• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR ( RPDP ) DESA PEMATANG SEI BARU TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR ( RPDP ) DESA PEMATANG SEI BARU TAHUN"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Desa

Pesisir Tangguh(PDPT)

Desa Pematang Sei Baru

Kecamatan Tanjung Balai

Kabupaten Asahan

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN

DESA PESISIR ( RPDP ) DESA PEMATANG

SEI BARU

TAHUN 2014 - 2016

(2)

NASKAH

RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR ( RPDP ) TAHUN 2014 - 2016

DESA PEMATANG SEI BARU

KECAMATAN NASAL KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah Swt setelah melalui proses penggalian gagasan sampai musyawarah dalam rangka Menggagas Masa Depan Desa, penyusun yang terdiri dari sebagian anggota BPD dan Perangkat Desa Pematang Sei Baru berhasil menyusun Dokumen RPDP.

RPDP adalah bagian dari program perencanaan seluruh warga masyarakat Desa Asahan Mati yang menginginkan perubahan yang lebih baik di segala bidang. Masa Depan akan terlihat jika dimulai dengan perencanaan yang matang dan disertai kerja keras dan usaha untuk mewujudkannya.

Dokumen ini mungkin masih kurang sempurna karena keterbatasan informasi dari dokumen terdahulu yang kurang lengkap, meskipun demikian dokumen ini sudah cukup mewakili aspirasi dari seluruh lapisan masyarakat

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Dokumen RPDP ini.

Harapan kami semoga Dokumen ini bisa menjadi tolak ukur Pembangunan di Desa Pematang Sei Baru Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan dan semoga seluruh Rencana Pembangunan bisa terealisasi dan kemajuan pesat bisa terlihat di Desa Asahan Mati Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan.

Wassalamu’ alaikum Wr.Wb

Pematang Sei Baru, ……… Tim Penyusun

(4)

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.2. Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud

1.2.2 Tujuan 1.3 Ruang Lingkup

1.4 Landasan Hukum

1.5 Pengertian

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DESA

2.1. Sejarah Desa

2.2. Sejarah Pembangunan Desa 2.3. Kondisi Geografis

2.4. Dampak perubahan iklim/bencana 2.5. Perekonomian Desa

2.6. Sosial Budaya Desa 2.7. Prasarana dan Sarana Desa 2.8. Pemerintahan Umum 2.9. Kondisi Desa

2.9.1 Keadaan Ekonomi

2.9.2 Kondisi Pemerintahan Desa 2.9.2.1 Pembagian Wilayah desa

2.9.2.2 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

BAB III METODE PENYUSUNAN RPDP

3.1 Visi

3.1.1 Nilai-nilai yang Melandasi 3.1.2 Makna yang terkandung 3.2 Misi

3.3 Kerangka Perencanaan

3.4 Fokus Pengembangan Kegiatan 3.5 Pendekatan

BAB IV KETERKAITAN DENGAN PERENCANAAN LAIN BAB V POTENSI DAN MASALAH

5.1 Potensi Asahan Mati

5.2 Masalah Asahan Mati 5.3 Pemecahan Masalah

5.4 Penentuan Peringkat Masalah

5.5 Pengkajian Tindakan Pemecahan Masalah 5.6 Penentuan Peringkat Tindakan Masalah

(5)

BAB VI RENCANA PENGEMBANGAN DESA BAB VII MONITORING DAN EVALUASI

7.1. Konsep dan Definisi Pemantauan dan Evaluasi

7.2. Rantai Pemantauan dan Evaluasi 7.3. Pengukuran Kinerja

7.4. Evaluasi Substansi Rencana Pengembangan Desa Asahan Mati 2012 - 2016

BAB VII PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

(6)

1.1. Latar Belakang

Dalam pengelolaan lingkungan di wilayah pesisir isu utamanya adalah masih sangat besarnya jumlah masyarakat yang kurang mampu (penghasilan dibawah standar rata-rata yang ditentukan) dan masih harus menghadapi masalah kesehatan, kekurangan air bersih, abrasi, dan sulitnya mengcapai tingkat pendidikan yang layak, hal ini disebabkan belum dikelola dengan baik.

Menurunnya kualitas lingkungan dan daya dukung, sarana dan prasarana terbatas,. demikian pula tingkat aksesibilitas dan dana yang tersedia termasuk program pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, lingkungan sosial maupun lingkungan alam yang merupakan hal utama dalam menentukan arah pemberdayaan. Konsep pemberdayaan adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif efisien secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga masyarakat, negara, regional maupun Internasional, termasuk dalam bidang politik ekonomi, maupun lainnya.

Atas dasar realitas di atas, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia – KKPRI – menginisiasi kegiatan yang diharapkan mampu menjadi penghela kemajuan desa-desa pesisir di Indonesia, yakni melalui kegiatan Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (selanjutnya disingkat PDPT). Kegiatan PDPT ini merupakan salah satu bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri KP) yang terintegrasi dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

PDPT mempunyai makna strategis, yaitu: pertama, wujud implementasi konkrit dari 11 prioritas nasional Kabinet Indonesia Bersatu II tahun 2011-2014. PDPT merupakan implementasi kebijakan Presiden terkait peningkatan dan perluasan program pro-rakyat; dan kedua, PDPT merupakan wujud dari intervensi KKP dalam hal: (1) menata desa pesisir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir; (2) menghasilkan keluaran (output) yang dapat memberikan manfaat riil bagi masyarakat pesisir, dengan permasalahan dan prioritas kebutuhan masyarakat; (3) pembelajaran bagi masyarakat pesisir untuk menemukan cara pemecahan masalah secara mandiri; dan (4) mendorong masyarakat pesisir sebagai agen pembangunan. PDPT diharapkan mampu menjawab kendala sekaligus memanfaatkan potensi sumberdaya

(7)

pesisir.

Kegiatan perencanaan dan pengembangan desa pesisir tangguh dilaksanakan melalui tiga tahapan utama. Tahapan pertama, penyusunan perencanaan pengembangan desa yang antara lain disusun berdasarkan profil desa yang memiliki rentang waktu pelaksanaan lima tahun dengan uraian waktu tiap tahunnya; Tahapan kedua, pelaksanaan program menghasilkan kegiatan fisik sesuai dengan rencana pengembangan desa di lokasi kegiatan serta peningkatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat; dan Tahapan ketiga, pelaksanaan program menghasilkan kemandirian dan keberlanjutan program oleh para pemangku kepentingan (stakeholders).

Kegiatan pembangunan di wilayah pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mempunyai potensi dampak kerusakan habitat, perubahan pada proses alami ekosistem, dan pencemaran. Disisi lain, juga terjadi berbagai permasalahan seperti konflik kepentingan pembangunan, kelembagaan, dan tingkatan pemerintahan. Pembangunan yang tidak terintegrasi dengan baik, tanpa pedoman dan mitigasi lingkungan yang tepat, akan menghasilkan permasalahan dan konflik. Oleh karena itu keterpaduan perlu dilakukan untuk mengompromikan kepentingan antar sektor, tingkatan pemerintahan, ruang darat dan laut, ilmu dan pengelolaan, serta internasional.

Lahirnya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, maka dipandang perlu adanya upaya mendorong pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait dalam untuk melakukan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara terpadu. Hal tersebut dalat dilakukan mulai dengan lingkup wilayah terkecil, yaitu desa yang tertuang dalam Rencana Pengembangan Desa Pesisir.

Rencana Pengembangan Desa Pesisir merupakan rencana yang tidak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa). Dalam penyusunannya, rencana pengembangan desa mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa. Rencana Pengembangan Desa Pesisir Desa Pematang Sei Baru ini diharapkan menjadi Dokumen Perencanaan yang bermakna strategis sehingga dapat menjadi kerangka acuan pembangunan oleh instansi teknis yang terkecil baik ditingkat Pemerintah Daerah Kabupaten, Provinsi maupun Nasional yang selanjutnya akan terwujudnya Pembangunan yang lebih baik, effektif, effisiensi yang secara tidak langsung akan mewujudkan masyarakat yang makmur dan

(8)

berkeadilan.

1.2. Tujuan

Tujuan Rencana Pengembangan Desa Pesisir adalah:

1. Mewujudkan perencanaan pengembangan desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa;

2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi, antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;

1.3. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang–Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 158 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587 );

5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik

(9)

Indonesia Nomor 4817);

7. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa.

9. Surat Menteri Dalam Negeri nomor 414.2/1408/PMD tanggal 31 Maret 2010 tentang Petunjuk teknik Perencanaan Pembangunan Desa.

10. Peraturan Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil No. Per.04/KP3K/2012 tentang Pedoman Teknis Pengembangan Desa Pesisir Tangguh Tahun 2012

11. Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 25 s/d 61 tahun 2005 tentang Pembentukan Desa Dalam Kabupaten Asahan.

12. Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 06 tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintahan Desa

1.4. Pengertian

1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan Peraturan Desa.

3. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban Desa tersebut

4. Lembaga Kemasyarakatan Desa atau disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat.

5. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (MusrenbangDes) adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan Desa (pihak berkepentingan untuk mengatasi permasalahan Desa dan pihak akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan di Desa 1(satu) tahunan.

(10)

6. Pembangunan Desa adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata. baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan keputusan, maupun indeks Pembangunan manusia.

7. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya.

8. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.

9. Perencanaan Pembangunan Desa dimaksud adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di Desa guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya Desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu Desa dalam jangka waktu tertentu. Wujud Perencanaan Pembangunan Desa adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pembangunan Desa. 10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) adalah dokumen perencanaan

untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan Pembangunan Desa, arah kebijakan keuangan Desa, kebijakan umum, dan program, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja.

11. Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJMDes yang memuat rancangan kerangka ekonomi Desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan Desa, rencana kerja dan pendanaan serta perkiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan RPJMDes.

12. Peraturan Desa (Perdes) adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.

(11)

Dokumen Rencana Pengembangan Desa Pematang Sei. Baru 2012 – 2016 terdiri dari enam bab sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, arahan perencanaaan dan

pemanfaatan, serta ruang lingkup perencanaan.

Bab 2 Gambaran Umum Wilayah, mengulas tentang deskripsi umum Desa (letak geografis

dan administrasi, topografi dan penggunaan lahan, dan kondisi sosial- ekonomi), dampak perubahan iklim yang dirasakan, serta permasalahan yang ada.

Bab 3 Metode Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pematang Sei. Baru 2012 – 2016,

yang menjelaskan mengenai kerangka perencanaan yang disusun, pendekatan yang digunakan, unit analisis, serta alur proses penyusunannya.

Bab 4 Keterkaitan dengan Rencana Lain, mengurai tentang hubungan antara Rencana

Pengembangan Desa Pematang Sei. Baru 2011 – 2014 dengan RPJP Kabupaten Asahan.

Bab 5 Rencana Pengembangan Desa Pematang Sei. Baru, menjelaskan Pendekatan

perencanaan, spirit nilai yang dijadikan dasar dalam perencanaan, serta rencana pengembangan itu sendiri yang terdiri lima rencana program, yaitu rencana program bina manusia, bina usaha, bina sumberdaya, bina lingkungan dan infrastruktur, serta bina siaga bencana dan adaptasi perubahan iklim.

Bab 6 Pemantauan dan Evaluasi, membahas tentang konsep, definisi dan rantai proses

(12)

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Deskripsi Umum

2.1. 1. Sejarah Desa

Dahulu Desa Pematang Sei Baru adalah Desa Kampung Pematang Teluk Nibung Berlokasi Dekat dengan pinggir Laut sehingga Masyarakat beraktifitas sehari – harinya sebagai Nelayan Pesisir, akibat terjadinya Abrasi maka Masyarakat Pesisir tersebu2t berangsur – angsur pindah Kedarat mengarah ke jalan Protokol Jalan satunya – satunya yang mengarah ke Sei. Baru yaitu Dusun XII dari Bagian Desa Pematang Sei. Baru, Desa Pematang di kenal Desa yang mempunyai Hutan Mangrove yang luasnya + 180 Hektar mulai berbatasan dengan Desa Sei Apung sampai Desa Silo laut sementara luas Desa Pematang Sei. Baru + 16.000 hektar .

Di sebabkan Desa Kampung Pematang Teluk Nibung Adalah desa yang dekat dengan Laut maka Desa ini mempunyai Anak sungai + 25 tersebar di setiapDusun terutama Dusun XII yang berhampiran langsung dengan laut sehingga Surut Pasangnya Air dapat di rasakan di Dusun ini, kemudian di jelaskan masyarakat yang berada di Dusun XII adalah hampir 100 % Pekerjaannya sebagai Nelayan Pesisir ini dapat di lihat dari Keadaan Daerah tersebut. Yang sebagian dari masyarakat Luar sering datang kedaerah ini hanya untuk memancing ikan yang selalu menggunakan anak sungai tersebut .

Akibat dari kondisi lingkungan yang sebagian besar daerahnya banyak terdapat Air Asin maka masyarakat yang tersebar di Dusun XII sangat sulit untuk mendapat kan Air bersih sehingga di butuhkan perjalanan panjang untuk mendapat kan air bersih di daerah yang sudah mempunyai sarana penyediaan air bersih.

Desa hasil pemakaran dan Desa Induk Dahulunya bernama Kampung Pematang Teluk Nibung yang wilayahnya pada saat itu sampai kekelurahan perjuangan Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai, dan yang menjabat sebagai Kepala Desa saat itu adalah BAHRUM AISUL AMAR menjabat Kepala Kampung sampai Tahun 1963

Pada Tahun 1966 diadakan pemekaran kampung Pematang Sei Baru Induk bergabung dengan Kota Madya Tanjung Balai, sedangkan Desa baru hasil Pemekaran berada di Kabupten Asahan, dengan nama Desa Pematang Sei Baru.

Pada tahun 1967 di adakan pemilihan di Desa Pematang Sei Baru yang di ikuti oleh 5 ( lima ) calon Kepala Desa yaitu :

(13)

1. BAHRUM SITORUS 2. MIJAN

3. SAHIBON RAWA

4. ZAKARIA MENGUNGSONG 5. ZAINUDDIN SINAGA

Dalam pemilihan tersebut dimenangkan oleh Bapak ZAKARIA MANGUNSONG

Maka menyebut Kepala Desa yang pertama di Desa Pematang Sei Baru Kec. Tanjung Balai Kabupaten Asahan adalah Bapak ZAKARIA MANGUNSONG.

Selanjutnya pada tahun 1974 Pemilihan Kepala Desa yang kedua di Desa Pematang Sei. Baru dengan Calon Tetap 2 ( dua ) orang yaitu :

1. H. ZAKARIA MANGUNSONG ( Kepala Desa yang masih Menjabat ). 2. H. SUPARLI.

Dalam Pemilhan yang kedua ini juga dimenangkan oleh Bapak Kepala Desa H. ZAKARIA MANGUNSONG, seterusnya pada tahun 1983 Kembali Pemilihan Kepala Desa di Desa Pematang Sei Baru ( Pemilihan yang ke – 3 ) denga calon 2 ( dua ) orang yaitu :

1. H. ZAKARIA MANGUNSONG. 2. AHMAD HASIBUAN

Hasil pemilhan kedua yang Ke – 3 kalinya, ini juga di menangkan oleh Bapak H. ZAKARIA MANGUNSONG. ( Kepala Desa yang lama ), sampai tahun 2002. Pada tahun 2002 berakhirnya kepemimpinan Bapak H. ZAKARIA MANGUNSONG, sebagai Kepala Desa di Desa Pematang Sei Baru, selama 35 ( Tiga Puluh Lima ) tahun Menjadi Kepala Desa Pematang Sei Baru ini, maka di tahun yang sama ( Tahun 2002 ) Desa Pematang Sei Baru Kembali mengadakan Pemilihan yang Ke – 4 dengan calon 2 ( dua ) orang yaitu :

1. AJMAIN.

2. AKMAL SINAGA

Dalam Pemilihan ini yang terpilih menjadi Kepala Desa adalah Bapak Ajma’in menjabat selama 5 (lima) Tahun (satu Periode) tahun 2002 – 2007.

Pada tahun yang sama 2007 pemilihan Kepala Desa yang kelima di laksanakan di Desa Pematang Sei. Baru, dengan calon 5 (lima) orang yaitu :

(14)

2. DTM. JAMALUDDIN. 3. AKMAL SINAGA 4. SAMSUDDIN. 5. GUNAWAN MZ.

Dalam Pemilihan ini saudara Akmal Sinaga yang dipercayakan oleh masyarakat menjabat sebagai Kepala Desa Pematang Sei Baru sampai sekarang.

2.1.2. Letak Geografis dan Administrasi

Desa Pematang Sei. Baru merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tanjung Balai, yang terdiri dari 12 (dua) Dusun, Pembagian wilayah Desa Pematang Sei Baru dibagi menjadi 12 (Dua Belas) dusun, dan masing-masing dusun tidak ada pembagian wilayah secara khusus, jadi setiap dusun ada yang memiliki wilayah pertanian dan Perikanan, sementara pusat desa berada di dusun IV (satu, setiap dusun dipimpin oleh seorang kepala dusun.

Tahun 2011, tercatat jumlah penduduk Desa Pematang Sei Baru sebanyak 4.386 jiwa. Yang terdiri atas 2.215 jiwa laki-laki dan 2.171 jiwa perempuan ,di hitung berdasarkan jumlah kepala keluarga (KK) Desa Pematang Sei Baru dihuni oleh 1.161 kepala keluarga,berikut komposisi menurut dusun dan jenis kelamin.

Secara administratif, Desa Pematang Sei. Baru adalah satuan wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah, serta berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia. 2.1.3. Topografi dan Penggunaan Lahan

Tabel. 1. Topografi dan Penggunaan lahan.

No Urairan Keterangan

1 Luas Wilayah : 1.600. Ha. ADA

2 Jumlah Dusun : 12 ( Dua Belas ) ADA

3 Batas Wilayah

a. Utara Berbatas dengan Selat Malaka.

b. Selatan Berbatas dengan Kodya Tanjung Balai. c. Barat Berbatas dengan Kapias Batu VIII d. Timur Berbatas dengan Desa Sei. Apung

(15)

4 Topografi

a. Luas Kemiringan lahan ( Rata – Rata ) 1. Datar 1600 Ha.

b. Ketinggian di atas Permukaan laut ( Rata – Rata ) ...m 5 Hidrologi :

Irigasi berpergian tehnis

TIDAK ADA 6 Klimatologi

a. Suhu : 38 0C

b. Curah Hujan : ………

c. Kelembaban udara : ……… 7 Luas Lahan Pertanian

a. Sawah teririgasi. : b. Sawah tadah hujan :

TIDAK ADA

8 Luas Lahan Pemukiman : 300 Ha. 300 Ha.

9 Kawasan rawan bencana : Dusun XII Pematang a. Banjir : Sei. Baru

Pasang Surut Air Asin

2.1.4. Sosial Ekonomi

Desa Pematang Sei Baru Penduduknya mayoritas muslim sebagian besar adalah buruh tani (Petani Kelapa) dan lain sebagainya 30% Nelayan Tradisional (Nelayan Kecil) luas wilayah 1600 Ha, dengan jumlah penduduk 4.386 Jiwa, yang terdiri dari Laki – laki : 2.237 orang, Perempuan : 2.149. Orang dengan jumlah Kepala Keluarga 1.161. KK, Jumlah rumah sekolah (Pendidikan) sebanyak : 12, terdiri tingkat SD: 3, MDA : 4, MIN : 1. MIS : 1, TSANAWIYAH : 1, Pendidikan PAUD :2, Jumlah Rumah Ibadah 16 buah, terdiri dari 10 Musholla dan 6 Masjid, jumlah Gedung Kesehatan, 3 Yaitu : Puskesmas (didusun I ) Poskesdes (didusun XII), Pustu (di Dusun VIII), Jumlah Perkantoran 2 Yaitu : Kantor Kepala Desa (Didusun VI) dan kantor urusan Agama (KUA) (Didusun I ).

(16)

Tabel. 2. Jumlah Rumah Sekolah ( PENDIDIKAN )

NO SARANA / PRASARANA JUMLAH KETERANGAN

1. SD 3 unit Desa Pematang Sei Baru

2. MDA 4 unit Desa Pematang Sei Baru

3. MIS 1 unit Desa Pematang Sei Baru

4. MIN 1 unit Desa Pematang Sei Baru

5. TSANAWIYAH 1 unit Desa Pematang Sei Baru

6. PENDIDIKAN PAUD 2 unit Desa Pematang Sei Baru

Tabel. 3. Jumlah Rumah Ibadah

NO SARANA / PRASARANA JUMLAH KETERANGAN

1. MUSHOLLA 10 unit Desa Pematang Sei Baru

2. MESJID 6 unit Desa Pematang Sei Baru

.

Tabel. 4. Jumlah Gedung Kesehatan

NO SARANA / PRASARANA JUMLAH KETERANGAN

1. PUSKESMAS 1 unit Ds I

2. POSKESDES 1 unit Ds XII

3. PUSTU 1 unit Ds VIII

Tabel. 5. Jumlah Perkantoran

NO SARANA / PRASARANA JUMLAH KETERANGAN

1. KANTOR KEPALA DESA 1 unit Ds VI

(17)

Tabel 6 Data Penduduk Desa Pematang Sei Baru

No Dusun

Jumlah Jiwa

Laki – Laki Perempuan Jumlah

1. I 214 186 403 2. II 366 347 713 3. III 98 97 195 4. IV 100 98 198 5. V 125 123 248 6. VI 352 364 716 7. VII 118 98 216 8. VIII 93 98 191 9. IX 34 35 69 10. X 133 106 239 11. XI 11 12 23 12. XII 571 604 1.175 Jumlah 2.215 2.171 4.386

2.2.2 Struktur Organisasi Pemerintah Desa (Sopd)

Struktur Organisasi Desa Pematang Sei Baru Kecamatan Nasal Menganut Sistem Kelembagaan Pemerintahan Desa Dengan Pola Minimal, Selengkapnya Disajikan Dalam Gambar Sebagai Berikut:

Kades Plt : Sahrul

Sekdes Plt : Imansyah

Kaur Pemerintahan : E r n i.

Kaur Umum : Imansyah.

(18)

Kadus 1 : Iwan Abdullah Hamid.

Kadus 2 : Ruslan.

Kadus 3 : Khairul Bahri Rawa.

Kadus 4 : Yahya Batubara.

Kadus 5 : Abd.Muis.

Kadus 6 : Azzuhri Situmorang.

Kadus 7 : Legimin.

Kadus 8 : Abd.Hakim.

Kadus 9 : Abdullah

Kadus 10 : Ruslan Marpaung.

Kadus 11 : Naem Panjaitan.

Kadus 12 : A.Khazali.

2.2. Dampak Perubahan Iklim.

2.2.1. Sejarah Kondisi iklim dan dampak perubahan iklim selama lima tahun terahir TAHUN/BULAN Year/Month Jumlah Hujan Number of Rain (hari) Curah Hujan Rainfall (mm) (1) (2) (3) 2007 132 2 150 2008 125 1 926 2009 120 1 774 2010 142 2 127 2011 111 2 330

(19)

BAB III

METODE PENYUSUNAN RPDP KERANGKA PERENCANAAN 3.1. Kerangka Perencanaan

Penyusunan rencana pengembangan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan dengan 4 (empat) kali pertemuan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Pada tahap pertama dilakukan pemetaan awal dengan melakukan proses pengamatan dan diskusi dengan masyarakat terhadap Desa Pematang Sei. Baru sebagai lokasi program serta profil Desa. Pemetaan yang dilakukan berkaitan dengan pemetaan sosial, infrastruktur dan aksi di tingkat Desa meliputi: analisis kebutuhan yang didasarkan potensi dan masalah, analisis institusi, identifikasi modal sosial, identifikasi peran aktor, dan penilaian peran gender. Selanjutnya aksi di tingkat Desa yang merujuk lima bina, yakni bina manusia, bina sumberdaya, bina usaha, bina lingkungan dan infrastruktur, dan bina siaga bencana.

Pada pertemuan tingkat pertama, dilakukan pengkajian terhadap potensi masalah, penyebab masalah, alternative penyelesaian masalah dan tindakan yang layak yang terdapat pada masing-masing Desa bersama pemerintahan Desa dan kelompok - kelompok masyarakat. Kajian dilakukan dengan menggunakan sketsa Desa, kalender musim dan diagram Venn

Gambar 3.1. Kerangka Rencana Pengembangan Desa Pematang Sei. Baru kec. Tanjung Balai

kabupaten Asahan

kemudian pada tahun ketiga, diharapkan terwujudnya rehabilitasi sumberdaya dan penguatan

Desa Pemata ng Sei. Baru

(20)

ekonomi masyarakat di Desa Pematang Sei. Baru Tentunya semua ini bertujuan untuk mewujudkan Desa Pematang Sei. Baru yang Tangguh terhadap bencana alam dan perubahan iklim, serta ketangguhan dalam hal ekonomi.

Untuk menjalankan roda aktivitas sebagaimana yang dimaksud di atas, maka dibutuhkan spirit dan institusi penggerak dalam bentuk group kerjasama (working group) yang memiliki komitmen kuat untuk membangun Desa peisisir yang tangguh.

3.2. Fokus Pengembangan Kegiatan

POPT merupakan aksi yang menitikberatkan pada coastal viI/age community dimana partisipasi komunitas desa pesisir sangat menentukan keberhasilan dan keberlanjutan program ini. Namun demikian, peran pemerintah (pusat maupun daerah) sebagai fasilitator tidak dapat diabaikan sebagai faktor pendorong untuk mewujudkan desa pesisir yang tangguh.

Oesa pesisir memiliki kerentanan ekonomi, sosial, lingkungan dan fisiko Masyarakat pesistr rentan secara ekonomi, ditandai dengan tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2010 jumlah masyarakat miskin di desa-desa pesisir sebesar 7,8 juta jiwa. Pengetahuan masyarakat desa pesisir tentang bencana dan ancaman perubahan iklim di wilayah pesisir masih rendah, demikian pula tingkat kesehatan masyarakat yang rendah,

serta rendahnya tingkat kemandirian organisasi sosial desa yang semuanya itu mempertinggi tingkat kerentanan desa pesisir secara sosial. Oesa pesisir juga rentan secara lingkungan dan fisiko Secara umum kualitas infrastruktur desa tergolong rendah, seperti kondisi jalan yang rusak, kekurangan energi Iistrik, kesulitan air bersih, sanitasi yang buruk, serta kondisi lingkungan yang mengalami kerusakan, baik akibat bencana maupun aktivitas manusia. Kondisi vegetasi dan ekosistem di pesisir secara umum telah mengalami kerusakan. Luas existing mangrove Indonesia telah mengalami penurunan, yaitu dari luas 3,9 juta hektar pada tahun 2003 (data Departemen Kehutanan) menjadi 3,24 juta hektar pada tahun 2009 (data Bakosurtanal). Oleh karenanya, untuk mewujudkan ketangguhan desa diperlukan kebijakan berupa fokus pengembangan kegiatan yang berorientasi pada penyelesaian persoalan-persoalan pokok yang dihadapi masyarakat desa pesisir. Adapun fokus pengembangan kegiatan yang dimaksud disajikan pada Gambar 3 sebagai berikut: Gambar 3. Fokus Pengembangan Kegiatan PDPT Adapun fokus pengembangan kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Bina Manusia, yaitu kegiatan yang mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan

(21)

peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat baik formal maupun informal, memperluas dan meningkatkan kerja sama, memperbaiki budaya kerja, gotong royong, tanggung jawab, disiplin, dan hemat serta menghilangkan sifat negatif boros dan konsumtif;

2. Bina Usaha, yaitu kegiatan yang mencakup peningkatan keterampilan usaha, perluasan mata pencaharian alternatif, pengelolaan bisnis skala kecil dan penguasaan teknologi. Selain itu, program ini meningkatkan dan mempermudah akses terhadap sumber daya, teknologi, modal, pasar, dan informasi pembangunan. Dengan dilaksanakannya program ini diharapkan terbangun kemitraan dengan pelaku usaha dan terbangunnya sistem insentif administrasi serta pendanaan secara formal dan informal;

3. Bina Sumber Daya, yaitu kegiatan yang menitikberatkan pada upaya memperkuat kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya, revitalisasi hak ulayat dan hak masyarakat lokal, penerapan monitoring, controlling and surveillance dengan prinsip partisipasi masyarakat lokal, penerapanteknologi ramah Iingkungan, mendorong pengembangan teknologi asli, merehabilitasi habitat, konservasi, dan memperkaya sumber daya;

4. Bina Lingkungan atau Infrastruktur, yaitu kegiatan yang mencakup pembangunan infrastruktur, rehabilitasi vegetasi pantai dan pengendalian pencemaran melalui pendekatan perencanaan dan pembangunan secara spasial dalam rangka mendorong peningkatan peran masyarakat pesisir dalam penataan dan pengelolaan lingkungan sekitarnya;

5. Bina Siaga Bencana atau Perubahan Iklim, yaitu kegiatan yang mencakup usaha-usaha pengurangan risiko bencana dan dampak perubahan iklim, rencana aksi desa dalam pengurangan risiko bencana, penyadaran masyarakat, gladi/latihan secara reguler, memudahkan akses data dan informasi bencana, pembangunan sarana dan prasarana penanggulangan bencana Cantara lain jalur evakuasi, shelter, struktur pelindung terhadap bencana, fasilitas kesehatan, dan cadangan strategis desa) yang menekankan pada partisipasi dan keswadayaan dari kelornpokkelompok sosial yang terdapat pada masyarakatjkomunitas pesisir.

Keberhasilan program kelima fokus pengembangan kegiatan sebagaimana tersebut di atas sangat tergantung peran aktif kelembagaan desa sehingga penguatan kelembagaan sangat perlu ditingkatkan ( Bina Kelembagaan ).

(22)

3.3. Pendekatan

Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pematang Sei. Baru ini menggunakan pendekatan pembangunan berbasis komunitas yang memaksimalkan partisipasi masyarakat dan bertumpu pada sumberdaya lokal yang dimiliki masyarakat Desa Pematang Sei. Baru dengan metode P3MD. Beberapa hal yang dilakukan dalam pendekatan penyusunan rencana pengembangan ini, sebagai berikut:

a. Melakukan identifikasi sistem nilai sebagai spirit penggerak pembangunan di Desa Pematang Sei. Baru;

b. Melakukan need assessment warga di Desa Pematang Sei. Baru, meliputi: kebutuhan dan harapan, kelembagaan/institusi, dan modal sosial;

c. Merumuskan bentuk program yang sesuai dengan kebutuhan warga di Desa Pematang Sei. Baru terkait dengan perubahan iklim, bencana alam, dan aktor yang akan melaksanakan program yang dimaksud; dan

d. Menyusun roadmap pengembangan Desa pesisir di Desa Pematang Sei. Baru.

Kemudian, untuk melakukan rumusan poin-poin di atas, maka didampingi oleh 2 (dua) orang fasilitator yang memliki pemahaman sebagai berikut:

a. Memahami target pencapaian yang diharapkan;

b. Memahami tahapan kerja perencanaan partisipatif pengembangan Desa pesisir, dalam hal ini Desa Pematang Sei. Baru

c. Memahami lima bina yang merupakan fokus pengembangan program, seperti: bina manusia, bina usaha, bina sumberdaya, bina lingkungan dan infrastruktur, dan bina siaga dan perubahan iklim; serta

d. Memahami dan menguasai prinsip-prinsip partisipatif dalam mendampingi proses assessment yang dilakukan kepada warga.

(23)

BAB IV.

KETERKAITAN DENGAN RENCANA LAIN

Tingkatan (hierarki) pemerintahan merupakan salah satu pertimbangan dalam penyusunan RPJP Daerah. Sesuai dengan arahan dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus 2005 perihal Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah, diatur ketentuan mengenai RPJP Daerah Provinsi yang mengacu pada RPJP Nasional, RPJP Daerah Kabupaten/Kota mengacu pada RPJP Daerah Provinsi.

Seperti yang di amanatkan dalam Undang-Undang No 27 Tahun 2007, Rencana Pengembangan Desa Pematang Sei. Baru 2012 – 2016 merupakan bagian yang tak terpisahkan dari RPJP Daerah Kabupaten Asahan. Dengan demikian diharapkan dapat terwujud keselarasan dan konsistensi gerak langkah dan pencapaian pembangunan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

(24)

BAB V

POTENSI DAN MASALAH

3.1. Potensi Desa Pematang Sei Baru

Berdasarkan Musyawarah dan Penjaringan Potensi yang dilakukan dalam musyawarah rencana pengembangan desa (musrenbangdes) untuk penyusunan Rencana Pembangunan Desa Pesisir (RPDP) dalam kegiatan Pengembangan Desa Persisir Tangguh (PDPT) tahun 2012 di Desa Pematang Sei Baru ini serta berdasarkan dokumen RPJMDes Desa Pematang Sei Baru tahun 2010-2015, didapati Potensi Desa sebagai berikut :

3.1.1. Potensi Urusan Wajib

Tabel 7. Potensi urusan wajib Desa Pematang Sei Baru

NO BIDANG POTENSI LOKASI

1 Pendidikan Ada Gedung Sekolah dasar (SD) Dsn I,III,VI dan Dsn XII

Ada Guru TK, SD, SMP Dusun I dan II

Adanya Siswa dan Calon Siswa Untuk TK, SD,

SMP, SMA. Desa

2 Kesehatan Adanya puskesmas Pembantu (Pustu) Desa

Adanya Bidan Desa, Mantri, dan Dukun Beranak Desa

Adanya Sumber air Bersih dari sumur gali Desa

3 Sarana dan Prasana Adanya Jalan umum skala negara Dusun I dan II

Adanya jembatan Dusun I s/d XII

adanya jalan penghubung antar dusun Desa

Adanya jalan usaha tani Dusun I

4 Lingkungan Hidup adanya sungai Desa

adanya sumberdaya alam Desa

memiliki konservasi alam Desa

Adanya Tambak yang tidak di manfaatkan Dusun XII

adanya hewan ternak Desa

5 Sosial Budaya adanya kegiatan karang taruna Desa

adanya masjid dan musholla Dsn I s/d XII

adanya tempat pemakaman umum Dusun I

(25)

3.1.2. Potensi Urusan Pilihan

Tabel 8. Potensi urusan pilihan Desa Pematang Sei Baru

NO BIDANG POTENSI LOKASI

1 Pertanian adanya masyarakat bertani. Desa

adanya kebun sawit Desa

2 Perikanan adanya masyarakat nelayan Dusun XII

adanya Tambak ikan Dusun XII

sungai Desa

laut Desa

3 Pariwisata Banyak terdapat Mangrove Dusun XI Dan

XII

Seringnya masyarakat Luar ating untuk

memancing Dusun XII

3.2. Masalah Desa Pematang Sei Baru

Berdasarkan Musyawarah dan Penjaringan Potensi yang dilakukan dalam musyawarah rencana pengembangan desa (musrenbangdes) untuk penyusunan Rencana Pembangunan Desa Pesisir (RPDP) dalam kegiatan Pengembangan Desa Persisir Tangguh (PDPT) tahun 2012 di Desa Pematang Sei Baru ini serta berdasarkan dokumen RPJMDes Desa Pematang Sei Baru tahun 2010-2015, didapati Permasalahan Desa sebagai berikut :

3.2.1. Masalah Urusan Wajib

Tabel 9. Masalah urusan wajib Desa Pematang Sei Baru

NO BIDANG MASALAH LOKASI

1 Pendidikan Anak putus sekolah pendidikan 9 tahun Desa

tinggi minat baca tetapi tidak adanya sarana

perpustakaan desa Desa

tidak adanya honor guru TPQ Desa

Lemahnya pengetahuan anak didik SMP

terhadap komputer Desa

2 Kesehatan Adanya masyarakat yang tidak memiliki MCK Desa masyarakat tidak memiliki JAMKESMAS Desa

Kurangnya tenaga medis Desa

rumah masyarakat yang tidak layak huni Desa

3 Sarana dan Prasarana jalan gang rusak tidak bisa dilewati saat hujan Desa

(26)

kondisi jalan yang gelap Desa

masih adanya masyarakat yang belum menerima aliran listrik

Dusun III dan IV

Jalan Protokol sebagian besar masih Tanah Desa

Tidaknya Penahan Abrasi Dusun XII

Tidak ada Jembatan Gantung Penghubung

Dusun Dusun XII

4 Lingkungan Hidup sumber air besih kurang Desa

banyaknya hewan ternak berkeliaran dan

kotoran ternak yang berserakan Desa

Belumnya adanya tempat Pembuangan sampah Desa 5 Sosial budaya tidak adanya sarana olahraga permanen (volly,

bulutangkis, sepak bola) Desa

mesjid belum memadai Desa

masih banyak lahan yang kepemilikannya dari

luar desa Desa

masih lemahnya prilaku generasi muda terhadap

sosial dan budaya Desa

masih adanya tanah masyarakat yang belum mempunyai bukti kepemilikan yang

sah/sertifikat

Desa 6 Mata pencaharian

alternative Potensi kelapa yang belum dimanfaatkan Desa

Belum adanya keterampilan sebagai cindra mata

desa pesisir Desa

7 Pemerintahan rendahnya kinerja aparatur desa dan BPD Desa

belum memiliki sumber pendapatan desa Desa

pemahaman terhadap peraturan dan

perundang-undangan masih lemah Desa

8 Koperasi dan Usaha

masyarakat kurangnya modal bagi masyarakat miskin

Desa

kurang berkembangnya usaha masyarakat Desa

sulitnya pemasaran hasil usaha oleh masyarakat Desa

3.2.2. Masalah Urusan Pilihan

Tabel 10. Masalah urusan pilihan Desa Pematang Sei Baru

NO BIDANG MASALAH LOKASI

1 Pertanian masih adanya lahan tidur Desa

Adanya bibit perkebunan yang tidak terjamin mutunya

(tidak bersertifikasi) Desa

2 Pariwisata Adanya tempat Pemancingan Dusun XII

Pengelolaan mangrove yang kurang. Desa

Belum adanya perahu wisata Mangrove Dusun XII

3 Perikanan alat tangkap dan perahu belum memadai Dusun XII

(27)

nelayan sulit mendapatkan kebutuhan melaut dan

saprodi Dusun XII

minimnya keterampilan masyarakat Desa

belum adanya TPI Dusun XII

sulitnya mendapatkan bibit dan pakan ikan air tawar Desa

belum adanya pelabuhan nelayan Dusun XII

4 Siaga Bencana Pantai mengalami abrasi Desa

Habitat mangrove yang sudah mulai habis Dusun XII

5 Infra Struktur Masih banyak terdapat Jembatan yang Rusak Dusun XII

Masih terdapatnya Jalan Setapak yang belum di

perbaiki Desa

3.3. Pemecahan Masalah

Berdasarkan Musyawarah dan Penjaringan Potensi yang dilakukan disetiap dusun dalam musyawarah rencana pengembangan desa (musrenbangdes) dalam kegiatan Pengembangan Desa Persisir Tangguh (PDPT) tahun 2012 di Desa Pematang Sei Baru ini serta berdasarkan dokumen RPJMDes Desa Pematang Sei Baru tahun 2010-2015, maka diketahui penyebab permasalahan Desa dan telah disepakati pula beberapa alternative pemecahan masalah sebagai berikut :

Tabel 11. Alternatif pemecahan masalah Desa Pematang Sei Baru

No Masalah Penyebab Potensi Alternatif Tindakan Pemecahan masalah

I Pendidikan

1 Anak putus sekolah pendidikan 9 tahun kurangnya pembiayaan untuk sekolah Ada Gedung Sekolah dasar (SD)

Pemberian beasiswa bagi anak yang tidak mampu

2

tinggi minat baca tetapi tidak adanya sarana perpustakaan desa

tidak adanya sarana baca

Adanya Siswa dan Calon Siswa Untuk TK, SD, SMP, SMA

Pengadaan bangunan gedung perpustakaan

3 tidak adanya honor guru TPQ kurangnya pembiayaan honor tetap guru TPQ 4

Lemahnya pengetahuan anak didik SMP terhadap komputer

tidak tersedianya sarana komputer

Ada Guru TK, SD, SMP

pelatihan dan pengadaan computer

II Kesehatan

1 Adanya masyarakat yang tidak memiliki MCK

kurangnya

kemampuan untuk membuat MCK sendiri

Adanya Sumber air Bersih dari sumur gali

(28)

2 masyarakat tidak memiliki JAMKESMAS terbatasnya fasilitas Jamkesmas yang diberikan pemerintah Pengadaan tambahan fasilitas JAMKESMAS

3 Kurangnya tenaga medis

kurangnya distribusi tenaga medis dari pemerintah Adanya puskesmas Pembantu (Pustu)

Pengadaan Tenaga medis (dokter, perawat dan mantri)

4 rumah masyarakat yang tidak layak huni

kurangnya kemampuan membangun rumah

Bedah rumah untuk

masyarakat miskin

No Masalah Penyebab Potensi Alternatif Tindakan Pemecahan masalah

III Sarana dan Prasarana

1 jalan gang rusak tidak bisa dilewati saat hujan

kondisi jalan yang masih berupa jalan tanah

Pembangunan jalan lingkungan rabat beton 2 kondisi jalan yang gelap penerangan lampu

jalan tidak ada pengadaan lampu jalan

3

masih adanya masyarakat yang belum menerima aliran listrik terbatasnya pasokan listrik dan jangkauan PLN pengadaan listrilk/PLTMH 4 pengadaan dan

pemasangan tiang listrik dan kabel

5

Jalan Protokol sebagian Bersar masih berupa tanah Belum adanya pembangunan jalan protocol Satunya jalan yang digunakan untuk Melangsir bahan Perikanan dan Perkebunan Pembangunan Jalan protocol. 6 IV Lingkungan Hidup

1 sumber air besih berkurang

kurangnya daerah resapan air

memiliki

konservasi alam Pengadaan sumur bor 2

banyaknya hewan ternak berkeliaran dan kotoran ternak yang berserakan

belum ada aturan desa adanya hewan ternak penyusunan perdes pengelolaan kegiatan usaha masyarakat V Sosial Budaya 1

tidak adanya sarana olahraga permanen (volly, bulutangkis, sepak bola)

kurangnya pembiayaan pembuatan lapangan

adanya lapangan volly dan klub sepakbola

pembuatan lapangan olahraga (volly, bulutangkis, bola kaki)

(29)

2 mesjid belum memadai kurangnya

pembiayaan masjid

adanya masjid dan musholla

rehab dan peningkatan sarana dan prasarana masjid

3

masih banyak lahan yang kepemilikannya dari luar desa

belum adanya peraturan desa

pembuatan perdes tentang kepemilikan lahan dan tataguna tanah desa 4

masih lemahnya prilaku generasi muda terhadap sosial dan budaya

kurangnya aktifitas dan keterampilan generasi muda adanya kegiatan ibu-ibu PKK peningkatan kapasitas keterampilan generasi muda di bidang sosial dan seni budaya

5

masih adanya tanah masyarakat yang belum mempunyai bukti kepemilikan yang sah/sertifikat kurangnya pembiayaan pembuatan sertifikat pembuatan sertifikat bersubsidi (prona)

No Masalah Penyebab Potensi Alternatif Tindakan

Pemecahan masalah VI Koperasi dan Usaha

Masyarakat

1 kurangnya modal bagi masyarakat miskin

kurangnya sumber permodalan

adanya kelompok SPP Ibu Mandiri

penambahan modal untuk kegiatan usaha masyarakat 2 kurang berkembangnya usaha masyarakat kurangnya pembinaan bagi usaha kecil masyarakat pelatihan keterampilan

usaha bagi masyarakat

3 sulitnya pemasaran hasil usaha oleh masyarakat

belum

berkembangnya lembaga pemasaran

adanya usaha bengkel motor dan las, mebel, warung manisan, air isi ulang, menjahit, galian C, ternak, kolam ikan pembentukan kelembagaan usaha masyarakat VII Pemerintahan

1 rendahnya kinerja aparatur desa dan BPD

belum adanya pelatihan aparatur desa dan BPD yang memadai

Sruktur aparatur desa dan BPD lengkap

pelatihan bagi aparatur desa dan BPD

2

minimnya honor aparatur desa dan BPD

Sruktur aparatur desa dan BPD lengkap

Penambahan honor kades dan BPD

3

sarana kerja aparatur desa dan BPD belum memadai

Sruktur aparatur desa dan BPD lengkap

penambahan sarana kerja bagi aparatur desa dan BPD

4

Belum memiliki Balai Desa dan Kantor Desa

Sruktur aparatur desa dan BPD lengkap

pengadaan balai desa dan kantor desa

(30)

5 belum adanya sarana transportasi dinas Sruktur aparatur desa dan BPD lengkap pengadaan kendaraan dinas 6 tidak adanya pakaian seragam aparatur desa dan BPD

Sruktur aparatur desa dan BPD lengkap

pengadaan pakaian seragam aparatur desa dan BPD

7

biaya operasional kantor yang rendah dan tidak mencukupi Sruktur aparatur desa dan BPD lengkap penambahan biaya operasional kantor

No Masalah Penyebab Potensi Alternatif Tindakan

Pemecahan masalah

8 belum memiliki sumber pendapatan desa

belum adanya aturan desa dan tanah kas desa

penyusuan APBDes

9

pengadaan tanah kas desa

10 pemahaman terhadap peraturan dan perundang-undangan masih lemah

kurangnya sosialisasi yang diberikan Sruktur aparatur desa dan BPD lengkap

Pelatihan dan sosialisasi pemahaman UU dan perda tentang desa

VII

I Pertanian

1

Adanya bibit perkebunan yang tidak terjamin mutunya (tidak bersertifikasi) kurangnya pasokan bibit bersertifikasi adanya kebun sawit pengadaan bibit perkebunan yang bersertifikat IX Perikanan

1 alat tangkap dan perahu belum memadai

kurangnya pembiayaan pengadaan alat tangkap dan perahu

adanya masyarakat nelayan

pengadaan alat tangkap ikan dan perahu 2 sulitnya memasarkan hasil

laut kurangnya fasilitas angkut hasil perikanan adanya kolam ikan pengadaan sarana pengangkutan hasil nelayan 3 nelayan sulit mendapatkan kebutuhan melaut dan saprodi

kurangnya pembiayaan untuk mendirikan warung adanya masyarakat nelayan

Pembangunan sarana dan prasarana usaha warung pesisir 4 minimnya keterampilan masyarakat kurangnya pembinaan pengolahan hasil perikanan adanya masyarakat nelayan pelatihan keterampilan pengelolaan hasil perikanan 5 belum adanya TPI

kurangnya pembiayaan pembangunan TPI adanya masyarakat nelayan

pembuatan bangunan TPI 6 sulitnya mendapatkan kurangnya pasokan adanya kolam pengadaan bibit dan

(31)

bibit dan pakan ikan air tawar

bibit dan pakan ikan pakan ikan tawar

7 belum adanya pelabuhan nelayan kurangnya pembiayaan pembangunan pelabuhan adanya masyarakat nelayan pembuatan pelabuhan kecil pendaratan perahu nelayan

No Masalah Penyebab Potensi Alternatif Tindakan

Pemecahan masalah

X Pariwisata

1 belum adanya tempat wisata kurangnya sumber pembiayaan

adanya pantai yang indah

pembangunan objek wisata dan permainan pantai

2 Pengelolaan mangrove yang masih kurang kurangnya sumber pembiayaan

Adanya Hutan

mangrove Pengelolaan Mangrove

XI Siaga bencana

1 Pantai mengalami abrasi kurangnya sumber pembiayaan

Adanya terumbu karang

Rehabilitasi vegetasi pantai (penanaman pohon cemara dan ketapang)

XII Mata pencaharian alternative

1 Potensi kelapa yang belum dimanfaatkan kurangnya sumber pembiayaan

Adanya kebun

kelapa Pelatihan dan Pengolahan sabut kelapa 2

pembuatan briket dari tempurung kelapa 3

Belum adanya

keterampilan sebagai cindra mata desa pesisir

kurangnya pengetahuan dan sumber pembiayaan · Banyak kerang laut yang terbuang saja

Pelatihan dan penjualan Keterampilan Kerang Laut

(32)

4.4 Penentuan peringkat masalah Tabel 11. Penentuan peringkat masalah

No Masalah Dirasakan oleh orng banyak Sanga t Menghambat peningkatan pendapatan Sering terjad i Tersedi a Potensi memecahkan masalah Jumlah nilai Urutan peingkat 1

Habitat mangrove yang

sudah mulai habis ya ya ya ya Ya

Penanaman

Mangrove 96 1

2 Masih banyak terdapat

Jembatan yang Rusak ya ya ya ya Ya

Membangun Jembatan 85 2 3 Adanya tempat Pemancingan ya ya ya ya Ya Membangun Tempat Pemancingan 84 3

4 sumber air besih kurang ya ya ya ya Ya Membangun sumur

bor

84

4

5 Tidaknya Penahan Abrasi ya ya ya ya Ya Di bangun bronjong 83 5

6 Jalan rebat beton rusak ya ya ya ya Ya Perehabatan Jalan

rebat beton 83 6

7 Jalan Protokol sebagian

besar masih Tanah ya ya ya ya Ya

Pembangunan jalan protokol

83

9 8 Anak putus sekolah

pendidikan 9 tahun ya ya ya ya Ya

Pemberian Biasiswa siswa yang kurang mampu

80 18

9

Lemahnya pengetahuan anak didik SMP terhadap komputer ya ya ya ya Ya Adanya Pelatihan Komputer 81 10 10 kurang berkembangnya usaha masyarakat ya ya ya ya Ya Pengadaan Pelatihan Kewirausahaan bagi masyarakat 78 13

11 rumah masyarakat yang

tidak layak huni ya ya ya ya Ya

Bantuan untuk rumah masyarakat yang kurang mampu

79 11

12 kondisi jalan yang gelap ya ya ya ya Ya Pengadaan Lampu jalan di Desa P. Sei. Baru 78 12

13 minimnya keterampilan masyarakat ya ya ya ya Ya

Mengadakan Pelatihan Keterampilan bagi

masyarakat 75 19

14 Belumnya adanya tempat Pembuangan sampah ya ya ya ya Ya Pembuatan Tempat

Pembuangan sampah 82 7

15 masyarakat tidak memiliki

JAMKESMAS ya ya ya ya Ya

Pengadaan tambahan

fasilitas JAMKESMAS 74 20

16

masih adanya masyarakat yang belum menerima aliran listrik

ya ya ya ya Ya

Bantuan untuk masyarakt yang belum mempunyai

Meteran listrik 76 16

17 Tidak ada Jembatan Gantung

Penghubung Dusun ya ya ya ya Ya

Pembangunan

Jembatan Gantung 73 21

18 Kurangnya tenaga medis ya ya ya ya Ya

Pengadaan Tenaga medis (dokter, perawat dan

mantri) 78 15

19 alat tangkap dan perahu

belum memadai ya ya ya ya Ya

pengadaan alat tangkap ikan dan perahu

78 14

20 Adanya masyarakat yang

tidak memiliki MCK ya ya ya ya Ya

Pembangunanan MCK

umum 81 8

21 sulitnya pemasaran hasil

usaha oleh masyarakat ya ya ya ya Ya

sulitnya pemasaran hasil usaha oleh masyarakat

(33)

4.5 Pengkajian tindakan pemecahan masalah Tabel 12. Penentuan peringkat masalah

No Masalah Penyebab Potensi Alternatif tindakan pemecahan Tindakan yang layak

1 Mangrove Terjadinya abrasi Ada Penanaman mangrove Penanaman Mangrove

2 Jembatan Rusak Ada Jembatan Kayu Membangun Jembatan

3 Sumur bor Tidak Ada Air sungai

Membangun Tempat Pemancingan

4 Tempat Pemancingan Belum ada Ada Memancing di sembarang tempat Membangun sumur bor

5 Beronjong Belum ada Ada Pembangunan bronjong Di bangun bronjong

6

Jalan rusak

Rusak Ada Penanaman mangrove

Perehabatan Jalan rebat beton

7

Adanya sampah Tempat sampah tidak

ada Ada Menimbun sampah

Pembuatan Tempat Sampah

8 Belum adanya MCK umum Belum ada Ada MCK di pribadi Pembangunan MCK umum

9 Jalan Protokol rusak Rusak Ada

Swadaya dari masyrakat penimbunan jalan yang rusak

Pembangunan Jalan Protokol 10 Pembelajaran Komputer Belum ada Ada Belajar secara otodidak Kursus Komputer

11 Rumah kumuh Rusak Ada Bantuan dari masyarakat sekitar

Bantuan untuk Perumahan yang layak 12 Jalan Gelap Lampu jalan tdk ada Ada Lampu rumah warga

Bantuan Pengadaan Lampu jalan dari PLN 13

Usaha kurang

berkembang SDM Kurang Ada Belajar manual

Pelatihan Pengambangan Bina Usaha 14 Alat Penangkapan Belum ada Ada Penangkapan secara tradisional Bantuan dari Diskanla 15 Tenaga medis kurang Belum ada Ada Dukun Kampung

Bantuan dari Dinas Kesehatan 16

Tidak ada jariangan

aliran listrik Belum ada Ada Pembangunan sarana listrik Pengadaan PLTH

17 Bina usaha Belum ada Ada Pemasaran yang terjangkau

Bantuan dari Dinas Koperasi

18 Pendidikan Belum ada Ada Pendidikan di sekolah biasa Pemberian Beasiswa

19 Minimnya keterampilan SDM kurang Ada Pengetahuan secara otodidak

Pelatihan dari Dinas terkait

20 Belum ada JAMKESMAS Belum ada Ada Pengobatan tradisional Pemberian JAMKESMAS 21

Belum ada Jembatan

Gantung Belum ada Ada Jembatan seadanya

Pengadaan jembatan gantung

(34)

4.6 Penentuan peringkat tindakan Tabel 13. Penentuan Peringkat Tindakan

Peringkat Masalah Tindakan yg layak

Kebutuhan orang banyak

Dukungan peningkatan

pendapatan warga Jumlah nilai

1 Mangrove Penanaman Mangrove Ya Ada 96

2 Jembatan Membangun Jembatan Ya Ada

85

3 Sumur bor

Membangun Tempat

Pemancingan Ya Ada

84

4 Tempat Pemancingan Membangun sumur bor Ya Ada

84

5 Beronjong Di bangun bronjong Ya Ada

83

6

Jalan rusak Perehabatan Jalan rebat

beton Ya Ada 83

7

Adanya sampah Pembuatan Tempat

Sampah Ya Ada 82

8 Belum adanya MCK umum

Pembangunan MCK

umum Ya Ada 81

9 Jalan Protokol rusak

Pembangunan Jalan

Protokol Ya Ada 81

10 Pembelajaran Komputer Kursus Komputer Ya Ada 79

11 Rumah kumuh

Bantuan untuk

Perumahan yang layak Ya Ada 79

12 Jalan Gelap

Bantuan Pengadaan

Lampu jalan dari PLN Ya Ada 78

13 Usaha kurang berkembang Pelatihan Pengambangan Bina Usaha Ya Ada 78

14 Alat Penangkapan Bantuan dari Diskanla Ya Ada 78

15 Tenaga medis kurang

Bantuan dari Dinas

Kesehatan Ya Ada 78

16

Tidak ada jariangan

aliran listrik Pengadaan PLTH Ya Ada 76

17 Bina usaha

Bantuan dari Dinas

Koperasi Ya Ada 76

18 Pendidikan Pemberian Beasiswa Ya Ada 75

19 Minimnya keterampilan

Pelatihan dari Dinas

terkait Ya Ada 75

20 Belum ada JAMKESMAS Pemberian JAMKESMAS Ya Ada 74

21

Belum ada Jembatan Gantung

Pengadaan jembatan

(35)

BAB VI

RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR

4.1. Visi dan Misi 4.1.1.Visi

Desa Pematang Sei Baru memiliki Visi dan Misi. Visi Desa Pematang Sei Baru berdasarkan Visi dan Misi Kepala Desa terpilih. Visi Desa Pematang Sei Baru merupakan suatu gambaran yang menunjukkan tentang keadaan pembangunan Desa, yang diinginkan dengan melihat seluruh potensi dan kebutuhan Desa Pematang Sei Baru. Penyusunan Visi Desa Pematang Sei Baru ini dilakukan dengan penjajagan dan pendekatan dengan masyarakat yang melibatkan berbagai pihak-pihak yang berkepentingan di Desa Pematang Sei Baru di antaranya Pemerintah Desa, BPD, Tokoh Masyarakat, tokoh agama, lembaga masyarakat desa dan masyarakat desa sendiri pada umumnya.

Visi Desa Pematang Sei Baru :

‘Membangun sumberdaya manusia yang berkesinambungan, membangun perekonomian yang mapan demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat”

4.1.2. Misi

Selain Penyusunan Visi juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar tercapainya visi desa tersebut. Visi berada di atas Misi. Pernyataan Visi kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat di operasionalkan / dikerjakan. Adapun Misi Desa Pematang Sei Baru adalah :

1. Mengembangkan dan meningkatkan usaha masyarakat 2. Peningkatan jalan lingkungan

3. Peningkatan sarana air bersih bagi masyarakat

4. Perbaikan dan peningkatan layanan sarana kesehatan dan umum 5. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan masyarakat

6. Meningkatkan keterampilan/keahlian masyarakat

7. Peningkatan kualitas, kinerja, dan sarana prasarana Aparatur desa dan BPD 8. Meningkatkan kesiagaan terhadap bencana

(36)

4.2. Program Kegiatan

Rencana Pengembangan Desa Pesisir tangguh ini, kemudian digunakan sebagai salah satu referensi dalam penyusunan reneana detail kegiatan pengembangan desa pesisir, yang dapat meliputi: aspek ekologi, ekonomi, dan sosial yang dijabarkan dalam lima focus pengembangan kegiatan yaitu Bina Kesiapsiagaan terhadap Beneana dan Perubahan Iklim, Bina Lingkungan dan Infrastruktur, Bina Sumberdaya, Bina Manusia, dan Bina Usaha.

Dari ketiga aspek yang telah disebutkan di atas, pada prinsipnya muatan PDPT lebih menekankan pada kegiatan penguatan kapasitas kelembagaan, pembangunan lingkungan dan infrastruktur, sumberdaya serta kemandirian ekonomi, yang diharapkan dapat mampu meningkatkan ketangguhan dengan meminimalkan dampak kerugian akibat bencana dan perubahan iklim di desa-desa pesisir.

Adapun fokus pengembangan kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Bina Manusia, yaitu kegiatan yang mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat baik formal maupun informal, memperluas dan meningkatkan kerja sama, memperbaiki budaya kerja, gotong royong, tanggung jawab, disiplin, dan hemat serta menghilangkan sifat negatif boros dan konsumtif;

2. Bina Usaha, yaitu kegiatan yang mencakup peningkatan keterampilan usaha, perluasan mata pencaharian alternatif, pengelolaan bisnis skala kecil dan penguasaan teknologi. Selain itu, program ini meningkatkan dan mempermudah akses terhadap sumber daya, teknologi, modal, pasar, dan informasi pembangunan. Dengan dilaksanakannya program ini diharapkan terbangun kemitraan dengan pelaku usaha dan terbangunnya system insentif administrasi serta pendanaan secara formal dan informal;

3. Bina Sumber Daya, yaitu kegiatan yang menitikberatkan pada upaya memperkuat kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya, revitalisasi hak ulayat dan hak masyarakat lokal, penerapan monitoring, controlling and surveillance dengan prinsip partisipasi masyarakat lokal, penerapan teknologi ramah lingkungan, mendorong pengembangan teknologi asli, merehabilitasi habitat, konservasi, dan memperkaya sumber daya;

(37)

4. Bina Lingkungan atau Infrastruktur, yaitu kegiatan yang mencakup pembangunan infrastruktur, rehabilitasi vegetasi pantai dan pengendalian pencemaran melalui pendekatan perencanaan dan pembangunan secara spasial dalam rangka mendorong peningkatan peran masyarakat pesisir dalam penataan dan pengelolaan lingkungan sekitarnya;

5. Bina Siaga Bencana atau Perubahan Iklim, yaitu kegiatan yang mencakup usaha-usaha pengurangan risiko bencana dan dampak perubahan iklim, rencana aksi desa dalam pengurangan risiko bencana, penyadaran masyarakat, gladi/latihan secara reguler, memudahkan akses data dan informasi bencana, pembangunan sarana dan prasarana penanggulangan bencana Cantara lain jalur evakuasi, shelter, struktur pelindung terhadap bencana, fasilitas kesehatan, dan cadangan strategis desa) yang menekankan pada partisipasi dan keswadayaan dari kelompok-kelompok sosial yang terdapat pada masyarakat/komunitas pesisir.

(38)

37

Tabel 12. Program kegiatan perencanaan pembangunan Desa Pematang Sei Baru 2012-2016 No Program Kegiatan Kegiatan Tujuan Lokasi sasaran Target

Sifat Waktu Pelaksanaan Biaya

Ket. B L R P 2012 2013 2014 2015 2016 (x.1000) Rp Sumber

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

A. BINA LINGKUNGAN DAN INFRASTRUKTUR

1 Pengadaan bangunan gedung perpustakaan tersedianya sarana membaca untuk menambah ilmu pengetahuan

Desa anak usia

sekolah, pemuda, dan masyarakat umum berdirinya 1 unit gedung perpustakaan

desa x x 145,000 APBD II, PNPM

3 Pembangunan siring pasang (drainase) adanya saluran pembuangan yang lancar agar tidak terjadi genangan air Desa masyarakat Desa Pematang Sei Baru dibangunnya siring pasang pada tiap ruas jalan desa sepanjang 2000 m x x x x 200,000 APBD I,PNPM 4 Bedah rumah untuk masyarakat miskin tersedianya rumah layak huni bagi masyarakat Desa masyarakat Desa Pematang Sei Baru yang tidak mampu direhabnya minimal 8 rumah warga per tahun x x x 200,000 APBD II, 5 Pembangunan

sarana air bersih masyarakat memperoleh air bersih untuk kebutuhan rumah tangga Desa masyarakat Desa Pematang Sei Baru seluruh rumah warga mendapatkan pasokan air bersih x x x x 100,000 PDPT 6 Pembangunan Jembatan tersedianya sarana jalan yang layak dan nyaman Desa pengguna jalan masyarakat desa Di bangunnya jembatan di dusun XII yang di kalkulasikan 100 mtr x x x x x 400,000 PDPT

(39)

38

No Program Kegiatan Kegiatan Tujuan Lokasi sasaran Target

Sifat Waktu Pelaksanaan Biaya

Ket. B L R P 2012 2013 2014 2015 2016 (x.1000) Rp Sumber 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 7 pembuatan tembok penahan tanah (TPT) mencegah terjadinya

longsor Dusun III

masyarakat Dusun III dibangunnya TPT sepanjang 800 m x x 350,000 APBD II, PNPM

8 pembuatan plat decker jembatan

memperlancar jalur transportasi ke lokasi kebun Dusun III & IV masyarakat Desa Pematang Sei Baru dibangunnya 4 unit jembatan penghubung antar dusun x x x 250,000 APBD II, PNPM

9 pengadaan lampu jalan

terwujudnya lingkungan yang aman dan nyaman bagi pengguna jalan Desa masyarakat Desa Pematang Sei Baru dibangunnya lampu jalan seluruh ruas jalan desa x x 25,000 APBD II 10 pengadaan listrilk/PLTMH terpenuhinya kebutuhan listrik masyarakat Dusun III & IV masyarakat Desa Pematang Sei Baru dibangunnya 2 unit pembangkit listrik mikro hidro x x 350,000 APBD II 11 pengadaan dan pemasangan tiang listrik dan kabel

tersalurkannya listrik dari PLN

ke rumah warga Dusun V

masyarakat Desa Pematang Sei Baru adanya penambahan jaringan listrik PLN x x x 50,000 APBD II 12 pengadaan balai desa dan kantor desa Tersedianya tempat pertemuan dan pelayanan warga desa

Desa aparat desa dan BPD

berdirinya bangunan Balai Desa dan Kantor Desa x x 300,000 APBD II

13 pengadaan kendaraan dinas

meningkatkan kinerja dan mobilisasi aparat desa

Desa aparat desa dan BPD

tersedianya kendaraan operasional untuk perangkat desa x x 25,000 APBD II

(40)

39

No Program Kegiatan Kegiatan Tujuan Lokasi sasaran Target

Sifat Waktu Pelaksanaan Biaya

Ket. B L R P 2012 2013 2014 2015 2016 (x.1000) Rp Sumber 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 14 Pembuatan Tempat Pembuatan sampah Terwujudnya lingkungan yang bersih dan

nyaman Desa masyarakat Desa Pematang Sei Baru Agar terciptanya masyarakt yang bersih dari sampah X x x 100.000 PDPT/Swadaya

15 Rehab Jalan setapak

Tersedianya jalan yang layak

untuk di jalankan Dusun XII Masyarakat Desa Pematang Sei Baru Di rehabnya jalan 1000 yang terdapat di dusun XII X X X 200.000 PDPT/SAPBD / wadaya 16 Pembuatan Beronjong Agar dapat menahan abrasi

tidak terjadi lagi

Dusun XII Masyarakat Desa Pematang Sei baru Pembuatan beronjong sepanjang 1000 m X X X X X 500.000 PDPT/ Swaday a B. BINA MANUSIA 1 Pemberian beasiswa bagi anak yang tidak mampu untuk menolong anak -anak yang tidak mampu meneruskan sekolah Desa anak usia sekolah yang tidak mampu tersedianya beasiswa tiap tahun untuk 12 orang anak kel. Miskin x x x x 45,000 APBD II

2 honor tetap guru TPQ

guru honorer mendapatkan penghasilan tetap Desa guru-guru TPQ diberikannya honor tetap tiap tahun untuk 3 orang guru TPQ x 15,000 APBD II

3 pelatihan dan pengadaan computer anak-anak sekolah mempunyai keterampilan teknologi komputer

Desa pelajar SD, SLTP dan SLTA tersedianya 2 unit komputer tiap sekolah dan dislenggarak annya pelatihan bagi siswa x x 95,000 APBD II

Gambar

Tabel 6  Data Penduduk Desa Pematang Sei Baru
Gambar 3.1.  Kerangka Rencana Pengembangan Desa Pematang Sei. Baru kec. Tanjung Balai  kabupaten Asahan
Tabel 7. Potensi urusan wajib Desa Pematang Sei Baru
Tabel 8. Potensi urusan pilihan Desa Pematang Sei Baru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Judul Tesis Analisis Tipologi dan Pengembangan Desa-desa Pesisir Kota Bandar Lampung.. Nama

Judul Tesis Analisis Tipologi dan Pengembangan Desa-desa Pesisir Kota Bandar Lampung.. Nama

Pada tahap ini para peserta pelatihan akan didampingi dalam menyempurnakan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Makamhaji sampai pada draft yang siap

Kepala Desa Menyampaikan laporan kepada BPD melalui musyawarah Desa dalam rangka penyusunan rencana pembangunan Desa. Menyusun berita acara laporan hasil pengkajian keadaan desa,

namun, pada kenyataannya saat ini usulan dari masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa pada saat musrenbangdes tidak dapat terakomodasi

Tahapan pertama, penyusunan perencanaan pengembangan desa yang antara lain disusun berdasarkan profil desa yang memiliki rentang waktu pelaksanaan lima tahun lain disusun

Berkaitan dengan Rencana Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang Desa) Tahun Anggaran 2018 di Desa Salimbatu Kecamatan Tanjung Palas Kabupaten

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Bagian Ketiga Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah