Menurut Ditjen Perkebunan (2011) bahwa luas
areal perkebunan kelapa sawit yang ada di
Indonesia adalah 9,1 juta ha
Kawasan secara ekonomis kurang produktif untuk
penyediaan sumber pakan & menjadi kawasan
Petani kelapa sawit menganggapnya sebagai
gulma sehingga perlu ada penanganan kontrol
melalui penyemprotan herbisida atau
pembabatan agar tidak terlalu menganggu
pertumbuhan kelapa sawit
.
Program sapi-sawit, mampu menekan biaya
penggunaan herbisida dan efisiensi penggunaan
tenaga kerja.
Keterkaitan ini memberikan suatu mutualisme bagi
petani pengelola sawit ataupun masyarakat di
sekitar perkebunan di dalam mengembangkan
usaha lain seperti peternakan sapi (diversifikasi
usaha)
Dari perkebunan kelapa sawit yang begitu luas
maka akan ada vegetasi antar tanaman kelapa
sawit berupa semak, ilalang dan rumput
lapangan, serta dimungkinnya dikembangkan
sumber hijauan makanan ternak berupa rumput
gajah atau sejenisnya.
Tanaman kelapa sawit menghasilkan limbah
berupa hijauan daun, pelepah, serta batang
kelapa sawit hasil dari replanting
Pabrik kelapa sawit menghasilkan limbah
tandan buah kosong, serat perasan buah,
bungkil kelapa sawit serta lumpur atau Palm
Sludge
Oleh karena itu:
peluang alternatif dalam meningkatkan
kesejahteraan petani dengan sistem
integrasi kebun kelapa sawit dengan ternak
ruminansia ( sapi potong, sapi perah, kerbau,
kambing dan domba)
Integrasi Tanaman
Pakan-Sawit
• Jenis rumput & legum yg tahan naungan
1. Panicum maximum
2. Brachiaria decumbens
3. Paspalum conjugatum
4. Calopogonium mucunoides
5. Pueraria phaseoloides
Fungsi tan.pakan:
• Fungsi rumput dalam perkebunan kelapa
sawit adalah untuk mengontrol gulma, hal ini
karena pertumbuhan rumput yang agresif
dan perakaran yang berada pada
permukaan tanah serta kompetitif dalam
mengambil unsur hara tanah.
Fungsi tan.pakan:
• Produksi bahan kering dan energi untuk
pakan ternak, tetapi nutrisi untuk memenuhi
kebutuhan ternak dalam lahan sawit yang
berasal dari rumput belum cukup, sehingga
perlu penambahan tanaman legume pada
lahan tersebut
Hasil samping dari limbah perkebunan
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan
ternak,
Kotoran ternak dan sisa pakan ternak serta
hasil panenan yang tidak dapat digunakan
untuk pakan dapat didekomposisi menjadi
kompos sebagai penyedia unsur hara untuk
meningkatkan kesuburan lahan
Kapasitas tampung
• Kemampuan lahan tanaman perkebunan kelapa
sawit untuk budidaya sapi potong sangat
tergantung pada kondisi tanaman kelapa sawit,
produksi tanaman sela dan sistem
pemeliharaan ternak (Grazing atau cut and
carry)
Kapasitas tampung
• Sawit umur 1-3 th ::::::: 1-3 ekor/ha/th
• Sawit umur 10 th ::::::: 0.4-0.6 ekor/ha/th
• Sawit umur >10 th :::::: 0.4 ekor/ha/th
Menjadi tenaga ternak bagi petani
Menghasilkan daging (sapi potong)
Menghasilkan anak sapi
Menghasilkan susu (sapi perah)
Menghasilkan pupuk kandang (Kotoran
ternak). (Bangun, 2010)
Hemat biaya pemeliharaan sawit :
herbisida dan tenaga kerja (ha/tahun) 4
kali/tahun : Rp 1.000.000,-
Mempunyai tabungan berupa ternak
(sapi)
Menghasilkan pupuk organik dari kompos
sapi (Wirdateti dkk, 2012)
1. Produk utama kelapa sawit:
• CPO : crude palm oil minyak buah kelapa sawit
• PKO : Palm kernel oil, minyak inti biji sawit
2. Produk ikutan pengolahan
• Palm Pressing Fiber (PPF): serat sisa perasan buah
sawit
• Palm Sludge (PS) : lumpur sawit/cairan sisa
pengolahan sawit
3. Produk Perkebunan
• Oil Palm Fronds (OPF): pelepah/bagian dalam
pangkal daun sawit
• Empty Fruits Bunch (EFB): tandan buah
kosong/dikastrasi/tidak berbiji
NILAI NUTRISI BIOMASSA TANAMAN DAN
OLAHAN KELAPA SAWIT
Biomassa BK* PK* SK* LK* Abu* GE** BETN*
Daun Tanpa Lidi 46,18 14,12 21,52 4,37 13,40 4461 46,59
Pelepah 26,07 3,07 50,94 1,07 5,10 4841 39,82
Tandan Kosong 92,10 3,70 47,93 4,70 7,89 - -
Serat perasan 93,11 6,20 48,10 3,22 5,90 4684 -
Lumpur sawit 24,08 14,58 35,88 14,78 24,08 4082 16,36
Bungkil kelapa sawit 91,83 16,33 36,68 6,49 4,14 5178 28,19
KANDUNGAN SENYAWA KIMIA
PENYUSUN SERAT PADA BAHAN PAKAN ASAL SAWIT
Fraksi Serat
Daun
Pelepah
Serat
Batang
Selulosa (%)
16,6
31,7
18,3
34
Hemiselulosa (%)
27,6
33,9
44,9
35,8
Lignin (%)
27,6
17,4
21,3
12,6
KECERNAAN BK, PK, NDF & ADF
BAHAN
KECERNAAN (%)
BK
PK
NDF
ADF
Bungkil Inti Sawit
70
80
53
52
Solid Sawit
70
76
51
Tt
Pelepah Sawit
60
78
52
53
Daun Sawit
62
80
56
52
KARAKTERISTIK DAN PENGGUNAAN SEBAGAI
PAKAN
Daun Tanpa Lidi
• Di gunakan sebagai sumber hijauan yang umum diberikan sebagai pakan dasar.
• 6000 Ha kebun sawit di indonesia berpotensi menyediakan 21696 kg daun segar/tahun yang cukup untuk dikonsumsi 867 ekor sapi.
• Pemanfaatan sebagai pakan ternak dibatasi oleh adanya lidi dan kadar lignin yang tinggi.
• Kecernaan in-vitro < 50% kualitas medium.
• Pemberian disarankan < 20% penggunaan lebih, harus ada pretreatment dengan perlakuan fisik, kimia, biologis dan kombinasinya.
KARAKTERISTIK DAN PENGGUNAAN
SEBAGAI PAKAN
• Pelepah Sawit
- Digunakan sebagai pengganti rumput pakan basal. - Pelepah sawit bisa disimpan dalam bentuk silase
- Kecernaan bahan kering 45%, pemberian maksimal 30% (Wan Zahari et all, 2003).
- Upaya peningkatan nutrisi telah dilakukan dengan 1) amoniasi; 2) pemberian mollases 3) perlakuan alkali 4) tekanan uap tinggi 5) peletisasi (Wan Zahari, 2003).
- Pemberian dalam bentuk pelet atau partikel terlalu kecil tidak disarankan karena menyebabkan waktu tinggal di dalam rumen pendek
direkomendasikan partikel 1-2 cm3.
KARAKTERISTIK DAN PENGGUNAAN
SEBAGAI PAKAN
• Tandan kosong
- Kandungan ADF 61 % nilai biologis rendah
sehingga harus dicacah + 2 cm.
- Pemberian disarankan 30-50% ransum
harus dengan perlakuan fisik hingga ukuran
partikel < 2 cm)
KARAKTERISTIK DAN PENGGUNAAN
SEBAGAI PAKAN
• Serat perasan (palm press fiber)
- Konsumsi ternak rendah karena nilai kecernaan 24 – 30%.
- Teknologi amoniasi (8%) mampu meningkatkan KcBK
43,2%58%.
- Peningkatan nilai nutrisi baik lewat perlakuan kimia & fisik
belum
memberikan
peningkatan
nilai
nutrisi
pengoptimalan pemanfaatan sebagai pakan ternak belum bisa
disarankan.
KARAKTERISTIK DAN PENGGUNAAN
SEBAGAI PAKAN
• Lumpur Sawit
- Kandungan PK adalah 14 % mensubtitusi 30% dedak padi
dalam ransum sapi.
- Penggunaan dalam ransum dibatasi oleh tingginya kadar abu
dan Cu (20-50ppm) domba kurang toleran terhadap
keracunan “chronic copper” timbul dalam 8 minggu.
- Peningkatan kualitas dilakukan melalui fermentasi dg
Aspergillus niger mampu meningkatkan PK (12,21% 24,5%)
dan EM (1,6 Kkal/g 1,7 Kkal/g).
- Simanuhuruk melaporkan lumpur sawit dapat digunakan
hingga 15%- 30% pada sapi aceh.
KARAKTERISTIK DAN PENGGUNAAN
SEBAGAI PAKAN
• Bungkil inti sawit (BIS)
- Paling tinggi nilai nutrisi pada limbah hasil pengolahan sawit.
- Dipengaruhi oleh sistem pengolahan : solvent lebih bagus mutunya
dibanding expeller.
- ADF 52 % sulit dicerna oleh ternak non ruminansia; defisien akan
lysine, methionine, leucine dan isoleucine.
- Peningkatan nilai nutrisi dengan perlakuan : 1) penggilingan;
2)pengukusan; 3) perlakuan zat kimia; 4) penyaringan; 5) fermentasi dg
Rhizopus oligosporus, Aspergillus niger dan Eupenicilium javanicum.
- Penyaringan mampu menurunkan SK (18% 14,8%); meningkatkan PK
(15,9 16,7%) dan LK (8,2 9,8%).
- Dapat diberikan hingga 50% untuk sapi dan 30% untuk domba (Wong dan
PENAMPILAN PRODUKSI SAPI POTONG DENGAN
PEMBERIAN RANSUM BERBASIS IT HASIL IKUTAN
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Pakan PBBH (g/hari) Konversi Pakan
BIS (90%)+silase pelepah (10%) * 750 9,65
BIS (70%)+silase pelepah (30%) * 620 10,1
BIS (50%)+silase pelepah (50%) * 450 12,4
Solid 30% dalam konsentrat** 650 -