• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF. PADA Ny. D DI UPT PUSKESMAS SIBELA MOJOSONGO SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF. PADA Ny. D DI UPT PUSKESMAS SIBELA MOJOSONGO SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR"

Copied!
254
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA Ny. D DI UPT PUSKESMAS SIBELA MOJOSONGO

SURAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma 3 Kebidanan

Disusun Oleh

Nevi Ageng Permata Sari NIM B16040

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

CURRICULUM VITAE

Nama : Nevi Ageng Permatasari

Tempat/Tanggal Lahir : Surakarta, 14 Oktober 1996

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Cinderejo Lor RT.01 RW.05 Gilingan Surakarta

Riwayat Pendidikan

1. SD TERTOYOSO LULUS TAHUN 2010

2. SMP N 24 SURAKARTA LULUS TAHUN 2013

3. SMA BATIK 2 SURAKARTA LULUS TAHUN 2016

4. Prodi D3 kebidanan STIKes Kusuma ANGKATAN TAHUN 2016

(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul ” Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. D di UPT Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta”. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Laporan Tugas Akhir ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Siti Nurjanah, SST.,M.Keb selaku Ketua Program Studi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. dr. Tutik Asmi selaku Kepala Puskesmas Sibela Mojosongo yang telah memberi ijin dan membantu dalam proses pengambilan kasus.

4. Ibu Anis Nurhidayati, SST.,M.Kes selaku pembimbing institusi yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.

5. Ibu Kristiana, SST selaku pembimbing lahan UPT Puskesmas Sibela Mojosongo yang telah membantu dalam proses pengambilan kasus.

6. Ny. D yang telah bersedia menjadi subyek dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil dalam terwujudnya Laporan Tugas Akhir ini.

(7)

sPenulis menyadari bahwa dalam Laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan Tugas Akhir ini.

Surakarta, Juni 2019

(8)

MOTTO

1. Maka nikmat Tuhanmu manzakah yang engkau dustakan ? (QS.Ar-Rahman:13).

2. Pelajarilah ilmu, karena mempelajarinya karena Allah adalah khasyah, menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah tasbih, mencarinya adalah jihad, mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah shadaqah, menyerahkan kepada ahlinya adalah taqqarub. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian (Muadz bin Jabal ra). 3. Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya,

ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk (Imam An Nawawi).

4. Belajar dari jam dinding, dilihat orang atau tidak ia tetap berdenting, dihargai orang atau tidak ia tetap berputar, walau tak seorangpun mengucapkan terima kasih, ia tetap bekerja setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik. Intinya teruslah berbuat baik kepada sesama, meskipun perbuatan baik kita tidak dinilai.

5. Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan dilempari batu, tapi membalas dengan buah (Abu Bakar Sibli)

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan :

1. Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas doa restunya dan kasih sayang untuk selalu mensupport perjuangan selama ini yang memberikan dukungan baik moril dan materi.

2. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

CURICULUM VITAE ... v

KATA PENGANTAR ... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Laporan Kasus ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus dan Standar Asuhan Kebidanan ... 8

B. Kerangka Pikir ... 134

C. Landasan Hukum ... 135

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Laporan Kasus ... 144

B. Lokasi Laporan Kasus ... 144

C. Subjek Laporan Kasus ... 145

D. Waktu Laporan Kasus ... 145

E. Instrumen Laporan Kasus ... 145

(10)

G. Alat - Alat Yang Dibutuhkan ... 149 H. Jadwal Penelitian ... 150

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 151 B. Tinjauan Kasus………..153 C. Pembahasan………...272 BAB V PENUTUP A. Simpulan……….…..289 B. Saran……….291 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permohonan Ijin Pengambilan Kasus

Lampiran 2. Surat Balasan Ijin Pengambilan Kasus

Lampiran 3 Surat Permohonan Menjadi Pasien

Lampiran 4. Surat persetujuan pasien (Informed Consent)

Lampiran 5. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Lampiran 6. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Lampiran 7. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

Lampiran 8. Lembar Konsultasi Proposal dan LTA

Lampiran 9. Lembar Kunjungan Hamil

Lampiran 10. Lembar Kunjungan Bayi dan Neonatus

Lampiran 11. Lembar Kunjungan Nifas

Lampiran 12. Satuan Acara Penyuluhan dan Leaflet

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN

2015-2019 dan SDGs. Keberhasilan kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat

dari indikator AKI (Kemenkes, 2016). AKB menggambarkan tingkat

permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab

kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat

keberhasilan KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi

(Dinkes Jateng, 2015).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berhasil diturunkan sejak

tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228 per 100.000

kelahiran hidup. Namun demikian, SDKI tahun 2012 kembali menunjukkan

peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per

100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) kembali mengalami

penurunan pada tahun 2016 menjadi 305 kematin ibu per 100.000 kelahiran

hidup. Penyebab tertinggi kematian ibu 32 % diakibatkan karena

perdarahan, 26 % diakibatkan hipertensi yang menyebabkan terjadinya

kejang, keracunan kehamilan sehingga ibu meninggal, penyebab lainnya

(14)

Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 22,23 per

(15)

mencapai target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup, penyebab

kematian bayi dikarenakan berat lahir rendah, prematur, sesak nafas dan

infeksi (Dinas Indonesia, 2016).

Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016

mencapai 109,65 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan cukup

signifikan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun2015 yang

mencapai 111.16 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Jateng, 2017).

Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah tahun

2016 sebesar 99,9 per 1.000 kelahiran hidup. Capaian Angka Kematian Bayi

(AKB) pada tahun 2016 ini masih sama dengan jumlah Angka Kematian

Bayi (AKB) pada tahun 2015 (Dinas Jateng, 2016).

Angka kematian Ibu di Kota Surakarta pada tahun 2016 sebesar 40,61

per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu di Kota

Surakarta terdapat 5 kasus. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Surakarta

pada tahun 2016 sebesar 4,16 per 1.000 kelahiran hidup. Terjadi

peningkatan jumlah AKB dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 19

kasus (Dinas Kesehatan Surakarta, 2016). Pada tahun 2017 di UPT

Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta tidak terdapat kematian ibu, tetapi

terdapat 4 kasus kematian bayi disebabkan 3 kasus Afiksia dan kasus BBLR

(Puskesmas Sibela, 2017).

AKI dan AKB merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan

suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk

(16)

kesehatan. Dalam pelaksanaan program kesehatan sangat dibutuhkan

sumberdaya manusia yang kompeten, sehingga apa yang menjadi tujuan

dapat tercapai (Sulistyawati, 2009).

Bidan merupakan salah satu tenaga kerja kesehatan yang memiliki

peran dalam penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi,

serta menyiapkan generasi penerus masa depan yang berkualitas dengan

memberikan pelayanan yang berkesinambungan, mulai dari persiapan

kehamilan, asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan

keluarga berencana (Ikatan Bidan Indonesia, 2016).

Bidan sebagai salah satu sumber daya manusia bidang kesehatan

merupakan ujung tombak atau orang yang berada di garis terdepan yang

berhubungan langsung dengan wanita sebagai sasaran program. Dengan

peran yang cukup besar ini maka sangat penting kiranya bagi bidan untuk

senantiasa meningkatkan kompetensinya melalui pemahaman mengenai

asuhan kebidanan mulai dari wanita hamil sampai nifas serta kesehatan

bayi. Asuhan Komprehensif sangatlah penting diterapkan dalam asuhan

kebidanan kepada ibu dengan harapan mampu meningkatkan derajat

kesehatan ibu dan bayi(Sulistyawati, 2009).

Midwife care (asuhan kebidanan) adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan

kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan

ibu masa hamil, masa bersalin, nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga

(17)

kehamilan yang bermutu sesuai dengan standar agar dapat melewati masa

kehamilan dengan sehat, melahirkan dengan selamat dan menghasilkan bayi

yang sehat. Asuhan antenatal harus dilakukan secara komprehensif, terpadu

dan berkualitas agar apabila terdapat masalah atau penyakit yang

mempengaruhi kehamilan dapat segera terdeteksi (Suryaningsih, 2018).

Asuhan persalinan mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai

derajat kesehatan yang tinggi pada ibu dan bayi. Asuhan bayi baru lahir

diberikan pada bayi selama satu jam pertama setelah kelahiran dengan

menjaga suhu bayi, menjaga agar tetap kering dan hangat serta menilai

pernapasan. Asuhan pada ibu nifas dilakukan untuk memulihkan kesehatan

ibu kembali, selama 6 sampai 12 minggu, dan asuhan Keluarga Berencana

merupakan upaya merencanakan jarak kehamilan untuk mencegah

terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan mencegah kemungkinan

seorang ibu hamil mengalami komplikasi yang membahayakan jiwa atau

janin. (Prawiroharjo, 2006).

The National Perinatal Depression Initiative menyampaikan bahwa bidan bisa memikul tanggung jawab lebih baik dalam melakukan skrining

rutin, managemen perawatan dan tindak lanjut perawatan untuk ibu nifas

yaitu sekali selama 1 minggu dan kunjungan ulang pada empat minggu

pasca postpartum dan membantu perempuan untuk membuat pilihan

(18)

Menurut studi pendahuluan yang dilakukan penulis, pada tahun 2018

jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di UPT Puskesmas Sibela

Mojosongo Surakarta berjumlah 1.124 ibu hamil.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

“Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.D di UPT Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis membuat rumusan

masalah dalam Laporan Tugas Akhir ini yaitu “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.D di UPT Puskesmas Sibela Mojosongo

Surakarta?”

C. Tujuan Laporan Kasus

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. D di

UPT Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta, dengan menggunakan

metode kebidanan varney dan dilanjutkan dengan data perkembangan

(19)

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu :

1) Melakukan pengkajian meliputi data subyektif, data objektif dan

data penunjang pada Ny.D secara komprehensif dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

2) Menginterpretasikan data dasar meliputi diagnosa kebidanan,

masalah dan kebutuhan pada Ny.D secara komprehensif dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

3) Menyusun diagnosa potensial pada Ny.D secara komprehensif

dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

4) Menyusun Antisipasi/tindakan segera pada Ny.D secara

komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan

5) Merencanakan asuhan kebidanan pada Ny.D secara komprehensif

dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

6) Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.D secara komprehensif

dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

7) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada Ny.D secara

komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan.

b. Mahasiswa mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus

(20)

D. Manfaat Laporan Kasus

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil dari Asuhan Kebidanan Komprehensif ini

diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan Ilmu

Kebidanan dan menambah wawasan tentang kasus Asuhan Kebidanan

Komprehensif.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil studi kasus ini dapat dimafaatkan sebagai masukan dalam

memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin,

bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana di UPT Puskesmas

Sibela Mojosongo .

b. Bagi Profesi

Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan

dalam asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas ,Bayi Baru

Lahir dan Neonatus.

c. Bagi Klien dan masyarakat

Agar klien maupun masyarakat bisa melakukan deteksi yang

mungkin timbul pada masa kehamilan, persalinan maupun pada masa

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN 1. Konsep Dasar

a. Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10

bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan

terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam

12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu 13 hingga

ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke-40

(Saifuddin, 2009).

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.

Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi yang sehat, yang telah

mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan

seorang pria yang sehat maka besar kemungkinan akan mengalami

kehamilan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi

dengan lama 280 hari atau 40 minggu yang dihitung dari hari pertama

haid terakhir. Terbagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai

(22)

sampai enam bulan dan trimester ketiga bulan ketujuh hingga 9 bulan.

(Oktaviani, 2018)

b. Tanda – tanda Kehamilan Trimester III

Terlihat atau teraba gerakan janin biasanya gerakan janin dapat

dirasakan dengan jelas setelah minggu 24. Teraba bagian-bagian janin

dengan cara pemeriksaan palpasi Leopold (Pantiawati dan Saryono,

2010). DJJ (Denyut Jantung Janin) dilakukan di akhir trimester I dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120

kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukkan

adanya gawat janin (Oktaviani, 2018)

c. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Pada Ibu Hamil Trimester III

1) Perubahan Fisiologi

Menurut Pantiawati dan Saryono (2010), perubahan ibu hamil

fisiologis Trimester III adalah :

a) Uterus

Pada trimester III itmus lebih nyata menjadi bagian korpus

uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR).

b) Sistem Traktus Urinarius

Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu

atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena

(23)

c) Sistem Respirasi

Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus

yang membesar kearah diafragma kurang leluasa bergerak

mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami derajat

kesulitaan bernafas.

d) Kenaikan Berat Badan

Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan

berat badan mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan

adalah 11-12 kg.

e) Sirkulasi Darah

Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25%

dengan puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan

hematokrit mencapai level terendah pada minggu 30-32 karena

setelah 34 minggu terus meningkat tetapi volume plasma tidak.

2) Perubahan psikologi pada ibu hamil trimester III

a) Perasaan khawatir dan cemas

Menurut Walyani (2015), wanita mungkin sering merasa

cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti

: Apakah bayi akan lahir normal atau abnormal.

b) Merasa kehilangan perhatian

Sering bermimpi dan berkhayal tentang bayinya, adapula ibu

(24)

kandungan sehingga khawatir akan kehilangan perhatian khusus

yang diterimanya saat hamil (Oktaviani, 2018)

c) Libido menurun

Pada trimester III ini hasrat seksual ibu menurun lagi, hal ini

karena abdomennya yang semakin membesar dan perasaan tidak

nyaman lainnya seperti mudah lelah, kram, nyeri pada

punggung, dan keluhan muskuloskeletal (Oktaviani, 2018)

d) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir

sewaktu-waktu

Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan

waspada sebab pada periode ini ibu merasa tidak sabar

menunggu kelahiran bayinya dan terkadang ibu merasa khawatir

bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu (Oktaviani, 2018).

d. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan Trimester III

1) Perdarahan pervaginam

Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah pada trimester

terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan, dikatakan

tidak normal jika darah berwarna merah, banyak, dan

kadang-kadang tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri.

Perdarahan seperti ini bisa menandakan adanya plasenta previa

(25)

2) Sakit kepala yang hebat

Batasan masalah wanita hamil mengeluh nyeri kepala yang

hebat. Sakit kepala sering kali merupakan ketidaknyamanan

yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang

menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang

menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang

dengan sakit kepala yang hebat ini mungkin menemukan

bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit

kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari

pre-eklamsi (Pantiawati dan Saryono, 2010).

3) Penglihatan kabur

Batasan masalah wanita hamil mengeluh penglihatan yang

kabur karena pengaruh hormon, ketajaman penglihatan ibu

dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor)

adalah normal (Pantiawati dan Saryono, 2010).

4) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika

muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah

beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal

ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung dan

pre-eklampsi (Pantiawati dan Saryono, 2010).

(26)

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester

III, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses

persalinan berlangsung, pecahnya selaput ketuban dapat terjadi

pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu)

maupun pada kehamilan aterm (Pantiawati dan Saryono,

2010).

6) Gerakan janin tidak terasa

Masalah ibu tidak merasakan gerakan janin saat kehamilan

trimester III (Pantiawati dan Saryono, 2010).

7) Nyeri abdomen yang hebat

Batasan masalah ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan

Trimester III nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan

masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang

hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat (Pantiawati

dan Saryono, 2010).

e. Ketidaknyamanan Dalam Kehamilan Pada Trimester III

Beberapa ketidaknyamanan pada trimester III menurut Yanti

(2017) adalah sebagai berikut :

1) Sering buang air kecil

Penekanan uterus/rahim juga kepala bayi menjadi penyebab

(27)

tidur, latihan senam kegel, jika buang air kecil terasa sakit

segera periksalah ke dokter.

2) Sesak nafas

Ekspansi dan batas diagfragma dengan pembesaran uterus

/rahim mdnjadi penyebab terjadinya sesak nafas. Sikap tubuh

yang benar, jangan makan terlalu kenyang, jangan merokok,

salah satu cara mengatasinya. Jika sesak berlebihan maka

hubungi dokter.

3) Insomnia

Gerakan bayi, sering BAK, sesak nafas salah satu penyebab

tidak bisa tidur dengan istirahat usap-usap punggung, topang

bagian tubuh dengan bantal, untuk mengatasi keluhan tersebut.

4) Kontraksi Braxton hicks

Kontraksi dalam persiapan persalinan biasa disebut dengan

Braxton Hicks. Mengatasinya dengan stirahat, atur posisi, cara bernafas, usap-usap punggung.

5) Oedema

Berdiri terlalu lama, duduk kaki tergantung, pakaian ketat, dan

kaki ditinggikan, kurang olahraga salah satu penyebab oedema,

untuk mengatasi hal tersebut maka minum yang cukup,

istirahat, jika cara tersebut tidak hilang segera periksa ke

(28)

6) Kram kaki

Kram kaki menyebabkan penekanan saraf yang mensuplai

ekstermitas bagian bawah yang disebabkan pembesaran perut

ibu, terlalu lelah, lama berdiri, dengan beristirahat, pengurutan

daerah betis, selama kram kaki harus defleksi untuk

mengurangi keluhan hal tersebut.

7) Haemoroid

Varices pada anus sebagai penyebab haemoroid untuk

mengatasinya pencegahan agar feses tidak keras, konsumsi

sayuran dan buah yang berserat, seperti pepaya, duduk jangan

terlalu lama, posisi tidur miring, kompres dengan air

hangat/dingin, gunakan obat suppositoria atas indikasi dokter.

f. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester III

Menurut Pantiawati dan Saryono (2010), ada beberapa

kebutuhan psikologis ibu hamil terimester III :

1) Support keluarga

Keluarga dan suami dapat memberikan dukungan dengan

memberikan keterangan tentang persalinan, tetap memberikan

perhatian dan semangat pada ibu tentang persalinan,

bersama-sama mematangkan persiapan persalinan dengan tetap

(29)

2) Support dari tenaga kesehatan

Memberikan penjelasan bahwa yang dirasakan oleh ibu

adalah normal, menenangkan ibu, meyakinkan bahwa anda

akan selalu berada bersama ibu untuk membantu melahirkan

bayinya.

3) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan

Rasa nyaman dapat ditempuh dengan senam untuk

memperkuat otot-otot, mengatur posisi duduk untuk

mengatasi nyeri punggung akibat janin, mengatur berbagai

sikap tubuh untuk meredakan nyeri dan pegal.

4) Persiapan menjadi orang tua

Bersama-sama dengan pasangan selama kehamilan dan

saat melahirkan untuk saling berbagi pengalaman yang unik

tentang setiap kejadian yang dialami oleh masig-masing

g. Kebutuhan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III

Menurut Pantiawati dan Saryono (2010) ada beberapa

kebutuhan fisik pada ibu hamil Trimester III, yaitu :

1) Oksigen

Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama

yaitu udara yang bersih, tidak kotor, tidak berbau, dsb. Pada

prinsipnya hindari ruangan/tempat yang dipenuhi polusi udara

(30)

2) Nutrisi

Kebutuhan gizi ibu hamil pada kehamilan trimester III

(minggu 27-lahir) kalori sama dengan trimester II tetapi

protein naik menjadi 2g/kg BB. Ibu yang cukup makanannya

mendapatkan kenaikan BB yang cukup baik. Kenaikan BB

selama hamil 9-13,5 kg. Kenaikan BB selama TM III 9,5 kg.

3) Personal hygine

a) Mandi

Kebutuhan mandi bertujuan untuk kebersihan kulit

terutama untuk perawatan kulit karena pada ibu hamil

fungsi eksresi keringat bertambah. Dan menggunakan

sabun yang ringan dan lembut agar kulit tidak teriritasi.

b) Perawatan gigi

Pemeriksaan gigi minimal dilakukan satu kali

selama hamil. Pada ibu hamil gusi menjadi lebih peka dan

mudah berdarah karena di pengaruhi oleh hormon

kehamilan yang menyebabkan hipertropi, bersihkan gusi

dan gigi dengan benang gigi atau sikat gigi dan boleh

memakai obat kumur.

c) Perawatan rambut

Kebersihan rambut sangat penting pada ibu hamil,

(31)

d) Payudara

Persiapan menyusui dengan perawatan puting dan

kebersihan payudara.

e) Perawatan kuku

Perawatan kuku penting dilakukan untuk menjaga

agar kuman tidak masuk kedalam kuku

f) Kebersihan kulit

Apabila terjadi infeksi kulit segera di obati, dan

dalam pengobatan dengan resep dokter.

g) Pakaian

Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan

yang ketat pada daerah perut dan leher.

h) Eliminasi

Masalah eliminasi tidak mengalami kesulitan,

bahkan cukup lancar. Dengan kehamilan terjadi perubahan

hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi basah. Situasi

basah ini menyebabkan jamur trokomonas sehingga

wanita mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan.

i) Seksual

Seksualitas adalah ekspresi atau ungkapan cinta dari

dua individu/perasaan kasih sayang, menghargai,

(32)

hanya terbatas pada tempat tidur atau bagian-bagian

tubuh.

j) Istirahat atau tidur

Beberapa wanita ingin mengetahui apakah mereka

boleh tidur tengkurap. Dengan semakin berkembangnya

kehamilan, akan sulit memperoleh posisi tidur yang

nyaman. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan ke bayi

dan bagian-bagian tubuh berkurang. Beberapa wanita

hamil juga mengalami kesulitan bernapas bila mereka

berbaring terlentang.

h. Asuhan Antenatal

Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu

hamil sejak konfirmasi konsepsi hingga awal persalinan. Bidan

akan menggunakan pendekatan yang berpusat pada ibu dalam

memberikan asuhan kepada ibu dan keluarganya dengan berbagai

informasi untuk memudahkannya membuat pilihan tentang

asuhan yang ia terima (Marmi, 2014).

Tujuan utama antenatal care (ANC) adalah

menurunkan/mencegah kesakitan dan kematian maternal dan

perinatal (Oktaviani, 2018).

(33)

a) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan

ibu dan pertumbuhan perkembangan bayi.

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental

dan sosial ibu dan janin.

c) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan

memberikan penatalaksanaan yang diperlukan.

d) Menyiapkan persalinan cukup bulan, meminimalkan trauma

saat persalinan sehingga ibu dan bayi lahir selamat dan sehat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 97 Tahun

2014, Pemeriksaan Antenatal berkualitas apabila telah memenuhi

standar pelayanan antenatal (10T) :

a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali

kunjungan antenatal. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi

adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat

badan selama kehamilan didasarkan pada BMI atau IMT ibu

hamil. Pengukuran tinggi badan dilakukan saat kunjungan

yang pertama jika tingi badan kurang dari 145 cm maka ibu

termasuk kategori faktor resiko tinggi

b) Ukur lingkar lengan atas/nilai status gizi

Pengukuran lingkar lengan atas hanya dilakukakn pada

kontak pertama antenatal. Hal ini dilakukan untuk skrining

(34)

dikatakan KEK apabila lingkar lengan atas kurang dari 23,5

cm yang menunjukkan terjadinya kekurangan gizi yang telah

berlangsung lama. Keadaan ini dapat beresiko lahirnya bayi

dengan berat badan rendah (BBLR).

c) Ukur tekanan darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali

kunjungan antenatal. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi

adanya hipertensi pada kehamilan dan preeklampsia. Jika

ditemukan tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg) pada ibu

hamil maka dilanjutkan pemeriksaan kadar protein urine

dengan tes celup atau protein urine 24 jam untuk menentukan

diagnosis.

d) Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) harus dilakukan

setiap kali kunjungan antenatal. Hal ini dilakukan untuk

memantau pertumbuhan janin dibandingkan dengan usia

kehamilan. Selain itu pengukuran tinggi fundus uteri juga

digunakan untuk menetukan usia kehamilan. Pengukuran

tinggi fundus uteri dilakukan setelah usia 24 minggu dan

secara berkelanjutan setiap kunjungan.

e) Tentukan presentasi janin dan hitung denyut jantung janin

(35)

Presentasi janin merupakan bagian terendah janin atau

bagian janin yang terdapat dibagian bawah uterus.

Pemeriksaan ini dilakukan pada trimester II kehamilan,dan

dilanjutkan setiap kali kunjungan. Pemeriksaan DJJ dilakukan

di punctum maksimum, yaitu tempat denyut jantung janin

yang terdengar paling keras, biasanya pada bagian punggung

janin. DJJ normal bayi adalah 120-160 kali per menit.

Apabila DJJ kurang atau lebih dari nilai tersebut maka

dilakukan pemantauan lebih lanjut terhadap kesejahteraan

janin.

f) Skrining status imunisasi TT dan pemberian imunisasi TT

Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) dilakukan

untuk memberikan kekebalan terhadap tetanus baik ibu

maupun bayi (tetanus neonatorum). Vaksin TT merupakan

suspensi koloid homogen berwarna putih susu dalam vial

gelas, mengandung toksoid murni, teradsorbsi ke dalam

aluminium fosfat. Skrining imunisasi TT dilakukan dengan

melihat tahun kelahiran WUS, yaitu WUS dengan tahun

kelhiran 1979 sampai dengan 1993 dan WUS dengan kelhiran

setelah tahun 1993 merupakan tahun dimulainya program

imunisasi dasar lengkap dan tahun 1993 merupakan tahun

(36)

g) Beri tablet tambah darah (zat besi)

Pemberian tablet tambah darah merupakan asuhan rutin

yang harus dilakukan dalam asuhan antenatal. Suplementasi

ini berisi senyawa zat besi yang setara dengan 60 mg zat besi

elemental dan 400 mcg asam folat. Hal ini dilakukan untuk

pencegahan terjadinya anemia dalam kehamilan, serta

pengobatan anemia dalam kehamilan. Dosis yang digunakan

pada terapi pencegahan adalah 1 tablet tambah darah selama

kehamilan minimal 90 tablet dimulai sedini mungkin dan

dilanjutkan sampai masa nifas.

h) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada kehamilan dilakukan

sebagai pemeriksaan rutin dan pemeriksaan atas indikasi.

Pemeriksaan laboratorium rutin meliputi pemeriksaan

golongan darah dan pemeriksaan hemoglobin. Pemeriksaan

kadar hemoglobin dilakukan pada trimester I dan III. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui status anemia pada ibu hamil

sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan lebih lanjut.

i) Tata laksana/penanganan khusus

Penetepan diagnosis dilakukan setelah seluruh

pengkajian maupun pemeriksaan dilakukan secara lengkap.

Setiap kelainan yang ditemukan dari hasil pemeriksaan harus

(37)

terdapat kasus kegawatdaruratan atau kasus patologis harus

dilakukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap sesuai alur

rujukan.

j) Temu wicara/konseling

Setiap kunjungan antenatal bidan harus memberikan

temu wicara/konseling sesuai dengan diagnosis dan masalah

yang ditemui.

i. Anemia Pada Ibu Hamil

1) Pengertian anemia

Seorang wanita hamil yang memiliki Hb kurang dari

10g/100 ml barulah disebut menderita anemia dalam

kehamilan. (Yuni, N, 2015). Anemia adalah keadaan yang

timbul saat jumlah sel darah merah dalam tubuh dibawah

normal, atau saat sel darah merah tidak memiliki jumlah

haemoglobin yang cukup (Anto, 2008).

2) Klasifikasi Anemia

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar haemoglobin pada

ibu hamil dapat dibagi menjadi 4 katagori yaitu :

(38)

b) Anemia Ringan : Kadar hemoglobin (Hb) yaitu

10,0-10,9 gr%

c) Anemia Sedang : Kadar hemoglobin (Hb) yaitu 7,0 –

9,9 gr%

d) Anemia Berat : Kadar hemoglobin (Hb) yaitu 7 gr %

3) Asuhan pada ibu hamil dengan anemia

a) Anemia Ringan

Pada anemia ringan hanya perlu diberikan kombinasi 60

ml/hari zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali

sehari (Yuni, 2015).

b) Anemia Sedang

Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi per ons

600 mg/hari , 1000 mg/hari seperti Sulfas Ferous atau

Glukosa Ferous (Yuni, 2105).

c) Anemia Berat

Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg,

6bulan selama hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah

melahirkan (Yuni, 2015).

j. Evidence base pada kehamilan

Penelitian yang dilakukan oleh Hariyadi.D dkk tahun 2014

dengan judul Efektivitas Vitamin C Dan Tablet Fe Terhadap

Kenaikan Kadar Hb Pada Ibu Hamil, diperoleh hasil bahwa

(39)

Tambah Darah (TTD) setiap hari selama 30 hari sebesar 0,63

gr/dl; Terdapat kenaikan kadar Hb ibu hamil setelah pemberian

Tablet Tambah Darah (TTD) + vitamin C setiap hari selama 30

hari sebesar 1,09 gr/dl;

Zat gizi paling menguntungkan untuk membantu dalam

meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber makanan adalah

vitamin C. Suatu makanan yang mengandung sekitar 25 gram

vitamin C mungkin akan melipat gandakan penyerapan zat besi

dari makanan tersebut (Tarwoto dan Wasnidar,2007).

Penyerapan zat besi dipengaruhi oleh vitamin C yang ada

pada makanan maupun dalam tablet vitamin C. Vitamin C

merupakan faktor utama yang mendorong penyerapan zat besi

nonhem. Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi

nonhem sampai 4x lipat selain itu bahan-bahan seperti sitrat,

malat, laktat suksinar, dan asam tartrat ternyata juga dapat

meningkatkan penyerapan zat besi pada kondisi tertentu (Emma

S. Wirakusumah, 1999:23).

Penelitian ini pemberian tablet tambah darah (Ferro Sulfat

200 mg dan Asam Folat 0,25 mg) dengan penambahan vitamin C

100 mg yang diberikan pada kelompok intervensi dapat

menurunkan tingkat anemia ibu hamil dari pemeriksaan Hb awal

yang semua ibu hamil mengalami anemia (100 %) menjadi

(40)

pada pemberian tablet tambah darah saja pada kelompok kontrol

yang hanya menurunkan status anemia ibu hamil yang semula

100 % menjadi 33,3 % saja. Walaupun penelitian ini dilakukan

selama 1 bulan saja sudah dapat menurunkan angka anemia pada

ibu hamil sebesar 50 % sehingga peneliti merasa yakin bahwa

dengan pemberian TTD 1 tablet dan vitamin C 100 mg perhari

selama 2 bulan dapat menurunkan angka anemia sampai dengan

100 %, dan apabila program pemerintah diberikan selama 3 bulan

untuk perlakuan yang sama dengan kepatuhan mengkonsumsi

yang baik maka tidak ada lagi ibu hamil yang mengalami anemia.

Dengan demikian bahwa pemberian TTD yang disertai dengan

penambahan Vitamin C dengan dosis yang lebih tinggi (100

mg/hari) lebih efektif menaikkan kadar Hb lebih besar

dibandingkan dengan dosis biasa dalam jangka waktu yang lebih

singkat yaitu 30 hari/ 1 bulan.

2. Teori Menejemen Kebidanan

Tinjauan Kasus Menurut 7 langkah Varney

a. Pengkajian

Pengkajian yaitu pengumpulan data dasar. Pada langkah ini

(41)

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien (Barus, 2018).

Menanyakan identitas menurut (Walyani, 2015) yang meliputi :

1) Nama istri / suami

Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk

memperlancar komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat

kaku dan lebih akrab.

2) Umur

Umur perlu diketahui untuk mengetahui apakah klien

dalam kehamilan yang beresiko atau tidak tidak. Usia dibawah

16 tahun dan di atas 35 tahun merupakan umur-umur yang

beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan

maupun persalinan adalah 19-25 tahun.

3) Suku/Bangsa/Etnis/Keturunan

Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka

memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan

mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi

resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi

tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifikasi, wanita

tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.

4) Agama

Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang

pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan

(42)

tenaga kesehatan, dan beberapa kasus, penggunaan produk

darah.

5) Pendidikan

Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga

minat, hobi, dan tujuan jangka panjang. Informasi membantu

klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran

kemampuan baca tulisnya.

6) Pekerjaan

Pekerjaan digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pekerjaan dan permasalahan kesehatan serta biaya.

7) Alamat

Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih

memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk lebih

memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk

mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.

8) No. RMK (Nomor Rekam Medis)

Nomor rekam medik biasanya digunakan di Rumah

Sakit, Puskesmas, atau Klinik.

9) Menganamnesa pasien (Data Subyektif)

Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien

sebagai suatu pendapat terhadap suatu kejadian (Yuliani

dkk, 2017)

(43)

Ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang

kefasilitas pelayanan kesehatan. Misalnya keluhan

utamanya adalah karena ia ingin memeriksakan

kembali kesehatannya setelah persalinan (Sulistyawati,

2009).

b) Riwayat Menstruasi

Data ini memang tidak secara langsung

berhubungan dengan masa nifas, namun dari data yang

kita peroleh kita akan mempunyai gambaran tentang

keadaan dasar dari organ reproduksinya. Beberapa

data yang harus kita peroleh dari riwayat menstruasi

antara lain sebagai berikut:

Menarche

Menarche adalah usia pertama kali

mengalami menstruasi. Wanita indonesia pada

umumnya mengalami menarche sekitar 12 sampai

16 tahun (Sulistyawati, 2009).

(1) Siklus

Siklus adalah jarak antara menstruasi yang

dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam

hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari

(44)

(2) Volume

Data ini menjelaskan seberapa banyak darah

menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan

kesulitan untuk mendapatkan data yang falid.

Sebagian acuan biasanya kita gunakan kriteria

banyak, sedang, dan sedikit. Namun kita dapat kaji

lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan

pendukung, misalnya sampai beberapa kali

mengganti pembalut dalam sehari (Sulistyawati,

2009).

(3) Lamanya

Lamanya haid yang normal adalah kurang

lebih 7 hari. Apabila sudah mencapai 15 hari

berarti sudah abnormal dan kemungkinan adanya

gangguan ataupun penyakit yang mempengaruhi

(Walyani, 2015).

(4) Disminore

Nyeri haid perlu ditanyakan untuk

mengetahui apakah klien menderitanya atau tidak

ditiap haidnya. Nyeri haid juga menjadi tanda

bahwa kontraksi uterus klien begitu hebat sehingga

(45)

Riwayat hamil sekarang menurut Walyani, (2015) adalah :

1) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)

Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari

menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapan

kira-kira sang bayi akan dilahirkan.

2) HPL (Hari Perkiraan Lahir)

EDD (Estimated Date of delivery) ditentukan

dengan perhitungan internasional menurut hukum

Naegale. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9

bulan dan 7 hari pada hari pertama haid terakhir (HPHT)

atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian

menambahkan 7 hari dan 1 tahun.

3) Kehamilan yang ke-

Jumlah kehamilan ibu perlu ditanyakan karena

terdapatnya perbedaan perawatan antara ibu yang baru

pertama hamil dengan ibu yang sudah beberapa kali

hamil, apabila ibu tersebut baru pertama kali hamil

otomatis perlu perhatikan ekstra pada kehamilannya.

4) Keluhan-keluhan menurut Walyani, (2015) adalah :

(a) Trimester I

Tanyakan kepada klien apakah ada masalah pada

kehamilan trimester 1, masalah-masalah tersebut

(46)

(b) Trimester II

Tanyakan kepada klien masalah apa yang pernah di

rasakan pada trimester II kehamilan pada kehamilan

sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan

apabila kehamilan yang sekarang akan terjadi hal

seperti lagi.

(c) Trimester III

Tanyakan kepada klien masalah apa yang pernah di

rasakan pada trimester III kehamilan pada kehamilan

sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan

apabila kehamilan yang sekarang akan terjadi hal

seperti itu lagi.

(d) ANC (Antenatal Care)

(1) Trimester I

Tanyakan kepada klien asuhan kehamilan apa saja

yang pernah di dapatkan selama kehamilan

trimester I.

(2) Trimester II

Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah di

dapatkan pada trimester II kehamilan sebelumnya

dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap

(47)

lagi asuhan kehamilan tersebut pada kehamilan

sekarang.

(3) Trimester III

Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah di

dapatkan pada trimester III kehamilan sebelumnya

dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap

kehamilan. Apabila baik bidan bisa memberikan

lagi asuhan kehamilan tersebut pada kehamilan

sekarang.

(4) Penyuluhan yang didapat

Penyuluhan apa yang pernah didapat klien perlu

ditanyakan untuk mengetahui pengetahuan apa saja

yang kira-kira telah didapat klien dan berguna bagi

kehamilan.

(5) Imunisasi TT (Tetanus Toxoid).

Tanyakan kepada klien apakah sudah pernah

mendapatkan imunisasi TT. Apabila belum, bidan

bisa memberikannya. Imunisasi tetanus toxoid

diperlukan untuk melindungi bayi terhadap

penyakit tetanus neonatorum, imunisasi dapat

dilakukan pada trimester I atau II pada kehamilan

(48)

lakukan penyuntikan secara IM (iontramuscular)

dengan dosis 0,5 ml (Walyani, 2015).

2) Riwayat Penyakit

(a) Penyakit yang diderita sekarang

Tanyakan kepada klien penyakit apa yang sedang

diderita sekarang. Tanyakan bagaimana urutan

kronologinya dari tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap

tanda penyakit tersebut. Hal ini diperlukan untuk

menentukan bagaimana asuhan berikutnya.

(b) Riwayat penyakit sistemik

Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan

sebagai penandan (warning) akan adanya penyakit masa

hamil. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa

hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh dalam

akan mempengaruhi organ yang mengalami gangguan.

Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien

yang perlu kita ketahui adalah apakah pasien pernah atau

sedang menderita penyakit jantung, diabetes militus (DM),

ginjal, hipertensi (Hipotensi) (Sulistyawati, 2009).

(c) Riwayat kesehatan keluarga

(1) Penyakit menular

Tanyakan kepada klien apakah mempunyai

(49)

menular. Apabila klien mempunyai penyakit

keluarga yang sedang menderita penyakit menular,

sebaiknya bidan menyarankan kepada keliennya

untuk hindari secara langsung atua tidak langsung

bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut

untuk sementara waktu agar tidak menular pada

ibu hamil dan janinnya. Berikan pengertian kepada

keluarga yang sedang sakit tersebut agar tidak

terjadi kesalahpahaman (Walyani, 2015).

(2) Penyakit keturunan / genetic

Tanyakan kepada klien apakah mempunyai

penyakit keturunan. Hal ini diperlukan apakah isi

janin kemungkinan akan menderita penyakit

tersebut atau tidak, hal ini bisa dilakukan dengan

cara membuat daftar penyakit apa saja yang pernah

diderita oleh keluarga klien yang dapat diturunkan

(penyakit gentik, misalnya hemofili, TD dan

sebagianya). Biasanya dibuat dalam silsilah

keluarga atau pohon keluarga (Walyani, 2015).

a. Riwayat Operasi

Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta

pengobatannya dapat memberi keterangan penting,

(50)

Tanyakan status klien, apakah sekarang sudah

menikah atau belum menikah. Hal ini penting untuk

mengetahui status kehamilan tersebut apakah dari hasil

pernikahan yang resmi atau hasil dari kehamilan yang

tidak diinginkan. Status pernikahan bisa berpengaruh

bisa berpengaruh pada psikologis ibunya pada saat

hamil.

b. Riwayat perkawinan

(1) Menikah

Tanyakan status klien, apakah ia sekarang

sudah menikah atau belum menikah. Hal ini

penting untuk mengetahui status kehamilan

tersebut apakah dari hasil pernikahan yang resmi

atau hasil dari kehamilan yang tidak diinginkan

(Walyani, 2015)

(2) Usia saat menikah

Tanyakan kepada klien pada usia berapa ia

menikah. Hal ini diperlukan karena apabila

mengatakan bahwa ia menikah diusia muda

sedangkan klien pada saat kunjungan awal

ketempat bidan tersebut sudah tak lagi muda dan

kehamilannya adalah yang pertama, pada

(51)

kehamilan yang sangat diharapkan. Hal ini akan

berpengaruh bagaimana asuhan kehamilannya.

(3) Lama pernikahannya

Tanyakan kepada klien sudah berpa lama ia

menikah. Apabila klien mengatakan bahwa telah

lama menikah dan baru saja bisa mempunyai

keturunan, kemungkinan kehamilannya saat ini

adalah kehamilan yang sangat diharapkan

(Walyani, 2015).

c. Riwayat keluarga berencana

(1) Metode

Tanyakan pada klien metode KB apa yang

selama ini yang digunakan. Riwayat kontrasepsi

diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat

mempengaruhi EDD, dan karena penggunaan

metode lain dapat membantu menanggali

kehamilan.

(2) Lama

Tanyakan kepada klien berapa lama yang telah

(52)

(3) Masalah

Tanyakan kepada klien ia mempunyai masalah

saat menggunakan alat kontrasepsi tersebut

(Walyani, 2015).

d. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

(1) Jumlah kehamilan (Gravida/G)

Jumlah kehamilan ditanyakan untuk

mengetahui seberapa besar pengalaman klien

tentang kehamilan. Apabila klien mengatakan

bahwa saat ini adalah kehamilan yang pertama,

maka bidan harus secara maksimal memberikan

pengetahuan kepada klien tentang bagaimana

merawat kehamilannya dengan maksimal.

(2) Jumlah anak yang hidup

Untuk mengetahui pernah tidaknya klien

mengalami keguguran, apabila pernah maka pada

kehamilan berikutnya akan berisiko mengalami

keguguran kembali. Serta apabila jumlah anak

yang hidup hanya sedikit dari kehamilan yang

banyak, berarti kehamilannya saat ini adalah

kehamilan yang sangat diinginkan.

(53)

Untuk mengidentifikasi apabila pernah

mengalami kelahiran premature sebelumnya maka

dapat menimbulkan resiko persalinan premature

berikutnya.

(4) Jumlah keguguran

Tanyakan kepada klien apakah dia pernah

keguguran atau tidak. Sebab apabila pernah

mengalami keguguran dalam riwayat persalinan

sebelumnya akan berisiko untuk mengalami

keguguran pada kehamilan berikutnya (keguguran

berulang).

(5) Persalinan dengan tindakan (SC/Vakum/Forsep)

Catat kelahiran terdahulu, apakah pervaginam,

melalui bedah sesar, dibantu forsep atau vakum.

Jika wanita pada kelahiran terdahulu menjalani

bedah sesar, untuk kehamilan saat ini mungkin dia

melahirkan pervaginam. Keputusan ini biasanya

bergantung kepada lokasi insisi di uterus,

kemampuan unit persalinan dirumah sakit untuk

berespon segera ruptur uterus terjadi, dan

keinginan calon ibu.

e. Pola kebiasaan sehari-hari

(54)

Tanyakan kepada klien, apa jenis makanan

yang biasa ia makan. Anjurkan klien

mengkonsumsi makan yang mengandung zat bezi

(150mb besi sulfat, 300mg besi glukonat), asam

folat (0,4-0,8 mg/hari), kalori (ibu hamil umur

23-50 tahun perlu kalori sekitar 2300kkal), protein

(74gr/hari), vitamin, dan garam mineral (kalsium,

fosfor, magnesium, seng, yodium) (Walyani,

2015).

(2) Eliminasi

(a) BAB (Buang Air Besar)

Tanyakan kepada klien, apakah BABnya

teratur. Apabila klien mengatakan terlalu

sering, bisa dicurigai klien mengalami diare

sebaliknya apabila klien mengatakan terlalu

jarang BAB, bisa dicurigai mengalami

konstipasi. Normalnya feses bewarna kuning,

kecoklatan, coklat muda.

(b) BAK (Buang Air Kecil)

Tanyakan kepada klien seberapa sering ia

berkemih dalam sehari. Apabila klien

mengalami kesulitan berkemih maka bidan

(55)

memasang kateter. warna urine klien

normalnya urine bewarna bening. Apabila

klien mengatakan bahwa warna urinenya keruh

bisa dicurigai klien menderita DM (Walyani,

2015).

(3) Aktivitas

Tanyakan bagaimana pola aktivitas klien, beri

anjuran kepada klien untuk menghindari

mengangkat beban berat, kelelahan, latian yang

berlebihan dan olahraga berat. Anjurkan klien

untuk melakukan senam hamil. Aktivitas harus

dibatasi didapatkan penyukit karena dapat

mengakibatkan persalinan prematur, KPD, dan

sebagainya (Walyani, 2015).

(4) Istirahat

(a) Tidur siang

Kebiasaan tidur siang perlu ditanyakan,

tidur siang menguntungkan yang baik untuk

kesehatan. Apabila ternyata klien tidak

terbiasa tidur siang, anjurkan klien untuk

mencoba dan membiasakannya.

(56)

Pola tidur malam perlu ditanyakan

wanita hamil tidak boleh kurang tidur, apabila

tidur malam jangan kurang dari 8 jam

(Walyani, 2015).

(5) Seksualitas

Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat

perbedaan respons fisiologi terhadap seks antara

ibu hamil dengan wanita tidak hamil. Terdapat

empat fase selama siklus renspons seksual, antara

lain fase gairah seksual, fase plateau, fase

orgasmus, fase resolusi (Walyani, 2015).

(6) Personal hygiene

Tanyakan kepada klien seberapa sering ia

mandi. Mandi diperlukan untuk menjaga

kebersihan atau hygine terutama perawatan kulit,

karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah

dianjurkan menggunakan sabun lembut atau

ringan. Tanyakan kepada klien seberapa sering ia

menyikat giginya kebersihan gigi sangat penting

karena saat hamil sering terjadi caries yang

berkaitan dengan emesis-hiperemesis grafidarum,

hipersalivasi dapat menimbulkan timbunan

(57)

Tanyakan kepada klien, seberapa sering ia

mengganti pakaiannya. Pakaian yang digunakan

harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang

ketat pada daerah perut. Pakaian dalam yang

dikenakan harus bersih dan menyerap keringat,

dan pakaian dari bahan katun. Tanyakan kepada

klien apakah ada masalah terhadap vulvanya. Bari

anjuran klien untuk lebih menjaga kebersihan

vulvanya. Hal ini karena untuk menghindari

penyakit-penyakit yang diakibatkan karena

kurangnya kebersihan vulva (Walyani, 2015).

(7) Psikologi budaya

Hal ini perlu ditanyakan karena bangsa

indonesia mempunyai beranekaragam suku bangsa

yang tentunya dari tiap suku bangsa tersebut

mempunyai tradisi yang dikhususkan bagi wanita

saat hamil. Kebiasaan yang merugikan, hal ini

mempunyai kebiasaan yang berbeda beda dari

berbagai macam-macam kebiasaan yang dimiliki

manusia, tentunya ada yang mempunyai dampak

yang positif dan negative (Walyani, 2015).

(58)

Hal ini perlu ditanyakan karena minuman

keras/obat terlarang tersebut langsung dapat

memengaruhi pertumbuhan, perkembangan janin,

dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan

lahir rendah bahkan dapat menimbulkan cacat

bawaan atau kelainan pertumbuhan dan

perkembangan mental. Sehingga, apabila ternyata

klien melakukan hal-hal tersebut, bidan harus

secara tegas mengingatkan klien harus

menghentikan kebiasaan buruk tersebut (Walyani,

2015).

f. Data Objektif

Untuk melengkapi data dalam menegakkan

diagnosa, bidan harus melakukan pengkajian data

objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,

auskultasi, dan perkusi yang bidan lakukan secara

berurutan (Walyani, 2015).

Langkah –langkah pemeiksannya adalah sebagai

berikut :

(a) Keadaan umum

Untuk mengetahui data ini, bidan perlu

(59)

Hasil pengamatan akan bidan laporkan dengan

kriteria :

(1) Baik

Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika

pasien memperlihatkan respon yang baik

terhadap lingkungan dan orang lain, serta

secara fisik pasien tidak mengalami

ketergantungan dalam berjalan

(2) Lemah

Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika

ia kurang atau tidak memberikan respon yang

baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta

pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan

sendiri.

(b) Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang

kesadaran pasien, bidan dapat melakukan

pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan

composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan coma (pasien tidak dalam keadaan sadar)

(Walyani,2015).

(c) Tanda vital

(60)

Tekanan darah normalnya 100-120/60-80

mmHg, tekanan darah memiliki 2 komponen

yaitu sistolik dan diastolik. Pada waktu

ventrikel berkontraksi, darah akan dipompakan

keseluruh tubuh. Keadaan ini ini disebut

sistolik, dan tekanan aliran darah pada saat itu

disebut tekanan sistolik. Pada saat ventrikel

rileks, darah dari atrium masuk ke ventrikel,

tekanan aliran darah pada waktu ventrikel

sedang rileks disebut tekanan darah diastolik.

(b) Nadi

Frekuensi denyut nadi dihitung dalam 1

menit, normalnya 60-100x/menit.

(c) Pernapasan

Yang dinilai pada pemeriksaan

pernafasan adalah tipe pernafasan, frekuensi,

kedalaman, dan suara nafas. Respirasi normal

disebut eupnea (laki-laki 12-20x/menit, perempuan 16-20x/menit).

(61)

Suhu normal adalah 36,5-37,5ºC, biasanya

pemeriksaan suhu tubu pada mulut, aksila, dan

rectal.

(e) Kepala

i. Rambut : Warna, Kebersihan, Mudah

rontok atau tidak

ii. Telinga : Kebersihan, Gangguan

pendengaran

iii. Mata : Konjungtiva, Sklera,

Kebersihan, Kelainan,

Gangguan penglihatan (rabun

jauh/dekat)

iv. Hidung : Kebersihan, Polip, Alergi

debu

v. Mulut : Tidak stomatitis

vi. Bibir : Warna, integritas jaringan

( lembab, kering, atau pecah-

pecah)

vii. Lidah : Warna, kebersihan

viii. Gigi : Kebersihan, karies

(f) Leher

i. Pembesaran kelenjar limfe

(62)

(g) Dada : Bentuk, Simestris/tidak

(h) Payudara : Bentuk, Gangguan, ASI, Keadaan

putting, Kebersihan, Bentuk BH

(i) Gangguan pernapasan (auskultasi)

(j) Perut

Inspeksi : Bentuk, Striae, Linea, Kontraksi uterus,

TFU, Palpasi : Leopold I : TFU teraba pertengahan

pusat dan px, fundus teraba bulat tidak melenting,

Leopold II : bagian kanan teraba seperti papan keras

panjang, bagian kiri teraba ekstremitas, Leopold III :

bagian bawah teraba bulat keras melenting, Leopold

IV : bagian terbawah janin belum masuk PAP.

(1) Ekstremitas

Atas : Gangguan/kelainan, Bentuk

Bawah : Bentuk, Odema, Varises

(2) Genital :Pengeluaran pervaginam, Keadaan luka

jahitan, tanda-tanda infeksi vagina

(3) Anus : Haemoroid, Kebersihan

(4) Data penunjang

Laboratorium : Kadar Hb, Hmt

(Haematorkit), Kadar Leukosit, Golongan darah

(63)

2) Interpretasi Data Dasar

Langkah dua yaitu interpretasi data dasar. Pada langkah

ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah

berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah

dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan

diinterpretasikan seingga dapat merumuskan diagnosis dan

masalah yang spesifik (Barus, 2018).

a) Diagnosis Kebidanan

Setelah menentukan masalah dan masalah utama

selanjutnya bisa memutuskan dalam suatu pernyataan

yang mencakup kondisi, masalah, penyebab, dan

prediksi, terhadap kondisi tersebut (Wildan dan

Hidayat, 2008).

Ny.X GxPxAx umur X tahun hamil X minggu janin

tunggal, hidup intrauteri, letak memanjang, presentasi

belakang kepala, punggung kanan, bagian terbawah

janin belum masuk pintu atas panggul, normal

b) Masalah

Di pertimbangkan untuk membuat rencana yang

menyeluruh. Masalah sering berhubungan dengan

bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap

(64)

c) Kebutuhan

Kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan

masalahnya (Sulistyawati & Nugraheny, 2013).

Menurut Manuaba (2010), kebutuhan yang dibutuhkan

pada ibu hamil dengan anemia ringan adalah

(a) Informasi keadaan ibu

(b) Informasi makanan bergizi cukup protein dan

kalori terutama zat besi

(c) Support mental dari keluarga dan tenaga

kesehatan.

3) Diagnosa Potensial

Langkah III yaitu identifikasi diagnosis atau masalah

potensial. Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah

atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian

masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah

ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan

pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan

dapat bersiap bila diagnosis/masalah potensial ini

terjadi.pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan

yang aman (Barus, 2018).

4) Antisipasi / tindakan segera

Langkah IV yaitu mengidentifikasi dan menetapkan

(65)

langkah ini mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh

bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau

ditanganai bersama dengan anggota tim kesehatan yang

lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat

mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan. Beberapa data mungkin mengindikasikan

situasi yang gawat ketika bidan harus bertindak segera

untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak. Dalam

hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap

klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan

kolaborasi yang paling tepat dalam majemen asuhan klien

(Barus, 2018).

5) Perencanaan

Langkah V yaitu merencanakan asuhan secara

menyeluruh (intervensi). Pada langkah ini direncanakan

asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah

sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini

informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapu.

Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah

(66)

dengan efektif karena klien merupakan bagian dari

pelaksanaan rencana tersebut (Barus, 2018).

6) Pelaksanaan

Langkah VI yaitu melaksakan perencanaan

(implementasi). Pada langkah keenam ini rencana asuhan

menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah

kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Dalam

situasi ketika bidan kolaborasi dengan dokter untuk

menangani klien yang mengalami komplikasi, keterlibatan

idan dalam manajemen asuhan bagi klien adlah

bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan

bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang

efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta

meningkatan mutu dari asuhan klien (Barus, 2018).

7) Evaluasi

Langkah VII yaitu evaluasi. Pada langkah ketujuh ini

dilakukan evaluasi keefektivan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan

apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan

kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam

masalah dan diagnosis. Rencana dianggap efektif jika

memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada

(67)

sedang sebagian belum efektif. Langkah ini sebagai

pengecekan apakah rencana asuhan tersebut efektif (Barus,

2018).

3. Dokumentasi Kunjungan Kehamilan

Menurut Wildan dan Hidayat (2008), laporan asuhan

kebidanan kehamilan didokumentasikan dalam bentuk SOAP :

S (Subjective)

Berisi tentang data pasien melalui anamnesis (wawancara)

yang merupakan ungkapan langsung.

a. Ibu mengatakan bernama Ny.X berumur X

b. Ibu mengatakan ini kehamilan ke X dan belum pernah

keguguran

c. Ibu mengatakan mengeluh

O (Objective)

Data yang didapatkan dari hasil observasi melalui

pemeriksaan fisik selama masa intranatal. Misalnya : Keadaan

umum, Kesadaran, Tekanan darah, Nadi, Respirasi, Suhu, Tinggi

badan, Berat badan sekarang, LILA, Pergerakan janin, Leopold

I,II,III,IV, TFU Mc donald, TBJ,DJJ.

A (Assesment)

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat

kesimpulan meliputi diagnosis, antisipasis diagnosa atau maslaah

(68)

Ny.X GxPxAx umur X tahun hamil X minggu janin tunggal,

hidup intrauteri, letak memanjang, presentasi belakang kepala,

punggung kanan, bagian terbawah janin belum masuk pintu atas

panggul, normal.

P (Planning)

Planning merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosis, atau

laboratorium, serta konseling tindak lanjut.

B. PERSALINAN 1. Konsep Dasar

a. Pengertian

Persalinan adalah proses alamiah yang dialami

seorang wanita pada akhir proses kehamilannya. Fisiologi

ibu dalam persalinan akan terjadi perubahan dan

dipengaruhi oleh banyak faktor. Asuhan kebidanan pada

kala I sangat diperlukan bagi ibu dalam melalui proses awal

persalinan (Suhartika, 2018).

Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai

secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan

tetap demikian selama proses persalinan, bayi dilahirkan

Gambar

Gambar 2.1 Partograf   g.  Tahapan Persalinan

Referensi

Dokumen terkait

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. 2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan

Metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar dimana kebutuhan nutrisi makin meningkat untuk pertumbuhan janin dan persiapan produksi ASI. Peningkatan berat

pertanyaan yang diberikan pengkaji pada masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek

Pada nifas ditemukan menemukan adanya kesenjangan antara teori dan asuhan yang diberikan dimana pada teori seharusnya ibu diberi konseling tentang KB tetapi di asuhan

Gerakan janin adalah suatu hal yang biasa terjadi pada kehamilan yaitu pada usia 20-24 minggu. Ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan kelima atau keenam,

Evaluasi Evaluasi yang didapatkan pada asuhan Ny N tanggal 17 Februari 2022 yaitu ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam keadaan normal, ibu sudah mengerti

pertanyaan yang diberikan pengkaji pada masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek dilahan.. Telah melakukan

Pada kunjungan hamil ke 2 Memberitahu pada ibu bahwa keadaan ibu dan janin dalam keadaan sehat, memberitahu ibu tentang ketidaknyamanan kehamilan trimester III, memberitahu ibu apa yang