LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
A.
A. PengertianPengertian
Otitis media supuratif kronik ( OMSK ) ialah infeksi kronis di telinga Otitis media supuratif kronik ( OMSK ) ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membrane timpani dan sekret yang keluar dari tengah dengan perforasi membrane timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul
telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul
B.
B. EtiologiEtiologi
Penyebab terbesar
Penyebab terbesar otitis media supuratif otitis media supuratif kronis adalah kronis adalah infeksiinfeksi campuran bakteri dari meatus auditoris eksternal, kadang berasal dari campuran bakteri dari meatus auditoris eksternal, kadang berasal dari nasofaring melalui tuba eustachius saat infeksi saluran nafas atas. nasofaring melalui tuba eustachius saat infeksi saluran nafas atas. Organisme-organisme dari meatus auditoris eksternal termasuk staphylococcus, organisme dari meatus auditoris eksternal termasuk staphylococcus, pseudomonas
pseudomonas aeruginosa, aeruginosa, B.proteus, B.proteus, B.coli B.coli dan dan aspergillus. aspergillus. Organisme Organisme daridari nasofaring diantaranya streptococcus viridans (streptococcus A hemolitikus, nasofaring diantaranya streptococcus viridans (streptococcus A hemolitikus, streptococcus B hemolitikus dan pneumococcus). streptococcus B hemolitikus dan pneumococcus). Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis antara lain :
menjadi kronis antara lain : 1.
1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat : 2.
2. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang. 3.
3. Obstruksi anatomik tuba eustachius parsial/totalObstruksi anatomik tuba eustachius parsial/total 4.
4. Perforasi membran timpani yang menetapPerforasi membran timpani yang menetap 5.
5. Terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetapTerjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah.
lainnya pada telinga tengah. 6.
6. Obstruksi menetap terhadap telinga tengah atau rongga mastoid. Hal iniObstruksi menetap terhadap telinga tengah atau rongga mastoid. Hal ini dapat disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip.
dapat disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip. 7.
7. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum, atauFaktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum, atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh
C. Patofisiologi
Terjadinya otititis media akut menjadi awal penyebab omsk yang merupakan hasil invasi mukoperiusteum organisme yang virulen, terutama berasal dari nasofaring terbesar pada masa kanak-kanak, atau karena rendahnya daya tahan tubuh penderita sehingga terjadinya nekrosis jaringan akibat toxin nekrotik yang dikeluarkan oleh bakteri kemudian terjadi perforasi pada membrane timpani setelah penyakit akut berlalu membrane timpani
tetap berlubang atau sembuh dengan membrane atrofi. D. Klasifikasi omsk
Omsk dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Otitis media superatif akut tipe benigna (tipe mukosa = tipe aman)
Proses peradangan terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Umumnya omsk tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada omsk tipe
benigna tidak terdapat
kolesteatom.
2. Otitis media superatif akut tipe maligna (tipe tulang = tipe bahaya)
omsk tipe maligna ialah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi terletak pada marginal atau di atik, kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma dengan perforasi subtotal. Sebagian komplikasi yang berbahaya atau total timbul pada OMSK tipe maligna.
E. Manifestasi Klinis
1. Perforasi pada marginal atau pada atik.
2. Abses atau kiste retroaurikuler (belakang telinga)
3. Polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari dalam telinga tengah.
4. Terlihat kolesteatom pada telinga tengah (sering terlihat di epitimpanum). 5. Sekret berbentuk cairan atau nanah dan kadang berbau khas (aroma
kolesteatom)
F. Tanda Dan Gejala 1. Omsk Tipe Benigna
Gejalanya berupa discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk, ketika pertama kali ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan dan penggunaan antibiotik lokal biasanya cepat menghilang,
discharge mukoid dapat konstan atau intermitten.
Gangguan pendengaran konduktif selalu didapat pada pasien dengan derajat ketulian tergantung beratnya kerusakan tulang-tulang pendengaran dan koklea selama infeksi nekrotik akut pada awal penyakit.
Perforasi membrane timpani sentral sering berbentuk seperti ginjal tapi selalu meninggalkan sisa pada bagian tepinya. Proses peradangan pada daerah timpani terbatas pada mukosa sehingga membrane mukosa menjadi berbentuk garis dan tergantung derajat infeksi membrane mukosa dapat tipis dan pucat atau merah dan tebal, kadang suatu polip didapat tapi mukoperiosteum yang tebal dan mengarah pada meatus menghalangi pandangan membrane timpani dan telinga tengah sampai polip tersebut
diangkat . Discharge terlihat berasal dari rongga timpani dan orifisium tuba eustachius setelah satu atau dua kali pengobatan local bau busuk berkurang. Cairan mukus yang tidak terlalu bau datang dari perforasi besar tipe sentral dengan membrane mukosa yang berbentuk garis pada rongga timpani merupakan diagnosa khas pada omsk tipe benigna.
2. Omsk Tipe Maligna Dengan Kolesteatom
Sekret pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat bau dan berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat keeping-keping kecil, berwarna putih mengkilat.
Gangguan pendengaran tipe konduktif timbul akibat terbentuknya kolesteatom bersamaan juga karena hilangnya alat penghantar udara pada otitis media akut. Selain tipe konduktif dapat pula tipe campuran karena kerusakan pada koklea yaitu karena erosi pada tulang-tulang kanal semisirkularis akibat osteolitik kolesteatom.
G. Penatalaksanaan
Prinsip terapi Omsk tipe benigna ialah konstervatif atau dengan medika mentosa. Bila sekret yang keluar terus-menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan Setelah sekret berkurang terapi dilanjutkan dengan obat tetes telinga yang mengandung antibiotic dan kortikosteroid, kultur dan tes resisten penting untuk perencanaan terapi karena dapat terjadi strain-strain baru seperti pseudomonas atau puocyaneous.
Infeksi pada kolesteatom sukar diobati sebab kadar antibiotic dalam kantung yang terinfeksi tidak bisa tinggi. Pengangkatan krusta yang menyumbat drainage sangat membantu. Granulasi pada mukosa dapat diobati dengan larutan AgNo3 encer (5-100 %) kemudian dilanjutkan dengan pengolesan gentian violet 2 %. Untuk mengeringkan sebagai bakterisid juga berguna untuk otitis eksterna dengan otorhea kronik.
Cara terbaik mengangkat polip atau masa granulasi yang besar, menggunakan cunam pengait dengan permukaan yang kasar diolesi AgNo3 25-50 % beberapa kali, selang 1 -2 minggu. Bila tidak dapat diatasi, perlu dilakukan pembedahan untuk mencapai jaringan patologik yang irreversible. Konsep dasar pembedahan adalah eradikasi penyakit yang irreversible dan drainase adekwat, rekontruksi dan operasi konservasi yang memungkinkan rehabilitasi pendengaran sempurna pada penyakit telinga kronis.
H. Komplikasi Dan Prognosis 1. Omsk tipe benigna
Omsk tipe benigna tidak menyerang tulang sehingga jarang menimbulkan komplikasi, tetapi jika tidak mencegah invasi organisme baru dari nasofaring dapat menjadi superimpose otitis media supuratif eksaserbsi akut dapat menimbulkan komplikasi dengan terjadinya tromboplebitis vaskuler.
Prognosis dengan pengobatan local, otorea dapat mongering. Tetapi sisa perforasi sentral yang berkepanjangan memudahkan infeski
dari nasofaring atau bakteri dari meatus eksterna khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan membrane timpani disarankan.
2. Omsk tipe maligna
Komplikasi dimana terbentuknya kolesteatom berupa : a. erosi canalis tulang
b. erosi tegmen timpani dan abses ekstradural
c. erosi pada permukaan lateral mastoid dengan timbulnya abses subperiosteal
d. erosi pada sinus sigmoid I. Diagnosa keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori Pendengaran berhubungan dengan Perforasi membran timpani
Tujuan : memperbaiki fungsi pendengaran kriteria:
- Tidak keluar cairan pada telinga
- Membrane timpani yang bocor tertutup kembali - Tidak ada serumen pada telinga
- Tidak berdenging dan gatal pada telinga
Intervensi Rasional
a. berikan pemahaman tentang prosedur tindakan irigasi
b. anjurkan pasien agar menghindari masuknya air ke telinga
c. kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian hydrogen
peroksida/H2O2 untuk melakukan
tindakan pengambilan serumen, cairan dengan irigasi, dan suction.
a. sebagai informasi yang baik sebelum dilakukan tindakan
b. mencegah infeksi yang mungkin bisa tejadi sewaktu- waktu
c. dapat melembutkan serumen dan kotoran yang akan dikeluarkan.
d. Mempercepat penyembuhan membran timpani yang pecah dan mencegah infeksi lebih jauh.
d. Kolaborasi dalam pemberian obat tetes telinga dan antibiotik
2. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi Tujuan : mengurangi nyeri
kriteria:
- Tidak ada nyeri pada telinga - Ekpresi wajah ceria
- Skala keluhan nol
Intervensi Rasional
-Kaji tingkat nyeri, skala nyeri durasi,
dan penyebaran
- lakukan teknik tindakan nonfarmakologi seperti,nafas dalam,masase,maupun distraksi
- Kaji dan catat respon pasien terhadap intervensi
Kolaborasi beri preparat analgetik
- memberi informasi untuk mengkaji respon terhadap intervensi
- dapat mengurangi respon nyeri yang muncul
- membantu dalam memberi intervensi selanjutnya
- mengurangi nyeri,dengan memblokir reseptor nyeri yang timbul
3. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab infeksi dan tindakan pencegahannya
Tujuan : mengurangi ansietas Kriteria :
- ku dan Ttv Membaik - Pasien tidak gelisah
Intervensi Rasional
1. Dengarkan dengan cermat apa yang dikatakan klien tentang penyakit dan tindakannya
2. Berikan penjelasan singkat tentang organisme penyebab dan pencegahan
3. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya dan berdiskusi
1. mendengar memungkinkan deteksi
dan koreksi mengenai
kesalahpahaman dan kesalahan informasi
2. pengetahuan tentang diagnosa spesifik dan tindakan dapat meningkatkan kepatuhan Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya dan berdiskusi 3. pertanyaan klien menandakan
masalah yang perlu diklarifikasi
4. Resiko Infeksi berhubungan dengan Luka pada membrane timpani. Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Intervensi sional
- Catat adanya tanda-tanda infeksi yang terjadi
- Berikan penjelasan singkat tentang
organisme penyebab infeksi
-Anjurkan pasien agar menghindari
masuknya air ketelinga pada saat mandi
. Memberi informasi untuk mengkaji respon terhadap intervensi.
. Penjelasan tentang Organisme penyebab infeksi dapat memberikan pemahaman kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
. Mencegah infeksi yang mungkin bisa terjadi sewaktu-waktu
1. Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
2. Guyton, Arthur C. 1945. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : EGC.
3. Lueckenotte, A.G. 2000. Gerontologic nursing. St. Louis Mosby, INC.
4. Iskandar N, sopeardi EA, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok, edisi ketiga FKUI Jakarta 1997