• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Sains & Teknologi MENGHITUNG EFISIENSI BOILER SEBAGAI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP. Sigit Panca Priyana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Sains & Teknologi MENGHITUNG EFISIENSI BOILER SEBAGAI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP. Sigit Panca Priyana"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 2580-2801

JUS TEKNO

Jurnal Sains & Teknologi MENGHITUNG EFISIENSI BOILER

SEBAGAI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP Sigit Panca Priyana

Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa

ABSTRAK

Boiler adalah salah satu bagian penting dari pembangkit tenaga uap, dimana boiler ini sangat dibutuhkan oleh hampir semua industri saat ini, karena boiler merupakan sumber energi panas yang dibutuhkan untuk kelancaran proses produks pada suatu industri khususnya industri manufaktur. Diharapkan bahan bakar yang dipakai untuk pemanasan boiler semaksimal mungkin dapat memanaskan air dari kondisi cair menjadi uap pada temperatur dan tekanan tertentu,oleh karena itu efisiensi boiler sangat penting agar cost produksi bisa ditekan.

Energi fosil (minyak bumi, batu bara dan gas) persediaanya semakin lama semakin berkuran dan untuk perbaharuannya dibutuhkan waktu yang sangat lama. Penghematan energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi yang berlebihan atau yang terbuang. Penghematan energi merupakan unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi, semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perkonomian dan industri, jika terjadi krisis energi akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan perekonomian Negara srta dampak lain dari industri seperti maningkatnya cost produksi akibat penggunaan bahan bakar yang berlebih untuk mengoperasikan boiler.

Untuk menentukan efisiensi boiler, dalam penelitian ini dilakukan pengambilan data langsung dilapangan sebagai dasar acuan perhitungan. Kemudian dihitung efisiensinya dan dibandingkan dengan perhitungan efisiensi ideal berdasarkan nilai kalor bawah bahan bakar yang dipakai.

Dan berdasarkan hasil analisa dan perhitungan data panas yang dibutuhkan boiler dilapangan didapatkan panas yang dibutuhkan boiler adalah 200 0C dan menghasilkan steam 4700 kg/h, nilai kalor bahan

bakar gas yang dipakai yaitu 155,8 kg/h dengan efisiensi thermal 86,84 % untuk mesin boiler A, dan kalor bahan bakar solar yang dipakai 318,12 kg/h dengan nilai efisiensi thermal 82,4 % untuk mesin ketel B, dengan

(2)

Kata kunci : efisiensi ketel uap Pipa Api, bahan bakar Gas alam dan solar

I.

PENDAHULUAN

Semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi pada sisi pemakai. Hal ini tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 tahun 1982 tertanggal 7 April 1982, yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, tentang Konservasi Energi. Inpres ini terutama ditujukan terhadap pencahayaan gedung, AC, peralatan dan perlengkapan kantor yang menggunakan listrik, dan kendaraan dinas (Kementrian Lingkungan Hidup, 1996).

Inpres No. 10 tahun 2005 dikeluarkan sebagai langkah Pemerintah untuk menjamin ketahanan dan kecukupan pasokan energi di dalam negeri, dalam rangka memelihara kelangsungan perekonomian nasional, yang diikuti dengan Peraturan Menteri No. 31 tahun 2005, tentang tata cara pelaksanaan penghematan energi, yang mengatur konservasi energi pada instansi pemerintah dan masyarakat pada umumnya (Newnan, 1998).

Untuk mengimplementasikan penghematan energi sesuai dengan Kepres No. 10 tahun 2005, sebaiknya keberhasilan negara lain seperti Jepang dan Thailand dalam melakukan penghematan energi dengan pemberian insentif melalui bantuan audit energi pada sektor industri, patut ditiru. Audit energi pada industri di Indonesia sudah sangat perlu dilakukan untuk mengidentifikasi peluang konservasi dan efisiensi dalam pemakaian energi di sektor industri (Igwe, 2011). Sejalan dengan hal itu industri yang menggunakan mesin tenaga uap sangat banyak manyerap pemakaian energi.

Instalasi tenaga uap dikenal dengan sebutan ketel uap yang berfungsi sebagai sarana untuk mengubah air menjadi uap bertekanan. Ketel uap dalam bahasa inggris disebut dengan nama boiler berasal dari kata boil yang berarti mendidihkan atau menguapkan,sehingga boiler dapat diartikan sebagai alat pembentukan uap yang mampu mengkonversikan energi kimia dari bahan bakar padat, bahan bakar cair,

(3)

maupun bahan bakar gas yang menjadi energi panas Energi kalor yang dibangkitkan dalam ketel uap (steam boiBler) memiliki nilai tekanan, temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan uap yang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem ketel uap mengenal keadaan tekanan temperatur rendah , dan tekanan-temperatur tinggi, dengan perbedaan itu pemanfaatan uap yang keluar dari ketel uap dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanaskan cairan dan menjalankan suatu mesin, atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik.

Sistem ketel uap terdiri dari sistem air umpan, sistem uap, dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan uap. Berbagai kran (valve) disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem uap. Sistem uap mengumpulkan dan mengontrol produksi uap dalam ketel uap. Uap dialirkan melalui sistem perpipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan uap diatur menggunakan valve dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem itu sendiri.

Dimana dalam prosesnya ketel uap ini menggunakan bahan bakar gas dan solar serta hanya dimanfaatkan uap panasnya untuk kebutuhan industri saja, yaitu untuk memanaskan glukosa/adonan dalam pembuatan permen. Dalam hal ini penggunaan bahan bakar, sistem pemipaan, pemanfaatan energi, sampai semua yang berhubungan dengan sistem boiler sangat diperhatikan untuk memaksimalkan kerja boiler dan mengefieiensikan pemakaian bahan bakar.

(4)

Sumber Murni, Buku ajar ketel uap, 2012

Gambar. Ketel uap silinder mendatar

Sumber Murni, Buku ajar ketel uap, 2012

(5)

II.

METODE PENELITIAN

Diagram Alir Penelitian

III.

IV.

Gambar. Diagram alir penelitian Pengamatan &Pengenalan Sistem Ketel Uap Pengumpulan Data Pengolahan Data Perbandingan Pengolahan Data Data Aktual Hasil

Pengamatan dilapangan Data Hasil Perhitungan Secara Teori/empiris Hasil Perbandingan Pengolahan Data Analisis Perhitungan Data Kesimpulan Hasil Literatur

(6)

❖ Metode yang digunakan

2.1. Metode Langsung ( Direck )

Sumber Buerau of Energy Effisiensi Gambar. Skema Direct Method

Metode langsung ( Direck) dikenal juga sebagai ‘metode

input-output’ karena kenyataan bahwa metode ini hanya memerlukan

keluaran/output (steam) dan panas masuk/input (bahan bakar) untuk evaluasi efisiensi. Efisiensi ini dapat dievaluasi dengan menggunakan rumus:

Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode langsung adalah:

Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam

(7)

Tekanan kerja (dalam kg/cm2(g)) dan suhu lewat panas (oC), jika ada

Suhu air umpan (oC)

Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam kkal/kg bahan bakar

Dimana

hg –Entalpi steam jenuh dalam kkal/kg steam hf –Entalpi air umpan dalam kkal/kg air

2.2. Metode tidak Lamgsung ( Indireck)

Sumber Buerau of Energy Effisiensi Gambar 3.6. Skema Indirect Methode

Adapun persamaan untuk menghitung effisiensi Boiler dengan metode ini adalah sebagai berikut2

η = input – loses x 100 % input

Input merupakan energi panas yang diperoleh dari tranformasi energi kimia yang terkandung dalam bahan bakar, sehingga input merupakan

(8)

nilai kalori bahan bakar. Sedangkan untuk losses atau kerugian didapat seperti tampak pada ilustrasi gambar yaitu :

1. Kerugian panas karena gas panas kering ( dry flue gas loss) 2. Kerugian panas karena kandungan hidrogen dalam bahan

bakar ( H2 in fuel)

3. . Kerugian panas karena kandungan air dalam bahan bakar ( moisture in fuel)

4. Kerugian panas karena kandungan air dalam udara ( moisture

in air)

5. Kerugian panas karena Carbon Monoksida ( CO loss)

6. Kerugian panas karena permukaan radiasi, konveksi dan yang tidak terhitung lainnya.

7. . Kerugian karena tidak terbakarnya fly ash( carbon)

8. . Kerugian karena tidak terbakarnya bottom ash (carbon)

Standar acuan untuk Uji Boiler di Tempat dengan menggunakan metode tidak langsung adalah British Standard, BS 845:1987 dan USA

Standard ASME PTC-4-1 Power Test Code Steam Generating Units.

Metode tidak langsung juga dikenal dengan metode kehilangan panas. Efisiensi dapat dihitung dengan mengurangkan bagian kehilangan panas dari 100 sebagai berikut:

Efisiensi boiler (n) = 100 - (i + ii + iii + iv + v + vi + vii)

Dimana kehilangan yang terjadi dalam boiler adalah kehilangan panas yang diakibatkan oleh:

i. Gas cerobong yang kering

ii. Penguapan air yang terbentuk karena H2 dalam bahan bakar iii. Penguapan kadar air dalam bahan bakar

iv. Adanya kadar air dalam udara pembakaran

v. Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang/ fly ash vi. Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah/ bottom ash vii. Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung

(9)

Kehilangan yang diakibatkan oleh kadar air dalam bahan bakar dan yang disebabkan oleh pembakaran hidrogen tergantung pada bahan bakar, dan tidak dapat dikendalikan oleh perancangan.

Data yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi boiler dengan menggunakan metode tidak langsung adalah:

Analisis ultimate bahan bakar (H2, O2, S, C, kadar air, kadar abu)

Persentase oksigen atau CO2 dalam gas buang Suhu gas buang dalam oC (Tf)

Suhu ambien dalam oC (Ta) dan kelembaban udara dalam kg/kg udara kering

GCV bahan bakar dalam kkal/kg

Persentase bahan yang dapat terbakar dalam abu (untuk bahan bakar padat)

GCV abu dalam kkal/kg (untuk bahan bakar padat)

Metode deskriptif ialah suatu metode penelitian yang digunakan dalam penelitian deskriptif untuk menggambarkan fenomena yang sudah ada. Metode ini mengumpulkan informasi aktual secara rinci tanpa memanipulasi ataupun mengubah variable yang sudah ada. ❖ Pengambilan Data

1. Studi Literatur Tujuan dilakukan studi literatur ini adalah untuk mempelajari prinsip-prinsip ang digunakan sebagai dasar dari pemecahan masalah. Studi literatur ini dilakukan untuk memperoleh data-data pendukung yang diperoleh dari berbagai sumber

2. Studi Lapangan : Peninjauan ini dilakukan sebagai penunjang penulisan skripsi yang dilaksanakan di PT. XX dengan bimbingan

(10)

lapangan ini adalah untuk mendapatkan data-data penunjang yang diperlukan dalam perencanaan.

3. Pengambilan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data pemakaian bahan bakar, tekanan steam/uap, tekanan pompa,dan data-data pendukumg yang diperlukan dalam penghitungan efisiensi energy.

4. Pengolahan Data Setelah data-data yang diperlukan sudah didapat maka dilakukan pengolahan dengan menggunakan rumus yang ada sehingga didapatkan nilai-nilai yang dibutuhkan.

5. Didalam pembahasan ini dilakukan perhitungan dari nilai-nilai yang didapatkan dari pengolahan data diatas.

6. Kesimpulan dan saran adalah tahap terakhir dari penelitian. Tahap ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengumpulan, pengolahan, dan perancangan yang menjawab tujuan dari penelitian.

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel Data Pengoperasian Bahan Bakar Solar dengan smpling selama 10 jam Operasi Boiler Bahan Bakar Gas(kg) Bahan Bakar solar (kg) Tekanan uap ( Bar ) Suhu Air Masuk (0C ) Uap Yang Dihasilka n ( Kg/Bb) 1 155,7 318,12 10 80 4700 2 155,9 318,10 10 80 4700 3 155,8 318,13 10 80 4700 4 155,8 318,08 10 80 4700 5 155,5 318,13 10 80 4700

(11)

6 155,8 318,10 10 80 4700

7 155,7 318,12 10 80 4700

8 155.9 318,09 10 80 4700

9 155,6 318,10 10 80 4700

10 158,6 318,12 10 80 4700

Tabel . Bahan Bakar Untuk Ketel ( ASTM Standart D-396 )

Karbon ( C ) 86,10 % Hidrogen ( H ) 11,90 % Oksigen ( O2) 0,28 % Nitrogen ( O2) 0,20 % Sulfur ( S2) 1,3 % Abu ( A ) 0,02 % Air ( W ) 0,2 %

Tabel . Komposisi unsur kimia dalam Bahan Bakar yang digunakan (dalam % berat ) Komposisi Berat Dalam ( % ) Perbandin gan Molekul ( Kg ) Berat Molekul C 86,10 0,861 12 H2 11,90 0,119 2

(12)

O2 0,28 0,0028 32

N2 0,20 0,002 28

S 1,3 0,013 32

3.1. Nilai Pembakaran Bahan Bakar ( Heating Value )

➢ Menghitung nilai bahan bakar dengan menggunakan Rumus Dulong dan Petit, dengan persamaan bahan bakar cair dan gas : HHV = 33915 C + 14403 ( H – O / 8 ) + 10468 S kJ/kg = 3315 ( 0,861 ) + 144033 (0,119 – 0,0028 / 8) + 10468 x 0,013 = 46.426,41 kJ/kg LHV = 3319 C + 121423 (H – O/8) + 10468 S – 2512 (W + 9 x O/8) kJ/kg = 3319 (0,861) + 121423 x (0,119 – 0,0028 / 8) + 10468 x 0,013 -2512 (0,002 + 9 x 0,0028 / 8) = 43730,801 kJ/kg 3.2. Nilai Entalpi ∆ik= I” – Wd

➢ Entalpi uap ( hg ), entalpi uap jenuh (I”) pada tekanan 1 Mpa

berdasarkan table uap jenuh maka didapat I” = 2.777 kJ/kg ➢ Entalpi Air (hf), pada temperature air masuk ekonomiser (80

0C) berdasarkan table Wd = 334,97 kJ/kg

Sehingga : ∆ik= I” – Wd

= 2.777 – 334,97 = 2437,03 kJ/kg

(13)

➢ Kebutuhan panas (Q) Q = S x (∆ik +∆IR) kJ/kg = 4700 kg/h x 2437,03 kJ/kg = 11.454.041 kJ/kg Dimana : S : Produksi uap = 4700 kg/h P : Tekanan kerja = 1 MPa

tu: Temperatur uap keluar ketel = 200 0C

ta : Temperatur air masuk ekonomiser = 80 0C

∆ik :Entalpi uap keluar ketel – Entalpi air masuk skonomiser

∆IR :Entalpi uap keluar reheater – Entalpi uap masuk reheater

∆ik :2437,03 kJ/kg

∆IR: 0 (tanpa reheater)

➢ Beban ketel spesifik ( Le ) Le = S ( kg uap / m2 jam ) . F = 4700 kg/h 24,5 m2 Le = 191,83 kg uap / m2jam ➢Faktor penguapan Ev = S Be = 4700 kg/h 318,12 kg bahan bakar

(14)

= 14,77 kg uap / kg bahan bakar ➢ Efisiensi ketel Ƞk= α ( h1– h2)

100 %

LHV = 14,77 ( 2777 – 334,97 )

x 100 %

43730,801 = 0,824 x 100 % = 82,4 %

3.4. Analisa perhitungan metode indireck (Bahan bakar Gas )

Gambar 4.2 Siklus sederhana Rankine

3.5. Perhitungan Pompa

P1= 30 kPa h1= hf @30 kPa = 289,27 kJ/kg

Sat liquid v1 =vf @ 30 kPa = 0,001022 m3/kg

P = 1 MPa W. Produksi 1 MPa 1 MPa 30 kPa 30 kPa 200 0C 800C

(15)

Wpump. in= V1 ( P2– P1 ) = 0,001022 m3/kg ( 1000 – 30 ) kPa 1kJ kPa.m3 = 0,99134 kJ/kg h2= h1 + Wpump. in = ( 289,27 + 0,99134 ) kJ/kg = 290,26134 kJ/kg 3.6. Perhitungan Boiler P3= 1 MPa h3= 2828,3 kJ/kg T3 = 200 0C s3 = 6,6956 kJ/kg.K P4= 30 kPa h4= 2645,6 kJ/kg T4 = 80 0C s4 = 7,7564 kJ/kg.K x4= s4- sf = ( 7,7564 – 0,9851 ) = 1,005 sfg 6,8234 h4= hf + x4. hfg = 306,77 + 1,005 ( 2326,85 ) = 2645,254 kJ/kg qin= h3– h2 = 2828,3 – 290,26134 = 2538,03866 kJ/kg 3.7. Perhitungan Condenser

q

out = h4 – h1

(16)

` = 2355,984 kJ/kg 3.8. Efisiensi Ketel Ƞth= 1 – qout x 100 % . qin = 1 - 2355,984 x 100 % . 2538,03866 = 0,0717 x 100 % = 7,17 %

The thermal efficiency could also be determined from Wprod.out= h3 – h4

= 2828,3 – 2645,254 = 183,046 kJ/kg W.net = Wprod.out - Wpump.in

= 183,046 – 0,8584 = 182,1876 kJ/kg Atau W.net = qin - qout = 2537,93646 – 2355,984 = 181,95246 kJ/kg Ƞth = W.net . qin = 182,1876 . 2537,93646 = 0,0717

(17)

= 7,17 %

❖ Modifikasi

Modifikasi dengan menggunakan superheater untuk menaikkan uap jenuh keluaran boiler menjadi 250 0C.

1. Pompa Wpump. in= V1 ( P2– P1 ) = 0,001022 m3/kg ( 1000 – 30 ) kPa 1kJ kPa.m3 = 0,99134 kJ/kg h2= h1 + Wpump. in = ( 289,27 + 0,99134 ) kJ/kg = 290,26134 kJ/kg 2. Boiler qin = h3– h2 = 2943,1 – 290,26134 kJ/kg = 2652,83866 kJ/kg W energi = Wout= h3– h4 x4= s4- sf = ( 7,7564 – 0,9851 ) = 1,005 sfg 6,7334 h4= hf + x4. hfg = 306,77 + 1,005 ( 2326,85 ) = 2645,254 kJ/kg

(18)

= 2943,1 – 2645,254 = 297,846 kJ/kg 3. Condensor qc = h4 – h1 = 2645,254 – 289,27 = 2355,984 kJ/kg 4. Efisiensi thermal Ƞth = W.net . qin = 297,846 – 0,99134 . 2652,83866 = 0,1119 = 11,19 %

❖ Perhitungan Analisa efisiensi boiler

Daya Pompa,

Ẇp = Ṁ x ( h2– h1)

Ṁ = 2,67 m3/h (laju aliran air )

Pada temperatur 80 0C = Vf = 0,001029 m3/kg

G = V.s

= 2,67 m3/h x ( 1

/

0,001029) kg/m3

= 2594,75 kg/h = 0,72 kg/s

(19)

Ẇp = Ṁ ( h2– h1) = 0,72 kg/s x ( 290,26134 – 289,27 ) kJ/kg = 0,713 kJ/s ... (kw) Ƞp = Ẇp x 100 % . Ẇl = 0,713 kJ/s x 100 % . 5,5 kJ/s = 0,1296 x 100 % = 12,96 % Boiler ǬBoiler= Ṁ x qBoiler = 0,72 kg/s x 2538,03866 kJ/kg = 1827,3878 kJ/s Gas Ǭgas = LHV x Ṁ gas

Kapasitas bahan bakar = 155,8 kg/h

LHV Bahan bakar Gas alam = 48.632 MJ/kg = 48632 kJ/kg Ǭgas = LHV x Ṁ gas = 48632 kJ/kg x ( 155,8 / 3600 ) kg/s = 48632 kJ/kg x 0,04327 kg/s = 2104,306 kJ/s ȠBoiler= ǬBoiler x 100 % . Ǭgas

(20)

= 1827,3878 x 100

% .

2104,306

= 0,8684 x 100 % 86,84 %

❖ Kesimpulan

Setelah melakukan dan pembahasan terhadap analisa beberapa perhitungan maka dapat di ambil kesimpulan, yaitu :

1. Secara garis besar perhitungan dari karakteristik ketel uap sebagai melihat efek pemakaian bahan bakar terhadap kerja ketel uap. Hasil yang ditampilkan berupa kondisi operasi, yaitu : tekanan kerja, uap yang dihasilkan, luas pemanas, beban ketel spesifik, dan efisiensi ketel uap

2. Pada sistem ketel uap pipa api, gas panas hasil pembakaran bahan bakar pada ruang bakar digunakan untuk memanasi air, lalu gas panas mengalir melalui pipa-pipa yang dibagian luarnya terdapat air, dan untuk ketel uap pipa air sebaliknya.

3. Berdasarkan perhitungan efisiensi terhadap ketel uap dengan bahan bakar gas yang terdapat di Perusahaan kami, untuk pengoperasian tiap-tiap jamnya adalah 86,84% dan untuk karakteristik ketel uap yang berbahan bakar solar untuk pengoperasian tiap jamnya adalah 82,4 %.

4. Untuk menghindari korosi pada ketel perlu adanya pengolahan air untuk ketel yaitu: internal water treatment, external water treatment, dan bisa juga dengan mencampurkan bahan kimia untuk mengurangi korosi semisal contoh bahan chemical agar kerja ketel bisa lebih maksimal.

5. Efisiensi ketel bisa lebih ditingkatkan lagi dengan cara pemanfaatan gas buang yaitu dengan memakai ekonomiser, dan bisa juga dengan super heater, dsb.

(21)

6. Pengoperasian ketel uap harus sesuai dengan petunjuk standart

operational procedure yang telah ditetapkan.

7. Perawatan ketel uap harus dilakukan dengan baik dan benar untuk menjamin bahwa ketel uap selalu dalam keadaan yang baik saat digunakan.

(22)

[ 1 ]. Filipo Harahap, 1983, Thermodinamika Teknik, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta

[ 2 ]. Thermax Babcock & Wilcox Limited,2001, CFBC Boilers. US. [ 3 ]. Djokosetyardjo, MJ. Ketel Uap, 1987, Pradnya Paramitha ; Jakarta

[ 4 ]. Shields, Carl D.1961, Boilers. McGraw Hill Book Company, U.S.

[ 5 ]. Spirax Sarco. 1961, Module 3 of Spirax Sarco’s web based Learning Centre.U.S.

[ 6 ] . Djokosetyardjo, MJ. Ketel Uap, 1987, Pradnya Paramitha ; Jakarta [ 7 ]. Brownell and Young, 1979, Process Equipment Design Vessel

Design, Third Edition, Wiley Eastern Limited, New Delhi. [ 8 ]. Tambunan, ESM, 1984, Ketel Uap, Karya Agung, Jakarta. [ 9 ]. YourDictionary.com.2004, Water tube boiler.

[ 10 ]. Syamsir A.Muin, 1988, Pesawat-Pesawat Konversi Energi I (Ketel Uap), CV.Rajawali, Jakarta.

[ 11 ]. Sentry Equipment Corp. Continuous Blowdown Heat Recovery

Systems for boilers rated 35 to 250 PSIG. Installation, Operating and Maintenance Instructions. SD 170, Rev. 4, 2/6.

Gambar

Gambar 3.6. Skema Indirect Methode
Tabel Data Pengoperasian Bahan Bakar Solar dengan smpling selama 10 jam Operasi Boiler BahanBakar Gas(kg) BahanBakarsolar(kg) Tekananuap( Bar ) Suhu AirMasuk(0C ) Uap YangDihasilkan( Kg/Bb) 1 155,7 318,12 10 80 4700 2 155,9 318,10 10 80 4700 3 155,8 318,13
Tabel . Komposisi unsur kimia dalam Bahan Bakar yang digunakan (dalam % berat ) Komposisi Berat Dalam ( % ) PerbandinganMolekul ( Kg ) Berat Molekul C 86,10 0,861 12 H 2 11,90 0,119 2
Gambar 4.2 Siklus sederhana Rankine

Referensi

Dokumen terkait

Algoritma genetika merupakan salah satu algoritma yang sangat tepat digunakan untuk penyelesaian masalah optimasi yang kompleks dan sukar diselesaikan dengan

Peneliti akan melakukan rancangan bisnis awal cafe Zapateria dengan menggunakan tools Business Model Canvas serta empaty map sebagai tools untuk

Kelompok industri yang menunjukkan penurunan pertumbuhan produksi pada triwulan II/2015 terhadap triwulan II/2014 dan cukup besar diantaranya kelompok industri Komputer,

Penulis telah mengkaji dan menemukan jawaban dari hubungan keutamaan Kristus terhadap masa depan ciptaan dalam Kolose 1:15-23 serta kontribusinya bagi

Dengan kenaikan indeks sebesar 0,16 persen berarti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan ini telah mendorong terjadinya inflasi Kota Tanjungpinang

Berdasarkan latar belakang penelitian maka judul yang dapat diambil penulis adalah ANALISIS LEVERAGE (DAR), FIRM SIZE (LN), INTENSITAS ASET TETAP DAN INTENSITAS

Alat dan bahan yang digunakan dalan percobaan ini meliputi sampel air yang berasal dari yang ada pada salah satu kamar mandi di Fakultas Biologi, medium laktosa cair atau tabung

Garis bagi dari suatu sudut pada suatu segitiga adalah suatu garis yang ditarik melalui titik sudut itu dan membagi sudut itu sehingga menjadi dua sudut yang saling kongruen..