• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

v-1 BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Pendekatan Konsep Perencanaan

Penyediaan ruang publik bagi anak-anak dalam bentuk taman permainan tradisional merupakan wujud dari upaya untuk memberikan kesempatan bagi anak untuk bermain dengan leluasa serta merasakan pengalaman memainkan permainan-permainan tradisional. Hal ini tentu saja memiliki tujuan yang tidak sekedar menyediakan sarana hiburan bagi anak, namun juga dapat memberikan pengaruh positif pada perilaku anak. Perilaku merupakan tanggapan atau reaksi dari individu terhadap lingkungannya, hal itu menunjukkan bahwa lingkungan berkaitan erat terhadap proses pembentukan perilaku seseorang. Ruang sebagai wujud nyata dari terbentuknya suatu perilaku, maka dalam perencanaannya membutuhkan desain yang sesuai dengan fungsi serta keadaan penggunanya, dalam hal ini adalah anak-anak tersebut.

Dalam berbagai lingkungan atau setting suatu tempat terdapat keterkaitan yang erat dan pengaruh timbal balik diantara setting dengan perilaku manusia. Apabila terdapat perubahan setting pada suatu kegiatan, maka akan ada imbas/pengaruh terhadap perilaku manusia. Ditinjau dari pendekatan arsitektur dan perilaku, maka hal yang penting untuk dimunculkan adalah karakter dari bangunan yang mampu mewadahi segala karakteristik dan perilaku pengguna sehingga kebutuhan pengguna secara fisik maupun psikis dapat terfasilitasi. Selain itu, melalui pendekatan perilaku diharapkan bahwa bangunan dapat menarik minat anak-anak terhadap permainan tradisional itu sendiri. Hal-hal yang dapat mempengaruhi konsep karakter bangunan taman permainan tradisional adalah sebagai berikut.

(2)

commit to user

v-2

a. Ruang

Ruang adalah suatu sistem lingkungan binaan terkecil yang sangat penting. Hal yang paling penting dari pengaruh ruang terhadap perilaku manusia adalah fungsi atau pemakaian dari ruang tersebut. Terdapat dua macam ruang yang dapat mempengaruhi perilaku. Pertama, ruang dirancang untuk memenuhi fungsi dan tujuan tertentu. Kedua, ruang dirancang untuk memenuhi fungsi yang fleksibel. Masing-masing perancangan fisik ruang tersebut mempunyai variable independent yang berpengaruh terhadap perilaku pemakainya.

b. Ukuran dan Bentuk

Pada perancangan ruang, ukuran dan bentuk disesuaikan dengan fungsi yang akan diwadahi, sehingga perilaku pemakai yang terjadi adalah seperti yang diharapkan. Ukuran yang terlalu besar atau kecil mempengaruhi psikologis dan tingkah laku pemakainya. Perabot dan penataannya memenuhi tujuan fungsional dan mempengaruhi perilaku pemakainya. Penataan yang simetris memberi kesan kaku, teratur, disiplin dan resmi. Sedangkan penataan asimetris lebih berkesan dinamis dan kurang resmi. Bentuk-bentuk penataan tersebut oleh karenya disesuaikan dengan sifat dari kegiatan yang ada di ruang tersebut.

c. Warna, Tekstur, dan Motif

Warna memainkan peranan penting dalam mewujudkan suasana ruang dan mendukuing terwujudnya perilaku-perilaku tertentu. Pengaruh warna pada perilaku ternyata tidak selalu sama antara orang satu dengan yang lainnya. Pada ruang, pengaruh warna tidak hanya menimbulkan suasana panas atau dingin, tetapi warna juga dapat mempengaruhi kualitas ruang tersebut. Misalnya warna seakan membuat seolah-olah ruang menjadi lebih luas, lebih sempit, dan sebagainya. Sama halnya dengan warna, tekstur dan motif bersifat menguatkan kesan. Dengan menggunakan tekstur atau motif tertentu,

(3)

commit to user

v-3

ruangan dapat dirancang agar memiliki kesan ceria atau tenang sesuai dengan kebutuhan masing-masing ruang.

d. Pola Sirkulasi

Sirkulasi tertentu dapat menjadikan kesan yang berbeda tergantung dari penataan dan tujuannya. Sirkulasi di dalam taman permainan tradisional menjadi salah satu konsep pendekatan yang penting mengingat anak-anak adalah individu yang cenderung suka mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya. Dengan pola sirkulasi yang menarik, anak-anak akan merasa tertantang untuk menjelajah dan mencari tahu apa saja ada di dalamnya.

e. Suara, Temperatur, dan Pencahayaan

Ketiga unsur ini juga mempunyai andil dalam mempengaruhi kondisi ruang dan perilaku pemakainya. Suara, yang diukur dengan

decibel, akan berpengaruh buruk bila terlalu keras. Hal ini dapat

terjadi apabila terdapat dua ruang yang terlalu berdekatan. Temperatur berkaitan dengan kenyamanan pemakai ruang. Ruang yang panas karena kurangnya bukaan atau jendela yang berfungsi sebagai keluar masuknya udara, akan membuat pemakai kepanasan, berkeringat dan merasa pengap. Ketika berbicara mengenai ruang luar (outdoor) temperatur juga merupakan aspek kenyamanan yang penting untuk diperhatikan. Anak tidak akan merasa nyaman ketika bermain di lingkungan yang terlalu terik, maka kenyamanan dapat dicapai dengan memberikan kondisi yang mendekati ideal. Demikian pula dengan pencahayaan. Pencahayaan dapat mempengaruhi psikologis seseorang. Dalam sebuah ruang, kebutuhan akan cahaya bersifat mutlak. Baik sebagai pencahayaan (gelap terang) maupun sebagai penyinaran (memberi kehangatan). Kualitas pencahayaan yang tidak sesuai dengan fungsi ruang berakibat pada tidak berjalannya dengan baik kegiatan yang ada.

(4)

commit to user

v-4 5.2. Analisis Kegiatan

5.2.1. Analisis Kelompok Kegiatan

Dalam taman bermain, terdapat beberapa kelompok kegiatan yang menjadi kegiatan-kegiatan utama. Kelompok kegiatan tersebut antara lain adalah:

a. Kegiatan bermain indoor meliputi permainan-permainan di dalam ruang. Kegiatan bermain indoor diantaranya mewadahi permainan congklak/dakon, membatik, bola bekel, membuat kerajinan keramik, dan galeri pameran.

b. Kegiatan bermain outdoor meliputi kegiatan-kegiatan yang memerlukan ruang luar seperti di antaranya gobak sodor, lompat tali, layangan, bentengan, ular naga, engklek, kelereng, benthik, jamuran, cublak-cublak suweng, kejar-kejaran, dan petak umpet.

c. Kegiatan penunjang merupakan kelompok kegiatan yang menjadi komplemen dari kegiatan utama (kegiatan bermain).

d. Kegiatan servis meliputi kegiatan-kegiatan servis yang menjadi kebutuhan bagi setiap fasilitas.

e. Kegiatan pengelolaan operasional adalah kelompok kegiatan yang meliputi kegiatan-kegiatan untuk mengatur berjalannya taman bermain tersebut.

5.2.2. Analisis Pola Kegiatan

a. Kegiatan bermain indoor

Kegiatan bermain indoor mencakup di dalamnya permainan bola bekel, dakon, dan kegiatan melihat pameran. Pola kegiatan bermain

(5)

commit to user

v-5

(1) Staf/Karyawan fasilitas bermain indoor

Servis Aktivitas Datang Pulang Parkir Keluar Masuk

Bagan 5.1 Pola Kegiatan

Membuka fasilitas bermain

indoor

(Bangunan penerima, ruang bermain dan galeri pameran)

Datang Parkir

Mengelola fasilitas bermain

indoor

Mengawasi kegiatan di dalam fasilitas bermain indoor

Menjadi tutor dalam permainan bila diperlukan Melayani pengunjung Beristirahat Makan/minum Kegiatan KM/WC Menutup fasilitas bermain indoor Parkir Pulang

(6)

commit to user

v-6

(2) Pengunjung fasilitas bermain indoor Fasilitas Ruang Bermain

b. Kegiatan bermain outdoor

(1) Pengunjung kegiatan bermain outdoor

(2) Staf/Karyawan kegiatan bermain outdoor

Datang Parkir

Memainkan permainan yang ada di dalam ruang bermain Melihat galeri pameran

Interaksi antar pengunjung di luar permainan Istirahat/santai Kegiatan KM/WC Parkir Pulang Menggunakan fasilitas lain

Bagan 5.3 Pola Kegiatan Pengunjung Fasilitas Ruang Bermain

Datang

Parkir Memainkan wahana

permainan yang diinginkan. Interaksi antar pengunjung. Beristirahat/bersantai Kegiatan KM/WC Menggunakan fasilitas lain Parkir Pulang Datang Parkir Mengawasi kegiatan bermain

Melayani pengunjung yang menggunakan fasilitas Beristirahat/bersantai Kegiatan KM/WC Menggunakan fasilitas lain Parkir Pulang

Bagan 5.4 Pola Kegiatan Staff/Karyawan Kegiatan Bermain Outdoor

(7)

commit to user

v-7 c. Kegiatan penunjang

Kegiatan penunjang mencakup kegiatan yang berhubungan dengan fasilitas tambahan seperti food court, toko souvenir, dan Ruang Serba Guna. Pola kegiatan yang terjadi seperti berikut ini. (1) Staff/Karyawan (2) Pengunjung Datang Parkir Membuka fasilitas penunjang Menyiapkan fasilitas penunjang

Melayani pengunjung yang menggunakan fasilitas Beristirahat/bersantai Kegiatan KM/WC Menutup fasilitas penunjang Parkir Pulang

Bagan 5.6 Pola Kegiatan Staff/Karyawan Kegiatan Penunjang

Datang

Parkir Kegiatan makan dan minum Menggunakan fasilitas penunjang Interaksi dengan pengunjung lain Beristirahat/bersantai Kegiatan KM/WC Menggunakan fasilitas lain Parkir Pulang

(8)

commit to user

v-8

(3) Pengelola

d. Kegiatan servis

(1) Staff/Karyawan

(2) Pengunjung dan Pengelola

Datang Parkir

Kegiatan makan dan minum Beristirahat/bersantai Kegiatan KM/WC Menggunakan fasilitas lain Parkir Pulang

Bagan 5.8 Pola Kegiatan Pengelola Fasilitas Penunjang

Datang Parkir

Menyiapkan fasilitas servis Melayani pengunjung Membersihkan fasilitas servis Menyimpan alat Beribadah Beristirahat/bersantai Kegiatan KM/WC Parkir Pulang

Bagan 5.9 Pola Kegiatan Staff Karyawan Servis

Datang Parkir Menggunakan fasilitas servis Beribadah Beristirahat/bersantai Kegiatan KM/WC Menggunakan fasilitas lain Parkir Pulang Dari fasilitas lain

(9)

commit to user

v-9 e. Kegiatan pengelolaan operasional

Kegiatan yang meliputi pengelolaan dan operasional merupakan pembagian tugas dari beberapa unsur pelaku. Struktur organisasi yang menjelaskan hierarki tugas dan kegiatan dalam taman bermain adalah sebagai berikut.

Kepala Bagian Operasional Dinas Pariwisata Yogyakarta Sekretaris Keuangan Kepala/Manager Pengelola Kepala Bagian Humas &Marketing

Koordinator fasilitas bermain indoor, koordinator fasilitas bermain outdoor, koordinator fasilitas penunjang &servis Staff/karyawan ruang bermain indoor Staff/karyawan fasilitas bermain

outdoor

Staff/karyawan food court Staff/karyawan toko souvenir Staff/karyawan Ruang Serba Guna Kepala keamanan

Kepala kebersihan

Staff/karyawan bagian humas Staff/karyawan bagian marketing dan pengembangan

Staff/karyawan front desk

(10)

commit to user

v-10

Maka gambaran umum pola kegiatan pengelolaan dan operasional adalah sebagai berikut.

5.3. Analisis Peruangan

5.3.1. Analisis Kebutuhan Ruang

(3) Kebutuhan Ruang Bermain Indoor

Tabel 5.1 Kebutuhan Ruang Bermain Indoor Sumber: Analisis Pribadi

Pelaku Bentuk Kegiatan Kebutuhan Ruang

Pengunjung: Anak-anak

Memasuki area bermain indoor

Ruang Penerima

Bermain congklak/dakon Ruang bermain

Bermain bola bekel Ruang bermain

Bermain cublak-cublak suweng

Ruang bermain

Melihat galeri pameran Galeri

Kegiatan KM/WC Lavatori

Orang tua Mencari informasi mengenai

permainan bila diperlukan

Ruang penerima

Mengawasi anak bermain Ruang bermain, galeri

Interaksi dengan pengunjung lain

Ruang bermain

Kegiatan KM/WC Lavatori

Staff/Karyawan Mengelola fasilitas bermain

indoor

Ruang bermain dan

galeri

Datang

Parkir Mengerjakan pekerjaan administratif Menyimpan arsip Rapat/berdiskusi dengan team Beristirahat/bersantai Kegiatan KM/WC Menggunakan fasilitas lain Parkir Pulang

(11)

commit to user

v-11

Pelaku Bentuk Kegiatan Kebutuhan Ruang

Mengawasi kegiatan di dalam fasilitas bermain indoor

Ruang bermain dan

galeri

Menjadi tutor dalam

permainan bila diperlukan

Ruang bermain

Melayani pengunjung Ruang penerima, ruang

bermain dan galeri

Beristirahat Ruang staff

Makan/minum Ruang staff

Kegiatan KM/WC Lavatori

Beberapa ruang dengan kegiatan yang lebih spesifik memerlukan karakter khusus bagi peruangannya sebagai akibat dari kegiatan yang diwadahi. Penjelasan mengenai kegiatan-kegiatan dengan kebutuhan peruangan tertentu di dalamnya dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 5.2 Deskripsi Peruangan pada Ruang Bermain Indoor Sumber: Analisis Pribadi

Ruang Deskripsi

Ruang bermain Permainan dakon/congklak dimainkan oleh 2 orang

pada setiap permainan dengan membutuhkan alat berupa papan dakon.

Permainan bola bekel dimainkan secara berkelompok antara 2-5 orang. Permainan ini membutuhkan lantai yang dapat memantulkan bola bekel dengan baik. Permainan cublak-cublak suweng dimainkan secara berkelompok dan membutuhkan area untuk lesehan dengan penutup alas agar anak-anak merasa nyaman.

Galeri Galeri memamerkan mainan tradisional dalam bentuk

asli namun tidak dapat dimainkan dengan meja display kaca dengan ukuran yang disesuaikan.

Galeri memamerkan permainan tradisional dalam bentuk gambar/lukisan.

Galeri memamerkan sejarah permainan tradisional dalam bentuk deskripsi tulisan maupun ilustrasi yang dipasang dengan instalasi tertentu.

(12)

commit to user

v-12

(4) Kebutuhan Ruang Bermain Outdoor

Tabel 5.3 Kebutuhan Ruang Bermain Outdoor Sumber: Analisis Pribadi

Pelaku Bentuk Kegiatan Kebutuhan Ruang

Pengunjung:

Anak-anak Bermain gobak sodor Area playground

Bermain lompat tali Area playground

Bermain layangan Area playground

Bermain bentengan Area playground

Bermain ular naga Area playground

Bermain engklek Area playground

Bermain kelereng Area playground

Bermain benthik Area playground

Bermain jamuran Area playground

Bermain gasingan Area playground

Bermain petak umpet Area playground

Istirahat Komunal

Interaksi dengan

anak/pengunjung lain di luar permainan

Komunal

Kegiatan KM/WC Lavatori

Orang tua Mengawasi anak bermain Area playground

Interaksi dengan pengunjung lain

Komunal

Istirahat/santai Komunal

Kegiatan KM/WC Lavatori

Staff/Karyawan Mengelola fasilitas bermain

outdoor

Area playground Mengawasi kegiatan di dalam

fasilitas bermain outdoor

Area playground

Menjadi tutor dalam

permainan bila diperlukan

Area playground

Melayani pengunjung Area playground

Beristirahat Ruang Staff

Makan/minum Ruang Staff

(13)

commit to user

v-13 Garis jaga 1 Garis jaga 2 Pemain lawan Pemain

Area playground pada fasilitas bermain outdoor menyediakan beberapa fasilitas berbeda sesuai kebutuhan masing-masing permainan. Karakteristik dari area playground bagi masing-masing permainan adalah sebagai berikut.

Tabel 5.4 Deskripsi Ruang Bermain Outdoor Sumber: Analisis Pribadi

Ruang Deskripsi

Area playground:

Permainan gobak

sodor

Permainan gobak sodor merupakan permainan dengan lapangan bermain dengan layout sebagai berikut.

Lapangan gobak sodor berukuran 6m x 10m. Jarak antar garis jaga 1 adalah 2,5m sedangkan garis jaga 2 membagi lapangan dua sama besar menjadi 3m. Permainan lompat

tali

Setiap permainan lompat tali dimainkan oleh 3 8 anak dengan masing-masing kelompok permainan

membutuhkan luas arena ±10m2.

Permainan layangan

Bermain layangan pada dasarnya tidak membutuhkan ukuran maupun layout spesifik bahkan cenderung menyesuaikan dengan kondisi alam. Layangan dapat diterbangkan ketika ada angin yang cukup. Untuk itu area yang disediakan untuk bermain layangan dirancang dengan penataan yang memungkinkan angin

(14)

commit to user

v-14

Ruang Deskripsi

melewati area tersebut dengan bebas.

Selain area permainan, disediakan pula workshop sederhana dimana anak-anak dapat melihat proses pembuatan layangan.

Permainan bentengan

Area permainan bentengan merupakan sebuah persegi dengan dua benteng sebagai markas dua grup yang berbeda.

Benteng ditunjukkan dengan lingkaran berwarna merah dan biru. Ukuran lapangan bentengan adalah 5m x 8m.

Permainan ular

naga

Permainan ular naga biasanya dimainkan oleh grup besar terdiri atas 5 20 anak yang akan terbagi menjadi dua kelompok. Lapangan permainannya memiliki daya tampung untuk pergerakan 20 anak. Permainan engklek Permainan engklek membutuhkan sebuah arena

bermain dengan bentuk tertentu tersusun dengan pola tertentu yang mempengaruhi cara engklek.

Masing-masing pola kotak pada engklek memiliki ukuran sebagai berikut.

1) Kotak 1 berukuran 0,5m x 0,5m 2) Kotak 2 berukuran 2 x (0,5m x 0,5m) 3) Setengah lingkaran berdiameter 1 m Permainan

kelereng

Permainan kelereng membutuhkan permukaan yang tidak licin namun tetap dapat meluncurkan kelereng.

1 2

2 3

(15)

commit to user

v-15

Ruang Deskripsi

Dalam satu kali permainan biasanya dimainkan oleh 2 5 anak.

Permainan benthik Permainan ini membutuhkan space yang mencukupi

kemungkinan jatuhnya benthik yang dipukul agar tidak mengganggu/mengenai anak yang sedang bermain permainan lainnya.

Permainan jamuran Permainan ular naga biasanya dimainkan oleh grup besar terdiri atas 5 20 anak. Lapangan permainannya memiliki daya tampung untuk pergerakan 20 anak. Permainan

gasingan

Gasingan membutuhkan permukaan yang cukup keras (tidak lembek) agar gasing dapat berputar. Dimainkan secara individu maupun berkelompok.

Permainan kejar-kejaran

Permainan kejar-kejaran bersifat fleksibel dan

menyesuaikan kondisi tempat di sekitar permainan yang lainnya.

Permainan petak

umpet

Permainan petak umpet memanfaatkan area permainan di sekitarnya sebagai tempat persembunyian.

(5) Kebutuhan Ruang Penunjang

Tabel 5.5 Kebutuhan Ruang Penunjang Sumber: Analisis Pribadi

Pelaku Bentuk Kegiatan Kebutuhan Ruang

Staff/Karyawan

Membuka fasilitas penunjang Toko Souvenir, Food

court

Menyiapkan fasilitas

penunjang

Toko Souvenir, Food

court, Ruang Serba Guna

Melayani pengunjung yang menggunakan fasilitas

Toko Souvenir, Food

court, Ruang Serba Guna

Kegiatan KM/WC Lavatori

Pengunjung Kegiatan makan dan minum Food court

Membeli souvenir Toko Souvenir

Berpartisipasi dalam acara

insidental yang

diselenggarakan, berkumpul

Ruang Serba Guna

Beristirahat/bersantai Food court, komunal

Kegiatan KM/WC Lavatori

(16)

commit to user

v-16

Pelaku Bentuk Kegiatan Kebutuhan Ruang

Beristirahat/bersantai Ruang Pengelola

Kegiatan KM/WC Lavatori

(6) Kebutuhan Ruang Servis

Tabel 5.6 Kebutuhan Ruang Servis Sumber: Analisis Pribadi

Pelaku Bentuk Kegiatan Kebutuhan Ruang

Staff/Karyawan

Menyiapkan fasilitas servis Mushola, tempat parkir,

toilet

Melayani pengunjung Mushola, tempat parkir,

toilet

Membersihkan fasilitas servis Mushola, tempat parkir,

toilet

Menyimpan alat Janitor/gudang

Menjaga keamanan Seluruh area taman

bermain &pos keamanan

Beribadah Mushola

Beristirahat/bersantai Ruang Staff

Menyimpan kebutuhan MEE Ruang MEE

Kegiatan KM/WC Lavatori

Pengunjung dan

pengelola Menggunakan fasilitas servis

Mushola, tempat parkir, toilet

Beribadah Mushola

Beristirahat/bersantai Komunal

(17)

commit to user

v-17

(7) Kebutuhan Ruang Pengelola dan Operasional

Tabel 5.7 Kebutuhan Ruang Pengelola dan Operasional Sumber: Analisis Pribadi

Pelaku Bentuk Kegiatan Kebutuhan Ruang

Pengelola

Kepala Pengelola Mengatur dan mengelola

taman bermain

Ruang kantor Rapat/berdiskusi dengan team Ruang rapat

Beristirahat/bersantai Ruang kantor/ruang staff

Kegiatan KM/WC Lavatori

Sekretaris Mengerjakan pekerjaan

administratif

Ruang kantor

Menyimpan arsip Ruang arsip

Rapat/berdiskusi dengan team Ruang rapat

Beristirahat/bersantai Ruang staff

Kegiatan KM/WC Lavatori

Keuangan Mengerjakan pekerjaan

keuangan

Ruang kantor Rapat/berdiskusi dengan team Ruang rapat

Beristirahat/bersantai Ruang staff

Kegiatan KM/WC Lavatori

Kepala Bagian

Operasional

Mengarahkan dan mengelola

pekerjaan staff/karyawan

yang dibawahinya

Ruang kantor

Rapat/berdiskusi dengan team Ruang rapat

Beristirahat/bersantai Ruang staff

Kegiatan KM/WC Lavatori

Kepala Bagian

Humas &Marketing

Mengarahkan dan mengelola

pekerjaan staff/karyawan

yang dibawahinya

Ruang kantor

Rapat/berdiskusi dengan team Ruang rapat

Beristirahat/bersantai Ruang staff

Kegiatan KM/WC Lavatori

Staff/karyawan Mengerjakan pekerjaan

sesuai dengan tugas masing-masing

Pada masing-masing ruang yang ditugaskan

(18)

commit to user

v-18

Pelaku Bentuk Kegiatan Kebutuhan Ruang

bermain bermain

Memonitor dan mengawasi taman bermain

Pos keamanan

Kepala Kebersihan Menjaga kebersihan taman

bermain

Seluruh area taman

bermain

(19)

commit to user

v -19 5. 3. 2. A na li si s P er sy ar at an R ua ng T ab el 5. 8 A na li si s P ers y ara ta n Ru a ng S u m be r: A n al is is P ri ba di K elo m p ok K eg ia ta n P el ak u K eg ia ta n Si fa t K eg ia ta n T u n tu ta n / P er sy ara ta n R u an g K eb u tu h an R u an g K eg ia ta n B erm ai n In do or Ana k Pu bl ik M em as uk i t am an pe rm ai na n, m enca ri inf or m as i Ke sa n rua ng a tr ak tif M ud ah di te m uk an Ru ang pe ne rim a Se m i Pu bl ik Be rm ai n co ng kl ak /d ak on Ar ea y an g ny am an d en ga n te m pa t d ud uk un tuk m el ak uk an pe rm ai na n Ti da k be rs ing gun ga n de ng an ak tiv ita s l ai n ya ng m eni m bu lk an ba ny ak pe rg er ak an a kt if se pe rt i be rla ri Pe ng ha w aa n ya ng s es ua i Pe nca ha ya an y an g m em ad ai un tuk m em ud ah ka n pe rm ai na n Sua sa na rua ng y ang ny am an, m en ar ik Ru ang B er m ai n Be rm ai n bo la b ek el Ar ea d eng an la nt ai y an g da pa t m em an tul ka n bo la be ke l de ng an b ai k Ti da k be rs ing gu ng an de ng an a kt iv ita s la in ya ng m eni m bu lk an ba ny ak pe rg er ak an a kt if se pe rt i be rla ri Pe ng ha w aa n ya ng s es ua i Pe nca ha ya an y an g m em ad ai un tuk m em ud ah ka n pe rm ai na n Sua sa na rua ng y ang ny am an, m ena rik Ru ang be rm ai n Be rm ai n cu bl ak -cub la k suw en g La pi sa n la nt ai y an g ny am an b ag i a na k un tuk du du k m el ak uk an pe rm ai na n Pe nca ha ya an y an g ba ik un tu k m em ud ahk an an ak m eng am at i s itua si s aa t b er m ai n Ru ang be rm ai n Se m i Pu bl ik M el iha t pa m er an Ru ang y ang a tr ak tif Pe ng ha w aa n da n pe nc aha ya an ya ng ba ik ba gi g al er i Da pa t d ia ks es ta npa ba nt ua n da ri or an g de w as a ba gi G al er i

(20)

commit to user

K elo m p ok K eg ia ta n P el ak u K eg ia ta n Si fa t K eg ia ta n T u n tu ta n / P er sy ara ta n R u an g K eb u tu h R u an an ak (d ar i s eg i k et in gg ia n, pe rle ta ka n, d an se ba ga iny a) Pu bl ik Du du k-du du k, b er is tir ah at , be rint er ak si d eng an pe ng un jun g la in Pe ng ha w aa n da n pe nca ha ya an y an g ba ik Te m pa t du duk y ang n ya m an M ud ah da la m pe ng aw as an Ko m un al Pr iv at M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru an g ya ng d apa t m em be rik an pr iv as i M ud ah di te m uk an La va to ry O ra ng tu a Se m i Pu bl ik M em as uk i t am an pe rm ai na n, m em be li tik et , m enca ri inf or m as i Ke sa n rua ng a tr ak tif M ud ah di te m uk an R. P ene rim a Du du k-du du k, b er is tir ah at , be rint er ak si d eng an pe ng un jun g la in Pe ng ha w aa n da n pe nc aha ya an ya ng ba ik Te m pa t du duk y ang n ya m an M ud ah da la m pe ng aw as an Ko m un al Pr iv at M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru an g ya ng d apa t m em be rik an pr iv as i M ud ah di te m uk an La va to r St af f/ Ka ry aw an Pu bl ik M ene rim a pe ng un ju ng y an g da ta ng Ke sa n rua ng a tr ak tif M ud ah di te m uk an R. P ene rim a Pr iv at M eng er ja ka n pe ke rja an ad m ini st ra tif te rk ai t f as ili ta s be rm ai n in door Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru an g ya ng d apa t m em be rik an pr iv as i Ke ny am ana n rua ng un tu k be ke rja Ru ang S ta ff Be ris tir aha t M ak an d an m inu m Pr iv at M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an pe ng at ur an rua ng y an g da pa t m em be rik an pr iv as i Te rp is ah da ri la va to ri un tuk p eng un jun g La va to ry

(21)

commit to user

v -21 K elo m p ok K eg ia ta n P el ak u K eg ia ta n Si fa t K eg ia ta n T u n tu ta n / P er sy ara ta n R u an g K eb u tu h an R u an g K eg ia ta n B erm ai n O u td oo r Ana k Pu bl ik Be rm ai n go ba k so do r Ada s ha di ng ba ik bu at an m au pun v eg et as i un tuk m eng ur an gi pa na s da ri m at aha ri se ca ra la ng sun g Ar ea da ta r d en ga n ga ris b at as pe rm ai na n ya ng je la s Pe rm ai na n te ks tur /m ot if se ba ga i pe na nda a re a pe rm ai na n Ar ea P la yg rou nd Be rm ai n lo m pa t t al i Ada s ha di ng ba ik bu at an m au pun v eg et as i un tuk m eng ur an gi pa na s da ri m at aha ri se ca ra la ng sun g Pe nu tup ta na h ya ng da pa t m em ant ul ka n ta li lo m pa ta n na m un cuk up le m bu t un tu k ant is ip as i k em un gk ina n ana k te rja tuh Be rm ai n la ya ng an Te rb eba s da ri pe ng ha la ng fi si k ag ar a ng in bi sa be rhe m bu s Ve ge ta si p eng ar ah a ng in un tuk m em ba nt u pe rm ai na n Be rm ai n be nt en ga n Di se di ak an st at ue a ta u fo lli es s eba ga i b ent en g ba gi ti m ya ng be rm ai n Be ba s da ri si ng gun ga n ak tiv ita s be rm ai n la inn ya Be rm ai n ul ar n ag a Ada s ha di ng ba ik bu at an m au pun v eg et as i un tuk m eng ur an gi pa na s da ri m at aha ri se ca ra la ng sun g Ar ea d eng an k em un gk ina n pe rg er ak an be ba s ka re na pe rm ai na nny a bu tuh be rla ri-la ria n se ca ra b er sa m aa n Be rm ai n eng kl ek Be rm ai n ke le re ng Ada s ha di ng ba ik bu at an m au pun v eg et as i un tuk m eng ur an gi pa na s da ri m at aha ri se ca ra la ng sun g Pe rm ai na n te ks tur /m ot if se ba ga i pe na nda a re a pe rm ai na n Be rm ai n be nt hi k Be ba s da ri si ng gun ga n ak tiv ita s be rm ai n la inn ya Be rm ai n ja m ur an Ada s ha di ng ba ik bu at an m au pun v eg et as i un tuk m eng ur an gi pa na s da ri m at aha ri se ca ra la ng sun g Be rm ai n ga si ng an Ada s ha di ng ba ik bu at an m au pun v eg et as i un tuk m eng ur an gi pa na s da ri m at aha ri se ca ra la ng sun g

(22)

commit to user

K elo m p ok K eg ia ta n P el ak u K eg ia ta n Si fa t K eg ia ta n T u n tu ta n / P er sy ara ta n R u an g K eb u tu h R u an Be rm ai n pe ta k um pe t Se ca ra fl ek si be l m em anf aa tk an a re a pe rm ai na n di se ki ta rny a Pu bl ik M eng ik ut i e ve nt y an g di ada ka n di ta m an p er m ai na n Di se su ai ka n de ng an ke bu tuh an da n te m a ke gi at an Ru ang S er ba G un a/ Fa si lit Be rm ai n la inn Pu bl ik Du du k-du du k, b er is tir ah at , be rint er ak si d eng an pe ng un jun g la in Pe ng ha w aa n da n pe nc aha ya an ya ng ba ik Te m pa t du duk y ang n ya m an M ud ah da la m pe ng aw as an Ko m un al Pr iv at M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru an g ya ng d apa t m em be rik an pr iv as i M ud ah di te m uk an La va to ry St af f/ Ka ry aw an Pu bl ik M eng el ol a da n m en ga w as i ke gi at an da la m f as ili ta s be rm ai n ou td oor Se su ai de ng an kr ite ria m as ing -m as ing w ah ana pe rm ai na n Ar ea P la yg rou M enj adi tut or bi la di pe rluk an M eng er ja ka n pe ke rja an ad m ini st ra tif te rk ai t f as ili ta s be rm ai n in door Be ris tir aha t M ak an d an m inu m Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru an g ya ng d apa t m em be rik an pr iv as i Ke ny am ana n rua ng un tu k be ke rja Ru ang S ta ff Pr iv at M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru an g ya ng d apa t m em be rik an pr iv as i M ud ah di te m uk an La va to ri K eg ia ta n P en u n ja n g Pe ng un ju ng Pu bl ik M ak an d an m inu m , b er sa nt ai Ke ny am ana n rua ng fa si lit as Fl ow a re a m en cuk upi pe rg er ak an pe ng gu na y an g m as uk Food C ou rt M em be li so uv en ir To ko S ouv en

(23)

commit to user

v -23 K elo m p ok K eg ia ta n P el ak u K eg ia ta n Si fa t K eg ia ta n T u n tu ta n / P er sy ara ta n R u an g K eb u tu h an R u an g M eng ik ut i e ve nt y an g se da ng di ada ka n da n ke lua r Ar ea p er ge ra ka n ny am an b ai k ba gi pe m be ri la ya na n ja sa m au pu n pe ne rim a ay an an ja sa Ru ang S er ba G un a, Op en The at re Pr iv at M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru ang y ang d apa t m em be rik an pr iv as i M ud ah di te m uk an La va to ry Pe ng el ol a Se m i Pu bl ik M ak an d an m inu m , b er is tir ah at Ke ny am ana n rua ng fa si lit as Fl ow a re a m en cuk upi pe rg er ak an pe ng gu na y an g m as uk da n ke lua r Ar ea p er ge ra ka n ny am an b ai k ba gi pe m be ri la ya na n ja sa m au pu n pe ne rim a ay an an ja sa Food C ou rt Pr iv at M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru an g ya ng d apa t m em be rik an pr iv as i M ud ah di te m uk an , m eng gun ak an pe na nda La va to ry St af f/ Ka ry aw an Se m i Pu bl ik M em pe rs ia pk an m ak ana n un tuk fo od c ou rt Ti da k te rli ha t s eca ra la ng sun g ol eh pe ng un ju ng (pr iv at ) M encu ku pi fl ow u nt uk k el ua r m as uk p er al at an m aup un ba ha n m ak an an Pe ng ha w aa n ya ng b ai k Food C ou rt M el ay ani pe m be li so uv eni r At ra kt if, m ud ah di te m uk an Pe na ta an ru an g un tuk m em ud ah ka n pe ng aw as an to ko To ko S ouv eni r M eny ia pk an ev en t M eny es ua ik an de ng an ru an g ya ng di bu tu hk an Se lur uh a re a ta m an p er m ai na n tr adi si on al K eg ia ta n Se rv is Pe ng un ju ng & pe ng el ol a Pu bl ik Be riba da h Te rle ta k di a re a de ng an ting ka t k ebi si ng an ak ib at pe rm ai na n te re nd ah unt uk m en ing ka tk an k en ya m an an Pe ng ha w aa n da n pe nc aha ya an ya ng ba ik O rie nt as i a ra h ba ng una n m eny es ua ik an Ru ang Ti dur W udh u De ka t de ng an te m pa t be riba da h Te m pa t w udh u

(24)

commit to user

K elo m p ok K eg ia ta n P el ak u K eg ia ta n Si fa t K eg ia ta n T u n tu ta n / P er sy ara ta n R u an g K eb u tu h R u an M eng gun ak an m at er ia l y an g tida k lici n sa at ba sa h Te rs edi a ja lur s irk ul as i l an gs ung k e te m pa t i ba da h M em ar ki r k end ar aa n Kl as ifi ka si pa rk ir se sua i j eni s ke nd ar aa n ya ng je la s M ud ah di te m uk an Ja lur s irk ul as i j el as , t ida k m em bi ng ung ka n ba ik k el ua r at au pu n m as uk Pe nu nj uk y an g je la s pa rk ir pe ng unj ung d an non pe ng un jun g Pa rk ir Pr iv at M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p eng at ur an rua ng y ang d apa t m em be rik an pr iv as i M ud ah di te m uk an La va to ry St af f/ Ka ry aw an Pr iv at M em be rs ihk an fa si lit as s er vi s se ca ra be rk al a Di se su ai ka n de ng an rua ng y ang di m ak sud La va to ri, te m w udh u, pa rk m us ho la M eny im pa n al at k ebe rs iha n Ti da k te rli ha t s eca ra la ng su ng o le h pe ng un jun g Ja ni to r M enj ag a ke am an an M am pu m eng aw as i k es el ur uha n ar ea Di le ta kk an pa da ti tik s tr at eg is k el ua r/ m as uk Po s K ea m an M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru an g ya ng d apa t m em be rik an pr iv as i M ud ah di te m uk an La va to ry K eg ia ta n P en ge lo la Ke pa la /M an aj er Se m i Pu bl ik M eng at ur da n m eng el ol a ta m an p er m ai na n M em bu tuh ka n rua ng de ng an pr iv as i t ing gi un tuk ko ns ent ra si Ke ny am ana n rua ng Be rde ka ta n de ng an p en ge lo la y an g la in u nt uk m em uda hk an ko or di na si Ru ang K epa Ra pa t/ be rdi sk us i de ng an te am M em enu hi lua sa n ya ng di bu tuh ka n Pe nca ha ya an d an p en gha w aa n ya ng ba ik Ru ang ra pa t Pr iv at M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru an g ya ng d apa t m em be rik an pr iv as i La va to ry

(25)

commit to user

v -25 K elo m p ok K eg ia ta n P el ak u K eg ia ta n Si fa t K eg ia ta n T u n tu ta n / P er sy ara ta n R u an g K eb u tu h an R u an g M ud ah di te m uk an Se ke rt ar is Se m i Pu bl ik M eng er ja ka n pe ke rja an ad m ini st ra tif Ru ang y ang te na ng d an ny am an Ak se s de ng an lu ar u nt uk m eng hu bu ng ka n ke pa la /m ana je r d eng an ta m u/ pi ha k lua r Be rde ka ta n de ng an p en ge lo la y an g la in u nt uk m em uda hk an ko or di na si Ru ang K ant or M eny im pa n ar si p Pe ng ha w aa n ya ng ba ik un tu k m eng hi nd ar i k el em ba ba n ting gi Ti da k m ud ah di ja ng ka u ol eh o ra ng lu ar (s el ai n pe ng el ol a) Ru ang a rs ip Pr iv at Ra pa t/ be rdi sk us i de ng an te am M em enu hi lua sa n ya ng di bu tuh ka n Pe nca ha ya an d an p en gha w aa n ya ng ba ik Ru ang ra pa t M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p eng at ur an rua ng y ang d apa t m em be rik an pr iv as i M ud ah di te m uk an La va to ry Ke ua ng an Se m i Pu bl ik M eng er ja ka n pe ke rja an ke ua ng an Ru ang y ang te na ng d an ny am an Be rde ka ta n de ng an p en ge lo la y an g la in u nt uk m em uda hk an ko or di na si Ru ang k ant or Ra pa t/ be rdi sk us i de ng an te am M em enu hi lua sa n ya ng di bu tuh ka n Pe nca ha ya an d an p en gha w aa n ya ng ba ik Ru ang ra pa t Pr iv at M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru an g ya ng d apa t m em be rik an pr iv as i M ud ah di te m uk an La va to ry Ke pa la Ba gi an O pe ra si on al Se m i Pu bl ik M eng ar ah ka n da n m eng el ol a pe ke rja an ya ng d iba w ah i Ru ang y ang te na ng d an ny am an Be rde ka ta n de ng an p en ge lo la y an g la in u nt uk m em uda hk an ko or di na si Ru ang k ant or Ra pa t/ be rdi sk us i de ng an te am M em enu hi lua sa n ya ng di bu tuh ka n Pe nca ha ya an d an p en gha w aa n ya ng ba ik Ru ang ra pa t Pr iv at M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru an g ya ng d apa t m em be rik an pr iv as i La va to ry

(26)

commit to user

K elo m p ok K eg ia ta n P el ak u K eg ia ta n Si fa t K eg ia ta n T u n tu ta n / P er sy ara ta n R u an g K eb u tu h R u an M ud ah di te m uk an Ke pa la Ba gi an H um as & M ar ke tin g Se m i Pu bl ik M eng ar ah ka n da n m eng el ol a pe ke rja an ya ng d iba w ah i Ru ang y ang te na ng d an ny am an Be rde ka ta n de ng an p en ge lo la y an g la in u nt uk m em uda hk an ko or di na si Ru ang k ant or Ra pa t/ be rdi sk us i de ng an te am M em enu hi lua sa n ya ng di bu tuh ka n Pe nca ha ya an d an p en gha w aa n ya ng ba ik Ru ang ra pa t Pr iv at M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru an g ya ng d apa t m em be rik an pr iv as i La va to ry St af f/ ka ry aw an Se m i Pu bl ik M eng er ja ka n pe ke rja an se su ai de ng an tug as m as ing -m as ing Di se su ai ka n de ng an ke bu tuh an ru ang y ang di m ak su d M em bu at m in um /m ak an an un tuk pe ng el ol a/ ta m u Ut ili ta s y an g m em ad ai a kt iv ita s m as ak -m em as ak Pe ng ha w aa n ya ng b ai k unt uk pe ng el ua ra n as ap s is a ha si l m em as ak Pa nt ry M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru an g ya ng d apa t m em be rik an pr iv as i M ud ah di te m uk an La va to ry Ke pa la Ke am ana n Pu bl ik M enj ag a ke am an an ta m an pe rm ai na n Di se su ai ka n rua ng y an g di m ak sud Po s K ea m an M em on ito r da n m eng aw as i ta m an b er m ai n M am pu m eng aw as i k es el ur uha n ar ea Di le ta kk an pa da ti tik s tr at eg is k el ua r/ m as uk Pr iv at M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru an g ya ng d apa t m em be rik an pr iv as i M ud ah di te m uk an La va to ry Ke pa la Ke be rs iha n Se m i Pu bl ik M em be rs ihk an ta m an pe rm ai na n M am pu m eng aw as i k es el ur uha n ar ea Di le ta kk an pa da ti tik s tr at eg is k el ua r/ m as uk Po s K ea m an Pr iv at M eny im pa n al at Ti da k te rli ha t s eca ra la ng su ng o le h pe ng un jun g Ja ni to r M et abo lis m e Di ra nca ng de ng an p en ga tur an ru an g ya ng d apa t m em be rik an pr iv as i M ud ah di te m uk an La va to ry

(27)

commit to user

v-27

5.3.3. Analisis Besaran Ruang

Analisis besaran ruang bertujuan untuk mendapatkan luasan ruang yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing ruang. Hal-hal yang mendasari perhitungan besaran ruang antara lain adalah aktivitas yang diwadahi, pelaku kegiatan, karakteristik kegiatan, jumlah pengunjung, ruang sirkulasi, dan standar perencanaan asumsi. Besaran ruang sirkulasi yang dibutuhkan sesuai dengan fungsi kegiatan adalah sebagai berikut.

10% : flow minimum

20% : flow gerak

30% : flow kenyamanan fisik

40% : flow kenyamanan psikis

50% : flow kegiatan spesifik

60% : flow kegiatan servis

100 200% : flow kegiatan umum

Standar yang diambil sebagai bahan pertimbangan berasal dari studi literatur beberapa buku antara lain:

- Time Saver Standards for Building Type Basics (TSS) - Neufert Architect Data (NAD)

- New Matric Handbook Planning and Design Data (HBP)

- Asumsi: perhitungan besaran ruang berdasarkan studi kasus dan survey lapangan.

(1) Besaran Ruang Fasilitas Bermain Indoor

Tabel 5.9 Perhitungan Besaran Ruang Fasilitas Bermain Indoor Sumber: Perhitungan

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Luasan

Perhitungan Flow Jumla h Ruang Luasan Ruang (m2) 1. Ruang Bermain Ruang Penerima Resepsionis 50 orang Asumsi 1 m2 3 m2 50x1 m2=50 m2 3 m2 100% 1 106

(28)

commit to user

v-28

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Luasan

Perhitungan Flow Jumla h Ruang Luasan Ruang (m2) Ruang Bermain Dakon/Congklak 2 orang 1,8 m2 2x1,8 m2 =3,6 m2 50% 5 27 Ruang Bermain

Bola Bekel 4 orang 2,25 m

2 4x2,25m2=9 m2 50% 5 67,5 Ruang Bermain Cublak-cublak suweng 5 orang 1,8 m2 5x1,8 m2 =9 m2 50% 2 27 Workshop -Pembuatan Layangan -Pembuatan Gasingan 15 orang 15 orang 2,25 2,25 15x2,25 m2 =33,75 m2 15x2,25 m2 =33,75 m2 60% 60% 1 1 54 54 Galeri Pameran -Meja display

berukuran 1 m x 1 m sejumlah 4 -Area Lukisan/ poster -Kapasitas pengunjung 80 orang 1 m2 1,5 m2 2 m2 4x1 m2=4 m2 10x1,5 m2=15 m2 50x2 m2 =100 m2 100% 100% 60% 1 8 30 190 Lounge (untuk orang tua/pengantar) 50 orang 1,25 50x1,25 m2 =62,5 m2 30% 1 81,25 Gudang 3 rak berukuran 3x0,4x2 m 5 orang 1,2 1,2 3x1,2 m2=3,6 m2 5x1,2 m2=6 m2 60% 100% 1 12 5,76 12 Toilet Pria 3 WC 2 Urinoir 2 Wastafel 1 m2 0.6 m2 0.4 m2 3x1 m2=3 m2 2x0.6 m2=1.2 m2 2x0.4 m2=0.8 m2 60% 2 16 Toilet Wanita 4 WC 3 Wastafel 1 m2 0.4 m2 4x1 m 2=4 m2 3x0.4 m2=1,2 m2 60% 2 16,64 Luas Total Kegiatan Ruang Bermain Indoor 700

(29)

commit to user

v-29

(2) Besaran Ruang Fasilitas Bermain Outdoor

Tabel 5.10 Perhitungan Besaran Ruang Fasilitas Bermain Outdoor Sumber: Analisis Pribadi

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Luasan

Perhitungan Flow Jumla h Ruang Luasan Ruang (m2) 1. Area Playground

Gobak sodor 10 orang 60 m2 1x60 m2=120 m2 50% 4 360 Lompat Tali 10 orang 1,8 m2 10x1,8 m2 =18

m2

50% 2 54

Bentengan 20 orang - 5x8m2=40 m2 50% 2 120

Layangan 15 orang - 100 m2 150% 1 350

Ular Naga 20 orang 0,9 m2 20x 0,9 m2 =18 m2 50% 1 27 Engklek 4 m2 4x4 m2=16 m2 50% 4 24 Kelereng 8 orang - 3x5 m2=15 m2 50% 2 45 Gasingan 8 orang - 3x5 m2=15 m2 50% 2 45 Jamuran 10 orang 1,8 m2 10x1,8 m2=18 m2 50% 3 81 Kejar-kejaran 10 orang 2 m2 10x2 m2=20 m2 100% 1 220 Petak Umpet 10-15 orang 1,8 m2 15x1,8 m2=27

m2 50% 1 45,5 Benthik 10 orang 1,8 m2 10x1,8 m2=18 m2 100% 3 108 Komunal 10 orang 2 m2 10x2m2=20m2 40% 4 80 Toilet Pria 3 WC 2 Urinoir 2 Wastafel 1 m2 0.6 m2 0.4 m2 3x1 m2=3 m2 2x0.6 m2=1.2 m2 2x0.4 m2=0.8 m2 60% 2 16 Toilet Wanita 4 WC 3 Wastafel 1 m2 0.4 m2 4x1 m 2=4 m2 3x0.4 m2=1,2 m2 60% 2 16,64 Luas Total Ruang Bermain Outdoor 1521

(3) Besaran Ruang Fasilitas Penunjang

Tabel 5.11 Perhitungan Besaran Ruang Fasilitas Penunjang Sumber: Analisis Pribadi

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Luasan

Perhitungan Flow Jumla h Ruang Luasan Ruang (m2) 1. Fasilitas Penunjang

(30)

commit to user

v-30

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Luasan

Perhitungan Flow Jumla h Ruang Luasan Ruang (m2) Guna m2 Toko Souvenir - - 4x5 m2 =20 m2 50% 1 30 Foodcourt 20 orang 2 m2 20x2m2=40 m2 50% 1 60 Toilet Pria 2 WC 2 Urinoir 1 Wastafel 1 m2 0.6 m2 0.4 m2 2x1 m2=2 m2 2x0.6 m2=1.2 m2 1x0.4 m2=0.4 m2 60% 1 5,8 Toilet Wanita 3 WC 2 Wastafel 1 m2 0.4 m2 3x1 m2=3 m2 2x0.4 m2=0.8 m2 60% 1 6,08 Luas Total Kegiatan Penunjang 228

(4) Besaran Ruang Fasiitas Pengelola

Tabel 12 Perhitungan Besaran Ruang Fasilitas Pengelola Sumber: Analisis Pribadi

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Luasan

Perhitungan Flow Jumla h Ruang Luasan Ruang (m2) 1. Fasilitas Pengelola

Ruang Kepala 1 orang 15 m2 1x15 m2 =15 m2 50% 1 22,5 Toilet 1 WC 1 Wastafel 1 m2 0.4 m2 1x1 m2 =1 m2 1x0.4 m2 =0.4 m2 60% 1 2.24

Ruang rapat 20 orang 1.5 m2 20x1.5m2=30 m2 50% 1 45

Ruang Kantor 5 orang 3 m2 5x3m2=15m2 50% 1 22,5

Ruang arsip 2 orang 3 Lemari penyimpanan 3 m2 1 m2 2x3 m2=6 m2 3x1 m2=3 m2 50% 1 13.5

Ruang Staff 6 orang 3 m2 6x3 m2=18 m2 50% 1 27

Pantry 2 orang 1.5 m2 2x1.5 m2=3 m2 60% 1 4,8 Toilet Pria 3 WC 3 Urinoir 1 Wastafel 1 m2 0.6 m2 0.4 m2 3x1 m2=3 m2 3x0.6 m2=1.8 m2 1x0.4 m2=0.4 m2 60% 1 8,32 Toilet Wanita 3 WC 2 Wastafel 1 m2 0.4 m2 3x1 m2=3 m2 2x0.4 m2=0.8 m2 60% 1 6,08 Luas Total Kegiatan Pengelola 152

(31)

commit to user

v-31

(5) Besaran Ruang Fasilitas Servis

Tabel 13Perhitungan Besaran Ruang Fasilitas Servis Sumber: Analisis Pribadi

Kebutuhan Ruang

Kapasitas Standar Luasan

Perhitungan Flow Jumla h Ruang Luasan Ruang (m2) Gudang - 10 m2 10 m2 60% 2 32 Janitor - 2 m2 2x2 m2=4 m2 30% 1 5.2

Pos Keamanan 2 orang 1.5 m2 2x1.5 m2=3 m2 50% 2 9

Pantry 6 orang 3 m2 6x3 m2=9 m2 60% 1 14.4 R. Genset - 10 m2 10 m2 60% 1 16 R. Panel - 8 m2 8 m2 60% 1 12.8 R. Pompa - 8 m2 8 m2 60% 1 12.8 Pantry 3 orang 1.5 m2 3x1.5 m2=4.5 m2 60% 1 7,2 Musholla 30 orang Tempat Wudhu 1 m2 16 m2 30x1 m 2=30 m2 16 m2 40% 1 64.4 Parkir Pengelola 3 mobil 20 motor 24 m2 2 m2 3x24 m2=72 m2 20x2 m2=40 m2 100% 1 368 Parkir Pengunjung 10 mobil 50 motor 3 bus 24 m2 2 m2 40 m2 10x24 m2=240 m2 50x2 m2=100 m2 3x40m2 =120m2 100% 1 920

Luas Total Kegiatan Servis 1460

(6) Total besaran ruang

Tabel 5.14 Besaran Ruang Keseluruhan Sumber: Analisis Pribadi

Kelompok Ruang Besaran Ruang

(m2)

Fasilitas Bermain Indoor 700

Fasilitas Bermain Outdoor 1.521

Fasilitas Penunjang 228 Fasilitas Pengelola 152 Fasilitas Servis 1.460 Jumlah 4.061 30% Flow 5.280

(32)

commit to user

v-32

5.3.4. Analisis Pola Hubungan Ruang

a. Pola Hubungan Ruang Fasilitas Bermain Indoor

Gambar 5.1 Pola Hubungan Ruang Fasilitas Bermain Indoor Sumber: Analisis Pribadi

b. Pola Hubungan Ruang Fasilitas Bermain Outdoor

Gambar 2 Pola Hubungan Ruang Fasilitas Bermain Outdoor Sumber: Analisis Pribadi

(33)

commit to user

v-33

5.4. Analisis Pengolahan Tapak 5.4.1. Analisis Pemilihan Site

Analisis pemilihan site bertujuan untuk mendapatkan site yang sesuai bagi taman permainan tradisional yang direncanakan. Pemilihan site didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang menjadi kriteria dalam memilih site.

a. Kriteria Pemilihan Site

Menurut United States Consumer Product Safety Commission (USCPSC), dalam Public Playground Safety Handbook, untuk menentukan sebuah site taman bermain, diperlukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebagai berikut.

Tabel 5.15 Kriteria Pemilihan Site Sumber: Public Playground Safety Handbook

Variabel Kriteria

Keselamatan Lokasi tidak menimbulkan bahaya atau mengancam

keselamatan anak.

Memilih lokasi dengan konflik aktivitas/gangguan seminimal mungkin dalam anak bermain.

Lokasi taman bermain memiliki batas fisik yang jelas

dengan lingkungan sekitar untuk memudahkan

pengawasan

Kesehatan Lokasi taman bermain tidak berada pada area dengan

tingkat gangguan kesehatan yang tinggi terutama polusi udara, air, bunyi, dan penciuman (bau) yang dapat mempengaruhi aktivitas bermain anak.

Lokasi harus dihindari pada area yang sensitif terhadap suara yang ditimbulkan anak-anak bermain.

Kenyamanan Penetapan lokasi taman bermain disesuaikan dengan

kebutuhan dan kebijakan dari stakeholder (misalnya dalam bentuk peraturan daerah).

Tidak terganggu oleh aktivitas yang terjadi di luar kawasan.

Lokasi taman bermain mempunyai iklim mikro yang nyaman dengan memanfaatkan area yang ternaungi vegetasi/struktur bangunan.

(34)

commit to user

v-34

Variabel Kriteria

Kemudahan Lokasi taman bermain mudah dijangkau dengan sarana

aksesibilitas yang baik oleh anak-anak dari semua latar belakang dan kemampuan.

Sistem informasi menuju taman bermain mudah dilihat dan dikenali.

Keamanan Akses masuk dan keluar yang memiliki alur yang jelas

dan pengawasan yang baik untuk menghindari kriminalitas di dalam taman bermain.

Pembatasan ruang yang jelas antara taman bermain dengan lingkungan sekitarnya.

Keindahan Lokasi dengan visual yang baik atau memungkinkan

untuk dibangun dengan visualisasi yang sesuai untuk taman bermain.

b. Alternatif Site Alternatif Site 1

Alternatif site yang pertama berada di Jalan Kusumanegara, dekat dengan Kebun Binatang Gembira Loka. Site ini berbatasan dengan Sungai Gajah Wong yang berada di sisi barat site yang dimaksud.

Gambar 5.3 Alternatif 1

(35)

commit to user

v-35

Alternatif Site 2

Alternatif site kedua berada di Jalan Jendral Sudirman. Tanah merupakan sebuah lahan kosong yang menjadi salah satu kawasan strategis di tengah kota.

Gambar 5.4 Alternatif Site 2 Sumber: Google Earth &Dokumentasi Pribadi

Dari dua alternatif site yang diobservasi, dilakukan analisis perbandingan antara kondisi site dengan kriteria yang telah disebutkan di atas.

Tabel 16 Analisis Pemilihan Site Sumber: Google Earth &Dokumentasi Pribadi

Kriteria Site 1 Site 2

Lokasi tidak menimbulkan bahaya atau mengancam keselamatan anak.

++ ++

Memilih lokasi dengan konflik

aktivitas/gangguan seminimal mungkin dalam anak bermain.

+++ ++

Lokasi taman bermain memiliki batas fisik yang jelas dengan lingkungan sekitar untuk memudahkan pengawasan

(36)

commit to user

v-36

Kriteria Site 1 Site 2

Lokasi taman bermain tidak berada pada area dengan tingkat gangguan kesehatan yang tinggi terutama polusi udara, air, bunyi, dan penciuman (bau) yang dapat mempengaruhi aktivitas bermain anak.

+++ +++

Lokasi harus dihindari pada area yang sensitif terhadap suara yang ditimbulkan anak-anak bermain.

+++ +++

Penetapan lokasi taman bermain disesuaikan

dengan kebutuhan dan kebijakan dari

stakeholder (misalnya dalam bentuk peraturan

daerah).

+++ ++

Tidak terganggu oleh aktivitas yang terjadi di luar kawasan.

+++ ++

Lokasi taman bermain mempunyai iklim mikro yang nyaman dengan memanfaatkan

area yang ternaungi vegetasi/struktur

bangunan.

+++ +++

Lokasi taman bermain mudah dijangkau dengan sarana aksesibilitas yang baik oleh anak-anak dari semua latar belakang dan kemampuan.

+++ +++

Sistem informasi menuju taman bermain mudah dilihat dan dikenali.

+++ +++

Akses masuk dan keluar yang memiliki alur yang jelas dan pengawasan yang baik untuk menghindari kriminalitas di dalam taman bermain.

++ +++

Pembatasan ruang yang jelas antara taman bermain dengan lingkungan sekitarnya.

+++ ++

Lokasi dengan visual yang baik atau

memungkinkan untuk dibangun dengan

visualisasi yang sesuai untuk taman bermain.

+++ +++

Jumlah 900 827

Keterangan: masing-masing tanda (+) bernilai 25.

Dari analisis kedua alternatif site dengan kriteria yang dipertimbangkan, site di Jalan Kusumanegara merupakan site yang memiliki kesesuaian yang lebih mengakomodasi bagi keberadaan taman permainan yang direncanakan.

(37)

commit to user

v-37

5.4.2. Eksisting Site Terpilih

Site terpilih berada di Jalan Kusumanegara tepatnya di sebelah utara Kebun Binatang Gembira Loka. Site berbatasan langsung dengan beberapa area sebagai berikut.

Utara : lahan penduduk

Selatan : Jalan Kusumanegara dengan lebar jalan 10 meter

Timur : Pemukiman dan pertokoan

Barat : Sungai Gajah Wong

Site memiliki luasan ±10.000 m2 dan berorientasi ke arah selatan ke

Jalan Kusumanegara. Site ini berkontur datar dengan kondisi site kosong dari bangunan dan ditumbuhi semak-semak. Menurut data dari RTRW Yogyakarta, kawasan ini merupakan salah satu pengembangan kawasan pariwisata dan komersial (fungsi sosial).

Gambar 5.5 Site Terpilih

Sumber: Google Earth dan Dokumentasi Pribadi

Peraturan bangunan yang berhubungan dengan site:

(38)

commit to user

v-38

Garis sempadan untuk sungai bertanggul di Kota Yogyakarta adalah 3 meter dari tepi sungai

KDB wilayah Kota Yogyakarta sebesar 40-60%

Jika diambil 50% maka luas yang diijinkan terbangun sebesar

50% x 10.000=5000 m2

5.4.3. Analisis Pencapaian

Kondisi site:

1. Jalan Kusumanegara sebagai satu-satunya akses dari luar menuju ke dalam site

2. Kepadatan di Jalan Kusumanegara tergolong sedang sampai padat pada hari-hari tertentu

3. Jalan Kusumanegara dilewati oleh kendaraan pribadi (mobil &motor), bus kota, bus pariwisata, dan truk.

4. Site terletak pada simpul persimpangan yang memerlukan penanganan khusus agar tidak mengganggu kepadatan jalan.

Gambar 5.6 Analisis Pencapaian Site Sumber: Analisis Pribadi

Titik yang ditandai dengan warna hijau merupakan titik pertemuan dari arus lalu lintas di jalan tersebut. Pada titik ini, rawan terjadi

(39)

commit to user

v-39

kemacetan/antrian ketika lalu lintas sedang padat. Titik yang berpotensi menjadi sumber kepadatan sebaiknya dihindari sebagai main entrance agar tidak menambah keramaian jalan. Sementara itu dari arah Kota Yogyakarta, site bersebalahan langsung dengan Sungai Gajah Wong. Dengan adanya jembatan di Sungai Gajah Wong tepat di samping site, terdapat dua kemungkinan dampak perletakan main entrance di titik tersebut yaitu:

Orang langsung melihat titik main entrance sehingga tanpa harus melewati titik simpul yang disebutkan di atas, pengunjung dapat memasuki taman permainan tradisional

Apabila antrian kendaraan yang ingin memasuki area taman permainan padat, maka rawan mengganggu aktivitas jalan raya karena letaknya tepat setelah jembatan.

Hasil:

Gambar 5.7 Hasil Analisis Pencapaian Site Sumber: Analisis Pribadi

Hasil:

Dari pengolahan mengenai main entrance dan side entrance maka: Sisi Jalan Kusumanegara sebelum titik simpul berpotensi sebagai

main entrance tetapi memerlukan penyelesaian kemungkinan

(40)

commit to user

v-40

Penyelesaian masalah kepadatan dapat dilakukan dengan membuat kantung jalan (dalam bentuk jalur lambat, dan lain-lain) sebelum kendaraan memasuki wilayah site.

Sisi Jalan Kusumanegara setelah titik simpul dapat dimanfaatkan sebagai side entrance sekaligus exit dari sirkulasi sebagai salah satu cara untuk mengurai kepadatan yang mungkin timbul.

Bagi pengguna kendaraan umum seperti bus kota, disediakan pedestrian dari luar menuju ke area permainan untuk memudahkan pengunjung pejalan kaki.

5.4.4. Analisis View dan Orientasi Site a. View ke Dalam Site

Analisis terhadap view to site diperlukan untuk mengetahui spot pada site dengan potensi paling besar untuk dikembangkan sehingga menunjang aktifitas, fungsi, & eksistensi taman bermain di tengah masyarakat secara optimal. Selain itu analisis view to site juga berguna untuk mendapatkan spot pada site untuk dimaksimalkan menjadi point of interest bangunan untuk mempermudah mengkomunikasikan bangunan kepada publik. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan view adalah:

Arah pandang pengunjung dari luar kedalam site, untuk mendapatkan area ekspos terbaik.

(41)

commit to user

v-41

Pola kegiatan kota & lingkungan

Gambar 5.8 Analisis View ke Dalam Site Sumber: Analisis Pribadi dan Google Earth

Site memiliki batas view yang cukup luas dikarenakan di sekitarnya tidak terdapat bangunan tinggi. Dari arah barat (Kota Yogyakarta), selatan (arah Kebun Binatang Gembira Loka), dan timur, site dapat terlihat dengan jelas sehingga titik temu antara ketiga pandangan tersebut merupakan zona dengan view paling dominan.

Hasil:

Daerah yang ditandai dengan warna hijau di bawah adalah daerah dengan view ke dalam site paling dominan, sehingga area tersebut cocok dijadikan sebagai spot point of interest untuk menarik orang melihat bangunan.

(42)

commit to user

v-42

Gambar 5.9 Hasil Analisis View ke dalam site Sumber: Analisis Pribadi

b. View Keluar Site

View keluar site merupakan penunjang bagi fasilitas yang ada di dalamnya. Tentu dengan rencana kegiatan yang dilakukan, dibutuhkan pula komplemen dari luar berupa view yang baik/mendukung. Untuk mendapatkan view yang menarik & menunjang bagi fungsi bangunan taman bermain, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini.

Potensi view lingkungan sekitar site Pola kegiatan kota dan lingkungan

Gambar 5.10 Analisis View Keluar Site Sumber: Analisis Pribadi dan Google Earth

Hasil:

View keluar site pada sisi barat, utara, dan timur laut memiliki potensi yang lebih dibandingkan dengan sisi lainnya. Meski begitu

(43)

commit to user

v-43

pada dasarnya semua sisi site memiliki view yang mampu dimanfaatkan agar dapat menjadi komplemen dari fungsi bangunan itu sendiri.

5.4.5. Analisis Angin

Analisis angin bertujuan untuk mengetahui titik-titik dengan aliran angin dan menemukan tanggapan desain yang tepat. Untuk salah satu kegiatan di dalam taman permainan tradisional sendiri terdapat permainan yang memanfaatkan potensi angin yaitu permainan layangan.

Analisis

Gambar 5.11 Analisis Angin Sumber: Analisis Pribadi

Angin bertiup dari arah barat (dan barat daya) menuju ke site. Daerah dengan paparan angin yang paling besar bisa disiasati dengan penambahan vegetasi untuk mengarahkan angin sesuai dengan kebutuhan.

Hasil:

Bagian barat dan barat laut site menjadi area yang paling banyak terpapar angin merupakan area yang baik untuk permainan layangan. Sedangkan pada sisi yang memerlukan lebih sedikit angin atau butuh pengarah angin, digunakan vegetasi sebagai pengarah angin.

(44)

commit to user

v-44

5.4.6. Analisis Matahari

Analisis matahari bertujuan untuk mengkondisikan bangunan agar menyesuaikan kebutuhannya dengan kondisi penyinaran matahari. Pengkondisian bangunan dapat berupa penataan bukaan, penggunaan

sunshading, dan sebagainya.

Gambar 5.12 Analisis Sinar Matahari Sumber: Analisis Pribadi

Hasil:

Alternatif respon terhadap analisis matahari:

Memanfaatkan secara optimal cahaya matahari untuk ruang-ruang dalam dengan membuat bukaan yang mencukupi

Untuk aktivitas outdoor, cahaya matahari terutama pada siang hari membutuhkan shading agar dimungkinkan untuk mengurangi

(45)

commit to user

v-45

penyinaran langsung. Shading untuk ruang outdoor ini sendiri dapat berbentuk shading buatan seperti kanopi maupun shading vegetasi. Pengaturan denah bangunan dengan bentuk memanjang sehingga

setiap ruangan mendapatkan pencahayaan alami sinar matahari. Penggunaan barier untuk mengurangi silau matahari di dalam ruang,

dapat berupa vegetasi, pagar, kolam buatan atau bangunan penunjang. Selain itu silau matahari dapat dikurangi dengan menggunakan secondary skin atau sunshading, yang juga dapat memberi efek bayangan indah.

5.5. Analisis Bentuk Massa Bangunan 5.5.1. Analisis Gubahan Massa

Analisis gubahan massa bertujuan untuk menemukan gubahan massa yang sesuai dengan kebutuhan serta karakter bangunan yang dimaksud. Gubahan massa terbentuk dari gabungan bentuk-bentuk dasar untuk menyesuaikan dengan kebutuhan. Berikut ini adalah penjelasan karakter masing-masing bentuk dasar.

Tabel 5.17 Karakter Bentuk Dasar

Sumber: D.K. Ching: Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan

Bentuk Dasar Efek Psikologis Fungsi dan Keindahan Arsitektur Persegi Bebas, tidak terikat,

memungkinkan keleluasaan gerak

Netral, statis, formal, dan solid

Kemudahan untuk pengolahan sirkulasi Kemudahan dalam pegembangan Kemudahan dalam pengerjaan struktur

Efisiensi dalam pemakaian ruang Segitiga Aktivitas kurang

bebas, bentuk terkesan keras

Ekspresif, kuat, stabil, non formal, feminisme, kaku

Kemudahan untuk pengolahan sirkulasi Kurang memiliki kemudahan

pengembangan

Kemudahan dalam pengerjaan struktur Kurang efisien dalam pemakaian ruang

Memiliki kesan kurang formal Memiliki kesan dinamis

(46)

commit to user

v-46

Hasil:

+

Massa terdiri atas tiga massa tunggal yang digabungkan. Massa berbentuk persegi sejumlah dua buah dan satu lingkaran. Salah satu persegi mengalami perputaran arah dan kemudian mengalami penggabungan dengan gubahan massa yang lainnya. Persegi dan lingkaran dipilih untuk menggabungkan sifat-sifat keduanya dan melengkapi keunggulan yang dimiliki masing-masing massa.

5.5.2. Analisis Tata Massa

Pemilihan tata massa menggunakan dasar pertimbangan sebagai berikut :

(1) Fungsi kegiatan

(2) Sirkulasi kegiatan di dalam site (3) Keamanan

(4) Fleksibilitas

Gambar 13 Analisis Gubahan Massa Sumber: Analisis Pribadi

(47)

commit to user

v-47

(5) Jumlah Massa

Fungsi kegiatan utama pada bangunan perpustakaan adalah perpustakaan sebagai penampung minat baca dan juga pengoptimalannya sebagai ruang publik. Sehingga tata massa yang dirancang adalah tata massa yang fokus pada bangunan perpustakaan, namun dilengkapi bangunan penunjang yang mendukung konsep ruang publik tersebut.

Bangunan dibagi menjadi 2 berdasarkan jumlah massa, yaitu : Masa Tunggal

- Terdiri dari satu masa bangunan utama.

- Bangunan yang termasuk dalam jenis ini memiliki hubungan yang erat diantara fungsi-fungsi kegiatannya dan saling mendukung. - Sirkulasi atau pergerakan kebanyakan berada di dalam bangunan. - Akses dari dan ke masing-masing kelompok fungsi kegiatan lebih

mudah. Masa Jamak

- Terdiri dari beberapa masa bangunan yang membentuk kelompok fungsi pada masing-masing masanya.

- Hubungan antara satu fungsi dengan lainnya tidak terlalu terikat atau berkesinambungan.

- Sirkulasi atau pergerakan berada di dalam dan di luar bangunan. - Akses dari dan ke masing-masing fungsi kegiatan lebih sulit.

Pola tata masa pada bangunan menurut Francis D.K. Ching, dalam bukunya Arsitektur Bentuk, Ruang dan Susunannya terdapat lima macam pola, yaitu:

a) Terpusat

Pusat: suatu ruang dominan dimana

pengelompokn sejumlah ruang sekunder

dihadapkan. b) Linier

(48)

commit to user

v-48

Suatu urutan linier dari ruang-ruang yang berulang.

c) Radial

Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan

organisasi-organisasi ruang yang linier berkembang menurut bentuk jari-jari. d) Cluster Ruang-ruang dikelompokkan berdasarkan adanya hubungan atau bersama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual. e) Grid

Ruang-ruang diorganisasi dalam kawasan grid structural atau grid tiga dimensi lain.

Hasil:

Dari hasil analisis gubahan massa dan pola tata massa, maka taman permainan tradisional menggunakan gabungan beberapa massa (massa jamak) dengan pola tata massa yang ditata secara cluster karena pada dasarnya tiap kelompok kegiatan memiliki kebutuhan dan karakter ruangnya masing-masing. Namun antar massa terdapat penghubung sosial berupa lansekap maupun fungsi ruang antara lainnya untuk tetap mengesankan unity di dalam taman permainan tradisional.

5.5.3. Analisis Tampilan Bangunan

Analisis tampilan bangunan bertujuan untuk mendapatkan kriteria perancangan tampilan bangunan yang sesuai dengan karakter bangunan itu sendiri. Tampilan bangunan harus memenuhi beberapa kriteria antara lain:

(49)

commit to user

v-49

a. Mewakili karakter bangunan yang dirancang b. Atraktif bagi calon pengunjung

c. Memberikan kenyamanan baik kenyamanan secara penglihatan maupun pengaruh tampilan terhadap kenyamanan ruang

d. Sesuai dengan aturan yang berlaku di wilayah dimana bangunan dirancang.

Hasil:

Tampilan bangunan yang diinginkan adalah bangunan yang atraktif bagi anak dan calon pengunjung lainnya. Hal ini bisa dicapai dengan cara:

Pengolahan massa dengan bukaan, permainan warna, tekstur, atau motif pada kulit luar bangunan, dan penambahan vegetasi sebagai elemen pendukung

Karakter sebuah taman permainan adalah rekreatif, edukatif, dan sekaligus atraktif dicapai dengan desain bangunan yang memicu keinginan mengeksplorasi misalnya dengan penggunaan jalur sirkulasi yang unik dan sebagainya

Pemilihan material yang sesuai dan memenuhi kebutuhan taman permainan tradisional.

5.5.4. Analisis Tata Lansekap

Dalam penataan landscape taman bermain, perlu dipertimbangkan beberapa aspek seperti di bawah ini.

Mampu mewadahi fungsi kegiatan outdoor yang merupakan salah satu kegiatan utama di taman permainan

Mendukung karakter bangunan sebagai bangunan publik Fungsi landscape dapat mendukung kegiatan

Kemudahan sirkulasi

Perencanaan penghijauan dan sebagai fungsi peresapan air hujan.

Mengingat bangunan merupakan ruang publik yang mengakomodasi pejalan kaki dan kendaraan bermotor, maka penggunaan bahan sebagai

(50)

commit to user

v-50

penata landscape harus mempertimbangkan aspek tersebut diatas selain berbagai jenis vegetasi pendukung. Untuk itu penataan landscape dibagi menjadi 2, yakni :

(1) Hard Landscape

Penggunaan hardscape lanscape pada sebuah tapak dimanfaatkan sebagai pendukung kegiatan seperti jalur pedestrian dan kendaraan, memberikan perkuatan terhadap karakter dan estetika bangunan. Selain itu juga dimanfaatkan sebagai area tangkapan air hujan. Hardscape lanscape dapat berupa lantai penutup jalan dan street furniture (lampu jalan, tempat sampah dan lain-lain).

Beberapa alternatif hardscape lanscape yang biasa digunakan: Perkerasan aspal Perkerasan beton Perkerasan kerikil Tanah padat Tanah berumput Paving Taman Analisis:

- Perkerasan aspal, baik untuk digunakan dalam jalur-jalur sirkulasi kendaraan. Memiliki kemampuan daya serap air hujan kecil. - Perkerasan kerikil atau batu alam, memiliki tekstur abstrak.

Diaplikasikan pada jalur sirkulasi pedestrian. Memiliki daya serap air hujan cukup baik.

- Tanah padat, memiliki daya serap air hujan yang baik sehingga biasa digunakan sebagai dasaran dari perkerasan.

- Tanah berumput, memiliki daya serap air hujan yang baik sehingga biasa digunakan sebagai tanah untuk taman.

- Paving, mamiliki bentuk yang beragam dan bertekstur kasar. Baik untuk jalur sirkulasi pedestrian dan kendaraan. Daya serap air hujan baik karena pemasangannya diberi celah sebagai resapan air. - Pavinggrass, baik untuk jalur sirkulasi pedestrian dan memiliki

(51)

commit to user

v-51

- Taman, baik untuk mendukung estetika. Memiliki daya serap air sangat baik.

(2) Softscape Landscape

Softscape landscape meliputi vegetasi pada taman maupun jalur

sirkulasi. Vegetasi memiliki fungsi bermacam-macam yaitu sebagai zona relaksasi dan zona hijau, sebagai penyedia oksigen, sebagai filter terhadap suara, debu, udara dan bau, serta sebagai penahan air atau cadangan air saat musim hujan.

Analisis:

Dalam taman bermain ini, vegetasi akan digunakan sebagai elemen estetika pada taman, menjadi area hijau pada outdoor maupun indoor, sebagai pelindung terhadap sinar matahari yang terlalu terik baik untuk kebutuhan indoor maupun pembayangan untuk outdoor. Karena aktivitas

outdoor merupakan salah satu aktivitas utama, pemilihan vegetasi sebagai shading dari area permainan merupakan kebutuhan.

Pemilihan jenis pohon sebagai vegatasi terpilih, dengan

mempertimbangkan faktor fungsional dan estetika. Yaitu : Vegetasi Peneduh

Berfungsi sebagai peneduh di area parkir dan beberapa spot area playground. Dasar pertimbangannya adalah untuk memberikan shading sehingga anak-anak tetap merasa nyaman meskipun bermain di bawah sinar matahari. Selain itu vegetasi peneduh juga mudah tumbuh dalam segala kondisi dan batangnya kuat.

Pohon yang dipilih adalah pohon akasia yang mudah tumbuh baik dalam kondisi tanah yang kurang mendukung serta sifat batang yang kuat. Serta lukisan pohonnya yang bebas cabang sampai setengah tinggi pohon, sehingga ruang dibawahnya dapat dimaksimalkan pemanfaatannya yaitu untuk parkir dan beberapa spot bermain.

Gambar

Tabel 5.1 Kebutuhan Ruang Bermain Indoor  Sumber: Analisis Pribadi
Tabel 5.2 Deskripsi Peruangan pada Ruang Bermain Indoor  Sumber: Analisis Pribadi
Tabel 5.3 Kebutuhan Ruang Bermain Outdoor  Sumber: Analisis Pribadi
Tabel 5.4 Deskripsi Ruang Bermain Outdoor  Sumber: Analisis Pribadi
+7

Referensi

Dokumen terkait

sehingga efisiensi sel berkurang. arena umumnya manusia yang mengalami stress malas untuk ber-olah raga, metabolitnya menumpuk relatif cepat dalam sel dan memperbesar peluang

a) Aplikasi untuk mencari nilai dari variabel dari suatu determinan matriks kunci Hill Cipher dapat dikembangkan dengan matriks ordo 3 x 3 atau lebih. b) Jumlah plaintext

Prinsip kerja dari penyearah gelombang penuh dengan 4 dioda dimulai pada saat Output transformator memberikan Level tegangan sisi positif, maka D1, D4 pada posisi forward

Dwi Purwa karya berusaha konsisten untuk membangun dan membina hubungan harmonis dengan konsumen hal ini dengan persiapan perusahaan dalam memberikan pelatihan kepada

Malang DAFTAR PESERTA SERTIFIKASI MATA PELAJARAN UMUM LPTK UN SURABAYA DAN UN MALANG.. KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

Analisis ragam terhadap variabel viabilitas dan vigor benih (daya berkecambah, indeks vigor dan kecepatan tumbuh) menunjukkan adanya pengaruh yang sangat nyata yang disebabkan

strategi pengembangan sektor potensial di Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut: sektor industri pengolahan, malakukan market research untuk mengetahui selera

yang menunjukkan bahwa penyebab kesulitan belajar bahasa Arab ternyata bukan sepenuhnya pada substansi atau materi bahasa Arab, melainkan pada ketiadaan minat