• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

13 BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Keberhasilan berwirausaha a. Pengertian Keberhasilan Usaha

Menurut Sujuti Jahja (1997) Keberhasilan usaha adalah suatu keadaan dimana usaha mengalami peningkatan dari hasil yang sebelumnya dan menjadi bagian utama dari sebuah perusahaan dimana segala aktivitas yang ada di dalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan. Keberhasilan dan/atau kegagalan wirausaha dipengaruhi berbagai faktor baik eksternal maupun internal. Faktor internal yang berpengaruh diantaranya adalah kemauan, kemampuan dan kelemahan yang ada pada diri. Sedangkan untuk faktor eksternalnya adalah kesempatan dan peluang bagi usaha yang ditekuni.

Menurut David C. McClelland mengemukakan kewirausahaan di tentukan oleh motif berprestasi, optimism, sikap nilai, dan status kewirausahaan atau keberhasilan. Orang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai, sifat utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktis. (Suryana 2017).

Menurut Raeni Dwi Santy (2014) Definisi kesuksesan bisnis adalah keadaan bahwa bisnis telah meningkat dari hasil sebelumnya.

(2)

Keberhasilan bisnis adalah tujuan akhir dari sebuah perusahaan, bahwa semua kegiatan di dalamnya dimaksudkan untuk mendapatkan kesuksesan. Ranto dalam Daulay dan Ramadini (2013) mengemukakan keberhasilan berwirausaha tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Menurut Barowi (2014) faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha adalah sebagai berikut:

1. Motivasi

Kekuatan yang mendorong seseorang untuk berusaha seoptimal yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya

2. Keyakinan Diri

Pecaya diri dalam mengerjakan dan menentukan sesuatu sehingga terciptanya rasa optimis dan komitem dalam suatu hal

3. Usia

Menurut National Federation of Independent Businesess, Washington, usia saat seorang memulai usaha sendiri adalah antara usia 25-30 tahun. (Zimmerer & Scarborough, 1998).

(3)

4. Pengalaman

Pengalaman dalam menjalankan sebuah usaha merupakan prediktor terbaik bagi keberhasilan, terutama bila bisnis baru itu berkaitan dengan pengalaman sebelumnya. Tingkat keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan usaha bisa menjadi tolak ukur pengalaman dalam berusaha. (Staw, 1991).

5. Pendidikan

Tingkat pendidikan rata-rata wirausaha adalah pendidikan menengah atas. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan usaha skala kecil, dengan asumsi bahwa pendidikan yang lebih baik akan memberikan yang lebih baik dalam mengelola usaha. c. Indikator Keberhasilan Usaha

Dari semua definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa keberhasilan usaha adalah suatu keadaan usaha yang lebih baik daripada keadaan sebelumnya serta dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Kasmir (2006) dalam Muchtar dan Ramadini (2011) keberhasilan usaha dapat diindikasikan dalam lima hal, yaitu:

1. Jumlah Penjualan Meningkat.

Penjualan meningkat merupakan tujuan dari bisnis. Penjualan meningkat merupakan indikasi berhasil tidaknya usaha dalam persaingan.

2. Hasil Produksi meningkat.

Besar kecilnya produktivitas usaha akan mengetahui besarnya produksi usaha. Hal itu akan memengaruhi besar kecilnya penjualan pada

(4)

akhirnya menentukan pendapatan sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang di peroleh.

3. Pertumbuhan Usaha.

Pertumbuhan usaha dapat dilihat dari penjualan, laba, dan aktiva. Pertumbuhan usaha dapat dilihat dengan baik dengan semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu usaha maka semakin baik usaha tersebut. 2. Motivasi Berwirausaha

a. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan proses dari psikologis yang berlandaskan pada salah satu unsur yang dapat menjelaskan kepribadian seseorang. Motivasi berkaitan dengan keinginan kuat yang berada di dalam diri manusia yang tidak terlihat dari luar. Menurut Veizthal Rivai (2011) dalam Hilman dan Acep (2016) mengatakan bahwa motivasi merupakan serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Stephen P. Robbins (2003) mendefinisikan bahwa motivasi sebagai satu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai satu tujuan.

b. Pengertian Motivasi Berwirausaha

Dalam teorinya David Clarance McClelland (1917-1998) mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. Teori ini

(5)

memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan prestasi (achiefment), kebutuhan kekuasaan (power), dan kebutuhan afiliasi :

1. Kebutuhan berprestasi wirausaha (n-Ach) merupakan hal yang menjadi pusat perhatian dan penelitian David C. McCleland selama lebih kurang 25 tahun. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa orang-orang yang memiliki n-Ach yang tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri

a. Senang menetapkan sasaran kerja yang menantang, mengandung unsur moderate risk, dan menghindari :

1) Tugas dan tanggung jawab yag terlalu mudah untuk diselesaikan, karena tatangan rendah

2) Tugas dan tanggung jawab yang terlalu sukar untuk diselesaikan, karena keberhasilan lebih banyak dipengaruhi oleh factor keberuntungan.

b. Selalu merasa bahwa apa pun yang terjadi, sebagian besar menjadi taggung jawabnya (personal responsibility)

c. Dalam bekerja selalu ingin memperoleh umpan balik (using feedback). Jadi, bagi orang-orang yang memiliki n-Ach yang tinggi, uang bukanlah pemicu motivasi tetapi lebih berperan sebagai tolak ukur pencapaian sasaran.

2. Kebutuhan akan kekuasaan (n-Pow), merupakan hasil penelitian yang lama, di mana McClelland menemukan bahwa orang dengan n-Ach yang tinggi, tidak membuat seseorang menjadi pemimpin yang efektif,

(6)

sebab seseorang pemimpin harus dapat mempengaruhi, membujuk, atau memberi inspirasi kepada bawahannya, dalam hal inilah n-Pow diperlukan. Ciri-ciri dari seseorang dengan n-Pow yang tinggi adalah:

a. Berusaha untuk mempengaruhi orang lain atau membuat orang lain kagum terhadapnya

b. Lebih mementingkan hasil akhir dari pada proses

c. Mempunyai dorongan kuat untuk dilihat sebagai penyelamat, pembantu, penolong atau pahlawan

Seperti yang telah diungkapkan n-Pow tidak selalu harus mempunyai konotasi negatif, sebab pada kenyataan beberapa pekerjaan memerlukan n-Pow

3. Kebutuhan untuk berafiliasi (n-Aff), merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan memantapkan, melestarikan atau memperbaiki hubungan dengan orang lain secara ringkas dapat dikatakan bahwa n-Aff berfokus pada usaha untuk membina suasana persahabatan dan menghimpun teman. Hasil riset mengungkapkan bahwa orang dengan n-Aff yang tinggi memiliki ciri-ciri :

a. Dalam bekerja lebih mementingkan suasana antara orang-orang yang bekerja dibandingkan dengan pekerjaan sendiri

b. Lebih memrhatikan reaksi atau sikap orang lain terhadapnya dan merasa tidak nyaman bila orang lain bersikap kurang bersahabat c. Dalam melaksanakan tugas sangat dipengaruhi oleh siapa yang

(7)

apakah suatu pekerjaan menarik atau menantang, tetapi dengan siapa ia akan bekerja

d. Indikator Motivasi Berwirausaha

Berdasarkan David Clarance McClelland (1917-1998) mengemukakan bahwa teori ini memfokuskan pada tiga indicator yaitu kebutuhan akan prestasi (achiefment), kebutuhan kekuasaan (power), dan kebutuhan afiliasi :

1) Kebutuhan akan prestasi (n-ACH)

Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah. n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu seseorang akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan.

2) Kebutuhan akan kekuasaan (n-pow)

Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat

(8)

berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan.

3) Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat (n-affil)

Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.

3. Efikasi Diri (self efficacy) a. Pengertian Efikasi Diri

Menurut Bandura (1977) pengertian efikasi diri adalah keyakinan individu tentang kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau melakukan suatu tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu. Efikasi diri dapat mendorong kinerja seseorang dalam berbagai bidang termasuk minat berwirausaha (Luthans,2008). Oleh karena itu, dalam membuka suatu usaha diperlukan keyakinan diri (self efficacy) terhadap kemampuannya agar usahanya dapat berhasil. Efikasi diri juga dikenal dengan teori kognitif sosial atau penalaran sosial yang merujuk pada keyakinan individu bahwa dirinya mampu menjalankan suatu tugas. Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa efikasi diri adalah keyakinan diri seseorang pada kemampuannya untuk mencapai tujuan tertentu (Robbins 2007).

(9)

b. Indikator efikasi diri (self efficacy)

Menurut Bandura (1977) menyebutkan bahwa ada tiga Indikator self efficacy, yaitu magnitude, generality, dan strength.

1. Magnitude (Tingkat Kesulitan) Magnitude adalah kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas yang tingkat kesulitannya berbeda. Efikasi diri dapat ditunjukkan dengan tingkat yang dibebankan pada individu terhadap tantangan dengan tingkat yang berbeda dalam rangka menuju keberhasilan. Individu akan mencoba tingkah laku yang dirasa mampu dilakukannya dan akan menghindari tingkah laku yang dirasa di luar batas kemampuan yang dirasakannya.

2. Generality (Generalitas)

Generality berkaitan dengan tingkah laku dimana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.

3. Strength (Kekuatan)

Strength berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Individu mempunyai keyakinan yang kuat dan ketekunan dalam usaha yang akan dicapai meskipun terdapat kesulitan dan rintangan. Dengan efikasi diri, kekuatan untuk usaha

(10)

yang lebih besar mampu didapat. Semakin kuat perasaan efikasi diri dan semakin besar ketekunan, maka semakin tinggi kemungkinan kegiatan yang dipilih dan dilakukan dengan berhasil.

B. Peneliti Terdahulu

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 berjudul Pengaruh Kreativitas dan Motivasi Usaha Terhadap

Keberhasilan Usaha Pada UKMI Pakaian Anak Pagarsih : Bandung Nugroho Setiawan (2013)

Efikasi diri dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada UKMI Pakaian Anak Pagarsih.

2 Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra Industri Ukiran Kayu Cipacing

Kabupaten Sumedang Oleh : Robby Muldani (2017)

Menggunakan efikasi diri dan motivasi Secara parsial maupun simultan penelitian ini

menunjukkan adanya Pengaruh signifikan dan positif antara Efikasi Diri dan Motivasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha Sentra Industri Ukiran Kayu Cipacing Kabupaten Sumedang.

3 Pengaruh efikasi diri dan kemandirian terhadap keberhasilan usaha pada anggota komunitas tangan di atas (TDA) Samarinda

Oleh: Widianingrum Renaningtyas (2017)

Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif efikasi diri terhadap keberhasilan usaha anggota komunitas Tangan Di Atas (TDA) Samarinda.

4 Motivasi usaha sebagai mediator hubungan antara perilaku inovatif dan kreativitas terhadap keberhasilan usaha pengusaha batik tulis di Kabupaten Kebumen Oleh : Siti Nur Azizah & Diana Ma’rifah (2017) Penelitian

Penelitian ini membuktikan bahwa kreativitas berpengaruh positif terhadap motivasi dan keberhasilan usaha. Motivasi menjadi mediator hubungan antara kreativitas dan keberhasilan usaha

(11)

No Judul Penelitian Hasil Penelitian 5 Effect Of Entrepreneur

And Firm Characteristics On The Business Success Of Small And Medium Enterprise (Smes) In Bangladesh

Oleh : Md. Aminul Islam (2016)

Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya satu faktor demografi yang merupakan durasi organisasi yang dioperasikan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan bisnis UKM.

6 penelitiannya yang berjudul Pengaruh Motivasi Berwirausaha dan keyakinan diri Terhadap Keberhasilan Usaha pada Butik Kawasan Medan Johor Oleh : Ayu Dhisa Faradhiba (2018)

Variable motivasi usaha berpengaruh positif siginifikan terhadap variable keberhasilan usaha dan Variable efikasi diri dan motivasi usaha secara bersaama-sama memiliki

pengaruh positif siginifikan terhadapi variable keberhasilan usaha.

7 Pengaruh efikasi diri, motivasi dan kemandirian terhadap keberhasilan usaha wanita

Oleh : Siti Halimah dan Nur Laily (2018)

Efikasi diri berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha. Motivasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha. Kemandirian berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.

8 Motivasi usaha sebagai mediator

hubungan antara perilaku inovatif dan kreativitas terhadap keberhasilan usaha

pengusaha batik tulis di Kabupaten Kebumen Oleh : Siti Nur Azizah & Diana Ma’rifah (2017)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kreativitas berpengaruh terhadap motivasi dan keberhasilan usaha, dan motivasi memediasi hubungan antara kreativitas

dengan keberhasilan usaha. Namun, perilaku inovatif tidak berpengaruh

terhadap motivasi maupun keberhasilan usaha. Sehingga, motivasi tidak memediasi hubungan antara perilaku inovatif dengan keberhasilan usaha.

Dari tabel diatas merupakan penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penilitian kali ini. Namun ada persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penilitian kali ini yaitu sebagai berikut:

(12)

1. Persamaan

Persamaan antara penelitian terdahulu dengan penilitian kali ini adalah: variabel yang digunakan sama menggunakan variabel motivasi berwirausaha, efikasi diri dan keberhasilan usaha

2. Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penilitian kali ini adalah: objek penelitian yang dilakukan berbeda, untuk penelitian kali ini menggunakan objek per individu orang yaitu para penyandang disabilitas yang memiliki usaha.

C. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Motivasi berwirausaha terhadap keberhasilan usaha

Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha karena motivasi utama seseorang untuk menajdi seorang entrepreneur adalah betheir own bosses (Hutagalung dkk, 2010). teori motivasi David Clarance McClelland berarti seorang berperilaku karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhannya teori ini memfokuskan pada tiga indicator yaitu kebutuhan akan prestasi (achiefment), kebutuhan kekuasaan (power), dan kebutuhan afiliasi

2. Hubungan Efikasi Diri Terhadap Keberhasilan Usaha

Pengertian efikasi diri adalah keyakinan individu tentang kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau melakukan suatu tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu. Efikasi diri dapat diukur

(13)

dengan indikator Menurut Bandura (1977). Self efficacy dibedakan atas tiga dimensi, yaitu Level/magnitude, Generallity dan Strength.

Berikut ini adalah dimensi dan indikator dari Self Efficacy :

a. Magnitude (Tingkat kesulitan tugas) yaitu: (a) Menghindari situasi dan perilaku di luar batas kemampuan. (b) Analisis pilihan perilaku yang akan dicoba. (c) Menyesuaikan dan menghadapi langsung tugas-tugas yang sulit.

b. Generality (Luas bidang perilaku) yaitu: (a) Keyakinan yang menyebar pada berbagai bidang perilaku. (b) Keyakinan hanya pada bidang khusus.

c. Strength (Derajat keyakinan atau pengharapan) yaitu: (a) Keyakinan efikasi yang lemah. (b) Menilai dirinya tidak mampu menyelesaikan tugas. (c) Keyakinan yang mantap bertahan dalam usahanya. (d) Memiliki keyakinan akan kesuksesan terhadap apa yang dikerjakannya. Jika efikasi diri ini dimiliki oleh seorang entrepreneur maka akan mendorong untuk meningkatkan keberhasilan usaha. 3. Hubungan Efikasi Diri Dan Motivasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha

Banyak ahli menjabarkan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang berbeda-beda. Meredith dalam (Suryana, 2013) mengemukakan karakteristik dan watak seorang wirausahawan antara lain sebagai berikut:

a. Percaya diri dan optimis, memiliki watak kepercayaan diri yang kuat, ketergantungan terhadap orang lain, dan bersikap individual.

(14)

b. Berorientasi pada tugas dan hasil, memiliki kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada keuntungan finansial, mempunyai motivasi yang kuat, energik, tekun, tabah, memilliki tekad untuk bekerja keras, dan inisiatifnya tinggi.

c. Berani mengambil risiko dan menyukai tantangan, dan mampu mengambil risiko yang wajar.

d. Memiliki jiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran dan kritik dari orang lain.

e. Orisinalitas tinggi, memiliki watak inovatif, kreatif, dan fleksibel. Oleh karena itu dari berbagai pendapat para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa seorang wirausaha yang sukses harus memiliki karakteristik antara lain percaya diri dan optimis dengan kemampuan yang dimiliki, berorientasi pada tugas dan hasil serta memiiki motivasi yang kuat, berani dalam mengambil risiko dan lebih menyukai tantangan, memiliki jiwa kepemimpinan, serta selalu kreatif dan inovatif. Karakteristik tersebut yang menuntun seorang wirausaha dalam menuju sebuah keberhasilan dalam mengelola usahanya, karena sebuah usaha yang berhasil tidak terlepas dari seorang wirausaha yang berkarakteristik.

D. Kerangaka Berfikir

Kerangka teoritis merupakan hubungan dari setiap variabel yang telah disusun berdasarkan teori yang sudah dideskripsikan. Menurut Sugiyono (2011)

(15)

kerangka pikir memiliki fungsi sebagai model penelitian sehingga lebih mudah dalam menganalisis sebuah penelitian. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka penelitian kali ini menggunakan kerangka pikir variabel independen yaitu Motivasi Berwirausaha (X1) dan Efikasi Diri (X2) serta variabel dependen yaitu Keberhasilan Usaha (Y). Maka dari itu untuk merumuskan kerangka pikir penelitian kali ini dapat dilihat melalui gambar dibawah ini :

Gambar 2.1

Hubungan Motivasi berwirausaha dan efikasi diri dengan keberhasilan usaha

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan sebuah dugaan atas rumusan masalah yang diteliti. Berdasarkan landasan penelitian terdahulu peneliti menarik beberapa hipotesis atau kesimpulan sementara sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menurut Nugroho Setiawan (2013) dalam jurnal yang berjudul Pengaruh Kreativitas dan Motivasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pada UKMI Pakaian Anak Pagarsih Bandung, bahwa secara simultan maupun parsial motivasi berwirausaha

(16)

berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha. Artinya ada pengaruh antara variabel motivasi berwirausaha terhadap keberhasilan usaha. dengan ditingkatkannya motivasi berwirausaha maka akan meningkatkan keberhasilan usaha UKM. dari uraian tersebut dapat dijadikan sebagai perbandingan pada penelitian ini.

HI : Motivasi berwirausaha berpengaruh positif dan signifikan tehadap keberhasilan usaha

2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menurut Siti Halimah dan Nur Laily (2018) dalam jurnal yang berjudul Pengaruh efikasi diri, motivasi dan kemandirian terhadap keberhasilan usaha wanita, bahwa Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk menghitung besarnya koefisien regresi guna menunjukkan besarnya pengaruh variabel efikasi diri, motivasi dan kemandirian terhadap keberhasilan usaha. Efikasi diri berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.

H2 : Efikasi Diri berpengaruh positif tehadap keberhasilan usaha 3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Menurut jurnal penelitian yang

dilakukan oleh Eni Visantia (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha pada Pemilik Toko Pakaian di Pusat Grosir Metro Tanah Abang, Jakarta, bahwa motivasi berwirausaha dan efikasi diri berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.

H3 : Motivasi Berwirausaha dan Efikasi diri berpengaruh positif terhadap Keberhasilan Usaha

(17)

4. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Menurut jurnal penelitian yang dilakukan oleh Ayu Dhisa Faradhiba (2018) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Motivasi Berwirausaha dan keyakinan diri Terhadap Keberhasilan Usaha pada Butik Kawasan Medan Johor bahwa motivasi berwirausaha memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap keberhasilan usaha

H.4 : Motivasi Berwirausaha memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap Keberhasilan Usaha

Gambar

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesisi ini dapat dijelaskan dengan rasio leverage yang merupakan rasio antara total hutang dan total aset. Maka apabila manajer melakukan manajemen laba ketika dalam

Teknik analisis data menggunakan teknik kuantitatif untuk melihat seberapa besar perhitungan pengendalian persediaan bahan baku dengan EOQ, dan dengan kualitatif

Namun perbaikan perekonomian terus dilakukan oleh pemerintah juga koperasi intako yang menaungi mayoritas dari pengusaha industri tas dan koper (Intako)

Walaupun definisi fatwa merujuk kepada keputusan yang telah dikeluarkan oleh Jabatan Mufti yang telah diwartakan oleh kerajaan negeri, mahkamah sivil dalam beberapa kes menerima

Bedasarkan penelitian mengenai pengaruh Gaya Hidup dan harga terhadap Keputusan Pembelian handphone merek iphone di marketplace shopee juga dapat disimpulkan bahwa di dalam

Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja secara tradisional akan dianggap sebagai salah satu faktor positif yang akan memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah

Muhawarah, namun dalam pertemuan ini proses pembelajaran belum terselesaikan karena terbatasnya waktu, maka proses pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan kedua.

Potongan harga merupakan diskon produk atau harga marginal rendah yang diberikan untuk mempengaruhi konsumen dalam berbelanja agar lebih impulsif Iqbal