• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN MODUL DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN BELAJAR KEJAR PAKET B OLEH : SRI NINGSIH SULISTIAWATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN MODUL DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN BELAJAR KEJAR PAKET B OLEH : SRI NINGSIH SULISTIAWATI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN MODUL DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN BELAJAR KEJAR PAKET B

OLEH :

SRI NINGSIH SULISTIAWATI 1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sangat pesat menimbulkan kesadaran akan pentingnya pendidikan pada masyarakat, pada akhirnya berimplikasi pada kebutuhan akan jalur-jalur dan media yang digunakan untuk meraih pendidikan. Salah satu metode pengajaran adalah “Modul” yaitu satuan unit Proses Belajar Mengajar terkecil yang sangat terperinci, menggariskan tentang tujuan instruksional, topik, pokok bahasan, peranan tutor, alat dan bahan, urutan kegiatan, lembar kerja serta program evaluasi. Dengan demikian modul merupakan pengajaran yang harus diikuti oleh siswa/warga belajar sesuai dengan kemampuan, kecepatan, dan intensitas belajarnya sendiri, pemilihan metode pengajaran.Modul dimaksud bertujuan agar para wajib belajar berhasil dalam program kelompok belajar Paket B (kejar Paket B).seperti diketahui bahwa dalam penyelenggaraan program Kejar Paket B juga digunakan modul sebagai alat mencapai tujuan. Diharapkan melalui modul prestasi belajar warga Kejar Paket B dapat dicapai. Prestasi belajar Kejar Paket B adalah meningkatnya kemampuan para warga belajar dalam Pehabtanas atau ditandai dengan lulus ujian persamaan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (Uper SLTP) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah Lanjutan Atas (SLA) atau yang sederajatnya. Faktor anak merupakan faktor yang penting, karena terjadi atau tidaknya aktivitas belajar tergantung dari anak itu sendiri, bila faktor ini diperhatikan maka akan berhasil dengan baik, namun bila tidak diperhatikan akan terjadi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan belajarnya. Faktor dalam individu antara lain faktor psikis, yang terdiri dari motiv, konsentrasi, minat dan faktor fisik.

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan antara lain tempat belajar, alat-alat belajar, situasi dan kondisi yang mendukung dan merangsang motivasi belajar pada anak.

3. Faktor bahan dapat berupa buku pelajaran, kaset, dan alat-alat, dalam kejar Paket B bahan pelajaran dikemas dalam bentuk modul yang disusun secara sistematis menggariskan tentang tujuan instruksional, pokok bahasan, peran tutor, alat dan buku, urutan kegiatan, lembar kerja dan program evaluasi yang semuanya dapat dipelajari secara self-instruksional.

4. Tutor adalah seseorang yang bertugas memberikan bimbingan, mengajar, melatih warga belajar sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.

Dari faktor-faktor tersebut diatas modul memiliki peranan penting karena modul menyajikan bahan pelajaran secara runtut disertai urutan kegiatan yang harus dilakukan siswa/warga belajar, lembar evaluasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat dan memotivasi para warga belajar untuk mempelajari dan

(2)

menguasai bahan yang disajikan. Akan tetapi pada kenyataannya modul belum dapat berperan seperti yang kita harapkan karena penyajiannya kurang dapat merangsang minat dan motivasi warga belajar.

Mengingat peranan modul sangat penting dalam menunjang keberhasilan program kejar paket B, maka dalam tulisan ini penulis tertarik dengan faktor modul. Dari uraian di atas, penulis ingin mengangkat karya tulis dengan judul “PERANAN MODUL DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN BELAJAR KEJAR PAKET B.”

BAB II KAJIAN TEORI A. Modul

1. Pengertian Modul

Sistem belajar jarak jauh lewat modul merupakan inovasi bagi masyarakat sekarang ini dimana perkembangan usaha pengajaran individual lewat modul berkembang secara pesat dari tahun ke tahun. Tahun 1950-an dikembangkan pengajaran berprograma, tahun 1960-an dikembangkan pendekatan audio-tutorial dalam pengajaran minicourses. Selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya menggunakan model pengajaran dengan modul.

Modul sebagai suatu metode penyampaian dalam proses belajar mengajar telah dijadikan tumpuan harapan untuk mampu mengubah keadaan menjadi situasi belajar mengajar yang merangsang, yang lebih mengaktifkan murid untuk membaca dan belajar memecahkan masalah sendiri dibawah pengawasan dan bimbingan guru atau tutor yang selalu siap menolong warga belajar yang mempunyai kesulitan. Maka dapat dikatakan bahwa suatu modul adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran. Pengajaran modul merupakan usaha penyelenggaraan pengajaran individual yang memungkinkan siswa menguasai satu unit berikutnya. Modul disajikan dalam bentuk yang bersifat self-instruksional. Dengan demikian memungkinkan siswa dapat menentukan kecepatan dan intensitas belajarnya sendiri.

Di Indonesia, istilah “Modul” pertama kali dikumandangkan dalam suatu forum rapat antara 8 (delapan) proyek perintis sekolah pembangunan di Cibubur, Bogor pada bulan Februari 1974. Pada saat itu konsep modul masih gelap bagi kebanyakan orang, saat ini sudah dikembangkan dengan pesat dan telah tersebar di kalangan dunia pendidikan.

Pengertian tentang ‘,‘modul” yang dikembangkan oleh badan Penelitian danPengembangan Pendidikan (BP3KK) Departemen P dan K menyatakanbahwa “Modul” adalah satu unit program belajar mengajar terkecil yangsecara terperinci menggariskan:

a. Tujuan instruksional yang akan dicapai

b. Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar c. Pokok-pokok materi yang akan dipelajari

(3)

Peranan guru/tutor dalam proses belajar mengajar Alat-alat dan sumber yang akan digunakan Kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan.

e. Lembaran kerja yang harus diisi oleh anak

f. Program evaluasi yang akan dilaksanakan. (Suryo Subroto, 1983 :17) Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa modul adalah satu unit PBM terkecil sebagai ujung tombak daripada kurikulum yang secara terperinci menggariskan tentang tujuan instruksional, topik, pokok bahasan, peranan tutor, alat dan buku, urutan kegiatan, lembar keija serta program evaluasi yang merupakan program pengajaran individual dimana warga belajar dapat menentukan kecepatan dan instensitas belajarnya sendiri.

Penggunaan modul dalam proses belajar mengajar mempunyai maksud dan tujuan agar supaya :

a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien

b. Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya sendiri

c. Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru. d. Murid dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara

berkelanjutan.

e. Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar

f. Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir.

g. Modul disusun dengan berdasar pada konsep “mastery learning” suatu konsep yang menekankan bahwa murid harus secara optimal menguasai bahan pelajaran yang disajikan dalam modul ini.

Ciri-ciri pengajaran modul

Dalam pengajaran modul terdapat cini-ciri sebagai berikut:

a. Modul merupakan paket pengajaran yang bersifat self-instruksional Dalam hal ini yang mendasari pengembangan modul adalah bahwa belajar itu merupakan proses yang harus dilakukan oleh siswa sendiri. Maka siswa diberi kesempatan belajar menurut irama dan kecepatannya masing-masing. Dengan demikian anggapan ini berimplikasi luas terhadap penyusunan bahan pelajaran, tipe media belajar yang dipergunakan, dan diberi kesempatan bagi perbedaan-perbedaan individual dalam belajar.

b. Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual.

Perbedaan-perbedaan perorangan yang mempunyai pengaruh penting terhadap proses belajar yaitu perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, perbedaan dalam hal latar belakang akademik, dan perbedaan dalam gaya belajar. Modul yang bersifat self-instruksional itu sangat sesuai untuk menanggapi kebutuhan dan perbedaan individual siswa. Sebagian modul disusun untuk diselesaikan oleh siswa-siswa secara perorangan, sebagian modul disusun untuk diselesaikan oleh siswa dalam bentuk kelompok- kelompok kecil.

(4)

Kunci Lembaran Evaluasi

Tes dan rating scale pada lembaran evaluasi disusun oleh penulis modul.Item-item test disusun dan dijabarkan dari rumusan-rumusan tujuan pada modul. Dengan demikian jawaban siswa terhadap test dapat diketahui tercapai atau tidaknya tujuan yang dirumuskan pada modul. Kunci jawaban test dan rating scale juga disusun oleh penulis modul.

Modul identik dengan kurikulum

Modul sebagai sistem penyampaian dalam proses belajar mengajar telah dijadikan tumpuan harapan untuk mampu mengubah keadaan menjadi situasi belajar mengajar yang merangsang, serta lebih meningkatkan aktifitas siswa untuk membaca dan belajar memecahkan masalah sendiri dibawah pengawasan dan bimbingan guru/tutor yang selalu siap menolong siswa yang mengalami kesulitan. Maka dapat dikatakan bahwa penerapan modul dalam Proses Belajar Mengajar Kejar Paket B adalah sebagai berikut: setiap mata pelajaran terdiri atas beberapa modul, sebelum mepelajari modul tersebut seorang warga belajar diberikan suatu pre-test untuk mengetahui apakah ia memenuhi syarat yang diperlukan untuk mempelajari modul tersebut. Apabila belum memenuhi syarat maka kepadanya diberikan pengajaran remedial untuk memenuhi syarat tersebut. Kemudian warga belajar dapat mulai melakukan urutan kegiatan belajar yang sudah tertera dalam modul, setelah selesai diberikan post-test untuk menilai penguasaannya tentang topik dalam modul tersebut, apabila hasilnya belum baik maka diberikan pengajaran remedial untuk mengulangi hal-hal tertentu yang belum dikuasai, kemudian diberikan pos-test lagi hingga hasilnya baik. Setelah itu ia dapat melanjutkan ke modul berikutnya.

(5)

C. Tinjauan Umum Tentang Kejar Paket B

Dalam Buku Peranan Pendidikan Luar Sekolah untuk menunjangpelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar, dikatakan bahwa Kejar Paket B adalah Programyang dirancang untuk menyelenggarakan pendidikan setara dengan SLTP. Maksudnya adalah Program Kejar Paket B melayani mereka yang tidak melanjutkan pendidikan ke SLTP dan melayani mereka yang meninggalkan SLTP sebelum waktunya agar dapat mencapai target wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Dibawah ini beberapa pengertian tentang Program Kejar Paket B, antara lain :

1. Program kejar paket B adalah salah satu program pendidikan dasar yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan luar sekolah. Program ini dikembangkan setara dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), yang keberadaannya dipertegas pada pasal 18, peraturan pemerintah No. 73 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah. (Depdikbud, 1994:1) 2. Sebelum terbitnya undang-undang No. 2 Tahun 1989 dan PP No. 73 th.

1991, Kejar Paket B dirancang untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi warga masyarakat yang telah selesai belajar paket A tanpa mempertimbangkan usia warga belajar. Dalam perkembangan selanjutnya, atas kebijaksanaan Pemerintah tentang program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang dimulai pada tahun pertama Pelita VI.

3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0576/U/1990 tanggal 1 September 1990.

4. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0131/U/1994 tentang program Paket A dan Paket B. (Depdikbud 1994 ; 26)

Unsur-unsur dalam pelaksanaan program kejar Paket B adalah Warga Belajar, Tutor, pengelola, penyelenggara dan pembina program. Dalam memperoleh data untuk mengumpulkan warga belajar, dilaksanakan oleh Penilik Pendidikan Masayarakat, dibantu oleh Penilik Olahraga dan Penilik Generasi Muda, dan atau pamong belajar SKB serta pengelola dan tutor yang terpilih. Sedang dalam memperoleh data tutor, dilaksanakan oleh Penilik Dikluseporabud, SKB dan lembaga social masyarakat, organisasi kemasyarakatan.

Dalam melaksanakan program kejar Paket B, semua unsur dalam sistem harus berjalan sesuai dengan peran masing-masing.

Berikut ini penulis akan sedikit menguraikan tentang unsur-unsur dalam penyelenggaraan Program Kejar Paket B sebagai berikut:

a. Warga belajar 1) Tugas

Warga belajar kejar Paket B memiliki tugas :

a) Mengikuti acara kegiatan belajar yang telah ditetapkan b) Secara teratur dan terus menerus

c) Belajar sendiri

d) Memelihara hubungan baik dengan sesama warga belajar, tutor, pengelola,penyelenggara, dan pembina

2) Fungsi

(6)

kesadaran selalu berusaha mengikuti pelajaran dengan penuh kesadaran selalu berusaha mengikuti program belajar untuk kepentingan diri sendiri hingga memiliki pendidikan yang stara dengan SLTP.

b. Tutor

Tiap kelompok belajar dibantu 5 orang tutor. Tutor utama terdiri dari bidang studi Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Pancasila dan Kewargaan Negara. Sedang bidang studi lain pembagiannya diatur antara tutor, pengelola, dan pembina.

1) Tugas

Tugas Tutor adalah :

a) Mengajar, membimbing dan melatih warga belajar sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.

b) Menyusun program belajar yang akan diajarkan

c) Mengadakan kontak-kontak kerjasama dengan pengelola penyelenggara, dan tutor melalui pertemuan yang dijadwalkan secara teratur (Review Planning)

d) Menyusun laporan berdasarkan laporan dari penyelenggara dan atau pengelola setiap satu bulan sekali pada kasi Diknas.

Kepala Desa atau Lurah yang diwilayahnya menjadi lokasi Kejar Paket B berperan sebagai pembina Tingkat Desa berkewajiban membantu suksesnya penyelenggaraan program Kejar Paket B. Untuk itu wajib memantau pelaksanaan proses belajar mengajar dan mendorong wargabelajar untuk aktif mengikuti Kejar Paket B. Sedangkan Camat berperansebagai pembina tingkat Kecamatan dan memberikan pelayanankemudahan dalam memenuhi kebutuhan administrasi yang diperlukan oleh pengelola, penyelenggara dan tutor.

Hubungan kurikulum dengan modul

Kurikulum yang diajarkan pada program kejar Paket B meliputi beberapa mata pelajaran seperti di bawah ini :

a. Pendidikan Pancasila b. Pendidikan Agama

c. Pendidikan Kewargaan Negara d. Bahasa Indonesia

e. Matematika (termasuk menghiftinh f. Pengantar Sains dan Tehnonlogi g. IlmuBumi

h. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum i. Kerajinan tangan dan kesenian j. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan k. Menggambar

l. Bahasa Inggris m. Ketrampilan.

Tiap mata pelajaran terdiri dari beberapa modul dan setiap modul memuat tentang beberapa topik, urutan kegiatan, lembar latihan, dan program evaluasi. Dengan demikian kurikulum kejar paket B yang memuat mata pelajaran seperti tersebut di atas kemudian dijabarkan dalam beberapa

(7)

modul. Jadi modul merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum dalam program kejar paket B.

BAB III PEMBAHASAN

Keberadaan dan keberhasilan penyelenggaraan program kejar paket B memiliki peranan yang sangat penting dalam mensukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan program pemberantasan buta huruf. Oleh karena itu para penyelenggara program ini diharapkan mampu dan mau mengoptimalkan setiap unsur sesuai dengan peranan masing-masing.

Unsur-unsur dalam pelaksanaan program kejar paket B yaitu antara lain warga belajar, tutor, pengelola program, penyenggara, pembina dan bahan-bahan pengajaran (materi pelajaran). Diantara unsur-unsur tersebut warga belajar merupakan unsur yang terpenting karena selain sebagai obyek sekaligus juga sebagai subyek yang menentukan dalam keberhasilan belajar program kejar Paket B, Disamping itu modul sebagai bahan pengajaran juga sangat berperan dalam pencapaian prestasi belajar.

Warga belajar paket B berusia antara 10 - 44 tahun dengan latar belakang pendidikan, sosial ekonomi, pekerjaan, minat dan motivasi serta daya fikir yang berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut akan berpengaruh pada kemampuan intelektual dan gaya belajar serta proses kegiatan belajar mengajar. Masing-masing individu berbeda dalam hal kemampuan menyerap hasil belajar sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing.

Melihat perbedaan individual para wajib belajar tersebut penyelenggara program kejar Paket B harus dapat menyajikan materi pelajaran dengan suatu system penyampaian Proses belajar Mengajar yang mampu berperan dalam mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut dan mampu mengubah keadaan menjadi suatu system belajar yang efektif dan efisien serta secara aktif melibatkan partisipasi siswa untuk dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Disini system pengajaran klasikal tentulah tidak efektif dan efisien karena perbedaan usia, pekerjaan serta perbedaan latar belakang pendidikan akan menghambat proses belajar mengajar. Dalam system ini peranan guru/tutor dalam Proses belajar mengejar sangat sentral, dari mulai menyiapkan bahan penyampaian materi maupun dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar sehingga para warga belajar akan sangat bergantung kepada tutor/guru. Sysstem ini juga kurang mempoerhatikan perbedaan-perbedaan kemampuan individu dan kurang melibatkan partisipasi aktif para warga belajar.

Melihat kondisi obyektif para warga belajar tersebut, pemilihan penggunaan media modul dalam pengajaran khususnya pada program kejar Paket B memiliki beberapa keunggulan yang memungkinkan belajar lebih efektif dan efisien, dibandingkan dengan pengajaran konvensional klasikal. Selanjutnya penulis akan menyajikan perbandingan antara penngajaran konvensional dengan pengajaran modul agar terlihat efisiensi dan efektifitas pengajaran modul.

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa system pengajaran modul sebagai satu system pengajaran yang efektif dan efisien memiliki peranan yang besar dalam pencapaian prestasi belajar kejar paket B karena memiliki

(8)

keunggulan sebagai berikut:

a. Memberikan feedback yang banyak dan segera, sehingga warga belajar dapat mengetahui taraf hasil belajarnya dan kesalahan akan segera dapat diperbaiki untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

b. Setiap siswa mendapat kesempatan menguasai bahan secara tuntas sebagai hasil belajar dan sebagai dasar untuk menghadapi pelajaran baru. Karena setiap kekurangan dapat ditanyakan langsung kepada tutor secara individualsehingga siswa mendapat penjelasan yang sejelas-jelasnya. Dengan menguasai materi secara tuntas diharapkan prestasi warga belajar akan meningkat.

c. Memiliki tujuan yang jelas, sehingga warga belajar terarah dalam pencapaiannya. Karena mengetahui akan tujuan dan arah atau jalan dalam pencapaiannya maka warga belajar akan mantap dalam belajar sehingga prestasi belajarnya akan baik.

d. Memberikan motivasi yang kuat kepada para warga belajar karena memberikan bimbingan kepada warga belajar untuk meraih prestasi dalam belajar melalui langkah-langkah yang teratur. Dengan adanya motivasi yang kuat dan langkah-langkah yang teratur dan terarah akan meningkatkan prestasi belajar warga belajar. Apabila motivasi berkurang maka prestasi belajar akan menurun.

e. Meningkatkan kerjasama antar warga belajar serta tutor karena merasa memiliki tanggung jawab yang sama atas keberhasilan pengajaran. Kerjasama antar warga belajar dalam memecahkan masaiah belajar akan memudahkan penyelesaian lembar kerja sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Apabila kerjasama antar warga belajar dan tutor kurang maka dalam pemecahan masaiah belajar harus dikerjakan sendiri sehingga prestasi belajar kurang memuaskan.

f. Modul dapat disesuaikan dengan perbedaan individual masing-masing warga belajar antara lain mengenai kecepatan belajar, cara belajar, waktu yang tersedia, dan bahan pelajaran. Sehingga masing-masing dapat mempelajaribahan dengan cara, gaya dan kemampuan masing-masing sehingga belajar akan efektif dan efisien yang pada akhimya prestasi belajar akan meningkat.

g. Memberikan kesempatan untuk pelajaran remedial untuk memperbaiki kesalahan, kelemahan atau kekurangan warga belajar yang dapat ditemukan sendiri berdasarkan evaluasi yang kontinyu. Warga belajar tidak perlu mengulang seluruh pelajaran tersebut tetapi hanya yang berkaitan dengan kekurangannya sehingga lebih efektif dan efisien.

h. Modul disusun dengan cermat sehingga memudahkan siswa belajar untuk menguasai bahan pelajaran menurut metode yang sesuai bagi warga belajar yang berbeda-beda. Hal ini akan mempercepat warga belajar menguasai bahan belajar dengan tuntas dan prestasi akan meningkat.

i. Warga belajar lebih banyak mendapat bantuan dari tutor tanpa mengganggu atau melibatkan seluruh kelas. Karena mendapatkan penjelasan secara individual tentang kekurangannya dalam belajar maka akan meningkatkan prestasi belajarnya.

(9)

j. Modul hanya meliputi pelajaran yang terbatas dan dapat dicobakan pada murid yang jumlahnya relatif kecil, sehingga dengan mengadakan pre-test dan post-test dapat dinilai taraf hasil belajar murid sebagai tolok ukur efektivitas bahan tersebut.

Dengan demikian system pengajaran modul adalah suatu system penyampaian yang telah dipilih dalam usaha pengembangan system pendidikan yang paling efisien, relevan dan efektif dalam meningkatkan prestasi belajar Kejar Paket B.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan umum tentang modul pada Bab III maka dapat kami simpulkan bahwa modul dapat berperan dalam membantu keberhasilan belajar bagi kejar paket B. Kondisi obyektif dari peserta didik yang memiliki perbedaan latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia, status social dan lain-lain tidak mungkin dilaksanakan dengan menggunakan sistim pengajaran konvensional jadi penggunaan modul efektif dan efisien dalam pengajaran program kejar Paket B, dengan alas an sebagai berikut:

1. Modul sebagai bahan pelajaran yang baik karena memuat tuajuan instruksional yang jelas, urutan kegiatan yang runtut, menyediakan alat dan bahan yang harus dipelajari serta dikemas dalam bentuk self- instruksional yang dapat dipelajari sendiri, sehingga cocok dengan kondisi warga belajar yang berbeda-beda latar belakang pendidikan, social ekonomi dan tingkat pengetahuan serta waktu yang tersedia.

2. Modul memuat tujuan yang jelas dan langkah-langkah yang terarah serta menyediakan bimbingan secara individual sehingga memberikan motivasi yang kuat kepada warga belajar untuk mencapai keberhasilan belajar. 3. Modul yang cocok dengan kondisi warga belajar yang berbeda-beda serta

memiliki keunggulan-keunggulan seperti memberikan feedback yang banyak dan segera, memiliki tujuan dan langkah yang jelas, serta memberikan bimbingan individual yang tuntas sehingga diharapkan warga belajar dapat meraih prestasi yang baik.

DAFTARPUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1984, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, PT. Bima Aksara, Yogyakarta.

Depdikbud, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Depdikbud, Dirjen Diklusepora, 1993, Peranan Pendidikan Luar Sekolah dalam

Menunjang Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar, Proyek

Perencanaan Terpadu dan Pengembangan Ketenagaan Diklusepora, Jakarta.

(10)

_________, 1994,Petunjuk Teknis Program Kejar Paket B setaraSLTP,Goan Kisay Company, Jakarta.

_________, 1994,Modul Petunjuk Tehnis Program Kejar Paket B

SetaraSLTP,Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Diklusepora,

Jakarta.

__________,1994,Kebijaksanaan dan Strategi Pendidikan Luar Sekolah,Pemuda

dan Olahraga dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia,

Proyek Perencanaan Terpadu dan Pengembangan Ketenagaan Diklusepora, Jakarta.

Faisal, Sanapiah, 1981, Pendidikan Luar Sekolah, Usaha Nasional, Surabaya. Nasution, 1982, Didaktis Azas-azas Mengajar, Jemmars, Bandung.

Sadiman, S. Arief, 1984, Media Pendidikan, Raja Grafindo Persada dan Pustekom, Dikbud Jakarta.

Sukirin, 1984, Pokok-pokok Psikologi Pendidikan, FEP IKIP, Yogyakarta. Suryobroto, Sumadi, 1993, Psikologi Pendidikan, Rajawali, Jakarta.

Suryo Subroto, 1983, Sistem Pengajaran dengan Modul, Bina Aksara, Yogyakarta.

The Liane Gie. 1985. Cara Belaiar yang Efisien, Pusat Kemajuan Studi, Yogyakarta.

Vembriarto, ST, 1985, Pengantar Pengajaran Modul, Yayasan Pendidikan Paramitha, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan atas Keputusan Direktur

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila di kemudian hari saya terbukti memberikan pernyataan palsu/mengingkari pernyataan ini, maka saya bersedia

• Presiden Indonesia tahun 2014 adalah Perempuan?. • Tahun depan saya

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa lembaga kursus dan pelatihan adalah salah satu bentuk satuan pendidikan nonformal yang

banyak nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul "Pemanfaatan Data Curah Hujan untuk Prediksi Sebaran Penyakit Hawar Daun

Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti tertarik dan merasa perlu melakukan penelitian dengan judul “ Pembentukan Status Identitas Vokasional Remaja (Studi Kasus

Proses pencampuran akan berjalan lebih efektif pada kondisi aliran turbulen karena arah kecepatan komponen cairan tidak bersifat paralel satu sarna lain. Arah aliran

Agus Salim merupakan simpang4 takbersinyal,maka dari itu perlu adanya evaluasi kinerja pada simpang tersebut salah satunya dengan mendesain sinyal tersebut menjadi simpang