• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM PANSUS TATIB MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM PANSUS TATIB MASA SIDANG I TAHUN SIDANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH

RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM PANSUS TATIB MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2016-2017

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

I. KETERANGAN

1. Hari : Kamis

2. Tanggal : 22 September 2016

3. Waktu : 14.15 WIB – 15.09 WIB

4. Tempat :

5. Pimpinan Rapat : 1. Dr. H. Ajiep Padindang, S.E., M.M. 6. Sekretaris Rapat :

7. Acara : RDPU Pansus Tatib DPD RI dengan Narasumber Dr. Rochmadi Saptogiri, S.E., M.M.., Ak.

8. Hadir : Orang

(2)

II. JALANNYA RAPAT :

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Bismillahirrahmannirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Rapat yang kami sebut di sini dengan Tatib adalah Rapat Dengar Pendapat Umum dengan narasumber Bapak Rochmadi Saptogiri, Auditorat Utama Keuangan Negara III yang saya hormati beserta staf.

Kita buka pertemuan ini.

KETOK 1X Dengan ucapan bismillahirrahmannirrahim.

Bapak, Ibu Anggota Pansus saya hormati.

Bapak Auditorat Utama Keuangan Negara III tapi ini cenderung kepada pribadi Pak Rohmadi sebenarnya sebagai ya sebagai auditor, terima kasih beserta jajarannya yang hadir pada Rapat Pansus hari ini.

Sebelum saya persilakan bapak, kami ingin menginformasikan awal bahwa panitia Khusus DPD RI dibentuk setelah saya kira bapak juga sudah baca di koran lah, di surat kabar yang lalu-lalu terhadap adanya berbagai pemahamannya yang masih harus dipersamakan dalam sebuah pengaturan yang mengatur tentang mekanisme kerja dan berbagai hal yang terkait dengan DPD RI. Kita ketahui bahwa tata tertib tersebut juga menjadi dasar bagi pengelolaan keuangan, acuan bagi pengelolaan keuangan anggota dan DPD RI. Ada sejumlah pasal dalam Undang Dasar 45 yang diturunkan menjadi ke Undang-Undangan MD3 yang langsung diteruskan kepada tata tertib untuk ditindaklanjuti dan dari situ kemudian menjadi acuan oleh Sekretariat Jenderal dalam kaitan administrasi keuangan.

Hari ini kami ingin mendapat informasi pengetahuan lebih mendalam dalam kaitan dengan pengelolaan keuangan di lembaga negara dihubungkan dengan tata tertib tadi. Saya kira surat kami sudah sampaikan ke Pak Rochmadi. Bapak, ibu sekalian memang semula kita mengundang Bapak Tirtatama yang diusulkan dulu Pak Muqowam tapi karena beliau ada kesibukan yang tidak bisa dihindari kemudian oleh anggota BPK menugaskan ke Pak Rochmadi. Saya kira begitu alurnya sehingga hari ini Pak Rochmadi hadir dan sepengatuhan saya beliau ini secara kompetensial cukup untuk kita berdiskusi sebentar mendapatkan berbagai masukan dan mungkin penyajian ya 20-an menit begitu kurang lebih selebihnya kami ingin berdiskusi lebih banyak Pak Rochmadi itu, itu intinya itu. Saya kira begitu bapak ibu sekalian ya. Dengan hormat kita persilakan Pak Rochmadi, saya persilakan pak.

PEMBICARA: Dr. ROCHMADI SAPTOGIRI, S.E., M.M., Ak. (NARASUMBER) Baik, bismillahirrahmannirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita sekalian.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa karena

atas rahmat dan ridho-Nya lah kita bisa bertemu di tempat ini.

(3)

Pak Ketua yang saya hormati.

Bapak-bapak, ibu anggota Pansus Tatib DPD RI yang saya hormati.

Rekan saya, ini beliau ini Kepala Auditorat Pak Herry Ridwan eselon 2 di tempat kami yang sehari-hari memang melakukan pemeriksaan di lembaga negara dan di beberapa kementerian termasuk Setneg dan Kemenpan RB termasuk juga Seskabya.

Pak Ketua terima kasih sudah mengundang kami bapak ibu sekalian mudah-mudahan ini bisa kehadiran kami ini bisa kita berdiskusi, konteksnya berdikusi Pak Ketua tadi terima kasih Pak Ketua sudah sampaikan bahwa kami hadir di sini terus terang tidak berani mengatakan mewakili BPK karena kalau wakil BPK itu harus ditetapkan oleh Pimpinan BPK dan keputusannya pun juga harus dikeluarkan melalui rapat pimpinan BPK yang disebut dengan anggota BPK. Tapi Insya Allah kami, saya sendiri pak, saya Rochmadi betul Auditorat Utama Keuangan Negara III membawahi 42 kementrian lembaga salah satunya adalah DPD ini memang apapun keputusan keputusan hasil pemeriksaan itu berada di ranah kami ya jadi kalau pimpinan BPK biasanya tetap juga akan memintanya kepada kami untuk memberikan masukan terkait hal-hal yang disampaikan ini.

Kemudian kami mewakili Pak Prof. Edi Pak Ketua, Prof. Edi anggota BPK beliau tidak bisa hadir dan mewakilkan kepada saya dan Pak Heri terhadap hal-hal yang yang mungkin bisa kita diskusikan teman-teman dari Sekretariat DPD sudah menyampaikan Sekretariat Pansus telah menyampaikan 2 permasalahan kalau tidak salah meskipun tadi ada juga pesanan 1 lagi menjadi 3 hal. Pertama terkait pengaturan masa jabatan Pimpinan DPD 2 tahun 6 bulan apabila pengaturan itu retor aktif yaitu terhitung sejak Oktober 2014 sehingga masa jabatan Pimpinan DPD RI akan berhenti diganti pada bulan April 2017, bagaimana akibat administrasi keuangannya jika diberlakukan surut, yang pertama. Kemudian bagaimana mengukur akuntabilitas keuangan terkait dengan masa jabatan Pimpinan Alat Kelengkapan DPD RI dan yang ketiga kalau tidak salah terkait dengan ini tambahan pak tidak ada di TOR apabila Pimpinan Alat Kelengkapan DPD yang lama periode satu 1 tahunan 2014-2015 dan 2015-2016 ini apakah Pimpinan Alat Kelengkapan DPD periode lama dapat diberikan tunjangan mereka sesuai Tatib baru yaitu 2,5 tahun masa jabatan apakah diperlukan pemilihan ulang untuk pimpinan alat kelengkapan DPD yang masa jabatannya menjadi 2,5 tahun tersebut. Kami sudah berusaha membuat kajian pak dari sisi pengelolaan keuangan negara terutama domain kami kami juga diskusi dengan teman-teman Pinbankum di kami ada aspek untuk legalnya ketika kita menjawab suatu permasalahan. Jadi untuk yang pertama bapak menurut kami apalagi ini juga dianalogikan ada analogi apakah kasus pimpinan dan anggota DPRD periode 2004-2009 yang harus mengembalikan ke kas daerah atas tunjangan komunikasi intensif dan dana operasional itu maka ini ditakutkan kan seperti itu kira-kira apakah bisa, bisa apple to apple kan begitu.

Pak pimpinan, Pak Ketua dan Pak Wakil Ketua, Bapak-bapak, Ibu Anggota Pansus Tatib yang saya hormati.

Kalau untuk terkait dengan menganalogikan. Menganalogikan dampak pemberlakuan surut Peraturan DPD Nomor 1 Tahun 2016 dan kejadian yang menimpa DPRD tidak bisa di

apple to apple kan karena kalau dalam kasus yang DPRD itu ya yang kasus DPRD PP 21

tahun 2001 tentang perubahan ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 secara jelas memang menghapus fasilitas dana operasional kepada pimpinan DPRD dan memberlakukan fasilitas tunjangan komunikasi jadi yang ini sejak diberlakukan kemudian memberlakukan yang yang baru. Nah konsekuensinya tentunya adalah harus mengikuti ini yang dihapus fasilitasnya tidak boleh kemudian diperlakukan yang baru. Jadi ini kami nanti kalau dibutuhkan kami ada semacam bahan begitu pak apa namanya konteks PP yang, yang menjadi kekhawatiran bapak, ibu ini kejadian itu berulang. Jadi intinya adalah jika diberlakukan surut sejak Oktober 2014 maka masa jabatan pimpinan DPD akan berakhir pada April 2017 ya pak kalau 2,5 tahun. Jadi menurut kami sepanjang tidak diberikan lagi

(4)

fasilitas sebagai pimpinan DPD kepada pimpinan DPD yang telah berakhir masa tugasnya maka tidak ada konsekuensi keuangan yang timbul bagi pimpinan DPD yang lama. Fasilitas sebagai pimpinan DPD berganti diberikan kepada pimpinan DPD yang baru masa jabatan 2017-2019. Jadi itu kalau konsekuensi keuangannya. Jadi sepanjang jangan nanti tahun yang pimpinan 2017-2019 yang pimpinan periode 2015 -2017 mendapatkan tunjangan yang ini begitu karenakan sudah masih diteruskan itu yang tidak boleh jadi harus cut off disitu. Itu yang pertama pak kalau untuk pimpinan saya kira tidak, tidak begitu, tidak begitu masalah.

Kemudian kaitannya dengan bagaimana penilaian akuntabilitas. Jadi penilaian akuntabilitas Pimpinan Alat Kelengkapan DPD dalam masa jabatannya mengacu pada mekanisme yang diatur dalam tata tertib DPD. Kan sudah ada di dalam tata tertib sudah menyatakan itu di Ayat (1) Tata Tertib DPD di Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD di Pasal 30 menyatakan Tatib DPD ditetapkan oleh DPD dengan berpedoman pada ketentuan peraturan Perundang-Undangan ya Tatib Ayat (2) tatatertib sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) berlaku dilingkungan internal DPD. Jadi penilaian akuntabilitas Pimpinan Alat Kelengkapan DPD dalam masa jabatannya mengacu pada mekanisme yang diatur di dalam Tatib. Jadi dalam kaitannya dengan pertanggungjawaban administrasi dan pengelolaan keuangan masing-masing Pimpinan Alat Kelengkapan DPD hanya akan bertanggungjawab atas sumber daya yang dikelola, diterima dalam masa jabatannya. Itu nanti bukan ini, ini yang, yang, yang kedua pak mungkin kita bisa eksplorasi di kalau memang bisa dikembangkan begitu. Kemudian apakah pimpinan alat kelengkapan DPD yang lama dapat diberikan tunjangan mereka sesuai Tatib baru yaitu 2,5 tahun masa jabatan. Apakah diperlukan pemilihan ulang untuk Pimpinan Alat Kelengkapan DPD yang masa jabatannya menjadi 2,5 tahun tersebut? Sekali lagi bapak berdasarkan ketentuan Pasal 300 Ayat (3) huruf G Undang-Undang MD3 di atas tadi yang kami sebutkan tata tertib DPD mengatur tentang pembentukan, susunan wewenang dan tugas alat kelengkapan sepanjang diatur dalam tata tertib DPD bahwa pengurusan pimpinan alat kelengkapan DPD yang saat ini masih berjalan secara otomatis ya kalau yang masih berjalan ini secara otomatis diperpanjang, diperpanjang masa jabatannya tanpa melalui proses pemilihan maka hal ini sebenarnya tidak jadi masalah karena akan ikut saja untuk masalah keuangannya. Namun demikian tarif baru pembayaran tunjangan dan fasilitas lain sebagai alat kelengkapan DPD tidak dapat diberlakukan surut. Iya tarif barunya yang tarif barunya tidak bisa diberlakukan surut. Ini ada beberapa alasan karena terkait dengan prinsip APBN yang menganut asas tahunan dan melekat pada kegiatan. Pembayaran tunjangan hanya dibayarkan berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan, dilaksanakan pada masa periode tahun saat itu berlakunya tarif kapan kemudian adanya ini, ini beberapa ini ya beberapa permasalahan saja apa namanya dasar-dasar kenapa bahwasanya yang berlaku surut itu tidak bisa diperlakukan begitu pak. Jadi ini kira-kira sedikit tetapi untuk yang point 3 itu diperlukan aturan peralihan contohnya begini bapak kalau ternyatakan terutama untuk yang, yang sekarang, periode sekarang ini karena nanti kalau alat kelengkapannya juga 2,5 tahun berartikan berlakunya mulai April 2017 pak ya bagaimana dengan yang sekarang yang Oktober sampai April ini perlu ada aturan peralihan di sini ya perlu aturan peralihan ini yang yang diperlukan di sini saja tetapi kalau ini apa namanya ada pemilihan lagi nanti di tahun 2017 pemilihan pimpinan alat kelengkapan kemudian ada tarif baru di situ maka dia di dalam aturan peralihan itu dimungkinkan yang periode 6 bulan ini tergantung nanti diputuskan di aturan peralihan ikut dapat ini nya kompensasinya di yang mana.

Saya kira itu bapak, ibu yang bisa saya sampaikan mungkin ada yang, saya yakin perlu di eksplor lebih lanjut kita diskusikan kalau bisa kami bisa apa menjawab tentunya kami coba jawab sekarang kalau tidak nanti akan kami bikin ulasan tulisan kami akan diskusikan kepada hukum kami ya supaya tidak ada kekeliruan tetapi di dalam pelaksanaan pemeriksaan tadi saya sampaikan pelaksana pemeriksaan domainnya ada di, di tempat kami

(5)

tentunya kalau kami sudah, sudah menyampaikan dan itu akan menjadi kriteria kami nanti ketika melakukan pemeriksaan di Kesekjenan DPD ya sudah di putuskan seperti ini dan kami sudah sejalan dengan apa yang sudah kami sampaikan itu akan menjadi kriteria pemeriksaan dan mudah-mudahan tidak akan terjadi permasalahan yang berarti di dalam konteks administrasi keuangan atas pemberlakuan peraturan DPD Nomor 1 Tahun 2016.

Saya kira itu Pak Ketua, Pak Wakil Ketua, Bapak, Ibu Anggota Pansus Tatib yang saya hormati. Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Cukup ada tambahan pak, baik. Bapak Rochmadi masalahnya DPD ini WTP bapak berikan yang ke-7 kalinya kalau saya tidak salah iya ini termasuk hebat dalam segi akuntabilitas keuangan karena tidak semua lembaga negara bisa memperoleh seperti itu. Jadi itu yang kami mau jaga sebenarnya dibaliknya ini ya kita mau jaga selain menjaga individu. Iya silakan pak, silakan mau kopi atau teh? Sebenarnya bapak, ibu sekalian sangat jelas apa yang disampaikan oleh narasumber kita tetapi kalau masih mau istilah Pak Rochmadi di explorer atau masih ada yang mau diperdalam lagi silakan kita gunakan waktu mungkin catatan tertulisnya sjuga Pak Rahmadi bisa kita peroleh sebentar tapi yang paling menarik buat saya itu adalah dengan masukan seperti ini, ini sekaligus menjadi catatan Pak Rochmadi sebagai auditur yang membidangi lingkup DPD termasuk salah satunya sehingga kalau nanti terjadi perbedaan pandangan dalam auditingnya itukan sudah ada catatan catatan di BPK begitu. Saya pikir silakan kalau ada. Ibu Ana dulu baik.

PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU) Terima kasih Pak Ketua.

Narasumber yang saya hormati.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Saya ingin menanyakan kepada Bapak mungkin menyangkut juga keberadaan saya sebagai pimpinan alat kelengkapan yang kalau tadi dibicarakan bahwa mungkin berlaku mundur tidak, tidak bermasalah yang pasti tarif baru tidak diberlakukan. Saya menjabat sebagai pimpinan alat kelengkapan pada tahun ya 1 case ini, 1 case Tahun 2015. Kemudian kalau di mulai awal 2015 ya tahun sidang kemudian berakhir sesuai dengan SK saya 2016 bulan Agustus, sekarang bulan Agustus yang kemarin harus sudah berakhir ya. SK saya 2015 sampai 2016 kalau bapak mengatakan boleh berlaku mundur itu artinya saya dihitung mulai 2014 padahal fakta saya baru diangkat pada 2015 dan SK saya berakhir di 2016 karena sesuai dengan Undang-Undang MD3 menyatakan bahwa pimpinan alat kelengkapan itu dipilih setiap tahun mulai sidang kecuali pada tahun terakhir. Jadi di Tatib kita menentukan 2,5 tahun itu artinya tidak sesuai dengan amanat Undang-Undang MD3. Bapak mengatakan tadi kalau saya 2015 saya bisa dihitung dan mulai 2014 padahal saya tidak menjabat di 2014 itu bila terjadi sesuatu misalnya dalam hal keuangan terhadap teman saya yang sudah menjabat 2014 misalnya apakah saya bertanggung jawab. Itu pertama.

Yang kedua, saya tidak menjabat disitu tapi bolehkah saya mendapat juga tunjangan saya di 2014 walaupun bukan tarif baru, tarif lama jadi jabatan saya 2015 berhenti di 2016 dan akan dihitung mulai 2014 sampai dengan April 2017. Jadi apakah saya bertanggungjawab atas kesalahan di 2014 kalau misalnya nanti ada? Kemudian apakah saya

(6)

bisa menerima tunjangan 2014 padahal saya tidak menjabat pada saat itu walaupun dengan tarif lama bukan tarif baru jadi berlaku surut. Iya, demikian pak.

Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Dan apakah masih bisa menerima sampai 2017?

PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)

Ya betul sampai 2017. Ini menyangkut keuangan mungkin kalau administrasi tentang legalitas tentunya nanti akan keluar lagi SK bahwa saya dinyatakan dari 2014 sampai dengan 2017 padahal SK kita 2015 sampai 2016. Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Cukup jelas Pak Rochmadi. Baik, silakan. Kita langsung saja dulu pak ya biar tuntas.

PEMBICARA: Dr. ROCHMADI SAPTOGIRI, S.E., M.M., Ak. (NARASUMBER) Baik, terima kasih ibu. Saya coba jawab nanti mungkin ditambahkan sama Pak Hery kalau ada yang kurang pas tolong saya dikoreksi Pak Herry.

Begini ibu, bapak sekalian tadi sudah saya sampaikan bahwa untuk terkait dengan alat kelengkapan ini ya saya sampaikan tadi bu tarif baru pembayaran tunjangan dan fasilitas lain sebagai alat kelengkapan DPD tidak dapat diberlakukan surut begitu. Jadi bukan di berlakukan surut, diberlakukan surut itu nanti kalau ada aturan peralihan khusus untuk 6 bulan dari September ya bu ya September 2016 sampai dengan April 2017 karena memang itu ada kekosongan karena nantikan selanjutnya akan diberlakukan untuk masa jabatan 2,5 tahun sekaligus begitu ya yang dibutuhkan. Nah menjawab pertanyaan ibu tadi juga sudah disampaikan bahwa prinsip APBN itu menganut azas tahunan dan melekat pada kegiatan. Jadi kegiatan dimana melekatnya? Melekat pada saat kapan kita seseorang atau pribadi seorang mendapatkan surat keputusan itulah maka disitu kegiatan kita sebagai apa di situ di bayar kan begitu. Jadi mohon maaf bu kalau kaitannya dengan tunjangan 2014 karena ibu belum pimpinan ya otomatis tidak ada dasar nanti untuk pembayarannya karena pembayaran itu harus didasarkan kepada surat keputusan sebagai pimpinan alat kelengkapan DPD.

Kemudian kaitannya dengan tanggungjawab otomatis karena memang ibu di tahun 2014 tidak menjadi atau belum menjadi pimpinan alat kelengkapan, ibu tidak mempunyai tanggungjawab terkait dengan pengeluaran keuangan yang terjadi pada masa tahun 2014 itu. Kemudian bagaimana untuk pemberian 2016 ini, tadi saya sampaikan ini tergantung masa peralihan kalau kemudian didalam masa peralihan ditetapkan bahwa pimpinan alat kelengkapan DPD tahun 2015, awal 2015 sampai dengan Agustus 2016 itu diperpanjang menjadi April 2017 maka otomatis itu itu masih melekat haknya termasuk juga kewajiban dan tanggung jawab. Saya kira itu, Pak.

(7)

PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (WAKIL KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Inikan Pak Sekjen ini juga anu pak, Pak Sekjen kita ini sangat baik sekali. Sekjen DPD sehingga kasus yang hangat ini kemudian Sekjen kirim surat pada Pimpinan Pansus memberikan dokumen mengenai APBD DKI Jakarta yang berkaitan dengan returaktif pak ya inikan ada pengembalian dari Anggota DPRD itu. Nah ini just in case pak, ini pak. Bapak tadi 2,5 tahun apakah kemudian ini prakteknya nanti adalah pimpinan kami itu harus mengembalikan ketika ya ada 2,5 tahun masa jabatan ini saya kira agak konflik di situ karena Pak Sekjen berpendapat bahwa kalau kemudian itu Tatib baru dilaksanakan dengan 2,5 tahun asumsi yang dikembangkan Sekjen adalah Pak Irman, Bu Hemas, dan Pak Farouk itu harus mengembalikan. Ini mengembalikan apa ya tunjangan dan lain-lainnya itu. Jadi karena itu menurut saya tidak benar kalau menurut saya. Jadi karena itu Pak sekjen itulah agak dalam konteks returaktif itu khawatirannya itu, itu khawatiran di situ, apa betul itu pak? Kalau tadi bapak sampaikan bahwa mohon maaf ini kan tolak ukurnya adalah terkait dengan apa yang tarif baru dan tidak dapat diberlakukan secara surut. Jadi oleh karena itu menurut saya adalah apapun keputusan yang dilakukan itu tidak memberikan kewajiban kepada beliau bertiga untuk mengembalikan sepanjang memang dalam tata tertib itu memang ada perubahan-perubahan begitu. Itu pak.

PEMBICARA: Dr. ROCHMADI SAPTOGIRI, S.E., M.M., Ak. (NARASUMBER) Baik, Pak Muqowam. Nggeh. Jenengan Pak Mahendro kemarin saya pas Baperjakat dibisikan Pak Mahendro jenengan saja yang ke DPD.

Jadi begini bapak prinsipnya pertanyaan saya sederhana yang harus dikembalikan pak pimpinan sekarang yang periode kapan kalau pendapatnya Pak Sekjen? Kalau pimpinan ini menjabat sampai dengan periode 2,5 tahun April 2017 ya tidak, tidak ada masalah dengan apa yang sudah beliau terima karena beliau melaksanakan tugas meskipun kemudian ada Tatib baru yang seakan-akan berlaku, tidak yang artinya dari 5 tahun menjadi 2,5 tahun. Beliau punya hak kewenangan tanggung jawab 2,5 tahun karena itu tidak layak apa yang menjadi hak beliau harus dikembalikan. Itu saya pikir clear tidak ada ada masalah pak.

PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (WAKIL KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Jadi kami bertiga. Ini kebetulan Pak Sekjen itukan mau memodali Pimpinan Pansus bahwa pernah ada kejadian mengembalikan itu Pak Beny mengembalikan duit karena kalau itu salah posting anggaran kalau itukan. Dalam hal ini misalnya adalah dulu Kemendagri mengeluarkan PP berapa itu sehingga tidak harus mengembalikan tapi ternyata di lapangan itukan banyak sekali pimpinan anggota DPRD yang kena kasus asuransi, rumah dan lain-lain itu harus dikembalikan. Itu okelah kita lupakan tapi bahwa clear pak bahwa tidak ada kewajiban atas perintah dari tata tertib yang kemudian memberati atau menjadi kewajiban dari pemimpin. Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Iya tadi Pak Rochmadi sudah sampaikan analog itu dengan DPRD provinsi dengan kabupaten saya termasuk yang mengembalikan zamannya itu Pak Rochmadi. Iya kan saya sudah terima satu bulan, PP diubah oh ya tapi teman-teman di Papua tidak mau kembalikan

(8)

dia mau ramai-ramai penjara biarkan katanya macet DPRD nya dia tidak kembalikan pak tapi korbannya ada seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri karena memang ada sedikit main-main. Jadi saya suruh bilang tidak bisa dipersamakan tapi memang bapak sekalian kami diberikan surat oleh Sekjen untuk mengingatkan itu sebabnya kami harus cek ulang lagi pandangan teknis dari seorang auditor. Saya kira kalau, iya.

PEMBICARA: Drs. H. LALU SUHAIMY ISMY (NTB) Bapak Pimpinan, Bapak Narasumber yang saya hormati.

Karena kebetulan kita ini duduk sebagai pimpinan alat kelengkapan pak. Jadi kita pisahkan dengan pimpinannya DPD pak. Ini ada 2 kekhawatiran pak pertama seperti kata Pak Ketua Pansus tadi jangan sampai nanti mencederai apa WTP yang sudah kita dapatan selama ini akibat daripada ada kekeliruan administrasi. Itu yang pertama.

Kemudian yang kedua, kekhawatiran kita karena kita ini kebetulan juga sekali lagi adalah pimpinan di alat kelengkapan pak itu dalam Undang-Undang MD3 itu untuk alat kelengkapan pak bukan, bukan pimpinan pak ya ini kami-kami ini pak itu masa jabatannya adalah satu tahun. Jadi pada masa permulaan masa sidang yang akan datang itu yang berjalan begitu dia harus ada pemilihan lagi kemudian kalau dia terpilih ditetapkan kemudian di SK kan lagi tidak apa-apa. Nah permasalahannya adalah kemudian kalau kemudian itu berlanjut katakanlah sampai 6 bulan kemudian mengikuti 2,5 tahun pimpinan DPD, apakah ini nanti sekali lagi tidak akan menjadi permasalah bagi kami terutama untuk mengembalikan dan juga menyalahi aturan administrasi keuangan pak. Nah itu yang kita sangat khawatirkan karena kebetulan rata-rata kami ini anu pimpinan di alat kelengkapan begitu pak. Lah iya, terima kasih pak.

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Sebenarnya hampir sama tadi dengan ibu ya, Ibu Anna tapi ini lebih tajam lagi karena apalagi beliau ini Pimpinan Badan Kehormatan pak, tidak enak sebenarnya kecil mohon maaf ini pak, kecil sekali ini tunjangan pimpinan alat kelengkapan tetapi kecil itu biasa berdampak juga iya apalagi kalau Pimpinan BK. Pak Rochmadi, silakan.

PEMBICARA: Dr. ROCHMADI SAPTOGIRI, S.E., M.M., Ak. (NARASUMBER) Terima kasih Pak Lalu. Tadi sudah disampaikan sebenarnya, sekali lagi tadi disampaikan juga Pak Ketua, prinsipnya saja bahwa itu mengikuti ya sepanjang memang pada saat itu bapak dan Ibu menjadi pimpinan alat kelengkapan DPD dan itu masih terikat dengan bentuknya apa mungkin surat keputusan atau hasil paripurna mungkin ya, hasil pemilihan yang ditetapkan oleh keputusan pimpinan DPD bapak sebagai alat pimpinan alat kelengkapan DPD. Kan periodenya jelas itu di periode itulah bapak punya hak, punya tanggung jawab, punya kewenangan dan juga punya kewajiban. Hak, tanggung jawab, kewajiban, kewenangan di lingkup itu bahwa kemudian berubah menjadi 2,5 tahun bagaimana itukan juga di atur di dalam tata terib, ya ikuti itu saja pada periode itu begitu. Jadi intinya kita berprinsipnya itu bahwa pembayaran oleh pengeluaran APBN itu didasarkan pada kegiatan yang ada keputusan atau dasar kegiatan itu dilaksanakan. Dasarnya apa? Dasarnya surat keputusan itu. Saya kira itu kalau itu clear tidak mungkin akan ada auditor mengatakan oh ini bapak tidak berhak, berhak tidak berhaknya itu pada saat memang bapak, ibu disitu punya kewajiban hak itu melekat itu dikatakan tidak berhak kalau ya kalau kita bicara ini tidak boleh begitu, tidak berhak berarti pada saat itu memang tidak menyandang

(9)

punya kewajiban, punya kewenangan atau tidak berhak kalau tarifnya menyalahi ya. Berarti selisih tarif yang selisihnya dianggap tidak berhak yang harus dikembalikan tetapi tetap pada periode bapak, ibu ya melakukan kegiatan itu. Begitu kira-kira Pak Ketua.

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Baik, baiknya dibuat keputusan pak ini dan seterusnya jadi ada back up hukum tapi kalau masih belum jelas Ibu Anna. Back up nya kita itu ada keputusan Panmus itu yang dibawa ke Sipur kemarin. Tapi ibu dulu, tuntaskan dulu Ibu Anna ya.

PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)

Iya, iya betul. Terima kasih pak. Begini pak, Undang-Undang mengatakan 1 tahun MD3, Tatib kan dibawah Undang-Undang tidak boleh melanggar Undang-Undang nah Tatib menentukan 2,5 tahun, apakah tetap kita masih legal menerima itu begitu padahal Undang-Undang di atas kita mengatakan cuma setahun tapi Tatib memperpanjang jadi 2,5 tahun dan kita tahu Tatib ada di bawah Undang-Undang. Terima kasih. Itu sebenarnya pokoknya.

PEMBICARA: DJASARMEN PURBA, S.H. (KEP. RIAU)

Mungkin saya jelaskan. Bahwa istilah perpanjangan sebetulnya tidak ada tetapi SK nya diperpanjang tapi tidak ada pemilihan, kira-kira begitu. Nah artinya untuk sampai dengan saat ini sudah lewat masa sidang tetapi pemilihan tidak ada, SK juga tidak ada apakah bisa seandainya menerima untuk jangka yang akan datang begitu. Nah ini masalah SK, SK juga ini pak karena pertama ada pemilihan sampai dengan saat ini semua alat kelengkapan kecuali Pimpinan DPD tidak ada pemilihan. Apakah sejak habis masa yang dipintakan ibu ini bulan Agustus itu, ini bagaimana ini tunjangan ini sampai dengan selesai nanti 2,5 tahun.

Terima kasih pimpinan.

PEMBICARA: HERRY RIDWAN (NARASUMBER)

Baik, Terima kasih Pak Pimpinan, Pak Rochmadi. Iya seperti tadi yang disampaikan oleh apa namanya oleh Pak Rochmadi bahwa dasar pembayaran itu semestinya memang harus ada payung hukum yang melandasinya pak ya nah kita khawatir bahwa ketika itu misalnya tidak ada payung yang melandasinya itu juga apakah menjadi legal atau tidak pembayaran itu ya. Nah itu mungkin juga yang perlu di apa namanya di, karena itu mungkin lebih kepada hukum pak ya apakah dengan pemberlakuan Tatib ini itu otomatis bisa dan memperpanjang apa masa jabatan anggota itu sementara tadi kan Ibu Anna menyampaikan bahwa ini adalah produk dibawah Undang-Undang begitukan kami juga mungkin baru apa

sih mungkin pelajari juga kalau memang ini diatur dalam Undang-Undang ya apa namanya

masa anggota alat kelengkapan ini.

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Pak disitu kami masih ada perbedaan persepsi jadi tidak usah ini. Jadi kami masih ada perbedaan persepsi disitu dengan Ibu Anna begitu tapi tidak usah kita berdebat soal itu. Di Pasal 264 Undang-Undang ini tidak menyebut pimpinan hanya keanggotaan yang tahunan, pimpinannya tidak disebut tapi tidak usah kita berdebat soal itu ya. Iya tidak usah kita

(10)

berdebat. Yang saya yang kita mau pertegas dari Pak Rochmadi tadi ini tolong didengarkan yang saya hanya mengulangi dasarnya adalah keputusan sepanjang ada keputusan tertulis mendasari pengeluaran maka bagi BPK tidak masalah.

PEMBICARA: Dr. ROCHMADI SAPTOGIRI, S.E., M.M., Ak. (NARASUMBER) Jadi begini ibu, Pak Ketua ada yang sifatnya sangat normatif tetapi kami terus terang, terus terang pak tadi ibu dan Pak Ketua tadi sampaikan masih ada dispute juga di dalam menginterpretasikan yang satu tahun apakah itu termasuk alat kelengkapan DPD, Pimpinan DPD atau keanggotaan atau apalah begitu iya itu nanti serahkan ke tapi kami begini prinsipnya begini saja bapak, ibu sekalian. Seperti yang saya sampaikan tadi, sudah sampaikan ada dasar yang keputusan yang mendasari apalagi kalau nanti tinggal ditegaskan saja apakah di rapat teman-teman DPD, bapak, ibu sekalian DPD di Rapat Paripurna seperti apa untuk menjadi payung hukum dasar itu. Akan lebih bagus kalau itu sudah ada di dalam sidang sudah diputuskan itu sebagai dasar tidak apa-apa sepanjang bapak, ibu memang melaksanakan kegiatan atas yang diputuskan itu ya memang kedepannya mau tidak mau bapak segera dilengkapi dengan apa semacam keputusan administratif, keputusan administratif karena di dalam pemeriksaan pak memang ada kalau auditor itu ada yang bicaranya substance over form, substansi itu mengungguli bentuk, ada yang berprinsip form

over substance yang penting formalnya ada enggak meskipun substansinya begitu. Jadi audit

kalau auditor bagi kami pak ya ada dasarnya. Dasarnya itu diambil surat keputusan dan yang mengambil keputusan itu memang mempunyai legalitas untuk mengambil keputusan dan kemudian itu dituangkan di dalam sebuah surat keputusan maka dan bapak, ibu sekalian melakukan keputusan itu maka semua yang terkait dengan tanggung jawab dan termasuk juga kompensasi atas pelaksanaan kegiatan keputusan itu, itu menjadi tidak kami permasalahkan begitu. Itu saya kira ini bahwa nanti Undang-Undang mengatakan cuma 1tahun kemudian di dalam Tatib 2,5 tahun tolong diselesaikan secara internal bu ya dalam nanti diputuskan di lembaga tertinggi Mahkamah DPD itu kita ambil sebagai kriteria bersama baik sebagai payung hukum kriteria bersama.

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Boleh-boleh pak, silakan.

PEMBICARA: HERRY RIDWAN (NARASUMBER)

Dan juga terkait dengan dasar ini pak untuk bagi pimpinan ataupun alat kelengkapan dewan untuk memperoleh hak-hak keuangan itu itu dasarnya apa? Dengan Tatib itu atau ada SK lain?

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Acuan pertamanya adalah Peraturan Menteri keuangan, itu untuk apa rinciannya ya rinciannya tetapi untuk pelaksanaannya itu berdasarkan keputusan pimpinan. Ya surat jadi Peraturan Keputusan Pimpinan DPD. Keputusan Pimpinan DPD didasarkan atas Tatib. Jadi sebenarnya tidak ada masalah. Ada sedikit kelemahan kemarin itu, itulah sebabnya disahkan keanggotaan kemarin dan disahkan keanggotaan kemarin diberi kesempatan beberapa hari ini untuk bagi anggota masih ada beberapa daerah karena nanti bermuara mau diformalkan

(11)

pemilihan pimpinan itu ya karena kesepakatan kan jangan dulu membuat perubahan pimpinan sampai dengan selesainya Tatib ini karena itu yang kita pegang dari Pak Rochmadi dengan Pak Herry ya. Pak Herry iyalah dasarnya keputusan jadi ada keputusan administratif yang menjadi acuan itulah menjadi dasar pemeriksaan dan yang saya senang sekali karena azas reproaktif ya tidak ada masalah, memang dari dulu kami katakan jangan bandingan dengan PP nya DPRD. Pak Benny kalau dulu memang kita lain ceritanya kan ada beberapa ya

PEMBICARA: BENNY RHAMDANI (SULUT)

(Berbicara tanpa mic, red.) Begitu disampaikan oleh Sekjen, saya paham Sekjen itu Profesor dia paham ini tidak bisa ya dengan apa yang….

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Tidak-tidak supaya lebih safety Pak Benny kan kita WTP 7 kali jangan itu begitu ya. Baik, saya kira cukup bapak sekalian, ibu saya tapi tetap Anggota Pansus di tempat dulu sedikit. Untuk Pak Rochmadi dengan Pak Herry saya sangat berterima kasih atas nama Pansus.

PEMBICARA: Dr. ROCHMADI SAPTOGIRI, S.E., M.M., Ak. (NARASUMBER) (Berbicara tanpa mic, red.) Kalau diperlukan pak, monggo, silakan.

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Baik, memang kemarin Pak Muqowam sebenarnya bilang daripada berdiskusi jauh-jauh dengan pakar diskusi teknis dengan yang sebenarnya mengerjakan secara ke dalam. Pak Rochmadi bisa diundangan atas nama perorangan ya? Ini masalahnya karenakan mengundang auditur beliau seperti inikan harus melalui lembaganya karena harus sepengetahuan BPK nya, anggota BPK nya kalau bertugas ke luar. Baik, terima kasih Pak Rochmadi. Terima kasih semuanya bapak, ibu sekalian dan untuk session ini saya akhiri dengan ucapan alhamdulillahhirrabilalamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETOK 1X

Bapak, Ibu sekalian saya mohon dulu beberapa menit. Sifatnya penyampaian sebenarnya informasi. Pertama pengumumannya adalah karena di WA, di Wa group itukan berkembang lagi usulan-usulan perubahan jadwal. Saya prinsip begini jangan kita ubah-ubah dulu selama masih bisa dilaksanakan karena kalau kita mengubah mengganggu komunikasi yang kita sudah buat sebelumnya ya. Contohnya begini saya sudah komitmen dengan UMI misalnya kan, Bengkulu juga. Justru sekarang yang menjadi tantangan adalah kesiapan sekertariat soal dana. Jadi selama dananya bisa terealisir untuk pelaksanaan tanggal 29 sampai tanggal 1 itu tetap kita laksanakan ditanggal sana mohon menyesuaikan lah ya. Sayakan tidak mau tanggapi diskusi di WA usulan Pak Sofwat begitu, tapi agak repot karena pertama kita sudah komunikasikan yang saya harap ini Pak Wahid dengan Kepala Biro Renkeu itu dikomunikasikan baik-baik.

(12)

Yang kedua, jangan mengganggu judul kita. Kedua, saya mohon yang berkesempatan, yang berkesempatan saya kecuali kalau memang betul-betul ada halangan untuk tanggal 28 itu konsultasi dengan 28 hari Rabu konsultasi dengan Pimpinan Mahkamah Agung ini sebenarnya ketua langsung mau terima ini pak makanya ditunda-tunda terus Ketua Mahkamah Agung jamnya, jam 10. Jadi kita mungkin ketemu disini ya Pak Wahid, kita berangkat setengah. Jauhkah kantornya Mahkamah Agung? Kita kumpul disini jam 9 disini barangkali. Ibu Anna izin tidak apa-apa. Makanya mohon kepastiannya nanti Pak Wahid yang pergi atau yang tidak pergi. Tadi nya malah semula saya berharap Pak Muqowam yang pimpin tapi karena ada juga rencana saya tapi Pak Muqowam bilang tidak boleh tidak ada ketua apalagi dia memang orang Sulawesi Selatan tapi saya tidak kenal Pak, saya takut mengenal Hakim. Sampai tanggal berapa? 27 hari apa Pak Wahid. Begini biar nanti Pak Wahid coba komunikasikan jadi berapa orang saja yang bisa ya ke Ketua MA inikan memangnya sifatnya konsultasi bukan rapat. Ini masalah kesiapannya dia ini masalahnya 27 kan kita minta tapi dia rapat sepanjang hari sampai malam tidak bisa tanggal 28, 29 dia sudah oke. Tapi berapa orang yang bisa ke sana ini. Pak Djasarmen bisa. Pak Lalu? Ibu Ana tidak bisa tadi sudah izin. Katanya bisa pulang pagi Pak Muqowam.

PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (WAKIL KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

(Berbicara tanpa mic, red.) Begini Bapak-bapak saya itu tnaggal 28 itu ada Kemendagri jam 10 mulainya.

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Di sini?

PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (WAKIL KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

(Berbicara tanpa mic, red.) Di sini.

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Berartikan Pak Benny ada bisa mewakili Komite I, ya pulang malam yang penting ada 5 orang keatas inikan kita wakili nanti kita lapor ke bapak-bapak. Jadi target pertama begini kami akan coba lagi dengan Pak Wahid hubungi sekretaris Mahkamah Agung kalau ada jalan sedikit ditunda kita tunda 29 atau ya pokoknya sesudah 28 siapa tahu 29 lebih banyak tapi kalau, kan dia sore baru berangkatkan. Kan acara di Makasar itu tanggal 30. Ya jadi pelaksanannya Makasar itu kalau jadi, jadi kan tergantung uang ini. Itu 30 siang bada Jumat. Ya inikan pertama saya Pak Djasarmen, Pak Lalu. Pak Beny saya kira bisa atur sedikit, Pak Amir nanti diambilkan pesawat khusus dari Samarinda. Kita coba ya tapi kalau tidak ada jalan karena ini sifatnya konsultasi, bukan kalau saya sih mau saja bu tidak ada masalah saya. Kita coba, kita coba dengan Pak Wahid kalau 29 dipimpin oleh Pak Muqowam. Tapi ada Bu Fahira saya kira bisa juga. Kalau tanggal 29 bisa dipimpin oleh Pak Muqowam kalau 28 saya masih bisa ya karena tanggal 28 malam saya harus berangkat ke Makasar, kan kalau kita gampang bapak aturkan. Sama kan 28 sudah terjadwal.

(13)

PEMBICARA: ANNA LATUCONSINA (MALUKU)

Pak Ketua usul kalau memang MA sudah menyetujui tanggal 28 dan ketua bisa di 28 ya apalagi dengan 4 anggota ya jalan saja pak. Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Berapa orang yang tidak bisa? Kita bicarakan besok maksud saya. Inilah yang dulu mau kita sepakat tapi besok baru kita sepakat bahwa kita hanya membahas peraturan peralihan penjabarannya itu yang dimaksud Keputusan Pimpinan DPD Nomor 123 hanya peralihan tapi kemudian berkembang menjadi 1, 2, 3, 4, 5, 6. 5, 6 inilah oleh BK yang direkomendasikan jangan masuk kesana karena itu artinya menyeluruh mau di korek. Besoklah maksud saya coba kita diskusikan pak. Itu bahasa kan.

PEMBICARA: DJASARMEN PURBA, S.H. (KEP. RIAU)

(Berbicara tanpa mic, red.) Ya kalau boleh itu dulu baru pembahasannya menyusul.

PIMPINAN RAPAT: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD RI)

Nanti dulu itu cuma soal filsafat bahasa saya pikir itu justru nanti akhir-kahir kan itu kan menyerasian bahasa saja. Substansi ini kita sudah mau masuk Pak Djasarmen sudah terlalu banyak rapat-rapat seakan-akan menggantungkan ini ke Pansus. Padahal saya bilang kalau saya pribadi kenapa mau tergantung di Pansus ini yang bisa menjalankan kesepakatan Tatib itu jalankan dulu. Tapi seakan-akan kita yang mau dijadikan alasan. Jadi dan ini juga berkait juga dengan review anggaran kita jadi sebenarnya masih ada 2 narasumber harusnya begitu ya. Tapi nanti kita lihat perkembangan selanjutnya. Kepentingannya yang sangat mendesak saya ini sudah cukup kepentingan ini kita ada respek hukum ini soal hukum saja kita berdebat ini bukan soal bahasa tapi tetap nanti kita akan agendakan sepanjang. Besok kita coba dulu bersepaham ke dalam lagi soal topik utama bahasan kita. Inikan dari awal kita jalan kita belum sepaham kita hanya membahas peraturan peralihan dan penjabarannya. Dan dibenak kita masing-masing sudah ada gambaran bagaimana pandangan Pak Mahfud, pandangan pak. Jadi tolong staf ahli Pansus dengan sekretariat ya resume semua pandangan dari pakar yang kita undang. Tentu kalau anda resume dan ada yang menurut catatan kami tidak sesuai kita koreksi ya jadi harap saya kira itu. Saya kira begitu jadi besok tetap kita rapat pukul 9.30WIB. Pak Muqowam membaca khutbah dimana besok? Serius ini. Dihubungi Bu Fahira ya supaya tetap ada. Saya kira demikian saya akhiri.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Referensi

Dokumen terkait

Perbaikan yang disarankan validator yaitu pada modul hasil penelitian uji toksisitas ekstrak kulit batang rengas (Gluta renghas) terhadap larva udang Artemia salina

Garansi tidak berlaku apabila terjadi kerusakan atau perbaikan yang dilakukan oleh pihak lain yang bukan teknisi resmi Pureit atau ada salah pemakaian yang ditemukan oleh teknisi

Berdasarkan berat molekul dan pola fragmentasi dari pendekatan WILEY229.LIB, maka diduga senyawa puncak 14 identik dengan germakron yang strukturnya dapat dilihat

Meskipun penelitian mengenai kadar timbal dalam darah pada petugas SPBU telah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, namun penelitian ini berfokus pada dampak

Selanjutnya disusun instrumen pernyataan/ pertanyaan dalam angket/ kuesioner untuk variabel motivasi belajar sesuai dengan teori yang digunakan dan diturunkan

PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan struktur organisasi.. fungsional dan staf yang terdiri dari unsur pimpinan, pembantu

terkontaminasi dengan batran pencemar yang berasal dari limbah rumah tangga, limbah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumatr sakit,

Beberapa parameter tersebut diperhitungkan untuk menetapkan indeks toleransi tanaman terhadap pencemaran udara yang dinyatakan oleh Singh, Rao, Agrawal, Pandey and