• Tidak ada hasil yang ditemukan

P R O F I L K E L U R A H A N T A N J U N G M A S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P R O F I L K E L U R A H A N T A N J U N G M A S"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Kelurahan Tanjung Mas berada di wilayah Kecamatan Semarang Utara, meliputi areal seluas 323,782 Ha terdiri dari 271,782 Ha lahan kering (pekarangan/ bangunan/emplase-men) dan 52 Ha lahan basah (tambak). Kawasan Kelurahan Tanjung Mas

mencakup dua wilayah

lingkungan/kampung, yaitu kawasan/ Kampung Tambak Lorok di bagian Utara dan Lingkungan/Kampung Sido-dadi di bagian Selatan. Kelurahan Tanjung Mas adalah salah satu kelurahan yang termasuk dalam wilayah kecamatan Semarang Utara. Peran kawasan yang mempunyai aktifitas cukup tinggi ini, karena, mempunyai nilai akses yang tinggi, lokasinya yang strategis, dekat dengan pusat kegiatan, pusat kota, dan pusat transportasi. Salah satu kawasan yang berada di Tanjungmas adalah kawasan Tambak Lorok.

Kawasan Tambak Lorok terletak di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara. Kawasan ini berlokasi di pesisir pantai Laut Jawa yang dilintasi oleh Kali Banger. Kawasan ini terkenal dengan permukiman nelayan sejak tahun 1950. Kawasan tambak lorok terdiri dari 5 RW yaitu RW 12,13,14,15,16. Dengan luas 46,8 ha. Ketinggian 0,5 mdpl. Letak geografis Kawasan Tambak Lorok ditinjau dari Kota Semarang BWK III Kota Semarang yang sebagian besar tata guna lahannya sebagai permukiman. Secara fisik Kawasan Tambak Lorok ini berbatasan dengan:

Utara : Laut Jawa Timur : Kali banger Selatan : Jalan arteri utara

Barat : PLTUG

Kawasan Tambak Lorok terletak di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara. Kawasan ini berlokasi di pesisir pantai Laut Jawa yang dilintasi oleh Kali Banger. Kawasan ini terkenal dengan permukiman nelayan sejak tahun 1950. Kawasan tambak lorok terdiri dari 5 RW yaitu RW 12,13,14,15,16. Dengan luas 46,8 ha. Ketinggian 0,5 mdpl. Letak geografis Kawasan Tambak Lorok ditinjau dari Kota Semarang BWK III Kota Semarang yang sebagian besar tata guna lahannya sebagai permukiman. Secara fisik Kawasan Tambak Lorok ini berbatasan dengan:

Utara : Laut Jawa Timur : Kali banger Selatan : Jalan arteri utara Barat : PLTUG

P R O F I L

K E L U R A H A N

T A N J U N G

M A S

1

(2)

K O N S T E L A S I

Tambak Lorok merupakan salah satu kawasan yang berada di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara. Kawasan Tambak Lorok terletak di pesisir Laut Jawa yang dilalui oleh Sungai Banger dan berdekatan dengan pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. Tambak Lorok juga terkenal dengan sebutan “Kampung Nelayan”, hal ini dikarenakan kawasan ini dijadikan sebagai tempat produksi pengolahan ikan kering atau ikan basah sebelum didistribusikan ke daerah-daerah lain. Oleh karena itu, Kawasan Tambak Lorok ini dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dalam sektor perikanan.

T O P O –

G R A F I

Secara Geografis Kawasan Tambak Lorok Merupakan daerah dataran rendah yang berupa dataran pantai (Delta Garang) dengan kemiringan lahan 0-2%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kawasan Tambak Lorok terhindar dari bahaya geologi seperti longsor. Dengan Kemiringan 0-2% hal ini juga menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan Kawasan Tambak Lorok rentan terhadap rob. Hal ini di perparah dengan letak Kawasan Tambak Lorok yang dekat dengan Laut Jawa.

(3)

K L I M A T O –

L O G I

Tambak Lorok memiliki Curah hujan 27,7 – 34,8 mm/tahun yang berarti memiliki intensitas curah hujan sedang sampai tinggi. Sehingga Kawasan Tambak Lorok rentan terhadap banjir diperparah dengan tidak tersediannya sistem drainase yang baik, yang menyebabkan air limpasan tidak dapat mengalir secara lancar ke hilir. 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 RW 12 RW 13 RW 14 RW 15 RW 16 565 681 1279 1286 562 759 777 1464 1461 669

Grafik Kependudukan

Laki-laki Perempuan

D A T A

K E P E N D U D U K A N

Grafik di samping menunjukkan jumlah pendudukan berdasarkan jumlah laki-laki dan perempuan di Tambak Lorok. Mayoritas penduduk Tambak Lorok merupakan pendatang yang pindah karena mata pencahariannya berada di Tambak Lorok. Untuk data yang lebih rinci bedasarkan per RT serta pendapatan rata-rata per RW masyarakat maka dapat dilihat di tabel berikut ini :

(4)

M A T A

P E N C A H A R I A N

Mata Pencaharian

Tidak Bekerja Jasa Serabutan Pedagang Buruh

Grafik di atas menunjukkan jenis-jenis pekerjaan masyarakat Tambak Lorok. Mayoritas masyarakat memiliki pekerjaan serabutan, yaitu pekerjaan yang tidak tetap atau berganti-ganti. Kemudian disusul oleh pedagang (mayoritas pedagang ikan), tidak bekerja, jasa, buruh (untuk industri sekitar), dan nelayan. Meskipun jumlah terkecil adalah nelayan, Tambak Lorok disebut juga kampung nelayan. Peneliti mengasumsikan hal tersebut dikarenakan pekerja serabutan, jasa, buruh,

kampung nelayan. Peneliti mengasumsikan hal tersebut dikarenakan pekerja serabutan, jasa, buruh, tidak bekerja, dan pedagang akan menjadi nelayan (dalam artian akan menjala ikan) saat waktu senggang untuk menambah pendapatan mereka sehingga terdapat “nelayan dadakan” di waktu-waktu tertentu.

Sumber: issu.com

(5)

Sumber: Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota

Kerentanan

RW

12

RW

13

RW

14

RW

15

RW

16

Rata-rata

Kerentanan

Keterangan

Sebagian besar rumah dalam kondisi

rusak, jalan juga mengalami kerusakan

dibeberapa ruas serta kondisi

kesehatan masyarakat yang terganggu

akibat rob

Kerentanan

Fisik

2,2 1,9 2,3 2,5 1,8

2,2

Kerentanan

Sosial

2,5

Masih terdapat organisasi

kemasyarakatan di Tambak Lorok

namun tingkat pendidikan penduduk

sebagian besar rendah dan masih

bertahan tinggal mayoritas karena

dekat lokasi kerja

2,0 2.1 2,3 1,8

2,1

1,8

Pendapatan penduduk sebagian besar 1

- 1,5 juta dengan pekerjaan banyak

yang berhubungan dengan laut namun

dengan adanya rob sebagian besar

tidak mempengaruhi jumlah

pemasukan

Kerentanan

Ekonomi

1,9 1,8 1,9 1,5

1,8

Total

Kerentanan

2,1

1,9

2,1

2,2

1,7

2

T I N G K A T

K E R E N T A N A N

Keterangan: 1 – 1,7 = tingkat rendah 1,8 – 2,3 = tingkat sedang 2,4 – 3 = tingkat tinggi

Kerentanan merupakan salah satu hal penting yang berkaitan dengan potensi bencana di suatu wilayah. Tingkat kerentanan penting untuk mengidentifikasi seberapa jauh bencana dapat mengancam kondisi lingkungan suatu wilayah. Terdapat 3 aspek kerentanan di Tambak Lorok, yaitu kerentanan fisik, sosial, dan ekonomi.

(6)

Kerentanan fisik memiliki indikator kondisi rumah, kondisi jalan dan kondisi kesehatan. Kerentanan sosial memiliki indikator alasan tinggal, tingkat pendidikan dan keberadaan organisasi kemasyarakatan. Sedangkan untuk kerentanan ekonomi indikator yang digunakan adalah pendapatan penduduk, jenis pekerjaan, dan kondisin pemasukan ketika rob terjadi.

Tabel di atas menunjukkan rata-rata kerentanan Tambak Lorok berada pada tingkat sedang. Meskipun begitu, kerentanan fisik memiliki skor paling tinggi. Hal itu dikarenakan kondisi rumah dan jalan di Tambak Lorok dalam keadaan rusak. Adanya rob juga menambah kerusakan fisik di Tambak Lorok. Aspek sosial juga berada di tingkat sedang karena sebagian besar penduduk Tambak Lorok hanya lulus SD sehingga menyebabkan

kerusakan fisik di Tambak Lorok. Aspek sosial juga berada di tingkat sedang karena sebagian besar penduduk Tambak Lorok hanya lulus SD sehingga menyebabkan penduduk kesulitan mencari pekerjaan dan berimbas pada aspek ekonomi. Aspek ekonomi juga berada pada tingkat sedang dengan mayoritas pekerjaan penduduk berhubungan dengan laut sehingga bila terjadi rob, jumlah pemasukkan tidak terpengaruh. Meskipun begitu, pendapatan rata-rata penduduk Tambak Lorok berada di bawah kebutuhan salah satunya karena aspek pendidikan yang rendah dengan jumlah penduduk miskin mencapai 1253 KK (Monografi Kelurahan Tanjung Mas, 2013).

(7)

RW 12-16

Belum ada sarana

pengolahan sampah

RW 12-15

Jalan Utama rusak parah dan sulit diakses kendaraan roda 4

RW 12-15

Tidak ada jaringan drainase

sepanjang jalan utama

RW 13

Fasilitas pada TPI kurang

memadai

RW 20

Tidak ada fasilitas TPS

TPA

RW 15-16

Alat pelayaran tidak

sesuai standar

P E T A

P E R M A S A L A H A N

KETERANGAN:

Jalan

7

(8)

P E T A

P O T E N S I D A N K E N D A L A

RW 13

“Perbaikan TPI”

(Meningkatkan potensi

sektor perikanan)

RW 16

“Pembuatan Lorok Court dan

Taman Apung”

(Memunculkan potensi sektor

(9)

P E

R U M U S A N

M

A S A L A H

Data Primer: Observasi, Wawancara, Survey, Telaah Dokumen

Wilayah Studi Mikro: Kawasan Tambak Lorok,

Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang

Utara

Data Sekunder:

Kantor Kelurahan, BAPPEDA Kota Semarang, BLH Kota Semarang, Telaah Data, Literatur Identifikasi Kondisi Lingkungan Kawasan Tambak Lorok Permasalahn yang sering terjadi Permasalahan lokal yang terjadi Permasalahn eksternal yang terjadi Permasalahan yang berkemungkinan akan terjadi Permasalahan yang dipertimbangkan untuk diselesaikan terlebih dahulu

Kompilasi Data Primer dan Data

Sekunder

Rumusan Masalah

Pemukiman Kumuh di

Kawasan Tambak Lorok

IN

PU

T

PR

OS

ES

OU

TP

UT

Rob Permasalahn Lingkungan, Permukiman, Sosial dan Ekonomi Banjir Kiriman melalui Sungai Banger Penurun Tanah

Air Laut yang sering masuk dan merusak rumah warga karena adanya kenaikan air

laut

(10)

Proses untuk menentukan masalah utama adalah menggunakan 5 pertanyaan yang direkomendasikan oleh buku Guideline sehingga mendapatkan rumusan masalah yang terjadi di tambak lorok sangat banyak dan kompleks mulai dari penurunan muka tanah, rob, banjir kiriman dari sungai banger , permasalahan ekonomi serta sosial di kawasan tambak lorok namun yang paling menjadi permasalahan adalah permukiman kumuh yang sering meresahkan masyarakat dan dikeluhkan oleh masyarakat setempat.

dari Sungai Banger , permasalahan ekonomi serta sosial di kawasan tambak lorok namun yang paling menjadi permasalahan adalah permukiman kumuh yang sering meresahkan masyarakat dan dikeluhkan oleh masyarakat setempat.

Kuadran I

Skala Prioritas

1. Pemukiman kumuh tidak layak 2. Masyarakat yang belum mau

menerima perubahan

Masalah utama:

Permukiman Kumuh Tidak

Layak

Kuadran II

Kuadran III

Kuadran IV

1. ROB

2. Rumah tidak layak dan tidak sehat 3. Drainase buruk

1. Permukiman padat penduduk 2. Nelayan miskin

3. Pekerjaan tidak tetap

1. Konflik sosial 2. Ketimpangan sosial

Selanjutnya untuk menentukan masalah utama adalah perlu mewawancarai warga setempat selanjutnya dari hasil wawancara tersebut di skala prioritas dari masalah-masalah tersebut mana yang sangat penting dan harus diselesaikan. sehingga di dapatlah masalah utama yaitu permukiman kumuh tidak layak huni.

(11)

T U J

U A N

D

A N

S A S A R A N

Terciptanya

permukiman

layak huni yang

berkelanjutan di

Kawasan

Tambak Lorok”

1.

Memperbaiki

Kualitas

Lingkungan

2.

Meningkatkan

Kualitas

SDM yang Trampil dan

Profesional

3.

Meningkatkan

Perputuran

ekonomi di kawasan Tambak

Lorok

4.

Meningkatkan kualitas dan

kuantitas infrastruktur di

Kawasan Tambak Lorok

T U J U A N

S A S A R A N

(12)

K O N S E P

P E

R E N C A N A

A N

Tambak Lorok merupakan kawasan yang memiliki permasalahan yang kompleks, namun juga kaya akan potensi. Masalah utama di kawasan ini yaitu permukimannya yang kumuh dan kualitas lingkungan yang buruk, namun kawasan Tambak Lorok memiliki potensi pada sektor. Oleh karena itu, diperlukan program-program khusus untuk menangani permasalahan-permasalahan dan mengembangkan potensi yang ada di Kawasan Tambak Lorok. Jargon pembangunan yang dijadikan acuan dalam program-program tersebut yaitu “Menuju Tambak Lorok BERSERI (Bersih, sehat, dan rapi)”.

Strategi pertama yang mendukung jargon tersebut adalah membersihkan lingkungan Tambak Lorok agar terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat. Program yang dicanangkan untuk strategi ini yaitu penyediaan fasilitas pengangkutan sampah domestik. Diharapkan dengan diadakannya program tersebut akan tercipta lingkungan yang bersih tanpa sampah. Strategi selanjutnya yaitu mengurangi intensitas ROB di kawasan Tambak Lorok. Program yang dicanangkan yaitu pembangunan sabuk pantai agar air pasang laut tidak meluap dan membanjiri rumah rumah warga.

rumah rumah warga. Strategi lainnya diantaranya yaitu memaksimalkan sektor perikanan dan menumbuhkembangkan sektor pariwisata. Program yang dicanangkan untuk mendukung strategi tersebut yaitu perbaikan fasilitas TPI di Tambak Lorok dan pembangunan Lorok Court. Kedua bentuk strategi tersebut diharapkan dapat meningkatkan perputaran ekonomi di Kawasan Tambak Lorok. Sementara itu, untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur, terdapat satu strategi yang mendukungnya, yaitu dengan memperbaiki infrastruktur sesuai dengan standar pelayanan minimum. Program-program yang dicanangkan diantaranya perbaikan jaringan jalan, perbaikan sistem drainase, dan pengadaan TPS serta TPA.

Program-program yang sudah dicanangkan tersebut diharapkan dapat mendukung Perencanaan Permukiman Layak Huni dan Berkelanjutan di Kawasan Tambak Lorok. Selain itu, program-program tersebut juga dapat digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah yang ada di kawasan tersebut. Harapannya, “Tambak Lorok BERSERI” dapat direalisasikan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah dibentuk.

(13)

P E T A

R E N C A N A

Taman Apung adalah tempat untuk

berkumpul di kawasan Tambak Lorok terletak di RW 16 dgn panjang 28 Meter terdiri dari dua lantai, lantai kedua untuk perpustakan. Sabuk Pantai terletak di RW 16 yang berfungsi untuk penghalang air agar tidak merusak rumah warga ketika air laut naik. Lorok Court adalah tempat untuk menjual makanan, sovenir khas Tambak Lorok yang ditunjang dengan fasilitas pelengkap seperti toilet, parkir dll. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terletak di RW 15 dimana rata-rata pekerjaan masyarakat di Tambak Lorok adalah nelayan sehingga TPI menjadi salah satu potensi yang dapat dikembangan. Tempat

Pembuangan sampah sementara (TPS) yang

berfungsi sebagai tempat untuk menampung sampah sementara sebelum diangkut oleh petugas sampah.

Pelelangan Ikan (TPI) terletak di RW 15

dimana rata-rata pekerjaan masyarakat di Tambak Lorok adalah nelayan sehingga TPI menjadi salah satu potensi yang dapat dikembangan. Tempat Pembuangan sampah

sementara (TPS) yang berfungsi sebagai tempat

untuk menampung sampah sementara sebelum diangkut oleh petugas sampah.

(14)

K O N D I S I

E K S I S T I N G

Tempat Pendaratan Ikan (PPI) di kawasan Tambaklorok yang dibangun pada 2004 kondisi fasilitasnya rusak parah dan berdampak pada rendahnya jumlah nelayan yang menyandarkan kapal di tempat itu, dan para pedagang ikan. Kondisi tersebut diperparah dengan persoalan rob yang yang sangat mengganggu aktivitas lelang hasil laut di TPI Kampung Tambaklorok. Selain permasalahan rob, buruknya kondisi TPI dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya gelombang besar, rob, kolam pelabuhan yang dangkal, serta jalan masuk yang rusak.

Rumah Apung tersebut memiliki ukuran 140 meter persegi untuk lantai 1 dan 60 meter persegi untuk lantai 2. Lantai 1 digunakan untuk Balai Warga Tambak Lorok dan lantai 2 akan dimanfaatkan untuk perpustakaan. Konsep yang diusung adalah bangunan yang ramah lingkungan, mandiri dalam kebutuhan energi, dan tidak mencem

mencemari lingkungan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, bangunan ini menggunakan distilasi air laut. Selain itu, untuk sanitasi akan menggunakan biofill atau biority untuk pengolahan air limbah kamar mandi atau WC. Keberadaan Taman Apung menjadi potensi kawasan Tambak Lorok dalam sektor pariwisata.

Pengelolaan sampah pada kawasan tidak berjalan dengan baik, ditandai dengan tidak adanya penyediaan TPS pada kawasan tersebut. Masyarakat Tambak Lorok terbiasa menimbun sampah di tempat tinggal mereka sembari meninggikan rumah dan jalan yang semakin taun semakin mengalami penurunan, dan hal tersebut menyebabkan timbulnya masalah kesehatan dan menyebabkan kawasan Tambak Lorok terlihat semakin kumuh. Pada Peta Eksisting ditemukan TPS yang terletak di luar kawasan Tambak Lorok

.

(15)

Tampak Atas

Tampak Depan

D E S A I N

(16)

R E N C A N A

Tampak Samping

(17)

Terciptanya permukiman layak huni yang

berkelanjutan di Kawasan Tambak Lorok

Sasaran 1

Memper-baiki

Kualitas

Lingkung-an

Sasaran 2 :

Meningkat-kan

Kualitas

SDM

Sasaran 3 :

Meningkat

-kan

Perputaran

Ekonomi di

Kawasan

Tambak

Lorok

Sasaran 4 :

Meningkat-kan

Kuantitas

dan

Kualitas

Infrastruk-

tur

Strategi 1A : Membersihkan lingkungan Tambak Lorok

agar terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.

X

X

Action : Program penyediaan fasilitas pengangkutan

sampah domestik

X

X

X

Strategi 1B : Mengurangi intensitas ROB di kawasan

Tambak Lorok

X

X

X

Action : Pembangunan sabuk pantai di pesisir kawasan

Tambak Lorok

X

X

Strategi 3A : Memaksimalkan sektor perikanan

X

X

X

Action : Perbaikan Fasilitas TPI di Tambak Lorok

X

X

X

Action : Pemberian fasilitas Pelayaran bagi Nelayan

X

X

Strategi 3B : Menumbuhkembangkan sektor

pariwisata

X

X

Action : Program Lorok Court yaitu tempat berjualan

makanan berbahan dasar ikan, pusat penjualan hasil

kerajinan masyarakat Tambak Lorok, TPI, dengan

dilengkapi fasilitas-fasilitas penunjang lainnya.

X

X

X

Strategi 4 : Memperbaiki infrastruktur sesuai dengan

standar pelayanan minimum

X

X

Action : Perbaikan jaringan jalan yang rusak

X

X

X

Action : Perbaikan sistem drainase

X

X

Action : Pengadaan fasilitas TPS dan TPA

X

X

L O G

F R A M E

(18)

Sasaran/Strategi/Program Lokasi (RT/RW)

Waktu

Biaya

Stakeholder

Sasaran 1 Memperbaiki Kualitas Lingkungan

Strategi 1A :

Membersihkan

lingkungan Tambak Lorok

agar terciptanya

lingkungan bersih dan

sehat

Program penyediaan

fasilitas pengangkutan

sampah domestik

RW 12,

13,14,15,16

1 tahun

5 x 18 juta=90 juta

Pemerintah,

Perencana

Strategi 1B : Mengurangi

intensitas ROB di

kawasan Tambak Lorok

Program pembangunan

sabuk pantai

RW 15,16

2 Tahun

151 M

Kementerian PU,

pemerintah

Sasaran 3 Meningkatkan Perputaran Ekonomi di Kawasan Tambak Lorok

Strategi 3A :

Memaksimalkan sektor

Perikanan

Program Perbaikan

Fasilitas TPI di Tambak

Lorok

RW 13

2 tahun

10 x 890 rb = 8,9 jt

2 x 5jt = 10 jt

3 x 50rb = 150rb

10 x 70rb = 700rb

5 x 100rb = 500rb

Total = 20,250jt

Pemerintah,

kelompok nelayan

I M P L E M E N T A S I

P R O G R A M

(19)

Program pemberian

fasilitas pelayaran bagi

nelayan

RW 15,16

2 tahun

24x50jt=1,2M

Kelompok nelayan,

pemerintah

Strategi 3B :

Menumbuhkembangkan

sektor pariwisata

Program Lorok Court

yaitu tempat berjualan

makanan berbahan dasar

ikan, pusat penjualan

hasil kerajinan

masyarakat Tambak

Lorok, TPI, dengan

dilengkapi

fasilitas-fasilitas penunjang

lainnya.

RW 16

1 tahun

700juta

Masyarakat,

pemerintah

Sasaran 4 Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur

Strategi 4 : Memperbaiki

infrastruktur sesuai

dengan standar

pelayanan minimum

Program Perbaikan

jaringan jalan

RW 12,13,14,15

1 tahun

100m x 4m x

75ribu/m

2

=30 juta

Pemerintah

Program Perbaikan

sistem drainase

RW 12,13,14,15

1 tahun

2 x 100 m x 0,5 m

2

x

30ribu/m

3

= 30juta

Pemerintah

Program Pengadaan TPS

dan TPA

RW 20

1 tahun

2 x 19 juta = 38 juta

Pemerintah

(20)

Sasaran/Strategi/Program

Lokasi

(RT/RW)

Dampak

Indikator

Sasaran 1 Memperbaiki Kualitas Lingkungan

Strategi 1A :

Membersihkan lingkungan

Tambak Lorok agar

terciptanya lingkungan

bersih dan sehat

Program penyediaan

fasilitas pengangkutan

sampah domestic

RW 12,

13,14,15,16

Lingkungan yang bersih

tanpa sampah

Tersedianya 1 alat

pengangkut sampah untuk

setiap RW di tambak lorok

(5 RWx 1=5 mobil

pengagkut sampah)

Strategi 1B : Mengurangi

intensitas ROB di kawasan

Tambak Lorok

Program pembangunan

sabuk pantai

RW 15,16

Air pasang laut tidak meluap

dan membanjiri rumah

rumah warga

Selesai dibangunnya sabuk

pantai sepanjang pantai di

tambak lorok yaitu 300

meter

Sasaran 3 Meningkatkan Perputaran Ekonomi di Kawasan Tambak Lorok

Strategi 3A :

Memaksimalkan sektor

Perikanan

Program Perbaikan

Fasilitas TPI di Tambak

Lorok

RW 13

Ikan yang ditampung dan

diolah lebih berkualitas dan

memberikan kenyamanan

bagi tenaga kerja

Selesai dibangunnya TPI

seluas 35m

2

, 5 bak

penampungan dan 2 bak

cuci

Program pemberian

fasilitas pelayaran bagi

RW 15,16

Kualitas Infrastruktur

pelayaran masyarakat yang

Setiap satu kelompok

nelayan (100 orang)

D A M P A K P R O G R A M D A N I N D I K A T O R

P E N C A P A I A N P R O G R A M

(21)

nelayan

memadai

memiliki satu kapal dengan

keadaan baik (24 kapal)

Strategi 3B :

Menumbuhkembangkan

sektor pariwisata

Program Lorok Court yaitu

tempat berjualan

makanan berbahan dasar

ikan, pusat penjualan hasil

kerajinan masyarakat

Tambak Lorok, TPI,

dengan dilengkapi

fasilitas-fasilitas

penunjang lainnya.

RW 16

Meningkatkan daya tarik

pariwisata taman apung

Terdapat 1 fasilitas court

yang terdiri dari 2 wc, 1

musholla, 7 warung makan,

1 pusat oleh2)

Sasaran 4 Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur

Strategi 4 : Memperbaiki

infrastruktur sesuai

dengan standar pelayanan

minimum

Program Perbaikan

jaringan jalan

RW

12,13,14,15

Akses jalan utama tambak

lorok lebih lancar dan

nyaman

Panjang jalan yang sudah

diaspal 10 km sepanjang

jalan utama tambak lorok

Program Perbaikan sistem

drainase

RW

12,13,14,15

Air limbah domestic tidak

menggenangi jalan

Luas genangan yang

menggenangi jalan utama

tambak lorok berkurang

dari 16 m

2

/km menjadi 0

m

2

/km

Program Pengadaan TPS

dan TPA

RW 20

Sampah yang dibuang

tertimbun pada tempatnya

(tidak berserakan)

Tersedianya 2 kontainer

sampah

(22)

BAPPEDA 2011

Data Monografi Kelurahan Tanjung Mas Tahun 2013-2015

Kumalasari, Novia Riska. 2014. Kapasitas Adaptasi terhadap Kerentanan dan Bencana Perubahan Iklim di

Tambak Lorok Kelurahan Tanjung Mas Semarang. Jurnal Pembangunan wilayah dan Kota. Biro

Penerbit Planologi Undip Volume 10 (4): 476-487 Desember 2014

Sekatia, Augie.___. Kajian Permukiman Kumuh dan Nelayan Tambak Lorok Semarang.

Abdul, Maulana. 2016. Kawasan Tambak Lorok. Dalam www.issu.com. Diakses 30 Oktober 2016. Anderson, Larz T. 1995. Guidelines for Preparing Urban Plans. Washington DC: Planners Press. Yin, Jordan, 1970. Urban Planning For Dummies. Canada: John Wiley & Sons Canada, Ltd.

K E S I M P U L A N

Tambak Lorok adalah kawasan kampung nelayan yg memiliki permasalah utama yaitu “Perukiman Kumuh Tidak Layak”, sehingga dibutuhkan sebuah perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan di kawasan tersebut. Dalam proses penyelesaiaan masalah di Kawasan Tambak Lorok maka telah dibuat beberapa program yang dijadikan sebagai solusi atau untuk menyelesaikan masalah tersebut. Program tersebut diantaranya adalah Program penyediaan fasilitas pengangkutan sampah domestic; Pembangunan sabuk pantai di pesisir kawasan Tambak Lorok; Perbaikan Fasilitas TPI di Tambak Lorok; Pemberian fasilitas Pelayaran bagi Nelayan; Program Lorok Court; Perbaikan jaringan jalan yang rusak; Perbaikan sistem drainase; Pengadaan fasilitas TPS dan TPA.Dengan adanya 8 program tersebut permukiman yg layak huni dan... dapat terealisasikan dengan baik.

penyediaan fasilitas pengangkutan sampah domestic; Pembangunan sabuk pantai di pesisir kawasan Tambak Lorok; Perbaikan Fasilitas TPI di Tambak Lorok; Pemberian fasilitas Pelayaran bagi Nelayan; Program Lorok Court; Perbaikan jaringan jalan yang rusak; Perbaikan sistem drainase; Pengadaan fasilitas TPS dan TPA.Dengan adanya 8 program tersebut permukiman yg layak huni dan dapat terealisasikan dengan baik.

D A F T A R

P U S T A K A

Gambar

Grafik  di  samping  menunjukkan  jumlah  pendudukan  berdasarkan  jumlah   laki-laki  dan  perempuan  di  Tambak  Lorok
Grafik  di  atas  menunjukkan  jenis-jenis  pekerjaan  masyarakat  Tambak  Lorok.  Mayoritas  masyarakat  memiliki  pekerjaan  serabutan,  yaitu  pekerjaan  yang  tidak  tetap  atau  berganti-ganti
Tabel  di  atas  menunjukkan  rata-rata  kerentanan  Tambak  Lorok  berada  pada  tingkat  sedang

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada KSP Utama Karya di Jepara, sehingga semakin tinggi

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa didapatkan nilai kuat tekan optimum pada penambahan modulus alkali 2 dikarenakan pada prosentase tersebut terjadi

Semantara itu, selama melakukan kerja praktik, mahasiswa dituntut untuk mengetahui fungsi serta kondisi operasi alat yang digunakan, setelah melakukan kerja

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), rasionalization (rasionalisasi), capability

Menurut Darminto (2010) kinerja keuangan juga merupakan keseluruhan hasil kerja manajemen dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki yang dapat.. Kinerja

Penyimpanan buah jambu biji tanpa perlakuan khusus hanya dapat bertahan sampai 4 hari saja sehingga diperlukan proses penyimpanan cara lain yaitu penyimpanan buah jambu biji

Penelitian ini bertujuan untuk 1) meningkatkan kerjasama Tim Dosen pada mata kuliah geometri analit. 2) meningkatkan penguasaan konsep mahasiswa dan 3)

Untuk menumbuhkan minat dan motivasi mahasiswa, dosen dapat memberi rangsangan dan dukungan moral dalam belajar writing dengan bantuan media internet yaitu Facebook