• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saud Maruli Tua, Asep Fathudin, Iskak Haryono, Junaedi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Saud Maruli Tua, Asep Fathudin, Iskak Haryono, Junaedi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854 - 5561

PERANCANGAN

DIAGRAM

LADDER BERBASIS

PROGRAMMABLE

LOGIC CONTROLLER (PLC)

UNTUK PROGRAM MONITORING

SISTEM OPERASI

SARANA

DUKUNG

DI INSTALASI

RADIOMETALURGI

Saud Maruli Tua, Asep Fathudin, Iskak Haryono, Junaedi

ABSTRAK

PERANCANGAN DIAGRAM LADDER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) UNTUK PROGRAM MONITORING SISTEM OPERASI SARANA DUKUNG DI INSTALASI RADIOMETALURGI. Telah dilakukan perancangan diagram ladder berbasis programmable logic controller (PLC) untuk program monitoring sistem operasi sarana dukung di Instalasi radiometalurgi. Perancangan ini merupakan sampel/contoh untuk peralatan lain yang memiliki kesamaan didalam pengoperasiannya. Perancangan ini merupakan awal dari rencana modifikasi Ruang Kendali Utama (RKU) yang nantinya akan dibuat suatu tampilan pad a layar monitor personal komputer yang dapat diletakkan dimanapun dan dapat dikontrol kapanpun dengan menampilkan variable-variable operasi seperti arus listrik (am per) dan tegangan kerja (Voltage) alat yang berbasis PLC dan berbasis program software LabView. Kegiatan ini rencana dilakukan dalam beberapa . tahap, tahap pertama dan kedua melakukan perancangan untuk beberapa sam pel peralatan tahap selanjutnya setelah semua rancangan peralatan jadi maka rancangan dapat diaplikasikan, saat ini tahapan pertama dapat dikatakan selesai. Perancangan dibuat berdasarkan wiring diagram peralatan operasi yang dijadikan sam pel seperti pompa air pendingin (cooling water

pump), pompa sirkulasi air pendingin chiller (chilled water pump) dan compressor

cooling. Perancangan ini dibuat dalam rangka rencana modifikasi Ruang Kendali,Utama (RKU) yang sa at ini dalam keadaan tidak dapat beroperasi lagi dan masih bersifat konvensional. Perancangan ini tidak menggangu operasi alat karena sifatnya hanya memonitoring peralatan, jadi jika peralatan dalam kondisi operasi mengalami kerusakan/abnormal maka dengan melihat monitor alat tersebut dapat diketahui dan operator akan mematikannya. Perancangan ini diharapkan dapat meminimalisai kerusakan alat yang beroperasi sehingga sedini mungkin diketahui kelayakan operasi alat dan mengurangi biaya untuk perbaikan berat.

Kata kunci : Perencanaan, Diagram Ladder, PLC, Sistem monitoring.

PENDAHULUAN

Ruang Kendali Utama (RKU) Instalasi Radiometalurgi didesain untuk mengendalikan dari jarak jauh dan memudahkan pemantauan operasi peralatan, termasuk peralatan-peralatan sarana dukung yang terdiri dari sistem tata udara (VAC), sistem air pendingin (cooling water) dan sistem damper

ducting. Peralatan-peralatan sarana dukung tersebut diatas tempatnya terpisah dan jaraknya cukup

jauh, sehingga ruang RKU ini sangat strategis untuk memonitoring seluruh pengoperasian peralatan. Prinsip dasar yang dipakai dalam monitoring pengoperasian peralatan adalah dengan menggunakan lampu sebagai indikator. Hidup atau matinya lampu indikator ini memberikan sinyal beroperasi atau tidak beroperasinya peralatan yang dikendalikan. Monitoring cara ini mempunyai banyak kelemahan,

diantaranya hanya memantau operasi peralatan secara paralel dengan lampu sebagai indikator, sehingga kalau lampu putus/mati maka operator tidak dapat mengetahui alat beroperasi atau tidak, disamping itu tidak beroperasinya suatu peralatan tidak dapat diketahui secara langsung/pasti, dengan kata lain RKU yang ada hanya mendeteksi ON/OFF operasi peralatan oleh

(2)

karena itu RKU perlu dimodifikasi agar dapat memberikan informasi yang terkait dengan parameter-parameter operasi alat (arus listrik dan tegangan), sehingga kinerja alat dapat diketahui dengan cepat dan jika terjadi hal-hal yang sifatnya abnormal dalam operasi yang dapat menyebabkan kerusakan peralatan hal tersebut dapat dengan cepat diketahui/dihindari.

Salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam memonitoring operasi alat adalah dengan menggunakan program logic yang disebut Programmable Logic Controller (PLC) sebagai pengendali utama dan dipadu dengan perangkat lunak LabView sebagai media tampilan data parameter yang dijadikan acuan kinerja alat pada personal computer.

Perancangan diagram ladder ini merupakan contoh/sampel dari sekian banyaknya peralatan yang nantinya akan dipantau (monitor) karena sebagian besar peralatan BOSP (Bidang Operasi Sarana Pendukung) merupakan peralatan yang memiliki sistem kontrol sama yaitu terdiri dari dua atau lebih motor/pompa/blower yang dioperasikan secara paralel dan menggunakan sistem pengasut star-delta atau langsung dan operasinya terkelompok. Dengan adanya contoh diagram

ladder tersebut maka pengembangan untuk alat lainnya akan lebih mudah mengaplikasikannya.

TEORI

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah

digunakan yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Definisi Programmable Logic Controller adalah suatu sistem elektronik yang beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri. Sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog.[1]

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :[2]

1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang

telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.

2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU),

yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.

3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga

menghasilkan output yang diinginkan.

PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relai sekuensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan perangkat lunak yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan

output-output. Kondisi I, menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan kondisi

0, berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.

Dalam industri-industri yang ada sekarang ini, kehadiran PLC sangat dibutuhkan terutama untuk menggantikan sistem wiring atau pengkabelan yang sebelumnya masih digunakan dalam mengendalikan suatu sistem. Den~an menggunakan PLC akan diperoleh banyak keuntungan diantaranya adalah sebagai berikut: [ ]

1. Fleksibel

Pada masa lalu, tiap perangkat elektronik yang berbeda dikendalikan dengan pengendalinya masing-masing. Misal sepuluh mesin membutuhkan sepuluh pengendali, tetapi kini hanya

(3)

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854 - 5561

dengan satu PLC kesepuluh mesin tersebut dapat dijalankan dengan programnya masing-masing.

2. Perubahan dan pengkoreksian kesalahan sistem lebih mudah

Bila salah satu sistem akan diubah atau dikoreksi maka pengubahannya hanya dilakukan pad a program yang terdapat di komputer, dalam waktu yang relatif singkat, setelah itu didownload ke PLC-nya. Apabila tidak menggunakan PLC, misalnya relai maka perubahannya dilakukan dengan cara mengubah pengkabelannya. Cara ini tentunya memakan waktu yang lama.

3. Jumlah kontak yang banyak

Jumlah kontak yang dimiliki oleh PLC pada masing-masing koil lebih banyak daripada kontak yang dimiliki oleh sebuah relai.

4. Harganya lebih murah

PLC mampu menyederhanakan ban yak pengkabelan dibandingkan dengan sebuah relai. Maka harga dari sebuah PLC lebih murah dibandingkan dengan harga beberapa buah relai yang mampu melakukan pengkabelan dengan jumlah yang sama dengan sebuah PLC. PLC mencakup relay, timers, counters, sequencers, dan berbagai fungsi lainnya.

5. Pilot running

PLC yang terprogram dapat dijalankan dan dievaluasi terlebih dahulu di kantor atau laboratorium. Programnya dapat ditulis, diuji, diobservasi dan dimodifikasi bila memang dibutuhkan dan hal ini menghemat waktu bila dibandingkan dengan sistem relai konvensional yang diuji dengan hasil terbaik di pabrik.

6. Observasi visual

Selama program dijalankan, operasi pad a PLC dapat dilihat pada layar CRT. Kesalahan dari operasinya pun dapat diamati bila terjadi.

7. Kecepatan operasi

Kecepatan operasi PLC lebih cepat dibandingkan dengan relai. Kecepatan PLC ditentukan dengan waktu scannya dalam satuan millisecond.

8. Metode Pemrograman Ladder atau Boolean

Pemrograman PLC dapat dinyatakan dengan pemrograman ladder bagi teknisi, atau aljabar

Boolean bagi programmer yang bekerja di sistem kontrol digital atau Boolean.

9. Sifatnya tahan uji

Solid state device lebih tahan uji dibandingkan dengan relai dan timers mekanik atau elektrik.

PLC merupakan solid state device sehingga bersifat lebih tahan uji. 10. Menyederhanakan komponen-komponen sistem kontrol

Dalam PLC juga terdapat counter, relai dan komponen-komponen lainnya, sehingga tidak membutuhkan komponen-komponen tersebut sebagai tambahan. Penggunaan relai membutuhkan counter, timer ataupun komponen-komponen lainnya sebagai peralatan tambahan.

11. Dokumentasi

Printout dari PLC dapat langsung diperoleh dan tidak perlu melihat blueprint circuit-nya. Tidak seperti relai yang printout sirkuitnya tidak dapat diperoleh.

12. Keamanan

Pengubahan pada PLC tidak dapat dilakukan kecuali PLC tidak dikunci dan diprogram. Jadi tidak ada orang yang tidak berkepentingan dapat mengubah program PLC selama PLC tersebut dikunci.

(4)

13. Dapat melakukan pengubahan dengan pemrograman ulang

Karena PLC dapat diprogram ulang secara cepat, proses produksi yang bercampur dapat diselesaikan. Misal bagian B akan dijalankan tetapi bagian A masih dalam proses, maka proses pad a bagian B dapat diprogram ulang dalam satuan detik.

14. Penambahan rangkaian lebih cepat

Pengguna dapat menambah rangkaian pengendali sewaktu-waktu dengan cepat, tanpa memerlukan tenaga dan biaya yang besar seperti pad a pengendali konvensional.

Selain keuntungan yang telah disebutkan di atas maka ada kerugian yang dimiliki oleh PLC, yaitu:

1. Teknologi yang masih baru

Pengubahan sistem kontrol lama yang menggunakan ladder atau relai ke konsep komputer PLC merupakan hal yang sulit bagi sebagian orang

2. Buruk untuk aplikasi program yang tetap

Beberapa aplikasi merupakan aplikasi dengan satu fungsi. Sedangkan PLC dapat menc~kup beberapa fungsi sekaligus. Pada aplikasi dengan satu fungsi jarang sekali dilakukan perubahan bahkan tidak sama sekali, sehingga penggunaan PLC pad a aplikasi dengan satu fungsi akan memboroskan (biaya).

3. Pertimbangan lingkungan

Dalam suatu pemrosesan, lingkungan mungkin mengalami pemanasan yang tinggi, vibrasi yang kontak langsung dengan alat-alat elektronik di dalam PLC dan hal ini bila terjadi terus menerus, mengganggu kinerja PLC sehingga tidak berfungsi optimal.

4. Operasi dengan rangkaian yang tetap

Jika rangkaian pad a sebuah operasi tidak diubah maka penggunaan PLC lebih mahal dibanding dengan peralatan kontrol lainnya. PLC akan menjadi lebih efektif bila program pada proses tersebut di-upgrade secara periodik.

Secara umum Programmable Logic Controller terdiri dari lima bagian pokok, yaitu: [4]

I.

Central processing

unit (CPU).

Bagian ini merupakan otak atau jantung PLC, karena bagian ini merupakan bagian yang melakukan operasi / pemrosesan program yang tersimpan dalam PLC. Disamping itu CPU juga melakukan pengawasan atas semua operasional kerja PLC, transfer informasi melalui internal bus antara PLC, memory dan unitl/O.

Bagian CPU ini antara laina adalah :

1. Power Supply, mengubah suplai masukan listrik menjadi suplai listrik yang sesuai dengan

CPU dan seluruh komputer

2. Alterable Memory, terdiri dari banyak bagian, intinya bagian ini berupa chip isinya di

letakkan pada chip RAM (Random Access Memory), tetapi Isinya dapat diubah dan dihapus oleh pengguna / pemrogram. Bila tidak ada supplai listrik ke CPU maka isinya akan hilang, oleh sebab itu bagian ini disebut bersifat volatile, tetapi ada juga bagian yang tidak bersifat volatile.

3. Fixed Memory, berisi program yang sudah diset oleh pembuat PLC, dibuat dalam

bentuk chip khusus yang dinamakan ROM (Read Only Memory), dan tidak dapat diubah atau dihapus selama operasi CPU, karena itu bagian ini sering dinamakan memori non-volatile yang tidak akan terhapus isinya walaupun tidak ada listrik

(5)

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854 - 5561

yang masuk ke dalam CPU. Selain itu dapat juga ditambahkan modul EEPROM atau

Electrically Erasable Programmable Read Only Memory yang ditujukan untuk back up

program utama RAM prosesor sehingga prosesor dapat diprogram untuk meload program EEPROM ke RAM jika program di RAM hilang atau rusak.

4. Processor, adalah bagian yang mengontrol supaya informasi tetap jalan dari bagian

yang satu ke bagian yang lain, bagian ini berisi rangkaian clock, sehingga masing-masing transfer informasi ke tempat lain tepat sampai pad a waktunya

5. Battery Backup, umumnya CPU memiliki bagian ini. Bagian ini berfungsi menjaga

agar tidak ada kehilangan program yang telah dimasukkan ke dalam RAM PLC jika eatu daya ke PLC tiba-tiba terputus.

II. Programmer I monitor (PM).

Pemrograman dilakukan melalui keyboard sehingga alat ini dinamakan Programmer.

Dengan adanya Monitor maka dapat dilihat apa yang diketik atau proses yang sedang dijalankan oleh PLC. Bentuk PM ini ada yang besar seperti PC, ada juga yang berukuran keeil yaitu hand-eld programmer dengan jendela tampilan yang keeil, dan ada juga yang berbentuk laptop. PM dihubungkan dengan CPU melalui kabel. Setelah CPU selesai diprogram maka PM tidak dipergunakan lagi untuk operasi proses PLC sehingga bagian ini hanya dibutuhkan satu buah untuk banyak CPU.

III.

Modul input / output (I/O)

Input merupakan bagian yang menerima sinyal elektrik dari sensor atau komponen

lain dan sinyal itu dialirkan ke PLC untuk diproses. Ada banyak jenis modul input yang dapat dipilih dan jenisnya tergantung dari input yang akan digunakan. Jika input adalah limit

switches dan pushbutton dapat dipilih kartu input DC. Modul input analog adalah kartu input

khusus yang menggunakan ADC (Analog to Digital Conversion) dim ana kartu ini digunakan untuk input yang berupa variable seperti temperatur, keeepatan, tekanan dan, posisi. Pad a umumnya ada 8-32 input point setiap modul inputnya. Setiap point akan ditandai sebagai alamat yang unik oleh prosesor.Output adalah bagian PLC yang menyalurkan sinyal elektrik hasil pemrosesan PLC ke peralatan output. Besaran informasi

I

sinyal elektrik itu dinyatakan dengan tegangan listrik antara 5 - 15 volt DC dengan informasi diluar sistem tegangan yang bervariasi antara 24 - 240 volt DC mapun AC. Kartu output biasanya mempunyai 6-32 output point dalam sebuah single module. Kartu output analog adalah tipe khusus dari modul output yang menggunakan DAC (Digital to Analog Conversion). Modul output analog dapat mengambil nilai dalam 12 bit dan mengubahnya ke dalam signal analog. Biasanya signal ini 0-10 volts DC atau 4-20 mA. Signal Analog biasanya digunakan pada peralatan seperti motor yang mengoperasikan katup dan pneumatic position control devices. Bila dibutuhkan, suatu sistem elektronik dapat ditambahkan untuk menghubungkan modul ini ke tempat yang jauh. Proses operasi sebenarnya di bawah kendali PLC mungkin saja jaraknya jauh, dapat saja Ribuan meter.

IV. Printer

Alat ini memungkinkan program pad a CPU dapat dieetak. informasi yang mungkin dieetak adalah diagram ladder, status register, status dan daftar dari kondisi-kondisi yang sedang dijalankan, timing diagram dari kontak, timing diagram dari register, dan lain-lain.

V. The Program Recorder / Player.

Alat ini digunakan untuk menyimpan program dalam CPU. Pada PLC yang lama digunakan tape, sistem floopy disk. Sekarang ini PLC semakin berkembang dengan adanya

(6)

hard disk yang digunakan untuk pemrograman dan perekaman. Program yang telah direkam

ini nantinya akan direkam kembali ke dalam CPU apabila program aslinya hilang atau

mengalami kesalahan.

Untuk operasi yang besar, kemungkinan lain adalah menghubungkan CPU dengan

komputer utama (master computer) yang biasanya digunakan pada pabrik besar atau proses yang

mengkoodinasi banyak Sistem PLC. Gambar 1 memperlihatkan struktur internal unit CPU- PLC. [2]

dan Gambar 2 memperlihatkan bagian utuh dari sebuah PLC merk OMRON, type CPM1A. [2]

Piranti rnasukan eksternal ..• 1 memori 110 Program Setup PC Pengaturan Piranti keluaran eksternal Pengaturan i Port periferal Pemrosesan komunikasi Port RS-232C

Gambar 1. Struktur internal unit CPU- PLC

Tiga lerrnin~1 sekrup untuk memasang

220V AC

Oi b8wah plastik ini konektor RS232 untuk antarmuka deng~n kornputer PC Catudaya 24VDC unluk masukan atau sensor Masukan PLC dari 00 hingga 05 (enam) OMRDn SYSIllAC CPliltA _PWR _.¢.ERR*AlH _RuN _COMH rE:!Ii 0 Q 0 '0 lOCH ~D D1 02. OJ !DCH DOTM Keluaran PLC 00 hingga 03 (empat)

(7)

Hasil-hasil Penelitian ESN Tahun 2009 ISSN 0854 - 5561

Pemograman PLC biasanya menggunakan consule atau personal komputer dengan cara

mengetikkan baris-baris simbol program berbasis logika relai (mis. AND, OR dan NOT) atau lebih sering disebut dengan diagram ladder. Diagram ini merepresentasikan interkoneksi antar perangkat input dan perangkat output sistem kontrol. Lampiran 1 memperlihatkan contoh gerbang logika yang sering digunakan.

Sebenarnya ada lima metode yang telah distandardisasi penggunaannya oleh IEC ( International Electrical Commission) no. 61131-3 yaitu :[3J

1. List Instruksi (Instruction List), Pemrograman dengan menggunakan instruksi-instruksi bahasa level rendah (Mnemonic), contohnya : LD/STR, NOT, AND dan lain-lain.

2. Diagram satu garis (ladder diagram), Pemrograman berbasis logika relay, cocok digunakan untuk persoalan-persoalan control diskret yang hanya memiliki dua kondisi On dan Off , contohnya : sistem kontrol konveyor dan kendali motor-motor industri.

3. Diagram Siok Fungsional (Function blok diagram), Pemrograman berbasis aliran data secara gratis. Sanyak digunakan untuk tujuan control proses yang melibatkan perhitungan-perhitungan kompleks dan akuisisi data analog.

4. Diagram Fungsi Sekuensial (Sequensial Function Charts), Metode gratis untuk pemrograman terstruktur yang banyak melibatkan langkah-Iangkah rumit, cotohnya : pad a bidang robotika, perakitan kendaraan dan lain-lain.

5. Teks Terstruktur (Structured Text), Tidak seperti keempat metode sebelumnya, pemrograman ini menggunakan statemen-statmen yang umum dijumpai pada bahasa level tinggi (high level programming), contohnya : If/Then, Do/While, Casen For/Next dan lain-lain. Walaupun semua pemrograman diatas telah distandardisasi tetapi di dunia industri banyak yang menggunakan diagram ladder, alasan utamanya adalah diagram ini sangat mudah untuk dipahami dan para teknisi industri telah lebih dahulu tamilier dengan jenis pemrograman diagram ladder ini. Diagram ladder adalah satu cara untuk menggambarkan proses control. Dinamakan diagram ladder (tangga) karena diagram ini mirip dengan tangga. Seperti halnya tangga yang memiliki sejumlah anak tangga, diagram ini juga memiliki anak-anak tangga tempat setiap peralatan dikoneksiakan.

Garis vertical pada diagram ladder yang ditandai dengan L1 dan L2, pada dasarnya adalah line tegangan yang dapat berupa sumber tegangan AC atau sumber tegangan DC. Jika line tersebut merupakan sumber tegangan AC maka L 1 diartikan sebagai line

tase

dan L2 sebagai line netral. Tetapi jika line tersebut merupakan sumber tegangan DC maka L1 merupakan terminal positit dan L2 adalah terminal negatit atau ground. Lampiran 2 memperlihatkan gambar symbol standar dari peralatan listrik yang digunakan pada diagram ladder. [1J Gambar 2 menunjukkan contoh pemrograman diagram ladder.

LI

LS2

I

LP L2

Gambar 3. Contoh diagram ladder

Perangkat lunak LabView merupakan bahasa pemograman yang menggunakan lam bang-lam bang berupa simbol sebagai pengganti baris-baris perintah berupa teks untuk membangun suatu aplikasi. Perangkat lunak LabView mempergunakan pemograman aliran data (data flow) dim ana alur data tersebut menentukan urutan eksekusi program. Program aplikasi yang dibuat dengan menggunakan perangkat lunak LabView disebut juga dengan Virtual Instruments (VI), hal ini disebabkan karena tampilan dan pengoperasian program aplikasi tersebut menirukan instrument-instrumen yang sebenarnya (mis. osiloskop, multimeter, dll).

(8)

LANGKAH KERJA

Langkah pertama yaitu melakukan studi literatur, dilakukan untuk mengumpulkan dokumen data spesifikasi maupun gambar diagram garis (wiring diagram) alat yang akan dimonitoring guna mempermudah dalam melakukan modifikasi sistem kontrol yang akan diaplikasikan dalam program PLG (diagram ladder). Langkah kedua yaitu melakukan tinjauan langsung ke kelapangan untuk melihat kondisi peralatan yang akan dimonitoring dan melakukan pendataan komponen-komponen yang perlu ditambahkan pada sistem kontrol yang lama agar saat melakukan modifikasi hal tersebut sudah diatasi dan modifikasi dapat berjalan dengan baik, selain itu juga mempelajari dan merancang kembali instalasi listrik pengendali sistem operasi. Langkah ketiga adalah membuat gambar sket diagram ladder untuk masing-masing peralatan yang dikelompokkan berdasarkan sistem operasi awal (starting / pengasutan). Langkah selanjutnya adalah membuat rancangan program PLG dan gambar dalam bentuk diagram ladder untuk peralatan sistem tata udara (VAG) yang akan dimonitoring

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hal yang perlu dilakukan dalam melakukan modifikasi ini adalah, pada tahap pertama difokuskan pada peralatan yang mendukung kebutuhan laboratorium IRM yaitu sistem proses air pendingin (cooling water). Peralatan pendukung laboratorium yang terdiri dari mesin pendingin

(chiller), pompa sirkulasi chiller, pompa sirkulasi air pendingin dan air pendingin kompresor sangat

mendukung kinerja peralatan laboratorium IRM sehingga menjadi prioritas pertama. Dengan mengacu pada data dan wiring diagram alat maka dapat disimpulkan bahwa peralatan-peralatan tersebut bisa dikelompokkan atas dua sistem operasi awal (starting/pengasutan) yaitu pengasutan langsung dan pengasutan tak langsung. Yang dimaksud dengan pengasutan adalah proses menjalankan atau mengoperasikan motor dari kecepatan nol (n = 0) sampai dengan kecepatan penuh. Pengasutan langsung digunakan pad a motor listrik yang memiliki daya dibawah 2,25 kW, sedangkan pengasutan tak langsung (star-delta) digunakan pad a motor listrik yang memiliki daya diatas 2,25 kW. Dengan dikelompokkannya peralatan tersebut maka akan lebih mudah untuk diaplikasikan dalam pembuatan diagram ladder.

Pada Gambar 4 terlihat diagram ladder dengan sistem pengasutan langsung dan gambar lima diagram ladder dengan sistem pengasutan tak langsung dan pada masing-masing gambar ditambah dengan kelengkapan lain untuk mendukung tampilan pada monitor RKU.

(9)

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 pi I pi 1 pl2 ~r'" ..J 1'13 pI £'1 .2 1'12

rU

atl

ISSN 0854 - 5561

(10)

pbl II pbl p:b2 pb3 cr4 cr1 crt .1. - .I---?~.- ..-F~~~~ pb3 pb1 ~ I .J.r- .Jt=-Fb] F~lpb2I cr3 II I .Jr'"

F

cr1 -II I cr1 'TN 1 -II rm 'TN2 -II

Y

cr1 -II

~

rH2 cr3 -II

0

cr~ crs -II

0-pI::! pH cr4 plJ pl3 pll 1312 cr4 cr4 p12

Gambar 5. Diagram ladder untuk peralatan yang menggunakan pengasutan bintang segitiga

Peralatan sistem proses air pendingin (cooling water) yang menggunakan sistem pengasutan langsung adalah mesin pendingin (chiller), pompa air pendingin kompresor sedangkan yang menggunakan pengasutan tidak langsung adalah pompa sirkulasi air pending in laboratorium, pompa sirkulasi pendingin chiller. Sebenarnya diagram ladder pad a Gambar 4 dapat diterapkan untuk semua alat, baik untuk alat single maupun untuk alat yang double (Iebih dari dua alat yang dipasang secara parallel) tergantung dari dana yang disediakan, jika menggunakan diagram ladder pada Gambar 4 maka RKU hanya dapat memonitoring operasi tanpa mengganggu operasi alat, artinya hanya memonitoring alat mana yang sa at itu sedang beroperasi tanpa dapat mengoperasikan atau mematikan alat dari RKU. Namun, jika menggunakan diagram ladder pada Gambar 5 maka RKU bukan hanya dapat memonitor operasi alat tetapi juga bisa mengoperasikan dan mematikan alat, hanya kelemahannya perlu reinstalasi panel yang cukup banyak dan biaya yang mahal.

Hasil yang diharapkan dari kegiatan modifikasi ini adalah berupa suatu program monitoring peralatan yang dapat memantau melalui sebuah/lebih monitor dengan tampilan gambar sistem kontrol dengan indikator lampu serta tampilan data-data parameter yang akan mendeteksi kinerja alat yang sedang beroperasi, dan kegiatan ini diharapkan selesai pad a tahap ketiga yaitu tahun 2011. Dengan dilakukannya kegiatan penambahan monitoring sistem operasi sarana dukung

(11)

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854 - 5561

menggunakan programmable logic controller (PLC) berbasis LabView ini diharapkan semua peralatan sarana dukung dapat dikontrol dan diketahui unjuk kerjanya dengan mengacu pad a variabel (Arus listrik atau tegangan) yang akan dijadikan patokan kinerja alat, sehingga peralatan dapat diketahui kondisinya sedini mungkin untuk menghindari kerusakan yang lebih parah, selain itu mempermudah untuk memonitor dan mempermudah penjadwalan perawatan preventif serta dapat meningkatkan kemampuan sumber daya yang ada.

Gambar 6. Contoh tampilan LabView yang akan ditampilkan pad a layar monotor.

KESIMPULAN

1. Perancangan diagram ladder dibuat untuk rencana modifikasi ruang kendali utama (RKU), yang saat ini dalam keadaan rusak dan masih konvensional.

2. Perancangan ini terbagi dalam beberapa tahapan, tahapan awal telah dianggap selesai.

3. Perancangan awal mencakup peralatan BOSP yang melayani laboratorium IRM yang terbagi atas kelompok peralatan dengan sistem pengasutan langsung dan sistem pengasutan bintang segitiga dan semua peralatan ini terdiri dari dua atau lebih pompa sirkulasi.

4. Untuk peralatan lainnya, diharapkan akan selesai pada tahap berikutnya dan dalam bentuk

wirring diagram hasil modifikasi.

5. Diharapkan semua peralatan sarana dukung dapat dikontrol dan diketahui unjuk kerjanya dengan mengacu pad a variabel (Arus listrik atau tegangan) yang akan dijadikan patokan kinerja alat, sehingga peralatan dapat diketahui kondisinya sedini mungkin untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.

6. selain itu mempermudah untuk memonitor dan mempermudah penjadwalan perawatan preventif serta dapat meningkatkan kemampuan sumber daya yang ada.

(12)

DAFT AR PUST AKA

[1] FRANK D. PETRUZELLA, Elektronik Industri, Penerbit Andi, Yogyakarta, 1996.

[2] AGFIANTO EKO PUTRA, PLC, Konsep, Pemrograman dan Aplikasi, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2007.

[3] IWAN SETIAWAN, PLC dan Teknik Peraneangan Sistem kontrol, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006.

[4] Anonim, http://www.ples.net.

TANYA JAWAB

1. Suwardi

• Apakah Software LabView/Autoead yang digunakan asli/original

?

Saud Maruli Tua

• Sa at ini kami masih menggunakan Software LabView yang ilegal karena belum ada biaya untuk membeli yang asli/original.

(13)

ISSN 0854 - 5561 HasH-hasH Penelitian EBN Tahun 2009

.'.J

.

~:_;.:-_:.

.

.

---

....•

--~.,. ".' :._..

~

.... ;. , .' _~ ~•.•••••~ .•••.• :_.~ ..• ""~';' '~'• ."" .: •• _. _ ~"H'" • ~", .• , •.• ....••.••...•.... .•. COMPRESSOR ...". "" - ••.•.'...• " .. ,COOJ..lliQ .. "" :"-:, !-. . :,., , __ ...•... _ .. -'- .... . 3eO;iiOiif,'!CH2 \(j1\.1 . ..• L.I .

--u

LJ "

t

I

\ j

!

I ...."... '

..

.... --.

-,,~:"&~.

'~ ' L I: \,\ I: P'J2SH f\J2S' II: P"J2SHRIm IIi: PlJ2""~ PJ2SS

(14)

..

~

,,'

, I

"

\1 N J II ,!.. ; " l2 LJ I " .' pc", 2S! ,'W N'i'( Z(I.':t1.~rr1J . J. -PROCESS COOllN?::\VATE.R·':: --:-.-: CHILLED-WATER PUMP'

r

0'7~

•••.1.0 CO~SULTM.j

GJI..u.e_E._'Coa.G

PE"·O A , I I.

"w

,;~::r~\:~

·J3

1"--'111

m

III , I q-1

"O~m\~·':.

"JDI:1F

"\.~

"Dj

I \, 'J' - ,I ;

'" -.

l

J

IJ"'~l;

~••.,, go-

:

,~

I FV2515 IJ.$I\W NY't'1iU6rnm1]

'iH---, !

r

,

I::;1(;"'d;AIt ,.,.. .... "~C'['"

~lAt; RMI iM~

ISIf,;tA' 0;-05-!DIAJUC">I!19!~O:U.h.llVt1G1.:tG.· H:, (;.:.••c.\~S 12)

I@)

I&A".'. KERl<

i

"'A ••••.••

P.TTR---;-'-AA J :RON': ENGINE.~R"mG

I

MI.O CONSV!.TA.lo; lito'. 111 (~C·';!.' -. ~ PFi:O'/Ek RMI l V~OB t.j£S P.l SAMS'J AOI}AYA [,·(OH<ot:tJlIOGi eATA~~S~j:;posa WIRI);(. ~~~,.:.•••(~f\:!:',-3: •• 1"-I G•••• U.f _f _ "~:.J •• a •••• · .A •• 1tIJ1I ~'6 ••1~"f~I I ~=~.Q

(15)

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009

LAMPIRAN 1

t09~C

Diagram

Truth Tabl~

ISSN 0854 - 5561

Lai:lder Diagram

A

6

--\

'~t....

~

J

/

.AiND OR

&dusive"oR

Gate

A

{) {)

1

1

A

{)

o

i

1

A

{)

()

1

1

B

o

1

()

1

B

o

1

o

1

B

o

1

{)

1

r

~--o

o

{)

c

{)

1

1

1

c

{)

1

1

o

A

8

C

-iHH

AND A.G

:B~}-OlR A

8

A

C

B

()

()

1

()

1

1

1

()

1

i

0

1

NAND .EquWv~~t LilrO.lft

NOR

GaOO

A

{)

()

1

1

B

o

1

o

1

C

1

o

()

{)

NOO

E~tGc:ttlt

(16)

LAMPIRAN 2

(17)

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854 - 5561 GRD CH

rh

-H-

CON OL GR Tii I SOL M CON

...r\

\",.F

I~'~

rO

'v SOL

2-H.

o--'V-O

SOL 3-P C".i\•

TO

SOL

2-L

0--\-1)

Cl !OL PL

'\

..-/

-:3J::

Gambar

Gambar 1. Struktur internal unit CPU- PLC
Gambar 3. Contoh diagram ladder
Gambar 4. Diagram ladder untuk peralatan yang menggunakan pengasutan langsung
Gambar 5. Diagram ladder untuk peralatan yang menggunakan pengasutan bintang segitiga
+2

Referensi

Dokumen terkait

program serta kegiatan yang bersentuhan langsung terhadap kepariwisataan. Melalui dukungan APBD kabupaten Rokan Hilir, setiap tahunnya di anggarkan untuk berbagai hal

Menurut pendapat penulis, narasumber RAA dengan jawaban seperti diatas tergolong dalam jenis efek behavioral pada poin mengaktifkan / menggerakkan /

Permasalahan terbesar jika terjadi putus atau longgar pada salah satu konektor maka seluruh jaringan akan berhenti.. Keunggulan jika terjadi kerusakan pada salah satu

Kebanyakan spesies unggas memiliki temperatur inkubasi optimum sebesar 37 ̊ C sampai 38 ̊ C dan penyimpangan kecil dari temperatur tersebut dapat memiliki dampak besar

penyesuaian diri yang kurang baik dan kaku, namun setelah melakukan latihan secara sungguh-sungguh, lambat laun menjadi bagus dalam setiap penyesuaian diri

Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.Wayang merupakan

Prinsip dari metode biuret adalah ikatan peptida dapat membentuk senyawa kompleks berwarna ungu dengan penambahan garam kupri dalam suasana basa (Carprette, 2005)..

disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada