• Tidak ada hasil yang ditemukan

STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR DISKRIT LINIER POSITIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR DISKRIT LINIER POSITIF"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. VI No. 1 Hal. 83 – 89 ISSN : 2303–2910

c

Jurusan Matematika FMIPA UNAND

STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR DISKRIT LINIER

POSITIF

LILI ANDRIANI

Program Studi Magister Matematika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Kampus UNAND Limau Manis Padang, Indonesia,

email :liliandriani7@gmail.com

Abstrak. Suatu sistem dikatakan dapat distabilkan jika terdapat kontrol feedback ut=

Kxt untuk suatu K ∈ Rm×nsedemikian sehingga sistem

Ext+1= (A + BK)xt, x0∈ Rn+

adalah stabil [4]. Dalam hal ini, vektor ut ∈ Rmdikatakan kontrol yang menstabilkan

sistem di atas. Pada makalah ini akan dikaji syarat agar terdapat matriks K ∈ Rm×n

sedemikian sehingga sistem di atas adalah stabil, positif, dan regular.

Kata Kunci : Stabilisasi, sistem deskriptor, regular, positif, linier, diskrit, invers drazin.

1. Pendahuluan

Diberikan suatu sistem persamaan beda (difference equations) linier sebagai berikut:

Ext+1= Axt+ But, t ∈ Z+ (1.1)

dengan E, A ∈ Rn×ndan B ∈ Rn×m. Dalam sistem (1.1), xt∈ Rnmenyatakan

vari-abel state (keadaan), ut∈ Rmmenyatakan variabel kontrol (input) dan Z+

meny-atakan himpunan bilangan bulat non negatif. Sistem (1.1) sering disebut sebagai sistem deskriptor diskrit linier [4]. Sistem (1.1) dikatakan regular jika rank(E) < n dan det(λE − A) 6= 0 untuk suatu λ ∈ C.

Pada dekade terakhir ini, kepositifan solusi dari sistem (1.1) menjadi sorotan berbagai peneliti. Sistem (1.1) dengan ind(E) = q dikatakan positif jika untuk setiap t ∈ Z+ dan untuk setiap fungsi input ut ∈ Rm+, berlaku xt ∈ Rn+. Kriteria

tentang kepositifan sistem (1.1) telah dikaji oleh Virnik pada tahun 2008 [4]. Disamping itu, kajian tentang kestabilan sistem (1.1) merupakan topik klasik yang telah dikaji oleh berbagai peneliti. Literatur [6] memuat kajian tentang kesta-bilan sistem (1.1) tanpa batasan kepositifan. Sistem (1.1) dikatakan stabil jika ρf(E, A) < 1, dimana ρf(E, A) adalah radius spectral dari pasangan matriks (E, A)

[6].

Tahun 2008, Virnik [4] mengajukan kriteria untuk kestabilan sistem (1.1) dengan asumsi bahwa sistem (1.1) adalah positif. Tetapi, kriteria Virnik tidak mencakup fenomena berikut, ”Jika diberikan sistem (1.1) yang regular, positif, dan tidak stabil, bagaimanakah kriteria agar sistem tersebut dapat distabilkan (stabilizable)?”

(2)

Sistem (1.1) dikatakan dapat distabilkan jika terdapat kontrol feedback ut= Kxt

untuk suatu K ∈ Rm×n sedemikian sehingga sistem

Ext+1= (A + BK)xt, x0∈ Rn+, (1.2)

adalah stabil [4]. Dalam hal ini, vektor ut ∈ Rm dikatakan kontrol yang

mensta-bilkan sistem (1.1). Pada makalah ini akan dikaji syarat agar terdapat matriks K ∈ Rm×n sedemikian sehingga sistem (1.2) adalah stabil, positif, dan regular.

Tahun 2013, telah dibicarakan syarat agar terdapat K ∈ Rm×n sedemikian

se-hingga sistem (1.2) adalah stabil, positif, dan regular untuk kasus sistem deskriptor kontiniu positif linier. Pada tesis ini akan dikaji syarat agar terdapat K ∈ Rm×n

sedemikian sehingga sistem (1.2) adalah stabil, positif, dan regular untuk kasus sistem deskriptor diskrit positif linier.

2. Sistem Deskriptor Diskrit Linier Positif

Misalkan E ∈ Rn×n dengan ind(E) = q. Invers Drazin dari E ditulis ED adalah suatu matriks yang memenuhi:

EDE = EED EDEED = ED EDEq+1 = Eq.

Invers Drazin dari suatu matriks persegi E selalu ada dan tunggal [10]. Jika matriks E nonsingular, maka ED = E−1, dimana E−1 menyatakan definisi invers matriks

dalam pengertian biasa.

Lema 2.1. [4] Misalkan A, B ∈ Cn×n. (1) Jika AB = BA, maka

ABD = BDA, (2.1) BAD = ADB, (2.2) ADBD = BDAD, (2.3)

(2) Jika AB = BA dan KerA ∩ KerB = 0, maka

(I − AAD)BBD= I − AAD. (2.4)

Perhatikan kembali sistem deskriptor diskrit (1.1), dengan kondisi awal x0, dan

asumsikan bahwa

det(λE − A) 6= 0, untuk suatu λ ∈ C. (2.5) Dengan mengalikan kedua ruas (1.1) dengan (λE − A)−1, maka diperoleh:

ˆ Ext+1= ˆAxt+ ˆBut, t ∈ Z+, (2.6) dimana ˆ E = (λE − A)−1E, (2.7) ˆ A = (λE − A)−1A, (2.8) ˆ B = (λE − A)−1B. (2.9)

(3)

Lema 2.2. [6] Untuk matriks ˆE dan ˆA yang didefinisikan pada (2.7) dan (2.8), berlaku (1) ˆA ˆE = ˆE ˆA. (2) ker ˆA ∩ ker ˆE = 0. Bukti. (1) Dari (2.7), diperoleh λ ˆE − ˆA = λ(λE − A)−1E − (λE − A)−1A = (λE − A)−1(λE − A) (2.10) = I, atau ˆ A = λ ˆE − I. (2.11) Akibatnya, ˆ A ˆE = (λ ˆE − I) ˆE = ˆE(λ ˆE − I) = ˆE ˆA. (2.12)

(2) Misalkan x ∈ ker ˆA ∩ ker ˆE. Maka ˆAx = 0 dan ˆEx = 0, dan λ ˆE − ˆAx = 0. Karena λ ˆE − ˆA = I, maka x = 0.

Teorema 2.3. [4] Misalkan sistem (1.1) adalah regular dengan ind(E, A) = q, maka solusi dari sistem (1.1) adalah:

xt= ( ˆEDA)ˆ tEˆDExˆ 0+ t−1 X i=0 ˆ ED( ˆEDA)ˆ t−i−1Buˆ i− (I − ˆE ˆED) q−1 X i=0 ( ˆE ˆAD)iAˆDBuˆ t+i (2.13) untuk suatu x0∈ Rn.

Bukti. Misalkan ˆE dan ˆA didefinisikan seperti dalam (2.7). Berdasarkan Lema 2.2 berlaku ˆA ˆE = ˆE ˆA. Akibatnya, menurut Lema 2.1 diperoleh ˆA ˆED = ˆEDA.ˆ Selanjutnya ˆ Ext+1= ( ˆEDA)ˆ t+1Exˆ 0+ t X i=0 ( ˆEDA)ˆ t−iE ˆˆEDBuˆ i− (I − ˆE ˆED) q−1 X i=0 ( ˆE ˆAD)i+1Buˆ t+i+1, ˆ Axt= ( ˆEDA)ˆ t+1Exˆ 0+ t−1 X i=0 ( ˆEDA)ˆ t−iBuˆ i− (I − ˆE ˆED) q−1 X i=0 ( ˆE ˆAD)iEˆDBuˆ t+i

(4)

menurut Lema 2.1, (I − ˆE ˆED) ˆA ˆAD= I − ˆE ˆED, sehingga (I − ˆE ˆED)( ˆE ˆAD)q = (I − ˆE ˆED) ˆA ˆAD( ˆE ˆAD)q = (I − ˆE ˆED) ˆA ˆADEˆq( ˆAD)q = ˆA ˆADEˆq( ˆAD)q− ˆE ˆEDA ˆˆADEˆq( ˆAD)q = ˆA ˆADEˆq( ˆAD)q− ˆE ˆEDA ˆˆADEˆDEˆq+1( ˆAD)q = ˆA ˆADEˆq( ˆAD)q− ˆA ˆADE ˆˆEDEˆDEˆq+1( ˆAD)q = ˆA ˆADEˆq( ˆAD)q− ˆA ˆADEˆDEˆq+1( ˆAD)q = ˆA ˆADEˆq( ˆAD)q− ˆA ˆADEˆq( ˆAD)q = 0.

Selanjutnya, untuk membuktikan bahwa (2.10) merupakan solusi dari (2.6), akan ditunjukkan ˆ Ext+1− ˆAxt= ˆBu(t). ˆ Ext+1− ˆAxt= ˆE ˆEDBuˆ t− (I − ˆE ˆED) q−1 X i=0

[( ˆE ˆAD)i+1Buˆ t+i+1+ ( ˆE ˆAD)iBuˆ t+i]

= ˆE ˆEDBuˆ t− (I − ˆE ˆED) q−1

X

i=0

[( ˆE ˆAD)iBuˆ t+i− ( ˆE ˆAD)i+1Buˆ t+i+1]

= ˆE ˆEDBuˆ t+ (I − ˆE ˆED)[( ˆBut− ˆE ˆAD) ˆBut+1) +(( ˆE ˆAD) ˆBut+1− ( ˆE ˆAD)2Buˆ t+2+ · · · +( ˆE ˆAD)q−2Buˆ t+q−2− ( ˆE ˆAD)q−1Buˆ t+q−1) +( ˆE ˆAD)q−1Buˆ t+q−1− ( ˆE ˆAD)qBuˆ t+q)] = ˆE ˆEDBuˆ t+ (I − ˆE ˆED)[( ˆBut− ˆE ˆAD)qBuˆ t+q] = ˆE ˆEDBuˆ t+ (I − ˆE ˆED) ˆBut− (I − ˆE ˆED)( ˆE ˆAD)qBuˆ t+q = ˆE ˆEDBuˆ t+ ˆBut− ˆE ˆEDBuˆ t = ˆBut.

Jadi, solusi (2.10) memenuhi sistem (2.6).

Berikut dipaparkan definisi kepositifan dari sistem deskriptor (1.1).

Definisi 2.4. [4] Sistem (1.1) dengan ind(E, A) = q dikatakan positif jika untuk semua ut≥ 0, t = 0, 1, · · · , q − 1, dan x0≥ 0 berlaku xt∈ Rn+.

Berikut diberikan kriteria untuk memeriksa kepositifan dari sistem (1.1).

Teorema 2.5. [4] Secara khusus jika B = 0, untuk sistem (1.1) adalah positif jika dan hanya jika ˆEDˆ

A ∈ Rn×n+ .

3. Kestabilan Sistem Deskriptor Positif Linier Diskrit

Kestabilan merupakan suatu sifat yang sangat penting bagi suatu sistem. Berikut ini akan dibicarakan tentang kestabilan sistem deskriptor linier diskrit

(5)

Sistem (3.1) dikatakan stabil jika ρf(E, A) < 1 dimana ρf(E, A) adalah radius

spectral dari (E, A)[4].

Definisi 3.1. [4] Suatu skalar λ ∈ C adalah nilai eigen dari (E, A) jika det(λE − A) = 0.

Radius spectral hingga ρ(E, A) dari (E, A) didefinisikan sebagai nilai eigen maksi-mum dari (E, A). Sistem (3.1) dikatakan stabil jika ρ(E, A) < 1.

Teorema 3.2. [4] Jika EˆDˆ

A ∈ Rn×n+ , maka sistem deskriptor (3.1) adalah stabil

asimptotik jika dan hanya jika ada α ∈ Rn++ sedemikian sehingga

( ˆEDA − I)α ∈ Rˆ n−−. (3.2)

4. Stabilisasi Sistem Deskriptor Diskrit Linier Positif

Perhatikan kembali sistem deskriptor diskrit (1.1). Sebelumnya telah dipaparkan sistem (1.1) dapat distabilkan jika terdapat kontrol feedback ut= Kxtuntuk suatu

K ∈ Rm×n sedemikian sehingga sistem

Ext+1= (A + BK)xt. (4.1)

adalah stabil. Dengan asumsi bahwa sistem (4.1) adalah regular, yaitu det(λE − A − BK) 6= 0 untuk suatu λ ∈ C, maka (4.1) menjadi

¯ Ext+1= ˜Axt, (4.2) dimana ¯ E = (λE − A − BK)−1E, ˜ A = (λE − A − BK)−1(A + BK).

Pada Teorema 4.1 berikut diberikan syarat agar sistem (1.2) adalah stabil, posi-tif, dan regular.

Teorema 4.1. [4] Diberikan sistem (1.1) dimana (E, A) adalah regular, maka pernyataan berikut ekuivalen:

(1) ada suatu matriks K ∈ Rm×n sedemikian sehingga state feedback u

t = Kxt

membuat sistem

Ext+1= (A + BK)xt (4.3)

menjadi positif dan stabil. (2) ada λ ∈ C, ¯x ∈ Rn, y

1, · · · , yn ∈ Rmsedemikian sehingga syarat berikut berlaku:

(a) (λE − A − BK)−1 ada (b) untuk i, j = 1, · · · , n, berlaku: ( ¯EDA − I)¯¯ x + ¯EDB¯ n X i=1 yi∈ Rm −, (4.4) ¯ x ∈ Rn++, (4.5)

(6)

( ¯EDA)¯ (i,j)xj+ ¯biyi≥ 0, (4.6) dimana: ¯ E = (λE − A − BK)−1E, (4.7) ¯ B = (λE − A − BK)−1B, (4.8) ¯ A = (λE − A − BK)−1A (4.9)

dan ¯bi adalah baris ke-i dari matriks ¯EDB.¯

Bukti. Dengan menggunakan Teorema 2.3 dan Teorema 2.5, pernyataan pertama ekuivalen dengan pernyataan

¯

EDA ∈ R˜ n×n+ dan (I − ¯EDA)¯˜ x ∈ Rn++, (4.10) untuk suatu ¯x ∈ Rn++. Sehingga cukup untuk membuktikan ekuivalensi antara

pernyataan kedua dan eksistensi matriks K ∈ Rm×n sedemikian sehingga (4.10)

dipenuhi. Misalkan ¯x = [x1 x2 · · · xn]T ∈ Rn++ dan y1, y2, · · · , yn∈ Rm.

Definisikan K = [ki]ni=1 = [ y1 x1 y2 x2 · · · yn xn] ∈ R m×n. Karena k i = yxi i untuk i =

1, · · · , n ketaksamaan (4.6) ekuivalen dengan

¯

EDA¯(i,j)+ ¯bi

yi xi

= ¯EDA(i, j) + ¯¯ biki∈ R+,

atau ekuivalen dengan

( ¯EDA + ¯¯ EDBK) = ¯¯ EDA ∈ R˜ n×n+ . (4.11)

Pernyataan (4.11) ekuivalen dengan kepositifan dari sistem (4.1). Selanjutnya, dari (3.2) diperoleh ( ¯EDA − I)¯¯ x + ¯EDB¯ n X i=1 yi= [( ¯EDA − I) + ¯¯ EDB(¯ n X i=1 yi)(¯x−1)]¯x = [( ¯EDA − I) + ¯¯ EDBK]¯¯ x = ( ¯EDA − I)¯˜ x.

dimana ¯x−1 = diag(¯x−1i ) dan K ¯x =Pn

i=1yi. Sehingga berdasarkan Teorema 3.2,

diperoleh ¯x > 0 dan ( ¯EDA − I)¯¯ x + ¯EDB¯ n X i=1 yi= ( ¯ED( ¯A + ¯BK) − I)¯x = ( ¯EDA − I)¯˜ x ∈ Rn−− jika dan hanya jika ¯EDA adalah stabil.˜

5. Ucapan Terima kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhafzan, Bapak Admi Nazra, Bapak Mahdivan Syafwan, Ibu Lyra Yulianti, dan Bapak Effendi yang telah mem-berikan masukan dan saran sehingga paper ini dapat diselesaikan dengan baik.

(7)

Daftar Pustaka

[1] Anton, H. 1991. Aljabar Linier Elementer. Edisi kedelapan. Jilid 1. Erlangga. [2] Berman, A. and Plemmons, R. J. 1979. Nonnegative Matrices in the

Mathemat-ical Science. Academic Press, New York.

[3] D. Napp, F. Tadeo, and M. Chaabane. 2014. State Feedback Positive Stabiliza-tion of Discrete Descriptor Systems, InternaStabiliza-tional Journal of Innovative Com-puting. Information and Control 10(5) : 1853 – 1859

[4] E. Virnik. 2008. Stability analysis of positive descriptor system, Linear Algebra and its Applications. 429: 2640 – 2659.

[5] Farina, L. dan Rinaldi, S. 2000. Positive Linear System, theory and Applications. John Wiley and Sons Inc., New York.

[6] Kaczorek, T. 1992. Linier Control System, Vol. 1. England: Research Studies Press LTD.

[7] L. Zhang. 2001. A characterization of the Drazin inverse, Linear Algebra and Its Applications. Vol.335, pp. 183 – 188

[8] M.Ait Rami and D. Napp. 2012. Characterization and stability of autonomous positif descriptor system, IEEE Trans. on Automotic Control. 57(10): 2668 – 2673

[9] M. Ait Rami and F. Tadeo. 2007. Controller synthesis for positive linear systems with bounded controls, IEEE. Trans.on Circuits and Systems-II. 54 (2): 151 – 155

[10] S. Campbell Jr., C. D. Meyer and N. J. Rose. 1976. Applications of the Drazin Inverse to Linear Systems of Differential Equations with Singular Constant Co-efficients, SIAM Journal on Applied Mathematics. 31(3): 411 – 425

[11] Haddad, Wassim M, Chellaboina, Qing Hui. 2010. Nonnegative and compart-mental dynamic system, Princeton University Press.

Referensi

Dokumen terkait

merupakan katalisator yang dapat mempercepat usaha untuk kembali. Oleh karena itu, taubat sama dengan bertindak sesuai dengan kata hati nurani. Dalam bimbingan

Relokasi Pasar Pahing dilakukan oleh pemerintah Kota Blitar bertujuan untuk dapat mewujudkan kesejahteraan di masyarakat Kota Blitar. Keadaan pasar pasca

Adapun penyelesaian yang dapat dilakukan untuk hambatan adalah bagi nasabah yang menyimpan dana dalam bentuk tabungan sampai dengan ketentuan yang di tetapkan

Toolbar adalah piranti untuk mempercepat melakukan perintah, yang terdiri dari icon-icon/gambar yang mewakili suatu perintah. Jika suatu toolbar tidak muncul di layar maka

Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan, dapat dirumuskan masalah penelitian berikut : (1) Apakah modal intelektual (intellectual capital) yang diproksikan

Tahun 2005 menjadi trial road di Pantura (Pamanukan-Indramayu), dan telah diuji coba dalam skala penuh di lapangan untuk jalan Tol Waru – Surabaya, jalan Tol Seksi IV di Makasar,

81 Manajemen Pendidikan Islam S1 (Jalur Prestasi Akademik/Non Akademik - Non Tes) Septiana trirahayu Bogor 2/9/2002 Perempuan Sma yasih kota bogor septianatrirahayu400@gmail.com

Setelah selesainya pelaksanaan Ujian Masuk calon Mahasiswa Baru Program Studi Profesi Apoteker Angkatan XXXV Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah