menjamur tempat makan tematik yang banyak digandrungi oleh anak muda. Mulai dari bertemakan vintage, new western, sampai high-tech (Dewi, 2014).

Grafik

Sumber: Bandungkota.bps (Data diolah, 2015)

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2012 ke 2013 terdapat peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Bandung sebesar 108.400 orang, serta pada tahun 2013 ke tahun 2014 terdapat peningkatan yang besar yaitu 864.803 orang. Hal ini dapat dilihat oleh beberapa pebisinis sebagai peluang untuk memperolah laba. Dengan adanya kondisi tersebut menyebabkan persaingan dalam industry food & beverages meningkat. Selain itu makanan merupakan kebutuhan primer, maka tak aneh lagi jika bisnis kuliner di Bandung marak diminati oleh pebisnis. Hal ini ditunjukan oleh tabel perkembangan industri restoran di kota Bandung. 2012 2013 2014 Mancanegara 168712 180603 194062 Domestik 2928157 3024666 3882010 Jumlah 3096869 3205269 4070072 0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 4000000 4500000 Wis at awan

Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung

(5)

5 Tabel 1.1

Data Potensi Restoran, Rumah Makan dan Bar Berijin di Bandung Tahun 2012-2014 No. Jenis Tahun 2012 2013 2014 1 Restoran Talam Kencana - - 1 2 Restoran Talam Salaka 13 26 67 3 Restoran Talam Gangsa 121 141 166 4 Restoran Waralaba 40 42 46 5 Bar 12 12 12 6 Rumah Makan A 20 30 35 7 Rumah Makan B 191 123 145 8 Rumah Makan C 144 150 157 Jumlah 451 524 629

Sumber: Bandungkota.bps (Data diolah, 2015)

Berdasarkan data jumlah restoran tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kota Bandung merupakan daerah yang kaya akan kulinernya. Dari jumlah di atas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah restoran meningkat, oleh karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa pemasaran aktif mengharuskan pelaku bisnis untuk mendefinisiakan “want and need” dari sudut pandang konsumen. Pemilik usaha harus memahami gaya hidup konsumen, kebiasaan dan “packaging” seperti apa yang diinginkan konsumen. Melalui pemahaman tersebut, pelaku bisnis mengharapkan adanya kesamaan antara strategi pemasaran dan motif belanja konsumen. Motivasi belanja konsumen biasanya memberikan nilai lebih terhadap strategi pemasaran yang dikemas para pelaku bisnis dewasa ini, mengingat perkembangan teknologi dan informasi yang mudah didapat bersinergi seiring dengan berkembangnya hubungan sosial.

Masuknya kebudayaan negara lain, globalisasi, dan perubahan gaya hidup, mendorong para pengusaha bisnis restoran untuk menciptakan ide-ide baru pada bisnisnya. Semua restoran yang ada berusaha membuat ciri khas masing-masing.

(6)

6

Beberapa restoran dengan tema kebudayaan negara lain maupun desain interior bertema kultur menjadikan restoran tersebut memiliki nilai lebih dibandingkan restoran lainnya. Para pelaku industri ini pun berlomba-lomba menonjolkan keunggulan mulai dari menu yang unik, lokasi yang strategis, desain interior yang unik dan bertema, harga yang terjangkau, suasana tempat yang nyaman serta hal-hal pendukung lain seperti pelayanan yang ramah dan penggunaan kostum bertema tertentu. Salah satu tren yang sedang melanda masyarakat di Indonesia khususnya di Bandung yaitu tren Korea atau biasa disebut K-Pop. Tren Korea yang sedang mewabah ini dimanfaatkan sebagai peluang oleh para pengusaha untuk mengembangkan usaha sesuai dengan tren tersebut. Di Bandung sendiri sudah banyak beberapa pebisnis restoran yang terjun dalam tren tersebut (Yanto, 2014). Berikut ini merupakan beberapa daftar restoran Korea yang ada di Bandung:

Tabel 1.2

Daftar Restoran Korea di Bandung

No. Nama

Restoran

Alamat Telepon

1 Tudari Jl. Prof Drg Surya Sumantri No.35

+6222-2003216

2 Bing Soo Jl. Sukajadi No. 198B, Pasteur Sukajadi

+6222-2036040

2 Myeong Ga Jl. Professor Doktor Sutami No.52A

+6222-2007363

3 Chingu Jl. Prof Eyckman No. 28 +6222-2041193 4 Donwoori Suki Jl. Lombok 53, Bandung

Tengah

+6222-4261338

5 Ei-Jie PVJ, Sukajadi +6222-82063785

6 Mujigae Ciwalk, Cihampelas 160 +6222-2061015 Sumber: OpenRice (Data diolah, 2015)

Tabel diatas merupakan data restoran Korea di kota Bandung yang menyuguhkan berbagai macam makanan khas Korea baik tradisional maupun modern. Banyaknya restoran Korea tersebut menimbulkan persaingan yang sangat ketat, hal ini mengharuskan pengusaha restoran untuk memilih dan menerapkan

(7)

7

strategi yang tepat. Setiap restoran harus menciptakan suatu produk yang sejenis tetapi dengan merek dan value yang berbeda.

Invasi Korea ke Indonesia berdampak besar terbukti dengan semakin banyaknya restoran-restoran yang menyediakan makanan khas negeri gingseng tersebut. Sekarang, restoran Korea dapat ditemui dengan mudah di berbagai pusat perbelanjaan dan sudut kota. Selain hidangan yang lezat, tentunya yang menjadi pertimbangan dalam memilih restoran adalah desain interior restoran yang nyaman dan indah. Salah satu yang menjadi daya tarik yaitu K-Pop atau Korean Pop style yang mengusung tema anak muda dan berwarna, desain interior yang disuguhkan dan tema music yang diputar merupakan salah satu keharusan dalam sebuah restoran Korean Pop. Hal ini merupakan salah satu faktor penting dalam bisnis kuliner khususnya Korea di Indonesia, karena tidak hanya menarik kepuasan perut, namun kepuasan psikologis melalui suasana yang ditawarkan merupakan pertimbangan penting yang harus diambil dalam membuat sebuah restoran Korea (Galeriarsitektur, 2015).

Dengan segala keunikan dan keunggulan makanan yang dimiliki oleh sebuah restoran Korea, restoran tersebut pun harus memiliki suasana toko atau store atmosphere yang unik dan khas. Mujigae menjadi sebuah restoran Korea yang memiliki nilai lebih dibanding restoran-restoran Korea yang sudah ada sebelumnya. Uniknya Restoran ini menyediakan tablet ios khusus di setiap meja. Tablet-tablet ini bisa digunakan untuk memilih menu makanan, memesan makanan, bermain games, merequest lagu, berfoto-foto bahkan bisa digunakan memanggil pelayan. Mujigae Resto memang menjadikan alat-alat canggih sebagai point plus untuk menarik perhatian pengunjung. Desain interior, suasana dan musik yang di mainkan pun sangat menonjolkan Korean Pop Style. Pelayanan restoran ini pun sudah tidak diragukan lagi. Semua pelayannya baik dan ramah. Bahkan mereka selalu mengenakan kostum-kostum unik untuk hari-hari khusus. Ini tentu saja membuat pelanggan tidak akan pernah bosan (Sumarni, 2014).

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, suasana dalam toko merupakan pertimbangan penting yang harus diambil, hal ini dilakukan untuk menimbulkan kesan yang menarik bagi konsumen dan mempengaruhi konsumen untuk menikmati hidangan di tempat tersebut. Menurut Levy dan Weitz (2012:490) “Store

(8)

8

atmospheric refers to the design of an environment comunications, lighting colours, music, and scent to stimulate customers’ perceptual and emotional responses and ultimately affect their purchase behaviour.” Dari berbagai macam restoran Korea yang ada di Bandung, Mujigae merupakan salah satu restoran Korean Pop yang memiliki faktor-faktor penting sebagai restoran yang menyuguhkan Korean-Pop experience. Mujigae memiliki suasana restoran yang menggabungkan berbagai macam elemen store atmosphere sebagai salah satu strategi nya untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2010:179) keputusan pembelian adalah keputusan pembeli tentang merek apa yang mau dibeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

Store atmosphere tidak hanya dapat memberikan suasana lingkungan pembelian yang nyaman dan menyenangkan saja, tetapi juga mempengaruhi perilaku pembelian konsumen dalam memutuskan pembelian di toko tersebut, menurut Levy dan Weitz (2009:556) “Customer behavior also influenced by the store atmosphere.” Dalam keputusan pembeliannya konsumen tidak hanya memberi respon terhadap barang dan jasa yang ditawarkan oleh pengecer, tetapi juga memberikan respon terhadap lingkungan pembelian yang menyenangkan bagi konsumen, sehingga konsumen tersebut memilih toko yang disukai dan melakukan pembelian. Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa Store atmosphere merupakan faktor penting untuk mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian barang yang menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Restoran Mujigae Bibimbap & Casual Korean Food Bandung”.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah pokok yang telah dikemukakan dalam latar belakang yaitu mengenai hubungan store atmosphere dengan keputusan pembelian, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

(9)

9

1. Bagaimana store atmosphere di Mujigae, Bibimbap & Casual Korean Food.

2. Bagaimana keputusan pembelian konsumen Mujigae, Bibimbap & Casual Korean Food.

3. Bagaimana besarnya pengaruh store atmosphere Mujigae, Bibimbap & Casual Korean Food terhadap keputusan pembelian.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui persepsi konsumen mengenai store atmosphere Mujigae, Bibimbap & Casual Korean Food.

2. Mengetahui bagaimana keputusan pembelian konsumen produk Mujigae, Bibimbap & Casual Korean Food.

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh store atmosphere Mujigae, Bibimbap & Casual Korean Food terhadap keputusan pembelian.

1.5 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat lebih memberi manfaat berupa masukan bagi perusahaan yaitu untuk membantu perusahaan guna menunjang perkembangan perusahaan di masa yang akan datang.

2. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penelitian di bidang manajemen bisnis dan strategi marketing yang menggunakan store atmosphere sebagai strategi pemasarannya, serta untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada suatu produk.

3. Kegunaan Akademis.

Sebagai dokumentasi untuk melengkapi saran yang dibutuhkan dalam penyediaan bahan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan untuk mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap proses keputusan

(10)

10

pembelian. Dan juga dapat dijadikan perbandingan atau bahan masukan bagi penelitian selanjutnya dan diharapkan dapat menambah wawasan tentang store atmosphere dan proses keputusan pembelian.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi yang terdapat dalam skripsi ini, sistematika penulisan skripsi disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini, dikemukakan mengenai latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian. Beberapa data disajikan pula pada bab ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini berisi kajian pustaka dan uraian umum tentang teori yang digunakan serta literatur yang berkaitan dengan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi metode, pendekatan, dan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan maupun menganalisis data yang dapat menjawab serta menjelaskan masalah penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai bagaimana Store atmosphere mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Pengolahannya dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dari hasil pengolahan data berdasarkan data yang telah diperoleh.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan atas hasil penelitian dan saran yang diberikan berkaitan dengan hasil penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan yang mampu bertahan pada persaingan adalah perusahaan yang bisa mengetahui pengaruh dari masing-masing alat bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hedonic shopping motive dan store atmosphere yang dirasakan konsumen untuk mempengaruhi keputusan pembelian di starbucks..

Untuk mengetahui pandangan konsumen Shopee Indonesia terhadap pengaruh Social Media Marketing melalui Aplikasi TikTok akan Keputusan Pembelian yang mereka pilih,

Perusahaan yang mampu bertahan pada persaingan adalah perusahaan yang bisa mengetahui pengaruh dari masing-masing alat bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian

Seperti yang dikatakan Kotler (2012:166) mengumukakan proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap yang dilakukan seorang konsumen sebelum sampai pada

Sedangkan, peritel berusaha untuk mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian suatu barang atau jasa yang ditawarkan. Penjelasan diatas maka store atmosphere berpengaruh

Pada bab ini akan dijelaskan secara rinci tentang pembahasan dan analisa- analisa mengenai pengaruh atribut produk terhadap proses keputusan pembelian konsumen dalam

Penulis bermaksud melakukan penelitian untuk mencari tahu lebih dalam tentang apa yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian online dengan judul penelitan: