PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH
DENGAN KLASTERISASI INDUSTRI
KERTAS BERDASAR POTENSI SIMBIOSIS
INDUSTRI GULA DAN KERTAS
DI JAWA TIMUR
RYSKA ZARETTA N.
NRP 3608 100 004
Dosen Pembimbing
Kerusakan Hutan
Kayu sebagai bahan baku industri kertas Perlunya bahan baku
alternatif non-kayu
Potensi simbiosis industri gula dan kertas
Potensi penerapan simbiosis industri gula dan kertas di Jawa
Timur Terdapat 8 industri kertas, 29 PG di Jawa Timur
LATAR BELAKANG
Dukungan PemerintahBUMN sektor produksi kertas akan meningkatkan orientasi penggunaan bahan
baku nonkayu, yakni ampas tebu dari limbah pabrik gula. Pemanfaatan ampas tebu telah mulai dikembangkan pada BUMN
produksi kertas di Pulau Jawa dan akan terus ditingkat produksinya.
(Dr Ir Agus Pakpahan, Kementrian BUMN-RI)
Pembentukan Cluster Industri Kertas
1 rim kertas telah mengorbankan dua meter persegi hutan alam
(WWF) Kerusakan hutan sekitar 0,7 juta
hektar per tahun
pemulihan lahan sekitar 0,5 juta hektar per tahun
(Mentri LH)
Pengembangan industri sejalan dengan pengembangan ekonomi
Menentukan cluster-cluster
industri kertas yang yang berpotensi untuk dikembangkan di Jawa Timur sehingga dapat
meningkatkan ekonomi wilayah-wilayah yang terlibat
Analisa faktor penentu terbentuknya cluster industri kertas di Jawa Timur.
Teriditentifikasinya industri-industri gula dan kertas yang dapat bersimbiosis dalam satu
cluster di Jawa Timur.
TUJUAN DAN SASARAN
RUMUSAN MASALAH
Industri gula di Jawa Timur menghasilkan limbah ampas tebu yang melimpah yang seharusnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif industri kertas sehingga mendorong diterapkannya
simbiosis industri gula dan kertas di Jawa Timur. Selama ini, pengembangan simbiosis antara industri
gula dan kertas yang terjadi belum memunculkan suatu kerja sama yang terbentuk dalam sebuah
cluster industri. Cluster industri sangat mampu menunjang kinerja industri-industri di dalamnya
karena memiliki suatu ikatan kerja sama dalam berbagai aspek industri maupun kewilayahannya sehingga adanya cluster akan mampu meningkatkan ekonomi wilayah.
Terbentuknya cluster-cluster industri kertas yang berpotensi untuk dikembangkan di Jawa Timur.
RUANG LINGKUP
Ruang Lungkup Pembahasan
Ruang Lingkup Substansi
Ruang Lingkup Wilayah
Penelitian ini membahas bagaimana cluster simbiosis industri gula dan kertas yang terbentuk di Jawa Timur serta wilayah-wilayah yang terlibat dalam masing-masing cluster serta cluster
industri kertas yang berpotensi untuk dikembangkan di Jawa Timur.
Substansi yang dibahas dalam penelitian ini adalah teori-teori yang memuat faktor yang mempengaruhi terbentuknya cluster simbiosis industri gula dan kertas di Jawa Timur serta teori tentang cluster Industri.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah cluster industri kertas yang berpotensi untuk dikembangkan di Jawa Timur untuk meningkatkan ekonomi wilayah Jawa Timur.
SIMBIOSIS INDUSTRI
Simbiosis industri merupakan suatu bentuk kerja sama diantara industri-industri yang berbeda. Bentuk kerja sama ini dapat meningkatkan keuntungan masing-masing industri dan pada akhirnya berdampak positif pada lingkungan. Dalam proses simbiosis ini limbah suatu industri
diolah menjadi bahan baku industri lain (Deni 2007).
Simbiosis industri merupakan suatu kerjasama antar industri yang bertujuan untuk
mengefisiensi pemanfaatan sumber daya, serta meningkatkan kualitas ekonomi dan lingkungan. Adanya pertukaran material yang meminimalisir penggunaan energi dan bahan
baku dalam simbiosis industri dapat meminimalisir sampah/limbah, membangun suatu ekonomi berkelanjutan, serta pengembangan ekologi dan hubungan sosial (Lowe, 2001).
INDUSTRI DALAM EKONOMI WILAYAH
kegiatan industri merupakan salah satu faktor penting dalam mekanisme perkembangan dan pertumbuhan wilayah (Yeates dan Gardner dalam Arifin, 1997)
Pertumbuhan industri yang pesat, selain akan merangsang sektor pertanian untuk menyediakan bahan baku, juga merangsang pengembangan sektor jasa sehingga dapat memperluas kesempatan kerja yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat
TEORI CLUSTER MICHAEL E. PORTER
PENGERTIAN
Menurut Porter (1998) Cluster merupakan konsentrasi geografis perusahaan dan institusi yang saling
berhubungan pada sektor tertentu. Mereka berhubungan karena kebersamaan dan saling melengkapi.
Kebijakan Pendukung Cluster (OECD, 2007)
a. Kebijakan Regional/ Wilayah
Kebijakan ini fokus pada membangun keunggulan kompetitif suatu wilayah dengan mengedepankan aktor dan sumber daya lokal.
b. Kebijakan Pengembangan IPTEK
Pendekatan dalam kebijakan ini adalah melibatkan industri dan sektor-sektor komersial terkait dalam hal pembiayaan pengembangan IPTEK maupun penelitian untuk pengembangan cluster.
c. Kebijakan Industri
Kebijakan ini mendukung kepentingan industri dan teknologi.
Biaya Transportasi
No Penggagas Penentu Biaya Transportasi 1 Weber Jarak Berat Lokasional 2 Isaard Jarak Aksesibilitas 3 Bowensex dan Closs Jarak KepadatanSINTESA TEORI
Indikator dan Variabel
Penelitian
Sasaran Indikator Variabel
Teriditentifikasinya industri-industri gula dan kertas yang dapat bersimbiosis dalam satu cluster di Jawa Timur.
Biaya transportasi yang minimum
Jarak
BesarMuatan
Terbentuknya cluster-cluster industri kertas yang berpotensi untuk dikembangkan di Jawa Timur.
Ketersediaan prasarana dan sara pendukung
Ketersediaan jaringan jalan
Ketersediaan dan kualitas tenaga kerja
Ketersediaan tenaga kerja usia produktif
Tingkat pendidikan masyarakat usia produktif Ketersediaan masyarakat melek huruf
Adanya industri dan sektor terkait
Penyedia bahan baku tebu Industri penerima output industri kertas
Adanya peran
pemerintah
Kebijakan pendukung cluster
TEKNIK ANALISA DATA
Menentukan industri-industri gula dan kertas yang dapat bersimbiosis di Jawa Timur.
Terbentuknya cluster-cluster industri kertas yang
berpotensi untuk dikembangkan di Jawa Timur
Analisa Program Linier
Penentuan cluster-cluster simbiosis industri gula dan kertas di Jawa Timur dilakukan dengan analisa biaya
transportasi minimum dengan mempertimbangkan ketersediaan ampas tebu oleh industri gula dan kebutuhan bahan baku industri kertas sehingga alat analisa yang digunakan Program Linier.
Fungsi Tujuan Fungsi Kendala
Fungsi Kendala
Pembentukan cluster industri kertas di masing-masing wilayah dilakukan dengan analisa deskriptif terhadap teori cluster Porter yang disesuaikan dengan kondisi eksisting wilayah-wilayah anggota cluster hingga ditemukan karakteristik dari masing-masing cluster. Dari karakteristik masing-masing cluster yang
telah teridentifikasi dapat diketahui cluster-cluster industri kertas yang berpotensi untuk dikembangkan di Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur memiliki 29 Kabupaten dan 9 Kota. Sektor industri
merupakan penyumbang ekonomi sebear 27% dari seluruh sektor yang ada
di Jawa Timur.
Arah dan kebijakan pengembangan industri di jawa timur, terbagi atas 5 hal, yaitu :
• Fasilitasi pengembangan pada upaya memperkuat struktur industri, meningkatkan, dan memperluas pemanfaatan teknologi. Serta meningkatkan nilai pengganda (multiplier)
• Mengembangkan industri manufaktur diutamakan pada beberapa sub-sektor prioritas yang mampu menyerap banyak tenaga kerja; memenuhi kebutuhan dasar dalam negeri (seperti makanan-minuman dan obat-obatan); mengolah hasil pertanian dalam arti luas (termasuk perikanan) dan sumber-sumber daya alam lokal; dan memiliki potensi pengembangan ekspor.
• Mengembangkan subsektor industri yang terkait (related industries) dan sub-sektor industri penunjang (supporting industries) bagi industri manufaktur prioritas.
• Fasilitasi penelitian dan pengembangan industri manufaktur untuk teknologi produksi. Termasuk pengembangan manajemen produksi, yang memperhatikan kesinambungan lingkungan, dan teknik produksi yang ramah lingkungan.
• Fasilitasi peningkatan kompetensi dan keterampilan tenaga kerja industri untuk meningkatkan produktivitas dalam menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi.
Faktor dan Variabel Penelitian
No Faktor Komponen Faktor
Faktor-faktor Penentu Anggota Utama Cluster Industri Kertas
1. Faktor kedekatan industri kertas dan industri gula Jarak industri-industri gula terdekat dengan industri kertas
2. Faktor besar kebutuhan bagasse oleh industri kertas Besarnya bagasse yang dibutuhkan industri kertas menurut kapasitas produksinya
3. Faktor besar ketersediaan bagasse oleh industri gula Besarnya bagasse yang dapat dikeluarkan industri gula untuk industri kertas
Faktor-faktor Pembentuk Cluster Industri Kertas
1. Faktor tersedianya jaringan jalan arteri antar wilayah dalam satu cluster
Adanya jaringan jalan arteri yang menghubungkan suatu wilayah dengan wilayah lain dalam satu cluster.
1. Faktor tingginya ketersediaan sumber daya manusia berkualitas
Banyaknya masyarakat usia produktif di wilayah anggota
cluster.
Tingginya prosentase lulusan masyarakat di wilayah anggota
cluster
Tingginya prosentase masyarakat melek huruf di wilayah anggota cluster
2. Faktor banyaknya industri terkait dan pendukung Banyaknya penyedia bahan baku industri gula berupa tebu di suatu cluster
Banyaknya industri penerima output industri kertas di suatu
cluster
Faktor Pendukung Keberadaan Cluster Industri Kertas
1. Faktor peran pemerintah Peran pemerintah yang dapat dilakukan untuk mendukung
No Industri Kertas
Lokasi Industri
Kertas
Industri Gula Lokasi Industri Gula
1 PT Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas
Surabaya PG Gempolkerep PG Lestari PG Soedhono PG Purwodadi Mojokerto Nganjuk Ngawi Magetan 2 PT Adiprima Suraprinta Mojokerto PG Watoetoelis PG Gempolkrep Sidoarjo Mojokerto 3 PT Suparma Surabaya PG Toelangan
PG Kedawoeng PG Wonolangan Sidoarjo Pasuruan Probolinggo 4 PT Ekamas Fortuna Malang PG Kebonagung Malang 5 PT Pabrik Kertas Indonesia Mojokerto PG Kremboong PG Djombang Baroe PG Tjoekir PG Lestari PG Meritjan PG Pesantren Baru PG Redjosarie PG Pagottan PG Kanigoro Sidoarjo Jombang Jombang Nganjuk Kediri Kediri Magetan Madiun Madiun 6 PT Kertas Leces Probolinggo PG Djatiroto
PG Wonolangan PG Gending
Lumajang Probolinggo Probolinggo