• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE RATIO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE RATIO"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE RATIO DAN PROFITABILITAS TERHADAP EARNING PER SHARE PADA SEKTOR INFRASTUKTUR, UTILITAS

DAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2114

Kanova Satriani 1, Rika Desiyanti 2, Surya Dharma 3

Department of Management, Faculty of Economic, Bung Hatta University Lecture Department of Management, Faculty of Economic, Bung Hatta University

E-mail: [email protected] , [email protected], and [email protected]

The main purpose of companies are to increase and maximize the profit of the owners which form on Earnings Per Share. EPS shows how good the companies in giving return to the owners. The research aim to understand the influence of DAR, DER, ROE, and ROA on Earning Per Share listed on the indonesian stock Exchange in 2011-2014. Independent Variable used inside this research is DAR, DER, ROE and ROA while for dependent variables is Earning Per Share . Sample used inside this research 28 companies, using the technique the sample is sensus. Analysis of data using multiple linear regresion. Data used in this research from Indonesia Stock Exchange (IDX). The analysis shows that debt to total asset ratio, debt equity ratio is no significant on earning per share. While the return on equity and return on asset have positive on earnings per share, while the firm size has negative significant influence on earnings

per share.

Keywords : DAR, DER, ROE , ROA and Earning Per Share

PENDAHULUAN

Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, dalam menjalankan suatu kegiatan operasionalnya setiap perusahaan memiliki berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana sehingga perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Salah satu cara alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana atau tambahan modal adalah melalui pasar modal atau yang lebih dikenal dengan bursa efek. Fahmi dan Hadi (2011:41) pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan

menjual saham dan obligasi dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat dana perusahaan. Salah satu cara untuk mengetahui prospek investasi pada perusahaan adalah dengan melakukan analisis fundamental terhadap kinerja keuangan perusahaan emiten. Selain analisis fundamental investor dapat melakukan analisis teknikal untuk membantu keputusan investasinya. Pada dasarnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan dan

(2)

memaksimalkan keuntungan pemegang saham. Keuntungan perusahaan tercermin dalam laba bersih pada laporan keuangan, sedangkan keuntungan pemilik perusahaan lebih spesifik lagi tercermin dalam laba untuk pemegang saham biasa atau disebut sebagai earning per share atau laba per lembar saham. Tingginya jumlah earning per share akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menambah investasinya yang mana sangat dibutuhkan oleh pihak perusahaan sehingga hal ini dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan bersih. Secara umum ada dua faktor yang bisa mempengaruhi besar kecilnya tingkat EPS, yakni struktur modal dan tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak. Kedua faktor tersebut pada dasarnya sama-sama menekankan pada alternatif sumber pendanaan melalui hutang atau modal pinjaman. Hutang yang digunakan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modal suatu perusahaan dapat mempengaruhi EPS bagi pemilik perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pinjaman terhadap pihak luar maka akan timbul hutang sebagai konsekuensi dari pinjamannya, dengan begitu dapat diartikan perusahaan tersebut telah melakukan financial leverage. Leverage menurut Syamsuddin (2013:89) adalah kemampuan perusahaan untuk mengunakan aktiva atau dana yang

mempunyai beban tetap untuk

memperbesar tingkat penghasilan bagi pemilik perusahaan. Fenomena yang terjadi yaitu financial leverage yang diukur dengan rasio rata-rata DAR setiap tahunnya selama 2012-2014 mengalami peningkatan, akan tetapi rata-rata EPS setiap tahunnya mengalami penurunan. Ini berbanding terbalik dengan signalling teory yang dikemukan oleh Ross yang mengatakan bahwa ketika perusahaan menerbitkan hutang baru, menjadi tanda atau sinyal bagi pemegang saham dan investor potensial tentang prospek perusahaan di masa mendatang mengalami peningkatan. Dasar pertimbangannya adalah penambahan hutang berarti keterbatasan arus kas dan biaya-biaya beban keuangan juga meningkat, dan manajer hanya akan menerbitkan hutang baru yang lebih banyak bila mereka yakin perusahaan kelak dapat memenuhi kewajibannya. Sehingga apabila hutang meningkat maka harga saham pun seharusnya meningkatkan, dan apabila harga saham meningkat ini akan berdampak pada meningkatnya laba per lembar saham. Artinya apabila hutang meningkat maka EPS pun meningkat.

Variabel – variabel yang mempengaruhi earning per share yang berasal dari rasio profitabilitas yaitu return on asset dan return on equity. Alasan mengapa profitabilitas diteliti

(3)

karena rasio return on asset dan return on equity merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam

mengahasilkan keuntungan atau laba bersih yang mana besar kecilnya laba bersih ini berdampak besar kecilnya EPS yang akan diterima oleh pemegang saham. Dan juga kedua rasio tersebut menunjukkan perolehan laba atas pengelolaan aktiva dan ekuitas perusahaan sehingga dapat mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi.

Didalam penelitian ini rasio yang yang digunakan adalah DAR, DER, ROA, dan ROE hal ini dikarenakan pada pemetaan penelitian terdahulu diperoleh fenomena gap dari hasil penelitian dan juga ketiga rasio tersebut berdasarkan teori adalah rasio yang paling dekat yang dapat mempengaruhi return saham. Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dipaparkan sebelumnya dapat dilihat perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya maka dari itu peneliti tertarik untuk menguji kembali sekaligus memperkuat hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan judul

“Analisis pengaruh financial leverage dan profitabilitas terhadap Earning Per Share (EPS) pada sektor Infrastuktur, Utilitas dan Transportasi yang terdaftar di BEI periode 2012-2014”.

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Efisiensi Pasar Modal

Pasar modal dikatakan efisiensi bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh pemakai modal, sehingga informasi yang relevan dan terpercaya dan telah tercermin dalam harga-harga saham. Menurut Jogiyanto (2010:353) menyajikan tiga macam bentuk utama dari pasar efisiensi pasar diantaranya Weak form efficiency (Efisiensi pasar berbentuk lemah), Semistrong form efficiency (Efisiensi pasar bentuk setengah kuat), Strong form efficiency (Efisiensi pasar bentuk kuat).

2.1.2. Saham

Menurut Jogiyanto (2010:67) saham merupakan suatu bentuk penjualan hak kepemilikan perusahaan kepada pihak lain. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan.

2.1.3.Analisis Saham

Ada dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai

sebenarnya atas saham yang

diperjualbelikan adalah analisis fundamental dan analisis teknikal. Menurut Tandelilin (2010:393) analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan saham dan indikator pasar

(4)

saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume. Menurut Darmadji & Fakhrudin (2012:149) analisis fundamental merupakan salah satu cara untuk melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator yang terkait dengan kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan hingga berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan.

2.2. Earning Per Share

Menurut Salim (2010:83) earning per share merupakan salah satu indikator rasio perusahaan yang penting. EPS adalah laba yang diperoleh setiap satu lembar saham. Setiap perusahaan bertujuan untuk

memaksimalkan kekayaan atau

memakmurkan pemegang sahamnya. Earning per share dapat menunjukkan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu perusahaan, apabila EPS yang dibagikan kepada para investor tinggi hal ini menandakan bahwa perusahaan dapat memberikan tingkat kesejahteraan yang baik bagi para pemegang saham begitu juga sebaliknya.

2.3. Financial Leverage

Yaitu penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar sehingga akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham atau memperbesar pendapatan per

lembar saham, dengan menunjukan perubahan earning per share. Menurut Martono dan Hardjito (2012:295) leverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan asset dan sumber dana atau sources of funds oleh perusahaan di mana dalam penggunaan asset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau beban tetap.

2.3.1. Debt to Total Asset Ratio

Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Menurut Harahap (2010:304) rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya lebih aman atau solvable. Bisa juga dibaca beberapa porsi utang dibandingkan aktiva.

2.3.2. Debt to Equity Ratio

Menurut Kasmir (2011:157-158) Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas, dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rasio ini juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan.

(5)

2.4.Profitabilitas

Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

2.4.1.Return on Equity

Return on equity merupakan alat analisis keuangan untuk mengukur profitabilitas. Menurut Halim dan Hanafi (2010:85) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu.. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE berhasil dicapai.

2.4.2.Return on Assets

Menurut Sutrisno (2010:266) Return on Assets juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. ROA sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi memberikan informasi seberapa efisien

suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya.

2.5.Teori Signaling

Menurut Fahmi (2011:156) teori ini menjelaskan bahwa informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan termasuk cash dividend yang dibayarkan dianggap investor sebagai sinyal prospek perusahaan dimasa mendatang. Signaling theory merupakan langkah manajemen dari perusahaan yang sebenarnya memberikan petunjuk secara implisit kepada investor tentang bagaimana investor memandang prospek perusahaan.

3. HIPOTESIS

H1 :Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap Earning Per Share.

H2 :Debt to Total Asset Ratio (DAR) berpengaruh positif terhadap Earning Per Share.

H3 :Return On Asset (ROA)

berpengaruh positif terhadap Earning Per Share.

H4 :Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap Earning Per Share.

4. METODE PENELITIAN

Populasi yang digunakan dalam pada penelitian ini yaitu perusahaan yang laporan keuangannya lengkap sebanyak 28 perusahaan (Sumber dari www.idx.co.id).

(6)

Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2012:91). Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data panel, dimana data panel tersebut merupakan gabungan dari data time series dan data cross section. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi dari www.idx.co.id.

5.VARIABEL PENELITIAN

VARIABEL DEPENDEN (Y) 1. Earning per Share

Menurut Fahmi (2011:138) earning per share atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.

EPS = VARIABEL INDEPENDEN (X)

1. Debt to Equity Ratio (X1)

Menurut Harahap (2010:303) rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.

DER = 2. Debt to Total Assets Rasio (X2)

Menurut Harahap (2010:304) rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya lebih aman atau solvable. Bisa juga dibaca beberapa porsi utang dibandingkan aktiva.

DAR = 3. Return on Equity (X3)

Menurut Jumingan (2011:245) return on equity dipergunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaaan dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal sendiri.

ROE =

4. Return on Asset (X4)

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:158) return on asset adalah rasio yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkanlaba atas asset yang dimilki perusahaan. ROA

diperoleh dengan cara

membandingkan antara laba bersih sesudah pajak dengan total aktiva.

(7)

6.HASIL DAN PEMBAHASAN a. Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Pengujian Normalitas

Tabel 1

Hasil Uji Normalitas (Sudah Normal)

Sumber: Data diolah

Dari tabel 1 diatas dilihat bahwa setelah dilakukan uji normalitas semua variabel telah berdistribusi normal sehingga variabel-variabel tersebut dapat digunakan untuk pengujian tahap selanjutnya.

2.Hasil Pengujian Multikolinearitas

Tabel 2

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Coefficient r Cut Off Kesimpulan DAR-DER 0.082173 < 0.80 Terbebas DAR-ROE -0.116056 < 0.80 Terbebas DAR-ROA -0.464960 < 0.80 Terbebas DER-ROE -0.141488 < 0.80 Terbebas DER-ROA -0.024945 < 0.80 Terbebas ROE-ROA 0.631318 < 0.80 Terbebas

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa semua variabel independen yang ada didalam penelitian ini memiliki koefisien korelasi dibawah 0.80, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak tejadi gejala multikolinearitas terhadap semua

variabel independen penelitian.

3. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Tabel 3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Keterangan Obs*R-Square Probability

earning per share

8.489623 0.862292

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa nilai probability observasi r-square yang dihasilkan adalah sebesar 8,49 hal ini menunjukkan bahwa nilai probability 0.86 yang dihasilkan < dari alpha (0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang ada didalam model regresi terbebas dari gejala heteroskedastisitas.

4.Hasil Pengujian Autokorelasi

Didalam penelitian ini pendekatan yang digunakan untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi adalah uji Breusch-Godfrey. Gejala autokorelasi tidak akan terjadi bila nilai probabilitynya > α = 0,05 (Winarno, 2009).

Keterangan Probability Alpha Kesimpulan Earning per share 0.23 0.05 Normal Debt to total asset ratio 0.99 0.05 Normal Debt to equity ratio 0.05 0.05 Normal Return on equity 0.15 0.05 Normal Return on asset 0.06 0.05 Normal

(8)

Hasil uji Aoutokorelasi Tabel 4

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa hasil pengujian autokorelasi diperoleh nilai DW 1,46. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai probabilitinya > dari α 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel penelitian yang akan dibentuk kedalam model regresi berganda terbebas dari gejala autokorelasi.

b. Hipotesis

Setelah seluruh variabel telah berdistribusi normal dan telah terbebas dari seluruh gejala yang ada pada asusmsi klasik maka tahap pengujian hipotesis telah dapat dilakukan. Pengujian ini bertujuan untuk memaparkan secara empiris pengaruh DER, DAR, ROE dan

ROA ROA terhadap earning per share yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Proses pengujian dilakukan dengan mengunakan bantuan progran eviews. Berdasrakan pada pengujian hipotesis yang dilakukan diperoleh hasil seperti terlihat :

Hasil uji Hipotesis Tabel 5

Sumber: Data diolah

Pada tabel 5 diatas terlihat bahwa masing-masing variabel penelitian telah memiliki koefisien regresi. Dari hasil olahan yang ditampilkan pada tabel diatas, dibentuk persamaan regresi berganda seperti yang terlihat dibawah ini:

Y = 49.46827 + -63.97x1 + 15.16x2 + 2.50x3 + 5.470x4 + e

7.PEMBAHASAN PENELITIAN 1. Pengaruh Debt to Total Asset

Ratio terhadap Earning Per Share

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa debt to total asset ratio tidak berpengaruh earning per share pada perusahaan infrastuktur, utilitas dan transportasi di

Keterangan Koefisien

Durbin Watson (DW) 1.458695 Variabel Coefficient Probability Kesimpulan Constant a 49.46827 - - DAR -63.96809 0.3006 Tidak Signifikan DER 15.15914 0.1097 Tidak Signifikan ROE 2.504667 0.0074 Signifikan ROA 5.467110 0.0049 Signifikan

(9)

Bursa Efek Indonesia. Temuan yang diperoleh tidak sejalan dengan teori atau pun hipotesis yang diajukan. Penyimpangan hasil yang diperoleh terjadi karena perusahaan tidak mampu menjadi keseimbangan antara total hutang dengan asset, akibatnya hutang menciptakan resiko bagi perusahaan.

Karena perusahaan tidak dapat menjamin hutang dengan asset yang dimilikinya, sehingga mendorong investor tidak melihat debt to total asset ratio sebagai variabel yang mempengaruhi earning per share khususnya pada perusahaan infrastuktur, utilitas dan transportasi di Bursa Efek Indonesia.

2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share

Hipotesis kedua dalam penelitian ini ditemukan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap earning per share. Temuan yang diperoleh tidak sejalan dengan teori atau pun hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatnya debt to equity ratio pada perusahaan tidak akan berdampak pada peningkatan earning per share yang akan didapat oleh perusahaan. Kondisi ini disebabkan investor mengganggap meningkatnya debt to equity ratio itu berarti perusahaan tidak dapat mencukupi biaya operasional. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan

yang dijadikan sampel pada penelitian ini lebih cendrung menggunakan dana internal. Dengan tingginya nilai DER tidak diikuti dengan tingginya nilai EPS. Hal ini dikarenakan semakin tinggi nilai DER maka perusahaan akan menanggung resiko kerugian yang tinggi. Dengan kata lain perusahaan tidak mampu menghasilkan laba yang lebih besar dari dana pinjaman dari pada biaya yang harus dibayar sebagai bunga atau bagi hasil.

3. Pengaruh Return On Equity terhadap Earning Per Share

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang menyatakan return on equity berpengaruh positif terhadap earning per share terbukti, artinya hipotesis 3 diterima. Berpengaruhnya ROE secara positif ini menunjukkan profitabilitas yang dihasilkan modal sendiri cukup produktif dan mampu berkontribusi secara nyata terhadap earning per share. ROE yang semakin tinggi menunjukkan efisiensi yang lebih tinggi dalam membelanjakan uang yang diinvestasikan oleh pemegang saham untuk mendapatkan pertumbuhan laba. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini kenaikan EPS diperoleh dari adanya kenaikan ROE. Hal ini dikarenakan ROE yang tinggi dapat menyebabkan perusahaan dengan mudah menarik dana baru untuk berkembang dan memperoleh laba yang lebih besar, sehingga dapat meningkatkan besarnya

(10)

laba pemegang saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai return on equity yang baik atau meningkat mempunyai potensi bagi investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Kondisi ini membuat harga saham semakin meningkat sehingga peningkatan return on equity akan berdampak pada meningkatnya earning per share yang didapat oleh perusahaan.

4. Pengaruh Return On Asset terhadap Earning Per Share

Hipotesis keempat dalam penelitian ini yang menyatakan return on asset berpengaruh positif terhadap earning per share terbukti, artinya hipotesis 4 diterima. Return On Assets mempunyai koefisien beta bertanda positif. Terdapat hubungan yang searah antara Return On Assets dengan Earning Per Share. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan kondisi return on asset yang baik atau meningkat mempunyai daya tarik perusahaan oleh investor. Sehingga minat investor untuk menanamkan modalnya akan tinggi. Semakin tinggi nilai return on assets ini menandakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pendayagunaan asset yang dimilki sudah baik. Kondisi ini membuat harga saham perusahaan pun akan meningkat sehingga peningkatan return on asset akan berdampak pada meningkatnya earning

per share suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu memanfaatkan aktiva yang dimiliki secara efektif, sehingga mampu menghasilkan laba bersih. Meningkatnya laba bersih perusahaan akan berdampak pada return on asset dan akan diikuti oleh kenaikan earning per share.

Kesimpulan

Berdasarkan kepada analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat diajukan kesimpulan penting yang merupakan jawaban dari permasalahan yang dibahas yaitu:

1 .Debt to Total asset Ratio tidak berpengaruh terhadap earning per share.

2 .Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap earning per share.

3. Return on Equity berpengaruh positif terhadap earning per share.

4.Return on Asset berpengaruh positif terhadap earning per share.

Saran

Berdasarkan kepada kesimpulan dan keterbatasan penelitian maka diajukan beberapa saran yang ditentukan dapat berkontribusi positif bagi:

(11)

1. Penelitian dimasa mendatang disarankan untuk memperpanjang periode observasi data yang digunakan. Saran tersebut sangat penting dilakukan sebagai upaya peningkatan ketepatan akurasi hasil penelitian yang diperoleh. 2. Penelitian dimasa mendatang

disarankan untuk mencoba memperbesar sampel penelitian yang digunakan, saran tersebut

sangat penting untuk

meningkatkan akurasi hasil penelitian yang diperoleh dimasa mendatang.

3. Penelitian diamsa mendatang disarankan untuk menambahkan minimal satu variabel baru yang belum digunakan seperti SIZE, TATO atau pun variabel lainnya. Saran tersebut sangat penting untuk meningkatkan ketepatan akurasi hasil penelitian dimasa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Darmadji, T.H.M Fakhrudin. 2012. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Salemba Empat: Jakarta.

Eduardus, Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi, Teori dan Aplikasi. BPFE UGM: Yogyakarta.

Fahmi dan Hadi. 2011. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ke 2. Bandung: Alfabeta.

Fahmi, Irham. 2011.Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung: Alfabeta.

Halim dan Hanafi. 2010. Analisa Belanja: Dasar-dasar Perhitungan dalam Keputusan Keuangan. Cetakan Kedua. Bina Aksara: Jakarta

Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.

Jumingan.2011. Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara: Jakarta Kasmir. 2011. Analisis laporan Keuangan.

Edisi 4. PT. Raja Grafindo Persada. .

Martono, S dan D. Agus Hardjito. 2012.

Manajemen Keuangan. BPFE:

Yogyakarta

Salim, Joko. 2010. Cara Gampang Bermain Saham. Jakarta: Visi Media.

Sutrisno. 2010. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Ekonisia.: Yogyakarta.

Syamsudin, Lukman. 2013. Manajemen

Keuangan Perusahaan. PT.

Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. .

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2011-2015 menggunakan

(Akar klausa transitif deklaratif aktif diwujudkan oleh tiga tagmem, yaitu: (a) subjek sebagai pelaku yang wajib yang diisi oleh frase nomina atau pronomina, (b) predikat

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PENJABARAN PERUBAHAN APBD. TAHUN

[r]

[r]

[r]

Hasil penelitian mengenai evaluasi program diklat manajerial BEC-TF bagi kepala sekolah dasar se Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 adalah sebagai berikut: (1) Conteks, tujuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi atlet terhadap tingkat kelelahan pada multistage fitness test dan yo-yo intermittend recovery test di tim basket putra SMA Negeri 4