• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NAMOSAIN KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NAMOSAIN KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR

KELURAHAN NAMOSAIN KECAMATAN ALAK

KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

(2)

2

1. PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum

Kelurahan Namosain merupakan salah satu kelurahan pesisir dalam wilayah Kecamatan Alak Pemerintah Kota Kupang, yang terletak di sebelah Selatan kota Kupang. Wilayah Kelurahan Namosain terbagi menjadi 6 (enam) wilayah Rukun Warga (RW) yang dipimpin oleh ketua RW dan 24 (dua puluh empat) wilayah Rukun Tetangga (RT) yang dipimpin oleh Ketua RT.

Kelurahan ini merupakan kelurahan multi etnis, yang terdiri dari beberapa suku di Indonesia (Timor, Rote, Sabu, Alor, Flores, Sumba, Bali, Sumatera, Buton, Bugis, Jawa dan suku lainnya yang hidup membaur menjadi satu. Sebagian penduduknya bermukim sepanjang pantai Namosain, pemukiman penduduk tidak tertata dengan baik, sehingga mengurangi keindahan.

1.2 Keadaan Geografi

Kelurahan Namosain terletak di sebelah selatan Kota Kupang, dengan luas wilayah 206.250 ha. Kelurahan Namosain terletak antara 10° 10' 29.6" (10.1749°) Lintang Perairan Selatan dan 123° 33' 18.4" (123.5551°) Bujur Timur. Rata-rata elevasi 56 meter. Batas – batas wilayah Kelurahan Namosain adalah sebagai berikut :

- Utara berbatasan dengan : Laut Teluk Kupang - Selatan berbatasan dengan : Kelurahan Alak

- Timur berbatasan dengan : Kelurahan Nun Baun Sabu - Barat berbatasan dengan : Kelurahan Alak

(3)

3 1.3 Kondisi Sosial Ekonomi

Sebagian besar masyarakat kelurahan Namosain menggantungkan hidupnya pada sekotr swasta, dan petani/nelayan hal ini disebabkan karena letak kelurahan ini yang berada sepanjang pesisir, dari sektor perikanan masyarakat menggantungkan hidupnya dan berusaha memenuhi kebutuhan hidup mereka setiap harinya.

a. Kependudukan (Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur)

Masyarakat Namosain merupakan masyarakat heterogen karena terdiri dari beragam suku / etnis dan lebih didominasi oleh empat etnis daerah yakni : Rote dengan sebutan Rumah Tujuh, Buton, Bugis dengan sebutan Namosain Tengah, Solor dan Flores Timur dengan sebutan Kampung Maleset dan Timor Namosain atas dengan sebutan Osmok. Data jumlah penduduk menurut kelompok umur, profesi/ mata pencaharian, dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel-tabel (Tabel 1,Tabel 2, dan Tabel 3).

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur (Tahun)

Jumlah Penduduk

Laki - laki Perempuan Jumlah

0-5 548 547 1095 6-10 600 581 1181 11-16 532 559 1091 17-20 641 542 1183 21-25 529 518 1047 26-30 590 590 1191 31-35 442 447 889 36-40 288 346 631 41-45 250 277 529 46-50 182 231 415 51-55 124 166 290 56-60 70 117 188 60 keatas 140 152 301 Jumlah 4935 5073 10030

(Sumber : laporan bulanan Bulan November 2013 Kelurahan Namosain)

Jumlah penduduk menurut kelompok umur di dominasi oleh penduduk yang berumur antara 26 – 30 tahun, kisaran usia ini tergolong sebagai umur produktif bagi penduduk.

(4)

4 b. Kependudukan (Jumlah Penduduk menurut Profesi/Mata Pencaharian)

Jumlah penduduk menurut profesi atau mata pencaharian didominasi oleh penduduk dengan kategori “swasta” sedangkan penduduk dengan mata pencaharian petani/nelayan berjumlah 590 orang hal ini berhubungan dengan letak kelurahan Namosain yang berhadapan langsung dengan pantai, sehingga masyarakat menggantungkan hidupnya sebagai nelayan atau usaha yang berhubungan dengan dengan nelayan.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Profesi/ Mata pencaharian

Mata Pencaharian Jumlah Penduduk

Laki - laki Perempuan Jumlah

PNS 65 74 139 TNI 125 - 125 PNS TNI / POLRI 25 11 36 GURU / DOSEN 5 5 10 DOKTER 1 1 2 MANTRI / BIDAN 2 3 5 PETANI / NELAYAN 390 200 590 PENGEMUDI 76 - 76 MONTIR 20 - 20 PEDAGANG 27 30 57 PENDETA 5 4 9 PEMBANTU 6 6 12 PEMULUNG 24 22 46 BURUH 207 206 413 SWASTA 407 407 814 JUMLAH 1390 969 2359

(Sumber : laporan bulanan Bulan November 2013 Kelurahan Namosain)

Sebagai penunjang perekonomian masyarakat, di kelurahan Namosain terdapat 6 (enam) buah koperasi, salah satunya adalah Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Karota yang merupakan koperasi yang beranggotakan nelayan yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam, pertokoan (Kedai Pesisir) dan penjualan BBM bagi nelayan melalui SPDN. Terdapat 2 (dua) bank yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Bukopin, yang mana bank – bank

(5)

5

tersebut juga menyalurkan kredit usaha rakyat kecil untuk masyarakat termasuk nelayan di Kelurahan Namosain

c. Kependudukan (Jumlah Penduduk menurut Profesi/Mata Pencaharian)

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Namosain bervariasi, hamper semua penduduk memiliki pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi, bahkan ada sejumlah penduduk yang malanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi laig yaitu pada level pasca sarjana.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat

Pendidikan

Jumlah Penduduk

Laki - laki Perempuan Jumlah

Belum Sekolah 429 415 844 TK 122 126 248 SD 1334 1320 2654 SLTP 1687 1673 3360 SLTA 1103 1100 2203 D3 73 75 148 S1 168 165 333 S2 8 4 12 S3 - - - Buta Huruf 102 142 244

(Sumber : laporan bulanan Bulan November 2013 Kelurahan Namosain)

Penduduk Kelurahan Namosain yang berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) lebih tinggi jumlahnya diikuti penduduk dengan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan Sekolah Dasar.

Pada umumnya pendidikan nelayan Kelurahan Namosain masih rendah, sebagian besar berpendidikan Sekolah Dasar, bahkan ada yang tidak menamatkan pendidikannya pada Sekolah Dasar, hanya sebagian kecil saja yang menempuh pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas

(6)

6

.

1.4. Kondisi Lingkungan 1. Bathimetri

Perairan Teluk Namosain memiliki karakteristik dan kedalaman yang bervariasi. Bentuk pantai teluk Namosain pada umumnya berupa paparan yang landai dengan pantai berpasir putih, memiliki satu teluk dan dua tanjung.

Gambar 2. Daerah pesisir kelurahan Namosain 2. Arus

Pola pergerakan arus di sekitar Teluk Namosain pada kondisi normal bergerak dari arah barat ke timur mengikuti bentuk garis pantai. Pada saat pasang perbani kecepatan arus rata-rata adalah 0,14 m/s, sedangkan pada saat pasang purnama kecepatan arus rata-rata adalah 0,18 m/s.

3. Kualitas Air

Suhu perairan Teluk Namosain memiliki kisaran antara 23 o C – 27,5 oC, dengan rata – rata 25,27 oC. Kisaran kecerahan antara 2 – 15 meter pada kondisi normal atau tidak hujan yang mengakibatkan banjir. Salinitas berfluktuasi tergantung kondisi lingkungan dengan salinitas mencapai 35o/oo. Derajat keasaman (pH) terendah 7,29 dan nilai tertinggi terukur

(7)

7

4. Topografi

Kondisi topografi Kelurahan Namosain relatif tidak datar berbukit dan berbatu karang, sebagian daerahnya curam terumata beberapa daerah yang berbukit yang berhadapan langsung dengan pantai.

2. ISU – ISU SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR

2.1. Kerusakan Ekosistem dan Wilayah Pesisir.

2.1.1.Mangrove

Di pantai Kelurahan Namosain tidak terdapat ekosistem mangrove, namun terdapat tumbuhan pantai lain yang hidup di pesisir yang tumbuh relatif baik yang mempunyai fungsi sama seperti tumbuhan mangrove yakni pohon lontar

(Borassus flabellifer). Tumbuhan ini merupakan ciri khas tumbuhan di Indonesia timur karena kegunaannya yang banyak bagi kehidupan manusia. Tumbuhan ini tumbuh dengan baik di wialayah pesisir pantai yang berbatu dan berpasir. Beberapa tahun terakhir kondisi tumbuhan ini semakin terancam dengan adanya kegiatan pembangunan perumahan Imperial milik swasta. Diketahui bahwa dalam kegiatannya pihak pengembang menebang pohon-pohon yang tumbuh disekitar pembangunan.

2.1.2. Terumbu Karang

Sesuai hasil survey diketahui bahwa terdapat ekosistem terumbu karang di pesisir Namosain tepatnya di sekitar pesisir kampung Maleset. Sejauh ini ekosistem terumbu karang memberikan manfaat bagi nelayan penangkap khususnya nelayan yang menggunakan alat tangkap pancing ulur. Wilayah pesisir pantai Namosain dimanfaatkan sebagai tempat berlabuh perahu sehingga dapat memberikan tekanan terhadap ekosistem terumbu karang.

2.1.3. Padang Lamun

Lamun merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga yang hidup di bawah permukaan laut. Lamun berfungsi sebagai daerah asuhan, berlindung, mencari makan, sumber utama produksi primer, dan memproduksi nutrien. Selain itu, bersama-sama dengan terumbu karang dan mangrove dapat meredam energi gelombang dan arus, serta

(8)

8

mengatur aliran air. Di perairan pantai Namosain, ditemukan 3 spesies lamun yaitu Cymodecea rotundata dengan rata-rata komposisi spesies 17,8%, Thallasia heme dengan rata-rata komposisi spesies 34,8% dan HU dengan rata-rata komposisi spesies 1,9% dan hanya ditemukan berupa spot kecil pada stasiun-stasiun pengamatan. Dengan data ini mengindikasikan bahwa kerusakan lamun mulai terjadi di daerah ini.

2.2. Kerusakan Wilayah Pesisir

Permasalahan yang sering muncul berasal dari penambangan pasir liar yang ada di pesisir pantai (digunakan untuk bahan bangunan), yang berakibat terjadinya abrasi pantai.

Kelurahan Namosain merupakan daerah terbuka yang rentan terhadap bencana alam, badai, gelombang besar dan kebakaran.

2.2.1 Pemanfaatan Ruang Pesisir

Kasus sengketa lahan yang sering terjadi di Kelurahan Namosain adalah penguasaan tanah pemerintah oleh masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan lahan – lahan pemerintah tersebut berupa lahan tidur, sehingga masyarakat menganggap lahan tersebut tidak ada pemilik. Selain itu ada juga kasus sengketa lahan antar warga, yang diakibatkan oleh tidak jelasnya status hak kepemilikan lahan tersebut

2.2.3. Erosi Pantai.

Abrasi pantai akibat proses erosi diikuti oleh longsoran (runtuhan) pada material yang massif seperti tebing pantai pada kawasan pesisir, hal ini terjadi karena penambangan pasir dan jalur hijau yang seharusnya bukan untuk pemukiman ternyata sudah ditempati oleh masyarakat sebagai pemukiman. 2.2.4. Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan.

Pemukiman padat penduduk sepanjang pesisir, berada pada jalur hijau, pemukiman kumuh yang tidak tertata dengan baik menyebabkan masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya atau bahkan langsung ke laut. septic tank (jamban) penduduk dan sebagian buangan akhir (limbah rumah tangga) dibuang langsung ke laut.

(9)

9

Penataan pemukiman tanpa mempertimbangkan keberadaan lingkungan (tata ruang) juga mengurangi estetika.

Gambar 3. Perumahan penduduk di daerah pesisir Kelurahan Namosain

2.6. Konflik Daerah Penangkapan

Konflik daerah penangkapan, nelayan Andon namosain dan Oesapa Barat. Akibat Ijin yang diberikan oleh pemerintah bagi nelayan luar untuk menangkap pada daerah (Fishing ground) nelayan Namosain dan Oesapa Barat.

3. ISU-ISU KHUSUS PERIKANAN 3.1 . Perikanan

Sebagian besar penduduk Kelurahan Namosain berusaha di bidang perikanan, baik perikanan tangkap, maupun pemasaran. Untuk perikanan tangkap, masalah yang sering muncul adalah adanya pengaruh musim/ cuaca terhadap pola penangkapan ikan oleh nelayan, keterbatasan sarana prasarana tangkap dan pasca panen, kekurangan BBM karena terbatasnya suplai BBM ke SPDN sehingga banyak kapal – kapal nelayan terutama kapal - kapal kecil yang kesulitan mendapatkan BBM serta permainan harga ikan oleh bodi tepa.

Perairan ini dahulu juga sering terjadi pemboman ikan, tapi seiring dengan peran serta kesadaran masyarakat, serta kerjasama antara perangkat pemerintah dan perangkat keamanan, maka tidakan pengeboman ikan ini

(10)

10

dapat dicegah, namun masih terdapat nelayan yang menggunakan racun/potas ikan, aktivitas mereka tidak terlihat.

Tidak adanya dermaga sebagai tempat berlabuh dan perlindungan bagi kapal-kapal ikan nelayan sehingga mereka harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mencari tempat berlabuh kapal-kapal mereka.

Gambar 4. Armada penangkapan ikan di Kelurahan Namosain 3.2 Perdagangan/Pemasaran

Kelurahan Namosain berada di jalur utama akses menuju Pelabuhan Perikanan Pantai Tenau, Pelabuhan Tanjung LontarTenau dan Pelabuhan Kapal Fery Bolok, Tempat penjualan ikan sepanjang jalan di kelurahan Namosain berada di tepi jalan raya sehingga menghambat/mengganggu arus lalu-lintas.

Gambar 5. Lokasi pemasaran ikan di Kelurahan Namosain

Masyarakat membutuhkan tempat penjualah yang lebih layak dan strategis untuk berjualan sehingga tidak mengganggu arus lalu-lintas penjalan kaki dan kendaraan.

(11)

11 3.3 Industri

Belum ada industry yang berhubungan langsung dengan aktivitas masyarakat nelayan sehingga menyulitkan nelayan dalam aktivitas sehari-hari (baik penangkap maupun penjual). Catatan pabrik Es, Industri Pengolahan Ikan, Cool storage, dll.

3.4 Pariwisata

Pasir putih Pantai Namosain sebenarnya mempunyai potensi yang sangat besar untuk dijadikan sebagai tempat wisata pantai, tetapi belum ada fasilitas sarana prasarana serta dukungan pemerintah untuk menjadikan Pantai Namosain sebagai tempat wisata.

Gambar 6. Pesisir pantai berpasir putih di Kelurahan Namosain 3.5 Sosial Budaya

Kelurahan Namosain merupakan salah satu wilayah rawan keamanan dengan karakter emosional etnis yang berbeda-beda. Kerjasama antara perangkat pemerintah dan perangkat keamanan, perlu di tingkatkan sehingga dapat menekan angka konflik sosial dan kriminal.

3.6 Perubahan Iklim

Perubahan iklim juga terjadi di Kelurahan Namosain yang menyebabkan ketidakteraturan musim, cuaca ekstrim dan berubahnya pola musim. Hal ini menyebabkan nelayan sulit untuk membaca tanda – tanda alam (angin, suhu, arus, astronomi, arus laut, biota menyebabkan nelayan sulit memprediksi daerah, waktu dan jenis tangkapan.

Gambar

Gambar 1. Peta Kota Kupang
Gambar 2. Daerah pesisir kelurahan Namosain  2.  Arus
Gambar 3. Perumahan penduduk di daerah pesisir Kelurahan Namosain
Gambar 4. Armada penangkapan ikan di Kelurahan Namosain  3.2 Perdagangan/Pemasaran
+2

Referensi

Dokumen terkait

Saecara garis besar, mata pencaharian penduduk Kelurahan Kotakarang adalah sebagai nelayan karna letaknya yang berada dibibir pantai, yang dalam setiap melakukan

Secara struktur penggunaan lahan luas penggunaan lahan di Kawasan Pesisir Kota Kupang tampak men- galami dinamika perubahan yang berbeda-beda pada masing-masing

Pada tabel, maka dapat diketahui bahwa jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian yang ada di Kelurahan Gunung Sulah yang terbagi menurut pekerjaannya, yaitu penduduk

Kawasan Belanda dilihat pada peta Timor Kupang tahun 1900, didominasi oleh perkantoran, dan fasilitas umum untuk kepentingan Belanda, seperti sekolah, gereja

Terdapat beberapa opsi rekomendasi kebijakan yang harus diperhatikan yakni pemerintah diharapkan memperhatikan kondisi stratifikasi sosial dalam komunitas nelayan dengan

 Dampak alih fungsi lahan terhadap mata pencaharian dan pendapatan masyarakat di Desa Sukasirna, terjadi penurunan jumlah mata pencaharian petani antara tahun 2006 dan 2016,

Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui kondisi ekonomi, sosial dan budaya, masyarakat nelayan, dan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemberdayaan

Lereng yang terbentuk secara alami maupun buatan kemungkinan akan terjadi longsor apabila gaya pendorong lebih besar dari gaya penahan yang ada diwilayah tersebut sehingga perlu