• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Perusahaan Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Manufaktur merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi sehingga memiliki nilai tambah melalui tahapan proses teknologi (Divianto, 2011). Dari pengertian manufaktur tersebut, maka perusahaan industri manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan bisnisnya memproses bahan mentah menjadi barang yang memiliki nilai tambah atau barang jadi yang layak untuk dipasarkan. Perusahaan industri manufaktur saat ini berkembang sangat pesat setiap tahunnya baik dari segi laporan keuangan maupun saham yang telah go public. Prospek bisnis di bidang industri manufaktur juga terbukti sangat menguntungkan setiap tahunnya yang nantinya akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan. Saham perusahaan industri manufaktur setiap tahun juga mengalami kenaikkan karena banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya disektor industri manufaktur ini untuk keperluan investasi guna memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.

Perusahaan industri manufaktur juga merupakan salah satu penopang perekonomian di Indonesia.

Aktivitas perusahaan yang tergolong dalam kelompok industri manufaktur mempunyai tiga kegiatan utama yaitu (Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal, Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, 2002):

1. Kegiatan utama untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku.

2. Kegiatan pengolahan atau pabrikasi atau perakitan atas bahan baku menjadi bahan jadi.

3. Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi.

Ketiga kegiatan utama tersebut tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada perusahaan industri manufaktur. Ada tiga klasifikasi disektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara lain:

1. Sektor Industri Dasar dan Kimia

(2)

2 a. Semen

b. Keramik, porselen, dan kaca c. Logam dan sejenisnya d. Kimia

e. Plastik dan kemasan f. Pakan ternak

g. Kayu dan pengolahannya h. Pulp dan kertas

2. Sektor Aneka Industri a. Otomotif dan komponen b. Mesin dan alat berat c. Tekstil dan garment d. Alas kaki

e. Kabel f. Elektronika

3. Sektor Industri Barang Konsumsi a. Makanan dan minuman b. Rokok

c. Farmasi

d. Kosmetik dan keperluan rumah tangga e. Peralatan rumah tangga

Menurut sumber data dari www.sahamok.com jumlah perusahaan disektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai saat ini sudah sebanyak 167 perusahaan.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya tentunya membutuhkan dana. Biasanya dana tersebut didapatkan dari berbagai sumber, sumber yang pertama yaitu dari dalam perusahaan yang berupa modal pemilik perusahaan dan laba ditahan. Dan sumber yang kedua yaitu dari luar perusahaan yang berupa hutang atau pinjaman dari pihak-pihak lain. Salah satu pilihan

(3)

3

perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan yaitu dengan menerbitkan saham.

Saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih oleh para investor, karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Tujuan utama mereka berinvestasi di pasar saham adalah untuk memaksimalkan pengembalian yang diharapkan pada tingkat risiko yang rendah. Namun, dalam menjalankan suatu investasi seorang investor akan melakukan berbagai pertimbangan terlebih dahulu sebelum melakukan keputusan untuk berinvestasi.

Biasanya para investor selalu melihat dua faktor utama yaitu faktor tingkat pengembalian saham (return) dan risiko (Tandelilin, 2010). Dalam mengambil keputusan, investor tidak hanya melihat dari dua faktor itu saja, kondisi yang tercemin dalam nilai perusahaan juga akan mempengaruhi terhadap keputusan investasi seorang investor. Perusahaan yang memiliki harga saham yang tinggi akan dinilai baik oleh investor akan tetapi sebaliknya perusahaan yang memiliki harga saham yang rendah akan menjadi kurang menarik bagi investor.

Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen mengacu pada kebijakan atau pedoman yang digunakan oleh perusahaan untuk memutuskan bahwa berapa banyak saham yang dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen dan berapa banyak yang harus disimpan di perusahaan sebagai laba ditahan (Hashemijoo et al., 2012).

Dalam kebijakan dividen terdapat dua kepentingan yang saling berlawanan yaitu, pertama pemegang saham menginginkan pembagian dividen yang besar dan dividen yang akan terus naik, hal ini tentunya akan mengurangi reinvestasi perusahaan. Dan yang kedua, manajemen perusahaan menginginkan reinvestasi yang besar sehingga perusahaan membayarkan dividen dalam jumlah yang sedikit. Untuk mengatasi kedua kepentingan yang berlawanan tersebut maka perusahaan harus mencapai kebijakan dividen yang optimal, karena besar kecilnya pembayaran dividen dapat mempengaruhi harga saham. Sehingga apabila terjadi perubahan dalam pembayaran dividen maka akan terjadi fluktuasi harga saham di pasar modal (Kewon et al., 2002).

Kebijakan dividen diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu dividend payout ratio dan dividend yield, karena dua ukuran tersebut memiliki

(4)

4

makna yang berbeda. Dividend payout ratio menggambarkan seberapa besar laba bersih perusahaan yang digunakan untuk membayar dividen ke investor. Semakin tinggi laba bersih yang diperoleh perusahaan, maka semakin tinggi pula dividen yang akan dibagikan. Perusahaan yang memiliki dividend payout ratio yang tinggi umumnya adalah memiliki jumlah kas yang besar, sehingga perusahaan tidak lagi membutuhkan laba untuk ditahan. Dividend yield menggambarkan suatu rasio yang menghubungkan dividen yang dibayarkan dengan harga saham perusahaan. Dividend yield juga digunakan investor sebagai tolak ukur risiko dan sebagai suatu penyaring investasi. Apabila dividend yield dari perusahaan yang efisien semakin tinggi maka semakin besar kemungkinan saham itu dinilai tinggi.

Hal ini dapat menarik investor untuk menanamkan dananya, sehingga permintaan akan saham akan naik dan dapat menyebabkan harga saham ikut naik juga.

Peneliti juga menambahkan beberapa variabel kontrol untuk memeriksa hubungan antara kebijakan dividen dengan volatilitas harga saham yang telah dilakukan juga oleh beberapa peneliti sebelumnya. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya firm size, debt to total asset ratio, growth in asset, dan earning volatility. Variabel kontrol ini tidak hanya memiliki efek yang jelas pada volatilitas harga saham tetapi mereka juga dapat mempengaruhi kebijakan dividen.

Firm size yang diproksikan melalui total aset dapat memberikan informasi bagi para pelaku pasar modal bahwa perusahaan dapat mengelola aktivitas bisnisnya dengan baik dan ini akan mempengaruhi sikap investor yang terlihat dari perubahan harga saham perusahaan. Besarnya modal perusahaan akan memungkinkan perusahaan untuk melakukan ekspansi (Fahmi, 2015:86).

Ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan akan mengakibatkan ukuran perusahaan semakin besar dan berdampak pada harga saham yang tidak stabil.

Debt to total asset ratio dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Dengan kata lain, rasio ini mengukur tingkat kesehatan perusahaan yang diliat dari utang yang dimiliki perusahaan.

Menurut Darsono (2005) dari pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi pembayaran dividen.

(5)

5

Growth in asset diukur dari perubahan total asset, dimana hal ini dapat memberikan informasi bagi para pelaku di pasar modal. Menurut (Sartono, 2010) mengatakan bahwa pembayaran dividen yang semakin besar akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk investasi sehingga akan menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan dan selanjutnya akan menurunkan harga saham. Hal ini berarti growth in asset memiliki hubungan yang linier dengan volatilitas harga saham.

Earning volatility adalah indikator yang mengukur seberapa stabil laba yang diperoleh perusahaan setiap tahun. Earning volatility tidaklah selalu diartikan sebagai risiko (Bringham & Houston, 2009). Kita harus memikirkan penyebab dari earning volatility sebelum menarik kesimpulan mengenai apakah earning volatility menunjukan adanya risiko. Sehingga earning volatility tidak akan menjadi bagian yang signifikan dari risiko. Dan tentunya hal ini tidak akan menjadi kekhawatiran dari para investor, sehingga harga saham perusahaan tidak akan terpengaruh.

Penelitian yang dilakukan oleh Zakaria, dkk (2012) menunjukan bahwa jika tidak menggunakan variabel kontrol, maka dividend yield berpengaruh signifikan positif dan dividend payout ratio berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap volatilitas harga saham, sedangkan setelah menggunakan variabel kontrol leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap volatilitas harga saham, sedangkan dividend yield menjadi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap volatilitas harga saham.

Penelitian oleh Nishat dan Irfan (2008), Hussainey et al. (2011), Habib et al. (2012), Nazir et al. (2012), dan Hashemijoo et al. (2012) yang kelima-limanya meneliti mengenai hubungan antara kebijakan dividen dan volatilitas harga saham. Kelimanya menggunakan variabel (dependen, independen, kontrol) dan metode yang sama. Perbedaannya hanyalah pada periode penelitian, negara tempat sampel diambil, dan sektor perusahaan dari sampel. Nishat dan Irfan (2008) dan Nazir et al. (2012) menggunakan semua perusahaan dari berbagai sektor sebagai sampel, Hashemijoo et al. (2012) hanya menggunakan perusahaan manufaktur, sedangkan Hussainey et al. (2011) dan Habib et al. (2012) hanya menggunakan perusahaan non-finance. Kelima penelitian tersebut memberikan

(6)

6

hasil yang berbeda-beda. Nishat dan Irfan (2008) membuktikan bahwa baik dividend payout ratio dan dividend yield mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap volatilitas harga saham. Hussainey et a.l (2011), Nazir et al. (2012) dan Hashemijoo et al. (2012) membuktikan bahwa hanya dividend yield berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham, dengan arah negatif. Dan Habib et al.

(2012) membuktikan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi volatilitas harga saham.

Indonesia menjadi negara tujuan investasi bagi para pelaku industri luar negeri yang ingin menanamkan modalnya untuk perluasan usaha. Selain didukung dengan potensi pasar yang besar, Indonesia telah memiliki beberapa struktur industri yang dalam sehingga rantai pasok bisa berjalan baik.. Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang paling diminati karena industri manufaktur memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan nilai investasi di Indonesia. Bahkan melalui penanaman modal tersebut, sektor manufaktur membawa efek berantai pada perekonomian nasional seperti penyerapan tenaga kerja dan peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri. Sisi positif lainnya, stabilitas politik dan keamanan serta ruang bagi penerapan mekanisme pasar yang terbuka lebar merupakan kondisi yang membuat banyaknya minat investasi asing di Indonesia. Menteri Perindustrian mengungkapkan pertumbuhan investasi sektor manufaktur Indonesia tahun 2016 (y-o-y) tercatat mengalami pertumbuhan paling tinggi di tingkat ASEAN sebesar 41,8 persen. Berdasarkan laporan tahunan yang dirilis Bank Dunia terkait peringkat Ease of Doing Business (EoDB) 2018, peringkat kemudahan berusaha Indonesia di 2018 secara keseluruhan naik 19 peringkat dari posisi ke-91 menjadi posisi 72 dari 190 negara yang disurvei. Pada EoDB 2017, posisi Indonesia juga meningkat 15 peringkat dari 106 menjadi 91.

Tercatat dalam dua tahun terakhir, posisi Indonesia telah naik 34 peringkat.

Dengan adanya kenaikan peringkat ini diharapkan akan mendorong para pelaku industri untuk meningkatkan investasinya di Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alasan penulis mengambil perusahaan manufaktur yaitu karena perusahaan manufaktur memiliki berbagai sub sektor industri sehingga dapat mencerminkan reaksi pasar

(7)

7

modal secara keseluruhan. Alasan lainnya yaitu adalah jumlah perusahaan yang masuk kategori perusahaan manufaktur lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan lainnya sehingga saham perusahaan manufaktur lebih banyak diminati oleh para investor. Untuk itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Volatilitas Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018)”.

1.3 Perumusan Masalah

Informasi yang terdapat dalam kebijakan dividen tentang besarnya dividen kas yang akan dibagikan perusahaan merupakan salah satu informasi yang dinilai cukup penting bagi para investor karena adanya informasi asimentris antara manajer dengan investor, karena dalam informasi tersebut mengandung muatan informasi yang berkenaan dengan prospek keuntungan yang akan diperoleh oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang.

Walaupun telah dilakukan sejumlah penelitian tentang pengaruh antara kebijakan dividen dan volatilitas harga saham, namun masih terdapat perbedaan pada hasil penelitian. Perbedaan hasil penelitian ini menimbulkan research gap.

Berdasarkan hasil penelitian yang berbeda tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kebijakan dividen dan volatilitas harga saham lebih mendalam.

1.4 Pertanyaan Penelitian

1. Apakah dividend payout ratio berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018 dengan firm size, debt to total asset ratio, growth in asset, dan earning volatility sebagai variabel kontrol?

2. Apakah dividend yield berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014- 2018 dengan firm size, debt to total asset ratio, growth in asset, dan earning volatility sebagai variabel kontrol?

(8)

8 1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahuai apakah dividend payout ratio berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Iindonesia tahun 2014-2018 dengan firm size, debt to total asset ratio, growth in asset, dan earning volatility sebagai variabel kontrol.

2. Untuk mengetahuai apakah dividend yield berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Iindonesia tahun 2014-2018 dengan firm size, debt to total asset ratio, growth in asset, dan earning volatility sebagai variabel kontrol.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak terkait, baik dalam aspek teoritis maupun aspek praktis. Berikut penjelasannya:

1.6.1 Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta menjadi bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sama dimasa yang akan datang.

1.6.2 Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi calon investor dan investor saham yang melakukan investasi pada perusahaan-perusahaan di pasar modal yang berguna untuk menambah masukan dalam pertimbangan membuat keputusan investasi dan bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan untuk mengamati faktor yang mempengaruhi perilaku investor dalam membuat keputusan investasi terutama dipengaruhi oleh fluktuasi harga saham.

(9)

9 1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi luasnya masalah yang akan diamati dalam penelitian ini, maka penulis memberikan batasan-batasan dalam penelitian ini. Berikut adalah ruang lingkup penelitian ini:

1. Perusahaan manufaktur yang konsisten masuk ke dalam Bursa Efek Indoneisa selama periode 2014-2018

2. Perusahaan manufaktur yang konsisten membagikan kebijakan dividen selama periode 2014-2018

1.8 Sistem Penulisan

Untuk memperoleh gambaran mengenai skripsi ini, maka penyusunan menggunakan sistematika yang terbagi dalam lima bab dengan rincian atau sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan berisi tentang penjelasan secara umum dan ringkas mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Pada bab tinjauan pustaka dan lingkup penelitian berisi tentang rangkaian teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab metode penelitian berisi tentang karakteristik penelitian, alat pengumpulan data, tahapan pelaksanaan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan sumber data, validitas, teknik analisis data dan pengujian hipotesis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang pembahasan analisis pengolahan data sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian.

(10)

10 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab kesimpulan dan saran berisi tentang kesimpulan berupa penyajian secara singkat dari hasil penelitian dan pembahasan serta saran yang ditunjukkan untuk perbaikan terhadap hasil penelitian dan anjuran kepada pihak yang berkepentingan terhadap penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

Metode yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif dan (one-shot) model yaitu model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data dengan cara

Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien dengan tindakan operasi obstruksi

Saya Hervita Laraswati mahasiswa Universitas Indonesia jurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja semester akhir bermaksud meneliti tentang “Analisis Risiko Musculoskeletal

Sesudah mengalami asimilasi progresif total, bunyi-bunyi yang sama tersebut kembali mengalami perubahan bunyi, zeroisasi sinkope, pada salah satu bunyi dari dua

Flavonoida biasanya terdapat sebagai O-glikosida, pada senyawa tersebut satu gugus hidroksil flavonoida (atau lebih) terikat pada satu gula dengan ikatan hemiasetal yang tidak

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik