• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN HIPOTENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN HIPOTENSI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN

HIPOTENSI

HIPOTENSI

KELOMPOK 3 KELOMPOK 3 Oleh Oleh 1.

1. Fajrunnidah noor khasanahFajrunnidah noor khasanah

2.

2. Fenti khasanahFenti khasanah

3.

3. Heru yuliastinHeru yuliastin

4.

4. Isti yulaikhaIsti yulaikha

5.

5. Jenny mulwatiJenny mulwati

6.

6. KartikosariKartikosari

7.

7. Khamdan nafiKhamdan nafi

8. 8. KhoiriyahKhoiriyah 9. 9. M.solichinM.solichin 10. 10. MiyartiMiyarti 11. 11. yubaidahyubaidah

(2)

HIPOTENSI

HIPOTENSI

(tekanan darah rendah)

(tekanan darah rendah)

Suatu keadaan dimana

Suatu keadaan dimana tek

tekanan

anan darah

darah

lebih rendah dari nilai 90/60 mmHg

lebih rendah dari nilai 90/60 mmHg

atau tek

atau tek

anan darah cu

anan darah cu

kup rendah

kup rendah

(A.J.Ramadhan,2010).

(3)

PENYEBAB HIPOTENSI

PENYEBAB HIPOTENSI

1. Dehidrasi, perdarahan, peradangan, dan

1. Dehidrasi, perdarahan, peradangan, dan

anemia

anemia

2. kurangny

2. kurangnya pemompaa

a pemompaan darah dari

n darah dari jantung

jantung

volume (jumlah) darah berkurang kapasitas

volume (jumlah) darah berkurang kapasitas

pembulu darah

(4)

TANDA DAN GEJALA HIPOTENSI

TANDA DAN GEJALA HIPOTENSI

Jantung berdebar kencang dan tidak teratur

Jantung berdebar kencang dan tidak teratur

Pusing dan lemas

Pusing dan lemas

Perasaan tidak nyaman pada perut

Perasaan tidak nyaman pada perut

Mual dan muntah

Mual dan muntah

Pandangan buram dan kehilangan keseimbangan

Pandangan buram dan kehilangan keseimbangan

Otot terasa kram

Otot terasa kram

Gelisah atau cemas

Gelisah atau cemas

(5)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN PENUNJANG

HIPOTENSI

HIPOTENSI

 TTes ini dilakues ini dilakukan dirkan diruangan yang tenang dengan suhuuangan yang tenang dengan suhu

680F hingga 750F(200C sampai 240C). 680F hingga 750F(200C sampai 240C).

 PPasien harus asien harus beristirahat sementara terlentang beristirahat sementara terlentang selamaselama lima menit sebelum tes dimulai.

lima menit sebelum tes dimulai.

 SewSewaktu tes aktu tes pasien diikat pasien diikat diatas meja diatas meja yyangang

rata,kemudian meja secara berangsur-angsur rata,kemudian meja secara berangsur-angsur

dimiringkan kesudut 70/80 derajat,pembacaan dimiringkan kesudut 70/80 derajat,pembacaan tekanan darah dan denyut jantung terus menerus tekanan darah dan denyut jantung terus menerus diambil.

diambil.

 Pasien dibiarkan diatas meja selama lebih dari 10Pasien dibiarkan diatas meja selama lebih dari 10 menit

menit untuk untuk mencari mencari perubahanperubahan-perubahan -perubahan orthostaticorthostatic tac

(6)

KONSEP DASAR

KONSEP DASAR

 Aktivitas dan istirahatAktivitas dan istirahat

 SirkulasiSirkulasi

 Integritas egoIntegritas ego

  EliminasiEliminasi   Makanan/cairanMakanan/cairan   NeurosensorikNeurosensorik   Nyeri/kenyamananNyeri/kenyamanan   PernafasanPernafasan   KeamananKeamanan 

(7)

u

u

r

r

s

s

n

n

g

g

a

a

r

r

e

e

a

a

n

n

r

r

e

e

n

n

c

c

a

a

n

n

a

a

a

a

s

s

u

u

a

a

n

n

keperawatan)

keperawatan)

 Diagnosa KeperawDiagnosa Keperawatan diagnosa atan diagnosa 11

 PPerubahan erubahan perfusi jaringan sperfusi jaringan serebral berhubunganerebral berhubungan dengan hipoksia dan edema s

dengan hipoksia dan edema serebral ditandai denganerebral ditandai dengan perubahan tingkat kesadaran, perubahan respon

perubahan tingkat kesadaran, perubahan respon

motorik atau sensorik, gelisah, perubahan tanda-tanda motorik atau sensorik, gelisah, perubahan tanda-tanda

vital. (Doenges, 1999). vital. (Doenges, 1999).

 TTujuan : ujuan : Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan keperawatantindakan keperawatan tingkat kesadaran membaik.

tingkat kesadaran membaik.

 Kriteria Hasil : Mempertahankan tingkat kesadaranKriteria Hasil : Mempertahankan tingkat kesadaran

biasa atau perbiakan, tanda-tanda vital (TTV) kembali biasa atau perbiakan, tanda-tanda vital (TTV) kembali

normal dan tanda-tanda peningkatan tekanan intra normal dan tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial (TIK).

(8)

Intervensi 1

Intervensi 1

Intervensi: Intervensi:

 Tentukan faktor-faktor yang menyebabkan koma atau penurunan perfusi jaringanTentukan faktor-faktor yang menyebabkan koma atau penurunan perfusi jaringan

otak dan p

otak dan potensial peningkatan TIK. Untuk otensial peningkatan TIK. Untuk mengetahui penmengetahui penyeyebab cedera, untukbab cedera, untuk memantau tekanan TIK dan atau pembedahan.

memantau tekanan TIK dan atau pembedahan.

 PPantau status antau status neuroloneurologik secara gik secara teratur dan bateratur dan bandingkan dengan nilai ndingkan dengan nilai standarstandar..

Untuk mengetahui perubahan nilai

Untuk mengetahui perubahan nilai GCS, mengkaji adanya kecenGCS, mengkaji adanya kecenderungan padaderungan pada tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK dan bermanfaat

tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK dan bermanfaat dalamdalam menentukan lokasi.

menentukan lokasi.

 Pantau TTV. Ketidakstabilan TTV mempengaruhi tingkat kesadaran.Pantau TTV. Ketidakstabilan TTV mempengaruhi tingkat kesadaran. 

 PPertahankan kepala pada ertahankan kepala pada posisi tengah atau pada posisi tengah atau pada posisi netral Kepala yangposisi netral Kepala yang

miring pada salah satu sisi

miring pada salah satu sisi menekan vena jogularis dan menghambat aliran darahmenekan vena jogularis dan menghambat aliran darah venaPerhatikan adanya gelisah yang meningkat.Petunjuk nonverbal ini

venaPerhatikan adanya gelisah yang meningkat.Petunjuk nonverbal ini mengidentifikasi adany

mengidentifikasi adanya peningkatan a peningkatan TIK TIK atau menandakan atau menandakan adanyadanya nyeri.a nyeri.

 Kolaborasi pemberian cairan sesuai indikasi. Pembatasan cairan dapat menurunkanKolaborasi pemberian cairan sesuai indikasi. Pembatasan cairan dapat menurunkan

edema cerebral. edema cerebral.

(9)

Diagnosa 2

Diagnosa 2

 PPola nafas tidaola nafas tidak efektif k efektif berhubungan denganberhubungan dengan

kerusakan neurovaskuler, kerusakan persepsi dan kerusakan neurovaskuler, kerusakan persepsi dan

obstruksi

obstruksi trakeobrtrakeobronkial ditandai dengan kelemahanonkial ditandai dengan kelemahan atau paralisis otot pern

atau paralisis otot pernafasan. (Doenges, 1999).afasan. (Doenges, 1999).

 TTujuan : ujuan : Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan keperawatan polatindakan keperawatan pola

nafas kembali normal. nafas kembali normal.

 Kriteria Hasil : Mempertahankan pola pernafasanKriteria Hasil : Mempertahankan pola pernafasan efektif

efektif, bebas sanasis, Nafas nor, bebas sanasis, Nafas normal (16-24 x mal (16-24 x / mnt),/ mnt), irama regular

irama regular, bunyi nafas nor, bunyi nafas normal, GDA normal, PHmal, GDA normal, PH

darah normal (7,35-7,45). Pa02 (80-100 mmHg), darah normal (7,35-7,45). Pa02 (80-100 mmHg), PaCO2 (35-40 mmHg), HCO2 (22-26). Saturasi PaCO2 (35-40 mmHg), HCO2 (22-26). Saturasi

ok

(10)

Intervensi 2

Intervensi 2

 PPantau frekuensi pernafasan, irama antau frekuensi pernafasan, irama dan kedalaman pernafasan. Perubahan dapatdan kedalaman pernafasan. Perubahan dapat

menandakan awitan komplikasi, pulmonal

menandakan awitan komplikasi, pulmonal atau menandakan lokasi / atau menandakan lokasi / luasnyluasnyaa keterlibatan otak.

keterlibatan otak.

 Angkat kepala tempat tidur sesuai aturan, posisi miring Angkat kepala tempat tidur sesuai aturan, posisi miring sesuai indikasi. Untuksesuai indikasi. Untuk

memudahkan ekspansi pans dan

memudahkan ekspansi pans dan menurunkan adanymenurunkan adanya kemungkinan lidah jatuh dana kemungkinan lidah jatuh dan menyumbat jalan nafas

menyumbat jalan nafas

 Lakukan penghisapan dengan ekstra hati-hati, jangan leLakukan penghisapan dengan ekstra hati-hati, jangan lebih dari bih dari 10-15 detik. Untuk10-15 detik. Untuk

membersihkan jalan nafas, penghisapan dibutuhkan jika pasien koma atau dalam membersihkan jalan nafas, penghisapan dibutuhkan jika pasien koma atau dalam keadaan imobilisasi, dan tidak dapat

keadaan imobilisasi, dan tidak dapat membersihkan jalan nafas sendiri.membersihkan jalan nafas sendiri.

 Auskultasi bunyi nafas, perhatikan daerah hipoventilasi dan Auskultasi bunyi nafas, perhatikan daerah hipoventilasi dan adanyadanya suaraa suara

tambahan yang tidak normal.. Untuk mengidentifikasi adany

tambahan yang tidak normal.. Untuk mengidentifikasi adanya masalah pans a masalah pans sepertiseperti atelektasis konge

atelektasis kongesti atau obstruksi jalan sti atau obstruksi jalan nafas.nafas.

 Kolaborasi pemberian oksigen.Menentukan kecukupan pernafasan, memaksimalkanKolaborasi pemberian oksigen.Menentukan kecukupan pernafasan, memaksimalkan

oksigen pada darah arteri dan

oksigen pada darah arteri dan membantu dalam pencegahan hipoksia.membantu dalam pencegahan hipoksia.

 

(11)

Diagnosa Keperawatan III

Diagnosa Keperawatan III

Perubahan nutrisi kebutuhan kurang dari kebutuhan

Perubahan nutrisi kebutuhan kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan peningkatan asam

tubuh berhubungan dengan peningkatan asam

lambung, mual, muntah dan anoreksia ditandai

lambung, mual, muntah dan anoreksia ditandai

dengan penurunan BB

dengan penurunan BB, penurunan

, penurunan masa otot, tonus

masa otot, tonus

otot bur

otot buruk. (Carpenito, 2006).

uk. (Carpenito, 2006).

TTujuan :

ujuan : Kebutuhan akan nutrisi tidak

Kebutuhan akan nutrisi tidak terganggu.

terganggu.

Kriteria Hasil : BB meningkat,

Kriteria Hasil : BB meningkat, tidak mengalami

tidak mengalami

tanda-tanda mal nutrisi, nilai

tanda-tanda mal nutrisi, nilai laboratorium dalam

laboratorium dalam

batas normal.

(12)

Intervensi 3

Intervensi 3

 Kaji kemampuan klien untuk Kaji kemampuan klien untuk mengunymengunyah, menelan, batukah, menelan, batuk

dan mengatasi sekresi.Faktor ini dapat menentukan dan mengatasi sekresi.Faktor ini dapat menentukan

pemilihan terhadap jenis makanan. pemilihan terhadap jenis makanan.

 Auskultasi bising usus. Fungsi saluran pencernaanAuskultasi bising usus. Fungsi saluran pencernaan biasany

biasanya baik a baik pada kasus pada kasus cedera kepala.cedera kepala.

 Jaga keamanan saat memberikan makan pada pasienJaga keamanan saat memberikan makan pada pasien lew

lewat NGTat NGT. Menur. Menurunkan resiko unkan resiko regurgitasi / regurgitasi / terjaditerjadi aspirasi.

aspirasi.

 Tingkatkan kenyamanan. Lingkungan yang nyamanTingkatkan kenyamanan. Lingkungan yang nyaman

dapat meningkatkan nafsu makan. dapat meningkatkan nafsu makan.

 Kolaborasi pemberian makan lewat NGT. Makan lewatKolaborasi pemberian makan lewat NGT. Makan lewat NGT diperlukan pada awal pemberian.

(13)

Diagnosa Keperawatan IV

Diagnosa Keperawatan IV

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan

penekanan vaskuler serebral dan edema otak

penekanan vaskuler serebral dan edema otak

ditandai dengan tengangan maskuler, wajah

ditandai dengan tengangan maskuler, wajah

menahan nyeri dan perubahan TTV. (Engram,

menahan nyeri dan perubahan TTV. (Engram,

1998).

1998).

TTujuan :

ujuan : Setelah dilakukan

Setelah dilakukan tindakan keperaw

tindakan keperawatan

atan

nnyeri dapat ber

yeri dapat berkurang atau hilang.

kurang atau hilang.

Kriteria Hasil :

Kriteria Hasil : Ny

Nyeri ber

eri berkurang atau hilang

kurang atau hilang, TTV

, TTV

dalam batas normal.

dalam batas normal.

(14)

Intervensi IV

Intervensi IV

 Kaji karakteristik nyeri (P, Q, R, S, T). Untuk mengetahuiKaji karakteristik nyeri (P, Q, R, S, T). Untuk mengetahui

letak dan cara mengatasinya. letak dan cara mengatasinya.

 Buat posisi senyBuat posisi senyaman munaman mungkinMenurunkagkinMenurunkan tingkat n tingkat nynyerieri

 PPertahankan ertahankan tirah baring. Tirah baring dtirah baring. Tirah baring dapatapat mengurangi pemakaian oksigen jaringan dan mengurangi pemakaian oksigen jaringan dan

menurunkan resiko meningkatnya TIK. menurunkan resiko meningkatnya TIK.

 Kurangi stimulus Kurangi stimulus yyang dapat merangsang ang dapat merangsang nynyeri. Stresseri. Stress dapat menyebabkan sakit kepala dan menyebabkan dapat menyebabkan sakit kepala dan menyebabkan kejang.

kejang.

 Kolaborasi pemberian obat analgetik. UntukKolaborasi pemberian obat analgetik. Untuk menurunkan

(15)

Diagnosa Keperawatan V

Diagnosa Keperawatan V

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan

perdarahan serebral ditandai dengan respon

perdarahan serebral ditandai dengan respon

inflamasi tertekan, hipertemia. (Doenges, 1999).

inflamasi tertekan, hipertemia. (Doenges, 1999).

TTujuan :Setelah

ujuan :Setelah dilakukan tind

dilakukan tindakan keperaw

akan keperawatan

atan

tidak ada tanda-tanda infeksi.

tidak ada tanda-tanda infeksi.

Kriteria Hasil :Tidak terdapat tanda-tanda infeksi

Kriteria Hasil :Tidak terdapat tanda-tanda infeksi

dan mencapai

(16)

Intervensi v

Intervensi v

 Lakukan cuci tangan sebelum dan Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakansesudah melakukan tindakan keperawatan. Untuk menurunkan terjadinya infeksi nosokomial keperawatan. Untuk menurunkan terjadinya infeksi nosokomial 

 Observasi Observasi daerah yang mengalami luka/kerusakan, daerah yangdaerah yang mengalami luka/kerusakan, daerah yang terpasang alat invasi. Deteksi

terpasang alat invasi. Deteksi dini terdini terjadinyjadinya perkembangan infeksi,a perkembangan infeksi, kemungkinan untuk melakukan tindakan dengan segera dan

kemungkinan untuk melakukan tindakan dengan segera dan mencegah komplikasi.

mencegah komplikasi. 

 Monitor suhu tubuh dan penurMonitor suhu tubuh dan penurunan kesadarunan kesadaran. suhu yang tinggian. suhu yang tinggi dapat mengidentifikasi terjadinya infeksi yang selanjutnya

dapat mengidentifikasi terjadinya infeksi yang selanjutnya memerlukan tindakan

memerlukan tindakan dengan segera.dengan segera.

 Kolaborasi pemberian obat antibiotik. Kolaborasi pemberian obat antibiotik. Menurunkan terjadinyMenurunkan terjadinyaa infeksi nasokomial

infeksi nasokomial 

 Kolaborasi pemeriksaan Kolaborasi pemeriksaan laboraturium. Untuk laboraturium. Untuk mengetahui adanymengetahui adanyaa resiko infeksi melalui hasil laboraturium darah

(17)

Diagnosa Keperawatan VI

Diagnosa Keperawatan VI

 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeriGangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri kepala ditandai dengan ketidakmampuan bergerak, kepala ditandai dengan ketidakmampuan bergerak, kerusakan koordinasi, keterbatasan rentang gerak, kerusakan koordinasi, keterbatasan rentang gerak, penurunan kekuatan atau

penurunan kekuatan atau kontrol otakkontrol otak

 Tujuan : Mempertahankan posisi yang optimalTujuan : Mempertahankan posisi yang optimal

 Kriteria hasil :Kriteria hasil :

 Mempertahankan kekuatan dan fungsi bagian tubuhMempertahankan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang sakit

yang sakit

 Mendemonstrasikan teknik yang mungkin dilakukanMendemonstrasikan teknik yang mungkin dilakukan aktifitas

(18)

Intervensi

Intervensi

VI

VI

 Kaji derajat imobilisasi Kaji derajat imobilisasi pasien dengan menggunakan skalapasien dengan menggunakan skala keterg

ketergantungan (0-4). Untuk mengetahui tingkat antungan (0-4). Untuk mengetahui tingkat imobilisasi imobilisasi pasien.pasien. 

 Ubah posisi pasien secara teratur dan buat sedikit perubahanUbah posisi pasien secara teratur dan buat sedikit perubahan posisi. Perubahan posisi dapat meningkatkan sirkulasi pada selur

posisi. Perubahan posisi dapat meningkatkan sirkulasi pada seluruhuh

tubuh. tubuh. 

 Bantu pasien untuk melakukan latihan rentang Bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak.gerak.

Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi / posisi normal Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi / posisi normal ekstrimitas dan

ekstrimitas dan menurunkan terjadinya vmenurunkan terjadinya vena yang statisena yang statis 

 Sokong kepala dan badan, tangan dan lengan, kaki dan pahaSokong kepala dan badan, tangan dan lengan, kaki dan paha ketika berada pada kursi roda. Mempertahankan kenyamanan, ketika berada pada kursi roda. Mempertahankan kenyamanan, keaman

keamanan dan an dan postur tubuh yang normalpostur tubuh yang normal 

  

Referensi

Dokumen terkait

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi mucus yang kental, kelemahan upaya batuk ditandai dengan suara nafas ronchi, terdapat sputum saat pasien batuk.

Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum pada trakea dan spame otot pernafasan, ditandai dengan ronchi, sianosis, dyspneu, batuk tidak efektif

Berdasarkan data yang ditemukan pada pasien maka diagnosa keperawatan yang diangkat adalah: ketidakefektifan jalan nafas, diagnosa ini penulis angkat sebagai diagnosa primer karena

· Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).. ·

Pola nafas tidak efektif b/d bronkospasme Setelah diberi tindakan perawatan selama 3x24 jam pola nafas pasien efektif, dengan KE: -Tanda-tanda vital dalam batas normal

Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sisa sekresi yang tertahan pada saluran pernafasan Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sisa sekresi

Soehadi Projonegoro Sragen didapatkan jumlah pasien Old Miocard infark (OMI), yaitu sebesar 4 pasien. Klien dibawa ke IGD RS Sragen karena nyeri dada dan sesak nafas

Tujuan yang diharapkan penulis setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas menjadi efektif dengan kriteria hasil: pasien