• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL-6 INTERNAL AUDITING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL-6 INTERNAL AUDITING"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL-6

INTERNAL AUDITING

Oleh : Muh. Arief Effendi,SE, MSi, Ak, QIA

STIE TRISAKTI

JAKARTA

(2)

CH. 6 & 7

FIELD WORK

CH.6

¾ THE PROCESS & PURPOSE OF FIELD WORK. ¾ DEVELOPING STRATEGY FOR FIELD WORK. ¾ SELF DIRECTED AUDIT TEAM.

¾ STOP & GO AUDITING.

¾ CONTROL SELF ASSESSMENT. ¾ ELEMENT OF FIELD WORK. ¾ SMART AUDITING. ¾ PERFORMANCE MEASUREMENT. ¾ DEVELOPING STANDARD. ¾ BENCH MARKING. ¾ EVALUATION. ¾ TESTING.

(3)

CH. 6 & 7

FIELD WORK

CH.7

¾APPLYING THE AUDIT TECHNIQUE. ¾CONSULTANS.

¾OUTSOURCING & COSOURCING. ¾ANALYTICAL REVIEWS.

¾LEGAL EVIDENCE. ¾AUDIT EVIDENCE.

¾THE HANDLING OF SENSITIVE EVIDENCE.

(4)

¾ Field work merupakan proses untuk memperoleh keyakinan

secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti (evidence) secara obyektif tentang operasi entitas,

mengevaluasinya dan :

1. Melihat apakah operasi tsb memenuhi syandar yang dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

2. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen.

¾ Tujuan field work memberikan keyakinan dengan

melaksanakan prosedur-prosedur audit melalui program audit sesuai tujuan audit yang ingin dicapai.

PROSES & TUJUAN PEKERJAAN LAPANGAN (THE PROCESS & PURPOSE OF FIELD WORK)

(5)

¾ Bagian dari rencana strategis meliputi :

1. Kebutuhan pegawai.

2. Kebutuhan sumber daya dari luar. 3. Pengorganisasian staf audit.

4. Wewenang & tanggung jawab. 5. Struktur pekerjaan lapangan.

6. Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan. 7. Metode pekerjaan lapangan.

8. Metode pendokumentasian. 9. Penyiapan laporan.

10. Rencana kontinjensi.

¾ Konsep strategi audit ini merupakan bagian integral dari

perencanaan dan berlaku bagi semua jenis organisasi audit.

PEMBUATAN STRATEGI UNTUK PEKERJAAN LAPANGAN

(6)

¾ Tim tsb membuat keputusan sendiri,

kadang-kadang dengan bantuan ahli bersama pimpinan tim

memberikan keahlian keahlian dan bantuan dalam

pengambilan keputusan.

¾ Teknik stop & go auditing melewati proses

penyaringan awal.

¾ Tujuan teknik tsb untuk memberdayakan auditor

lapangan untuk menghentikan audit selama survey

pendahuluan atau waktu lainnya apabila tidak

ditemukanpenyimpangan yang potensial atau tidak

ada indikasi risiko yang substansial.

TIM AUDIT DENGAN PENGARAHAN MANDIRI (SELF DIRECTED AUDIT TEAM) &

(7)

¾ CSA merupakan salah satu jenis audit

partisipasif.

¾ Audit partisipasi merupakan proses yang

menerapkan berbagai tingkat

kemitraanantara auditor dan klien (auditee).

¾ Audit partisipasi dalam mencapai tujuan

audit terbukti lebih efektif & efisien.

¾ CSA ini akan dibahas lebih mendalam pada

ch. 10.

CONTROL SELF ASSESSMENT

(CSA)

(8)

¾ Tujuan audit berbeda dengan tujuan operasi

dan prosedur audit juga berbeda dengan

prosedur operasi.

¾ Tujuan audit ditetapkan oleh auditor

sedangkan tujuan operasi ditetapkan oleh

manajemen.

¾ Prosedur audit : sarana yang digunakan

auditor untuk memenuhi tujuan audit.

BAGIAN DARI PEKERJAAN LAPANGAN

(9)

¾ Metode ini menggunakan indikator kunci (key

indicator) sebagai elemen dasar dari proses audit.

¾ Audit SMART meliputi 4 tahap :

1. Pemilihan bidang-bidang kunci untuk

monitoring & asesmen.

2. Pengembangan key indicator untuk monitoring

& asesmen.

3. Implementasi.

4. Pemeliharaan teknik-teknik audit SMART.

AUDIT SMART

(SELECTIVE MONITORING & ASSESSMENT OF RISKS & TRENDS)

(10)

¾ Standar memiliki arti bagi pengukuran.

¾ Untuk melakukan audit, maka auditor perlu

mencari unit pengkuran yang sesuai

kemudian dapat ditetapkan menjadi standar.

¾ Beberapa hal yang dapat dijadikan standar ;

Instruksi kerja (Work Instruction), anggaran

(budget), spesifikasi produk, praktik bisnis

yang wajar dll.

PENGUKURAN KINERJA

(11)

¾ Standar memiliki arti bagi pengukuran.

¾ Untuk melakukan audit, maka auditor perlu mencari unit

pengkuran yang sesuai kemudian dapat ditetapkan menjadi standar.

¾ Beberapa hal yang dapat dijadikan standar ; Instruksi kerja

(Work Instruction), anggaran (budget), spesifikasi produk, praktik bisnis yang wajar dll.

¾ Beberapa standar telah ditelaah oleh Dewan Keselamatan

Nasional (National Safety Council) dan apabila telah divalidasi, maka dapat digunakan oleh auditor untuk dibandingkan dengan hasil pengukuran.

¾ Metode yang diterapkan adalah bekerjasama dengan klien

untuk mengembangkan standar pengendalian keselamatan.

PENGUKURAN KINERJA (PERFORMANCE MEASUREMENT) &

(12)

¾ Penggunaan benchmarking ditujukan untuk meningkatkan

semua tingkatan fungsi auditor internal.

¾ Benchmarking dapat diterapkan pada filosofi dasar

hubungan audit internal dengan organisasi, organisasi dari fungsi audit., proses perencanaan, penentuan risiko, proses evaluasi diri, fieldwork, metode audit & evaluasi, proses pelaporan dll.

¾ Evaluasi secara periodik atas standar yang ditetapkan perlu

dilakukan, karena standar yang telah ditetapkan pada masa lalu, barangkali untuk saat ini sudah tidak relevan lagi, yang antara lain disebabkan terdapat perubahan kondisi.

BENCH MARKING &

EVALUATION

(13)

¾ Tujuan khusus proses testing untuk menentukan :

1. Validitas : kelayakan, keaslian & kewajaran. 2. Akurasi : kuantitas, kualitas, klasifikasi.

3. Ketaatan dengan prosedur, regulasi, hukum yang berlaku dll.

4. Kompetensi pengendalian ; tingkat kenetralan risiko.

¾ Teknik audit : 1. Mengamati. 2. Mengajukan pertanyaan. 3. Menganalisis. 4. Memverifikasi. 5. Menginvestigasi. 6. Mengevaluasi.

PENGUJIAN (TESTING) & TEKNIK PENGUJIAN PROSES SELEKSI TRANSAKSI (THE TECHNIQUE FOR EXAMINING

(14)

¾ Perbedaan Audit fungsional & audit organisasional : ¾ Audit fungsional :

1. Audit yang mengikuti proses dari awal hingaa akhir dan melintasi lini organisasi.

2. Cenderung lebih berfokus pada oprasi dan proses

dibandingkan pada administrasi dan orang-orang yang ada dalam organisasi.

3. Memiliki kesulitan khusus karena luasnya cakupan (scope).

4. Dapat memberikan manfaat khusus bagi manajemen.

PENERAPAN TEKNIK AUDIT

(15)

¾ Audit organisasional :

1. Tidak hanya memperhatikanaktivitas yang dilakukan dalam organisasi tetapi juga tentang pengendalian

administratif yang digunakan untuk memastikanbahwa aktivitas-aktivitas tersebut dilaksanakan.

2. Pendekatan organisasional yang tajam dapat

memberikan pandangan yang luasatas oparesi, lebih baik dari pada pengujian transaksi.

3. Auditor internal harus memiliki pengetahuan

administratif dan pengendalian manajemen dalam suatu usaha / bisnis.

4. Auditor internal juga harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan & pengarahan.

PENERAPAN TEKNIK AUDIT

(16)

¾ Setiap organisasi memerlukan konsultan dari luar untuk

melakukan studi manajemen, membuat evaluasi dan mengajukan rekomendasi untuk memperbaiki masalah organisasi.

¾ Konsultan luar, biasanya mengenakan tarif yang sangat

mahal.

¾ Auditor internal harus ingat bahwa konsultan tsb hanya

membantu, tidak mengambil alih evaluasi atau melindungi tanggung jawab auditor.

¾ Pradigma baru auditor internal adalah dapat berfungsi

sebagai internal consultant.

(17)

¾ Masalah Outsourcing & cosourcing akan dibahas mendalam

pada bab. 29.

¾ Auditor internal dapat minta bantuan jasa dari tenaga ahli

(spesialis) bidang tertentu dari luar (outsourcing) atau mitra (cosourcing), misalnya produksi, aktuaris dll.

¾ Pimpinan auditor internal bertanggung jawab atas atas

kulaitas yang diberikan oleh pihak luar tsb (tenaga

outsoucing).

¾ Penggunaan outsoucing maupun cosourcing yang memiliki

keahlian / kompetensi tinggi dapat meningkatkan kredibilitas auditor internal.

(18)

¾ Contoh analaytical review :

1. Analisis trend.

a. Perataan eksponensial. b. Rata-rata tertimbang. 2. Analisis rasio.

a. Perputaran persediaan (inventory turnover). b. Perputaran karyawan.

3. Analisis regresi.

Menggunakan alat bantu program komputer, dapat memudahkan tugas auditor internal dalam melakukan analisis regresi.

PENELAAHAN ANALITIS

(ANALYTICAL REVIEWS)

(19)

¾ Bukti hukum sangat mengandalkan pengakuan lisan. ¾ Bukti audit mengandalkan bukti dokumen.

¾ Jenis-jenis bukti :

1. Bukti terbaik (best evidence).

2. Bukti sekunder (secondary evidence). 3. Bukti langsung (direct evidence).

4. Bukti tidak langsung (circumstantial evidence). 5. Bukti yang meyakinkan (conclusive evidence).

6. Bukti yang menguatkan (cooroborative evidence). 7. Bukti opini / aturan opini (opinion rule).

8. Bukti kabar angin (hearsay evidence).

BUKTI HUKUM (LEGAL EVIDENCE)

& BUKTI AUDIT (AUDIT EVIDENCE)

(20)

¾ Sifat Bukti Audit :

1. Bukti fisik (physical evidence).

2. Bukti pengakuan (testimonial evidence).

3. Bukti dokumen (documentary evidence).

4. Bukti analitis (analytical evidence).

¾ Standar-standar Bukti Audit ;

1. Kecukupan.

2. Kompetensi.

3. Relevansi.

BUKTI HUKUM (LEGAL EVIDENCE)

& BUKTI AUDIT (AUDIT EVIDENCE)

(21)

¾ Rencana tsb mencakup metode untuk

menjaga integritas dokumen

termasukmasalah penyimpanan dokumen

yang aman.

¾ Dalam situasi yang sangat sensitif yang akan

berakibat tindakan hukum, perlu konsultasi

dengan penasihat hukum untuk menjaga

bukti dari tindakan yang mungkin terjadi.

PENANGANAN BUKTI YANG SENSITIF

(

THE HANDLING OF SENSITIVE EVIDENCE

)

(22)

¾ Perkembangan perusahaan yang sangat pesat yang

menggunakan teknologi tinggi, misalnya

e-commerce, EDI, e-procurement dll, mengharuskan

perusahaan menerapkan sistem yang lebih canggih.

¾ Beberapa perusahaan telah menerapkan enterprise

wide system atau sistem perencanaan sumber daya

perusahaan.

¾ Sering disebut ERP (enterprise resources planning).

¾ Software yang digunakan antara lain

SAP,PeopleSoft, Baan, J.D Edward dll.

PEKERJAA LAPANGAN DALAM LINGKUNGAN TEKNOLOGI TINGGI

Referensi

Dokumen terkait

kepada fraksi PDI. Memang apa yang Bapak kemukakan itu termasuk yang akan kita bicarakan pada saat kita berbicara masalah yang dipending. Menurut catatan kami

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol dari kulit mangium (60,3%; 8,8 µm) memiliki aktivitas antifungi secara in vitro yang tertinggi terhadap

Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh ekstrak metanol spon laut Acanthodendrilla sp terhadap penghambatan degranulasi sel mast

Berikut adalah ketiga buah aspek yang diukur pada bagian dua yaitu tingkat Kepentingan, tingkat Harapan, dan tingkat Persepsi Penilaian yang dilakukan untuk kuesioner bagian

Pada akhirnya, semua unit di dalam area bisnis Sistem Informasi/Teknologi Informasi yang direkomendasikan ini nantinya akan saling berkolaborasi dengan unit-unit lainnya

Sejalan dengan Schaie, menurut Sternberg (dalam Papalia, Olds & Feldman, 2007) perkembangan kognitif pada dewasa muda dapat dilihat dari aspek kecerdasannya.. Menurut

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel lingkungan fisik kelas dengan dukungan orang tua atau dapat diartikan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa (1) Pengelolaan modal kerja yang diukur dengan perputaran kas perputaran persediaan pada tahun 2016 2017