• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA Satwa Liar Sebagai Obat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA Satwa Liar Sebagai Obat"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Satwa Liar Sebagai Obat

Indonesia memiliki keanekaragaman jenis satwa liar yang tinggi dan tersebar di beberapa tipe habitat (Alikodra 1990). Satwa liar adalah vertebrata yang hidup bebas di lingkungan alamnya (Bailey 1984). Sedangkan menurut Dephut (2005) satwa liar adalah semua binatang yang masih mempunyai sifat-sifat liar yang hidup di darat dan atau di air dan atau di udara, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia.

Bermacam-macam jenis satwa liar merupakan sumberdaya alam yang dimanfaatkan untuk banyak kepentingan manusia, baik untuk kepentingan ekologis, ekonomis maupun kebudayaan (Alikodra 1990). Satwa liar juga memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Jenis-jenis primata sangat diperlukan dalam dunia obat-obatan, dan banyak jenis satwa liar yang menurut kepercayaan masyarakat dapat dipergunakan untuk mengobati berbagai penyakit tetapi belum dikembangkan secara luas (Alikodra 1983).

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki berbagai macam bahan dan ramuan obat tradisional. Berbagai resep obat tradisional dari bahan hayati telah dikembangkan oleh masyarakat. Kebanyakan obat tradisional mempergunakan bahan tumbuh-tumbuhan, namun tidak sedikit juga yang dibuat dari bahan-bahan hewani atau dikombinasikan dengan bahan-bahan hewani (Noerdjito et al. 2005).

Di beberapa negara telah banyak dilakukan penelitian tentang penggunaan satwa liar sebagai obat. Penelitian yang dilakukan diantaranya meliputi potensi jenis satwa liar yang digunakan sebagai obat, populasinya di alam dan kandungan bahan bioaktifnya yang berfungsi sebagai obat. Menurut Mohamed et al. (2003) dari penelitian yang dilakukan terhadap masyarakat Suku Sungai Cuba di Malaysia terhadap penggunaan satwa yang dilihat dari beberapa aspek yaitu: makanan, obat-obatan, perhiasan, hewan peliharaan dan kepercayaan, penggunaan satwa sebagai obat-obatan mempunyai persentase tertinggi (27,2%) dari 49 jenis satwa yang digunakan. Dari penelitian ini dapat kita ketahui bahwa sebenarnya peranan satwa dalam pemanfaatannya sebagai obat cukup besar.

(2)

Negara kita memiliki kekayaan satwa liar yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan obat. Beberapa spesies rusa dapat diternakkan untuk diambil dagingnya, ranggah muda rusa dan hasil sampingnya digunakan sebagai pengobatan tradisional (English 1994). Ranggah muda rusa mengandung senyawa

glycosamynoglycan yang merupakan senyawa penting dalam pengobatan

osteoporosis (Semiadi G 14 Maret 2007, komunikasi pribadi)2. Peranannya yang cukup signifikan sebagai nutraceutical (unsur nutrisi yang mempunyai efek medis bagi manusia) telah banyak diulas (Jamal et al. 2005).

Tulang harimau loreng sumatra (Panthera tigris sumatrae) merupakan salah satu bahan obat yang sangat dicari oleh bangsa Cina. Tulang-tulang tersebut sepenuhnya diperoleh dari perburuan harimau langsung dari alam (Maryanto et al. 1993). Tulang harimau merupakan salah satu bahan obat-obatan tradisional Asia yang digunakan untuk mengobati sakit rematik (Mills & Jackson 2007).

Kelelawar dipercaya bisa menyembuhkan penyakit asma (Prasetyo 2003). Beruang juga digunakan sebagai pengobatan tradisional, meskipun kemanjurannya belum terbukti secara medis satwa ini mengandung bahan aktif

Urso Deoxy Cholic Acid (UDCA) yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit

tertentu seperti menajamkan pandangan, luka dalam, memperbaiki hati, dan sebagainya (Profauna 2007).

Di Ghana gigi ular python yang dibakar hingga menjadi abu dan dicampur dengan jeruk lemon digunakan untuk mengobati anak-anak yang mengalami masalah pada pencernaannya, sedangkan hati ular python dipakai untuk menyembuhkan kejang. Duri landak (porcupine) digunakan untuk mencegah kematian prematur pada anak-anak (Adow 2002). Beberapa contoh obat yang terdaftar dalam IMS Amerika Serikat (Grifo et al. 1997) yang mengandung bahan satwa terdapat dalam Tabel 1.

2

(3)
(4)

Tabel 1 Daftar obat-obatan yang menggunakan bahan dari satwa

No Nama dagang Nama generik Kategori penyakit Kerja obat Bahan yang digunakan Golongan

obat Referensi 1 Premarin (Wyeth-Ayerst) conjugated estrogen, USP terapi penggantian estrogen

ginekologi diambil dari urine kuda yang hamil

alami P373 Cutting’s

2 Zantac (Glaxo Pharm)

ratinidine antihistamin gastroenterologi screening dari histamin

mamalia

semisintetik P904 G&G1996

3 Synthroid (Boots Pharm)

levothyroxine hormon tiroid endokrin tiroid domba yang diekstrak, oleh Muray (1891) sebagai terapi hormon.

Diidentifikasi tahun 1915

alami P365 Cutting’s

4 Vasotec (Merck&Co)

enalapril maleat Antihipertensi (ACE inhibitor)

kardiovaskuler merupakan derivat dari captopril, ditemukan pada bisa Bothrops jararaca

semisintetik P41 Burger p760G &G1990 5 Provera (Upjohn) medroxyprogesterone asetat

terapi estrogen dan kontrasepsi

ginekologi sintesis dari steroid mamalia semisintetik P381 Cutting’s 6 Tagamet

(SKB Pharm)

cimetidine antihistamin gastroenterologi screening dari histamin

mamalia semisintetik P904 G&G1996 7 Ortho-Novum (Ortho) etinil estradiol/ norethindron obat kontrasepsi oral

ginekologi sintesis dari steroid mamalia semisintetik P244 Taylor P154 Ross&Brain 8 Capoten

(Squibb)

captopril antihipertensi kardiovaskuler bahan obat ditemukan pada bisa ular Bothrops jararaca

semisintetik P41 Burger

9 Humulin N (Lilly)

(5)

No Nama dagang Nama generik Kategori penyakit Kerja obat Bahan yang digunakan Golongan

obat Referensi

10 Zestril (Stuart)

lisinopril antihipertensi kardiovaskuler modifikasi struktur dari enalapril, derivat dari captopril, bahan obat yang ditemukan pada bisa Bothrops jararaca semisintetik P41 Burger P760 G&G1990 11 Triphasil 28 (Wyeth-Ayerst) levonorgestrel/etinil estradiol obat kontrasepsi oral

ginekologi sintesis dari steroid mamalia semisintetik P904G&G1996

12 Pepcid (Merck)

famotidin antihistamin gastroenterologi screening dari histamin

mamalia

semisintetic P904 G&G1996

13 Estraderm (Ciba)

estradiol estrogen ginekologi sintesis steroid mamalia semisintetik P1419G&G1996 14 Axid

(Lilly)

nitazidin antihistamin gastroenterologi screening dari histamin

mamalia semisintetic P904 G&G1996 15 Beconase AQ (Allen &Handburys) beclomethasone dipropionate corticosteroid/ antiasthma

paru-paru semisintetik analog dari

cortisol mamalia

semisintetik P154 Ross& Brain p1449G&G 1990 16 Ortho-Nov 1/ 3528 (Ortho) norethindrone/etinil estradiol obat kontrasepsi oral

ginekologi sintesis dari steroid mamalia semisintetik P1433 G&G1996

17 Lo/Ovral-28 (Wyeth-Ayerst) norgestrel/etinil estradiol obat kontrasepsi oral

ginekologi sintesis dari steroid mamalia semisintetik P1433 G&G1996

18 Estrase

(mead Johnson Labs)

17β-estradiol terapi estrogen ginekologi Sintesis dari steroid mamalia

(6)

No Nama dagang Nama generik Kategori penyakit Kerja obat Bahan yang digunakan Golongan

obat Referensi

19 Azmacort (Rhone-Poulenc Rorer)

triamcilone acetonide bronchodilator pernafasan/paru-paru

semisintetik corticosteroid analog dari cortisol mamal

semisintetik P1450G&G1990

20 Deltasone (Upjohn)

prednison glucocorticosteroid penyakit

kulit/penyakit metabolik

sintesis dari steroid mamalia semisintetik P360 Cutting’s

21 Prinivil (Merck)

lisinopril antihipertensi kardiovaskuler modifikasi struktur dari enalapril, derivat dari captopril, bahan obat yang ditemukan pada bisa Bothrops jararaca semisintetik P41 Burger P760 G&G1990 22 VancenaseAQ (Schering) beclomethasone corticosteroid/antia sthma

paru-paru semisintetik analog dari

cortisol mamalia

semisintetik P154 Ross& Brain p1449G&G 1990 23 Prednison

(Schein Pharm)

prednison glucocorticosteroid penyakit

kulit/penyakit metabolik

sintesis dari steroid mamalia semisintetik P360 Cutting’s

24 Humulin 70/30 (Lilly)

human insulin antidiabet endokrin insulin recDNA manusia alami P1487G&G1996

25 Levoxin (Daniels Pharm)

levothyroxine hormon tiroid endokrin tiroid domba yang diekstrak, oleh Muray (1891) sebagai terapi hormon.

Diidentifikasi tahun 1915

alami P365 Cutting’s

26 Humulin R (Lilly)

human insulin antidiabet endokrin Insulin recDNA manusia alami P1487G&G1996

27 Tri-levlen (Berlex Labs) levonorgestrel/ethinyl estradiol obat kontrasepsi oral

ginekologi sintesis dari steroid mamalia semisintetik P904G&G1996

(7)
(8)

Marshall (1999) menyatakan bahwa tumbuhan dan satwa liar yang berguna dalam kesehatan semakin langka keberadaanya di Afrika Timur dan Afrika Selatan. Dari penelitian yang dilakukan diidentifikasi ada 29 jenis satwa (badak hitam, phyton, pangolin, penyu hijau dll) yang digunakan sebagai bahan obat yang perlu diprioritaskan dalam konservasi dan pengelolaannya.

Etnofarmakologi

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki berbagai macam bahan dan ramuan obat tradisional. Berbagai resep obat tradisional dari bahan hayati telah dikembangkan oleh masyarakat. Kebanyakan obat tradisional mempergunakan bahan tumbuh-tumbuhan, namun tidak sedikit juga yang dibuat dari bahan-bahan hewani atau dikombinasikan dengan bahan-bahan hewani (Noerjito et al. 2005; Aliadi & Roemantyo 1994).

Pengobatan tradisional merupakan sumber informasi spesies-spesies yang telah digunakan berdasarkan pengalaman turun menurun. Pengalaman tersebut sebenarnya membuktikan bahwa spesies yang dipakai berpotensi sebagai bahan baku, baik obat tradisional maupun obat modern (Aliadi & Roemantyo 1994). Pengetahuan masyarakat lokal memegang peranan penting dalam penemuan obat dan pengembangannya. Norman Farsworth memperkirakan bahwa 3/4 dari penemuan obat-obat yang dipakai sekarang diidentifikasi dari tumbuhan obat yang dipakai oleh masyarakat tradisional (Laird 1993).

Pengkajian pengobatan dengan menggunakan pengetahuan masyarakat lokal sering disebut etnofarmakologi. Menurut Martin (1995), etnofarmakologi pada dasarnya adalah mempelajari dan menghimpun pengetahuan perihal kandungan perobatan dalam ramuan yang dihasilkan oleh penduduk setempat. Bidang ini memberi tumpuan pada cara memilih, menyediakan dan memberikan obat yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Cabang antropologi yang menekankan kaitan antara hewan dan manusia melalui sejarah peradabannya disebut etnozoologi (Mohamed et al. 2003).

(9)

Obat tradisional

Obat ialah suatu zat yang digunakan untuk diagnose, pengobatan, melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau pada hewan (Anief 1995). Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait, yaitu pengobatan rumah tangga/pengobatan sendiri menggunakan obat, obat tradisional atau cara tradisional; pengobatan medis yang dilakukan oleh perawat, dokter, Puskesmas atau rumah sakit serta pengobat tradisional (James 1980 dalam Supardi et al. 2005). Pengobatan tradisional memainkan peranan penting di bidang kesehatan di seluruh dunia. Menurut WHO (World Health

Organisation) 80% lebih penduduk dunia menggunakan obat tradisional untuk

menjaga kesehatan mereka. Namun demikian pengobatan tradisional sering dianggap rendah dibanding dengan obat-obat dari negara barat dan ilmu pengetahuan modern, bahkan sekalangan orang menganggap pengobatan tradisional sebagai suatu tahayul. Pada saat yang sama obat tradisional mendapatkan pengakuan resmi dan perhatian di seluruh dunia (Lee 1999).

Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan BPOM (2005a) yang dimaksud jamu/obat tradisional Indonesia adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (empiris).

Dalam obat tradisional kita sering mendengar istilah simplisia. Yang dimaksud dengan simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang dikeringkan (Depkes 1990). Terdapat tiga macam simplisia yaitu (1) simplisia nabati (2) simplisia hewani (3) simplisia pelikan/mineral. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

Obat tradisional dibagi menjadi tiga macam yaitu jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu adalah obat tradisional Indonesia, obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah

(10)

distandarisasi, sedangkan fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi (BPOM 2005b).

Salah satu keistimewaan obat tradisional adalah efek samping yang relatif kecil dibandingkan obat modern, tetapi terdapat beberapa kelemahan yang menjadi kendala dalam pengembangannya yaitu : (1) efek farmakologinya lemah, (2) bahan bakunya belum terstandar, (3) belum ada uji klinis dan (4) mudah tercemar berbagai jenis organisme (Katno & Pramono tanpa tahun). Kebenaran khasiat sebagian obat tradisional belum dibuktikan secara ilmiah. Keamanan dan mutu produk obat tradisional perlu ditingkatkan. Peningkatan obat tradisional perlu diikuti dengan pelestarian tanaman dan hewan obat (Depkes 1983).

Konsep Nilai dan Penilaian

Nilai adalah merupakan persepsi manusia, tentang makna suatu objek bagi orang tertentu dan waktu tertentu pula. Persepsi ini sendiri merupakan ungkapan, pandangan, perspektif seseorang tentang atau terhadap suatu benda, dengan proses pemahaman melalui panca indera yang diteruskan ke otak untuk proses pemikiran dan disini berpadu dengan harapan ataupun norma-norma kehidupan yang melekat pada individu atau masyarakat. Secara singkat nilai dapat diartikan sebagai harga sesuatu yang dinilai oleh setiap individu dan tergantung pada waktu dan tempat (Davis & Johnson 1987; Bahruni 1999). Nilai sumberdaya hutan yang dinyatakan oleh masyarakat akan beragam tergantung persepsi setiap anggota masyarakat tersebut. Kegunaan, kemanfaatan, kepuasan, rasa senang merupakan ungkapan makna atau nilai sumberdaya hutan yang diperoleh.

Ukuran nilai ini dapat diekspresikan oleh waktu, tenaga, barang dan uang, dimana seseorang bersedia memberikannya, untuk memperoleh, memiliki atau menggunakan barang dan jasa yang dinilai (Bahruni 1999). Sedangkan penilaian diartikan sebagai pendugaan terhadap nilai dari sesuatu kemudian dinyatakan harganya.

Dalam melakukan perhitungan nilai ekonomi hasil hutan ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian, diantaranya adalah metode nilai pasar. Nilai pasar adalah nilai atau angka rupiah yang ditetapkan

(11)

untuk transaksi atau jual beli di pasar. Nilai yang dianggap standar adalah nilai pasar, yaitu harga yang ditetapkan untuk penjual dan pembeli tanpa campur tangan pihak lain atau dalam keadaan kompetensi sempurna (Davis & Johnson 1987). Sedangkan menurut Depkop (2002) nilai pasar adalah nilai pasaran sekuritas atau komoditas lainnya yang ditentukan berdasarkan permintaan dan penawaran pasar (market price); harga yang dibayar dalam transaksi barang atau dan jasa sesuai kesepakatan antara para pihak di pasar bersangkutan.

Gambar

Tabel 1  Daftar obat-obatan yang menggunakan bahan dari satwa

Referensi

Dokumen terkait

Dikatakan dalam 2 Timotius 2:10, "Karena itu, aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam

Optimal Order Quantity is when the Total Cost curve is at its lowest. This occurs when the Ordering Cost =

Perangkat yang digunakan untuk melakukan serangan DoS pada tugas akhir ini hanya dapat melakukan serangan sampai dengan 200 message, dan jika count yang digunakan adalah 250

Untuk mendapatkan dudukan/penyangga modul surya yang mampu menyerap energi matahari maksimal, maka penulis membuatkan dudukan kemiringan modul surya yang dapat diatur sehingga

untuk selalu menerapkan 3M (Menggunakan masker, Mencuci tangan pakai sabun, dan Menjaga jarak) dalam adaptasi kebiasaan baru. 3) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan

Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Dumai (2009), cakupan keluarga yang menggunakan sumur gali sebagai akses air bersih yaitu 47,52% termasuk didalamnya pesantren, dan dari 8

Komunikasi yang dilakukan pada waktu yang tepat akan membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya, bila pasien sedang menangis kesakitan, bukan waktunya untuk tenaga

Pemerintahan Daerah namun dalam perjalanannya dengan masih terlalu kompleksnya pengarturan tentang pemerintahan daerah dalam UU tersebut maka pengaturan tentang Pilkada, Desa,