BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara dengan owner online shop Nikitasc_ Nikitasc_ didirikan pada bulan Desember tahun 2009, pada awalnya hanya menjual barang-barang bekas seperti; Baju, Celana, dan Aksesoris dijalan Diponegoro,Bandung. Pada awal tahun 2010 Nikitasc_ dipercaya oleh salah satu supplier untuk menjual sepatu branded replika, yang dijual secara eceran dari satu rumah ke rumah lainnya. Kegiatan ini hanya berlangsung hingga 2-3 bulan, melihat respon konsumen yang baik terhadap sepatu branded replika, akhirnya ia membuka sebuah toko di daerah margahyu, namun toko ini hanya bertahan selama 2 tahun.
Pada awal tahun 2012 Nikitasc_ mencoba peruntungan berjualan sepatu branded replika secara online melalui media sosial Instagram, ternyata respon konsumen cukup bagus. Usaha ini dapat berkembang karena Nikitasc_ bekerja sama untuk mendistribusikan sepatu ke toko-toko yang ada didaerah; Bandung, Denpasar, Batam dan Tanjung Pinang. Hal ini berlangsung sampai dengan saat ini.
Harga yang ditawarkan oleh Nikitasc_ relatif lebih murah seperti yang ditunjukan pada tabel 1.1. Model sepatu yang dijual oleh Nikitasc_ selalu update sesuai dengan perkembangan trend yang ada misalnya Adidas Superstar Motif, Nike Air Max, Vans Old School, berbeda dengan para pesaingnya seperti; Fionkstate_store, Rckshop_pku. Terbukti dari jumlah followers Nikitasc_ yang terus meningkat setiap tahunnya, Nikitasc_ mengalami peningkatan followers pertahunnya kurang lebih 1000 followers, mulai dari awal terbentuk dari tahun 2012 sampai tahun 2016 Nikitasc_ memiliki 4200 followers.
Perbandingan Harga Sepatu Branded Replika
No Online Shop Tipe Harga
1 Nikitasc_
Adidas Superstar Rp.550.000 Vans Rp.450.000 Nike Air Max Rp.750.0000
2 Fionkstate_store
Adidas Superstar Rp.650.000 Vans Rp.525.000 Nike Air Max Rp.800.000
3 Rckshop_pku
Adidas Superstar Rp.600.000 Vans Rp.450.000 Nike Air Max Rp.825.000 Sumber : Olah data peneliti melalui instagram
Keunikan pada online shop Nikitasc_ yaitu display gambar yang digunakan pada Instagram menggunakan real picture. Free ongkir untuk wilayah Bandung dan Jabodatbek, untuk wilayah bandung konsumen bisa menggunakan jasa Go-jek namun biaya ongkir ditanggung oleh konsumen. Keunikan lainnya dari Nikitasc_ yaitu pembelian minimal 3/pc dalam 1X transaksi mendapat potongan 10% dari total belanja dan Nikitasc_ juga membuka peluang usaha bagi konsumennya yang ingin bergabung menjadi reseller sepatu branded replika
Tabel 1.2
Koleksi Sepatu Branded Replika Nikitasc_
NO BRAND GAMBAR
2 ADIDAS
3 NIKE
1.2 Latar Belakang Penelitian
Di era modern seperti saat ini, internet banyak digunakan oleh masyarakat untuk memperoleh informasi. Saat ini layanan internet telah ada diberbagai wilayah dengan total pengguna yang sangat besar. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan jumlah pengguna internet di Indonesia tahun mencapai 88 juta orang hingga akhir tahun 2014. Berdasarkan populasi, jumlah pengguna Internet terbanyak adalah di provinsi Jawa Barat sebanyak 16.4 juta, diikuti oleh Jawa Timur 12.1 juta pengguna dan Jawa Tengah 10.7 juta pengguna.
Gambar 1.1
Jumlah Pengguna Internet di Indonesia Sumber : apjii.or.id
Berdasarkan Gambar 1.1 dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah pengguna internet juga dialami oleh masyarakat negara Indonesia. Sebuah survei yang dilakukan oleh Asosiasi PenyelenggaraJasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa pada tahun 2005 jumlah pengguna internet di Indonesia hanya sekitar enam belas juta orang, kemudian dari tahun ke tahun jumlah pengguna mengalami peningkatan yang sangat signifikan hingga pada sepuluh tahun tahun terakhir ini. Di tahun 2012, pengguna internet di Indonesia berjumlah 63 juta orang, di tahun 2013 jumlah pengguna meningkat menjadi 71.2 juta orang, di tahun 2014 jumlah pengguna internet mengalami peningkatan sehingga berjumlah 88.1 juta orang. Dengan majunya teknologi didukung dengan berkembangnya internet banyak hal baru yang timbul salah satunya adalah pembelian atau belanja barang ataupun jasa secara online atau biasa yang disebut dengan Online Shop. Berbelanja secara online telah menjadi alternative cara pembelian barang ataupun jasa, Penjualan secara online berkembang baik dari segi pelayanan, efektivitas, keamanan, dan juga popularitas. (Laohapensang, 2009 dalam suhartini, 2010). Karena mengikuti trend dunia, belanja online mulai marak juga di
Indonesia. Walaupun demikian kebanyakan pengguna internet di Indonesia belum terlalu berani turut serta dalam belanja online.
Gambar 1.2 Pelaku Belanja Online
Sumber : apjii.or.id
Berdasarkan gambar 1.2 dapat diketahui bahwa pengguna Internet lebih banyak menggunakan internet untuk mencari informasi barang/jasa yang akan dibeli, namun masih ada keengganan untuk berbelanja online dengan berbagai alasan. Hanya 27% pengguna internet yang pernah berbelanja online sedangkan sisasnya hanya untuk melihat atau mencari informasi mengenai barang yang akan dicari.
Online Shop memudahkan para konsumen untuk berbelanja kapanpun dan diamanpun. Online Shop telah mengakses semua area perdagangan. Konsumen seolah dimanjakan dengan adanya toko online, konsumen tidak perlu mencari produk yang mereka inginkan dengan mendatangi toko offline atau mall. Toko online sudah menyediakan yang mereka perlukan, bahkan tanpa harus melangkah meninggalkan ruangan merekapun tetap bisa mendapatkan barang yang mereka inginkan dan butuhkan. Dengan akses internet yang semakin cepat akan mendorong tumbuhnya bisnis online shopping dalam beberapa tahun
mendatang. Didukung oleh pertumbuhan kelas menengah dan perubahan gaya hidup dalam memanfaatkan berbagai inovasi di bidang teknologi komunikasi.
Gambar 1.3
Barang yang dijual pada online Sumber: apjii.or.id
Berdasarkan Gambar 1.3 dapat diketahui bahwa pengguna internet lebih banyak menggunakan internet untuk berjualan online di bidang Fashion, terbukti dari survei apjii menyatakan 35.1% yang berjualan online didominasi oleh produk Fashion.
Meningkatnya pengguna internet secara tidak langsung menggambarkan bahwa pengguna semakin aktif dalam membangun jejarin sosial. Hal ini sejalan dengan pernyataan Tore Berg bahwa jejaring sosial dan aplikasinya menjadi bagian integral sebagai produk akhir dari penggembangan. Dari tujuh lokasi penjualan online (forum jual beli, jejaring
sosial, mailing list, blog, domain, messenger dan komunitas online), jejaring sosial adalah tempat yang paling banyak digunakan oleh pengguna internet di Indonesia.
Gambar 1.4
Jenis situs untuk berjualan online yang sering diakses Sumber : apjii.or.id
Berdasarkan gambar 1.4 dijelaskan bahwa situs belanja online yang sering dikunjungi yaitu jejaring sosial sesuai data apjii pengguna jejaring sosial sampai tahun 2014 mencapai 64.9%, terbukti semakin meningkatnya pengguna jejaring sosial dalam berbelanja online maka penjualan melalui jejaring sosial termasuk instagram semakin meningkat.
Peluang bisnis semakin luas dengan adanya online shop. Persaingan bisnis ini pun semakin kuat. Dari persaingan bisnis itulah sehingga banyak beredar barang tiruan/imitasi/replica/premium quality yang menggunakan merek dari perusahaan yang telah mapan. Hali ini dilakukan oleh perusahaan pembuat merek replika untuk mempermudah pemasaran barang terebut.
Pemalsuan produk semakin mudah untuk dilakukan, terutama dibidang fashion sehingga pembajakan dan peredaran produk-produk counterfeit (palsu) pada era globalisasi dan era kemajuan teknologi seperti saat ini semakin meningkat dan menjadi permasalahan serius bagi pihak produsen. Kemajuan teknologi terutama dalam bidang industri/produksi tidak
digunakan untuk mengembangkan ide-ide dan menciptakan produk-produk baru yang inovatif, melainkan disalahgunakan untuk mengejar keuntungan instan dengan memproduksi produk-produk counterfeit.
Konsumen biasanya juga tidak menyadari bahwa sebenarnya membeli dan menggunakan produk-produk counterfeit memiliki dampak dan akibat yang sangat serius baik ditinjau dari sudut pandang ekonomi maupun sudut pandang pemakai produk. Dari kaca mata ekonomi, akan merugikan pemasukan Negara melalui pajak, dan akan merugikan pengusaha dari sisi penghasilan. Dari sisi konsumen, membahayakan kesehatan dan keselamatan pemakai produk karena mengkonsumsi produk yang sering kali tidak sesuai dengan standart produkaslinya (Hidayat dan Phau, 2003).
Salah satu ciri khas dari produk-produk counterfeit adalah harganya yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga produk aslinya. karena alasan itulah pemalsuan marak berkembang di negara-negara berkembang dengan porsi terbesar ada di Asia (Callan, 1998 dalam Hidayat dan Mizerski,2005). Menurut Direktur Jenderal HKI Departemen kehakiman RI, sulitnya pemberantasan pembajakan produk karena kelemahan penegakan hukum, tetapi kelemahan penegakan hukum barangkali merupakan salah satu variabel dari maraknya pembajakan. Masih ada banyak variabel lain yang juga perlu dipertimbangkan, seperti sosial, budaya dan ekonomi (Lai & Zaichkowski, 1999 dalam Hidayat dan Mizerski, 2005).
Tingkat keuntungan yang menggiurkan, terbukanya pasar dan banyaknya permintaan dari konsumen menjadi alasan begitu berkembangnya produk-produk counterfeit. Sebenarnya menghitung kerugian finansial, berapa tingkat penjualan dan berapa keuntungan dari penjualan produkproduk counterfeit ini sangat susah dilakukan karena bisnis seperti ini adalah bisnis yang tidak tercatat secara jelas. Perdagangan illegal tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga 400% sejak tahun 1990 dan dapat mencapai nilai 2 trilyun dollar pada tahun 2020 (Sahin dan Atilgan,2011).
Disamping itu munculnya mal-mal besar seperti Paris Van Java (PVJ), Ciwalk, Trans Studio Mall (TSM) dan Grand Indonesia (GI) yang membuka berbagai outlet sepatu merek luar negri membuat konsumen di Indonesia cendrung memilih membeli merek sepatu luar
negri dibandingkan produk dalam negri. Hal ini dipengaruhi oleh semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat Indonesia khususnya didaerah perkotaan, perilaku konsumen yang yang membeli produk sepatu dengan pertimbangan model, gaya hidup, dan perilaku konsumen dinegara berkembang termasuk Indonesia yang menjadikan Negara barat sebagai trend setter shingga mereka meniru gaya hidup budaya barat, dan berusaha mengikuti kebiasaan masyarakat barat dengan membeli merek luar negri. Adanya presepsi tersebut yang mengatakan bahwa membeli pakaiaan,sepatu luar negri menjadi gaya hidup terutama bagi kaum laki-laki, maka hal tersebut menjadi peluang bisnis perusahaan sepatu sneakers branded tiruan untuk menjual produksi imitasi dengan harapan mendapatkan keuntungan.
Kamar dagang dan Industri Amerika atau United States Trades Room (USTR) juga merilis daftar pasar dibeberapa negara yang diduga memperdagangkan barang-barang bajakan atau premium quality didunia melalui internet. Termasuk dalam negara yang diduga menjual barang-barang bajakan dan premium quality itu adalah Indonesia. Menurut USTR, Indonesia dimasukkan pada daftar pasar yang banyak memperdagangkan barang bajakan dan premium quality bersama beberapa negara seperti Ekuador, Paraguay, Argentina, Hongkong, India,Ukraina, Filiphina, Thailand, Mexico, Pakistan, dan Kolombia
(http://tekno.liputan6.com)
Meningkatnya bisnis pemalsuan barang ini memang terkait dengan perilaku konsumen yang berhubungan erat dengan proses pengambilan keputusan dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. (Kotler dan Amstrong, 2016) Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal. Salah satu faktor eksternal adalah keinginan konsumen untuk terlihat sama dengan role model mereka. Misalnya, seorang wanita yang memiliki role model seorang selebriti yang sering menggunakan barang fashion mewah, maka wanita tersebut pun ingin memiliki barang fashion mewah yang sama, namun apabila kemampun belinya rendah, maka membeli barang fashion palsu menjadi jalan keluarnya. Merk Fashion membantu dalam membentuk personality seseorang sehingga mendapatkan pengakuan dari publik (Fernandez, 2013) kondisi inilah yang menyuburkan pemalsuan.
Dari sinilah muncul peluang bisnis untuk menjual barang fashion palsu. Semakin besar keinginan konsumen,maka semakin tinggi pula jumlah perusahaan yang menghasilkan dan menjual barang fashion replica tersebut.
Sepatu menjadi fashion item yang tidak kalah penting bagi seorang konsumen. Bahkan hampir 90% bisa dikatakan konsumen lebih menyenangi berpergian dengan menggunakan sepatu dari pada sandal. Mereka sering menggunakan sepatu di setiap kesempatan, mulai dari hang out bareng teman, pergi ke kantor dan ke kampus. Itu sebabnya bisa dikatakan bahwa sepatu tidak bisa lepas dari kehidupan para pria dan wanita.
Perkembangan sepatu sneakers semakin marak, yang sedang hangat diperbincangkan yaitu sepatu casual merk Vans, Converse, Asics, Adidas dan Nike. Sepatu yang memiliki model simple tapi elegan sangat banyak diminati oleh kalangan anak muda, selain bisa dipake sehari hari sepatu ini pun biasa digunakan para anak muda untuk bermain atau hang
out(http://www.tokosepaturunning.com)
Berikut ini data merek Sepatu Branded Replika yang dijual di media sosial : Tabel 1.3
Merek Sepatu Branded Replika
No. Brand
1 VANS
2 NIKE
3 ADIDAS
5 NEW BALANCE
6 CONVERSE
Sumber : Olah data peneliti melalui Instagram
Belakangan ini kebanyakan Online Shop menjual sepatu Sneakers branded Replika. Ditambah fashion merupakan produk yang berkembang secara cepat sehingga banyak sekali para konsumen lebih mencari produk sapatu branded replika di online shop. Online shop mejadi wadah yang menyediakan produk sepatu sneakers branded replika dengan kodisi sangat mirip dengan yang asli, tetapi dengan harga yang lebih murah dengan aslinya namun kualitas yang ditawarkan tidak jauh berbeda dibanding aslinya.
Begitu banyak online shop yang menjual sepatu sneakers branded replika salah satu diantaranya adalah Fionkstate_store, Rckshop_pku dan Nikitasc_. Diantara online shop tersebut Nikitasc_ memiliki keunikan yaitu; free ongkir untuk wilayah bandung dan jobedatbek, untuk wilayah bandung konsumen bisa memakai jasa Go-jek namun biaya ongkir ditanggung oleh konsumen. Keunikan lainnya dari Nikitasc_ yaitu pembelian minimal 3/pc dalam 1X transaksi mendapat potong 10% dari total belanja, Nikitasc_ juga membuka peluang usaha bagi konsumennya yang ingin bergabung menjadi reseller sepatu sneakers branded replika dan Nikitasc_ juga menggunakan real picture dalam media sosial instagram yang digunakan.
Berdasasrkan fenomnena dan latar belakang tersebut. Penulis bermaksud melakukan penelitian untuk mencari tahu lebih dalam tentang apa yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian online dengan judul penelitan: “Pengaruh karakteristik personal terhadap minat beli produk sepatu sneakers branded replika pada online shop Nikitasc_
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang disampaikan dalam latar belakang penelitian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut;
1. Bagaimana karakterisitik personal pada Online Shop Nikitasc_? 2. Bagaimana minat beli konsumen pada Online Shop Nikitasc_?
3. Bagaimana pengaruh karakteristik personal terhadap minat beli secara parsial? 4. Bagaimana pengaruh karakteristik personal terhadap minat beli secara simultan? 1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahn diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah; 1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik personal pada online shop Nikitasc_? 2. Untuk mengetahui bagaimana minat beli konsumen pada online shop Nikitasc_? 3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh karakteristik personal terhadap minat
beli secara parsial
4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh karakteristik personal terhadap minat beli secara simultan
1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Akademis
Hasil penelitian yang diperoleh dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan meningkatkan pemahaman mengenai minat beli konsumen terhadap belanja online melalui uji lapangan dan kuisioner.
1.5.2 Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
a. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh karakteristik personal terhadap minat beli produk sepatu sneakers branded replika pada online shop sehingga dapat meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan hasil dari penelitian ini.
b. Bagi konsumen online shop, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi para kosumen/buyer online mengenai pengaruh karakteristik personal, yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan pembelian pada online shop dan mendapatkan kemudahan belanja, informasi dan bertransaksi.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan, maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi dan hal yang dibahas dalam tiap-tiap bab, ada pun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan kegunaan, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJUAUAAN PUSTAKA
Pada bab ini diuraikan tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar dari analisis penelitian, penelitian terdahulu dan kerangka penelitian teoritis.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan tentang jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis.