• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. DATA PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. DATA PERANCANGAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

11

III. DATA PERANCANGAN

A. Tabel Data Perancangan

Data Objek Perancangan Manfaat Data Dalam Perancangan

Buku Dimensi Manusia & Ruang Interior (Panduan untuk standar pedoman perancangan)

Keakuratan info tentang panduan untuk standar pedoman perancangan pembuatan sebuah furnitur milingkupi konsepsi,solusi, inovasi dan implementasi.

Data material furnitur dari berbagai website dan media lain.

Keakuratan info tentang material furnitur, penerapan bentuk-bentuk furnitur yang sudah ada.

Analisis teori penunjang dalam pembuatan furnitur.

Mengoptimalkan proses perancangan.

Brain Storming. Alur dalam menentukan konsep dan ide gagasan.

Pemilihan media pendamping. Mengoptimalkan konstruksi maupun estetika furniture.

Warna dan finishing furniture. Guna mengetahui warna dan finishing saat pengaplikasian.

Popular Art Sejarah dan Perkembangannya

Guna mengetahui deskripsi Pop Art serta penggunaannya dalam pengaplikasian produk.

Tabel 3.1 Data Perancangan Sumber : Achmad Wahyuddin Hamim, 2014 B. Rincian Data Perancangan

1. Identifikasi Popular Art

Pop art berasal dari kata Popular art. Pop art adalah aliran seni yang memanfaatkan simbol-simbol dan gaya visual yang berasal dari media massa yang populer seperti koran, tv, iklan dan lain-lain. Pop Art merupakan sebuah gerakan seni yang muncul di Inggris pada tahun 1950an dan 1960-an. Pop Art adalah suatu seni yang terkadang abstrak, menyenangkan dan berlawanan dengan pembuatan seni

(2)

12

artistik pada umumnya. Sebelum pop art ada, seni adalah milik orang-orang kaya, pintar, media, dan para seniman itu sendiri. Mereka menerjemahkan keindahan sesuai dengan teori-teori ideal mereka yang cenderung filosofis dan rumit. Lalu lahirlah abstrak ekspresionisme. Seperti namanya, keindahan suatu karya abstrak ekspresionisme yang tidak bisa dinikmati tanpa kita perlu berpikir dan mencerna. Pop art merupakan bentuk reaksi terhadap ide-ide abstrak ekspresionisme dengan menegaskan unsur dangkal segala budaya dengan penggunaan ironi.

Kemudian Roy Lichtenstein dan kawan-kawan berusaha mengubah keadaan ini dengan membuat seni dapat lebih dipahami oleh semua orang dari berbagai kalangan. Roy Lichtenstein juga salah satu tokoh Pop Art yang terkenal. Salah satu bentuk awal desain Pop art adalah karya dari Richard Hamilton, John Mchale dan John Voelcker pada tahun 1956 yang berjudul “Just What Is It That Makes Today’s Homes So Different, So Appealing?”. Karya tersebut berupa penggabungan potongan gambar dari berbagai sumber. Sehingga Pop Art pada dasarnya berasal dari istilah

Popular Culture, yaitu sebuah ungkapan yang menggambarkan sebuah budaya rendah atau kalangan bawah karena lebih berkaitan dengan masalah hiburan, komersial bahkan selera masyarakat awam. Pop art ini pertama berkembang pada pertengahan 1950an di Inggris dan pada akhir 1950an di Amerika Serikat. Artis-artis pop pada jaman itu hanya mementingkan gambaran-gambarannya di Billboards, lukisan, pengiklanan majalah atau produk. Lalu Lawrence Alloway seorang kurator menggunakan istilah budaya popular di dalam esainya yang berjudul “The Arts and Mass Media”. Alloway adalah salah seorang pengkritik yang mempertahankan Pop Art sebagai sebuah bentuk seni yang sah.

Pop Art adalah reaksi kepada ide-ide dominan lukisan abstrak. Pop Art menggunakan tokoh popular untuk menentang kebudayaan kumpulan elit dalam seni, menekankan elemen-elemen yang tidak menarik atau pertunjukkan seni yang tidak bernilai dalam sebuah kebudayaan. Pop Art mensasarkan kepada penonton yang luas dan pop art merupakan bentuk perluasan subjek seni yang berasal dari (kemasan) desainer grafik kemasan, tanda, billboard dan iklan.

Pop art pertama kali dipopularkan oleh Andy Warhol dari Amerika yang merepetisi foto wajah-wajah artis Hollywood seperti Marilyn Monroe atau Elvis Presley dengan silk screen dan menggunakan warna-warna komplementer. Hasilnya

(3)

13

wajah-wajah artis tersebut muncul dengan warna-warna yang unik dan berbeda dari aslinya. Karya-karya seperti ini biasanya diproduksi untuk cover-cover album atau poster pertunjukan musik dan kemudian berkembang untuk poster-poster sosial sampai poster komersil.

Pada perkembangannya, Pop Art telah berubah menjadi sebuah cabang seni visual baru yang memiliki ciri khas unik. Seperti penggunaan objek sehari-hari sebagai tema utamanya (papan iklan, lampu, tokoh politik, penyanyi pop dan lain sebagainya). Dan desain Pop Art tidak hanya di tuangkan dalam media cetak, sablon kaos, aksesoris motor, tetapi digunakan juga untuk mempercantik rumah, untuk bagian luar maupun dalam. Seperti bangunan dengan banyak cat berwarna berani, model sofa atau kursi yang unik. Hal ini juga merupakan salah satu dari berbagai perkembangan seni desain Pop Art.1

2. Identifikasi Karakter KayuPlywood/Multiplek

Plywood atau lebih dikenal dengan triplek/multiplek banyak digunakan untuk membuat kitchen set. Multiplek dibuat dari beberapa lapis kayu lembaran tipis, atau lapisan yang arah seratnya disusun saling melintang antara lembaran bawah dengan lembaran bagian atas secara bersamaan dengan lem khusus di bawah tekanan besar sehingga didapatkan ketebalan tertentu. Lembaran-lembaran tersebut biasanya diperoleh dari proses pengupasan kayu. Dari proses ini diperoleh lembaran yang lebar dan panjang pada ketebalan yang kecil (0.3mm - 3mm). Dari kontruksi yang digunakan untuk membuat plywood, maka bahan ini sangat tahan terhadap resiko pecah/retak, melengkung atau melintir yang tergantung pula pada ketebalannya. Dimulai dari standar ketebalan 3mm, 4mm, 6, 9, 12, 15, 18mm dan seterusnya. Pada awalnya plywood diproduksi karena kebutuhan akan papan lebar sangat besar dan apabila menggunakan kayu solid sangat beresiko tinggi terhadap efek penyusutan kayu (melengkung, melintir dan pecah/retak).

1 Aliran Pop Art, Sejarah dan Perkembangannya (2014, 20 September). Diakses dari

(4)

14

Kelebihan plywood adalah karena daya tahannya terhadap penyusutan kayu dan ukuran panjang lebar yang tidak mungkin didapatkan dari kayu solid pada posisi kualitas yang sama. Tetapi bukan berarti plywood punya daya tahan yang sama kuatnya terhadap cuaca, material ini hanya direkomendasikan untuk perabot didalam ruangan (indoor). Kelemahan paling besar pada plywood terdapat terdapat pada sisi tebalnya, sisi tebal plywood merupakan bagian yang paling mudah menyerap air dan permukaannya sangat kasar. Untuk mendapatkan kehalusan yang baik harus ditambahkan penutup pada sisi tebal.2

Gambar 3.1 Kayu Plywood/multipleks Sumber : tentangkayu.com

3. Analisis Teori Penunjang

Dalam konteks proses merancangan sebuah desain produk, diperlukan teori- teori yang mendukung jalannya proses tersebut. Teori-teori tersebut diperlukan guna mencapai desain produk yang optimal dengan proses perancangan.

a. Pendekatan Antropometri dan Ergonomi

Rak adalah komponen interior yang paling sering digunakan sebagai wadah penyimpanan atau display barang-barang. Bukan saja barang-barang tersebut harus dapat dijangkau secara antropometri, namun juga harus dapat dilihat dengan baik. Tinggi yang ditetapkan harus sesuai dengan jangkauan genggaman vertikal serta tinggi mata. Dalam menentukan batas-batas ketinggian, data ukuran tubuh orang yang lebih kecil yang harus digunakan. Ketinggian yang

2

Memahami Plywood Sebagai Bahan Alternatif (2014, 20 September). Diakses dari http://www.tentangkayu.com/2008/01/memahami-plywood-sebagai-bahan.html

(5)

15

disarankan merupakan perpaduan antara kebutuhan-kebutuhan untuk jangkauan dan penglihatan atau pandangan.

Sebagai salah satu cabang ilmu, ergonomi adalah sebuah praktek mendesain sebuah produk sehingga pengguna bisa melakukan tugas kegunaan, operasional, pelayanan, dan dukungan dengan tingkat stres sekecil mungkin dan tingkat efisiensi semaksimal mungkin. Untuk mencapai ini, desainer harus membekali diri mereka dengan pengertian dan pengetahuan akan kebutuhan, karakteristik, kemampuan, dan batasan yang ditujukan untuk pengguna dan desain itu sendiri. Atau dengan kata lain, desainer harus membuat desain yang tepat sesuai dengan manusia bukan manusia yang sesuai desain.

Dimensi tubuh manusia yang mempengaruhi perancangan ruang interior terdiri dari dua jenis, yaitu struktural dan fungsional. Dimensi struktural, kadangkala disebut sebagai dimensi “statik”, mencakup pengukuran atas bagian-bagian tubuh seperti kepala, batang tubuh dan anggota badan lainnya pada posisi-posisi standar. Sedangkan dimensi fungsional, yang disebut pula sebagai dimensi dinamik, sesuai dengan istilah yang digunakan meliputi pengukuran-pengukuran yang diambil pada posisi-posisikerja atau selama pergerakan yang dibutuhkan oleh suatu pekerjaan.3

b. Konsep Desain Furnitur

Furnitur merupakan benda yang berkaitan erat dengan manusia beserta aktivitasnya. Furnitur memiliki fungsi yang sangat membantu manusia dalam berbagai aktivitasnya, dalam hal ini furnitur rak buku pada ruang kerja memiliki peranan penting dalam ruang tersebut. Oleh karena itu rak buku pada ruang kerja harus memiliki konsep dasar dalam perancangannya. Menurut Marizar (2005:76), dalam konteks merancang desain furnitur kreatif, ada lima langkah yang harus dilalui untuk mencapai desain furnitur yang optimal.

i. Analisis Aktivitas Manusia

Analisis mencakup semua aktivitas manusia yang dilakukan berkenaan dengan fungsi sebuah furnitur. Dalam analisis akan ditemukan beragam

3

Julius Panero, AIA, ASID dan Martin Zelnik, AIA, ASID, Dimensi Manusia dan Ruang Interior (Jakarta, Penerbit Erlangga : 2003), 16

(6)

16

sikap tubuh manusia terhadap sebuah furnitur, misalkan sikap berdiri ketika didepan sebuah rak.

ii. Analisis Bentuk dan Fungsi

Kenyamanan dapat dicapai melalui bentuk yang sesuai dengan fungsi dan juga anatomi tubuh manusia. Bentuk furnitur yang kreatif dan inovatif biasanya mengacu pada bentuk-bentuk dasar yang ada disekitar lingkungan manusia. Ide bentuk bisa berasal dari bentuk-bentuk organik, seperti bunga, burung, pohon dan lain-lain. Bentuk tersebut dapat dipilih untuk kemudian diolah menjadi bentuk baru guna memnuhi fungsi-fungsi sebuah furnitur. Analisis ini dapat membuka peluang yang besar dalam eksplorasi bentuk furnitur yang kreatif dan inovatif.

iii. Analisis Ergonomi

Menurut Marizar (2005: 106) Ergonomi merupakan sistem kerja manusia yang berkaitan dengan fasilitas dan lingkungannya, yang saling berkaitan satu sama lain. Analisis ini bertujuan untuk mencari kesesuaian antara karakteristik pekerjaan dan karakteristik tubuh manusia. Selain itu, analisis ini juga bertujuan untuk menciptakan kenyamanan bagi pengguna produk furnitur dalam kehidupan nyata.

iv. Analisis Antropometri

Antropometri dibutuhkan dalam proses desain furnitur berkaitan dengan ukuran tubuh manusia secara fisik. Antropometri meliputi pengukuran terhadap berbagai sikap gerak tubuh manusia secara umum sebagai upaya penyesuaian dalam pencapaian kenyamanan dan keamanan. v. Analisis Bahan dan Tekstur

Secara garis besar, bahan terbagi menjadi dua jenis. Pertama, bahan dari alam seperti kayu, rotan, bambu, besi, kulit, pandan dan sejenisnya. Kedua, bahan buatan atau sintetis seperti plastik, fiberglass, upholstery, kulit imitasi dan sejenisnya.

c. Analisis Struktur dan Konstruksi

Struktur dan konstruksi merupakan bagian dari proses desain yang disusun setelah bahan-bahan untuk furnitur dipilih dan disatukan dengan

(7)

sambungan-17

sambungan. Konstruksi adalah sambungan antara komponen satu dengan komponen lainya, yang tersusun secara struktural. Teknik konstruksi dan struktur merupakan dasar yang perlu diketahui oleh para desainer dan pengrajin kayu guna membuka peluang sebesar-besarnya untuk mengolah kayu, mengetahui cara perakitan yang sesuai dengan marterial yang dipakai. Konstruksi dipisahkan menjadi tiga klasifikasi menurut B. suparto (1979) berdasarkan jenis, sistem, atau sifat konstruksinya.

 Konstruksi antara materi dengan materi secara permanen, tidak berubah atau sering disebut dengan fixed construction.

 Konstruksi antara materi dengan materi atau antara elemen dengan elemen yang dapat dilepas atau dapat dibongkar pasang atau yang sering disebut dengan knocked down system.

 Kontruksi antar material dengan material yang dapat bergerak, labil, yang dapat dipasang menurut kebutuhan, dapat berubah dan selalu berubah sesuai dengan beban.

d. Analisis Warna

Salah satu unsur desain furnitur yang perlu di analisis secara cermat adalah pemilihan warna yang akan digunakan dalam desain furnitur. Secara psikologis pemilihan warna akan berfungsi kepada fungsi dan karakter desain furnitur yang diciptakan. Dengan memperdalam analisis dan teori warna dengan literatur yang lengkap, maka diharapkan desainer dapat lebih bijak memilih pewarnaan pada furnitur. Warna furnitur adalah jiwa pemakai sekaligus jiwa dari ruang yang ditempatinya.

Menurut Maran L. David dalam bukunya Visual Design in Dress (1987:119) yang dikutip Sulasmi Darmaprawira, menggolongkan warna menjadi dua, yaitu warna eksternal dan internal. Warna eksternal adalah warna yang bersifat fisika atau faali, sedangkan warna internal adalah warna sebagai persepsi manusia.4

4

(8)

18

Secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu memberikan respon secara psikologis. Molly E. Holzschlag (seperti dikutip Kusrianto, 2007), seorang pakar tentang warna, dalam tulisannya Creating Color Scheme membuat daftar mengenai kemampuan masing-masing warna ketika memberikan respon secara psikologis, seperti warna merah mampu memberikan respon yang ditimbulkan kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresifitas, bahaya; warna biru menimbulkan kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, warna hijau menimbulkan kesan alami, kesehatan, pandangan yang enak, warna kuning menimbulkan rasa optimis, harapan, filosofi, ketidakjujuran/kecurangan, pengecut, pengkhianatan; warna ungu menimbulkan spiritual, misteri, keagungan, perubahan, bentuk, galak, arogan, warna orange menimbulkan energi keseimbangan, kehangatan; warna coklat menimbulkan respon dapat dipercaya, nyaman, bertahan; warna abu-abu menimbulkan intelek, futuristik, modis, kesenduan, merusak; dan warna putih menimbulkan rasa bersih, kemurnian/ suci, kecermatan, innocent (tanpa dosa), steril, kematian.

e. Teknik Perkayuan

Kayu merupakan salah satu material yang paling sering digunakan untuk furnitur. Kayu merupakan material yang sangat luas cakupan penggunaanya. Hal ini pasti sangat berpengaruh pada bagaimana kayu tersebut diolah guna memenuhi suatu kebutuhan. Teknik Perkayuan atau Teknik Pengolahan Kayu merupakan dasar yang perlu diketahui oleh para desainer dan pengerajin kayu guna membuka peluang sebesar-besarnya untuk mengolah kayu menjadi sesuatu yang diharapkan. Teknik pengolahan kayu meliputi proses pemilihan, pembentukan, perakitan hingga proses penyelesaian (finishing). Proses pengolahan kayu dapat dikatakan sederhana, tetapi hal tersebut sangat bergantung pada tujuan yang ingin dicapai. 4. Prinsip Desain

Prinsip desain merupakan aturan dasar yang harus diikuti dalam proses perancangan sebuah desain dalam hal ini perancangan furnitur rak buku guna menghasilkan desain yang baik. Menurut Darsono Sony Kartika dan Adi Kusrianto (2007),

(9)

19

prinsip-prinsip desain sebagai berikut : a. Kesatuan

Kesatuan merupakan isi pokok dari komposisi atau efek yang dicapai dalam suatu susunan atau komposisi di antara hubungan unsur pendukung karya, sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan tanggapan secara utuh. Berhasil tidaknya pencapaian bentuk estetik suatu karya ditandai oleh menyatunya unsur-unsur estetik, yang ditentukan oleh kemampuan memadu keseluruhan. Dapat dikatakan bahwa tidak ada komposisi yang tidak utuh. Ada keutuhan yang dapat dijangkau dengan beberapa peristiwa. Keutuhan karena dominan, tanpa dominan desain atau penyusunan menjadi tak sempurna. Penonjolan atau dominan dapat dihasilkan dengan membuat susunan rupa dengan memperkuat nilai kontrasnya (bukan Berlebihan).

b. Keseimbangan

Keseimbangan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual ataupun secara intensitas kekaryaan. Bobot visual ditentukan oleh ukuran, wujud, warna, tekstur, dan kehadiran semua unsur dipertimbangkan dan memperhatikan keseimbangan.

c. Proporsi

Proporsi mengacu kepada hubungan antara bagian dari suatu desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Suatu ruangan yang kecil dan sempit bila diisi dengan benda yang besar tidak akan terlihat baik dan juga tidak bersifat fungsional.

d. Kesederhanaan

Kesederhanaan dalam desain, pada dasarnya adalah kesederhanaan selektif dan kecermatan pengelompokan unsur-unsur artistik dalam desain.

e. Aksentuasi

Desain yang baik mempunyai titik berat untuk menarik perhatian (point of interest). Ada berbagai cara untuk menarik perhatian kepada titik berat tersebut, yaitu dapat dicapai dengan melalui perulangan ukuran serta kontras antara tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk atau motif.

(10)

20

5. Finishing

Finishing Duco atau lebih dikenal dengan cat Duco merupakan salah satu cara untuk memperindah dan membuat finishing pada furnitur. Pada intinya, teknik ini adalah mengecat furnitur mentah dengan menggunakan cat yang disemprot. Selain pada furnitur, teknik ini juga sering diterapkan pada pintu, jendela serta bagian bangunan lainnya yang berbahan kayu. Ada beberapa tahap pengerjaan finishing cat duco ini, antara lain sebagai berikut:

1. Membersihkan dan menggosok permukaan furnitur yang akan dilapisi finishing cat duco

2. Memberikan lapisan filler atau pengisi celah serat kayu

3. Membersihkan dan menggosok kembali permukaan yang telah diberi filler

4. Pemberian cat dasar

5. Membersihkan dan menggosok kembali permukaan furnitur

6. Pemberian lapisan cat lagi. Pada tahapan ini, menggosok permukaan mebel dapat dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan kualitas terbaik

7. Pemberian lapisan akhir atau coating, dapat berupa lapisan clear coat yang glossy

(mengkilap)

Kelebihan dari teknik finishing cat duco adalah :

1. Lebih fleksibel, karena bisa diterapkan di hampir semua jenis material kayu

2. Pilihan warnanya tak terbatas, karena cat bisa dicampur untuk mendapatkan warna tertentu

3. Memberikan hasil yang terlihat fancy ataupun mewah

4. Hasil akhir dapat disesuaikan, apakah tampak glossy (mengkilap) maupun doff.

Sementara kelemahan teknik cat duco adalah :

1. Waktu pengerjaannya relatif lama, karena ada banyak proses yang harus dilalui 2. Harga finishing ini relatif mahal

3. Daya tahan cat ini sangat tergantung pada ketebalan lapisan coating dan jenis cat yang digunakan.5

5

(11)

21 Gambar 3.2 Cat Duco

Sumber : www.artomorocat.com C. Objek Referensi dan Inspirasi

Melalui proses analisis desainer mempunyai persepsi mengenai sebuah rak buku kerja yang baik harus meliputi aspek kesatuan, keseimbangan, proporsi, kesederhanaan dan aksentuasi. Berikut beberapa desain rak buku yang menjadi acuan desainer dalam perancangan ini.

1. Squaring Moveable Bookshelf

Sekilas melihat lemari buku ini, tampak seperti lemari penyimpanan buku biasa, namun dibalik tampilannya yang biasa lemari ini menyimpan sesuatu yang luar biasa. Squaring Book Shelf, lemari buku ini dirancang oleh desainer

asal Korea Sehoon Lee yang dapat bergerak dan berubah bentuk. Dibalik

lemari buku ini terdapat engsel yang memungkinkan lemari untuk berubah bentuk.

Gambar 3.3. Squaring Moveable Bookshelf Sumber : www.mobgenic.com/2013/11/18

(12)

22

2. Cat Library

Dibuat oleh desainer asal belgia corentin dombrecht, Rak buku cat library sengaja didesain khusus untuk para kucing. Seperti biasa rak buku pada umumnya, dengan tambahan keranjang duduk yang di atas rak disusun seperti tangga untuk kucing agar dapat mencapai puncak.

Rak yang pernah dipamerkan di 101% designed in brussel ini juga pernah dipamerkan di the Stockholm furniture fair 2011. Dibentuk dari kayu, rak ini sengaja tidak dicat dan tidak dilapisi material apapun, setelah diobservasi, desainer tidak memberikan finishing agar kucing tidak tergelincir saat menaiki rak buku tersebut.

Gambar 3.4. Cat Library Sumber : www.designboom.com

3. Rak Dinding Minimalis

Rak buku akan terkesan dramatis dengan tampilan layaknya pelangi. Gradasi warna dari buku dengan tatanan buku yang rapi akan menciptakan tampilan ruangan yang menarik. Selain itu, menata buku bisa berdasarkan jenis, tema dan ukuran buku. Seperti menata buku fiksi dan non fiksi di rak lemari yang berbeda. Selain itu, agar rak buku tampil menarik, Anda dapat mengkombinasikan dengan karya seni yang digantungkan di dinding atas rak buku. Foto-foto, lukisan, dan karya seni lain juga dapat ditempatkan dengan

(13)

23

teknik lapisan (layering) atau mengkombinasikan degan berbagai bingkai dengan bentuk, ukuran dan model yang berbeda agar tampil menarik.

Gambar 3.5. Rak Dinding Minimalis

Gambar

Tabel 3.1 Data Perancangan  Sumber : Achmad Wahyuddin Hamim, 2014
Gambar 3.1 Kayu Plywood/multipleks  Sumber : tentangkayu.com
Gambar 3.3. Squaring Moveable Bookshelf Sumber : www.mobgenic.com/2013/11/18
Gambar 3.4. Cat Library Sumber : www.designboom.com
+2

Referensi

Dokumen terkait

Nilai koefisien regresi variabel harga daging sapi 1,034 merupakan elastisitas harga sendiri terhadap jumlah permintaan daging sapi dengan nilai lebih besar dari

General Certificate of Education Advanced Level. FURTHER

Selain itu, adanya pelatihan yang berkaitan dengan keahlian teknik adalah usaha untuk lebih meningkatkan kemampuan tenaga kerja trampil dalam pekerjaan perawatan pada

Berdasarkan hasil penilaian pada faktor capital yang diwakili oleh rasio CAR maka dapat disimpulkan bahwa Bank CIMB Niaga pada faktor capital memperoleh predikat

Pihak manajemen belum membuat pos khusus untuk biaya lingkungan yang diklasifikasikan menjadi 4, yaitu: biaya pencegahan, biaya pendeteksian, biaya kegagalan

 Sama seperti Bagian J1, bagian J3 ini diisi dengan total pengeluaran seluruh anggota rumahtangga berdasarkan sifat pengeluaran yang dikeluarkan, apakah biasanya

Berdasarkan metode Lean Service yang digunakan, atribut yang memiliki tingkat kinerja rendah tersebut dapat diperbaiki tingkat kinerjanya dengan cara: memasang

PENERAPAN METODE HYPNOTEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBACA PERMULAAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia |