ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA Ny. D DI UPT PUSKESMAS SIBELA MOJOSONGO
SURAKARTA
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma 3 Kebidanan
Disusun Oleh
Nevi Ageng Permata Sari NIM B16040
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
CURRICULUM VITAE
Nama : Nevi Ageng Permatasari
Tempat/Tanggal Lahir : Surakarta, 14 Oktober 1996
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Cinderejo Lor RT.01 RW.05 Gilingan Surakarta
Riwayat Pendidikan
1. SD TERTOYOSO LULUS TAHUN 2010
2. SMP N 24 SURAKARTA LULUS TAHUN 2013
3. SMA BATIK 2 SURAKARTA LULUS TAHUN 2016
4. Prodi D3 kebidanan STIKes Kusuma ANGKATAN TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul ” Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. D di UPT Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta”. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Laporan Tugas Akhir ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST.,M.Keb selaku Ketua Program Studi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. dr. Tutik Asmi selaku Kepala Puskesmas Sibela Mojosongo yang telah memberi ijin dan membantu dalam proses pengambilan kasus.
4. Ibu Anis Nurhidayati, SST.,M.Kes selaku pembimbing institusi yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
5. Ibu Kristiana, SST selaku pembimbing lahan UPT Puskesmas Sibela Mojosongo yang telah membantu dalam proses pengambilan kasus.
6. Ny. D yang telah bersedia menjadi subyek dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil dalam terwujudnya Laporan Tugas Akhir ini.
sPenulis menyadari bahwa dalam Laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan Tugas Akhir ini.
Surakarta, Juni 2019
MOTTO
1. Maka nikmat Tuhanmu manzakah yang engkau dustakan ? (QS.Ar-Rahman:13).
2. Pelajarilah ilmu, karena mempelajarinya karena Allah adalah khasyah, menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah tasbih, mencarinya adalah jihad, mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah shadaqah, menyerahkan kepada ahlinya adalah taqqarub. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian (Muadz bin Jabal ra). 3. Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya,
ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk (Imam An Nawawi).
4. Belajar dari jam dinding, dilihat orang atau tidak ia tetap berdenting, dihargai orang atau tidak ia tetap berputar, walau tak seorangpun mengucapkan terima kasih, ia tetap bekerja setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik. Intinya teruslah berbuat baik kepada sesama, meskipun perbuatan baik kita tidak dinilai.
5. Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan dilempari batu, tapi membalas dengan buah (Abu Bakar Sibli)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan :
1. Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas doa restunya dan kasih sayang untuk selalu mensupport perjuangan selama ini yang memberikan dukungan baik moril dan materi.
2. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
CURICULUM VITAE ... v
KATA PENGANTAR ... vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Laporan Kasus ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus dan Standar Asuhan Kebidanan ... 8
B. Kerangka Pikir ... 134
C. Landasan Hukum ... 135
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Laporan Kasus ... 144
B. Lokasi Laporan Kasus ... 144
C. Subjek Laporan Kasus ... 145
D. Waktu Laporan Kasus ... 145
E. Instrumen Laporan Kasus ... 145
G. Alat - Alat Yang Dibutuhkan ... 149 H. Jadwal Penelitian ... 150
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 151 B. Tinjauan Kasus………..153 C. Pembahasan………...272 BAB V PENUTUP A. Simpulan……….…..289 B. Saran……….291 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Permohonan Ijin Pengambilan Kasus
Lampiran 2. Surat Balasan Ijin Pengambilan Kasus
Lampiran 3 Surat Permohonan Menjadi Pasien
Lampiran 4. Surat persetujuan pasien (Informed Consent)
Lampiran 5. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Lampiran 6. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Lampiran 7. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Lampiran 8. Lembar Konsultasi Proposal dan LTA
Lampiran 9. Lembar Kunjungan Hamil
Lampiran 10. Lembar Kunjungan Bayi dan Neonatus
Lampiran 11. Lembar Kunjungan Nifas
Lampiran 12. Satuan Acara Penyuluhan dan Leaflet
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN
2015-2019 dan SDGs. Keberhasilan kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat
dari indikator AKI (Kemenkes, 2016). AKB menggambarkan tingkat
permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab
kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat
keberhasilan KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi
(Dinkes Jateng, 2015).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berhasil diturunkan sejak
tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup. Namun demikian, SDKI tahun 2012 kembali menunjukkan
peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) kembali mengalami
penurunan pada tahun 2016 menjadi 305 kematin ibu per 100.000 kelahiran
hidup. Penyebab tertinggi kematian ibu 32 % diakibatkan karena
perdarahan, 26 % diakibatkan hipertensi yang menyebabkan terjadinya
kejang, keracunan kehamilan sehingga ibu meninggal, penyebab lainnya
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 22,23 per
mencapai target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup, penyebab
kematian bayi dikarenakan berat lahir rendah, prematur, sesak nafas dan
infeksi (Dinas Indonesia, 2016).
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016
mencapai 109,65 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan cukup
signifikan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun2015 yang
mencapai 111.16 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Jateng, 2017).
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah tahun
2016 sebesar 99,9 per 1.000 kelahiran hidup. Capaian Angka Kematian Bayi
(AKB) pada tahun 2016 ini masih sama dengan jumlah Angka Kematian
Bayi (AKB) pada tahun 2015 (Dinas Jateng, 2016).
Angka kematian Ibu di Kota Surakarta pada tahun 2016 sebesar 40,61
per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu di Kota
Surakarta terdapat 5 kasus. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Surakarta
pada tahun 2016 sebesar 4,16 per 1.000 kelahiran hidup. Terjadi
peningkatan jumlah AKB dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 19
kasus (Dinas Kesehatan Surakarta, 2016). Pada tahun 2017 di UPT
Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta tidak terdapat kematian ibu, tetapi
terdapat 4 kasus kematian bayi disebabkan 3 kasus Afiksia dan kasus BBLR
(Puskesmas Sibela, 2017).
AKI dan AKB merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan
suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk
kesehatan. Dalam pelaksanaan program kesehatan sangat dibutuhkan
sumberdaya manusia yang kompeten, sehingga apa yang menjadi tujuan
dapat tercapai (Sulistyawati, 2009).
Bidan merupakan salah satu tenaga kerja kesehatan yang memiliki
peran dalam penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi,
serta menyiapkan generasi penerus masa depan yang berkualitas dengan
memberikan pelayanan yang berkesinambungan, mulai dari persiapan
kehamilan, asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
keluarga berencana (Ikatan Bidan Indonesia, 2016).
Bidan sebagai salah satu sumber daya manusia bidang kesehatan
merupakan ujung tombak atau orang yang berada di garis terdepan yang
berhubungan langsung dengan wanita sebagai sasaran program. Dengan
peran yang cukup besar ini maka sangat penting kiranya bagi bidan untuk
senantiasa meningkatkan kompetensinya melalui pemahaman mengenai
asuhan kebidanan mulai dari wanita hamil sampai nifas serta kesehatan
bayi. Asuhan Komprehensif sangatlah penting diterapkan dalam asuhan
kebidanan kepada ibu dengan harapan mampu meningkatkan derajat
kesehatan ibu dan bayi(Sulistyawati, 2009).
Midwife care (asuhan kebidanan) adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan
kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan
ibu masa hamil, masa bersalin, nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga
kehamilan yang bermutu sesuai dengan standar agar dapat melewati masa
kehamilan dengan sehat, melahirkan dengan selamat dan menghasilkan bayi
yang sehat. Asuhan antenatal harus dilakukan secara komprehensif, terpadu
dan berkualitas agar apabila terdapat masalah atau penyakit yang
mempengaruhi kehamilan dapat segera terdeteksi (Suryaningsih, 2018).
Asuhan persalinan mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai
derajat kesehatan yang tinggi pada ibu dan bayi. Asuhan bayi baru lahir
diberikan pada bayi selama satu jam pertama setelah kelahiran dengan
menjaga suhu bayi, menjaga agar tetap kering dan hangat serta menilai
pernapasan. Asuhan pada ibu nifas dilakukan untuk memulihkan kesehatan
ibu kembali, selama 6 sampai 12 minggu, dan asuhan Keluarga Berencana
merupakan upaya merencanakan jarak kehamilan untuk mencegah
terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan mencegah kemungkinan
seorang ibu hamil mengalami komplikasi yang membahayakan jiwa atau
janin. (Prawiroharjo, 2006).
The National Perinatal Depression Initiative menyampaikan bahwa bidan bisa memikul tanggung jawab lebih baik dalam melakukan skrining
rutin, managemen perawatan dan tindak lanjut perawatan untuk ibu nifas
yaitu sekali selama 1 minggu dan kunjungan ulang pada empat minggu
pasca postpartum dan membantu perempuan untuk membuat pilihan
Menurut studi pendahuluan yang dilakukan penulis, pada tahun 2018
jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di UPT Puskesmas Sibela
Mojosongo Surakarta berjumlah 1.124 ibu hamil.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
“Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.D di UPT Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis membuat rumusan
masalah dalam Laporan Tugas Akhir ini yaitu “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.D di UPT Puskesmas Sibela Mojosongo
Surakarta?”
C. Tujuan Laporan Kasus
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. D di
UPT Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta, dengan menggunakan
metode kebidanan varney dan dilanjutkan dengan data perkembangan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu :
1) Melakukan pengkajian meliputi data subyektif, data objektif dan
data penunjang pada Ny.D secara komprehensif dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
2) Menginterpretasikan data dasar meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada Ny.D secara komprehensif dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
3) Menyusun diagnosa potensial pada Ny.D secara komprehensif
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
4) Menyusun Antisipasi/tindakan segera pada Ny.D secara
komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan
5) Merencanakan asuhan kebidanan pada Ny.D secara komprehensif
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
6) Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.D secara komprehensif
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
7) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada Ny.D secara
komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.
b. Mahasiswa mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus
D. Manfaat Laporan Kasus
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil dari Asuhan Kebidanan Komprehensif ini
diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan Ilmu
Kebidanan dan menambah wawasan tentang kasus Asuhan Kebidanan
Komprehensif.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil studi kasus ini dapat dimafaatkan sebagai masukan dalam
memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin,
bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana di UPT Puskesmas
Sibela Mojosongo .
b. Bagi Profesi
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan
dalam asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas ,Bayi Baru
Lahir dan Neonatus.
c. Bagi Klien dan masyarakat
Agar klien maupun masyarakat bisa melakukan deteksi yang
mungkin timbul pada masa kehamilan, persalinan maupun pada masa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN 1. Konsep Dasar
a. Pengertian
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam
12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu 13 hingga
ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke-40
(Saifuddin, 2009).
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.
Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi yang sehat, yang telah
mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan
seorang pria yang sehat maka besar kemungkinan akan mengalami
kehamilan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi
dengan lama 280 hari atau 40 minggu yang dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Terbagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai
sampai enam bulan dan trimester ketiga bulan ketujuh hingga 9 bulan.
(Oktaviani, 2018)
b. Tanda – tanda Kehamilan Trimester III
Terlihat atau teraba gerakan janin biasanya gerakan janin dapat
dirasakan dengan jelas setelah minggu 24. Teraba bagian-bagian janin
dengan cara pemeriksaan palpasi Leopold (Pantiawati dan Saryono,
2010). DJJ (Denyut Jantung Janin) dilakukan di akhir trimester I dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120
kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukkan
adanya gawat janin (Oktaviani, 2018)
c. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Pada Ibu Hamil Trimester III
1) Perubahan Fisiologi
Menurut Pantiawati dan Saryono (2010), perubahan ibu hamil
fisiologis Trimester III adalah :
a) Uterus
Pada trimester III itmus lebih nyata menjadi bagian korpus
uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR).
b) Sistem Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu
atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena
c) Sistem Respirasi
Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus
yang membesar kearah diafragma kurang leluasa bergerak
mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami derajat
kesulitaan bernafas.
d) Kenaikan Berat Badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan
berat badan mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan
adalah 11-12 kg.
e) Sirkulasi Darah
Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25%
dengan puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan
hematokrit mencapai level terendah pada minggu 30-32 karena
setelah 34 minggu terus meningkat tetapi volume plasma tidak.
2) Perubahan psikologi pada ibu hamil trimester III
a) Perasaan khawatir dan cemas
Menurut Walyani (2015), wanita mungkin sering merasa
cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti
: Apakah bayi akan lahir normal atau abnormal.
b) Merasa kehilangan perhatian
Sering bermimpi dan berkhayal tentang bayinya, adapula ibu
kandungan sehingga khawatir akan kehilangan perhatian khusus
yang diterimanya saat hamil (Oktaviani, 2018)
c) Libido menurun
Pada trimester III ini hasrat seksual ibu menurun lagi, hal ini
karena abdomennya yang semakin membesar dan perasaan tidak
nyaman lainnya seperti mudah lelah, kram, nyeri pada
punggung, dan keluhan muskuloskeletal (Oktaviani, 2018)
d) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir
sewaktu-waktu
Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada periode ini ibu merasa tidak sabar
menunggu kelahiran bayinya dan terkadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu (Oktaviani, 2018).
d. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan Trimester III
1) Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah pada trimester
terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan, dikatakan
tidak normal jika darah berwarna merah, banyak, dan
kadang-kadang tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri.
Perdarahan seperti ini bisa menandakan adanya plasenta previa
2) Sakit kepala yang hebat
Batasan masalah wanita hamil mengeluh nyeri kepala yang
hebat. Sakit kepala sering kali merupakan ketidaknyamanan
yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang
menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang
menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang
dengan sakit kepala yang hebat ini mungkin menemukan
bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit
kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
pre-eklamsi (Pantiawati dan Saryono, 2010).
3) Penglihatan kabur
Batasan masalah wanita hamil mengeluh penglihatan yang
kabur karena pengaruh hormon, ketajaman penglihatan ibu
dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor)
adalah normal (Pantiawati dan Saryono, 2010).
4) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah
beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal
ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung dan
pre-eklampsi (Pantiawati dan Saryono, 2010).
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester
III, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung, pecahnya selaput ketuban dapat terjadi
pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu)
maupun pada kehamilan aterm (Pantiawati dan Saryono,
2010).
6) Gerakan janin tidak terasa
Masalah ibu tidak merasakan gerakan janin saat kehamilan
trimester III (Pantiawati dan Saryono, 2010).
7) Nyeri abdomen yang hebat
Batasan masalah ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan
Trimester III nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan
masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang
hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat (Pantiawati
dan Saryono, 2010).
e. Ketidaknyamanan Dalam Kehamilan Pada Trimester III
Beberapa ketidaknyamanan pada trimester III menurut Yanti
(2017) adalah sebagai berikut :
1) Sering buang air kecil
Penekanan uterus/rahim juga kepala bayi menjadi penyebab
tidur, latihan senam kegel, jika buang air kecil terasa sakit
segera periksalah ke dokter.
2) Sesak nafas
Ekspansi dan batas diagfragma dengan pembesaran uterus
/rahim mdnjadi penyebab terjadinya sesak nafas. Sikap tubuh
yang benar, jangan makan terlalu kenyang, jangan merokok,
salah satu cara mengatasinya. Jika sesak berlebihan maka
hubungi dokter.
3) Insomnia
Gerakan bayi, sering BAK, sesak nafas salah satu penyebab
tidak bisa tidur dengan istirahat usap-usap punggung, topang
bagian tubuh dengan bantal, untuk mengatasi keluhan tersebut.
4) Kontraksi Braxton hicks
Kontraksi dalam persiapan persalinan biasa disebut dengan
Braxton Hicks. Mengatasinya dengan stirahat, atur posisi, cara bernafas, usap-usap punggung.
5) Oedema
Berdiri terlalu lama, duduk kaki tergantung, pakaian ketat, dan
kaki ditinggikan, kurang olahraga salah satu penyebab oedema,
untuk mengatasi hal tersebut maka minum yang cukup,
istirahat, jika cara tersebut tidak hilang segera periksa ke
6) Kram kaki
Kram kaki menyebabkan penekanan saraf yang mensuplai
ekstermitas bagian bawah yang disebabkan pembesaran perut
ibu, terlalu lelah, lama berdiri, dengan beristirahat, pengurutan
daerah betis, selama kram kaki harus defleksi untuk
mengurangi keluhan hal tersebut.
7) Haemoroid
Varices pada anus sebagai penyebab haemoroid untuk
mengatasinya pencegahan agar feses tidak keras, konsumsi
sayuran dan buah yang berserat, seperti pepaya, duduk jangan
terlalu lama, posisi tidur miring, kompres dengan air
hangat/dingin, gunakan obat suppositoria atas indikasi dokter.
f. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester III
Menurut Pantiawati dan Saryono (2010), ada beberapa
kebutuhan psikologis ibu hamil terimester III :
1) Support keluarga
Keluarga dan suami dapat memberikan dukungan dengan
memberikan keterangan tentang persalinan, tetap memberikan
perhatian dan semangat pada ibu tentang persalinan,
bersama-sama mematangkan persiapan persalinan dengan tetap
2) Support dari tenaga kesehatan
Memberikan penjelasan bahwa yang dirasakan oleh ibu
adalah normal, menenangkan ibu, meyakinkan bahwa anda
akan selalu berada bersama ibu untuk membantu melahirkan
bayinya.
3) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
Rasa nyaman dapat ditempuh dengan senam untuk
memperkuat otot-otot, mengatur posisi duduk untuk
mengatasi nyeri punggung akibat janin, mengatur berbagai
sikap tubuh untuk meredakan nyeri dan pegal.
4) Persiapan menjadi orang tua
Bersama-sama dengan pasangan selama kehamilan dan
saat melahirkan untuk saling berbagi pengalaman yang unik
tentang setiap kejadian yang dialami oleh masig-masing
g. Kebutuhan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III
Menurut Pantiawati dan Saryono (2010) ada beberapa
kebutuhan fisik pada ibu hamil Trimester III, yaitu :
1) Oksigen
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama
yaitu udara yang bersih, tidak kotor, tidak berbau, dsb. Pada
prinsipnya hindari ruangan/tempat yang dipenuhi polusi udara
2) Nutrisi
Kebutuhan gizi ibu hamil pada kehamilan trimester III
(minggu 27-lahir) kalori sama dengan trimester II tetapi
protein naik menjadi 2g/kg BB. Ibu yang cukup makanannya
mendapatkan kenaikan BB yang cukup baik. Kenaikan BB
selama hamil 9-13,5 kg. Kenaikan BB selama TM III 9,5 kg.
3) Personal hygine
a) Mandi
Kebutuhan mandi bertujuan untuk kebersihan kulit
terutama untuk perawatan kulit karena pada ibu hamil
fungsi eksresi keringat bertambah. Dan menggunakan
sabun yang ringan dan lembut agar kulit tidak teriritasi.
b) Perawatan gigi
Pemeriksaan gigi minimal dilakukan satu kali
selama hamil. Pada ibu hamil gusi menjadi lebih peka dan
mudah berdarah karena di pengaruhi oleh hormon
kehamilan yang menyebabkan hipertropi, bersihkan gusi
dan gigi dengan benang gigi atau sikat gigi dan boleh
memakai obat kumur.
c) Perawatan rambut
Kebersihan rambut sangat penting pada ibu hamil,
d) Payudara
Persiapan menyusui dengan perawatan puting dan
kebersihan payudara.
e) Perawatan kuku
Perawatan kuku penting dilakukan untuk menjaga
agar kuman tidak masuk kedalam kuku
f) Kebersihan kulit
Apabila terjadi infeksi kulit segera di obati, dan
dalam pengobatan dengan resep dokter.
g) Pakaian
Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan
yang ketat pada daerah perut dan leher.
h) Eliminasi
Masalah eliminasi tidak mengalami kesulitan,
bahkan cukup lancar. Dengan kehamilan terjadi perubahan
hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi basah. Situasi
basah ini menyebabkan jamur trokomonas sehingga
wanita mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan.
i) Seksual
Seksualitas adalah ekspresi atau ungkapan cinta dari
dua individu/perasaan kasih sayang, menghargai,
hanya terbatas pada tempat tidur atau bagian-bagian
tubuh.
j) Istirahat atau tidur
Beberapa wanita ingin mengetahui apakah mereka
boleh tidur tengkurap. Dengan semakin berkembangnya
kehamilan, akan sulit memperoleh posisi tidur yang
nyaman. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan ke bayi
dan bagian-bagian tubuh berkurang. Beberapa wanita
hamil juga mengalami kesulitan bernapas bila mereka
berbaring terlentang.
h. Asuhan Antenatal
Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu
hamil sejak konfirmasi konsepsi hingga awal persalinan. Bidan
akan menggunakan pendekatan yang berpusat pada ibu dalam
memberikan asuhan kepada ibu dan keluarganya dengan berbagai
informasi untuk memudahkannya membuat pilihan tentang
asuhan yang ia terima (Marmi, 2014).
Tujuan utama antenatal care (ANC) adalah
menurunkan/mencegah kesakitan dan kematian maternal dan
perinatal (Oktaviani, 2018).
a) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan
ibu dan pertumbuhan perkembangan bayi.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental
dan sosial ibu dan janin.
c) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan
memberikan penatalaksanaan yang diperlukan.
d) Menyiapkan persalinan cukup bulan, meminimalkan trauma
saat persalinan sehingga ibu dan bayi lahir selamat dan sehat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 97 Tahun
2014, Pemeriksaan Antenatal berkualitas apabila telah memenuhi
standar pelayanan antenatal (10T) :
a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali
kunjungan antenatal. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi
adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat
badan selama kehamilan didasarkan pada BMI atau IMT ibu
hamil. Pengukuran tinggi badan dilakukan saat kunjungan
yang pertama jika tingi badan kurang dari 145 cm maka ibu
termasuk kategori faktor resiko tinggi
b) Ukur lingkar lengan atas/nilai status gizi
Pengukuran lingkar lengan atas hanya dilakukakn pada
kontak pertama antenatal. Hal ini dilakukan untuk skrining
dikatakan KEK apabila lingkar lengan atas kurang dari 23,5
cm yang menunjukkan terjadinya kekurangan gizi yang telah
berlangsung lama. Keadaan ini dapat beresiko lahirnya bayi
dengan berat badan rendah (BBLR).
c) Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali
kunjungan antenatal. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi
adanya hipertensi pada kehamilan dan preeklampsia. Jika
ditemukan tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg) pada ibu
hamil maka dilanjutkan pemeriksaan kadar protein urine
dengan tes celup atau protein urine 24 jam untuk menentukan
diagnosis.
d) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) harus dilakukan
setiap kali kunjungan antenatal. Hal ini dilakukan untuk
memantau pertumbuhan janin dibandingkan dengan usia
kehamilan. Selain itu pengukuran tinggi fundus uteri juga
digunakan untuk menetukan usia kehamilan. Pengukuran
tinggi fundus uteri dilakukan setelah usia 24 minggu dan
secara berkelanjutan setiap kunjungan.
e) Tentukan presentasi janin dan hitung denyut jantung janin
Presentasi janin merupakan bagian terendah janin atau
bagian janin yang terdapat dibagian bawah uterus.
Pemeriksaan ini dilakukan pada trimester II kehamilan,dan
dilanjutkan setiap kali kunjungan. Pemeriksaan DJJ dilakukan
di punctum maksimum, yaitu tempat denyut jantung janin
yang terdengar paling keras, biasanya pada bagian punggung
janin. DJJ normal bayi adalah 120-160 kali per menit.
Apabila DJJ kurang atau lebih dari nilai tersebut maka
dilakukan pemantauan lebih lanjut terhadap kesejahteraan
janin.
f) Skrining status imunisasi TT dan pemberian imunisasi TT
Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) dilakukan
untuk memberikan kekebalan terhadap tetanus baik ibu
maupun bayi (tetanus neonatorum). Vaksin TT merupakan
suspensi koloid homogen berwarna putih susu dalam vial
gelas, mengandung toksoid murni, teradsorbsi ke dalam
aluminium fosfat. Skrining imunisasi TT dilakukan dengan
melihat tahun kelahiran WUS, yaitu WUS dengan tahun
kelhiran 1979 sampai dengan 1993 dan WUS dengan kelhiran
setelah tahun 1993 merupakan tahun dimulainya program
imunisasi dasar lengkap dan tahun 1993 merupakan tahun
g) Beri tablet tambah darah (zat besi)
Pemberian tablet tambah darah merupakan asuhan rutin
yang harus dilakukan dalam asuhan antenatal. Suplementasi
ini berisi senyawa zat besi yang setara dengan 60 mg zat besi
elemental dan 400 mcg asam folat. Hal ini dilakukan untuk
pencegahan terjadinya anemia dalam kehamilan, serta
pengobatan anemia dalam kehamilan. Dosis yang digunakan
pada terapi pencegahan adalah 1 tablet tambah darah selama
kehamilan minimal 90 tablet dimulai sedini mungkin dan
dilanjutkan sampai masa nifas.
h) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada kehamilan dilakukan
sebagai pemeriksaan rutin dan pemeriksaan atas indikasi.
Pemeriksaan laboratorium rutin meliputi pemeriksaan
golongan darah dan pemeriksaan hemoglobin. Pemeriksaan
kadar hemoglobin dilakukan pada trimester I dan III. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui status anemia pada ibu hamil
sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan lebih lanjut.
i) Tata laksana/penanganan khusus
Penetepan diagnosis dilakukan setelah seluruh
pengkajian maupun pemeriksaan dilakukan secara lengkap.
Setiap kelainan yang ditemukan dari hasil pemeriksaan harus
terdapat kasus kegawatdaruratan atau kasus patologis harus
dilakukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap sesuai alur
rujukan.
j) Temu wicara/konseling
Setiap kunjungan antenatal bidan harus memberikan
temu wicara/konseling sesuai dengan diagnosis dan masalah
yang ditemui.
i. Anemia Pada Ibu Hamil
1) Pengertian anemia
Seorang wanita hamil yang memiliki Hb kurang dari
10g/100 ml barulah disebut menderita anemia dalam
kehamilan. (Yuni, N, 2015). Anemia adalah keadaan yang
timbul saat jumlah sel darah merah dalam tubuh dibawah
normal, atau saat sel darah merah tidak memiliki jumlah
haemoglobin yang cukup (Anto, 2008).
2) Klasifikasi Anemia
Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar haemoglobin pada
ibu hamil dapat dibagi menjadi 4 katagori yaitu :
b) Anemia Ringan : Kadar hemoglobin (Hb) yaitu
10,0-10,9 gr%
c) Anemia Sedang : Kadar hemoglobin (Hb) yaitu 7,0 –
9,9 gr%
d) Anemia Berat : Kadar hemoglobin (Hb) yaitu 7 gr %
3) Asuhan pada ibu hamil dengan anemia
a) Anemia Ringan
Pada anemia ringan hanya perlu diberikan kombinasi 60
ml/hari zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali
sehari (Yuni, 2015).
b) Anemia Sedang
Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi per ons
600 mg/hari , 1000 mg/hari seperti Sulfas Ferous atau
Glukosa Ferous (Yuni, 2105).
c) Anemia Berat
Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg,
6bulan selama hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah
melahirkan (Yuni, 2015).
j. Evidence base pada kehamilan
Penelitian yang dilakukan oleh Hariyadi.D dkk tahun 2014
dengan judul Efektivitas Vitamin C Dan Tablet Fe Terhadap
Kenaikan Kadar Hb Pada Ibu Hamil, diperoleh hasil bahwa
Tambah Darah (TTD) setiap hari selama 30 hari sebesar 0,63
gr/dl; Terdapat kenaikan kadar Hb ibu hamil setelah pemberian
Tablet Tambah Darah (TTD) + vitamin C setiap hari selama 30
hari sebesar 1,09 gr/dl;
Zat gizi paling menguntungkan untuk membantu dalam
meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber makanan adalah
vitamin C. Suatu makanan yang mengandung sekitar 25 gram
vitamin C mungkin akan melipat gandakan penyerapan zat besi
dari makanan tersebut (Tarwoto dan Wasnidar,2007).
Penyerapan zat besi dipengaruhi oleh vitamin C yang ada
pada makanan maupun dalam tablet vitamin C. Vitamin C
merupakan faktor utama yang mendorong penyerapan zat besi
nonhem. Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi
nonhem sampai 4x lipat selain itu bahan-bahan seperti sitrat,
malat, laktat suksinar, dan asam tartrat ternyata juga dapat
meningkatkan penyerapan zat besi pada kondisi tertentu (Emma
S. Wirakusumah, 1999:23).
Penelitian ini pemberian tablet tambah darah (Ferro Sulfat
200 mg dan Asam Folat 0,25 mg) dengan penambahan vitamin C
100 mg yang diberikan pada kelompok intervensi dapat
menurunkan tingkat anemia ibu hamil dari pemeriksaan Hb awal
yang semua ibu hamil mengalami anemia (100 %) menjadi
pada pemberian tablet tambah darah saja pada kelompok kontrol
yang hanya menurunkan status anemia ibu hamil yang semula
100 % menjadi 33,3 % saja. Walaupun penelitian ini dilakukan
selama 1 bulan saja sudah dapat menurunkan angka anemia pada
ibu hamil sebesar 50 % sehingga peneliti merasa yakin bahwa
dengan pemberian TTD 1 tablet dan vitamin C 100 mg perhari
selama 2 bulan dapat menurunkan angka anemia sampai dengan
100 %, dan apabila program pemerintah diberikan selama 3 bulan
untuk perlakuan yang sama dengan kepatuhan mengkonsumsi
yang baik maka tidak ada lagi ibu hamil yang mengalami anemia.
Dengan demikian bahwa pemberian TTD yang disertai dengan
penambahan Vitamin C dengan dosis yang lebih tinggi (100
mg/hari) lebih efektif menaikkan kadar Hb lebih besar
dibandingkan dengan dosis biasa dalam jangka waktu yang lebih
singkat yaitu 30 hari/ 1 bulan.
2. Teori Menejemen Kebidanan
Tinjauan Kasus Menurut 7 langkah Varney
a. Pengkajian
Pengkajian yaitu pengumpulan data dasar. Pada langkah ini
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien (Barus, 2018).
Menanyakan identitas menurut (Walyani, 2015) yang meliputi :
1) Nama istri / suami
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk
memperlancar komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat
kaku dan lebih akrab.
2) Umur
Umur perlu diketahui untuk mengetahui apakah klien
dalam kehamilan yang beresiko atau tidak tidak. Usia dibawah
16 tahun dan di atas 35 tahun merupakan umur-umur yang
beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan
maupun persalinan adalah 19-25 tahun.
3) Suku/Bangsa/Etnis/Keturunan
Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka
memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan
mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi
resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi
tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifikasi, wanita
tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.
4) Agama
Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang
pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan
tenaga kesehatan, dan beberapa kasus, penggunaan produk
darah.
5) Pendidikan
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga
minat, hobi, dan tujuan jangka panjang. Informasi membantu
klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran
kemampuan baca tulisnya.
6) Pekerjaan
Pekerjaan digunakan untuk mengetahui sejauh mana
pekerjaan dan permasalahan kesehatan serta biaya.
7) Alamat
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih
memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk lebih
memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk
mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.
8) No. RMK (Nomor Rekam Medis)
Nomor rekam medik biasanya digunakan di Rumah
Sakit, Puskesmas, atau Klinik.
9) Menganamnesa pasien (Data Subyektif)
Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien
sebagai suatu pendapat terhadap suatu kejadian (Yuliani
dkk, 2017)
Ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang
kefasilitas pelayanan kesehatan. Misalnya keluhan
utamanya adalah karena ia ingin memeriksakan
kembali kesehatannya setelah persalinan (Sulistyawati,
2009).
b) Riwayat Menstruasi
Data ini memang tidak secara langsung
berhubungan dengan masa nifas, namun dari data yang
kita peroleh kita akan mempunyai gambaran tentang
keadaan dasar dari organ reproduksinya. Beberapa
data yang harus kita peroleh dari riwayat menstruasi
antara lain sebagai berikut:
Menarche
Menarche adalah usia pertama kali
mengalami menstruasi. Wanita indonesia pada
umumnya mengalami menarche sekitar 12 sampai
16 tahun (Sulistyawati, 2009).
(1) Siklus
Siklus adalah jarak antara menstruasi yang
dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam
hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari
(2) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah
menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan
kesulitan untuk mendapatkan data yang falid.
Sebagian acuan biasanya kita gunakan kriteria
banyak, sedang, dan sedikit. Namun kita dapat kaji
lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan
pendukung, misalnya sampai beberapa kali
mengganti pembalut dalam sehari (Sulistyawati,
2009).
(3) Lamanya
Lamanya haid yang normal adalah kurang
lebih 7 hari. Apabila sudah mencapai 15 hari
berarti sudah abnormal dan kemungkinan adanya
gangguan ataupun penyakit yang mempengaruhi
(Walyani, 2015).
(4) Disminore
Nyeri haid perlu ditanyakan untuk
mengetahui apakah klien menderitanya atau tidak
ditiap haidnya. Nyeri haid juga menjadi tanda
bahwa kontraksi uterus klien begitu hebat sehingga
Riwayat hamil sekarang menurut Walyani, (2015) adalah :
1) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari
menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapan
kira-kira sang bayi akan dilahirkan.
2) HPL (Hari Perkiraan Lahir)
EDD (Estimated Date of delivery) ditentukan
dengan perhitungan internasional menurut hukum
Naegale. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9
bulan dan 7 hari pada hari pertama haid terakhir (HPHT)
atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian
menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
3) Kehamilan yang ke-
Jumlah kehamilan ibu perlu ditanyakan karena
terdapatnya perbedaan perawatan antara ibu yang baru
pertama hamil dengan ibu yang sudah beberapa kali
hamil, apabila ibu tersebut baru pertama kali hamil
otomatis perlu perhatikan ekstra pada kehamilannya.
4) Keluhan-keluhan menurut Walyani, (2015) adalah :
(a) Trimester I
Tanyakan kepada klien apakah ada masalah pada
kehamilan trimester 1, masalah-masalah tersebut
(b) Trimester II
Tanyakan kepada klien masalah apa yang pernah di
rasakan pada trimester II kehamilan pada kehamilan
sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan
apabila kehamilan yang sekarang akan terjadi hal
seperti lagi.
(c) Trimester III
Tanyakan kepada klien masalah apa yang pernah di
rasakan pada trimester III kehamilan pada kehamilan
sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan
apabila kehamilan yang sekarang akan terjadi hal
seperti itu lagi.
(d) ANC (Antenatal Care)
(1) Trimester I
Tanyakan kepada klien asuhan kehamilan apa saja
yang pernah di dapatkan selama kehamilan
trimester I.
(2) Trimester II
Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah di
dapatkan pada trimester II kehamilan sebelumnya
dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap
lagi asuhan kehamilan tersebut pada kehamilan
sekarang.
(3) Trimester III
Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah di
dapatkan pada trimester III kehamilan sebelumnya
dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap
kehamilan. Apabila baik bidan bisa memberikan
lagi asuhan kehamilan tersebut pada kehamilan
sekarang.
(4) Penyuluhan yang didapat
Penyuluhan apa yang pernah didapat klien perlu
ditanyakan untuk mengetahui pengetahuan apa saja
yang kira-kira telah didapat klien dan berguna bagi
kehamilan.
(5) Imunisasi TT (Tetanus Toxoid).
Tanyakan kepada klien apakah sudah pernah
mendapatkan imunisasi TT. Apabila belum, bidan
bisa memberikannya. Imunisasi tetanus toxoid
diperlukan untuk melindungi bayi terhadap
penyakit tetanus neonatorum, imunisasi dapat
dilakukan pada trimester I atau II pada kehamilan
lakukan penyuntikan secara IM (iontramuscular)
dengan dosis 0,5 ml (Walyani, 2015).
2) Riwayat Penyakit
(a) Penyakit yang diderita sekarang
Tanyakan kepada klien penyakit apa yang sedang
diderita sekarang. Tanyakan bagaimana urutan
kronologinya dari tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap
tanda penyakit tersebut. Hal ini diperlukan untuk
menentukan bagaimana asuhan berikutnya.
(b) Riwayat penyakit sistemik
Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan
sebagai penandan (warning) akan adanya penyakit masa
hamil. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa
hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh dalam
akan mempengaruhi organ yang mengalami gangguan.
Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien
yang perlu kita ketahui adalah apakah pasien pernah atau
sedang menderita penyakit jantung, diabetes militus (DM),
ginjal, hipertensi (Hipotensi) (Sulistyawati, 2009).
(c) Riwayat kesehatan keluarga
(1) Penyakit menular
Tanyakan kepada klien apakah mempunyai
menular. Apabila klien mempunyai penyakit
keluarga yang sedang menderita penyakit menular,
sebaiknya bidan menyarankan kepada keliennya
untuk hindari secara langsung atua tidak langsung
bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut
untuk sementara waktu agar tidak menular pada
ibu hamil dan janinnya. Berikan pengertian kepada
keluarga yang sedang sakit tersebut agar tidak
terjadi kesalahpahaman (Walyani, 2015).
(2) Penyakit keturunan / genetic
Tanyakan kepada klien apakah mempunyai
penyakit keturunan. Hal ini diperlukan apakah isi
janin kemungkinan akan menderita penyakit
tersebut atau tidak, hal ini bisa dilakukan dengan
cara membuat daftar penyakit apa saja yang pernah
diderita oleh keluarga klien yang dapat diturunkan
(penyakit gentik, misalnya hemofili, TD dan
sebagianya). Biasanya dibuat dalam silsilah
keluarga atau pohon keluarga (Walyani, 2015).
a. Riwayat Operasi
Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta
pengobatannya dapat memberi keterangan penting,
Tanyakan status klien, apakah sekarang sudah
menikah atau belum menikah. Hal ini penting untuk
mengetahui status kehamilan tersebut apakah dari hasil
pernikahan yang resmi atau hasil dari kehamilan yang
tidak diinginkan. Status pernikahan bisa berpengaruh
bisa berpengaruh pada psikologis ibunya pada saat
hamil.
b. Riwayat perkawinan
(1) Menikah
Tanyakan status klien, apakah ia sekarang
sudah menikah atau belum menikah. Hal ini
penting untuk mengetahui status kehamilan
tersebut apakah dari hasil pernikahan yang resmi
atau hasil dari kehamilan yang tidak diinginkan
(Walyani, 2015)
(2) Usia saat menikah
Tanyakan kepada klien pada usia berapa ia
menikah. Hal ini diperlukan karena apabila
mengatakan bahwa ia menikah diusia muda
sedangkan klien pada saat kunjungan awal
ketempat bidan tersebut sudah tak lagi muda dan
kehamilannya adalah yang pertama, pada
kehamilan yang sangat diharapkan. Hal ini akan
berpengaruh bagaimana asuhan kehamilannya.
(3) Lama pernikahannya
Tanyakan kepada klien sudah berpa lama ia
menikah. Apabila klien mengatakan bahwa telah
lama menikah dan baru saja bisa mempunyai
keturunan, kemungkinan kehamilannya saat ini
adalah kehamilan yang sangat diharapkan
(Walyani, 2015).
c. Riwayat keluarga berencana
(1) Metode
Tanyakan pada klien metode KB apa yang
selama ini yang digunakan. Riwayat kontrasepsi
diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat
mempengaruhi EDD, dan karena penggunaan
metode lain dapat membantu menanggali
kehamilan.
(2) Lama
Tanyakan kepada klien berapa lama yang telah
(3) Masalah
Tanyakan kepada klien ia mempunyai masalah
saat menggunakan alat kontrasepsi tersebut
(Walyani, 2015).
d. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
(1) Jumlah kehamilan (Gravida/G)
Jumlah kehamilan ditanyakan untuk
mengetahui seberapa besar pengalaman klien
tentang kehamilan. Apabila klien mengatakan
bahwa saat ini adalah kehamilan yang pertama,
maka bidan harus secara maksimal memberikan
pengetahuan kepada klien tentang bagaimana
merawat kehamilannya dengan maksimal.
(2) Jumlah anak yang hidup
Untuk mengetahui pernah tidaknya klien
mengalami keguguran, apabila pernah maka pada
kehamilan berikutnya akan berisiko mengalami
keguguran kembali. Serta apabila jumlah anak
yang hidup hanya sedikit dari kehamilan yang
banyak, berarti kehamilannya saat ini adalah
kehamilan yang sangat diinginkan.
Untuk mengidentifikasi apabila pernah
mengalami kelahiran premature sebelumnya maka
dapat menimbulkan resiko persalinan premature
berikutnya.
(4) Jumlah keguguran
Tanyakan kepada klien apakah dia pernah
keguguran atau tidak. Sebab apabila pernah
mengalami keguguran dalam riwayat persalinan
sebelumnya akan berisiko untuk mengalami
keguguran pada kehamilan berikutnya (keguguran
berulang).
(5) Persalinan dengan tindakan (SC/Vakum/Forsep)
Catat kelahiran terdahulu, apakah pervaginam,
melalui bedah sesar, dibantu forsep atau vakum.
Jika wanita pada kelahiran terdahulu menjalani
bedah sesar, untuk kehamilan saat ini mungkin dia
melahirkan pervaginam. Keputusan ini biasanya
bergantung kepada lokasi insisi di uterus,
kemampuan unit persalinan dirumah sakit untuk
berespon segera ruptur uterus terjadi, dan
keinginan calon ibu.
e. Pola kebiasaan sehari-hari
Tanyakan kepada klien, apa jenis makanan
yang biasa ia makan. Anjurkan klien
mengkonsumsi makan yang mengandung zat bezi
(150mb besi sulfat, 300mg besi glukonat), asam
folat (0,4-0,8 mg/hari), kalori (ibu hamil umur
23-50 tahun perlu kalori sekitar 2300kkal), protein
(74gr/hari), vitamin, dan garam mineral (kalsium,
fosfor, magnesium, seng, yodium) (Walyani,
2015).
(2) Eliminasi
(a) BAB (Buang Air Besar)
Tanyakan kepada klien, apakah BABnya
teratur. Apabila klien mengatakan terlalu
sering, bisa dicurigai klien mengalami diare
sebaliknya apabila klien mengatakan terlalu
jarang BAB, bisa dicurigai mengalami
konstipasi. Normalnya feses bewarna kuning,
kecoklatan, coklat muda.
(b) BAK (Buang Air Kecil)
Tanyakan kepada klien seberapa sering ia
berkemih dalam sehari. Apabila klien
mengalami kesulitan berkemih maka bidan
memasang kateter. warna urine klien
normalnya urine bewarna bening. Apabila
klien mengatakan bahwa warna urinenya keruh
bisa dicurigai klien menderita DM (Walyani,
2015).
(3) Aktivitas
Tanyakan bagaimana pola aktivitas klien, beri
anjuran kepada klien untuk menghindari
mengangkat beban berat, kelelahan, latian yang
berlebihan dan olahraga berat. Anjurkan klien
untuk melakukan senam hamil. Aktivitas harus
dibatasi didapatkan penyukit karena dapat
mengakibatkan persalinan prematur, KPD, dan
sebagainya (Walyani, 2015).
(4) Istirahat
(a) Tidur siang
Kebiasaan tidur siang perlu ditanyakan,
tidur siang menguntungkan yang baik untuk
kesehatan. Apabila ternyata klien tidak
terbiasa tidur siang, anjurkan klien untuk
mencoba dan membiasakannya.
Pola tidur malam perlu ditanyakan
wanita hamil tidak boleh kurang tidur, apabila
tidur malam jangan kurang dari 8 jam
(Walyani, 2015).
(5) Seksualitas
Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat
perbedaan respons fisiologi terhadap seks antara
ibu hamil dengan wanita tidak hamil. Terdapat
empat fase selama siklus renspons seksual, antara
lain fase gairah seksual, fase plateau, fase
orgasmus, fase resolusi (Walyani, 2015).
(6) Personal hygiene
Tanyakan kepada klien seberapa sering ia
mandi. Mandi diperlukan untuk menjaga
kebersihan atau hygine terutama perawatan kulit,
karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah
dianjurkan menggunakan sabun lembut atau
ringan. Tanyakan kepada klien seberapa sering ia
menyikat giginya kebersihan gigi sangat penting
karena saat hamil sering terjadi caries yang
berkaitan dengan emesis-hiperemesis grafidarum,
hipersalivasi dapat menimbulkan timbunan
Tanyakan kepada klien, seberapa sering ia
mengganti pakaiannya. Pakaian yang digunakan
harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang
ketat pada daerah perut. Pakaian dalam yang
dikenakan harus bersih dan menyerap keringat,
dan pakaian dari bahan katun. Tanyakan kepada
klien apakah ada masalah terhadap vulvanya. Bari
anjuran klien untuk lebih menjaga kebersihan
vulvanya. Hal ini karena untuk menghindari
penyakit-penyakit yang diakibatkan karena
kurangnya kebersihan vulva (Walyani, 2015).
(7) Psikologi budaya
Hal ini perlu ditanyakan karena bangsa
indonesia mempunyai beranekaragam suku bangsa
yang tentunya dari tiap suku bangsa tersebut
mempunyai tradisi yang dikhususkan bagi wanita
saat hamil. Kebiasaan yang merugikan, hal ini
mempunyai kebiasaan yang berbeda beda dari
berbagai macam-macam kebiasaan yang dimiliki
manusia, tentunya ada yang mempunyai dampak
yang positif dan negative (Walyani, 2015).
Hal ini perlu ditanyakan karena minuman
keras/obat terlarang tersebut langsung dapat
memengaruhi pertumbuhan, perkembangan janin,
dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan
lahir rendah bahkan dapat menimbulkan cacat
bawaan atau kelainan pertumbuhan dan
perkembangan mental. Sehingga, apabila ternyata
klien melakukan hal-hal tersebut, bidan harus
secara tegas mengingatkan klien harus
menghentikan kebiasaan buruk tersebut (Walyani,
2015).
f. Data Objektif
Untuk melengkapi data dalam menegakkan
diagnosa, bidan harus melakukan pengkajian data
objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi yang bidan lakukan secara
berurutan (Walyani, 2015).
Langkah –langkah pemeiksannya adalah sebagai
berikut :
(a) Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini, bidan perlu
Hasil pengamatan akan bidan laporkan dengan
kriteria :
(1) Baik
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika
pasien memperlihatkan respon yang baik
terhadap lingkungan dan orang lain, serta
secara fisik pasien tidak mengalami
ketergantungan dalam berjalan
(2) Lemah
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika
ia kurang atau tidak memberikan respon yang
baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta
pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan
sendiri.
(b) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang
kesadaran pasien, bidan dapat melakukan
pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan
composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan coma (pasien tidak dalam keadaan sadar)
(Walyani,2015).
(c) Tanda vital
Tekanan darah normalnya 100-120/60-80
mmHg, tekanan darah memiliki 2 komponen
yaitu sistolik dan diastolik. Pada waktu
ventrikel berkontraksi, darah akan dipompakan
keseluruh tubuh. Keadaan ini ini disebut
sistolik, dan tekanan aliran darah pada saat itu
disebut tekanan sistolik. Pada saat ventrikel
rileks, darah dari atrium masuk ke ventrikel,
tekanan aliran darah pada waktu ventrikel
sedang rileks disebut tekanan darah diastolik.
(b) Nadi
Frekuensi denyut nadi dihitung dalam 1
menit, normalnya 60-100x/menit.
(c) Pernapasan
Yang dinilai pada pemeriksaan
pernafasan adalah tipe pernafasan, frekuensi,
kedalaman, dan suara nafas. Respirasi normal
disebut eupnea (laki-laki 12-20x/menit, perempuan 16-20x/menit).
Suhu normal adalah 36,5-37,5ºC, biasanya
pemeriksaan suhu tubu pada mulut, aksila, dan
rectal.
(e) Kepala
i. Rambut : Warna, Kebersihan, Mudah
rontok atau tidak
ii. Telinga : Kebersihan, Gangguan
pendengaran
iii. Mata : Konjungtiva, Sklera,
Kebersihan, Kelainan,
Gangguan penglihatan (rabun
jauh/dekat)
iv. Hidung : Kebersihan, Polip, Alergi
debu
v. Mulut : Tidak stomatitis
vi. Bibir : Warna, integritas jaringan
( lembab, kering, atau pecah-
pecah)
vii. Lidah : Warna, kebersihan
viii. Gigi : Kebersihan, karies
(f) Leher
i. Pembesaran kelenjar limfe
(g) Dada : Bentuk, Simestris/tidak
(h) Payudara : Bentuk, Gangguan, ASI, Keadaan
putting, Kebersihan, Bentuk BH
(i) Gangguan pernapasan (auskultasi)
(j) Perut
Inspeksi : Bentuk, Striae, Linea, Kontraksi uterus,
TFU, Palpasi : Leopold I : TFU teraba pertengahan
pusat dan px, fundus teraba bulat tidak melenting,
Leopold II : bagian kanan teraba seperti papan keras
panjang, bagian kiri teraba ekstremitas, Leopold III :
bagian bawah teraba bulat keras melenting, Leopold
IV : bagian terbawah janin belum masuk PAP.
(1) Ekstremitas
Atas : Gangguan/kelainan, Bentuk
Bawah : Bentuk, Odema, Varises
(2) Genital :Pengeluaran pervaginam, Keadaan luka
jahitan, tanda-tanda infeksi vagina
(3) Anus : Haemoroid, Kebersihan
(4) Data penunjang
Laboratorium : Kadar Hb, Hmt
(Haematorkit), Kadar Leukosit, Golongan darah
2) Interpretasi Data Dasar
Langkah dua yaitu interpretasi data dasar. Pada langkah
ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan
diinterpretasikan seingga dapat merumuskan diagnosis dan
masalah yang spesifik (Barus, 2018).
a) Diagnosis Kebidanan
Setelah menentukan masalah dan masalah utama
selanjutnya bisa memutuskan dalam suatu pernyataan
yang mencakup kondisi, masalah, penyebab, dan
prediksi, terhadap kondisi tersebut (Wildan dan
Hidayat, 2008).
Ny.X GxPxAx umur X tahun hamil X minggu janin
tunggal, hidup intrauteri, letak memanjang, presentasi
belakang kepala, punggung kanan, bagian terbawah
janin belum masuk pintu atas panggul, normal
b) Masalah
Di pertimbangkan untuk membuat rencana yang
menyeluruh. Masalah sering berhubungan dengan
bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap
c) Kebutuhan
Kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan
masalahnya (Sulistyawati & Nugraheny, 2013).
Menurut Manuaba (2010), kebutuhan yang dibutuhkan
pada ibu hamil dengan anemia ringan adalah
(a) Informasi keadaan ibu
(b) Informasi makanan bergizi cukup protein dan
kalori terutama zat besi
(c) Support mental dari keluarga dan tenaga
kesehatan.
3) Diagnosa Potensial
Langkah III yaitu identifikasi diagnosis atau masalah
potensial. Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah
atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan
dapat bersiap bila diagnosis/masalah potensial ini
terjadi.pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan
yang aman (Barus, 2018).
4) Antisipasi / tindakan segera
Langkah IV yaitu mengidentifikasi dan menetapkan
langkah ini mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh
bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau
ditanganai bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan. Beberapa data mungkin mengindikasikan
situasi yang gawat ketika bidan harus bertindak segera
untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak. Dalam
hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap
klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan
kolaborasi yang paling tepat dalam majemen asuhan klien
(Barus, 2018).
5) Perencanaan
Langkah V yaitu merencanakan asuhan secara
menyeluruh (intervensi). Pada langkah ini direncanakan
asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapu.
Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah
dengan efektif karena klien merupakan bagian dari
pelaksanaan rencana tersebut (Barus, 2018).
6) Pelaksanaan
Langkah VI yaitu melaksakan perencanaan
(implementasi). Pada langkah keenam ini rencana asuhan
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah
kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Dalam
situasi ketika bidan kolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, keterlibatan
idan dalam manajemen asuhan bagi klien adlah
bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan
bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang
efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta
meningkatan mutu dari asuhan klien (Barus, 2018).
7) Evaluasi
Langkah VII yaitu evaluasi. Pada langkah ketujuh ini
dilakukan evaluasi keefektivan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
masalah dan diagnosis. Rencana dianggap efektif jika
memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada
sedang sebagian belum efektif. Langkah ini sebagai
pengecekan apakah rencana asuhan tersebut efektif (Barus,
2018).
3. Dokumentasi Kunjungan Kehamilan
Menurut Wildan dan Hidayat (2008), laporan asuhan
kebidanan kehamilan didokumentasikan dalam bentuk SOAP :
S (Subjective)
Berisi tentang data pasien melalui anamnesis (wawancara)
yang merupakan ungkapan langsung.
a. Ibu mengatakan bernama Ny.X berumur X
b. Ibu mengatakan ini kehamilan ke X dan belum pernah
keguguran
c. Ibu mengatakan mengeluh
O (Objective)
Data yang didapatkan dari hasil observasi melalui
pemeriksaan fisik selama masa intranatal. Misalnya : Keadaan
umum, Kesadaran, Tekanan darah, Nadi, Respirasi, Suhu, Tinggi
badan, Berat badan sekarang, LILA, Pergerakan janin, Leopold
I,II,III,IV, TFU Mc donald, TBJ,DJJ.
A (Assesment)
Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat
kesimpulan meliputi diagnosis, antisipasis diagnosa atau maslaah
Ny.X GxPxAx umur X tahun hamil X minggu janin tunggal,
hidup intrauteri, letak memanjang, presentasi belakang kepala,
punggung kanan, bagian terbawah janin belum masuk pintu atas
panggul, normal.
P (Planning)
Planning merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosis, atau
laboratorium, serta konseling tindak lanjut.
B. PERSALINAN 1. Konsep Dasar
a. Pengertian
Persalinan adalah proses alamiah yang dialami
seorang wanita pada akhir proses kehamilannya. Fisiologi
ibu dalam persalinan akan terjadi perubahan dan
dipengaruhi oleh banyak faktor. Asuhan kebidanan pada
kala I sangat diperlukan bagi ibu dalam melalui proses awal
persalinan (Suhartika, 2018).
Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai
secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan
tetap demikian selama proses persalinan, bayi dilahirkan