• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

10 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)

Menurut Mardiyati, dkk (2012) jika manajer memiliki keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, manajer tersebut tentunya ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada para investor. Manajer bisa menggunakan utang yang lebih banyak, yang nantinya berperan sebagai sinyal yang lebih terpercaya. Ini karena perusahaan yang meningkatkan utang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Investor diharapkan akan menangkap sinyal tersebut, sinyal yang mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai prospek yang prospektif di masa depan. Jadi, kita dapat menyimpulkan dari penjelasan diatas bahwasanya hutang merupakan tanda atau signal positif dari perusahaan.

Menurut Ratih dan Damayanthi (2016) teori sinyal merupakan suatu pengumuman yang dipublikasikan agar memberikan sinyal bagi penanam modal untuk mengambil keputusan berinvestasi (Jogiyanto, 2013). Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan oleh perusahaan akan menjadi berita baik dan buruk di pasar modal, dimana keuntungan akan memberikan sinyal positif yang akan menarik investor begitu pula sebaliknya. Teori sinyal mengemukakan tentang dorongan perusahaan memberikan informasi kepada pihak eksternal (Hassan,

(2)

2008).Asimetri informasi yang dimiliki oleh pihak internal dan eksternal perusahaan mendorong perusahaan untuk mempublikasikan informasi yang dimiliki.Pengungkapan tanggungjawab sosial merupakan informasi yang wajib dipublikasikan.

2.1.2 Nilai Perusahaan

Semakin tinggi nilai peruahaan, semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saha yang diperjual-belikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham, semakiaan tinggi pula nila perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dan saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen asset. Brigham dan Gapenski, 1996 dalam Ernawati dan Widyawati, 2015)

Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Husnan, 200:7 dalam Prasetia, dkk 2014).Price to Book Value (PBV) digunakan sebagai proksi dari nilai perusahaan karena keberadaan Price to Book Valuesangat penting bagi investor untuk menentukan strategi investasi di pasar modal. Menurut Sari (2013), bahwa perusahaan yang dikelola dengan baik pada umumnya memiliki rasio Price to

(3)

Book Valuediatas satu. Hal ini menggambarkan nilai saham perusahaan lebih besar daripada nilai buku perusahaan.Harga saham yang tinggi juga membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.

PBV =

2.1.3 Profitabilitas

Profitabilitas atau laba merupakan pendapatan dikurangi beban dan kerugian selama periode pelaporan. Analisis mengenai profitabilitas sangat penting bagi kreditor dan investor ekuitas.Bagi kreditor, laba merupakan sumber pembayaran bunga dan pokok pinjaman.Sedangkan bagi investor ekuitas, laba merupakan salah satu faktor penentu perubahan nilai efek. Hal yang terpenting bagi perusahaan adalah bagaimana laba tersebut bisa memaksimalkan pemegang saham bukan seberapa besar laba yang dihasilkan oleh perushaan (Dewi dan Wirajaya, 2013).

Menurut Saidi, 2004 dalam Dewi dan Wirajaya, 2013, profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam meperoleh laba. Para investor menanamkan saham para perusahaan adalah untuk mendapatkan return. Semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik. Dalam penelitian ini digunakan proxy Return on Equity (ROE) untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Rasio ROE adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa, yang

(4)

mengukur tingkat pengembalian atas investasi dari pemegang saham biasa (Mardiyati, dkk, 2012). Rumus ROE dapat dihitung sebagai berikut:

ROE =

2.1.4 Leverage

Leverage merupakan kebijakan pendanaan yang berkaitan dengan keptutsan perusahaan dalam membiayai perusahaan. Perusahaan yang menggunakan hutang mempunyai kewajiban atas beban bunga dan beban pokok pinjaman.Penggunaan hutang (external financing) memiliki risiko yang cukup besar atas tidak terbayarnya hutang.Sehingga penggunaan hutang perlu memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Prasetyorini, 2013).

Leverage menunjukan kemampuan dari suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansial dari perusahaan tersebut seandainya perusahaan tersebut dilikuidasi (Agnes, 2004 dalam Pratama dan Wiksuana, 2016. Jadi leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan pendanaan yang berasal dari utang (financial leverage) (Brigham et al, 2006 dalam Pratama dan Wiksuana, 2016).

Dengan tingginya rasio leverage menunjukan bahwa perusahaan tidak solvabel. Artinya total hutangnya lebih besar dibandingkan dengan total asetnya. Karena leverage merupakan rasio yang menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur, juga sebagai rasio yang membandingkan total hutang

(5)

terhadap keseluruhan aset suatu perusahaan, maka apabila investor melihat sebuah perusahaan dengan asset yang tinggi namun resiko leverage nya juga tinggi, maka akan berpikir dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Karena dikhawatirkan aset tinggi tersebut didapat dari hutang yang akan meningkatkan resiko investasi apabila perusahaan tidak dapat melunasi kewajibannya tepat waktu (Ernawati dan Widyawati, 2015). Leverage dalam penelitian ini diukur dengan Debt to Assets Ratio (DAR), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh modal pinjaman. Rasio ini digunakan untuk membandingkan total pinjaman dengan aktiva serta untuk mengetahui besarnya penggunaan utang dibandingkan seluruh modal perusahaan (Wiagustini, 2010:79 dalam Octaviani dan Astika, 2016).

DAR =

2,1,5 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan (Suharli, 2006 dalam Prasetia, dkk, 2014).

Perusahaan yang besar lebih diminati ketimbang perusahaan kecil. Sehingga pertumbuhan perusahaan sangat mempengaruhi nilai perusahaan.

(6)

Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari citra positif yang di peroleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena kesuksesan yang diperoleh menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap adanya isu negatif (Prasetia, dkk, 2014).

Size = Log Nat total aktiva

2.1.6 Struktur Modal

Struktur modal merupakan salah satu keputusan keuangan yang kompleks karena berhubungan dengan variabel keputusan keuangan lainnya.Sudjaja dan Berlian (2003:283) mendefinisikan struktur modal adalah pembelanjaan permanen di dalam mencerminkan pertimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri (Rumondor, 2015). Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal berada di atas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan penggunaan hutang diperoleh dari pajak (bunga hutang adalah pengurangan pajak) dan disiplin manager (kewajiban membayar hutang menyebabkan disiplin manajemen), sedangkan kerugian penggunaan hutang berhubungan dengan timbulnya biaya keagenandan biaya kepailitan (Pratiwi, 2016).

(7)

Rasio yang umum digunakan untuk melihat pengaruh pinjaman dari kreditor baik yang digunakan sebagai tambahan modal maupun sumber dana untuk pembelian aktiva adalah rasio hutang yaitu dilihat dari struktur modal yakni Debt to Equity Ratio (DAR). Menurut Kasmir, 2009:112 dalam Prasetia, dkk, 2014, menyatakan bahwa DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

DER=

2.2 Hubungan Logis Antar Variabel

2.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Menurut Syamsuddin, 2007 dalam Adhitya, dkk, 2016, profitabilitas dapat diukur dengan beberapa pengukuran, seperti volume penjualan, total aktiva, dan modal sendiri. Profitabilitas dipakai sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan pertumbuhan dan kinerja perusahaan dan berkaitan dengan hasil akhir berbagai kebijakan dan keputusan perusahaan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode berjalan. Profitabilitas

(8)

merupakan wujud keberhasilan manajemen dalam menjalankan perusahaan. Menurut Saidi, 2004 dalam Dewi dan Wirajaya, 2013, profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam meperoleh laba. Para investor menanamkan saham para perusahaan adalah untuk mendapatkan return. Semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

2.2.2 Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan

Salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah hutang (leverage). Solvabilitas (leverage) digambarkan untuk melihat sejauhmana asset perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri (Weston dan Copeland,1999 dalam Sholichah dan Andayani, 2015). Leverage merupakan kebijakan pendanaan yang berkaitan dengan keputusan perusahaan dalam membiayai perusahaan. Perusahaan yang menggunakan hutang mempunyai kewajiban atas beban bunga dan beban pokok pinjaman.Penggunaan hutang (external financing) memiliki risiko yang cukup besar atas tidak terbayarnya hutang, sehingga penggunaan hutang perlu memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Prasetyorini, 2013 dalam Pratama, 2016). Dengan tingginya rasio leverage menunjukan bahwa perusahaan tidak solvabel. Artinya total hutangnya lebih besar dibandingkan dengan total asetnya. Karena leverage merupakan rasio yang menghitung seberapa jauh dana yang disediakan

(9)

oleh kreditur, juga sebagai rasio yang membandingkan total hutang terhadap keseluruhan aset suatu perusahaan, maka apabila investor melihat sebuah perusahaan dengan asset yang tinggi namun resiko leverage nya juga tinggi, maka akan berpikir dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Karena dikhawatirkan asset tinggi tersebut didapat dari hutang yang akan meningkatkan resiko investasi apabila perusahaan tidak dapat melunasi kewajibannya tepat waktu (Ernawati dan Widyawati, 2015). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H2: Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan

2.2.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikasi mengukur kinerja suatu perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar dapat mencerminkan jika perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerjanya, sehingga pasar akan mau membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya karena percaya akan mendapatkan pengembalian yang menguntungkan dari perusahaan tersebut (Rumondor, 2015). Jika perusahaan memiliki total aset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan (Suharli, 2006 dalam Prasetia, dkk, 2014). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

(10)

2.2.4 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland, 1997 dalam Pratiwi, dkk 2015). Menurut Husnan, 2000 dalam Pratiwi, dkk, 2015, struktur modal adalah perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri. Struktur modal juga dapat didefinisikan sebagai perimbangan atau perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001).Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa struktur modal adalah perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri (Rumondor, 2015).Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal berada di atas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan.Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

(11)

2.3 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti dan Tahun Sampel dan periode penelitian Variabel dan Metode analisis Hasil Penelitian 1 Umi Mardiyati, dkk (2012) 78perusahaan manufaktur (2005-2010) Variabel independen: DPR, DER, dan ROE Variabel dependen: PBV Metode analisis: Regresi linear berganda DPR dan DER berpengaruh positif tidak signifikan terhadap PBV, sedangkan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV 2 Ayu Sri Mahatma Dewi (2013) 71 perusahaan manufaktur (2009-2011) Variabel independen: DER, ROE dan Ukuran Perusahaan

Variabel dependen: PBV Metode analisis: Regresi linear berganda DER berpengaruh negatif signifikan terhadap PBV, ROE berpengaruh positif signifikan terhadap PBV, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap PBV 3 Inggi Rovita Dewi, dkk (2014) 14 perusahaan pertambanga n (2009-2012) Variabel independen: DAR dan DER

Variabel dependen: Tobin’s Q

Metode analisis: regresi linear berganda DAR berpengaruh signifikan terhadap Tobin’s Q, sedangkan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobin’s Q 4 Ta’dir Eko Prasetia, dkk (2014) 10 perusahaan otomotif (2009-2012)

Variabel dependen: DER, Ukuran Perusahaan dan Risiko Perusahaan

Variabel dependen: PBV Metode analisis: Regresi

DER berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap PBV, Ukuran

(12)

linear berganda Perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap PBV, Risiko Perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap PBV 5 Regina Rumondor, dkk(2015) 8 perusahaan plastik dan pengemasan (2010-2013) Variabel independen: DER, Ukuran Perusahaan dan Risiko Perusahaan Variabel dependen: PBV Metode analisis: Regresi linear berganda DER berpengaruh positif signifikan terhadap PBV sedangkan Ukuran Perusahaan dan Risiko Perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV 6 Dewi Ernawati (2015) 22 perusahaan industri barang konsumsi (2009-2011) Variabel independen: ROE, DAR dan Ukuran Perusahaan

Variabel dependen: PBV Metode analisis: Regresi linear berganda

ROE dan Ukuran Perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap PBV sedangkan DAR berpengaruh tidak berpengaruh terhadap PBV 7 I Gusti Ngurah Agung Dwi Pramana (2016) 21 perusahaan partisipan ISRA (2011-2013)

Variabel independen: ROE dan Ukuran Perusahaan Variabel dependen: PBV Metode analisis: Uji Nilai Selisis Mutlak

ROE dan Ukuran Perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap PBV 8 I Gusti Bagus Angga Pratama (2016) 6 perusahaan telekomunika si (2009-2013) Variabel independen: Ukuran Perusahaan dan Leverage

Variabel dependen: PBV Metode analisis: Uji Path

Ukuran Perusahaan dan Leverageberpeng aruh positif signifikan terhadap PBV

(13)

9 Candra Pami Hemasatuti (2014)) 10 perusahaan pertambanga n (2009-2011) Variabel independen: ROE, DPR, DER, PER, dan kepemilikan insider Variabel dependen: PBV Metode Analisis: Regresi linear berganda

ROE dan PER berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan, sedangkan DPR, DER, dan kepemilikan insider tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan Sumber : Berbagai Jurnal

2.4 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran bertujuan untuk mempermudah suatu penelitian, dalam kerangka pemikiran ini menjelaskan secara singkat mengenai pengaruh antara variabel independen Profitabilitas (ROE), Leverage (DAR), Ukuran Perusahaan, Struktur Modal (DER) terhadap variabel dependen yang digunakan yaitu profitabilitas yang diproksikan dengan Nilai Perusahaan (PBV).

Dalam Penelitian ini akan menguji pengaruh positif antara Profitabilitas (ROE) dan Ukuran Perusahaanterhadap Nilai Perusahaan (PBV). Sedangkan pada Leverage (DAR) dan Struktur Modal (DER) terdapat pengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan (PBV).

(14)

H1 H2 H3 H4 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran SIZE (X5) DAR (X2) PBV (Y) DER (X4) ROE (X1)

Referensi

Dokumen terkait

Di samping itu, tidak terdapat hubungan antara usia, latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan, dan derat berat merokok dengan gambaran sitopatologi pada

qs pr BdMt ne DutAMgAš ke S§AqQs guf btlAye SÈr DutAMgAš k A sýyk áAk Arse sevn k rnevAlAš k oSXArh gufAš se yuEt honA btlAyA ¦ qn duÏk r vRtAš k AinBAnA hr ik sIke bs k IbAt

Pertumbuhan merupakan penambahan ukuran panjang atau berat dalam waktu tertentu, pertumbuhan terjadi apabila ada kelebihan energi penelitian ini sejalan dengan

Agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat berjalan dengan baik maka perlu didukung dengan regulasi yang memadai. Perubahan dan penyusunan regulasi disesuaikan dengan..

Hasil penelitian diperoleh bahwa kehidupan masyarakat di perbatasan Indonesia- Malaysia terlihat harmonis dalam berinteraksi meskipun beda negara, karena mereka ada budaya

Perubahan yang mendasar dengan adanya pemotongan pajak yang bersifat final adalah potongan pajak tersebut dianggap sebagai pembayaran atas pajak penghasilan terhutang,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang disusun dalam memenuhi salah satu persyaratan menempuh ujian akhir pada

Data penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang menunjukkan kualitas atau mutu dari suatu yang ada, berupa keadaan, proses, kejadian/peristiwa dan