• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN GAME MEBOROS KIDANG SEBAGAI BENTUK PELESTARIAN TRADISI MEBOROS DI BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN GAME MEBOROS KIDANG SEBAGAI BENTUK PELESTARIAN TRADISI MEBOROS DI BALI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN GAME “MEBOROS KIDANG” SEBAGAI BENTUK

PELESTARIAN TRADISI MEBOROS DI BALI

Made Susila Wati1, I Gede Mahendra Darmawiguna2, I Made Putrama3

Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Bali

E-mail:1115051054@undiksha.ac.id1, mahendra.darmawiguna@undiksha.ac.id2 ,

made.putrama@undiksha.ac.id3

Abstrak--- Meboros adalah menangkap dan/atau

membunuh satwa buru termasuk mengambil atau memindahkan telur-telur dan/atau sarang satwa. Meboros ini adalah sebuah tradisi yang dilakukan setiap lima tahun sekali salah satunya terdapat di desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng,Bali. Pengembangan Game Meboros Kidang bertujuan untuk melestarikan tradisi Indonesia, khususnya tradisi meboros yang dikemas dalam sebuah teknologi sehingga masyarakat terbantu untuk mengetahui lebih jelas mengenai alur tradisi meboros ini.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah SDLC (System Development

Life Cycle) dengan model pengembangan yang

digunakan dalam membangun game ini adalah

waterfall. Perancangan dilakukan dengan menggunakan model fungsional berupa UML. Model fungsional berupa UML tersebut diimplementasikan dalam bahasa pemrograman

Java dan C# dengan menggunakan game engine Unity. Untuk pembuatan objek 3 dimensi tersebut

digunakan blender, serta Unity 3D sebagai game

engine. Untuk mengetahui respon pengguna

terhadap Game Meboros Kidang ini akan diperoleh dengan menggunakan metode angket.

Implementasi dari game Meboros Kidang berupa sebuah game bergendre adventure yang berbasis edukasi dan budaya dengan berisikan tradisi meboros. Respon pengguna terhadapa game Meboros Kidang ini dapat dikategorikan positif dengan presentase 83,7%.

Kata Kunci : Game, 3D,Meboros Kidang, SDLC,

Waterfall

Abstract--- Meboros is capturing and/or killing animals hunting, including taking or moving the eggs and / or nest of the animals. Meboros is a tradition that is carried out every five years which

is done in Busungbiu Village, Busungbiu District, Buleleng, Bali. The purpose of developing this game is to preserve the tradition of Indonesia, especially Meboros tradition that is packaged in a technology that helped people to know more clearly about the flow of this Meboros tradition.

the Method used in this research was SDLC (System Development Life Cycle) and the development model used in designing this game was Waterfall model. Designing was conducted by using functional model in form of UML. This UML functional model was implemented in Java and C# programming language which used Unity game engine. Student’s response towards “Game Meboros Kidang” was obtained by using questionnaire method.

The final result of this research was in form of game, Game Meboros Kidang which can be installed in a desktop computer or laptop with Windows Operating System which will show Meboros tradition. The user’s response towards the development of this Game Game Meboros Kidang can be categorized as positive response with percentage 83,7 %.

Keyword : Game, 3D, Meboros Kidang, SDLC, Waterfall

I. PENDAHULUAN

Tradisi-tradisi budaya adalah roh agama karena ia merupakan produk nilai-nilai yang ditanamkan oleh agama di dalam masyarakat. Ia tercermin dalam karakter suatu masyarakat dan anggotanya. Tradisi-tradisi itu berulang dan menjadi sebuah kebiasaan bersama bagi seseorang hingga akhir hidupnya[1].

Di Bali, terdapat tradisi berburu atau disebut meboros. Meboros adalah menangkap dan/atau membunuh satwa buru termasuk mengambil atau

(2)

memindahkan telur-telur dan/atau sarang satwa batu[2]. Hewan yang menjadi buruan adalah Kidang

(kidang). Meboros ini adalah sebuah tradisi yang dilakukan setiap lima tahun sekali salah satunya terdapat di desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng,Bali.

Tradisi meboros tetap bertahan meskipun di zaman globalisasi tradisi ini semakin kurang diminati untuk lebih ditinjau dan dipelajari. Jika menelitik lebih jauh, masyarakat belum paham betul bagaimana tradisi itu berlangsung sebab kebanyakan hanya para tetua yang mengetahui dan memahami makna serta seluk beluk bagaimana prosesi meboros itu berlangsung.

Oleh karena kurangnya minat mengenal tradisi ini, maka diperlukan suatu strategi untuk menarik minat mereka, seperti membuatkan sebuah

Game. Game tidak hanya bermanfaat agar

memperoleh kesenangan, kepuasan, ataupun merubah suasana hati, tetapi game juga bermanfaat sebagai media edukatif. Peneliti ingin agar orang - orang dapat memainkan game yang bermanfaat dan mendidik, oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti akan memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan sebuah game mengenai kebudayaan yang dapat digunakan sebagai media untuk memperoleh kesenangan sekaligus pembelajaran.

Salah satu contoh game Dakon yang merupakan suatu permainan tradisional, di luar jawa permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak [3] .Game ini memiliki kelebihan yakni

dapat dimainkan oleh segala usia, mudah digunakan, desain yang sederhana dan tidak terdapat error jika dijalankan. Namun, game ini tak lepas dari kelemahannya yakni tidak memiliki level ( tingkat kesulitan ). Berdasarkan tinjauan tersebut, peneliti ingin mengembangkan sebuah game tradisi yang ada di Bali.

Saat ini game PC lebih banyak digemari karena fleksibilitas yang lebih unggul daripada game console. Game PC semakin berkembang dengan peningkatan grafis dan interaktifitas yang mudah dan menarik yang mampu menarik minat pengguna untuk memainkannya[4]. Oleh sebab

itulah peneliti tertarik mengembangkan aplikasi berbasis desktop tentang tradisi yang berjudul “Pengembangan Game Meboros Kidang Sebagai Bentuk Pelestarian Tradisi Meboros di Bali”.

II. KAJIAN TEORI

A. Sejarah Meboros

Meboros adalah kegiatan berburu hewan. Hewan yang menjadi buruan adalah Kidang (kidang) yang mana merupakan hewan yang dilindungi keberadaanya oleh pemerintah[2].

Pelaksanaan tradisi meboros yang dilakukan masyarakat desa Busungbiu, merupakan salah satu kegiatan untuk menunjang upacara keagamaan di desa Busungbiu karena bukan kegiatan perburuan liar. Lebih dari itu, kegiatan ini didefinisikan sebagai kegiatan desa adat istiadat dan pemanfaatan satwa. Sekalipun dilarang maka desa adat juga akan bersikeras untuk melaksanakan kegiatan ini karena sudah diatur dalam awig-awig (aturan tertulis desa adat)[1].

Apa yang menjadi salah satu alasan dalam upacara piodalan pura Desa di Desa Busungbiu memiliki perbedaan dengan kurban pada upacara piodaan pada umumnya yang menggunakan ayam, babi atau kerbau. Piodalan yang dimaksud dilaksanakan dalam rentang waktu yang berbeda, 2 (dua) tahun setelah upacara piodalan dilaksanakan merupakan peringatan untuk upacara piodalan alit atau upacara yang sekupnya lebih kecil. Sedangkan 3 (tiga) tahun setelah upacara piodalan alit itu akan dilakukan atau dilaksanakan upacara piodalan agung atau upacara yang sekupnya lebih besar. Upacara piodalan ini dilaksanakan pada rahine (hari) Purnama Kapat dalam kalender Bali.

Pelaksanaan ini sudah tersurat dalam awig-awig (aturan) desa Busungbiu. Dari perbedaan rentang waktu pelaksanaan upacara tentu saja ada perbedaan dalam beberapa segi pelaksanaan upacara piodalan tersebut.

B. Game

Kata game berasal dari bahasa Inggris yang berarti permainan. Permainan adalah sesuatu yang dipergunakan untuk bermain yang dimainkan dengan aturan-aturan tertentu. Dalam permainan ada menang dan ada yang kalah. Dalam kamus besar bahasa Indonesia online, permainan adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain, barang atau sesuatu yang dipermainkan. Game dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan kaum pendidik sebagai media untuk menyampaikan berbagai jenis pendidikan dan pembelajaran tentang budaya yang menarik dan menyenangkan. Manfaat lain adalah aspek kecerdasan dan reflek saraf yang sebenarnya juga sedikit banyak terasah dalam sebuah game, terutama game yang bersifat kompetitif.

(3)

C. Unity 3D

Unity 3D merupakan sebuah tools yang

terintegrasi untuk membuat bentuk obyek tiga dimensi pada video games atau untuk konteks interaktif lain seperti visualisasi arsitektur atau animasi 3D real-time. Lingkungan dari pengembangan Unity 3D berjalan pada Microsoft Windows dan Mac Os X, serta aplikasi yang dibuat oleh Unity 3D dapat berjalan pada Windows, Mac, Xbox 360, Playstation 3, Wii, iPad, iPhone dan tidak ketinggalan pada platform Android.

D. Blender

Blender merupakan perangkat lunak untuk membuat animasi tiga dimensi yang berbasis bebas bayar. Selain itu, perangkat lunak ini juga dapat digunakan untuk membuat game tiga dimensi.

Seperti pada perangkat lunak tiga dmensi lainnya, pada Blender pembentukan objek dibuat dari objek primitif. Yang termasuk objek-objek primitif adalah kubus, plane, kerucut, lingkaran dan tabung. Dengan manipulasi objek primitif tersebut kita dapat membuat objek tiga dimensi yang kita inginkan. Untuk mempermudah dalam memanipulasi objek kita dapat melihat tampilan dari berbagai sudut. Dengan demikian, dapat terlihat jelas semua bagian dari objek yang akan dibuat.

III. METODOLOGI

A. Analisis Masalah dan Usulan Solusi

Pengembangan Aplikasi Game “Meboros Kidang” sebagai bentuk pelestarian tradisi meboros di Bali ini mengunakan proses SDLC (System Development Life Cycle) dengan model waterfall yaitu model yang bersifat sistematis dan berurutan dalam membangun perangkat lunak, mulai dari tahap analisis, desain, implementasi, evaluasi.

Tahap pertama yang dilakukan adalah mencari dan mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan yang merupakan bagian dari requirements analysis and definition (analisis kebutuhan dan definisi) pada model tersebut. Pada tahap ini, penulis melakukan pencarian informasi dan menganalisis kenyataan tentang pengetahuan masyarakat umum mengenai tradisi meboros yang ada di Bali. Berdasarkan hasil analisis penulis bahwa hanya sebagian kecil masyarakat yang mengetahui tradisi meboros terutama bagaimana prosesi itu berlangsung. Masyarakat agak kesulitan untuk mencari sumber mengenai tradisi meboros dan bisa menanyakan

langsung pada tetua adat yang di desa yang memiliki tradisi meboros.

B. Analisis Perangkat Lunak 1. Kebutuhan Perangkat Lunak

Aplikasi Game “Meboros Kidang” sebagai bentuk pelestarian tradisi meboros di Bali, dirancang agar dapat diimplementasikan kebutuhan fungsional sebagai berikut::

a. Aplikasi ini dapat menampilkan menu utama yang terdiri dari Cara Bermain, Mulai Baru, Lanjutkan Permainan, Tentang dan Keluar. b. Aplikasi ini dapat menampilkan menu utama

yang terdiri dari Cara Bermain, Mulai Baru, Lanjutkan Permainan, Tentang dan Keluar. c. Aplikasi ini dapat menampilkan menu utama

yang terdiri dari Cara Bermain, Mulai Baru, Lanjutkan Permainan, Tentang dan Keluar.

Adapun kebutuhan non-fungsional dari aplikasi yang dikembangkan adalah aplikasi dibuat agar user friendly bagi pengguna sehingga pengguna mudah menggunakan aplikasi.

2. Tujuan Pengembangan Perangkat Lunak

Aplikasi Game “Meboros Kidang” sebagai bentuk pelestarian tradisi meboros di Bali merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk memperkenalkan sekaligus melestarikan tradisi meboros melalui sebuah game dengan objek 3D. Aplikasi ini diharapkan mampu memenuhi proses-proses sebagai berikut:

a.

Mampu menampilkan menu utama yang terdiri dari, Cara Bermain, Mulai Permainan, Lanjutkan Permainan Tentang, dan Keluar.

b.

Mampu menampilkan menu Cara Bermain untuk membantu pengguna dalam menggunakan aplikasi ini.

c.

Mampu mengarahkan objek 3D pekraman saat memainkan game.

3. Masukan dan Keluaran Perangkat Lunak Pada perangkat lunak Game “Meboros Kidang” sebagai bentuk pelestarian tradisi meboros di Bali ini, terdapat data masukan dan keluaran perangkat lunak.

Masukan dalam perangkat lunak Game “Meboros Kidang” sebagai bentuk pelestarian tradisi meboros di Bali adalah berupa meng-klik pada layar saat bermain game.

Keluaran dari perangkat lunak ini adalah suara dari permainan saat game meboros di mainkan.

(4)

4. Model Fungsional Perangkat Lunak a. Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan

fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Gambar 1. Use Case Diagram

b. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Berikut gambaran activity diagram yang telah peneliti rancang

1) Activity Diagram Menu Meboros Alit

Gambar 2. Activity Diagram Meboros Alit

2) Activity Diagram Cara Bermain

Gambar 3. Activity Diagram Cara Bermain

3) Activity Diagram Tentang

Gambar 4. Activity Diagram Tentang

C. Perancangan Perangkat Lunak

1. Batasan Perancangan Perangkat Lunak Adapun batasan perancangan perangkat lunak Aplikasi Game “Meboros Kidang” sebagai bentuk pelestarian tradisi meboros di Bali dapat dipaparkan sebagai berikut.

a. Aplikasi yang dikembangkan akan menampilkan karakter pekraman (pemain),kidang, dan monyet saat level meboros dimainkan.

b. Pekraman (pemain) dan kidang akan dibuat dalam bentuk objek 3D

c. Aplikasi ini dapat berjalan pada Sistem Operasi Windows 7, Windows 8, dan Windows 10.

d. Pekraman hanya bisa menggunakan tombak sebagai alat meboros.

e. Area meboros tidak sepenuhnya menyerupai hutan belantara.

f. Aplikasi dimainkan secara single player, sedangkan pekraman lain yang ada dalam permainan sebagai penunjang kesesuaian tradisi. Selain itu pekraman tambahan tersebut juga bisa mengambil tombak yang ada di area meboros.

2. Perancangan Skenario Game

Tabel 1. Skenario Game Meboros Kidang Tahap Penjelasan

(5)

1. User memulai aplikasi.

2. Setelah memilih, User akan langsung menuju tampilan awal (splash image) 3. Setelah menampilkan tampilan awal

(splash image) maka dilanjutkan dengan tampilan slide pengenalan tradisi meboros 4. Setelah menampilkan tampilan slide maka

dilanjutkan dengan tampilan menu utama yang berisikan beberapa soft button yakni Cara Bermain, Meboros Alit, Meboros Agung, Tentang, serta button Keluar. 5. Saat User men-klik soft button Cara

Bermain pada menu utama, maka akan ditampilkan scene Cara Bermain yang berisikan informasi tentang cara memainkan level Meboros Alit dan

Meboros Agung, serta soft button Kembali

untuk kembali ke menu utama.

6. Saat User men-klik soft button Meboros Alit, maka akan ditampilkan slide animasi tentang prosesi Ngajit (sebelum meboros dilaksanakan), kemudian berlanjut ke

scene Meboros Alit yang menampilkan

area meboros, pekraman,koin dan kidang baik(berwarna coklat) serta kidang jahat(mengeluarkan sprite merah). Saat pekraman bisa memanah kidang dan mengumpulkan koin yang ada di area

meboros maka pekraman akan bisa

mendapatkan skor, dan jika berhasil akan bisa melanjutkan pada level selanjutnya yakni level Meboros Agung. Dalam scene juga terdapat icon Menu Utama untuk kembali ke menu utama dan tombol keluar untuk keluar dari aplikasi.

7. Saat User berhasil menyelesaikan level

Meboros Alit maka user akan melanjutkan

pada level Meboros Agung. Sama dengan level Meboros Alit, pada level Meboros Agung pekraman bisa memanah kidang dan mengumpulkan koin yang ada di area

meboros maka pekraman akan bisa

mendapatkan skor dengan jumlah yang lebih banyak dari level Meboros Alit. Dalam scene juga terdapat icon Menu Utama untuk kembali ke menu utama dan tombol keluar untuk keluar dari aplikasi. 8. Saat User men-klik soft button Meboros

Agung pada menu utama maka akan ditampilkan slide animasi tentang prosesi

Ngajit (sebelum meboros dilaksanakan),

setelah itu ditampilkan scene Meboros Agung dan harus memanah kidang dan

mengumpulkan koin sama seperti pada level Meboros Alit.

9. Saat User men-klik soft button Tentang pada menu utama, maka akan ditampilkan

scene Tentang yang berisikan informasi

pengembang, serta soft button Kembali untuk kembali ke menu utama.

10. Saat User menekan soft button Keluar, maka user selesai memainkan game ini 11. User mengakhiri aplikasi.

3. Perancangan Struktur Navigasi Perangkat Lunak

Struktur navigasi merupakan struktur atau alur dari suatu program dan memberikan kemudahan dalam menganalisa keinteraktifan seluruh objek dalam aplikasi dan bagaimana pengaruh keinteraktifannya terhadap pengguna.

Gambar 5. Struktur Navigasi Game Meboros Kidang

4. Perancangan Struktur Data Perangkat Lunak Tabel 2. Struktur Data Perangkat Lunak

No Tipe Keterangan

1. (*.unity) Pendefinisian scene project pada Unity3D sebagai antarmuka sistem.

2. Audio

Source

Komponen pada Unity 3D untuk pengaturan suara/audio aplikasi.

3. Game

Object

Digunakan untuk menyimpan script .cs dan

script .js yang berupa soft button pada Unity 3D.

5. Perancangan Antarmuka Perangkat Lunak Perancangan antarmuka perangkat lunak merupakan proses pembuatan antarmuka yang akan digunakan untuk berinteraksi antara pengguna dengan perangkat lunak dan bersifat user friendly

(6)

agar pengguna merasa tertarik, nyaman, dan mudah dalam menggunakannya

D. Pengujian

Tahap Integration and System Testing pada model waterfall ini adalah memperkenalkan produk dari peneliti untuk kemudian dilakukan pengujian kelayakan dari perangkat lunak yang telah dibuat yang dalam hal ini adalah Game Meboros Kidang.

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan game yang telah dibangun berdasarkan rancangan yang dibuat, sudah benar dan setiap fungsi yang terdapat pada game dapat berjalan dengan baik tanpa adanya error atau kesalahan dalam penggunaannya.

Tujuan pengujian Game Meboros Kidang adalah untuk:

1. Menguji kebenaran proses Game Meboros Kidang sesuai dengan yang telah direncanakan.

2. Menguji pemenuhan kebutuhan fungsional yang telah dirancang.

3. Menguji kebenaran fungsi setiap menu yang terdapat dalam game.

4. Menguji kebenaran control karakter dalam game.

5. Menguji penggunaan game pada beberapa buah komputer dengan spesifikasi yang berbeda.

6. Mengetahui spesifikasi minimum requirement untuk dapat menjalankan Game Meboros Kidang.

Setelah dinyatakan lolos pada tahap pengujian, maka perangkat lunak akan masuk ke tahap pengoperasian. Dalam pengoperasiannya, diharapkan Game Meboros Kidang ini mampu membantu penggunanya dalam melestarikan tradisi meboros kidang.

IV. PEMBAHASAN

A. Implementasi Perangkat Lunak

Implementasi perangkat lunak Game Meboros Kidang ini terdiri dari lingkungan implementasi perangkat lunak, batasan implementasi perangkat lunak, implementasi proses perangkat lunak, implementasi struktur data perangkat lunak serta implementasi layar antarmuka perangkat lunak.

a. Lingkungan Implementasi Perangkat Lunak Lingkungan implementasi perangkat lunak Game Meboros Kidang menggunakan beberapa

perangkat lunak dan perangkat keras sebagai berikut.

1. Spesifikasi Perangkat Lunak

Pada lingkungan perangkat lunak, aplikasi Game Meboros Kidang dijalankan pada lingkungan sebagai berikut.

a) Sistem Operasi Microsoft Windows 8. b) Blender 2.73a.

c) Unity4.6.3f1.

d) Adobe Photoshop CS6

2. Spesifikasi Perangkat Keras

Pada lingkungan perangkat keras yakni pada PC (Personal Computer), aplikasi Game Meboros Kidang dijalankan pada lingkungan sebagai berikut.

a) Intel®Pentium® CPU P6200 @ 2.13GHz 2.13Hz.

b) VGA Intel(R) HD Graphics c) RAM 1.00 GB.

d) Harddisk 272 GB.

e) Dilengkapi alat input dan output. b. Batasan Implementasi Perangkat Lunak

Batasan yang terdapat dalam implementasi perangkat lunak Game Meboros Kidang yaitu sebagai berikut.

Spesifikasi perangkat yang direkomendasikan minimal dalam menjalankan aplikasi adalah sebagai berikut.

a) Sistem Operasi Microsoft Windows 7 Professional

b) Dual-Core Processor c) RAM 1GB

d) VGA 1GB

e) Tidak dapat menambah atau mengubah objek 3D manusia dan kidang.

c. Implementasi Antarmuka Perangkat Lunak Implementasi antarmuka dilakukan sesuai dengan rancangan antarmuka yang telah dibuat sebelumnya.

a. Implementasi Splash Image

(7)

b. Implementasi Animasi Ngajit

Gambar 7. Implementasi Animasi Meboros

c. Implementasi Menu Utama

Gambar 8. Implementasi Menu Utama

d. Implementasi Meboros Alit

Gambar 9. Implementasi Meboros Alit

e. Implementasi Gagal dan Berhasil

Gambar 10. Implementasi Gagal dan Berhasil

V SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis, implementasi dan pengujian pada penelitian pengembangan aplikasi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Aplikasi game “Meboros Kidang” sebagai bentuk pelestarian tradisi meboros di Bali merupakan sebuah permainan untuk

mengetahui proses tradisi meboros yang ada di desa Busungbiu.

2. Aplikasi game “Meboros Kidang” sebagai bentuk pelestarian tradisi meboros di Bali dirancang berdasarkan skenario game yang disesuaikan dengan tradisi Meboros, serta menggunakan Use Case Diagram

dan Activity Diagram sebagai

fungsionalitas dan alur aktivitas dalam sistem..

3. Aplikasi game “Meboros Kidang” sebagai bentuk pelestarian tradisi meboros di Bali diimplementasikan dengan aplikasi Unity

3D.

4. Berdasarkan respon 2 ahli isi terhadap game Meboros Kidang menyatakan kelayakan isi tradisi sudah sesuai dengan tradisi Meboros di Desa Busungbiu dengan presentase 90%, 3 respon ahli media menyatakan layak untuk dipublikasikan dengan presentse 80,3%, dan respon 30 pengguna dengan presentase 83,7%. Ketiga respon dari ahli isi, ahli media dan pengguna termasuk dalam katergori yang Baik.

5. Aplikasi game “Meboros Kidang” sebagai bentuk pelestarian tradisi meboros di Bali ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau media yang menarik dalam memperkenalkan serta melestarikan tradisi meboros yang ada di Busungbiu.

Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk pengembangan selanjutnya diantaranya:

1. Karakter yang digunakan hanya menggunakan satu karakter manusia, selanjutnya agar bisa menambahkan karakter lain.

2. Bisa ditambahkan fitur penambahan senjata saat permainan berlangsung. 3. Untuk pengembangan aplikasi

selanjutnya, agar bisa menambah jumlah levelnya dan merancang setiap levelnya secara mendetail.

4. Menambah tingkat kesulitan game, seperti saat pemain lebih dekat dengan musuh maka musuh akan mengejar dengan lebih cepat.

5. Diharapkan pemain dapat mengontrol karakter untuk bergerak dengan membawa senjata dan tanpa senjata

(8)

sesuai kebutuhan pemain dalam bermain.

6. Saat melemparkan senjata diharapkan disertai dengan power yang dapat mempengaruhi jauh dekatnya lemparan senjata.

7. Game diharapkan mampu memberikan fitur yang memungkinkan pemain menyimpan

progress di pertengahan permainan

sehingga pemain tidak harus melanjutkan dari awal untuk setiap levelnya.

REFERENSI

[1] Punia,I Wayan. 2007. Mengapa? Tradisi dan

Upacra Hindu. Surabaya: Paramita

[2] Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.71/Menhut-Ii/2014.

http://www.dephut.go.id/uploads/files/b48da5f 8ddfd2d3a9734df609a9c308b.pdf. (diakses tanggal 5 Januari 2014)

[3] Devinta. 2012. Pembuatan dan Perancangan

game Dakon dengan Macromedia flash 8 sebagai Usaha untuk tetap Melestarikan Permainan Tradisional pada Era Digitalisasi.

Tersedia pada http://repository.amikom.ac.id/files

/Publikasi_07.12.2314.pdf. (diakses tanggal 5 Maret 2015).

[4] Dwija,Sunaryo,& Erni. 2015. Fight For The

Spirit Game Bergenre RPG Menggunakan Fuzzy-SWOT Berbasis Web. Jurnal EECCIS

Vol. 9, No. 1, Juni 2015. (diakses tanggal 5 Maret 2015

Gambar

Gambar 4.  Activity Diagram Tentang  C.  Perancangan Perangkat Lunak
Gambar  5.  Struktur  Navigasi  Game  Meboros  Kidang
Gambar 6. Implementasi Splash Image

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan suatuvariabel Bagaimana merancang perangkat lunak administrasi unit instalasi gawat darurat pada rsud bandar lampung menggunakan delphi 7.0

Tujuan dari praktikum ini adalah Memahami pengoperasian rotary drum filter, mulai dari prosedur start up, operasi normal, sampai shut down, mengamati karakter proses

Dengan mencampurkan selai buah ke dalam mentega kacang, dan penambahan bahan pengemulsi agar minyak tidak keluar dari selai kacang ternyata dapat menambah cita rasa. Selai

Sindrom Stevens-Johnson merupakan penyakit yang da- pat menyebabkan kematian sehingga perlu penanganan cepat dan tepat/optimal, mengenali dan menghentikan segera obat yang

2,17881, maka berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 dapat lihat bahwa terdapat satu variabel penelitian (BOPO) yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya Skripsi Penelitian yang berjudul “Perbedaan Efektifitas Minyak Atsiri Bunga

Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah data pasien diabetes melitus dengan ulkus diabetik yang berobat di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad yang bukan

Kondisi ini tidak berbeda dengan kondisi ibu hamil di Kunama, Ethiopia dari laporan penelitian yang disampaikan oleh Abraham dkk (2015) bahwa ketidakmampuan keluarga dalam