• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Perceived Organizational Support dengan Work Engagement Pada Guru SMA Swasta di Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan antara Perceived Organizational Support dengan Work Engagement Pada Guru SMA Swasta di Surabaya"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

dengan Work Engagement Pada Guru SMA Swasta di

Surabaya

Grace Susilowati Man Cholichul Hadi

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Korespondensi:Grace Susilowati Man, Departemen Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas

Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, e-mail: [email protected]

Abstract.

This research is made to understand the relation between perceive organizational support and work engagement on Private High School teachers in Surabaya. Perception on organization support is acted as trustworthyness from the employee that the organization appreciate their contribution and prosperity. Work engagement is an individual mental state that related to its positive and fullness that mark with vigor, dedication, and absorption work. The subject of this research is Private High School teachers currently stationed in Surabaya with 165 starting sample and then filtered based of data comprehensiveness into 128 people. Subjects consist of 92 females an 36 males. Data collector device that being used is two translating device, which is Utrecht Work Engagement Scale from Schaufelli, et.all (2002) for work engagement and Perceive Organizational Support scale from Rhoedes and Eisenberger (1989), for perceive organizational support. Data analysis is done with nonparametric correlation technique with help of IBM SPSS Statistic 20 program. The outcome of data analysis in this research using Spearman correlation indicate that perceive on organizational support and work engagement have low positive correlation, r = 0,237, n + 128, p < 0,05. This mean that perceive organizatinal support and work engagement have a great connection in an individual work.

Keywords: perceived organizational support, work engagement, private high school teacher.

Abstrak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara perceived organizational support dengan work engagement pada guru SMA Swasta di Surabaya. Persepsi terhadap dukungan organisasi merupakan sebagai kepercayaan dari karyawan bahwa organisasi menghargai kontribusi dan kesejahteraan mereka. Sedangkan keterikatan kerja adalah keadaan mental seseorang berhubungan dengan pekerjaannya yang bersifat positif dan penuh yang ditandai oleh vigor, dedikasi dan absorption. Subjek dari penelitian ini adalah guru SMA Swasta yang berada di Surabaya dengan sampel awal sebanyak 165 orang dan kemudian disaring berdasarkan kelengkapan data yang ada hingga menjadi 128 orang, terdiri dari 92 orang perempuan dan 36 orang laki-laki. Alat pengumpul data yang digunakan merupakan dua alat terjemahan, yaitu Utrecht Work Engagement Scale dari Schaufelli,dkk (2002) untuk work engagement dan skala Perceived Organizational Support dari Rhoedes dan Eisenberger (1989), untuk perceived organizational support. Analisis data dilakukan menggunakan teknik korelasi nonparametrik dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 20. Hasil dari analisis data penelitian ini menggunakan korelasi Spearman menyatakan bahwa perceived organizational support dan work engagement memiliki hubungan positif yang lemah, r = 0,237, n = 128, p < 0,01. Hal ini berarti tingginya persepsi terhadap organisasi memiliki hubungan dengan tingginya keterikatan kerja seseorang.

(2)

Pendahuluan guru di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Indonesia merupakan negara keempat Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. dengan jumlah penduduk terbanyak sedunia Guru harus memenuhi berbagai persyaratan (“Penduduk Indonesia Masuk Peringkat 4 Dunia”, sertifikasi yang mulai diselenggarakan pada tahun 2011). Hal ini menjadikan Indonesia memiliki 2007 dan terus mengalami perubahan metode. potensi sumber daya manusia yang baik secara Selain itu, guru juga harus menyesuaikan diri kuantitas dan dapat mendukung perkembangan dengan kurikulum nasional yang terus berubah. Indonesia. Namun kualitas yang baik juga perlu Dalam kurun waktu 20 tahun, kurikulum ini telah diperhatikan. Cara untuk meningkatkan sumber mengalami pergantian sebanyak lima kali, yaitu daya manusia adalah melalui pendidikan dan salah pada tahun 1994, 1997, 2004, 2006 dan yang satu faktor penting dalam proses pendidikan terbaru, Kurikulum 2013.

adalah guru.Hal ini didukung oleh penelitian dari Bertambahnya tuntutan kerja pada Linda Darling Hammond (2000) dan Kain dan profesi guru ini dapat memiliki efek negatif bagi Rivkin (1998) yang menemukan bahwa pengaruh para guru seperti burnout (Prieto, Soria, Martinez guru merupakan faktor yang paling tinggi dan Schaufeli, 2008) dan memburuknya terhadap prestasi siswa. kesehatan guru (Hakanen, Bakker dan Schaufeli, Definisi guru yang digunakan diambil 2006). Namun penelitian terhadap guru-guru di dari Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 Indonesia menghasilkan sesuatu yang berbeda. tentang Guru dan Dosen yaitu pendidik Basikin (2007) menulis bahwa guru-guru di profesional dengan tugas utama mendidik, Indonesia cenderung menjadikan profesi guru mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, sebagai profesi seumur hidup dan memiliki menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada tingkat work engagement yang tinggi.

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, Berdasarkan data dari penelitian Basikin, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. penulis melakukan survey kecil terhadap 27 orang Terdapat dua golongan guru di Indonesia. guru dari 2 SMA Swasta berbeda di Surabaya. Golongan guru yang pertama adalah guru yang Hasilnya, guru yang berencana untuk menjadi diangkat oleh satuan pendidikan yang guru hingga masa pensiun menduduki jumlah diselenggarakan pemerintah dan guru yang terbanyak (20 orang), diikuti dengan guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang tidak ingin menjadi guru hingga pensiun (4 diselenggarakan oleh masyarakat. orang), dan tiga orang guru tidak memberikan Guru di Indonesia memiliki job demands jawaban apapun. Dengan kondisi kerja yang atau tuntutan pekerjaan yang selalu bertambah seperti itu, apakah seorang guru dapat bekerja dari tahun ke tahun. Tuntutan kerja mendasar dari d e n g a n a n t u s i a s, m e m b e r i k a n s e l u r u h

(3)

kemampuannya dan tidak mudah menyerah? m e m p e r o l e h t a n t a n g a n d a r i

Apakah persepsi terhadap dukungan dari sekolah p e k e r j a a n n y a . A b s o r p t i o n

memiliki pengaruh terhadap work engagement dikarakteristikan dengan berkonsentrasi

para guru? penuh dan bahagia terlibat dalam p e k e r j a a n n y a d i m a n a h a l i n i Work Engagament mengakibatkan waktu terasa berlalu

Engagement merupakan salah satu dengan cepat dan orang tersebut sulit konsep yang membahas sisi positif u n t u k m e m i s a h k a n d i r i d a r i psikologis manusia, terutama dalam pekerjaannya.

kaitannya terhadap pekerjaan. Konsep Terdapat dua hal yang menjadi engagement pada awalnya dikenalkan antecedent bagi munculnya work oleh Kahn (1990) (personal engagement). engagement, yaitu job resources dan Selain Kahn, Maslach dan Leiter (1997, personal resources. Job resources dalam González-Romá, Schaufeli, Bakker, mengacu pada aspek-aspek fisik, sosial, & Lloret, 2006) (employee engagement) atau organisasi dari pekerjaan yang dapat dan (Schaufeli, dkk., 2002) (work (a)mengurangi job demands dan engagement) juga membahas konsep berhubungan dengan biaya psikologis dan engagement. fisik (b)sebagai fungsional untuk Konsep yang dipakai dalam m e n c a p a i t u j u a n k e r j a a t a u penelitian ini adalah work engagement. ( c ) m e n s t i m u l a s i p e r t u m b u h a n , Work engagement merupakan keadaan pembelajaran dan perkembangan mental seseorang terkait dengan personal (Schaufeli & Bakker, 2004). pekerjaannya yang bersifat positif dan Personal resources adalah evaluasi diri penuh yang ditandai oleh vigor, dedikasi secara positif yang dihubungkan dengan dan absorption. (Schaufeli, dkk., 2002). resiliansi dan mengacu pada kemampuan Vigor dikarakteristikan oleh energi tinggi individu untuk mengontrol dan memiliki dan ketahanan mental saat bekerja, dampak pada lingkungannya (Hobfoll, keinginan untuk berinvestasi pada suatu Johnson, Ennis, & Jackson, 2003).

pekerjaan dan tetap bertahan walaupun Work engagement memiliki mengalami kesulitan. Dedikasi mengacu hubungan yang positif dengan berbagai pada seseorang yang sangat terlibat pada hal yang berkaitan dengan organisasi dan pekerjaannya dan merasakan signifikansi, karyawan. Work engagement dapat antusias, terinspirasi, bangga, dan menjadi mediator bagi job resources dan

(4)

komitmen terhadap organisasi (Hakanen, menyelesaikan sebuah tugas secara efektif Bakker, & Schaufeli, 2006). Selain itu, dan saat menghadapi kondisi penuh work engagement juga memiliki efek dengan stres (Rhoades & Eisenberger, positif terhadap penerimaan keuangan 2 0 0 8 ) . K a r y a w a n c e n d e r u n g p e r u s a h a a n ( f i n a n c i a l r e t u r n s ) mempersonifikasikan organisasi atau (Xanthopoulou, dkk., 2009a), perilaku menganggap organisasi memiliki proaktif, motivasi belajar (Sonnentag, karakteristik seperti manusia (Levinson, 2003), meningkatkan kinerja karyawan 1965, dalam Rhoades & Eisenberger, (Bakker & Bal, 2010). 2008). Hal ini membuat karyawan Terdapat beberapa konsep yang melihat perlakuan organisasi yang dianggap mirip atau bertumpang tindih favorable atau yang unfavorable sebagai dengan work engagement namun indikasi apakah organisasi mendukung semuanya berbeda. Konsep-konsep atau tidak mendukung mereka (Rhoades tersebut adalah workaholic (Bakker, dkk., & Eisenberger, 2008).

2008), kepuasan kerja, flow (Bakker, 2011), Terdapat tiga perlakuan favorable komitmen terhadap organisasi dan OCB. dari organisasi yang dapat meningkatkan perceived organizational support. Ketiga

Perceived Organizational Support faktor itu adalah keadilan, dukungan Perceived organization support atasan dan rewards dari organisasi dan didefinisikan sebagai kepercayaan kondisi kerja. Selain ketiga perlakuan karyawan bahwa organisasi menghargai favorable ini, perceived organizational kontribusi dan kesejahteraan mereka. support juga berhubungan dengan Teori dukungan organisasi beranggapan kepribadian dan kondisi demografis (usia, bahwa untuk menentukan kesiapan gender, ras dan sebagainya) (Rhoades & organisasi memberikan rewards atas Eisenberger, 2008). POS sendiri memiliki peningkatan kinerja dan memenuhi efek yang positif, seperti komitmen kebutuhan sosioemosional, karyawan terhadap organisasi, job related affect, job mengembangkan kepercayaan bahwa involvement, performance, strains, organisasi menghargai kontribusi dan keinginan untuk menetap, perilaku memperhatikan kesejahteraan mereka. withdrawl (Rhoades & Eisenberger, Perceived organizational support juga Perceived Organizational Support : A dinilai sebagai jaminan bahwa organisasi Review of the Literature, 2008).

(5)

Gokul, Sridevi dan Srinivasan (2012) vigor, dedikasi dan absorption. Variabel terhadap 102 orang karyawan perusahaan ini diukur menggunakan skala Utrecht petrokimia menemukan bahwa work Work Engagement Scale (UWES) dengan engagement menjadi mediator pada 17 aitem yang berbentuk Likert tujuh hubungan perceived organizational respon (Sangat tidak setuju – sangat support dengan komitmen affektif. setuju). Tingkat work engagement akan Dengan kata lain, saat karyawan ditentukan melalui nilai rata-rata total mempersepsikan bahwa organisasi yang diperoleh dari skala UWES. mereka mendukung mereka, karyawan Reliabilitas alat ukur UWES yang akan menjadi lebih berdedikasi dan hal diperoleh dari uji terpakai menggunakan ini berkontribusi untuk meningkatkan metode Cronbach α adalah vigor (0,764), ikatan emosional mereka dengan dedikasi (0,738), absorption (0,757) dan organisasi. Dari penjabaran sebelumnya, reliabilitas total (0,904). Perceived maka penelitian kali ini memiliki dua organizational support didefinisikan

hipotesis, yaitu: sebagai bentuk respon persepsi guru

Ho : Tidak ada hubungan antara terhadap dukungan yang diberikan perceived organizational organisasinya. Persepsi ini menimbulkan s u p p o r t d e n g a n w o r k keyakinan guru bahwa organisasi tersebut engagement pada guru SMA di menghargai kontribusi mereka dan

Surabaya bersedia memberikan pertolongan saat

Ha : Ad a hu bu ngan antara menghadapi masalah. Variabel ini diukur perceived organizational m e n g g u n a k a n s k a l a P e r c e i v e d s u p p o r t d e n g a n w o r k Organizational Support dari Eisenberger, engagement pada guru SMA di dkk. (1986) yang terdiri dari 16 aitem

Surabaya. dengan respon Likert yang memiliki tujuh

Metode Penelitian respon (sangat tidak setuju-sangat Work engagement didefinisikan setuju). Tingkat perceived organizational sebagai bentuk pernyataan perasaan guru support ditentukan berdasarkan nilai t e r h a d a p p e k e r j a a n n y a d e n g a n total dari skala POS tersebut. Reliabilitas menunjukkan semangat yang tinggi, skala POS penelitian ini diperoleh melalui antusiasme dan merasakan bahwa waktu uji terpakai menggunakan Cronbach α berlalu dengan cepat saat bekerja. Work sebesar 0,903.

(6)

guru SMA Swasta di Surabaya yang laki (28,1%). Mean dari skala UWES berjumlah 3776 guru (Dinas Pendidikan sebesar 4,9926 dan mean skala POS Kota Surabaya [Dispendik Surabaya], sebesar 82,73. Dalam penormaan, penulis 2013). Jumlah ini tersebar kedalam 147 menggunakan norma stanfive dari nilai SMA swasta di Surabaya (Dispendik kelompok kedua skala. Hasilnya, Surabaya, 2013). Teknik pengambilan Persebaran nilai UWES berada di norma sampel yang digunakan adalah teknik sedang (44%), tinggi (16%) dan sangat cluster sampling. Penulis memilih secara tinggi(16%). Sedangkan persebaran pada acak enam kecamatan di Surabaya dan nilai skala POS cenderung berkelompok masing-masing dua sekolah di setiap dalam norma tinggi (51%).

kecamatan. Setelah itu, akan dipilih 15 Signifikansi yang diperoleh dari orang guru dari setiap sekolah untuk metode Spearman adalah 0.007. Angka ini menjadi subjek penelitian ini. Jadi jumlah memiliki nilai < 0.05. Maka dari itu H0 subjek untuk penelitian ini adalah 180 penelitian ini ditolak. Dengan kata lain, orang. Setelah melalui proses pengajuan ada hubungan antara POS dengan work ijin, penulis hanya memperoleh sebelas engagement pada guru SMA Swasta di S M A S w a s t a y a n g m e b e r i k a n Surabaya. Hubungan antara POS dan persetujuannya untuk dijadikan tempat UWES tersebut bersifat positif namun penelitian dan subjek sebanyak 165 orang dengan kekuatan yang lemah (r = 0.237).

guru. Lemahnya hubungan kedua variabel

Penelitian ini menggunakan analisis menandakan bahwa masih banyak faktor korelasional untuk membuktikan yang mempengaruhi variansi nilai pada hipotesis yang ada. Metode analisis skala keterikatan kerja seperti sumber korelasi Spearman digunakan dalam daya kerja lainnya, seperti karakteristik penelitian ini karena data penelitian pekerjaan, persepsi terhadap dukungan hanya lolos pada uji linearitas dan tidak atasan, rewards dan recognition, keadilan lolos uji asumsi normalitas. prosedural dan keadilan distributif, kontrol terhadap pekerjaan, dukungan Hasil dan Bahasan dari atasan, akses informasi, iklim Dari 165 guru yang berpartisipasi, organisasi, inovasi dan apresiasi (Bakker, hanya 128 data yang dapat dianalisa. Hakanen, Demerouti, & Xanthopoulou, Partisipan terbanyak adalah partisipan 2007) dan sumber daya personal, seperti wanita (71.9%) dan sisanya partisipan laki- self esteem, self efficacy, locus of control

(7)

dukungan dari atasan, akses informasi, penelitian ini adalah walaupun tuntutan iklim organisasi, inovasi dan apresiasi kerja pada guru SMA terus meningkat dari

(Bakker, Hakanen, Demerouti, & tahun ke tahun, hal ini tidak membuat Xanthopoulou, 2007) dan sumber daya para guru memiliki tingkat work personal, seperti self esteem, self efficacy, engagement yang rendah. Sebanyak 42 locus of control dan kemampuan untuk orang guru (32%) memiliki work mengendalikan emosi (Albrecht, 2010), engagement yang tinggi dan sangat tinggi self efficacy, organizational based self dan 56 (44%) orang memiliki tingkat work esteem, dan optimisme (Xanthopoulou, engagement yang sedang. Salah satu Bakker, Demerouti, and Schaufeli, 2009a, penyebab hal ini dapat terjadi adalah

2009b). karena sekolah atau yayasan memberikan

Sebanyak 70 orang guru (56%) yang dukungan yang cukup bagi para guru saat berpartisipasi dalam penelitian ini menjalani kewajibannya. Dukungan dari memiliki nilai POS yang tinggi dan tinggi sekolah dan yayasan yang dilengkapi sekali. Hal ini menunjukkan bahwa para dengan tingkat perceived organizational guru menganggap fasilitas yang diberikan support yang tinggi dapat berfungsi oleh organisasi merupakan bentuk sebagai job resources. Job resources akan dukungan terhadap mereka. Dukungan lebih berguna saat menghadapi job dari organisasi merupakan salah satu demand yang tinggi.

bentuk antecedent dari work engagement, Seorang pekerja yang engaged yaitu job resources. Job resources memiliki memiliki banyak efek yang positif. Pekerja fungsi untuk mengurangi efek negatif yang engaged akan lebih terbuka terhadap tuntutan kerja terhadap psychological infomasi baru, lebih produktif dan lebih atau physiological cost (Hakanen, Bakker, memiliki keinginan untuk melakukan & Schaufeli, 2006). Job resources akan hal-hal yang lebih daripada yang memiliki pengaruh yang lebih baik jika diharapkan (Bakker & Demerouti, 2007). dianggap oleh para guru sebagai tindakan K e t e r b u k a a n i n i d a p a t b e r u p a yang dilakukan oleh organisasi secara keterbukaan terhadap berbagai metode sukarela demi kepentingan para guru. dan media ajar yang baru, materi-materi Prinsip ini didasari oleh social exchange ajar yang lebih lengkap dan berbagai theory atau teori pertukaran sosial (Blau, informasi penunjang lainnya. Guru juga 1964 dalam Rhoades & Eisenberger, 2008). harus lebih produktif, terutama untuk Salah satu temuan menarik dari meningkatkan kompetensi dirinya. Guru

(8)

seperti inilah yang dibutuhkan dalam penunjang bagi guru, berbagai pelatihan sistem pendidikan di Indonesia. untuk mengembangkan kemampuan Dari perbandingan mean Nilai guru, informasi maupun kemudahan UWES dan POS ditemukan bahwa nilai u n t u k g u r u - g u r u y a n g i n g i n guru yang memiliki keinginan menjadi meningkatkan kualitas pendidikannya, guru hingga masa pensiun lebih tinggi keadilan saat mendistribusikan fasilitas daripada yang tidak. Hal ini sesuai dengan pendukung, perilaku atasan yang teori yang mengatakan bahwa perceived supportif dan lain sebagainya. Dukungan organizational support dan work ini diperlukan oleh para guru saat engagement merupakan antecedent bagi menghadapi pekerjaan dengan tingkat menurunnya tingkat turnover, withdrawal stress tinggi seperti menjalani suatu dan meningkatnya komitmen terhadap perubahan. Berbagai bentuk dukungan organisasi (Rhoades dan Eisenberger, ini harus dipandang sebagai investasi 2008; Hakanen, Bakker, dan Schaufeli, sumber daya manusia, bukan sebagai

2006). biaya pengeluaran saja. Berinvestasi bagi

perkembangan guru merupakan suatu Simpulan dan saran langkah penting bagi sekolah dan yayasan Dari penelitian yang telah u n t u k m e n ge m b a n gk a n s e ko l a h . dilakukan dapat disimpulkan bahwa Dukungan dari sekolah ini dapat terdapat hubungan yang lemah dan meningkatkan keterikatan kerja para guru bersifat positif antara perceived yang memiliki dampak pada perilaku organizational support dan work positif para guru. Perilaku positif ini dapat engagement pada guru SMA swasta di berdampak pada kinerja guru dan S u r a b a y a . H u b u n g a n i n i t i d a k meningkatkan prestasi siswa.

terpengaruh berbagai macam kelompok Pe n e l i t i s e l a n j u t ny a d a p a t demografis subjek penelitian seperti jenis menggunakan metode stratified random kelamin, status guru, peran guru sebagai sampling untuk menentukan sampel yang wali kelas maupun keinginan untuk akan digunakan. Metode ini dapat menjadi guru hingga masa pensiun. memperjelas apakah ukuran organisasi Dukungan organisasi terhadap mempengaruhi bentuk dukungan dan guru dapat diwujudkan dalam berbagai persepsi guru terhadapnya. Selain itu, bentuk, seperti kelengkapan dan

(9)

peneliti selanjutnya dapat memperdalam dilakukan. Peneliti selanjutnya dapat penelitian dengan melakukan wawancara melihat apakah makna kerja pada guru kualitatif terhadap guru. Menambahkan memiliki pengaruh pada perceived dimensi makna kerja kedalam penelitian organizational support dan work merupakan hal yang menarik untuk engagement guru.

PUSTAKA ACUAN

Bakker, A. B. (2011). An Evidence-Based Model of Work Engagement. Current Direction in Psychological Science , 265-269. (Saks, 2006)

Bakker, A. B., & Bal, P. M. (2010). Weekly Work Engagement and Performance: A Study among Starting Teachers.

Journal of Occupational and Organizational Psychology , 189-206.

Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2007). The Job Demands-Resources Model: State of Art. Journal of Managerial

Psychology , 309-328.

Bakker, A. B., Hakanen, J. J., Demerouti, E., & Xanthopoulou, D. (2007). Job Resources Boost Work Engagement, Particularly When Job Demands Are High. Journal of Educational Psychology , 274-284.

Bakker, A. B., Schaufeli, W. B., Leiter, M. P., & Taris, T. W. (2008). Work Engagement: An Emerging Concept in Occupational Health Psychology. Work & Stress , 187-200

Basikin. (2007). Vigor, Dedication and Absorbtion: Engagement Among Secondary School English Teachers in

Indonesia. Perth: Fremantle.

Darling-Hammond, L. (2000). Teacher quality and student achievement: A review of state policy evidence.

Educational Policy Analysis Archives, 8(1). Diunduh dari http://epaa. asu.edu/epaa/v8n 1

Dinas Pendidikan Kota Surabaya. (2013). Rekap Jumlah Guru SMA Negeri dan Swasta Per Kecamatan. Diakses pada 9 Oktober 2013, dari http://profilsekolah.dispendik.surabaya.go.id/umum/report.php#

Eisenberger, R., Huntington, R., Hutchison, S., & Sowa, D. (1986). Perceived Organizational Support. Journal of

Applied Psychology , 500-507.

Gokul, A., Sridevi, G., & Srinivasan, P. (2012). The Relationship Between Perceived Organizational Support, Work Engagement and Affective Commitment. AMET International Journal of Management , 29-37.

Gonzalez-Roma, V., Schaufeli, W. B., Bakker, A. B., & Lloret, S. (2006). Burnout and Work Engagement: Independent Factors or Opposite Poles? Journal of Vocational Behavior , 165-174.

Hakanen, J. J., Bakker, A. B., & Schaufeli, W. B. (2006). Burnout and Work Engagement Among Teachers. Jurnal of

(10)

Hakanen, J. J., Bakker, A. B., & Schaufeli, W. B. (2006). Burnout and Work Engagement Among Teachers.

Jurnal of School Psycholoy , 495-513.

Hanushek, E., Kain, J., & Rivkin, S. (1998). Teachers, schools, and academic acheivement. NBER Working Paper 6691.

Hobfoll, Stevan E.; Johnson, Robert J.; Ennis, Nicole; Jackson, Anita P. (2003). Resource loss, resource gain, and emotional outcomes among inner city women. Journal of Personality and Social Psychology, Vol 84(3), Mar 2003, 632-643

Kahn, W. A. (1990). Pscyhological Conditions of Personal Engagement and Disengagement at Work. Academy of Management Journal , 692-724.

Penduduk Indonesia Masuk Peringkat 4 Dunia. (2011). Diakses pada 9 Oktober 2011, dari

Prieto, L. L., Soria, M. S., Martínez, I. M., & Schaufeli, W. (2008). Extension of The Job Demands-Resources Model in The Prediction of Burnout and Engagement among Teachers Over Time. Psicothema , 354-360.

Rhoades, L., & Eisenberger, R. (2008). Perceived Organizational Support : A Review of the Literature. Journal of Applied Psychology , 698–714.

Schaufeli, W. B., & Bakker, A. B. (2004). Job Demands, Job Resources, and Their Relationship with Burnout and Engagement: a Multi-sample Study. Journal of Organizational Behavior , 293–315.

Schaufeli, W. B., Salanova, M., Gonzalez-Roma, V., & Bakker, A. B. (2002). The Measurement of Engagement and Burnout: A Two Sample Confirmatory Factor Analytic Approach. Journal of Happines Studies , 71-92.

Sonnentag, S. (2003). Recovery, Work Engagement, and Proactive Behavior: A New Look at the Interface Between Nonwork and Work. Journal of Applied Psychology , 518-528. Xanthopoulou, D., Bakker, A. B., Demerouti, E., & Schaufeli, W. B. (2009). Reciprocal

Relationships Between Job Resources, Personal Resources, and Work Engagement. Journal of Vocational Behavior , 235–244.

Xanthopoulou, D., Bakker, A. B., Demerouti, E., & Schaufeli, W. B. (2009). Work Engagement and Financial Returns: A Diary Study on The Role of Job and Personal Resources. Journal of Occupational and Organizational Psychology , 183-200.

http://www.tempo.co/read/news/2011/07/14/173346495/ Penduduk- Indonesia-Masuk-Peringkat-4-Dunia

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yaitu : terdapat hubungan yang positif antara supervisi akademik pengawas sekolah dengan profesionalisme guru SD di

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan positif yang signifikan antara: (1) persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru, (2) iklim organisasi

Jika dikaitkan dengan hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas, perawat yang mendapatkan dukungan dari pihak organisasinya dapat meningkatkan kesejahteraan

Untuk hubungan antara perceived organizational support dengan organizational citizenship behavior , task performance tidak berhasil menjadi mediator yang signifikan, karena

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan adanya hubungan antara dukungan sosial dan makna kerja panggilan serta keterikatan kerja diduga karena rekan kerja di

Logika yang mendasar jika tidak melibatkan para pekerja dalam membuat keputusan maka karyawan akan memiliki perceived organization support (POS) negatif sehingga

Perceived organizational support positif dari karyawan akan membuat karyawan bekerja lebih dari kata “cukup baik”, yaitu karyawan bekerja dengan berkomitmen pada

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Prasetyono dkk 2022 pada 158 guru di bekasi yang berjudul meningkatkan innovative work behavior guru di sekolah