UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE
PANDAN KUKUS MENGGUNAKAN
TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG
TAPIOKA
Meirlane Renata Prabaharjana
Hotel Management Department, BINUS University Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530Meirlane_renata@hotmail.com
ABSTRAK
Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman budayanya menyebabkan munculnya persaingan dalam inovasi produk baru, terutama dalam industri makanan seperti kue. Salah satu kue tradisional Indonesia adalah kue pandan kukus, dimana penulis akan membuat inovasi kue tersebut dengan menggunakan tepung tapioka sebagai substitusi dari tepung terigu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari tahu apakah tepung tapioka dapat digunakan sebagai bahan pengganti tepung terigu, serta mencari tahu tingkat kesukaan masyarakat terhadap rasa, aroma, tekstur dan warna dari kue pandan kukus. Penulis akan menggunakan metode penelitian eksperimen, guna untuk mencari tahu ada tidaknya perbandingan tingkat kesukaan antara menggunakan tepung terigu dan tepung tapioka. Analisis data dilakukan melalui perhitungan dengan SPSS secara komputerisasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada daya terima masyarakat terhadap kue pandan kukus yang menggunakan tepung tapioka, serta tingkat kesukaan masyarakat dari segi tekstur. (MRP)
Kata Kunci: kue pandan kukus, tepung terigu, tepung tapioka, uji kesukaan
ABSTRACT
Indonesia as a country that rich in cultural diversity cause a competition in term of making a new product innovation, especially in food industry such as cake. One of Indonesia traditional cake is steamed pandan cake, where the author will make the cake innovation using tapioca flour as a substitute for wheat flour. The purpose of this research is to find out whether tapioca flour can be used as a substitute for wheat flour, as well as finding out the society’s preference of flavor, aroma, texture and color of the pandan steamed cake. Author will use experimental research methods, in order to find out if there is any comparison of preference between using wheat flour and tapioca flour. Data analysis will be performed through computerized calculations with SPSS. The result of this research can be concluded that there is society acceptance of the steamed pandan cake using tapioca flour, as well as society preference in terms of texture. (MRP)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan keberagaman budayanya, terutama dalam bidang makanan yang saat ini telah berkembang pesat. Banyaknya orang-orang yang bersaing untuk menciptakan produk baru bagi masyarakat dengan berinovasi membuat industri makanan di Indonesia semakin ketat persaingannya. Namun, dalam pemanfaatan sumber pangan lokal terutama sumber karbohidrat seperti aneka umbi, jagung dan sagu masih rendah jika dibandingkan dengan beras dan terigu. (Badan Ketahanan Pangan, 2013)
Makanan tradisional merupakan aset yang potensial dalam upaya penganekaragaman konsumsi pangan, diantaranya adalah kue pandan kukus. Penulis ingin membuat inovasi dari kue pandan kukus yang bahan dasarnya tepung terigu disubstitusikan menjadi tepung tapioka. Karena selama ini kue pandan kukus rata-rata berbahan dasar dari tepung terigu, penulis ingin menggantinya dengan bahan dasar dari umbi-umbian seperti tepung tapioka yang harganya lebih terjangkau dan tidak kalah kualitasnya dengan tepung terigu.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul “Uji Kesukaan Hasil Jadi Kue Pandan Kukus Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Tapioka”.
Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah tepung tapioka dapat digunakan sebagai bahan pengganti tepung terigu pada kue pandan kukus? (2) Bagaimana tingkat kesukaan terhadap rasa, aroma, tekstur dan warna antara penggunaan tepung terigu dan tepung tapioka terhadap kue pandan kukus?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui apakah tepung tapioka dapat digunakan sebagai bahan pengganti tepung terigu. (2) Mengetahui bagaimana tingkat kesukaan terhadap rasa, aroma, tekstur dan warna antara penggunaan tepung terigu dan tepung tapioka terhadap kue pandan kukus.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui substitusi yang cocok dalam pembuatan kue pandan kukus menggunakan tepung terigu dan tepung tapioka. (2) Memberikan informasi kepada para pembaca bahwa dalam pembuatan kue pandan kukus dapat menggunakan substitusi berbahan dasar tepung tapioka.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Metode penelitian yang akan dipakai oleh penulis adalah penelitian dengan cara eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab akibat antara faktor pertama dengan faktor kedua. (Arikunto, 2013)
Eksperimen yang dilakukan penulis bertujuan untuk mencari tahu hasil jadi kue pandan kukus yang dibuat dengan menggunakan tepung tapioka dan mencari tahu perbandingan tingkat kesukaan hasil jadi eksperimen kue pandan kukus dengan menggunakan tepung terigu dengan yang menggunakan tepung tapioka.
Penelitian eksperimen yang akan dilakukan oleh penulis adalah one shot case study. Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2013), one shot case study merupakan sebuah eksperimen yang dilaksanakan untuk mencari tahu efek atau hasil dari perlakuan yang diberikan pada suatu kelompok.
Penulis akan membagikan kuesioner secara acak kepada mahasiswa/i Binus University untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data berupa daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan harapan orang tersebut bersedia memberikan respon yang sesuai dengan permintaan penulis. (Arikunto, 2013). Dengan dilakukannya metode kuesioner ini, penulis dapat mengetahui tingkat kesukaan yang lebih disukai oleh panelis.
Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di rumah penulis sendiri yang beralamat di Jl. Wibisana 1 Blok C1 No. 9, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat 11740.
Uji Hipotesis
Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2013), hipotesis merupakan suatu dugaan tentang kebenaran mengenai hubungan dua variabel atau lebih. Dikatakan dugaan karena kebenaran masih berada di bawah (belum tentu benar) dan baru bisa menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-bukti.
Menurut Arikunto (2013), ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian: 1. Hipotesis Nol
Hipotesis nol menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel. Dalam notasi, hipotesis ini dituliskan dengan “H0”.
2. Hipotesis Alternatif
Hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan antar variabel. Dalam notasi, hipotesis ini dituliskan dengan “Ha” atau “H1”.
Perumusan statistik hipotesis penelitian: H0 : p = 0, jika 0 berarti tidak ada hubungan H1 : p ≠ 0, jika ≠ 0 berarti terdapat hubungan Keterangan:
H0 = hipotesis nol H1 = hipotesis alternatif
P = nilai korelasi dalam formulasi yang di hipotesiskan Hipotesis yang disusun oleh penulis untuk penelitian : Hipotesis 1
H0: Tidak terdapat kesukaan panelis terhadap rasa pada kue pandan kukus yang menggunakan tepung tapioka
H1: Ada kesukaan panelis terhadap rasa kue pandan kukus yang menggunakan tepung tapioka
Hipotesis 2
H0: Tidak terdapat kesukaan panelis terhadap aroma pada kue pandan kukus yang menggunakan tepung tapioka
H1: Ada kesukaan panelis terhadap aroma kue pandan kukus yang menggunakan tepung tapioka
Hipotesis 3
H0: Tidak terdapat kesukaan panelis terhadap tekstur pada kue pandan kukus yang menggunakan tepung tapioka
H1: Ada kesukaan panelis terhadap tekstur kue pandan kukus yang menggunakan tepung tapioka
Hipotesis 4
H0: Tidak terdapat kesukaan panelis terhadap warna pada kue pandan kukus yang menggunakan tepung tapioka
H1: Ada kesukaan panelis terhadap warna kue pandan kukus yang menggunakan tepung tapioka
Hipotesis 5
H0: Tidak terdapat daya terima panelis terhadap kue pandan kukus yang menggunakan tepung tapioka
H1: Ada daya terima panelis terhadap kue pandan kukus yang menggunakan tepung tapioka
Untuk mengetahui signifikasi bandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig sebagai berikut:
a. Jika nilai sig > 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak b. Jika nilai sig < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2012)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa/I Binus University angkatan 2014-2015 yang masih aktif dengan jumlah 22.798 orang, kecuali jurusan Hotel Management. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan panelis tidak terlatih untuk menguji tingkat kesukaan terhadap kue pandan kukus yang tepungnya disubstitusikan dengan tepung tapioka.
Panel tidak terlatih (Untrained Panel) dipakai untuk menguji tingkat kesenangan pada suatu produk ataupun menguji tingkat kemauan untuk mempergunakan suatu produk. (Sofiah & Achyar, 2008). Penulis akan mengambil sampel dari mahasiswa/i aktif Binus University yang tidak terlatih, dengan jumlah 80 orang panelis.
Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian
Penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif, dimana penelitian dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Data akan berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. (Sugiyono,2012)
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan datanya supaya dapat mempermudah kegiatannya. (Arikunto, 2013). Dalam penelitian “Uji Kesukaan Hasil Jadi Kue Pandan Kukus Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Tapioka” penulis akan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner.
Skala pengukuran yang akan digunakan oleh penulis adalah skala hedonik. Dalam skala ini panelis akan di uji tingkat kesukaannya dari tanggapan pribadinya tentang tingkat kesukaan. Penganalisaan skala hedonik ditransformasikan menjadi skala numerik dengan angka 1-6 berdasarkan tingkat kesukaan. (Sofiah & Achyar, 2008)
Tabel 1 Skala Hedonik Dengan Skala Numerik
Skala Hedonik Skala Numerik
Amat Sangat Suka 6 Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Netral 2
Tidak Suka 1
Metode Analisis Data
Pada penelitian ini penulis akan menggunakan metode analisis data dengan teknik statistik deskriptif. Statistik deskriptif merupakan statistik yang bertugas untuk “mendeskripsikan” atau “memaparkan” gejala hasil penelitian. Metode statistik deskriptif ini sifatnya sangat sederhana, dalam arti tidak menghitung dan tidak menggeneralisasikan hasil penelitian. Data- data yang terkumpul disajikan dalam bentuk tabel, diagram lingkaran, dan grafik, serta dengan perhitungan mean (rata-rata nilai), persentase, perhitungan penyebaran data dan standar deviasi. (Arikunto, 2013)
Paired Sampel T-Test
Menurut Arikunto (2013), uji paired t-test merupakan teknik yang digunakan untuk menguji ada dan tidaknya perbedaan antara dua kelompok data di dalam eksperimen. Dalam penelitian ini penulis membandingkan hasil jadi kue pandan kukus dengan tepung terigu dan hasil jadi kue pandan kukus dengan menggunakan tepung tapioka. Aplikasi yang biasanya digunakan untuk menghitung paired sampel t-test adalah SPSS (Statistical Product Service and Solution). Dengan SPSS ini, uji paired sampel t-test akan dihasilkan nilai rata-rata dan sig 2-tailed untuk mengetahui signifikan produk yang diuji. (Priyatno, 2013)
Jenis Data Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer merupakan sumber bahan atau dokumen yang diberikan sendiri oleh orang lain secara langsung kepada pengumpul data. Sumber sekunder adalah sumber bahan atau dokumen yang secara tidak langsung diberikan diberikan kepada pengumpul data. (Arikunto, 2013)
Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah (1) Studi Pustaka, yaitu teknik pengumpulan data-data dari sumber sekunder. Penulis memperoleh data-data melalui buku lokal maupun internasional, jurnal, internet, artikel, serta sumber lainnya yang bersifat mendukung penelitian penulis. (2) Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data berupa daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan harapan orang tersebut bersedia memberikan respon yang sesuai dengan permintaan penulis. (Arikunto, 2013).
HASIL DAN BAHASAN
PanelisPada penelitian “Uji Kesukaan Hasil Jadi Kue Pandan Kukus Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Tapioka” penulis menggunakan panelis tidak terlatih dari mahasiswa/i aktif Binus
University sebanyak 80 orang. Penulis menggunakan skala hedonik yang ditransformasikan
menjadi skala numerik dengan angka 1-6 untuk mewakili penilaian masing-masing panelis dalam menjawab kuesioner uji kesukaan. Penjelasan dari angka 1-6: 1 (Tidak Suka), 2 (Netral), 3 (Agak Suka), 4 (Suka), 5 (Sangat Suka) dan 6 (Amat Sangat Suka).
Uji Validitas
Sebuah data kuesioner dikatakan valid apabila rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel). Pada penelitian “Uji Kesukaan Hasil Jadi Substitusi Tepung Terigu Dengan Tepung Tapioka Terhadap Kue Pandan Kukus” penulis menggunakan bantuan program SPSS versi 19 dalam perhitungan hasil kuesioner dari 80 orang panelis tidak terlatih. Penulis menggunakan rtabel dengan taraf signifikan 1%, yaitu 0,286.
Tabel 2 Uji Validitas Kue Pandan Kukus A (Tepung Terigu)
Rasa A Aroma A Tekstur A Warna A
Total_SkorA Pearson Correlation ,744** ,750** ,727** ,763**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 80 80 80 80
Pada tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa rhitung dari 4 instrumen tersebut lebih dari rtabel sehingga data dapat dikatakan valid.
Tabel 3 Uji Validitas Kue Pandan Kukus B (Tepung Tapioka)
Rasa B Aroma B Tekstur B Warna B
Total_SkorB Pearson Correlation ,812** ,847** ,772** ,828**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 80 80 80 80
Pada tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa rhitung dari 4 instrumen tersebut lebih dari rtabel sehingga data dapat dikatakan valid.
Uji Reliabilitas
Tabel 4 Uji Reliabilitas Kue Pandan Kukus A (Tepung Terigu)
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items ,728 ,736 4
Data pada tabel di atas dapat dikatakan reliabel, karena hasil dari cronbach’s alpha based on
Tabel 5 Uji Reliabilitas Kue Pandan Kukus B (Tepung Tapioka) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items ,826 ,832 4
Dari tabel hasil uji reliabilitas data kuesioner kue pandan kukus B di atas dapat dikatakan reliabel, karena hasil dari cronbach’s alpha based on standardized items pada kue pandan kukus B adalah 0,832, dimana cronbach’s alpha melebihi 0,6.
Paired Sampel T-Test
Tabel 6 Paired Sampel T-Test
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Rasa A - Rasa B -,025 1,201 ,134 -,292 ,242 -,186 79 ,853 Pair 2 Aroma A - Aroma B -,150 1,115 ,125 -,398 ,098 -1,203 79 ,232 Pair 3 Tekstur A - Tekstur B -,338 1,517 ,170 -,675 ,000 -1,989 79 ,050 Pair 4 Warna A - Warna B -,112 1,079 ,121 -,353 ,128 -,932 79 ,354
Dari tabel paired sample t-test diatas dapat dilihat hasilnya bahwa:
1. Subvariabel rasa kue pandan kukus A dan kue pandan kukus B dilihat dari sig. (2-tailed) nya sebesar 0,853 dimana sig > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, yaitu tidak ada kesukaan panelis terhadap rasa pada kue pandan kukus dengan tepung tapioka.
2. Subvariabel aroma kue pandan kukus A dan kue pandan kukus B dilihat dari sig. (2-tailed) nya sebesar 0,232 dimana sig > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, yaitu tidak ada kesukaan panelis terhadap aroma pada kue pandan kukus dengan tepung tapioka.
3. Subvariabel tekstur kue pandan kukus A dan kue pandan kukus B dilihat dari sig. (2-tailed) nya sebesar 0,05 dimana sig ≤ 0,05. Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu ada kesukaan panelis terhadap tekstur pada kue pandan kukus dengan tepung tapioka.
4. Subvariabel warna kue pandan kukus A dan kue pandan kukus B dilihat dari sig. (2-tailed) nya sebesar 0,354 dimana sig > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, yaitu tidak ada kesukaan panelis terhadap warna pada kue pandan kukus dengan tepung tapioka.
Statistik Mean Kue Pandan Kukus
Tabel 7 Total Mean Kue Pandan Kukus A dan Kue Pandan Kukus B
Instrumen Kue Pandan Kukus A Kue Pandan Kukus B
Rasa 4,05 4,07
Aroma 3,98 4,13
Tekstur 3,69 4,02
Warna 4,18 4,29
Total Mean 3,975 4,128
Dengan menghitung rata-rata (mean) pada kedua kue pandan kukus tersebut dapat diketahui bahwa ada daya terima masyarakat terhadap kue pandan kukus yang menggunakan tepung tapioka. Jumlah rata-rata yang dimiliki kue pandan kukus B adalah 4,128 dan rata-rata kue pandan kukus A adalah 3,975, selisih antara kedua kue pandan kukus adalah 0,153.
SIMPULAN DAN SARAN
SimpulanDari hasil penelitian “Uji Kesukaan Hasil Jadi Kue Pandan Kukus Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Tapioka” dapat disimpulkan bahwa ada kesukaan terhadap rasa, aroma, tekstur dan warna terhadap kue pandan kukus yang menggunakan tepung tapioka. Ada juga daya terima dari masyarakat terhadap kue pandan kukus yang menggunakan tepung tapioka.
Berikut penjelasannya:
1. Dari hasil analisa data penelitian melalui total rata-rata (mean) pada kue pandan kukus A (tepung terigu) dan kue pandan kukus B (tepung tapioka), dapat disimpulkan bahwa tepung tapioka dapat digunakan sebagai bahan pengganti tepung terigu pada kue pandan kukus, serta ada daya terima dari masyarakat terhadap kue pandan kukus yang menggunakan tepung tapioka. Jumlah rata-rata yang dimiliki kue pandan kukus B adalah 4,128 dan rata-rata kue pandan kukus A adalah 3,975.
2. Tingkat kesukaan terhadap rasa, aroma, tekstur dan warna antara penggunaan tepung terigu dan tepung tapioka terhadap kue pandan kukus:
a. Dari segi rasa, kue pandan kukus A (tepung terigu) lebih disukai dibandingkan dengan kue pandan kukus B (tepung tapioka), dikarenakan hasil sig. (2-tailed) dari tabel paired
sample t-test adalah 0,853 dimana sig > 0,05 sehingga H0 diterima.
b. Dari segi aroma, kue pandan kukus A (tepung terigu) lebih disukai dibandingkan dengan kue pandan kukus B (tepung tapioka), dikarenakan hasil sig. (2-tailed) dari tabel paired
sample t-test adalah 0,232 dimana sig > 0,05 sehingga H0 diterima.
c. Dari segi tekstur, kue pandan kukus B (tepung tapioka) lebih disukai dibandingkan dengan kue pandan kukus A (tepung terigu), dikarenakan hasil sig. (2-tailed) dari tabel
paired sample t-test adalah 0,05 dimana sig ≤ 0,05 sehingga H0 ditolak.
d. Dari segi warna, kue pandan kukus A (tepung terigu) lebih disukai dibandingkan dengan kue pandan kukus B (tepung tapioka), dikarenakan hasil sig. (2-tailed) dari tabel paired
sample t-test adalah 0,354 dimana sig > 0,05 sehingga H0 diterima.
Saran
Penulis telah melakukan beberapa kali percobaan terhadap proses pembuatan kue pandan kukus, untuk memberikan hasil yang lebih baik penulis memiliki beberapa saran atas penelitiannya terhadap kedua kue pandan kukus yang dibuat (tepung terigu dan tepung tapioka).
1. Pada proses pengocokan adonan, lebih baik putih telur dan kuning telur dipisah proses pengocokannya (tidak dicampur) sehingga dapat memaksimalkan pengembangan kue pandan kukus.
2. Pada saat memasukkan adonan ke dalam cetakan kue ada baiknya diolesi dengan minyak terlebih dahulu untuk menghindari kelengketan pada cetakan, namun jangan berlebihan karena dapat menyebabkan hasil adonan menjadi turun / tidak mengembang.
3. Besarnya api yang digunakan saat mengukus adonan baiknya adalah medium, karena bila menggunakan api yang besar (high) dapat membuat hasil kue menjadi terbakar / gosong dasarnya.
4. Setelah kue pandan kukus matang harus didinginkan terlebih dahulu selama kurang lebih 10 menit, sehingga dapat mempermudah proses pengeluaran dari cetakan.
Setelah melakukan penelitian terhadap kue pandan kukus, penulis ingin menyampaikan bahwa tepung tapioka dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat selain beras dan terigu, serta sebagai pengganti tepung terigu dalam kue pandan kukus.
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai panduan untuk penelitian yang akan datang, penulis menyarankan untuk mengembangkan penggunaan tepung tapioka sebagai substitusi bahan dasar terhadap jenis kue yang lainnya (tidak hanya kue pandan kukus). Untuk menghasilkan suatu produk yang berkualitas baik perlu dilaksanakannya suatu penelitian lebih lanjut mengenai rasa, aroma serta cara pengolahan yang baik dan benar.
REFERENSI
Arikunto, S. (2013). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Ketahanan Pangan, Kementrian Pertanian. (2013). Pola Konsumsi Pangan B2sa. Diakses 16 Juni 2015 dari http://pusat-pkkp.bkp.pertanian.go.id.
Priyatno, D. (2014). SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: ANDI.
Sofiah, B. D., Achyar, T. S. (2008). Penilaian Indera. Jatinangor: Universitas Padjajaran.
Sugiyono, P. D. (2012). Metode Penelitian Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
RIWAYAT PENULIS
Meirlane Renata Prabaharjana lahir di kota Semarang pada tanggal 8 Mei 1993. Penulis
menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Hotel Management pada tahun 2015.