• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ARTIKEL PELAN TAPI PASTI MELAYANI PENDIDIKAN INKLUSIF TIADA HENTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ARTIKEL PELAN TAPI PASTI MELAYANI PENDIDIKAN INKLUSIF TIADA HENTI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SIMPOSIUM

GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

ARTIKEL

PELAN TAPI PASTI MELAYANI

PENDIDIKAN INKLUSIF TIADA HENTI

( Praktek Terbaik Pelayanan Pendidikan Inklusif Di sekolah Umum Sejak Tahun 2007 Di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo )

OLEH

NAMA

: Drs. IBRAHIM SUMARDI, M.Pd

N I P

: 19651012 199802 1 005

NO. HP

: 085240741965

EMAIL :

brainsumardi@gmail.com

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOALEMO

PROVINSI GORONTALO

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdululillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Karena atas limpahan Rahmat Taufik Hidayah dan Inayah-Nya sehingga Karya Tulis dengan judul “ PELAN TAPI PASTI MELAYANI PENDIDIKAN INKLUSIF TIADA HENTI ( Praktek Terbaik Pelayanan Pendidikan Inklusif Di Sekolah Umum Sejak Tahun 2007 di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo)” dapat tersusun dengan maksimal. Dalam penyusunan Karya Tulis ini penulis memberikan pikiran, gambaran dan pengalaman tentang penyelenggaran pendidikan inklusif dari tahun 2007 yang pada saat itu penulis masih kepala sekolah di SMP Negeri 1 Botumoito kabupaten Boalemo provinsi Gorontalo sampai dengan sekarang penulis sebagai pengawas sekolah dilingkungan dinas Pendidikan kabupaten Boalemo.

Karya tulis ini dibuat dalam rangka Pelaksanaan Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan tingkat Nasional tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2016.

Dan akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Semoga dengan pengalaman mengikuti simposium tersebut dapat diimplementasikan dalam tugas dan kesemua pihak yang membutuhkan.

Amin ………. Boalemo, Nopember 2016 PENULIS, Drs. IBRAHIM SUMARDI,M.Pd NIP : 19651012 199802 1 005

(3)

iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii ABSTRAK ... iii A. PENGANTAR ... 1 B. MASALAH ... 2

C. PEMBAHASAN DAN SOLUSI ... 4

D. KESIMPULAN DAN HARAPAN PENULIS ... 13

DAFTAR PUSTAKA ... 16

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... 17

(4)

ABSTRAK

Drs.IBRAHIM SUMARDI,M.Pd. 2016. Pelan Tapi Pasti Melayani

Pendidikan Inklusif Tiada Henti ( Praktek Terbaik Pelayanan Pendidikan Inklusif Di sekolah Umum Sejak Tahun 2007 Di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo ).

Beberapa masalah tentang penyelenggaraan pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo yaitu; a). Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus di SLB di kabupateni Boalemo sekolah belum tertampung secara maksimal. b). Implementasi bentuk kurikulum dan model pendidikan inklusif di setiap sekolah, banyak kepala sekolah dan guru masih bingung bagaimana cara menanganinya, dan c). Faktor-faktor penghambat terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif di kabupaten boalemo adalah sarana prasarana dan minimnya anggaran pendidikan yang khusus menangani tentang pendidikan inklusif.

Kebijakan pemerintah provinsi Gorontalo tentang penyelenggaraan pendidikan inklusif melalui Dinas pendidikan,Budaya,Pemuda dan Olahraga (DIKBUDPORA),dengan melalui Peraturan Gubernur telah dibentuk Kelompok Kerja (POKJA) provinsi Gorontalo yang telah di canangkan pada tanggal 25 Desember 2015, maka Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo telah membuat keputusan Kepala Dinas tentang Kelompok Kerja Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di kabupaten Boalemo untuk memaksimalkan pelayanan penyelenggaraan pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo yang selama ini hanya berfokus pada bidang dikdas dan pengawas PKPLK dinas pendidikan kabupaten Boalemo, b). Bentuk kurikulum dan model pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo bekerja sama dengan dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga kepala sekolah membekali guru pendamping mengikuti sosialisasi dan workshop tingkat provinsi gorontalo tentang bagaimana penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah umum, baik penerimaan peserta didik baru sampai bagaimana penyelenggaraan pembelajaraan di kelas dan memberikan sosialisasi baik dengan kepala sekolah, guru maupun dengan orang tua siswa secara umum. Apabia terdapat kendala dalam penyelenggaraan kurikulumnya, maka ada bantuan dari dua Sekolah SLB di boalemo sebagai sekolah sumber, c). Factor-faktor keberhasilan pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo adalah sosialisasi kesemua jenjang pendidikan dan lembaga lain dan membentuk Kelompok Kerja Inklusif dengan SK nomor 800/ 9a /DISPENDIK/I/2016.

(5)

1

A. PENGANTAR

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 1 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dapat disimpulkan bahwa Negara memberikan jaminan sebenarnya kepada anak-anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas. Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif (PENSIF) bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa atau lebih jelasnya dalam Permen tersebut bahwa Sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya (Permen, No 70 Th 2009, Ps 1). Selanjutnya pada Pasal 2 ayat(1) yaitu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya; dan ayat (2) yaitu mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan kesempatan yang sama dengan anak-anak normal lainnya dalam pendidikan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu karya tulis dengan formulasi judul, “Pelan Tapi Pasti Melayani Pendidikan Inklusif Tiada Henti” ( Praktek Terbaik Pelayanan Pendidikan Inklusif Di sekolah Umum Sejak Tahun 2007 Di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo )

Berdasarkan judul tersebut penulis merumuskan tujuan penulisan karya tulis ini sebagai berikut : a) untuk mengetahui praktek terbaik pelayanan penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah umum di kabupaten

(6)

Boalemo, b) untuk mengetahui factor-faktor keberhasilan pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo, c) untuk mengetahui bentuk kurikulum dan model pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo

Adapun manfaat penulisan karya tulis ini adalah; 1). Bagi Penulis adalah dengan dibuatnya artikel ini dapat lebih memahami tentang pelayanan penyelenggaraan pendidikan inklusif dan dapat mengaplikasikannya dalam bentuk nyata pada pendampingan kepada sekolah umum penyelenggara pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo. 2). Bagi Guru adalah: a) meningkatkan wawasan guru dalam hal penyeleggaraan pendidikan inklusif, b) meningkatkan wawasan guru dalam kretifitas belajar mengajar pada peserta didik yang berkebutuhan khusus dan c) meningkatkan kompetensi guru dalam membimbing peserta didik yang berkebutuhan khusus di sekolah umum. 3). Bagi Keluarga adalah: a) meningkatkan penghargaan terhadap anak yang berkebutuhan khusus dan b). Meningkatkan kesadaran orangtua yang memiliki anak yang berkebutuhan khusus.

B. MASALAH

Kabupaten Boalemo merupakan salah satu daerah yang dikaterigorikan oleh pemerintah pusat sebagai daerah tertinggal di provinsi Gorontalo. Hal ini mendorong penulis untuk mengabdikan diri pada dunia pendidikan sebagai pengawas sekolah di lingkungan dinas pendidkan kabupaten Boalemo sejak tanggal 1 Januari 2010. Pemerintah kabupaten Boalemo dalam kebijakannya dalam bidang pendidikan sudah cukup banyak terutama dalam hal peningkatan mutu dan perluasan akses disemua jenjang pendidikan yang sudah banyak membuahkan hasil terbaik nasional SMK, juara 2 Nasional guru berdedikasi SMK, Sekolah percontohan Evaluasi Diri Sekolah tingkat Nasional jenjang SMP dan banyak lain seperti kerja sama dengan Uni Eropa, AIBEP, UNICEF serta peningkatan sarana prasarana termasuk pembangunan dua sekolah luar biasa (SLB) masing-masing SLB Negeri Boalemo dan SLB Negeri Paguyaman. Keberadaan dua sekolah luar biasa di kabupaten Boalemo

(7)

3 sudah cukup banyak membantu orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Namun demikian menurut hasil pengalaman dan pengamatan penulis dilapangan, masih banyak anak berkebutuhan khusus yang belum masuk sekolah karena ada keengganan orang tua untuk menyekolahkan anaknya dengan berbagai alasan seperti ; a). Malu punya anak cacad, b). Khawatir anaknya di ejek dan dilecekan oleh temannya, c). Anak kesekolah minta harus didampingi orang tuanya, dilain pihak orang tuanya tidak punya waktu untuk itu karena mencari nafkah, d). Anak sering sakit-sakitan, e). Ketika anak berkebutuhan khusus dengan izin orang tuanya ingin dan siap sekolah, kakek atau neneknya tidak mengizinkan karena sayang berlebihan kepada anak tersebut. Dalam karya tulis ini penulis mengemukakan beberapa masalah tentang penyelenggaraan pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo yaitu; a). Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, di mana SLB Negeri Boalemo dan SLB Negeri Paguyaman menurut pengalaman penulis bertugas sebagai pengawas Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, masih banyak anak berkebutuhan khusus di wilayah kabupaten Boalemo belum terlayani sebagai peserta didik berkebutuhan khusus di kedua sekolah tersebut secara maksimal sebagai akibat jauhnya jarak rumah dengan sekolah luar biasa serta belum siapnya mental anak dan keluarganya untuk masuk sekolah umum. Selain itu sosialisasi tentang layanan pendidikan inklusif terhadap semua sekolah umum belum maksismal, karena banyak pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah umum masih menganggap bahwa peserta didik yang berkebutuhan khusus adalah merupakan tanggung jawab dari sekolah luar biasa. b). Implementasi bentuk kurikulum dan model pendidikan inklusif di setiap sekolah banyak kepala sekolah dan guru masih bingung bagaimana cara menanganinya. Hal ini banyak penulis temuai dilapangan baik penulis masih kepala sekolah maupun jadi pengawas Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus di kabupaten Boalemo. Selain itu penulis sering temukan dan

(8)

dibandingkan dari sudut pandang pendidikan inklusif, terdapat karakteristik yang sama dengan model kurikulum dengan peserta didik normal pada umumnya yang menyebabkan dalam proses pendidikannya peserta didik berkebutuhan khusus mendapatkan layanan pendekatan dan metode yang sama dengan pendekatan tidak sesuai kompetensi peserta didik, dan c). Faktor-faktor penghambat terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif di kabupaten boalemo adalah sarana prasarana seperti ruang kelas belajar khusus peserta didik berkebutuhan khusus dan ruang lingkup media pendidikan inklusif belum mencakup semua jenis media pendidikan untuk semua peserta didik termasuk didalamnya anak berkebutuhan khusus, seperti: Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, Tunalaras, Tuna Wicara, Tunaganda, HIV/AIDS, Gifeted, Talented, Kesulitan Belajar, Lamban Belajar, Autis, Korban Penyalahgunaan Narkoba, Indigo, dan lain sebagainya. Selain itu paling minimnya anggaran pendidikan yang khusus menangani tentang pendidikan inklusif, karena pemerintah kabupaten juga menganggap bahwa kebutuhan pengadaan sarana prasarana untuk penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah tanggung jawab pemerintah daerah provinsi dan pusat. Berdasarkan uraian masalah tersebut diatas, penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut, a). Bagaimana praktek terbaik pelayanan penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah umum di kabupaten Boalemo, b). Bagaimana bentuk kurikulum dan model pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo, dan c). Apa faktor-faktor keberhasilan pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo.

C. PEMBAHASAN DAN SOLUSI

C.1. Pembahasan

Definisi pendidikan inklusif menurut penulis pelajari dari berbagai buku sumber dan materi pendidkan pelatihan yang terus menerus berkembang sejalan dengan semakin mendalamnya renungan berbagai pihak terhadap praktik penyelenggaraan pendidikan inklusif yang ada. Jika

(9)

5 pendidikan inklusif ingin tetap menjadi jawaban yang nyata dan berharga untuk mengatasi tantangan pendidikan dan hak asasi manusia. Akhirnya definisi pendidikan inklusif hanya berupa versi lain dari pendidikan luar biasa untuk anak berkebutuhan khusus. Beberapa definisi pendidikan inklusif yaitu sebagai berikut:

a. Pendidikan inklusif adalah penggabungan pendidikan regular dan pendidikan khusus kedalam satu sistem persekolahan yang dipersatukan untuk mempertemukan perbedaan kebutuhan semua peserta didik.

b. Pendidikan inklusif adalah pendidikan regular yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yang memiliki kelainan dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa pada sekolah regulardalamsatu kesatuan yang sistemik. Jadi pendidkan inklusif mengakomodasi semua anak berkebutuhan khusus yang mempunyai IQ normal diperuntukan bagi yang memiliki kelainan, bakat istimewa, kecerdasan istimewa dan atau yang memerlukan pendidkan layanan khusus.

c. Menurut Permen No.70 Tahun 2009 Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam llingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya

d. Pendidikan inklusif bukan sekedar metode atau pendekatan pendidkan melainkan suatu bentuk implementasi filosofi yang mengakui kebhinekaan antar manusia yang mengemban misi tunggal untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik dalam rangka meningkatkan kualitas pengabdian kepada Tuhan yang Maha Esa (Modul Kemendiknas 2012)

(10)

Menurut pengalaman penulis dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan maupun peniingkatan mutu pengawas tentang pendidikan inklusif bahwa di sekolah inklusif adalah sekolah reguler yang mengkoordinasi dan mengintegrasikan peserta didik reguler dan peserta didik yang berkebutuhan khusus dalam program yang sama dan atau dalam satu kelas yang sama. Hal ini bertujuan keikutsertaan dari satu jalan sama untuk menyiapkan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus adalah melalui pentingnya pendidikan inklusif. Program penyelenggaraan pendidikan inklusisf tidak hanya memenuhi target pendidikan untuk semua dan pendidikan dasar 9 tahun, akan tetapi lebih banyak keuntungannya tidak hanya memenuhi hak-hak asasi manusia dan hak-hak anak tetapi lebih penting lagi bagi kesejahteraan anak, karena pendidikan inklusif mulai dengan merealisasikan perubahan keyakinan masyarakat yang terkandung di mana akan menjadi bagian dari keseluruhan, dengan demikian peserta didik yang berkebutuhan khusus akan merasa tenang, percaya diri, merasa dihargai, dilindungi, disayangi, bahagia dan bertanggung jawab dalam menjalani kehidudpannya ditengah masyarakat serta dapat hidup mandiri dan berguna tidak saja untuk dirinya sendiri tetapi juga bagi masyarakat. Pendidkan Inklusif terjadi tidak saja pada lingkungan sekolah tetapi pada semua lingkungan sosial anak, pada keluarga, pada kelompok teman sebaya, pada lingkungan ketenagakerjaan, pada institusi-institusi kemasyarakatan lainnya.

Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif harus berkeyakinan bahwa hidup dan belajar bersama adalah cara hidup yang terbaik, yang menguntungkan semua orang, karena tipe pendidikan ini dapat menerima dan merespon setiap kebutuhan individual anak. Dengan demikian sekolah atau pendidikan menjadi suatu lingkungan belajar yang ramah anak-anak. Pendidikan inklusif adalah sebuah sistem pendidikan yang memungkinkan setiap anak penuh berpartisipasi dalam kegiatan kelas reguler tanpa mempertimbangkan kecacatan atau karakteristik lainnya. Disamping itu pendidikan inklusif juga melibatkan orang tua dalam cara

(11)

7 yang berarti dalam berbagi kegiatan pendidikan, terutama dalam proses perencanaaan, sedang dalam belajar mengajar, pendekatan guru berpusat pada peserta didik karena kurikulum mengikuti potensi atau kemampuan anak. Selanjutnya yang dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikut-sertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Jadi penyelenggaraan pendidikan inklusif menuntut pihak sekolah melakukan penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu peserta didik. Jadi menurut pengalaman penulis bahwa manfaat pendidikan inklusif adalah suatu tindakan membangun kesadaran dan konsensus pentingnya pendidikan inklusif. sekaligus menghilangkan sikap dan nilai yang diskriminatif terhadap peserta didik

1. Praktek Pelayanan Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Di Sekolah Umum Di Kabupaten Boalemo.

Selanjutnya dalam melibatkan dan memberdayakan masyarakat untuk melakukan analisis situasi pendidikan lokal, mengumpulkan informasi semua anak pada setiap daerah atau lingkungan masyarakat dan mengidentifikasi alasan mengapa mereka tidak sekolah. Mengidentifikasi hambatan berkaitan dengan kelainan fisik, sosial dan masalah lainnya terhadap akses dan pembelajaran. Melibatkan masyarakat dalam melakukan perencanaan dan monitoring mutu pendidikan bagi semua anak. Hal-hal yang harus diperhatikan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif; Sekolah harus menyediakan kondisi kelas yang hangat, ramah, menerima keaneka-ragaman dan menghargai perbedaan; Sekolah harus siap mengelola kelas yang heterogen dengan menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang bersifat individualGuru harus menerapkan pembelajaran yang interaktif; Guru dituntut melakukan kolaborasi dengan profesi atau sumberdaya lain dalam perencanaan,

(12)

pelaksanaan dan evaluasi; Guru dituntut melibatkan orang tua secara bermakna dalam proses pendidikan.

Pelaksanaan layanan pendidikan inklusif di kabupaten boalemo mampu menghilangkan rasa takut anak normal pada pada peserta didik berkebutuhan khusus akibat sering berinteraksi dimana hal ini sebagai pengalaman penulis pernah menjadi kepala sekolah SMP Negeri 1 Botumoito sebagai penyelenggara pendidikan inklusif selain itu peserta didik yang bukan PDBK menjadi semakin toleran pada orang lain setelah memahami kebutuhan individu teman PDBK.. Peserta didik non PDBK mengalami perkembangan dan komitmen pada moral pribadi dan prinsip-prinsip etika serta tidak menolak PDBK bahkan mereka merasa bahagia dan bersahabat dengan PDBK di sekolahnya. Dari pengalaman penulis tersebut orang tua PDBK tidak merasa khawatir anaknya bersekolah di sekolah umum .

2. Bentuk Kurikulum Dan Model Pendidikan Inklusif Di Kabupaten Boalemo.

Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang secara bersama-sama dengan peserta didik normal di kelas reguler. Oleh karena itu, untuk mendorong kemampuan pembelajaran mereka dibutuhkan lingkungan belajar yang kondusif, baik tempat belajar, metoda, sistem penilaian, sarana dan prasarana serta yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya media pendidikan yang memadai sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang berkebutuhan khusus. Seiring dengan perjalanan kehidupan sosial bermasyarakat, ada pandangan bahwa mereka anak-anak penyandang dissabilitas dianggap sebagai sosok individu yang tidak berguna bagi keluarga dan masyarakat serta merupakan beban dalam kehidupan, bahkan perlu diasingkan agar tidak mengganggu dalam aspek kehidupan keluarga dan masyarakat. Namun, seiring dengan

(13)

9 perkembangan peradaban manusia, pandangan tersebut mulai berbeda. Keberadaannya mulai dihargai dan memiliki hak yang sama seperti anak normal lainnya. Hal ini sesuai dengan apa yang penulis jelaskan pada uraian pengantar di atas dimana dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 1 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dapat disimpulkan bahwa Negara memberikan jaminan sebenarnya kepada anak-anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan kesempatan yang sama dengan anak-anak normal lainnya dalam pendidikan. Pendidikan inklusif adalah suatu kebijaksanaan pemerintah dalam mengupayakan pendidikan yang bisa dinikmati oleh setiap warga negara agar memperoleh pendidikan tanpa memandang anak berkebutuhan khusus dan anak normal agar bisa bersekolah dan memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas untuk masa depan hidupnya. Ruang lingkup media pendidikan inklusif sebaiknya mencakup semua jenis media pendidikan untuk semua peserta didik termasuk didalamnya anak berkebutuhan khusus, seperti: Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, Tunalaras, Tuna Wicara, Tunaganda, HIV/AIDS, Gifeted, Talented, Kesulitan Belajar, Lamban Belajar, Autis, Korban Penyalahgunaan Narkoba, Indigo, dan lain sebagainya ( Materi Inklusif Bandung 2015 )

Unsur pelaksana penyelenggaraan pendidikan inklusif yang terkait dengan komponen-komponen media pendidikan adalah sebagai berikut: a) sumber daya manusia, b) bahan, c) peralatan, d) lingkungan, e) teknik dan f) pesan.

Sedangkan unsur pelaksana media pendidikan dapat diidentifikasi sebagai berikut:: a) guru di sekolah biasa, b) guru Pendidkan Khusus, c) dokter, d) psikolog, e) ahli pendidikan luar biasa, f) ahli olah raga, g) konselor, h) sosial Worker, i) speechtherapi, j) fisiotherapi, k) ahli Teknologi Komunikasi / ICT dan l) model Kebutuhan, sedangkan meedia pendidikan

(14)

berdasarkan karakteristiknya, model media pendidikan dapat digolongkan menjadi 2. (dua) bagian yaitu: 1).Media dua dimensi meliputi media grafis, media bentuk papan, dan media cetak, dan 2) Media tiga dimensi dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup atau mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. (Materi Inklusif Bandung 2015).

3.Factor-Faktor Keberhasilan Pendidikan Inklusif Di Kabupaten Boalemo Dalam merancanakan pendidikan inklusif kita tidak cukup memahami konsepnya saja. Perencanaa juga harus realistis dan tepat. Adapun faktor-faktor penentu utama yang perlu diperhatikan agar implementasi pendidikan inklusif tetap bertahan lama adalah: a) Adanya kerangka yang kuat, b) Pendidikan inklusif perlu didukung oleh kerangka nilai-nilai keyakinan, prinsip, dan indikator keberhasilan, c) Implementasi berdasarkan budaya, d) Pengalaman menunjukan bahwa solusi harus

dikembangkan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada, e) Partisipasi berkesinambungan, f) Pendidikan inklusif merupakan proses

dinamis. Perlu adanya monitoring yang berkesinambungan, satu prinsip inti dari pendidikan inklusif adalah harus tanggap terhadap keberhasilan secara fleksibel yang senantiasa berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi, g) Pengembangan kerangka, h) Pengembangan kerangka yang kuat yang merupakan komponen utama pendidikan inklusif yang berfungsi sebagai tulang program.

C.2.Solusi

Dalam penulisan artikel ini penulis dapat mengutarakan bagaimana penyelenggaraan pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo pada sekolah umum sesuai pengalaman penulis selama melayani dan menangani penyelenggaraan pendidikan tersebut. Pada penulisan ini penulis bukan bermaksud riak dalam menjalani tugas,tetapi hal ini sangat penting untuk menjadi bahan referensi bagi pihak lain yang membutuhkannya bagaimana cara menangani pendidikan inklusif itu bisa berhasil secara

(15)

11 maksimal, terutama bagi pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasannya.

1. Praktek Pelayanan Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Di Sekolah Umum Di Kabupaten Boalemo.

Sesuai dengan penjelasan penulis pada pembahasan masalah tersebut diatas bahwa pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus, di mana SLB Negeri Boalemo dan SLB Negeri Paguyaman menurut pengalaman penulis bertugas sebagai pengawas Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, masih banyak anak berkebutuhan khusus belum terlayani sebagai peserta didik berkebutuhan khusus di kedua sekolah tersebut secara maksimal sebagai akibat jauhnya jarak rumah dengan sekolah luar biasa serta belum siapnya mental anak dan keluarganya untuk masuk sekolah umum. Selain itu sosialisasi tentang layanan pendidikan inklusif terhadap semua sekolah umum belum maksismal, karena banyak pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah umum masih menganggap bahwa peserta didik yang berkebutuhan khusus adalah merupakan tanggung jawab dari sekolah luar biasa.

Berkenaan hal tersebut diatas dibuatlah kebijakan pemerintah provinsi Gorontalo tentang penyelenggaraan pendidikan inklusif melalui Dinas pendidikan,Budaya,Pemuda dan Olahraga (DIKBUDPORA), maka dengan hal ini melalui peraturan gubernur telah dibentuk Kelompok Kerja (POKJA) provinsi Gorontalo yang telah di canangkan pada tanggal 25 Desember 2015, maka Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo telah membuat keputusan Kepala Dinas tentang Kelompok Kerja Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di kabupaten Boalemo nomor 800/ 9a /DISPENDIK/I/2016 untuk memaksimalkan pelayanan penyelenggaraan pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo yang selama ini hanya berfokus pada bidang dikdas dan pengawas PKPLK dinas pendidikan kabupaten Boalemo. Selain itu dinas pendidikan kabupaten Boalemo mendata kembali sekolah yang telah menyelenggarakan pendidikan inklusif dari

(16)

semua jenjang dengan hasil pendataan tahun 2016 adalah sebagai berikut: No. Jenjang Sekolah Jumlah sekolah Umum Jumlah sekolah inklusif Jumlah PDBK Inklusi Jumlah PDBK SLB Jumlah PD Keseluruhan Prosentasi PDBK Keseluruhan 1. SD 132 31 116 83 17.640 1,13 % 2 SMP 54 15 100 25 6.180 2,02 % 3. SMA 9 5 32 16 3.184 1,51 % 4. SMK 9 2 14 --- 2.887 0,48 % Jumlah 204 53 262 124 29.891 1,29 %

2. Bentuk Kurikulum Dan Model Pendidikan Inklusif Di Kabupaten Boalemo.

Dalam pembahasan masalah bahwa implementasi bentuk kurikulum dan model pendidikan inklusif di setiap sekolah banyak kepala sekolah dan guru masih bingung bagaimana cara menanganinya. Selain itu penulis sering temukan dan dibandingkan dari sudut pandang pendidikan inklusif, terdapat karakteristik yang sama dengan model kurikulum dengan peserta didik normal pada umumnya yang menyebabkan dalam proses pendidikannya peserta didik berkebutuhan khusus mendapatkan layanan pendekatan dan metode yang sama dengan pendekatan tidak sesuai kompetensi peserta didik. Solusi penulis lakukan adalah dengan bekal data lengkap sekolah penyelenggara pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo bekerja sama dengan dinas Pendidikan,Kebudayaan,Pemuda dan Olahraga kepala sekolah dan guru pendamping mengikuti sosialisasi dan workshop tingkat provinsi Gorontalo tentang bagaimana penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah umum, baik penerimaan peserta didik baru sampai bagaimana penyelenggaraan pembelajaraan di kelas. Selain itu penulis selalu aktif meluangkan waktu memberikan sosialisasi baik dengan kepala sekolah, guru maupun dengan orang tua siswa secara umum. Apabila penulis menemukan kendala dalam penyelenggaraan kurikulumnya, maka penulis minta bantuan kepada dua Sekolah SLB di boalemo sebagai sekolah sumber.

(17)

13 3. Factor-Faktor Keberhasilan Pendidikan Inklusif Di Kabupaten Boalemo

Sesuai pembahasan masalah tersebut diatas bahwa faktor-faktor

penghambat terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif di kabupaten boalemo adalah sarana prasarana seperti ruang kelas belajar khusus peserta didik berkebutuhan khusus dan ruang lingkup media pendidikan inklusif belum mencakup semua jenis media pendidikan untuk semua peserta didik termasuk didalamnya anak berkebutuhan khusus, Selain itu paling minimnya anggaran pendidikan yang khusus menangani tentang pendidikan inklusif, karena pemerintah kabupaten juga menganggap bahwa kebutuhan pengadaan sarana prasarana untuk pendidikan inklusif lebih adalah tanggung jawab pemerintah daerah provinsi dan pusat. Dengan fenomena tersebut di atas penulis memberikan masukan kepada kepala dinas pendidikan kabupaten Boalemo tentang peran serta kabupaten tentang pendidikan inklusif di daerah dari penerimaan peserta didik, penyelenggeraan pembelajarannya sampai dengan sarana prasarananya. Dengan penjelasan penulis tersebut kepala dinas meminta bantuan tentang pendidikan inklusif dan langsung beliau memberikan sosialisasi kesemua jenjang pendidikan di kabupaten Boalemo dan sosialisasi lembaga lain sepeti dinas sosial, dinas kesehatan dan wakil kecamatan di hotel Citra Ayu kabupaten Boalemo pada bulan desember tahun 2015.. Tidak itu saja kepala dinas dengan begitu antusias membentuk Kelompok Kerja Inklusif dengan SK nomor 800/ 9a /DISPENDIK/I/2016.

D.KESIMPULAN DAN HARAPAN PENULIS

1. Kesimpulan; a). Praktek terbaik pelayanan penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah umum di kabupaten Boalemo berkaitan dengan regulasi Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 1 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa Negara memberikan jaminan sebenarnya kepada anak-anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas dan

(18)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif (PENSIF) serta kebijakan pemerintah provinsi Gorontalo tentang penyelenggaraan pendidikan inklusif melalui Dinas pendidikan,Budaya,Pemuda dan Olahraga (DIKBUDPORA), maka dengan hal ini melalui peraturan gubernur telah dibentuk Kelompok Kerja (POKJA) provinsi Gorontalo yang telah di canangkan pada tanggal 25 Desember 2015, maka Dinas Pendidikan Kabupaten Boalemo telah membuat keputusan Kepala Dinas tentang Kelompok Kerja Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di kabupaten Boalemo nomor 800/ 9a /DISPENDIK/I/2016 untuk memaksimalkan pelayanan penyelenggaraan pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo, b). Bentuk kurikulum dan model pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo bekerja sama dengan dinas Pendidikan,Kebudayaan,Pemuda dan Olahraga kepala sekolah membekali guru pendamping mengikuti sosialisasi dan workshop tingkat provinsi gorontalo tentang bagaimana penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah umum, baik penerimaan peserta didik baru sampai bagaimana penyelenggaraan pembelajaraan di kelas dan memberikan sosialisasi baik dengan kepala sekolah, guru maupun dengan orang tua siswa secara umum. Apabia terdapat kendala dalam penyelenggaraan kurikulumnya, maka ada bantuan dari dua Sekolah SLB di boalemo sebagai sekolah sumber, c). Factor-faktor keberhasilan pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo adalah kepala dinas pendidikan kabupaten Boalemo memberikan sosialisasi kesemua jenjang pendidikan di kabupaten Boalemo dan sosialisasi di lembaga lain pada bulan desember tahun 2015.. Tidak itu saja kepala dinas dengan begitu antusias membentuk Kelompok Kerja Inklusif dengan SK nomor 800/ 9a /DISPENDIK/I/2016.

2.Harapan Penulis; a). Pelayanan penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah umum di kabupaten Boalemo sudah waktunya dilaksanakan secara maksimal bukan nanti harus menunggu bantuan dari pusat tetapi dilaksanakan secara mandiri oleh pemerintah kabupaten dengan bantuan

(19)

15 peran serta masyarakat boalemo dan pelaku dunia usaha dan dunia industri, b). Bentuk kurikulum dan model pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo bisa maksimal apabila ada model kurikulum reguler yang modifikasi oleh kerja sama guru pendamping dengan guru sekolah luar biasa yang dikoordinir oleh dinas pendidikan kabupaten Boalemo dengan anggaran yang telah tersedia. Kurikulum yang dimaksusd,yaitu kurikulum yang dimodifikasi oleh guru pada strategi pembelajaran, jenis penilaian, maupun pada program tambahan lainnya dengan tetap mengacu pada kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus. Model kurikulum PPI ( Program Pendidikan Individual / Program Pengajaran Individual ) yaitu kurikulum yang dipersiapkan guru program PPI yang dikembangkan bersama tim pengembang yang melibatkan guru kelas, guru pendidikan khusus, kepala sekolah, orang tua, dan tenaga ahli lain yang terkait kurikulum PPI. c). Factor-faktor keberhasilan pendidikan inklusif di kabupaten Boalemo bisa maksimal apabia ada komitmen dan kesadaran bagi semua pemangku kepentingan yang ada di kabupaten Boalemo bahwa betapa pentingnya pendidikan inklusif dalam rangka menghilangkan sikap dan nilai yang diskriminatif, melibatkan dan memberdayakan masyarakat kabupaten Boalemo untuk melakukan analisis situasi pendidikan lokal sesuai kondisi daerah, mengumpulkan informasi semua anak pada setiap wilayah dan mengidentifikasi alasan mengapa mereka tidak sekolah dan mencari solusi bagaimana anak itu bisa sekolah, faktor-faktor lain penentu utama yang perlu diperhatikan agar implementasi pendidikan inklusif tetap bertahan lama adalah; a). Adanya kerangka yang kuat, b). Pendidikan inklusif perlu didukung oleh kerangka nilai-nilai keyakinan, prinsip, dan indikator keberhasilan, c). Implementasi berdasarkan budaya, d). Memanfaatkan sumber-sumber yang ada, e). Partisipasi berkesinambungan, dan f). Pendidikan inklusif merupakan proses dinamis. Perlu adanya monitoring yang berkesinambungan,

(20)

E.DAFTAR PUSTAKA

Barnawi & Mohamad Arifin, 2014 AR-RUZZ MEDIA – Jogyakarta Meningkatakan Kinerja Pengawas Sekolah, Upaya Upgrade Kapasitas Kerja Pengawas Sekolah.

Dr. Yaya Jakaria, 2013 Puslitjak, Balitbang Kemdikbud Pengembangan Pola Kerja Harmonis dan Sinergis Antara Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas, Panduan Meningkatkan Kompetensi Bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas.

...2015 Materi Penyelenggaraan Pendidikan Iklusif, . Bandung Hernowo, MLC. 2005 Mengubah Sekolah Catatan-catatan Ringan

Berbasiskan Pengalaman

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL , 2012 Modul Inklusi Guru SMA/SMK/MA/MAK, Materi Identifikasi dan Asesmen ABK Pendidikan Iklusif Pendidikan Menengah, Jakarta.

(21)

17

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Drs. IBRAHIM SUMARDI, M.Pd NIP : 19651012 199802 1 005

NUPTK : 8344743646200033 Jabatan : Pengawas Madya

Judul Artikel : “Pelan Tapi Pasti Melayani Pendidikan Inklusif Tiada Henti” ( Praktek Terbaik Pelayanan Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Di sekolah Umum Sejak Tahun 2007 Di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo).

Menyatakan bahwa Karya Tulis yang disusun seluruhnya asli hasil kerja sendiri,

Bukan Plagiat, dan Belum Pernah dinilai pada lomba lainnya, baik di dalam maupun di luar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan apabila dikemudian hari terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mengetahui :

Kepala Dinas Pendidikan,

ABD.WARIS,S.Pd.M.Pd NIP :19710214 199903 1 004 Boalemo, Oktober 2016 Peserta Lomba Drs. IBRAHIM SUMARDI,M.Pd NIP :196510121998021005

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapat informasi tentang hubungan minat menjadi bidan dengan prestasi belajar mahasiswa DIII STIKES „Aisyiyah Yogyakarta seperti yang

Rasio alokasi belanja bantuan sosial mengalami hal serupa yaitu terdapat perbedaan yang cukup signifikan yaitu 94,21% lebih besar daripada rata-rata alokasi APBD di seluruh

Bahwa berdasarkan bukti-bukti PIHAK TERKAIT, telah benar dan tepat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 411/Kpts/KPU/Tahun 2014 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Anggota

Bedasarkan penelitian dari fokus masalah yang peneliti kaji, ditemukan kesimpulan bahwa kebersihan lingkungan dan pelestarianya dalam Al-Qur’an menurut Quraish Shihab

Studi empiris tentang pengelolaan pengetahuan pesaing terhadap inovasi produk telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya.Intensitas litbang berpengaruh kuat dan positif

Workshop: “Strengthening APEC Cooperation on Food Security and Climate Change”, 19-21 April 2017, Ha Noi Hilton Opera, Ha Noi, Viet Nam.

Oleh karena ketentuan tersebut masih disalahgunakan, maka pada lelang sewa bondo deso pada tahun 2011, panitia atau orang yang disewa panitia untuk melelang tidak

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.9/MENLHK-II/2015 tentang Tata Cara Pemberian, Perluasan Areal Kerja dan Perpanjangan Izin