• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Umum Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Umum Penelitian"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

15 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Objek Umum Penelitian

Implementasi smart building di Indonesia dimulai pada awal tahun 2012. Latar belakang pengembangan dan penerapan solusi smart building di Indonesia adalah Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 38 Tahun 2012 tentang bangunan gedung hijau yang diterbitkan pada 11 April 2012. Peraturan ini bertujuan mewujudkan penyelenggaraan bangunan gedung yang memperhatikan aspek penghematan dan penggunaan sumber daya secara efisien. (Yuliastari, 2017).

Telkom Landmark Tower, sebuah ruang kerja baru yang menarik di tepi Central Business District. Sebuah kantor berkelas modern yang dibawa oleh Telkom Group, penyedia telekomunikasi terkemuka di Indonesia. Telkom Landmark Tower dirancang untuk menjadi lingkungan kantor berkualitas tinggi dilengkapi dengan fasilitas ICT yang inovatif . (Telkom Landamark Tower, 2016). Teknologi Smart City Nusantara yang diusung oleh Telkom bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta untuk menunjang teknologi di Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mengungkapkan bahwa saat ini Jakarta Smart City yang dimiliki Pemprov sudah banyak mengadopsi teknologi dari Telkom. (Margaretta, 2018)

Salah satu dimensi dari smart city adalah smart building, gedung Telkom Landmark Tower yang didesain menjadi smart office jika diterapkan akan membantu pemerintah kota Jakarta dalam penataan kota dan bangunan-bangunan di kota Jakarta biaya lebih nyaman dan aman, serta membuat biaya menjadi efisien, konsumsi energi lebih hemat.

(2)

16 1.2 Latar Belakang Penelitian

Gedung mengonsumsi energi besar untuk mengatur suhu udara (air condition/AC) dan pencahayaan. Untuk mengendalikan konsumsi energi di gedung-gedung perkantoran, fasilitas komersial dan publik, salah satu jalan dengan menerapkan solusi smart building. Dalam Pergub Nomor 38 Tahun 2012 pengelola gedung harus memerhatikan aspek penghematan dan penggunaan sumber daya secara efisien. Tujuan akhir penerapan smart building management system adalah biaya lebih efisien, konsumsi energi lebih hemat, peningkatan keamanan dan kenyamanan gedung. Smart building sangat mendesak diterapkan dan harus menjadi concern bagi para developer dan pemilik bangunan. Teknologi smart building dapat menghemat energi sejak pra konstruksi hingga gedung beroperasi. Smart building akan berjalan pada satu platform network yang terintegrasi untuk pengontrolan gedung berbasis fiber optic. (Yudis, 2014)

Menurut data Outlook Energi Indonesia (2016), rata-rata konsumsi energi bangunan di Indonesia sebesar 250kWh/m2 per tahun untuk perkantoran 350 kWh/m2 per tahun untuk kebutuhan hunian. Kebutuhan penghawaan ruangan memicu penggunaan energi sebesar 50%.

Gambar 1. 1 Perbandingan konsumsi energi office dan residential Sumber: Outlook Energi Indonesia 2016

Gambar 1.1 menunjukkan penggunaan energi untuk bangunan perkantoran dan bangunan hunian. Untuk bangunan perkantoran energi terbanyak digunakan

(3)

17

untuk pendingin ruangan sebesar 48%, dilanjut dengan pencahayaan 41%, dan penggunaan alat listrik 11%. Bangunan hunian energi terbanyak digunakan untuk pendingin ruangan sebesar 52%, dilanjut dengan pemanas air sebesar 33%, penggunaan energi lainnya 10%, dan pencahayaan 5%.

Dalam sebuah artikel Harvard Business Review (2016) menyebutkan “smart building is foundation for smart cities”. Smart building merupakan dimensi yang paling penting untuk tercapainya smart city karena pembangunan sebuah gedung pada suatu kota merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengakomodasi besarnya minat masyarakat dalam aktivitas urbanisasi (Hardvard Business Review, 2016). Smart building hadir untuk memberikan solusi untuk kenyamanan penghuni dan efisiensi energi untuk mengurangi biaya operasional pada sebuah gedung dengan cara melakukan kontrol terhadap pemanas, pendingin, pencahayaan dan sistem kemanan. Sistem pada smart building akan terintegrasi satu sama lain agar bangunan dapat bekerja secara efisien. Mengubah bangunan tradisional menjadi bangunan cerdas akan lebih hemat energi dengan cara menanamkan sensor dan CCTV. Smart building dapat membantu penghematan hingga 30% penggunaan air dan 40% penggunaan energi dengan demikian dapat membantu mengurangi biaya operasional 10-30% (IBM, 2015).

Telkom yang mendukung dengan adanya smart city untuk jakarta berkantor di gedung Telkom Landmark Tower. Gedung perkantoranTelkom Landmark Tower berada di posisi strategis di jalan raya utama dari Jl. Jend Gatot Subroto di Central Business District, Telkom Landmark Tower memiliki akses langsung ke daerah Sudirman Central Business District (SCBD) dan Semanggi yang mudah diakses dari berbagai arah dan jalan tol. Setiap lantai memberikan pengalaman yang sedikit berbeda karena desain bangunan yang dinamis. Penyewa bisa menikmati pilihan beberapa zona dan konfigurasi tata letak yang fleksibel dan efisien. Kolom terletak di perimeter bangunan, menjadi pusat terbuka. Sebagian besar area kerja akan mendapatkan banyak cahaya matahari selama pagi sampai sore hari, dan ketinggian 2,8 m dari lantai ke langit-langit yang meningkatkan rasa lapang. (Telkom Landamark Tower, 2016)

(4)

18

Gambar 1. 2 Posting Twitter Smart Office Telkom Sumber : https://twitter.com/telkomindonesia/status 2017

Dari account official Telkom @TelkomIndonesia yang di post pada tanggal 15 April 2017 menyatakan bahwa Telkom Landmark Tower (TLT) di desain menjadi smart office dengan fasilitas lengkap dan teknologi tinggi yang ramah lingkungan. Jika smart office diterapkan akan membantu pemerintah kota Jakarta dalam penataan kota dan bangunan-bangunan di kota Jakarta sehingga nyaman dan aman, serta membuat biaya menjadi efisien, konsumsi energi lebih hemat. Gedung Telkom Landmark tower sudah memiliki IBMS (Inteligent Building Management System ) yaitu sistem dalam bentuk aplikasi yang berfungsi untuk monitor keadaan gedung. Didalam nya juga bisa memonitor perangkat yang digunakan, sehingga jika ada suatu incident akan cepat terselesaikan perbaikannya. Monitoring bekerja 24 jam, dan pihak enginering building bekerja bergantian untuk monitor dan melakukan perbaikan selama 24 jam. Gambar 1.3 menunjukan salah satu layar yang digunakan oleh pihak enginering building

(5)

19

Gambar 1. 3 Dokumentasi salah satu layar untuk monitoring gedung TLT

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan salah satu penelitian sebelumnya yaitu oleh Indrawati et al. (2017) tentang variabel yang terkait pada smart building, belum ditemukan hasil pengukuran yang berkaitan dengan smart office. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas bangunan gedung yang dipakai untuk perkantoran yang sudah dinyatakan sebagai perkantoran yang cerdas oleh Telkom, yaitu Telkom Landmark Tower (TLT). Sejak berdirinya TLT belum ada pengukuran terkait tingkat kecerdasan kantor tersebut dilihat dari persepsi pengguna. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kecerdasan TLT dari persepsi pengguna.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah tersebut, pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel dan indikator apa yang tepat untuk mengukur tingkat kecerdasan kantor TLT?

2. Seberapa besar penilaian responden terhadap variabel dan indikator untuk mengukur tingkat kecerdasan kantor TLT?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah yang telah uraikan, maka dapat ditentukan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

(6)

20

1. Untuk mengetahui variabel dan indikator apa yang tepat untuk mengukur tingkat kecerdasan kantor TLT

2. Untuk mengetahui berapa besar penilaian responden terhadap variabel dan indikator untuk mengukur tingkat kecerdasan kantor TLT

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian terkait dengan analisa variabel dan indikator smart office sebagai bagian dari smart building sebagai upaya mencapai smart city di kota Jakarta ini diharapkan memiliki manfaat, baik manfaat untuk akademik maupun manfaat praktis :

1. Manfaat Akademik

a. Memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai smart office serta menjadikan acuan pada penelitian selanjutnya.

b. Memberikan model baru sebagai sumbangan ilmu di bidang ilmu pengetahuan

2. Manfaat Praktis

Manfaat untuk Telkom Landmark Tower :

a) Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai masukan dalam melakukan pembangunan dan pemeliharaan smart office

b) Menjadi solusi dalam menjaga lingkungan dari pencemaran, mewujudukan efisiensi biaya dalam hal pembangunan, meningkatkan kenyamanan dan keamanaan penduduk dengan mendukung kota Jakarta menjadi smart city

c) Memberikan penilaian suatu ukuran berdasarkan persepsi pengguna sehingga

d) Bisa dijadikan acuan penilaian smart office agar bisa meningkatkan nilai dari persepsi pengguna

(7)

21 1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi paparan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan melalui studi literatur, dimana landasan teori tersebut akan digunakan sebagai kerangka dan dasar pemikiran dari penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menggambarkan tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan penulis disertai penjelasan masing-masing langkah untuk memecahkan masalah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai pengolahan data, analisis data dan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan hasil analisis, saran bagi praktis serta saran bagi penelitian selanjutnya.

Gambar

Gambar 1. 1 Perbandingan konsumsi energi office dan residential  Sumber: Outlook Energi Indonesia 2016
Gambar 1. 2 Posting Twitter Smart Office Telkom Sumber : https://twitter.com/telkomindonesia/status 2017
Gambar 1. 3 Dokumentasi salah satu layar untuk monitoring gedung TLT

Referensi

Dokumen terkait

Menurut data HR Current Telkom, pencapaian nilai kinerja individu (P) karyawan Telkom Regional III untuk tahun 2014, dikategorikan dalam kelompok karyawan yang

Berdasarkan hasil survey dan wawancara yang telah dilakukan kepada 30 orang mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University menunjukkan bahwa faktor

Aplikasi Hi Bandung adalah aplikasi city guide atau direktori kota pertama yang ada di Indonesia dengan mengacu kepada kota- kota berbasis Smart City lainnya di dunia, karena

Bagaimanakah perancangan model bisnis sebagai bentuk strategi pengembangan bisnis yang sesuai dan disarankan untuk diterapkan pada aplikasi Hi City yang akan disatukan pada tahun

Bagaimana pengaruh penggunaan media sosial Twitter terhadap pemenuhan kebutuhan informasi tugas akhir bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Telkom

Telkom University adalah salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia yang mempunyai visi World Class University , visi jangka panjang yang dimiliki Universitas telkom

harapan pelanggan bila ditinjau dari  keseluruhan dimensi kualitas pelayanan, maka perlu dilakukan evaluasi dari pelanggan dan kinerja pegawai Telkom useetv Sulawesi

1) HSI merupakan produk fixed broadband yang diharapkan menjadi kontributor utama revenue Telkom Divre II Jakarta menggantikan Telepon Rumah yang saat ini mengalami