Case Report Case Report APENDISITIS PERFORASI APENDISITIS PERFORASI Oleh : Oleh : Resti
Resti Rusydi Rusydi 11111031200610312006 H
Huussnni i MMiinnaanndda a FFiikkrrii 11111100331111000066
Preseptor: Preseptor: dr. Syaruddin! S".# dr. Syaruddin! S".#
#A$IAN I%M& #EDAH #A$IAN I%M& #EDAH
RS&D ADNAAN 'D PA(A)&M#&H RS&D ADNAAN 'D PA(A)&M#&H FA
FA)&%T)&%TAS )EDO)AS )EDO)TERAN TERAN &NI*ERSITAS ANDA%AS&NI*ERSITAS ANDA%AS 2016
#A# 1 #A# 1
PENDAH&%&AN PENDAH&%&AN
Ap
Apendendisiisitis tis memeruprupakakan an peperadradangangan an yayang ng teterjarjadi di padpada a apeapendindiks ks vevermrmifoiformrmis.is.11
Apendisitis akut adalah penyebab paling umum dari akut abdomen, dan merupakan kasus Apendisitis akut adalah penyebab paling umum dari akut abdomen, dan merupakan kasus intr
intra-aa-abdombdominal inal yanyang g palipaling ng serisering ng memmembutubutuhkan hkan pempembedabedahan han darudarurat rat untuuntuk k menmencegacegahh timbulnya komplikasi yang berbahaya.
timbulnya komplikasi yang berbahaya.1-1-
Apendisi
Apendisitis paling sering terjadi pada tis paling sering terjadi pada pasien dalam dekade kedua hingga keempatpasien dalam dekade kedua hingga keempat keh
kehiduidupanpan. . !i!ibanbandindingkagkan n dendengagan n paspasieien n yanyang g lelebih bih mumuda, da, paspasieien n ususia ia lalanjunjut t dendengangan apendisit
apendisitis sering is sering menimbulmenimbulkan masalah kan masalah diagnostidiagnostik k lebih sulit lebih sulit karena presentasi manifestasikarena presentasi manifestasi klin
klinis is yang yang atipatipikaikal l dan dan kesukesulitlitan an komkomunikunikasi, asi, memmemperlperluas uas difediferensrensial ial diagdiagnosinosis. s. "ak"aktor tor--faktor ini berkontribusi pada tingkat perforasi yang amat tinggi terlihat pada orang tua.
faktor ini berkontribusi pada tingkat perforasi yang amat tinggi terlihat pada orang tua.## $et
$etika ika manmanifesifestasi tasi apenapendisidisitis tis daladalam m bentbentuk uk klasklasik, ik, apenapendisidisitis tis mudmudah ah untuuntuk k didiagnosi
didiagnosis dan s dan diobati. %ayangnydiobati. %ayangnya, hanya a, hanya ##& dari pasien ##& dari pasien dengan apendisitis mengeluhkadengan apendisitis mengeluhkann gejala klasik dan temuan fisik yang khas. 'al ini disebabkan tanda-tanda dan gejala a(al gejala klasik dan temuan fisik yang khas. 'al ini disebabkan tanda-tanda dan gejala a(al terutam
terutama tergantung pada lokasi ujung a tergantung pada lokasi ujung apendiks yang sangat bervariasi.apendiks yang sangat bervariasi.)) Oleh karena itu, Oleh karena itu,
diagnosis yang akurat dan tepat (aktu terhadap apendisitis dengan gejala atipikal menjadi diagnosis yang akurat dan tepat (aktu terhadap apendisitis dengan gejala atipikal menjadi salah satu masalah yang paling sering terle(atkan dalam ga(at darurat. *eskipun saat ini salah satu masalah yang paling sering terle(atkan dalam ga(at darurat. *eskipun saat ini ada peningkatan penggunaan ultrasonografi, computed tomografi scanning, dan
ada peningkatan penggunaan ultrasonografi, computed tomografi scanning, dan laparoskolaparoskopi,pi, tingkat misdiagnos
tingkat misdiagnosis apendisitis tetap konstan +1#,&, begitu is apendisitis tetap konstan +1#,&, begitu juga dengan angka juga dengan angka kejadiankejadian apendisitis perforasi. Persentase misdiagnosis kasus apendisitis secara signifikan lebih tinggi apendisitis perforasi. Persentase misdiagnosis kasus apendisitis secara signifikan lebih tinggi pada (anita dibandin
#A# 1 #A# 1
PENDAH&%&AN PENDAH&%&AN
Ap
Apendendisiisitis tis memeruprupakakan an peperadradangangan an yayang ng teterjarjadi di padpada a apeapendindiks ks vevermrmifoiformrmis.is.11
Apendisitis akut adalah penyebab paling umum dari akut abdomen, dan merupakan kasus Apendisitis akut adalah penyebab paling umum dari akut abdomen, dan merupakan kasus intr
intra-aa-abdombdominal inal yanyang g palipaling ng serisering ng memmembutubutuhkan hkan pempembedabedahan han darudarurat rat untuuntuk k menmencegacegahh timbulnya komplikasi yang berbahaya.
timbulnya komplikasi yang berbahaya.1-1-
Apendisi
Apendisitis paling sering terjadi pada tis paling sering terjadi pada pasien dalam dekade kedua hingga keempatpasien dalam dekade kedua hingga keempat keh
kehiduidupanpan. . !i!ibanbandindingkagkan n dendengagan n paspasieien n yanyang g lelebih bih mumuda, da, paspasieien n ususia ia lalanjunjut t dendengangan apendisit
apendisitis sering is sering menimbulmenimbulkan masalah kan masalah diagnostidiagnostik k lebih sulit lebih sulit karena presentasi manifestasikarena presentasi manifestasi klin
klinis is yang yang atipatipikaikal l dan dan kesukesulitlitan an komkomunikunikasi, asi, memmemperlperluas uas difediferensrensial ial diagdiagnosinosis. s. "ak"aktor tor--faktor ini berkontribusi pada tingkat perforasi yang amat tinggi terlihat pada orang tua.
faktor ini berkontribusi pada tingkat perforasi yang amat tinggi terlihat pada orang tua.## $et
$etika ika manmanifesifestasi tasi apenapendisidisitis tis daladalam m bentbentuk uk klasklasik, ik, apenapendisidisitis tis mudmudah ah untuuntuk k didiagnosi
didiagnosis dan s dan diobati. %ayangnydiobati. %ayangnya, hanya a, hanya ##& dari pasien ##& dari pasien dengan apendisitis mengeluhkadengan apendisitis mengeluhkann gejala klasik dan temuan fisik yang khas. 'al ini disebabkan tanda-tanda dan gejala a(al gejala klasik dan temuan fisik yang khas. 'al ini disebabkan tanda-tanda dan gejala a(al terutam
terutama tergantung pada lokasi ujung a tergantung pada lokasi ujung apendiks yang sangat bervariasi.apendiks yang sangat bervariasi.)) Oleh karena itu, Oleh karena itu,
diagnosis yang akurat dan tepat (aktu terhadap apendisitis dengan gejala atipikal menjadi diagnosis yang akurat dan tepat (aktu terhadap apendisitis dengan gejala atipikal menjadi salah satu masalah yang paling sering terle(atkan dalam ga(at darurat. *eskipun saat ini salah satu masalah yang paling sering terle(atkan dalam ga(at darurat. *eskipun saat ini ada peningkatan penggunaan ultrasonografi, computed tomografi scanning, dan
ada peningkatan penggunaan ultrasonografi, computed tomografi scanning, dan laparoskolaparoskopi,pi, tingkat misdiagnos
tingkat misdiagnosis apendisitis tetap konstan +1#,&, begitu is apendisitis tetap konstan +1#,&, begitu juga dengan angka juga dengan angka kejadiankejadian apendisitis perforasi. Persentase misdiagnosis kasus apendisitis secara signifikan lebih tinggi apendisitis perforasi. Persentase misdiagnosis kasus apendisitis secara signifikan lebih tinggi pada (anita dibandin
#A# 2 #A# 2 TIN+A&AN P&STA)A TIN+A&AN P&STA)A 2.1 Anat,-i 2.1 Anat,-i
.1.1 0okasi dan !eskripsi .1.1 0okasi dan !eskripsi
Ape
Apendikndiks s vermvermiforiformis mis adaladalah ah orgorgan an berbberbentuentuk k tabutabung ng yang yang memmempunypunyai ai otot danotot dan mengandung banyak jaringan limfoid. Panjang apendiks vermiformis bervariasi antara -1 mengandung banyak jaringan limfoid. Panjang apendiks vermiformis bervariasi antara -1 cm, dengan diameter 2,3 cm.
cm, dengan diameter 2,3 cm.330umennya sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian0umennya sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian
distal. 4amun demikian, pada bayi, apendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan distal. 4amun demikian, pada bayi, apendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan meny
menyempempit it ke ke araarah h ujunujungnyagnya. . $ea$eadaan daan ini ini munmungkin gkin menmenjadi sebab jadi sebab rendrendahnyahnya a insiinsidenden appendicitis pada usia itu.
appendicitis pada usia itu. !asar apendiks melekat pada permulaan posteromedial caecum, !asar apendiks melekat pada permulaan posteromedial caecum,
sekitar ,# cm di ba(ah ileocaecalis. Apendiks terletak di ileocaecum, pertemuan di tinea sekitar ,# cm di ba(ah ileocaecalis. Apendiks terletak di ileocaecum, pertemuan di tinea +5i
+5inea libera, tinea nea libera, tinea colica, dan colica, dan tinea omentum. Apendiks vermiformis diliputi seluruhnyatinea omentum. Apendiks vermiformis diliputi seluruhnya oleh peritoneum, yang melekat pada lapisan ba(ah mesenterium intestinum tenue melalui oleh peritoneum, yang melekat pada lapisan ba(ah mesenterium intestinum tenue melalui mesenteriumnya sendiri yang pendek, mesoapendiks. *esoapendiks berisi arteri dan vena mesenteriumnya sendiri yang pendek, mesoapendiks. *esoapendiks berisi arteri dan vena appendicularis, dan saraf-saraf.
appendicularis, dan saraf-saraf. 3 3
6ambar 1. Anatomi Apendiks 6ambar 1. Anatomi Apendiks//
Apendiks vermiformis terletak di regio iliaca de7tra, dan ujungnya diproyeksikan ke Apendiks vermiformis terletak di regio iliaca de7tra, dan ujungnya diproyeksikan ke dinding anterior abdomen pada titik
dinding anterior abdomen pada titik sepertiga ba(ah garis yang sepertiga ba(ah garis yang menghubunmenghubungkan spina gkan spina iliacailiaca anterior superior dan umbilicus +titik *c.8urney.
6ambar . 5itik *c8urney #
Perdarahan apendiks berasal dari arteria appendicularis merupakan cabang arteri ileocaecalis +cabang a.mesenterica superior. Arteri apendikularis merupakan arteri tanpa kolateral. 9ika arteri ini tersumbat, misalnya karena trombosis pada infeksi maka apendiks akan mengalami gangren#. Aliran darah balik yaitu melalui vena appendikularis mengalirkan
darahnya ke vena ileocaecal, kemudian menuju vena mesenteric superior dan masuk ke sirkulasi portal.3
Persarafan apendiks berasal dari saraf parasimpatis cabang dari n.vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan a. appendikularis . sedangkan saraf simpatis berasal dari n.thorakalis 7. karena itu nyeri visceral pada apendisitis bermula di sekitar umbilicus.
.1. Posisi jung Apendiks ;ermiformis
5erdapat beberapa variasi posisi apendiks vermiformis, yaitu diantaranya12,11
1. di belakang sekum +ascending retrocaecal: )&
. inferior sekum +subcaecal, turun ke arah pelvis minor: & . di belakang sekum +retrocaecal melintang: &
. anterior dari ileum +ascending paracaecal preileal: 1& #. posterior dari ileum +ascending paracaecal retroileal: 2,#&
Pada )#& kasus, apendiks terletak intraperitoneal. $edudukan itu memungkinkan apendiks bergerak dan ruang geraknya bergantung pada panjang mesoapendiks penggantungnya. Oleh karenanya, gejala klinis apendisitis ditentukan oleh letak apendiks.
2.2 Fisi,,/i
Apendiks menghasilkan lendir sebanyak 1- ml per hari, dan memiliki kapasitas # ml<hari. 0endir itu normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. 'ambatan aliran lendir di muara apendiks tampaknya berperan pada patogenesis apendisitis.
=munoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh 6A05 +Gut Associated Lymphoid Tissue terdapat di sepanjang saluran cerna, termasuk apendiks, ialah =gA. =munoglobulin tersebut sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. 4amun demikian, pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limf di sini kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh tubuh.
2.3 A"endisitis akut ..1 !efinisi
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis. Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan ba(ah rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat
.. >pidemiologi
=nsidens apendisitis akut di negara maju lebih tinggi daripada di negara berkembang. 4amun, dalam tiga-empat dasa(arsa terakhir kejadiannya menurun secara bermakna. 'al ini diduga disebabkan oleh meningkatnya penggunaan makanan berserat dalam menu sehari-hari.
Apendisitis paling sering terjadi pada pasien dalam dekade kedua hingga keempat kehidupan, dengan usia rata-rata 1, tahun. Adapun perbandingan apendisitis pada laki-laki: perempuan yaitu 1,-1,: 1.#
.. >tiologi
%umbatan lumen apendiks merupakan faktor yang dominan sebagai pencetus apendisitis akut.#, "ekalit adalah penyebab paling umum dari obstruksi apendiks. "ekalit
ditemukan pada 2& kasus apendisitis akut sederhana, di )#& kasus apendisitis gangren tanpa ruptur, dan hampir /2& dari kasus apendisitis gangren dengan ruptur. !i samping itu terdapat penyebab lain yang lebih jarang seperti hipertrofi jaringan limfoid, sisa barium yang mengental dari pemeriksaan 7-ray sebelumnya, tumor, dan parasit usus +seperti cacing askariasis.# %elain itu, salah satu penyebab yang diduga dapat menimbulkan apendisitis ialah
erosi mukosa apendiks akibat parasit seperti E. Histolytica.
Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. $onstipasi akan menaikkan tekanan intrasekal yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa.
.. Patofisiologi
Patofisiologi dasar apendisitis adalah obstruksi lumen apendiks yang diikuti oleh infeksi. %etelah terjadi obstruksi, peningkatan produksi lendir terjadi, yang menyebabkan peningkatan tekanan intraluminal. !engan meningkatnya tekanan dan stasis dari obstruksi, pertumbuhan bakteri yang berlebihan kemudian terjadi. 0endir kemudian berubah menjadi nanah yang menyebabkan peningkatan lebih lanjut dalam tekanan luminal.) 'al ini
menyebabkan distensi apendiks dan kemudian merangsang ujung saraf dari serabut aferen viseral, menghasilkan nyeri yang samar-samar, tumpul, dan menyebar di mid abdomen atau
epigastrium. Peristalsis juga dirangsang oleh distensi yang tiba-tiba, sehingga kram dapat menyamarkan nyeri viseral pada a(al perjalanan apendisitis. !istensi ini biasanya menyebabkan refleks mual dan muntah, dan nyeri viseral difus menjadi lebih parah.#
5ekanan luminal yang terus meningkat mengakibatkan obstruksi limfatik terjadi yang kemudian menyebabkan edema pada dinding apendiks. 5ahap ini dikenal sebagaia"endisitis akut atau fokal.)
*eningkatnya tekanan dalam lumen apendiks melebihi tekanan dari vena, sehingga kapiler dan vena tersumbat. Aliran darah arteriol yang terus berlanjut menyebabkan terjadinya obstruksi dan kongesti vaskular # dan mengakibatkan edema dan iskemia. =nvasi
bakteri pada dinding apendiks dikenal sebagai apendisitis supuratif akut.)
Patologi apendisitis dimulai di mukosa, kemudian melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam (aktu - jam pertama. Proses inflamasi ini segera melibatkan serosa
apendiks kemudian peritoneum parietal, yang menyebabkan pergeseran karakteristik nyeri ke kuadran kanan ba(ah.# Akibat tekanan yang terus meningkat, terjadi trombosis vena dan
arteri, menyebabkan gangren +apendisitis gangerenosa dan perforasi +apendisitis perforasi.)
paya pertahanan tubuh berusaha membatasi proses radang ini dengan menutup apendiks dengan omentum, usus halus atau adneksa +Walling off sehingga terbentuk masa periapendikuler yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate apendiks. !i dalamnya,
dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi. 9ika tidak terbentuk abses, apendisitis akan sembuh dan massa periapendikuler akan menjadi tenang dan selanjutnya akan mengurai diri secara lambat.
Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna tetapi membentuk jaringan parut yang melengket dengan jaringan sekitarnya. Perlengketan ini dapat
menimbulkan keluhan berulang di perut kanan ba(ah. %uatu saat organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan sebagai eksaserbasi akut.
Pada anak-anak dimana memiliki omentum yang pendek, dan pada orang tua yang memiliki daya tahan tubuh yang sudah menurun sulit untuk terbentuk infiltrat sehingga kemungkinan terjadi perforasi menjadi lebih besar.
6ambar ). Patofisiologi Apendisitis
..# $lasifikasi Apendisitis A. Apendisitis akut
1. Appendicitis Akut %ederhana (Cataral Appendicitis
Proses peradangan baru terjadi di mukosa dan sub mukosa disebabkan obstruksi. %ekresi mukosa menumpuk dalam lumen appendiks dan terjadi peningkatan tekanan dalam lumen yang mengganggu aliran limfe, mukosa appendiks jadi menebal, edema, dan kemerahan. 6ejala dia(ali dengan rasa nyeri di daerah umbilikus, mual, muntah, anoreksia, malaise, dan demam ringan. Pada appendicitis kataral terjadi leukositosis dan appendiks terlihat normal, hiperemia, edema, dan tidak ada eksudat serosa.
. Appendicitis Akut Purulenta (Supuratie Appendicitis!
5ekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan terbendungnya aliran vena pada dinding appendiks dan menimbulkan trombosis. $eadaan ini memperberat iskemia dan edema pada apendiks. *ikroorganisme yang ada di usus besar berinvasi ke dalam dinding appendiks menimbulkan infeksi serosa sehingga serosa menjadi suram karena dilapisi eksudat dan fibrin. Pada appendiks dan mesoappendiks terjadi edema, hiperemia, dan di dalam lumen terdapat eksudat fibrinopurulen. !itandai dengan rangsangan peritoneum lokal seperti nyeri tekan, nyeri lepas di titik *c 8urney, defans muskuler, dan nyeri pada gerak aktif dan pasif. 4yeri dan defans muskuler dapat terjadi pada seluruh perut disertai dengan tanda-tanda peritonitis umum.
. Appendicitis Akut 6angrenosa
8ila tekanan dalam lumen terus bertambah, aliran darah arteri mulai terganggu sehingga terjadi infrak dan ganggren. %elain didapatkan tanda-tanda supuratif, appendiks mengalami gangren pada bagian tertentu. !inding appendiks ber(arna ungu, hijau keabuan atau merah kehitaman. Pada appendicitis akut gangrenosa terdapat mikroperforasi dan kenaikan cairan peritoneal yang purulen.
8. Apendisitis Abses
Appendicitis abses terjadi bila massa lokal yang terbentuk berisi nanah +pus, biasanya di fossa iliaka kanan, lateral dari sekum, retrocaecal" su#caecal" dan pelic
?. Apendisitis Perforasi
Appendicitis perforasi adalah pecahnya appendiks yang sudah ganggren yang menyebabkan pus masuk ke dalam rongga perut sehingga terjadi peritonitis umum. Pada dinding appendiks tampak daerah perforasi dikelilingi oleh jaringan nekrotik.
!. Apendisitis $ronis
Appendicitis kronis merupakan lanjutan appendicitis akut supuratif sebagai proses radang yang persisten akibat infeksi mikroorganisme dengan virulensi rendah, khususnya obstruksi parsial terhadap lumen. !iagnosa appendicitis kronis baru dapat ditegakkan jika ada ri(ayat serangan nyeri berulang di perut kanan ba(ah lebih dari dua minggu, radang kronik appendiks secara makroskopik dan mikroskopik. %ecara histologis, dinding appendiks menebal, sub mukosa dan muskularis propia mengalami fibrosis. 5erdapat infiltrasi sel radang limfosit dan eosinofil pada sub mukosa, muskularis propia, dan serosa. Pembuluh darah serosa tampak dilatasi.
6ambar 3. $lasifikasi apendisitis ..) *anifestasi klinis
6ejala apendisitis bervariasi berdasarkan lokasi apendiks. 6ejala klasik apendisitis ialah nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral di daerah epigastrium atau di sekitar umbilicus. $eluhan ini sering disertai mual, kadang disertai muntah, dan umumnya nafsu makan menurun. !alam beberapa jam, nyeri akan berpindah ke kanan ba(ah +titik *c8urney. 4yeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatik setempat. 4yeri pada a(alnya di daerah epigastrium atau sekitar pusat, kemudian
berpindah ke kuadran kanan ba(ah disebut juga dengan ),ers si/n.#
Pada beberapa kasus, nyeri epigastrium tidak dirasakan tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat pencahar, yang justru dianggap berbahaya karena mempermudah terjadinya perforasi.
Apendiks yang terletak retrosekal retroperitoneal +antara sekum dan otot psoas mayor, tanda nyeri perut kanan ba(ah tidak begitu jelas dan tidak ada rangsangan peritoneal karena apendiks terlindung oleh sekum. @asa nyeri lebih ke arah perut sisi kanan atau nyeri timbul saat berjalan karena kontraksi otot psoas mayor yang menegang dari dorsal.#,,1
4yeri atipikal biasanya timbul jika apendiks terletak di dekat otot obturator internus, rotasi dari pinggang meningkatkan nyeri pada pasien ditemui ketika ujung apendiks terletak di panggul.) @adang pada apendiks yang terletak di rongga pelvis dapat menimbulkan gejala
dan tanda rangsangan sigmoid atau rectum sehingga peristalsis meningkat dan pengosongan rectum menjadi lebih cepat serta berulang. Apendiks yang menempel ke kandung kemih dapat menimbulkan dysuria dan peningkatan frekuensi kencing akibat rangsangan apendiks terhadap dinding kandung kemih.), Apendiks yang terletak di depan ileum terminal dekat
dengan dinding abdominal, maka nyeri sangat jelas.1 %edangkan jika apendiks terletak di
belakang ileum akan menyebabkan nyeri testis, mungkin disebabkan iritasi arteri spermatika dan ureter.#
Pada lebih dari /#& pasien dengan apendisitis akut, anoreksia merupakan gejala yang pertama dirasakan, diikuti oleh nyeri perut, kemudian muntah-muntah +jika muntah terjadi.
'anya ##& dari pasien dengan apendisitis mengeluhkan gejala dan temuan fisik yang klasik. 'al ini dikarenakan tanda-tanda dan gejala a(al terutama tergantung pada lokasi ujung apendiks yang sangat bervariasi. $etika ujung apendiksretrocecal, nyeri dapat dimanifestasikan dengan ekstensi pasif pinggul +psoas sign. $etika apendiks terletak di pelvis, nyeri dapat terdeteksi selama pemeriksaan rektal toucher atau pemeriksaan panggul. !engan demikian, pada pasien dengan sakit perut terus-menerus dan gejala rektum +diare atau tenesmus, penting untuk melakukan pemeriksaan dubur.)
6ejala apendisitis akut pada anak tidak spesifik. Pada a(alnya, anak sering hanya menunjukkan gejala re(el dan tidak mau makan. Anak sering tidak bias melukiskan rasa nyerinya. Oleh karenanya apendisitis sering baru diketahui setelah terjadi perforasi.
Pada kehamilan, keluhan utama apendisitis adalah nyeri perut, mual, dan mutah. 'al ini perlu dicermati karena pada kehamilan trimester pertama sering juga terjadi mual dan muntah. Pada kehamilan lanjut, sekum dan apendiks terdorong ke kraniolateral sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan ba(ah tetapi lebih di region lumbal kanan.
6ambar 3. 0etak Apendiks selama kehamilan ..3 !iagnosis
Ana-nesis
Pada anamnesis, keluhan utama apendisitis biasanya mula-mula dirasakan di epigastrium atau region umbilical yang kemudian dapat menyebar dan dirasakan di seluruh
perut. 4yeri kemudian dirasakan berpindah ke perut kanan ba(ah, tepatnya di titik *c 8urney. %elain itu terdapat pula keluhan anoreksia, mual, muntah, obstipasi, dan febris. 4amun, keluhan yang dirasakan pasien apendisitis dapat berbeda oleh karena gejala
ditentukan dari posisi ujung apendiks. Pe-eriksaan isik
Pada pemeriksaan fisik hasil yang didapatkan ditentukan terutama oleh posisi anatomis dari apendiks yang meradang, serta oleh apakah organ tersebut telah mengalami ruptur ketika pasien pertama diperiksa.#
5anda rangsangan peritoneum lokal di titik *c 8urney yaitu nyeri tekan, nyeri lepas, dan defens muskuler. %edangkan nyeri rangsang peritoneum tidak langsung dapat berupa
1. 4yeri pada sisi kanan ba(ah yang timbul saat dilakukan palpasi dengan tekanan
pada kuadran kiri ba(ah R,sin/s si/n
. 4yeri pada sisi kanan ba(ah yang timbul saat palpasi dengan tekanan pada
kuadran kanan ba(ah dilepaskan tiba-tiba- #u-4er/s si/n
. 4yeri kanan ba(ah bila peritoneum bergerak seperti saat nafas dalam, berjalan,
6ambar . 5itik *c. 8urney • %tatus 6eneralis
$eadaan umum pasien tampak kesakitan, membungkuk, dan memegang perut kanan ba(ah. 5anda-tanda vital tidak banyak berubah pada apendisitis tanpa perforasi.# Pada pemeriksaan suhu biasanya didapatkan demam ringan dengan suhu
sekitar 3,#-,#o?, denyut nadi normal atau sedikit meningkat.# Perubahan
signifikan biasanya menunjukkan bah(a komplikasi telah terjadi atau diagnosis lain harus dipertimbangkan.#
• %tatus lokalis
- =nspeksi: tidak ditemukan gambaran spesifik. $embung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut kanan ba(ah bisa dilihat pada masa atau abses periapendikuler.
- Palpasi: didapatkan nyeri terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertai nyeri lepas +8lumbergBs sign. !efens muskuler menunjukan adanya rangsangan peritoneum parietal. 4yeri tekan perut kanan ba(ah merupakan kunci diagnosis.
- Perkusi: nyeri ketuk *c 8urney karena rangsangan peritoneum
- Auskultasi: peristaltik usus sering normal tetapi juga dapat menghilang akibat adanya ileus paralitik pada peritonitis generalisata yang disebabkan oleh apendisitis perforasi.
• Pemeriksaan khusus#, - R,sin/s si/n
Positif jika dilakukan palpasi dengan tekanan pada kuadran kiri ba(ah dan timbul nyeri pada sisi kanan.
- Ps,as si/n
Pasien dibaringkan pada sisi kiri, kemudian dilakukan ekstensi dari panggul kanan. Positif jika timbul nyeri pada kanan ba(ah, menandakan apendiks yang meradang menempel di otot psoas mayor.
6ambar /. Pemeriksaan Psoas sign - O4turat,r si/n
Pada pasien dilakukan fleksi panggul dan dilakukan rotasi internal pada panggul. Positif jika timbul nyeri pada hipogastrium atau vagina bilamana apendiks yang meradang bersentuhan dengan otot obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil. 6erakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang akan menimbulkan nyeri pada apendisitis pelvika.
6ambar 12. Pemeriksaan Obturator sign
- Pemeriksaan colok dubur menyebabkan nyeri bila daerah infeksi dapat dicapai dengan jari telunjuk, misalnya pada apendisitis pelvika. Pada apendisitis pelvika, tanda perut sering meragukan sehingga kunci diagnosis adalah nyeri terbatas pada jam /-1 se(aktu dilakukan colok dubur.
5abel 1. Pemeriksaan "isik yang $has pada Apendisitis
9enis Pemeriksaan =nterpretasi
Rovsing’s sign Positif jika dilakukan palpasi dengan tekanan pada kuadran kiri ba(ah dan timbul nyeri pada sisi kanan.
Psoas sign atau Obraztsova’s sign
Pasien dibaringkan pada sisi kiri, kemudian dilakukan ekstensi dari panggul kanan. Positif jika timbul nyeri pada kanan ba(ah.
Obturator sign Pada pasien dilakukan fleksi panggul dan dilakukan rotasi internal pada panggul. Positif jika timbul nyeri pada hipogastrium atau vagina.
Dunphy’s sign Pertambahan nyeri pada tertis kanan ba(ah dengan batuk
Ten Horn sign 4yeri yang timbul saat dilakukan traksi lembut pada korda spermatic kanan
Kocher (Kosher)’s sign
4yeri pada a(alnya pada daerah epigastrium atau sekitar pusat, kemudian berpindah ke kuadran kanan ba(ah.
Sitkovskiy
(Rosenstein)’s sign
4yeri yang semakin bertambah pada perut kuadran kanan ba(ah saat pasien dibaringkan pada sisi kiri
Bartoier! "iche#son’s sign
4yeri yang semakin bertambah pada kuadran kanan ba(ah pada pasien dibaringkan pada sisi kiri dibandingkan dengan posisi terlentang
$ure!Rozanova’s sign 8ertambahnya nyeri dengan jari pada petit triangle kanan +akan positif %hchetkin-8loombergBs sign
B#uberg sign !isebut juga dengan nyeri lepas. Palpasi pada kuadran kanan ba(ah kemudian dilepaskan tiba-tiba
Pe-eriksaan %a4,rat,riu-• 0aboratorium darah
0eukositosis ringan +12.222-1.222 sel<mm biasanya didapatkan pada pasien dengan
akut apendisitis tanpa komplikasi, dan sering disertai dengan dominasi polimorfonuklear. 9umlah sel darah putih di atas 1.222 sel<mmmeningkatkan kemungkinan apendiks perforasi
dengan atau tanpa abses.#
• rin lengkap
rinalisis berguna untuk menyingkirkan saluran kemih sebagai sumber infeksi. *eskipun beberapa sel darah putih atau merah bisa berasal dari ureter atau iritasi kandung kemih sebagai akibat dari radang pada apendiks, bakteriuria dalam spesimen urin yang diperoleh melalui kateter umumnya tidak terlihat dalam apendisitis akut.#
Pe-eriksaan Radi,,/i • "oto polos abdomen
"oto polos abdomen jarang mampu menegakkan diagnosis, namun berguna dalam mengidentifikasi free gas, dan dapat menunjukkan appendicolith di 3-1#& kasus.
!itemukannya sebuah appendicolith membuat kemungkinan apendisitis akut hingga /2&. Pada pasien dengan apendisitis akut, pola gas usus yang abnormal sering terlihat namun bukan merupakan penemuan yang spesifik #
• ltrasonografi
ltrasound dengan radiasi pengion yang rendah harus menjadi penunjang pilihan pada pasien muda, dan efektif mengidentifikasi apendiks abnormal, terutama pada pasien yang
kurus.
Graded compression sonography telah diusulkan sebagai cara yang akurat untuk menegakkan diagnosis apendisitis. !iagnosis sonografi apendisitis akut memiliki sensitivitas dari ##-/)& dan spesifisitas #-/&.# 'asil scan dianggap positif jika terdapat gambaran
aperistaltik, noncompressi#le apendiks C) mm pada arah anteroposterior.1# 5erlihatnya
appendicolith menetapkan diagnosis. Penebalan dinding apendiks dan adanya cairan periappendiceal sangat sugestif. !emonstrasi sonografi dari usus buntu yang normal yaitu compressi#le, struktur tabung #lind -ending berukuran D# mm, dapat menyingkirkan diagnosis apendisitis akut. #
6ambar 11. Apendiks normal. A dan 8, longitudinal A dan transversal +8 sonogram, menunjukkan apendiks +panah dengan diameter kurang dari 3 mm cut-off point, dikelilingi
oleh lemak noninflamed normal1)
6ambar 1. Apendiks yang mengalami apendisitis.
0ongitudinal dan transversal sonogram menunjukkan apendiks yang membesar +panah dikelilingi oleh lemak meradang hyperechoic +panah. 1)
Apendiks yang meradang memiliki diameter lebih besar dari ) mm, dan biasanya dikelilingi oleh hyperechoic inflamed fat di sonografi. 5anda-tanda yang sangat mendukung apendisitis yaitu adanya appendicolith, penebalan caecal apikal.1)
• ?5
Pada ?5, apendiks yang meradang tampak melebar +E # cm dan dinding yang menebal. 8iasanya ada bukti peradangan, dengan Flemak kotor,F mesoappendi7 menebal, dan bahkan phlegmon jelas.,#,13,1
"ekalit dapat dengan mudah divisualisasikan, tetapi adanya fekalit bukan patognomonik dari apendisitis. ?5 scan merupakan teknik yang sangat baik untuk
mengidentifikasi proses inflamasi lain yang menyerupai apendisitis.#
6ambar 1. Apendiks normal memiliki diameter luar maksimum ) mm, dikelilingi oleh homogeneous non$inflamed fat , dan sering mengandung gas intraluminal. 1)
6ambar 1. Apendisitis. ?5 %can dengan kontras menggambarkan apendiks yang mengalami distensi dan berisi cairan +panah dengan periappendiceal fat-stranding.1)
• 8arium enema
Gaitu suatu pemeriksaan H-@ay dengan memasukkan barium ke colon melalui anus. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan komplikasi-komplikasi dari appendicitis pada jaringan sekitarnya dan juga untuk menyingkirkan diagnosis banding.#
tidak adanya pengisian apendiks dan efek massa pada tepi medial serta inferior dari caecumI pengisisan lengkap dari apendiks menyingkirkan apendisitis.#
6ambar 1#. Apendiks yang normal pada pemeriksaan barium enema
Apendiks terisi penuh dengan kontras, yang secara efektif menyingkirkan diagnosis apendisitis.1/
• 0aparoskopi
dapat berfungsi baik sebagai manuver diagnostik dan terapeutik untuk pasien dengan sakit perut akut dan yang diduga apendisitis akut.#
*eskipun dilakukan pemeriksaan dengan cermat dan teliti, diagnosis klinis apendisitis akut masih mungkin salah pada sekitar 1#-2& kasus dimana lebih sering terjadi pada perempuan terutama yang masih muda oleh karena keluhan yang menyerupai timbul dari genitalia interna +seperti ovulasi, menstruasi, radang di pelvis, atau penyakit ginekologik lain.
ntuk menurunkan angka kesalahan diagnosis apendisitis akut, bila diagnosis meragukan, sebaiknya penderita diobservasi di rumah sakit dengan frekuensi setiap 1- jam. Pemeriksaan ultrasonografi dapat meningkatkan akurasi diagnosis.
$emungkinan apendisitis dapat diyakinkan dengan menggunakan skor Alvarado. %istem skor dibuat untuk meningkatkan cara mendiagnosis apendisitis.#
5abel . The %odified Alarado score#
The %odified Alarado Score %kor 6ejala Perpindahan nyeri dari ulu hati ke
perut kanan ba(ah
1
*ual-*untah 1
Anoreksia 1
5anda 4yeri di perut kanan ba(ah
4yeri lepas 1
!emam diatas 3,#J? 1
Pemeriksaan 0ab
0eukositosis
'itung jenis leukosit shift to the left 1
5otal 12
=nterpretasi dari *odified Alvarado %core:
- Pasien dengan skor awal ≤ 4 sangat tidak mungkin menderita apendisitis dan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit kecuali gejalanya memburuk.
- Skor 5-6 : dipertimbangkan apendisitis akut tapi tidak perlu operasi segera
- Skor -! : dipertimbangkan mengalami apendisitis akut
- Skor "-#$: hampir de%i-niti% mengalami apendisitis akut dan dibutuhkan tindakan bedah
.. !iagnosis banding
!iagnosis apendisitis akut tergantung pada empat faktor utama yaitu lokasi anatomi dari apendiks yang meradangI tahap proses +yaitu tanpa komplikasi atau sudah tejradi
perforasiI usiaI dan jenis kelamin pasien.#
• 6astroenteritis
Pada gastroenteritis, mual, muntah, dan diare mendahului rasa nyeri. 4yeri perut sifatnya lebih ringan dan tidak berbatas tegas. %ering dijumpai adanya hiperperistaltis. !emam dan leukositosis kurang menonjol dibandingkan dengan apendisitis akut.
• 0imfadenitis mesenterika
8iasa didahului dengan enteritis atau gastroenteritis, ditandai dengan nyeri perut, terutama sebelah kanan serta perasaan mual dan nyeri tekan perut yang sifatnya samar, terutama perut sebelah kanan.
• $elainan ovulasi
"olikel ovarium yang pecah pada ovulasi dapat menimbulkan nyeri pada perut kanan ba(ah di tengah siklus menstruasi. Pada anamnesis, nyeri yang sama pernah timbul
lebih dahulu.
• =nfeksi panggul
%alphingitis akut kanan sering dikacaukan dengan apendisitis akut. %uhu biasanya lebih tinggi daripada apendisitis dan nyeri perut bagian ba(ah perut lebih difus. =nfeksi panggul pada (anita biasanya disertai keputihan dan infeksi urin. Pada colok vagina akan timbul nyeri hebat di panggul jika uterus diayunkan. Pada gadis dapat dilakukan colok dubur jika perlu untuk diagnosis banding.
• $ehamilan di luar kandungan
'ampir selalu ada ri(ayat telat haid dengan keluhan yang tidak menentu. Pada pemeriksaan vagina, didapatkan nyeri dan penonjolan rongga !ouglas dan pada
kuldosentesis didapatkan darah. • $ista ovarium terpuntir
5imbul nyeri mendadak dengan instensitas yang tinggi dan teraba massa dalam rongga pelvis pada pemeriksaan perut, colok vagina, atau colok rektal. 5idak terdapat demam. Pemeriksaan ultrasosnografi dapat menentukan diagnosis.
• >ndometriosis eksterna
>ndometriosis di luar rahim akan menimbulkan nyeri di tempat endometriosis berada, dan darah mestruasi terkumpul di tempat itu karena tidak ada jalan keluar.
• rolitiasis
Pielum atau ureter kanan. Adanya ri(ayat kolik dai pinggang ke perut yang menjalar ke inguinal kanan merupakan gambaran yang khas. 'ematuria sering ditemukan. "oto polos perut atau urografi intravena dapat memastikan penyakit tersebut. Pielonefritis
sering disertai dengan demam tinggi, menggigil, nyeri kostovertebra an piuria. • Penyakit saluran cerna lainnya
divertikulitis, chronBs disease, ileokolitis, typhoid, serta keganasan
../ Penatalaksanaan
5atalaksana apendisitis pada kebanyakan kasus adalah apendektomi. $eterlambatan dalam tatalaksana dapat meningkatkan kejadian perforasi.2 Oleh karenanya, meskipun
terdapat modalitas diagnostik yang lebih canggih, pentingnya intervensi operasi segera tidak harus diminimalkan.# Pada pasien dengan presentasi atipikal, pemeriksaan fisik adalah alat
yang paling penting dalam memutuskan apakah pasien membutuhkan operasi.1/
Pasien dengan ri(ayat klasik dan temuan pemeriksaan fisik, dengan analisis urin normal +atau piuria dan jumlah leukosit yang tinggi dengan pergeseran ke kiri biasanya tidak memerlukan studi pencitraan tambahan sebelum apendektomi. Pembedahan juga diindikasikan pada pasien dengan presentasi atipikal dan temuan radiografi yang konsisten dengan apendisitis. %etiap pasien dengan nyeri perut atipikal yang memiliki +1 nyeri persisten dan menjadi demam, + peningkatan jumlah leukosit, atau + temuan pemeriksaan
klinis memburuk harus menjalani laparoskopi diagnostik dan usus buntu.1/
Apendektomi dapat dilakukan dengan open atau laparoskopi1 *enurut Society of
American Gastrointestinal and Endoscopic Surgeons +%A6>% 212 keadaan yang sesuai untuk dilakukan laparoskopi diantaranya pada pasien dengan apendisitis tanpa komplikasi,
anak-anak, dan (anita hamil.1/ Prosedur apendektomi laparoskopi sudah terbukti
menghasilkan nyeri pasca bedah yang lebih sedikit, pemulihan yang lebih cepat dan angka kejadian infeksi luka yang lebih rendah, akan tetapi terdapat peningkatan kejadian abses intra abdomen dan pemanjangan (aktu operasi. 0aparoskopi dikerjakan untuk diagnosa dan terapi pada pasien dengan akut abdomen, terutama pada (anita
%ebelum dilakukan operasi, maka perlu dilakukan persiapan seperti hidrasi yang adekuat harus dipastikan, kelainan elektrolit harus diperbaiki, dan kondisi jantung, paru, dan ginjal harus ditangani terlebih dahulu. %ebuah penelitian meta-analisis telah menunjukkan efikasi antibiotik pra operasi dalam menurunkan komplikasi infeksi di apendisitis. Pada apendisitis akut tanpa komplikasi, tidak ada manfaat dalam memperluas cakupan antibiotik melampaui jam. Pada apendisitis perforasi atau dengan gangren, antibiotik dilanjutkan sampai pasien tidak demam dan memiliki jumlah sel darah putih normal. ntuk infeksi intra-abdominal dari saluran pencernaan yang ringan sampai sedang, Surgical &nfection Society telah merekomendasikan terapi tunggal dengan cefo7itin, cefotetan, atau asam klavulanat tikarsilin. ntuk infeksi yang lebih berat, terapi tunggal dengan carbapenems atau terapi kombinasi dengan sefalosporin generasi ketiga, monobactam, atau aminoglikosida ditambah untuk anaerobik dengan klindamisin atau metronidaKole..@ekomendasi serupa untuk anak-anak.#
Penggunaan antibiotik terbatas sampai jam dalam kasus apendisitis nonperforasi. %edangkan untuk apendisitis perforasi, dianjurkan terapi diberikan selama 3 sampai 12 hari. Antibiotik =; biasanya diberikan sampai jumlah sel darah putih normal dan pasien tidak demam selama jam.# %elain itu pemberian analgesik untuk menghilangkan
nyeri juga diberikan pada pasien baik sebelum maupun sesudah operasi untuk mengurangi keluhan.
=nterval apendektomi dilakukan minimal ) minggu setelah kejadian akut direkomendasikan untuk semua pasien yang diobati baik nonoperatif atau dengan drainase abses sederhana.#
Adapun beberapa macam insisi untuk apendektomi:
Insisi $rid Ir,n 5M#urney Inisi,n
=nsisi 6ridiron pada titik *c8urney. 6aris insisi parallel dengan otot oblikus eksternal, mele(ati titik *c8urney yaitu 1< lateral garis yang menghubungkan spina liaka anterior superior kanan dan umbilikus.
%anz transverse incision
=nsisi dilakukan pada cm di ba(ah pusat, insisi transversal pada garis miklavikula-midinguinal. *empunyai keuntungan kosmetik yang lebih baik dari pada insisi grid iron.
Ruther&or' "orisson’s incision 5insisi su"rain/uina#
*erupakan insisi perluasan dari insisi *c8urney. !ilakukan jika apendiks terletak di parasekal atau retrosekal dan terfiksir.
%o "i'#ine ncision*+
!ilakukan jika apendisitis sudah terjadi perforasi dan terjadi peritonitis umum.
Insisi "ara-edian kanan 4a7a#
=nsisi vertikal paralel dengan midline, ,# cm di ba(ah umbilikus sampai di atas pubis.
..12 $omplikasi
• *assa apendikuler
*asa apendiks terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi atau dibungkus oleh omentum dan<atau lekuk usus halus.
Pasien yang datang dengan massa apendikuler telah mengalami gejala untuk durasi yang lebih lama, biasanya setidaknya # sampai 3 hari.#
Pasien de(asa dengan masa periapendikuler yang dengan dinding sempurna sebaiknya dira(at terlebih dahulu dan diberi antibiotic sambil dilakukan pemantauan terhadap suhu tubuh, ukuran massa, serta luasnya peritonitis. 8ila sudah tidak ada demam, massa periapendikuler hilang, dan leukosit normal, penderita boleh pulang dan apendektomi elektif
dapat dikerjakan - bulan kemudian agar perdarahan akibat perlengketan dapat ditekan sekecil mungkin.
• Abses apendikuler
Abses yang terbentuk akibat mikro atau makro perforasi dari apendiks yang meradang yang kemudian ditutupi oleh omentum, usus halus, atau usus besar.
• Perforasi
Apendisitis perforasi terjadi pada #,& kasus. Anak di ba(ah # tahun dan pasien berusia lebih dari )# tahun memiliki angka kejadian perforasi tertinggi +# dan #1& 5elah
dikemukakan bah(a terlambatnya diagnosis apendisitis bertanggung ja(ab untuk sebagian besar apendisitis perforasi. 5idak ada cara yang akurat untuk menentukan kapan dan apakah ada kemungkinan apendiks akan pecah sebelum resolusi proses inflamasi. Penelitian terbaru menunjukkan bah(a, pada pasien tertentu, observasi dan terapi antibiotik saja dapat menjadi pengobatan yang tepat untuk akut apendisitis.#
8ila terjadi perforasi akan terbentuk abses apendiks. !itandai dengan kenaikan suhu dan frekuensi nadi, bertambahnya nyeri dan teraba pembengkakan masa, serta bertambahnya angka leukosit.1
@uptur apendiks harus dicurigai jika terjadi demam dengan suhu E/J ? dan jumlah sel darah putih E1.222 sel<mm.#
• Peritonitis
Peritonitis umum terjadi proses Lalling-off tidak efektif saat terjadi perforasi.#
!itandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat yang meliputi seluruh perut, dan perut menjadi tegang dan kembung. 4yeri tekan dan defens muskuler terjadi di seluruh perut, mungkin disertai dengan pungtum maksimum di region iliaka kanan.
• Abses hepar • =leus
• %yok septik
..11 Prognosis
Angka kematian akibat apendisitis yaitu 2,-2,& yang lebih banyak disebabkan komplikasi penyakit daripada intervensi bedah. Angka kematian pada anak-anak berkisar antara 2,1& sampai 1&I pada pasien yang lebih tua dari 32 tahun, angka kematian naik di atas 2&, terutama karena keterlambatan diagnosis dan terapi. Perforasi apendiks dikaitkan dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan apendisitis nonperforasi. @isiko kematian apendisitis akut tanpa gangren kurang dari 2,1&, namun risiko meningkat menjadi 2,)& pada apendisitis gangren. 5ingkat perforasi bervariasi dari 1)& hingga 2&, dengan frekuensi yang lebih tinggi terjadi pada kelompok usia muda +2-#3& dan pada pasien yang lebih tua dari #2 tahun +##-32&, dimana sering terjadi misdiagnosis
dan diagnosis yang tertunda. $omplikasi terjadi pada 1-#& pasien dengan apendisitis, dan infeksi luka pasca operasi menyebabkan kematian untuk hampir sepertiga dari morbiditas terkait.1/
2.8 A"endisitis Rekurens
!iagnosis apendisitis rekurens baru dapat dipikirkan jika ada ri(ayat serangan nyeri berulang di perut kanan ba(ah yang mendorong dilakukannya apendektomi dan hasil patologi menunjukkan peradangan akut. $elainan ini terjadi bila serangan apendisitis akut pertama kali sembuh spontan. 4amun apendiks tidak pernah kembali ke bentuk aslinya karena terjadi fibrosis dan jaringan parut. @esiko terjadinya serangan berulang adalah sekitar #2&.
2.9 A"endistis )r,nik
!iagnosis baru dapat ditegakkan jika semua syarat terpenuhi : +1 ri(ayat nyeri perut kanan ba(ah yang lebih dari dua minggu, + terbukti terjadi radang kronik baik secara makroskopik maupun mikroskopik +adanya fibrosis menyeluruh pada dinding apendiks, sumbatan parsial atau total pada lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lama di mukosa, dan infiltrasi sel inflamasi kronik, dan + keluhan menghilang pasca apendektomi.
#A# III
%APORAN )AS&S
3.1 IDENTITAS
4ama : 4y.* +4o. @* : 22//
mur : # tahun
Pekerjaan : =bu @umah 5angga Alamat : %arilamak
Agama : =slam %tatus : *enikah
5anggal *asuk : 13 April 21) 3.2 ANAMNESIS
$eluhan utama : 4yeri perut kanan ba(ah semakin meningkat sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit.
4yeri perut kanan ba(ah semakin meningkat sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit.
@i(ayat nyeri perut disekitar pusar 1# hari yang lalu kemudian nyeri berpindah ke perut kanan ba(ah dan dirasakan terus menerus dan meningkat satu hari yang lalu. !emam dirasakan sejak 1 hari yang lalu
*ual dirasakan sejak adanya nyeri perut disertai menurunnya nafsu makan @i(ayat muntah 1 hari yang lalu, frekuensi E#7 sehari, isi apa yang dimakan 8A8 dan 8A$ dalam batas normal
@i(ayat Penyakit !ahulu
- 5idak pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnya
@i(ayat Penyakit $eluarga
- 5idak ada anggota keluarga yang mengeluhkan keluhan serupa @i(ayat $ebiasaan %osial dan >konomi
− Pasien seorang ibu rumah tangga 3.3 PEMERI)SAAN FISI)
%tatus generalis:
$eadaan umum : 5ampak sakit sedang $esadaran : ?ompos mentis
5anda vital : 5ekanan darah : 12<32 mm'g
4adi : /27< menit
@espirasi : 27 < menit
%uhu : ),3 M?
)e"aa : %eer ;
- *ata : konjungtiva anemis +-<-, sklera ikterik +-<-
- 0eher : pembesaran $68 +-, pembesaran tiroid +-
5ekanan vena jugularis tidak meningkat
T,ra< ;
Paru
- =nspeksi : gerakan dinding dada simetris, retraksi +-
- Palpasi : "remitus kiri sama dengan kanan
- Perkusi : sonor pada kedua lapang paru - Auskultasi : vesikular, @h +-<-, Lh +-<-
+antun/
- =nspeksi : =ktus ?ordis tidak terlihat
- Palpasi : =ktus teraba 1 jari lateral 0*?% @=? ;
- Perkusi :
o 8atas atas : @=? sinistra
o 8atas ba(ah : @=? sinistra
o 8atas kanan : linea parasternalis de7tra
o 8atas kiri : 1 jari lateral 0*?% @=? ;
A4d,-en
status lokalis
$enitaia eksterna
- =nspeksi : tidak diperiksa
Ana:"eriana
- =nspeksi : tidak diperiksa
Ekstre-itas atas=4a7a
- Akral hangat, perfusi N detik, edem pretibia
-<-%tatus 0okalis
Re/i, A4d,-en;
- =nspeksi : distensi +-, massa +-, venektasi +-
- Palpasi : supel, nyeri tekan titik *c 8urney+, defans muskuler +-, hepar dan lien tidak teraba.
- Perkusi : timpani +
- Auskultasi: 8ising usus + menurun
- Psoas sign: +
: 8lumberg sign: +
3.8 PEMERI)SAAN PEN&N+AN$ %a4 dara rutin
'asil pemeriksaan laboratorium
!arah @utin +1 April 21):
'b : 1,gr<dl +1-1 gr<dl
0eu : 12./22<mm +#.222-12.222<mm
'5 : 3 & +3-
5rom : 1/ ribu<mm +1#2-22ribu<mm
)esan; %euk,sit,sis rin/an
3.9 DIA$NOSIS
: Sus" A"endisitis Per,rasi
3.6 AN+&RAN PEMERI)SAAN
- @ontgen foto thoraks
3.> TERAPI
- =;"! @0 2 gtt<i
- =nj @anitidin 71 amp
- =nj ?eftria7one 71 gr
- 0aparotomi eksplorasi Appendektomi
Post Op - =nfus @0 2 gtt<i - =nj ?eftria7one 71 gr - =; *etronidaKol 1 fl - $etorolac 1 amp - Pronalges supp - Puasa sampai flatus
3.? PRO$NOSIS
- uo ad ;itam : 8onam
- uo ad %anam : 8onam
#A# I* DIS)&SI
5elah dilaporkan kasus seorang pasien (anita berusia # tahun dengan diagnosis apendisitis perforasi. !iagnosa ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
!ari anamnesis didapatkan nyeri perut kanan ba(ah yang semakin meningkat sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit. 4yeri perut dirasakan Q1# hari yang lalu dan a(alnya dirasakan disekitar pusat kemudian ke perut kanan ba(ah dan meningkat satu hari %*@%. 'al ini sesuai dengan pola perpindahan nyeri pada apendisitis. Pasien merasakan demam, tidak tinggi dan tidak menggigil. 'al ini menandakan belum terjadinya peritonitis pada pasien. %ering merasa mual dan nafsu makan menurun. *untah sejak 1 hari %*@% E#7 isi
apa yang dimakan.
!ari pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan titik *c 8urney, psoas sign positif, dan blumberg sign posistif. 5iga pemeriksaan fisik tersebut merupakan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan apendisitis dan ditemukan positif pada pasien sehingga menunjang diagnosis adanya apendisitis. !ari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan leukosit 12./22<mm, yang berarti leukositosis ringan, hal ini menandakan adanya proses infeksi.
5erapi yang dilakukan pada pasien ini adalah laparotomi eksplorasi dan apendektomi. 'al ini dilakukan karena terjadi perforasi apendik sehingga cavum abdomen perlu
dieksplorasi untuk membersihkan rongga abdomen dan dilakukan apendiktomi untuk membuang sumber infeksi.
DAFTAR P&STA)A
1. 'umes !9 and %impson 9: Acute appendicitis. 8*9. :#2#. 22).
. 8oni 0, !ionigi 6, @overa " and !i 6iuseppe *: 0aparoscopic left liver sectoriectomy of ?aroliBs disease limited to segment == and ===. 9 ;is >7p. :11122/.
. 8innebRsel *, Otto 9, %tumpf *, et al: Acute appendicitis. *odern diagnostics -surgical ultrasound. ?hirurg. 2:#3/#3. 22/.+=n 6erman.
. Leissleder @, Littenberg 9, 'arisinghani *6 et-al. Primer of diagnostic imaging. *osby =nc. +223
#. 8runicardi "?, Andersen !$, 8illiar 5@, et al. 5he Appendi7. %h(artKBs Principles of %urgery. /th >d. %A: *c6ra('ill ?ompanies. 212.
). ;ermiform Appendi7. Leb*! 00?I c1//-21 Spdated: 21 Oct 1, cited *arch 21)T. Available from: http:<<emedicine.medscape.com<article<1/#)#.
3. %nell @%. Abdomen: 8agian == ?avitas Abdominalis. =n: %ugiharto 0, 'artanto ', 0istia(ati >, %uyono G9, %usila(ati, 4isa 5*, et al. Anatomi $linik untuk *ahasis(a $edokteran. )th ed. 9akarta:>6?, 22).p2-1.
. %jamsuhidajat @. sus 'alus, Apendiks, $olon, dan Anorektum: Apendiks ;ermiformis. =n: %jamsuhidajat @, $arnadihardja L, 5heddeus O'P, @udiman @eno. 8uku Ajar =lmu 8edah %jamsuhidajat-de9ong. rd ed. 9akarta:>6?, 212.p3##-).
/. 5erminal ileum and appendi7. Anatomy !irectory. Scited 21) *archT. Available from: http:<<(((.aokainc.com<terminal-ileum-and-apendiks<
12. "ritsch ', $Uhnel L. ?olor atlas of human anatomy, =nternal organs. 5hieme *edical Publishers. +22
11. 6hosh 8!. 'uman Anatomy for %tudents. 9aypee 8rothers *edical Publishers +P 0td.
1. Appendi7 variations. %hie $asai. Scited *arch 21)T Available from: http:<<(((.shiekasai.com<au7<medical-illustration<
1. 8e(es P. Appendicitis. Scited 21) *archT. >-5alc =ssue . Available from: http:<<(eb.sVu.edu.om<med0ib<*>!W?!<>W?!s<health
development<html<clients<be(eshtml<be(esW21.htm.
1. %oybel !. Appendi7. =n: 4orton 9A, 8arie P%, 8ollinger @@, et al. %urgery 8asic %cience and ?linical >vidence. nd >d. 4e( Gork: %pringer. 22.
1#. Puylaert 98. Acute appendicitis: % evaluation using graded compression. @adiology. 1/)I1# +: ##-)2.
1). Appendicitis *imics, Alternative nonsurgical diagnoses at sonography and ?5. 'riesman A" )uylaert *. Scited 21 *archT. Available from: http:<<(((.radiologyassistant.nl<en<p2f2a2)e<appendicitis-mimics.html
13. ?allahan *9, @odrigueK !P, 5aylor 6A. ?5 of appendicitis in children. @adiology. 22I +: #-. doi:12.11<radiol.212//.
1. Pereira 9*, %irlin ?8, Pinto P% et-al. !isproportionate fat stranding: a helpful ?5 sign in patients (ith acute abdominal pain. @adiographics. +: 32-1#.
1/. Appendicitis. Leb*! 00?I c1//-21 Spdated: 9ul 1, 21, cited *arch 21)T. Available from: http:<<emedicine.medscape.com<article<33/#-overvie(Xa(aab)bb3aa.
2. 5emple ?0, 'uchcroft %A, 5emple L9. 5he natural history of appendicitis in adults. A prospective study. Ann %urg 1//# *arI 1: 3-1.
1. !oherty 6*, Lay 0L. ?urrent surgical diagnosis Y treatment. *c6ra(-'ill *edical. +22)
. 8irnbaum 8A, Lilson %@. Appendicitis at the millennium. @adiology 222 *ayI 1#: 3e.
. %kandalakis 9>, ?olborn 60, Leidman 5A, et al. >ditors. %kandalakisB %urgical Anatomy. %A: *c6ra('ill. 22.
. @ussell @?6, Lilliams 4%, 8ulstrode ?9$. >ditors. 8ailey and 0oveBs %hort Practice of %urgery. th >d. 0ondon: Arnold. 22.
#. Patnalk ;6, %ingla @$, 8ansal ;$. %urgical =ncisions-5heir Anatomical 8asis. 9 Anat. %oc. =ndia #2+ 132-13 +221.