BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
YUSTINUS BAYU DWI WIJAYANTO
062114049
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
YUSTINUS BAYU DWI WIJAYANTO
062114049
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
sKsllsI
{nlil,$6ffi?rilglsl,
PnffiHlt
Dlt
lltgml
TAfilfii,xETiHIS,Fftrr
[Emfiffiilffiffi
D*n]F*ltlt
tGi
s*ts(
mJlr
ret|ulmm
ffffiron
Tc$u$nFrF$nrpsfitl
rsu
gAfi*lll
shd,
f;anr
Ff,db,FlgrcrtfrhFt*tk
@m Tcffi
reoslffi@d$tirol*:
Yrfturyrlhrt}tfiryrfr
NIM:062llrt{119K#
ge"hrb
Angdl
AngSffi
ArypNF
JqhfuWui,
g-E- It{$LAgustus 2011
I
il
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Habis gelap terbitlah terang, ada berkat di balik masalah, karena TUHAN ingin semua indah pada akhirnya. DIA memberi jawaban setiap DOA, sehingga tetes
air mata diakhiri senyum.
“DIA memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada
yang tidak berdaya”.(Yesaya 40:20)
Kupersembahkan untuk:
ALLAH BAPA yang mahakuasa yang selalu mencurahkan rahmatnya
TUHAN YESUS dan BUNDA MARIA yang selalu mendengarkan doa ku
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Universitas
Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih tak
terhingga kepada:
1. Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan
belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Firma Sulistiyowati. S.E., M.Si., QIA, selaku dosen Pembimbing yang telah
berkenan memberikan bimbingan dan nasihat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Pak Dodi selaku kepala DPPKA dan pak Edi yang telah membantu
memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
ABSTRAK ... xiii
ABSTRACT ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Sistematika Penelitian ... 1 4 4 5 6 7 BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. PengertianKontribusi ………... B. Pajak ……….. 1. Pengertian Pajak ... 2. Fungsi Pajak ... 3. Hukum Pajak... 4. Syarat Pemungutan Pajak ... 5. Teori-Teori Yang Mendukung Pemungutan
Pajak... 6. Pengelompokan Pajak ………... 7. Jenis-JenisPajak ……… 8. Tata Cara Pemungutan Pajak ……… 9. Sistem Pemungutan Pajak ………. C. Pendapatan Asli Daerah ... 1. PengertianPendapatanAsli Daerah ……… 2. SumberPenerimaan Daerah... 3. Pajak Daerah ………... D. Pajak Kendaraan Bermotor ... 1. Dasar Hukum ...………... 2. PengertianKendaraanBermotor …... 3. Jenis Pajak yang Dikenakan Terhadap Kendaraan
Bermotor ………... 4. Sistem Pemungutan Pajak Kendaraan
x
Bermotor... 5. PengecualianPajak ... 6. TarifPajakKendaraanBermotor ………. 7. Tahun Pajak dan Saat Pajak Terutang Pajak ……… 8. Tata Cara Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ……. E. Bea BalikNamaKendaraanBermotor ……….... 1. DasarPengenaan………. 2. Pengertian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ……… 3. Pengecualian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor …... 4. Tarif Bea BalikNamaKendaraanBermotor ……… 5. Tata Cara Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor ……… 21 22 23 23 24 28 28 28 29 29 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 32 A. Jenis Penelitian ... B. Tempat dan Waktu Penelitian... C. Subjek dan Objek Penelitian... D. Data Yang Dicari... E. Teknik Pengumpulan Data ... F. Teknik Analisis Data ...
32 32 32 33 33 34
BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGAKARTA 39 A. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ……... B. Keadaan Alam dan Iklim ... C. Adat-Istiadat Sistem Kemasyarakatan ………... D. Penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta... E. Kehidupan Beragama di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta F. Perkembangan Pajak Daerah di daerah Istimewa Yogyakarta ….
39 41 42 44 46 48
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 51 A. Deskripsi Data ... B. Analisis Data ... C. Pembahasan ...
51 53 62
BAB VI PENUTUP ... 67 A. Kesimpulan ... B. Ketebatasan ... C. Saran ...
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Penerimaan Pajak Daerah Tahun 2006-2009 ... 48
Tabel 2. Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2006-2009 ... 52
Tabel 3. Realisasi Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun
2006-2009 ... 52
Tabel 4. Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2006-2009 ... 52
Tabel 5. Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor terhadap PAD Tahun
2006-2009 ... 54
Tabel 6 Kontribusi Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Terhadap PAD Tahun 2006-2009... 55
Tabel 7. Tabel Analisis Trend Pajak Kendaraan Bermotor Tahun
2006-2009 ... 55
Tabel 8. Tabel Analisis Trend Prediksi Penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor Tahun 2006-2009 ... 57
Tabel 9. Tabel Analisis Trend Prediksi Penerimaan Pajak Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2011-2014 ... 58
Tabel 10. Tabel Indeks Perbandingan dari Tahun Ketahun Pajak
Kendaraan Bermotor ... 59
Tabel 11. Indeks Perbandingan dari Tahun Ketahun PKB ... 61
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Pajak Daerah Tahun 2006 ………... 49
Gambar 2. Pajak Daerah Tahun 2007 ……… 49
Gambar 3. Pajak Daerah Tahun 2008 ………. 50
Gambar 4. Pajak Daerah Tahun 2009 ………. 50
Gambar5. Prediksi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2011-2014 ……….
57
Gambar6. Prediksi Penerimaan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2011-2014 …………
xiii
ABSTRAK
ANALISIS KONTRIBUSI, PREDIKSI, DAN PERBANDINGAN DARI TAHUN KE TAHUN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN PAJAK BEA
BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH
Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
YUSTINUS BAYU DWI WIJAYANTO NIM: 062114049
UniversitasSanata Dharma Yogyakarta
2011
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar kontribusi, prediksi penerimaan tahun 2011-2014, serta untuk mengetahui perbandingan dari tahun ketahun pajak kendaraan bermotor dan pajak bea balik nama kendaraan bermotor. Jenis penelitian yang di gunakan adalah studi kasus. Data yang diperoleh adalah realisasi pajak kendaraan bermotor tahun 2006-2009, realisasi bea balik nama kendaraan bermotor tahun 2006-2009, serta realisasi pendapatan asli daerah tahun 2006 sampai dengan 2009.
Hasil penelitian menunjukkan, prosentase kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor dari tahun ketahun mengalami fluktuasi. Sedangkan prediksi penerimaan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kedaraan bermotor tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 mengalami
peningkatan. Ini terlihat dari analisis trend pajak kendaraan bermotor ܻᇱ=
211.456.748.601,25+13.384.389.409,75X, dan analisis trend bea balik nama
kendaraan bermotor ܻᇱ= 157.855.221.025 + 12.359.163.115X. Sedangkan
xiv
AND YEAR TO YEAR COMPARISON
OF MOTOR VEHICLES TAX AND CONVERSION OF MOTOR VEHICLE OWNERSHIP TAX TO REGIONAL ORIGINAL REVENUE
a Case Study to the Special Area of Yogyakarta Government
YUSTINUS BAYU DWI WIJAYANTO NIM: 062114049
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2011
The purpose of this study was to find out how big the contribution, the prediction of revenue in 2011-2014, and to know the year to year comparison of motor vehicle tax and conversion of motor vehicle ownership tax. The type of research that was case study. The data obtained ware the realization of motor vehicle tax in 2006-2009, the realization of conversion of motor vehiche ownership tax in 2006-2009, as well as the realization of regional original revenue in 2006 until 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pajak merupakan iuran wajib
rakyat kepada negara. Dari pajak ini yang akan digunakan untuk membiayai
kegiatan pemerintah. Sejak tahun 1990 pembagian pajak menurut wewenang
pemungutan pajak dipisahkan menjadi pajak pusat dan pajak daerah. Pajak
pusat yang dipungut oleh pemerintah pusat terdiri dari pajak penghasilan dan
pajak pertambahan nilai. Untuk pajak daerah dipungut oleh pemerintah daerah
itu sendiri, sesuai dengan Undang-undang Nomer 25 tahun 1990 yang telah di
perbaharuhi pada pasal 6 UU No. 33 tahun 2004 tentang tentang otonomi
daerah mengatakan bahwa pemerintah dan masyarakat di daerah dipersilahkan
untuk mengurus rumah tangganya sendiri secara bertanggung jawab,
pemerintah daerah memiliki penerimaan dari empat kelompok, yaitu:Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang
dipisahkan, Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Salah satu sumber penerimaan dari negara adalah berasal dari pajak
daerah. Pajak daerah (Mardiasmo, 2008:12) adalah iuran wajib yang dilakukan
oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan
Daerah dan pembangunan Daerah. Sumber yang berasal dari pajak daerah
misalnya: Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air
Permukaan dan Air Bawah Tanah (AP-ABT).
Seperti yang telah di jelaskan pada pajak daerah, salah satu sumber
penerimaan pajak daerah adalah Pajak kendaraan bermotor (PKB). Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia No 30 Tahun 2000, pajak kendaraan
bermotor (PKB) adalahpajak atas kepemilikandan/atau penguasaan kendaraan
bermotor.
Pemungutan penerimaan pajak yang berasal dari pajak kendaraan
bermotor dipunggut melalui salah satu lembaga pemerintahan yang bernama
SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Dibawah Satu Atap). SAMSAT
merupakan suatu lembaga yang menangani sistem pembayaran pajak
kendaraan, pada umumnya kantor pelayanan pajak kendaraan bermotor berada
pada daerah kabupaten atau kotamadya.
Seperti yang telah diuraikan pajak kendaraan bermotor mempunyai
pengaruh pada Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
merupakan indikator penting untuk menilai tingkat kemandirian pemerintah
daerah di bidang keuangan. Semakin tinggi peran Pendapatan Asli Daerah
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), mencerminkan
keberhasilan usaha atau tingkat kemampuan daerah dalam pembiayaan dan
ketergantungan pemerintah daerah terhadap subsidi atau bantuan dari
pemerintah pusat. Selain itu pemerintah daerah akan lebih leluasa
membelanjakan penerimaannya sesuai dengan prioritas pembangunan yang
sedang dilaksanakan di daerahnya.
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang ada di
kota Yogyakarta.Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat banyak penerimaan
pendapataan asli daerah, misalnya penerimaan dari pajak. Pajak di Daerah
Istimewa Yogyakarta terdapat bermacam-macam penerimaan pajak misalnya
pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak bea balik nama, pajak kendaraan
bermotor, dan pajak air permukaan dan bawah tanah. Salah satu penerimaan
yang ada diDaerah Istimewa Yogyakarta berasal dari pajak kendaraan
bermotor. Pajak kendaraan bermotor dan pajak bea balik nama kendaraan
bermotor merupakan salah satu pendapatan yang memberikan kontribusicukup
besar bagi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasarkan latarbelakang yang telah tertulis diatas penulis bermaksud
untuk melakukan suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui
besarnya kontribusi pajak kendaraan bermotor dan pajak bea balik nama
terhadap pendapatan asli daerah, dan juga untuk mengetahui perbandingan dari
tahun ketahun penerimaan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama
kendaraan bermotor, serta untuk mengetahui seberapa besar prediksi
bermotor tahun 2011-2014 terhadap pendapatan asli daerah di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Peneliti akan merumuskan masalah yang akan diteliti, sebagai berikut:
1. Berapa besar kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama
terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Pemerintahan Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2006-2009?
2. Bagaimana prediksi penerimaan pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea
balik nama kendaraan bermotor (BBN-KB) tahun 2011-2014 terhadap
pendapatan asli daerah (PAD)?
3. Bagaimana perbandingan dari tahun ketahun, tahun 2006-2009 untuk pajak
kendaraan bermotor dan pajak bea balik nama kendaraan bermotor?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yaitu melakukan kajian secara ilmiah dalam rangka
mengetahui tentang apa, mendeskripsikan tentang siapa, dimana, kapan,
mengapa, atau bagaimana mengukur mengenai sesuatu sebagai jawaban atas
hal-hal yang dipermasalahkan (Umar, 2003: 34). Dalam penelitian ini tujuan
1. Mengetahui berapa besarnya kontribusi pajak kendaraan bermotor dan
kontribusi bea balik nama kendaraan bermotor terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) tahun 2006-2009.
2. Mengetahui perbandingan dari tahun ketahun pajak kendaraan bermotor dan
pajak bea balik nama kendaraan bermotor dari tahun 2006-2009.
3. Mengetahui prediksi penerimaan pajak kendaraan bermotor dan bea balik
nama kendaraan bermotor tahun 2011-2014.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instasi Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta
Penelitian ini diharapkan dapat membantu instasi pemerintahan Daerah
Istimewa Yogyakarta untuk mengevaluasi kinerja dan lebih
mengoptimalakan kinerja instansi. Serta dapat dijadikan masukan dalam
peningkatan pendapatan asli daerah.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bacaan ilmiah
untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai pajak kendaraan
3. Bagi Penulis
Penelitian ini berguna untuk melengkapi pengetahuan dan praktek pada
lingkungan dunia perpajakan yang sesungguhnya dan untuk menerapkan
teori-teori yang telah didapat di bangku kuliah, serta melatih dan
mengembangkan kemampuan tentang perpajakan.
4. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa yang ingin mendalami
tentang pajak, khususnya pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama
kendaraan bermotor.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini diuraikan berdasarkan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penelitian.
Bab II Landasan Teori
Bab ini diuraikan tentang teori-teori yang akan digunakan sebagai
dasar dalam mengolah data penelitian ini.
BabIII Metode Penelitian
Bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang dicari, teknik
BabIV Gambaran Umum Daerah
Bab ini tentang gambaran umum dari objek penelitian.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan mengenai pengolahan data, hasil penelitian
dan pembahasannya.
Bab VI Penutup
Pada bab ini akan disimpulkan hasil dari analisis data penelitian,
pembahasan, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kontribusi
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Endarmoko, 2006:335)
“Kontribusi adalah andil, bantuan, jasa, pemberian, pertolongan, saham, sokong, sumbangan, partisipasi, peran serta”.
B. Pajak
1. Pengertian Pajak
Pengertian pajak menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani (Zain, 2007: 10).
“Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib pajak membayarnya menurut peratuaran-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat presentasi kembali yang langsung dapat ditunjukkan dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan tugas negara untuk menyelengarakan pemerintah.”
Menurut Soemitro (Zain, 2007: 11)
Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., &
Brock Horace R. (Zain, 2007: 11)
“Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintah.”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahawa ada beberapa hal yang
penting yang terdapat pada pengertian pajak, yaitu:
a. Iuran kepada negara,
artinya masyarakat wajib membayarkan pajaknya kepada negara
yang ditujukan untuk kepentingan umum.
b. Iuran yang dapat dipaksakan
Artinya rakyat berkewajiban untuk membayar iuran tersebut yang
didasarkan pada Undang-Undang yang berlaku pada wajib pajak.
2. Fungsi Pajak
Ada 2 fungsi pajak, yaitu:
a. Fungsi budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pngeluarannya.
b. Fungsi mengatur
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
3. Hukum Pajak
Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah (fiscus) selaku
pemungut pajak dengan rakyat sebagai wajib pajak. Ada dua macam
hukum pajak, yaitu:
a. Hukum pajak material
Memuat norma-norma yang menerapkan antara lain keadaan,
perbuatan, peristiwa hukum yang dikenal pajak (objek), siapa yang
dikenakan pajak (subjek), beberapa besar pajak yang dikenakan
(tarif), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya hutang pajak, dan
hubungan antara pemerintah dan wajib pajak.
b. Hukum pajak formil
Memuat bentuk atau tata cara mewujudkan hukum material menjadi
kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak material). Hukum ini
terdiri dari:
1) Tata cara penyelenggaraan penetapan suatu utang pajak.
2) Hak-hak fiskis untuk mengadakan pengawasan terhadap yang
menimbulkan utang pajak.
3) Kewajiban dan hak-hak wajib pajak misalnya, menyelengarakan
pembukuan atau pencatatan dan mengajukan keberatan atau
4. Syarat Pemungutan Pajak
Menurut buku (Mardiasmo, 2008: 2) syarat pemungutan pajak harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan,
Undang-Undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam
perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum
dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Sedang adil dalam pelaksanaannya yakin dengan memberikan hak
bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberadaan, penundaan dalam
pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis
Peertimbangan Pajak.
b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat
Yuridis)
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Yang
berbunyi, Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan
undang-undang. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan
keadilan, baik bagi negara mampu warganya.
c. Tidak menganggu perekonomian (Syarat Ekonomi)
Pemungutan tidak boleh menganggu kelancaran kegiatan produksi
maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan
d. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil)
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat
ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.
e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.
Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan
mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
5. Teori-teori yang Mendukung Pemungutan Pajak
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi
hak kepada negara untuk memungut pajak, menurut (Mardiasmo, 2008:
3) teori tersebut antara lain:
a. Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak
rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang
diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh
jaminan perlindungan tersebut.
b. Teori Kepentingan
Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan
masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseorang
c. Teori Daya Pikul
Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak
harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk
mengukur daya pikul digunakan 2 pendekatan yaitu:
1) Unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau
kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.
2) Unsur subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan
material yang harus dipenuhi.
6. Pengelompokan Pajak
a. Menurut golongannya
1) Pajak Langsung
Pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak
dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
2) Pajak tidak Langsung
Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepada orang lain.
b. Menurut sifatnya
1) Pajak Subjektif
Pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam
2) Pajak Objektif
Pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan
keadaan diri Wajib Pajak.
c. Menurut Lembaga Pemungutnya
1) Pajak Pusat
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga negara.
2) Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan
membiayai rumah tangga sendiri.
7. Jenis-Jenis Pajak
Jenis-jenis pajak yang dipungut berdasarkan lembaga pemungutnya:
a. Dipungut oleh Pemerintah Pusat
1) Pajak Penghasilan (PPh)
2) Pajak Pertambahan Nilai dan Barang dan Jasa (PPn)
3) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
4) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
b. Dipungut oleh Pemerintah Provinsi (pasal 6 Undang-Undang Nomor
33 Tahun 2004)
1) Pajak Kendaraan Bermotor
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
4) Pajak Air Permukaan
5) Pajak Rokok
c. Dipungut oleh Pemerintah Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota)
1) Pajak Hotel
2) Pajak Restoran
3) Pajak Hiburan
4) Pajak Reklame
5) Pajak Penerangan Jalan
6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
7) Pajak Parkir
8) Pajak Air Tanah
9) Pajak Sarang Burung Walet
10) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
11) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
8. Tata Cara Pemungutan Pajak
a. Stelan Pajak
Menurut (Mardiasmo, 2008; 6) pemungutan pajak dapat dilakukan
berdasarkan 3 stesel:
1) Stesel nyata (riel stesel)
Pengenaan pajak didasarkan pada objek (pengahasilan yang
tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya
diketahui.
2) Stesel anggapan (fictieve stesel)
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur
oleh undang-undang. Kebaikan stesel ini adalah pajak dapat
dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada
akhir tahun.
3) Stesel campuran
Stesel ini merupakan kombinasi antara stesel nyata dan stesel
anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung
berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun
besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
Bila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar dari pada
pajak menurut anggapan, maka Wajib Pajak harus menambah.
b. Asas Pemungutan Pajak
1) Asas domisili (asas tempat tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan
Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik
2) Asas sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang
bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal
Wajib Pajak.
3) Asas kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
9. Sistem Pemungutan Pajak
a. Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberikan wewenang
kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
terutang oleh Wajib Pajak.
b. Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang.
c. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang
kepada pihak ketiga untuk menentukan besarnya pajak terutang oleh
C. Pendapatan Asli Daerah
1. Pengertian Pendapatan asli Adaerah
Definisi Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah
dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Sumber PenerimaanDaerah
Sesuai dengan pasal 6 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004:
a. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah terdiri dari:
1) Pajak Daerah
2) Retribusi Daerah
3) Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan
4) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
b. Dana perimbangan terdiri atas:
1) Dana Bagi Hasil
2) Dana Alokasi Umum
3) Dana Alokasi Khusus
c. Lain-Lain Pendapatan terdiri dari:
1) Pendapatan Hibah
2) Hibah kepada Daerah
3. Pajak Daerah
a. Pengertian Pajak Daerah
Menurut Undang-Undang dasar No 34 Tahun 2000, pajak daerah
adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
b. Ciri-ciri Pajak Daerah
1) Pajak derah merupakan setoran sebagian kekayaan individu atau
badan untuk kas negara sesuai ketentuan undang-undang.
2) Sifat pungutannya dapat dipaksakan dan tidak mendapat
presentasi atau imbalan kembali secara langsung
3) Penerimaan pajak oleh daerah dipakai untuk pengeluaran daerah
dan melayani kepentingan masyarakat.
c. Kriteria Pajak Daerah
1) Bersifat pajak, dan bukan retribusi.
2) Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah daerah
kabupaten/kota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas
cukup rendah serta hanya melayani masayarakat di wilayah
daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.
3) Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan
4) Potensi memadai, hasil penerimaan pajak harus lebih besar dari
biaya pemungutan
5) Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif.
6) Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat
7) Menjaga kelestarian lingkungan, yang berarti bahwa pengenaan
pajak tidak memberikan peluang kepada pemda atau Pemerintah
atau masyarakat luas untuk merusak lingkungan.
D. Pajak Kendaraan Bermotor
1. Dasar Hukum
Yang menjadi dasar hukum pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor
adalah:
a. Undang-Undang nomor 34 tahun 2000 terutang pajak daerah dan
retribusi daerah.
b. Peraturan Pemerintah nomor 65 tahun 2001 tentang pajak daerah.
c. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2005 tentang
perhitungan dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor dan bea
balik nama kendaraan bermotor tahun 2005.
d. Surat keputusan bersama KAPOLRI, Dirjen Pemerintah Umum dan
Dirut. PT. Jasa Raharja (Persero) nomor SKEP/06/X/1999, nomor
tata laksana Sistem Administrasi Manunggal Dibawah Satu Atap
(SAMSAT)
2. Pengertian Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih
beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan
digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya
yang berfungsi untuk mengubah sesuatu sumber daya energi tertentu
menjadi tenaga gerak KBM (kendaraan bermotor) yang bersangkutan,
termasuk alat-alat berat yang bergerak.
3. Jenis Pajak yang Dapat Dikenakan terhadap Kendaraan Bermotor
a. Motor Fuels Tax/MFT(Pajak minyak atas kendaraan bermotor).
b. Motor Vehicle Licence Tax/MVLT (Pajak lisensi atas kendaraan
bermotor).
c. Licence Tax/DLT(Pajak atas surat izin mengemudi)
d. Motor Vehicel Purchase/MVPT (Pajak pembelian atas kendaraan
bermotor) (Samudra, 1995: 144-145).
4. Sistem Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor
a. Sistem Pemungutan yang berlaku pada Pajak Kendaraan Bermotor
pada dasarnya menganut sistem Self Assessment (Penetapan Pajak
b. Dalam sistem ini wajib pajak harus aktif, sedang fiskus dalam
pelaksanaannya hanya memberi bimbingan, pengarahan dan
mengawasinya.
c. Dalam sistem ini bahwa wajib pajak (WP) dapat langsung
mengontrol pajaknya. Kesalahan penetapan pajaknya dapat dengan
mudah dikoreksi dan pelayanan lebih cepat.
d. Sistem ini dilaksanakan dengan Sistem Administrasi Manunggal
dibawah Satu Atap yang dikenal dengan SAMSAT.
5. Pengecualian Pajak
Pengecualian pajak kendaraan bermotor:
a. Kendaraan Bermotor milik pemerintah Pusat/Daerah.
b. Kendaraan Bermotor milik Perwakilan Negara Asing,
Badan/Organisasi Internasional di Indonesia.
c. Kendaraan Bermotor milik Pabrik, importer yang semata-mata
tersedia untuk dijual dan tidak digunakan dalam lalu-lintas bebas.
d. Kendaraan Bermotor milik Pelancong (turis) dan lain-lain yang
berada di wilayah kabupaten atau kota tersebut.
e. Kendaraan Bermotor yang menurut bentuk dan sifatnya,
semata-mata digunakan untuk mengangkut orang sakit, jenazah dan
bulldozer.
6. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor
a. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor pribadi ditetapkan sebagai berikut:
untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor pertama sebesar 1,5% (satu
setengah persen);
b. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor angkutan umum, ambulans,
pemadam kebakaran, sosial keagamaan, lembaga sosial dan
keagamaan, Pemerintah/TNI/POLRI, Pemerintah Daerah, dan
kendaraan lain yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah, ditetapkan
paling rendah sebesar 1% (satu persen).
c. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar
ditetapkan paling rendah sebesar 0,5% (nol koma lima persen).
7. Tahun Pajak dan Saat Pajak Terutang Pajak kendaraan Bermotor
a. Masa pajak atau tahun pajak untuk PKB adalah jangka waktu 12
(dua belas) bulanberturut-turut, mulai saat pendaftaran kendaraan
bermotor.
b. Kewajiban pajak yang terakhir sebelum 12 bulan, besarnya pajak
terutangdihitung berdasarkan jumlah bulan berjalan. Sedangkan
bagian bulan yangmelebihi 15 hari dihitung berdasarkan bulan
penuh.
c. Saat pajak terutang adalah saat terjadinya penyerahan kendaraan
8. Tata cara Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor
a. Pendaftaran untuk dapat melaksanakan penghitungan besarnya PKB
harusdilakukan pendaftaran terhadap obyek Pajak, yaitu dengan cara
sebagai berikut :
1) Setiap Wajib Pajak harus mengisi Surat Pendaftaran dan
PendataanKendaraan Bermotor (SPPKB) dengan jelas, lengkap
dan benar sesuaidengan identitas kendaraan bermotor dan wajib
pajak yang bersangkutan sertaditandatangani oleh Wajib Pajak
atau Kuasanya.
2) SPPKB disampaikan selambat-lambatnya 14 hari sejak saat
kepemilikan dan atau penguasaan, untuk kendaraan bermotor
baru; Sampai dengan tanggal berakhirnya masa pajak bagi
kendaraan bermotor lama. 30 hari sejak tanggal surat keterangan
fiskal antar daerah, bagi kendaraan bermotor pindah dari luar
daerah (Mutasi masuk).
3) Apabila terjadi perubahan atas kendaraan bermotor dalam masa
paja, baik perubahan bentuk, fungsi maupun penggantian mesin
suatu kendaraan bermotor; wajib dilaporkan dengan
menggunakan SPPKB.
b. Penetapan Pajak Kendaraan Bermotor :
Setelah diketahui dengan jelas dan pasti obyek dan subyek PKB
(SKPD) yang merupakanpemberitahuan ketetapan besarnya pajak
yang terhutang.
c. Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor :
1) Pembayaran atas PKB harus dilunasi sekaligus dimuka untuk 12
bulan.
2) Pajak dilunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak
diterbitkan SKPD.
3) Kapada Wajib Pajak yang telah membayar lunas pajaknya
diberi tandapelunasan pajak.
d. Pelaksanaan Penagihan PKB sebagai berikut :
1) Dengan menerbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau
surat lainnya yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan
penagihan Pajak,dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh
tempo pembayaran pajak.
2) Dalam jangka waktu 7 hari setelah tanggal Surat Teguran atau
SuratPeringatan atau surat lainnya yang sejenis, Wajib Pajak
harus melunasi pajakterhutang.
e. Sanksi Administrasi PKB :
1) Keterlambatan mengisi dan menyampaikan SPPKB dikenakan
SanksiAdministrasi berupa Kenaikan sebesar 2% dari Pokok
Pajak setiap bulanketerlambatan paling lama 24 bulan dihitung
2) Apabila kewajiban mengisi dan menyampaikan pengisian
SPPKB tidakdilakukan lebih dari 12 (dua belas) bulan,
dikenakan Sanksi Administrasiberupa kenaikan sebesar 25%
dari Pokok Pajak Terhutang ditambah SanksiAdministrasi
berupa bunga sebesar 2% sebulan dihitung dari Pajak
terhutanguntuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan dihitung sejakterhutangnya pajak.
3) Apabila berdasarkan pemeriksaan atau keterangan lain dibidang
perpajakan,tidak atau kurang dibayar, dikenakan sanksi
administrasi berupa kenaikansebesar 100% dari jumlah
kekurangan pajak tersebut.
4) Sanksi administrasi berupa kenaikan tersebut tidak diberlakukan
apabilaWajib Pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan
tindakan pemeriksaan.
f. Sanksi denda dan pidana sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pajak
Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut :
1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan
SPPKB ataumengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau
melampirkan keteranganyang tidak benar sehingga merugikan
lama 1 (satu) tahun dan atau denda paling banyak duakali
jumlah pajak terhutang.
2) Wajib Pajak yang karena sengaja tidak menyampaikan SPPKB
atau mengisidengan tidak benar atau tidak lengkap atau
melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan
keuangan daerah, dapat dipidana denganpidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun dan atau denda paling banyak 4(empat) kali
jumlah pajak terhutang.
g. Sistim Pengenaan Tarif PKB :
Tarif Pajak adalah merupakan ketentuan Hukum Pajak Material yang
sangat penting.Untuk tarif PKB dikenakan atas dasar Nilai Jual
Kendaraan Bermotor serta faktor-faktor penyesuain yang
mencerminkan biaya ekonomi yang diaktifkan oleh penggunaan
Kendaraan Bermotor.
Tarip PKB :
Tarip Pajak Kendaraan Bermotor ditetapkan sebesar 1,5%.Besarnya
PKB yang terhutang dihitung dengan cara mengalikan antara
tarifdengan dasar pengenaan PKB.
Dasar pengenaan PKB dihitung dari perkalian 2 unsur yaitu Dasar
menmcerminkan secara relatif kadar kerusakan jalandan pencemaran
lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.
Sehingga Penetapan PKB adalah sebagai berikut :
1,5% X Bobot X Nilai jual Kendaraan Bermotor.
E. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
1. Dasar pengenaan
Dasar pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
adalah nilai jual kendaraan bermotor.Subyek pajak Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang menerima
penyerahaan KBM.
2. Pengertian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah Penyerahaan hak milik
Kendaraan Bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan
sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah
wasiat dah hadiah, warisan, atau pemasukan kedalam Badan Usaha.
3. Pengecualian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
a. Kendaraan bermotor / KB milik pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.
b. Kedutaan, Konsulat, Perwakilan Negara Asing dan
PerwakilanLembaga-lembaga Internasional dengan azaztimbal
c. Pemasukan KB dari luar negeri kecuali untuk dipakai sendiri,
diperdagangkan, pameran, penelitian, contoh, kegiatan olahraga taraf
internasional.
4. Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
a. Penyerahaan pertama sebesar:
1) 10% untuk KBM umum dan bukan umum
2) 3% untuk KBM alat-alat berat dan alat-alat besar
b. Penyerahaan kedua dan selanjutnya, termasuk hibah sebesar:
1) 1% untuk KBM umum dan bukan umum
2) 0,3% untuk KBM alat-alat berat dan alat-alat besar
c. Penyerahan karena warisan sebesar:
1) 0,1% untuk KBM umum dan bukan umum
2) 0,03% untuk KBM alat-alat berat dan alat-alat besar
5. Tata cara Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
a. Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
1) Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dilakukan
pada saat Pendaftaran.
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dilunasi
selambat-lambatnya 30 hari sejak di terbitkan Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Surat Putusan
3) Keterlambatan pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor yang melewati tanggal sebagaimana yang ditetapkan
dalam SKPD dikenakan sanksi administrasi kendaraan bermotor
berupa bunga sebesar 2% sebulan dari pokok Bea Balik Nama
untuk setiap keterlambatan, selama-lamanya 15 bulan dengan
menerbitkan STPD.
b. Pelakasaan Penagihan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
1) Bea Balik Nama yang terutang berdasarkan Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan
Banding yang tidak atau kurang dibayar tepat pada waktunya
dapat ditagih dengan Surat Paksa.
2) Penagihan pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
dengan Surat Pakasa dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
c. Sanksi Adminstrasi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Keterlambatan melaksanakan pendaftaran melebihi waktu yang
ditetapkan/ tanggal jatuh tempo, dikenakan denda berupa kenaikan
sebesar 25% dari pokok pajak ditambah sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 2% sebulan dihutung dari pajak yang kurang atau
terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung
d. Sistem Pengenaan Tarif BBN-KB
Tarif Pajak adalah merupakan ketentuan Hukum Pajak Material yang
sangat penting.
Rumus Pengenaan BBN-KB:
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus adalah
suatu penelitian yang menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam, atas
obyek tertentu. Maka kesimpulan dari penelitian ini hanya berlaku untuk
objek yang akan diteliti (Amirullah, 2002: 110).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian dilakukan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta Jalan Kompleks
Kepatihan Suratmajan, Danurejan Yogyakarta.
2. Waktu penelitian dilakukan pada, bulan Januari tahun 2011.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti
(Arikunto, 2003:116). Subjek dalam penelitian ini adalah Karyawan
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA)Daerah
2. Objek penelitian
Objek penelitian adalah merupakan suatu entitas yang akan diteliti
(Jogiyanto, 2007:61). Objek dalam penelitian ini adalah kontribusi PKB
dan BBN-KB terhadap PAD, Prediksi penerimaan PKB dan BBN-KB,
serta perbandingan dari tahun ke tahun penerimaan PKB dan BBN-KB.
D. Data Yang Diperlukan
1. Gambaran umum Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Data realisasi penerimaan pendapatan asli daerah.
3. Data realisasi Pajak Kendaraan Bermotor selama periode tahun 2006
sampai dengan tahun 2009.
4. Dasar hukum Pajak Kendaraan Bermotor antara 2006-2009
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi
yang berkaitan dengan tujuan penelitian dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada subyek penelitian.
Wawancara dilakukan secara langsung dengan berbagai pihak yang
2.
Dokume,ntasiMerupakan toknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data
atau catatan tertulis yang relevan dan akurat. Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data mengenai tarif pajak kendaraan bermotor.
F. Tekntk Analisis Data
l.
Untuk mengetahui besarnya Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor danBea
Balik Nama
Kendaraan Bermotor Tmhadap Pendapatan AsliDaerah (PAD) dari Tahun 2006-2009.
a. Untukmengetahui besarnya Konfribusi Pajak Kendaraan Berrnotor:
Kontribusit""
lW%
Keterangan:
Kontribusi
PKB
: Prosentase PKB terhadap keseluruhan pendapatan asli daerah.Realisasi Pendapatan
PKB'
:Besarnya pendapatan pajak kendaraan bermotor dalam tahun n.Unhrk mengetahui besarnya Konhibusi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor:
Kontribusi
BBN-KB:
rc}%
Keterangan:
Kontribusi BBN-KB : Prosentase BBN-KB terhadap keseluruhan pendapatan asli daerah.
: Besamya pendapatan bea
balik nama kendaraan bermotor dalam tahun n. Realisasi Pendapatan BBN
-
KB.Realisasi Pendapatan Asli Daerahn : Besarnya pendapatan asli daerah dalam tahun n.
Untuk mengetahui prediksi penerimaan pajak kendaraan bermotor
(PKB) dan pajak bea balik nama kendaraan bermotor tahun 20lt-2814.
Dengan menggunakan metode Trend dengan Metode Jumlah Kuadrat Terkecil (The Least Square's Method).
a. Analisis trend pajak kendaraan bermotor
Y': a*bx
,'' Keterangan:
Y'dlai
variabel yang ditentukana:
nilai Y apabila x sama dengan 0!=
perubahan nilai Y dari setiap penrbahan nilai xUntuk mencari Nilai a dan b mengguriakan nrmus:
Xv
A
tt-n
IXY
t-3-v
xxz
Keterangan:
X
y
:Jrunlah penerimaan pajak kendaraan beffiotsr.n
:Jumlah tatnn/ dataX XY = Jumlah penerimaan pajak kerdaaan beirnotor dikalikan intenral waktu
UXz
-
Jumlah interva,t waktu yang dikua&a*m.b. Analisis trurd pajak bea balik nana ker$arean
beffi@
Y':a*bx
Keterangan:
Y'
=nilai vryiabel pngditontr*ano
= nilai Y apabila x sarR& dorgcu Ob
-
penrbdran nilai Y dari setiry p€nftatun nilai xx
:periodewaktudaritahundasarUntuk mencri Nilai a dan b nenggunakan rumus:
xY
Keterangan:
T,Y
-
Jumlah penerimaan bea balik nama kend.araan bermotor.n
=Jumlah tallun/ dataE
XY
= Jumlah penerimaan bea balik narna dikalikan interrral ryaktuXX?
:Jrunlah interrrat wafttu yang dikuadra*an3.
Untlrk mengetahui perbandingan dari tshrlrr ko talnm p6jak kaldaraasbersrotor
dan
pajak beabatik
ndne
ber,mstor dryatrnenggunakan runus angka indeks b6ant&i.
a. Unhrk
perbardingandari
tahunke
tatrun pejakkendaraan bennotor.
I1,t-1
:#
rca%Keterangan:
I*,r-t
"= Prrosentase inddrset
:
Realisasi Pajak Kmdaraan Bemrotor tahmt
h
Untuk mengetalui pcftandingan dari tahun ke tahun paiak beabalik rnma kend#sen bemots.
Irn-n eL '
=-gg*
lW.|,oQt-t
KeFrangan:
Itt-r=
indoksgs=R#aii Pd*
B€a Bdtr NmaI(@m
B€motor tahlmt
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
A. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta sudah mempunyai tradisi
pemerintahan, yaitu Kasultanan, termasuk di dalamnya terdapat juga Kadipaten
Pakualaman. Daerah yang mempunyai asal-usul dengan pemerintahannya
sendiri seperti Yogyakarta ini, di zaman penjajahan Hindia Belanda disebut
Zelfbesturende Landschappen. Di zaman kemerdekaan disebut Daerah
Swapraja.
Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat berdiri sejak tahun 1756, didirikan
oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengku
Buwono I. Kadipaten Pakualaman berdiri sejak tahun 1813, didirikan oleh
Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) kemudian
bergelar Adipati Paku Alam I. Baik Kasultanan maupun Pakualaman, diakui
oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah
tangganya sendiri.
Ketika Proklamasi Kemerdekaan RI, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
dan Sri Paduka Paku Alam VIII mengetok kawat kepada Presiden RI,
menjadi bagian wilayah Negara RI, serta bergabung menjadi satu mewujudkan
satu kesatuan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
dan Sri Paduka Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Kemudian Negara RI
mengeluarkan Undang-Undang Pokok Pemerintahan Daerah, yaitu UU Nomor
1 Tahun 1957, Penetapan Presiden RI Nomor 6 Tahun 1959 (disempurnakan),
kemudian UU Nomor 18 Tahun 1964. Kesemuanya mengatur perihal
pembentukan Pemerintahan Daerah Otonom. Terakhir UU Nomor 5 Tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, di samping mengatur
Pemerintahan Daerah Otonom, sekaligus mengatur Pemerintahan
Administratif.
Sebagai Daerah Otonom setingkat Provinsi, Daerah Istimewa
Yogyakarta dibentuk secara tersendiri dengan UU Nomor 3 Tahun 1950 jo
Nomor 19 Tahun 1950 yang sampai saat ini masih berlaku. Disebutkan bahwa
Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi bekas Daerah Kasultanan dan Daerah
Pakualaman.
Sesudah Sri Sultan Hamengku Buwono IX wafat pada tanggal 3
Oktober 1988, Sri Paku Alam VIII sebagai Wakil Gubernur Kepala Daerah
Istimewa Yogyakarta ditunjuk untuk melaksanakan tugas dan kewenangan
Keputusan Presiden RI Nomor 340 Tahun 1988, beliau diangkat sebagai
Penjabat Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada saat ini Kraton Yogyakarta dipimpin oleh Sri Paduka Sultan
Hamengku Buwono X yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sedangkan Puro Pakualaman dipimpin oleh Sri Paduka Paku Alam IX
sekaligus sebagai Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Keduanya
memainkan peran yang sangat menentukan dalam memelihara nilai-nilai
budaya dan adat-istiadat Jawa dan merupakan pemersatu masyarakat Daerah
Istimewa Yogyakarta yang sangat heterogen.
B. Keadaan Alam dan Iklim
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu dari 32
provinsi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara geografis,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di tengah Pulau Jawa bagian
selatan. Bentuk wilayahnya menyerupai bangun segitiga dengan puncak
Gunung Merapi di bagian utara dengan ketinggian 2.911 M di atas permukaan
air laut, sedangkan pada bagian kaki, dua buah dataran membentang ke arah
selatan membentuk dataran pantai yang memanjang di tepian Samudera
Indonesia. Secara astronomis Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak
antara 7.33° - 8.12° Lintang Selatan dan 110° - 110.50° Bujur Timur. Adapun
1. Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Kabupaten Magelang
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia
4. Sebelah Tenggara berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri
5. Sebelah Timur Laut berbatasan dengan Kabupaten Klaten
Dengan luas wilayah 3.185,80 km² atau 0,17 dari luas wilayah
Indonesia, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi terkecil
setelah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan secara administatif
meliputi 4 kabupaten dan 1 kota, yaitu :
1. Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 Km² (1,02 )
2. Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 Km² (15,91 )
3. Kabupaten Kulonprogo dengan luas 586,27 Km² (18,40 )
4. Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485,36 Km² (46,62)
5. Kabupaten Sleman dengan luas 574,82 Km² (18,04 )
C. Adat-Istiadat dan Sistem Kemasyarakatan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan satu wilayah yang
dikenal dengan pusat kebudayaan di Indonesia baik berupa peninggalan
sejarah, peninggalan purbakala, seni budaya maupun adat-istiadat tradisional
yang adhiluhung. Kondisi ini didukung oleh keberadaan Kraton Kasultanan
Wilayah bagian selatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat
kelompok-kelompok masyarakat yang masih mengikuti dan mendukung
kebudayaan Kejawen. Pada umumnya mereka membentuk kesatuan-kesatuan
hidup setempat yang menetap di desa-desa. Mereka masih menggunakan
bahasa Jawa dalam kehidupan sosial sehari-hari. Dalam penggunaannya bahasa
Jawa memiliki tingkatan, yakni bahasa Jawa Ngoko dan bahasa Jawa Krama.
Kriteria ini didasarkan pada usia maupun status sosial dari orang yang diajak
bicara atau yang sedang dibicarakan.
Masyarakat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini menganut
budaya Jawa yang sudah mulai mengalami perkembangan. Sejak masa
kerajaan Mataram, agama Islam telah berkembang, sehingga kebudayaan Jawa
berkembang secara menyeluruh. Hasil-hasil budaya yang timbul merupakan
perpaduan antara kebudayaan lokal, yakni Hindu, Budha serta kebudayaan
Islam. Masuknya Belanda sebagai penjajah turut mempengaruhi kehidupan
masyarakat Jawa maupun Kraton. Sebagai konsekuensinya budaya Jawa juga
terpengaruh oleh budaya Barat.
Pada awalnya, sistem kemasyarakatan (orang Jawa) secara garis besar
terstratifikasi atas priyayi yang terdiri dari keluarga bangsawan, pegawai negeri
dan kaum terpelajar dengan orang kebanyakan yang disebut wong cilik, seperti
petani, tukang-tukang dan pekerja kasar lainnya. Namun seiring dengan
terstratifikasi dalam beberapa lapisan tersebut semakin memudar. Kondisi ini
didukung oleh perkembangan tingkat pendidikan yang cukup pesat, di mana
semakin banyak orang yang dapat mengenyam pendidikan yang semakin
tinggi.
Sifat kegotong-royongan masih menjadi ciri dari masyarakat yang
tinggal di pedesaan. Sementara bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan sifat
kegotong-royongan ini sudah semakin pudar dan bergeser ke arah sifat yang
individualis. Setiap anggota masyarakat sudah disibukkan dengan pekerjaan
dan kehidupannya masing-masing, sehingga interaksi sosial di antara mereka
sudah semakin berkurang.
D. Penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Jumlah penduduk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun ke
tahun terus mengalami peningkatan. Dari hasil Sensus Penduduk Tahun 2000,
jumlah penduduk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 3.119.397 jiwa.
Persebaran penduduk antar Kabupaten/Kota tidak merata. Persentase terbesar
penduduk tinggal di Kabupaten Sleman, sedangkan persentase terkecil
penduduk berada di Kabupaten Kulonprogo. Sifat lain yang menonjol adalah
kepadatan penduduknya yang cukup tinggi. Kepadatan penduduk mencapai
1.055 jiwa per kilometer persegi. Kota Yogyakarta mempunyai kepadatan jauh
Berdasarkan data yang dikutip dari buku Kantor Wilayah Departemen
Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2004 (KDA 2004)
yang diolah dari Instrumen Pengumpulan Data (IPD) KUA Kecamatan se-DIY,
bahwa jumlah penduduk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sampai akhir
tahun 2004 tercatat 3.413.183 jiwa, dengan rincian penduduk laki-laki
sebanyak 1.678.376 jiwa atau 49,17 persen dan penduduk perempuan sebanyak
1.734.807 jiwa atau 51,4 persen. Apabila ditinjau berdasarkan kabupaten/kota,
komposisi penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1. Kota Yogyakarta : 509.146 jiwa (14,92)
2. Kabupaten Bantul : 805.166 jiwa (23,59)
3. Kabupaten Kulonprogo : 448.187 jiwa (13,13)
4. Kabupaten Gunungkidul : 753.008 jiwa (22,06)
5. Kabupaten Sleman : 897.676 jiwa (26,30)
Sedangkan ditinjau menurut pemeluk agama, komposisi penduduk Daerah
Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1. Pemeluk Agama Islam : 3.118.827 (91,38)
2. Pemeluk Agama Kristen : 98.300 (2,88)
3. Pemeluk Agama Katolik : 183.485 (5,38)
4. Pemeluk Agama Hindu : 5.964 (0,17)
5. Pemeluk Agama Budha : 5.500 (0,16)
Agama Islam berkembang cukup baik di kalangan masyarakat dan
dianut oleh sebagian besar masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasarkan kriteria pemeluk agamanya, masyarakat (khususnya orang Jawa)
biasanya membedakan antara orang santri dan orang kejawen. Dalam
kaitannya dengan Kejawen, mereka masih mempercayai adanya hari-hari yang
dianggap istimewa, misalnya hari Jum’at Kliwon dan Selasa Kliwon. Kedua
hari tersebut dianggap sebagai hari keramat. Sebab itu, ada sebagian
masyarakat yang melakukan kegiatan ziarah ke makam-makam yang dianggap
keramat.
Kebanyakan masyarakat (Jawa) percaya bahwa hidup manusia di dunia
ini sudah diatur dalam alam semesta, sehingga mereka bersikap nerima. Inti
pandangan alam pikiran mereka tentang kosmos tersebut, baik diri-sendiri,
kehidupan sendiri, maupun pikiran sendiri telah tercakup dalam totalitas
pikiran alam semesta atas kosmos tersebut.
E. Kehidupan Beragama di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Secara umum, kehidupan beragama di Daerah Istimewa Yogyakarta
nampak berjalan secara harmonis, serasi dan seimbang. Hal tersebut dapat
dilihat dari kegairahan masyarakat beragama untuk berperan aktif dalam
menyukseskan program pembangunan bidang agama khususnya, dan program
pembangunan nasional pada umumnya. Pendekatan para tokoh dan pemuka
nyata serta menumbuhkembangkan kehidupan beragama yang lebih semarak,
sehingga di masa-masa mendatang, Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan
akan dapat mewujudkan nilai-nilai religious dalam kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat. Harapan tersebut tentunya bukan tanpa alasan,
karena Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai modal dasar yang merupakan
potensi masyarakat Yogyakarta untuk menumbuhkembangkan kehidupan
beragama, yakni :
1. Adanya dasar penghayatan agama, baik yang bersifat meyakini
kebenaran agama yang dianutnya, maupun yang bersifat menjadi
insan beragama di kalangan masyarakat.
2. Adanya kerukunan dan kerjasama yang baik antar pemeluk agama,
antara tokoh/pemuka agama dan umatnya dengan Pemerintah
Daerah.
3. Adanya kesadaran untuk berbuat amal sebagai perwujudan
pelaksanaan ajaran agama yang ditujukan ke berbagai bidang
kehidupan sosial kemasyarakatan.
4. Adanya lembaga-lembaga keagamaan yang bergerak di bidang
pendidikan, sosial dan dakwah dalam upaya ikut mencerdaskan
kehidupan bangsa dan memerangi kebodohan dan keterbelakangan.
Dengan modal tersebut, maka pembangunan bidang agama diupayakan adanya
peningkatan dari tahun ke tahun, peningkatan penghayatan dan pengamalan
ajaran agama secara sistematis dan berkesinambungan. Kehidupan masyarakat
yang religius tercermin pada sumber daya pemeluk agama pada masing-masing
sarana tempat peribadatan yang setiap tahun selalu bertambah seiring dengan
bertambahnya jumlah pemeluk agama.
F. Perkembangan Pajak Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta
Pajak daerah merupakan indikator penting terhadap suatu pendapatan daerah.
Daerah Istimewa Yogyakarta, pajak daerah yang ada di daerah istimewa
Yogyakarta terdiri dari: pajak kendaraan bermotor, pajak bea balik nama
kenadraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak
pengambilan dan pemanfatan ABT-AP. Berikut ini perkembangan
masing-masing pajak daerah dari tahun 2006-2009.
Tabel 1. Penerimaan Pajak Daerah Tahun 2006-2009
Pajak Daerah 2006 2007 2008 2009
Pajak kendaraan bermotor
171.146.972.390 199.659.041.270 222.137.597.800 252.833.382.945
Biaya Balik Nama Kendaraan Bemotor
115.544.048.150 142.987.677.700 190.932.195.150 181.956.963.100
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
85.805.843.818 89.940.087.066 109.829.732.781 104.090.628.453
Pajak
Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Bawah Tanah - Air Permukaan
Pajak kendaraan bermotor
46% Bea balik nama
kendaraan bermotor
31% Pajak Bahan
Bakar kendaraan Bermotor
22%
Pajak Pengambilan
dan Pemanfatan
Air bawah tanah - air permukaan
1%
Gambar 1
Pajak DaerahTahun 2006
Pajak kendaraan bermotor
45% Bea balik nama
kendaraan bermotor
33% Pajak Bahan Bakar kendaraan
Bermotor 21%
Pajak Pengambilan
dan Pemanfatan
Air bawah tanah - air permukaan
1%
Gambar 2
Pajak kendaraan bermotor
42% Bea balik nama
kendaraan bermotor
36% Pajak Bahan Bakar kendaraan
Bermotor 21%
Pajak Pengambilan dan
Pemanfatan Air bawah tanah - air
permukaan 1%
Gambar 3
Pajak DaerahTahun 2008
Pajak kendaraan bermotor
47% Bea balik nama
kendaraan bermotor
33% Pajak Bahan
Bakar kendaraan Bermotor
19%
Pajak Pengambilan dan
Pemanfatan Air bawah tanah - air
permukaan 1%
Gambar 4
BAB V
ANALISIS DATA DANI PAMBAHASAI\
.4..Deskripsi Data
Penelitian
ini dilalcukan
untuk mengetahui kontribusi, perkembangan danperbandingan dari tahun ketahun penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor pada tahun 20A6-2009.
Data yang digunakan untuk mengetahui kontribusi, perkembangan dan
perbandingan dari tahun ketahurr yang diberikan Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah adalah realisasi Pajak Kendaraan Bermotor, realisasi Pajak Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor, dan realisasi Pendapatan Asli Daerah.
Dalam menghitung perbandingan dari tatrun ketahun pajak kendaraan bermotor dan pqiak bea balik nama menggunakan aneka indeks berantai. Angka indets
berantai
yaitu
waktu dianggap dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan atas beberapa tahun (Supranto, 2008:302). Dalam perhitungan perbandingan dari tahun ke tahun dapt menggunakan rumus:Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA)
Balik Nama Kendaraan
abel2. Realisasi Kendaraan Bermotor Tahun 2006.2009 Tahun Realisasi Pajak Kendaraan
Bermotor
2006 Ro 171.146.972.390
2007 Rp 199.659.041.270
2008 Fio222.137.597.800
2009 Ro 252.883.382.945
Tabel3. Reatisasi BeatsalikNema ttennotor Tahun Realisasi Pajak Bea BalikNama
Kendaraan Bermotor
2006 Ro 115.544.048.150
2AO7 Ro 142.987.677.70A
2008 Ro 190.932.195.150
2049 Rp 181.956.963.100
Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Tabel4. Realisasi Asli Daerah
Tahun Realisasi Pendapatan Asli Daerah
2006 Ro 436.500.656.107.92
2007 Rp 480.181.759.199"50
2008 Ro 699.726.193.600.48
2009 Rp 650.559.469.694.35
B. Annlisis Data
Data yang telah diperoloh tersebut kemudian digunakan untuk menganalisis
permasalalran b€rikut.
l.
.Analisis kontibusi yang diberikan pajak kendaraan bermotor dan pajak beabalik nama kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah.
a. Pajak
Kendaraan BermotorKontribusincr-R""ti'""*t#,#I#Tfft3*f
T$ifr"#"r"''"xroox
Perhitungan:
l)
Tahun2006Kontibusi
Pxsrooum
l(fn,l,o*
39,34o/o2) Tahun2007
Konribusi pKB2sqT=
###i#ffi"
100% = 4t,60Yo3)
Tahun2008KonnibusipKB2sss=:1?:i3;is{i8:ofrtna/o=3t,7svo
699.726.193.600,218
4)
Tahun2fi)9b.
Tabel 5. Kontribusi P4iak Kendaraan Bermotor terhadap PAD Tahun 2006-2009.
Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Kontibusi
"*"-*"
1007oPerhitungan:
l)
Tahun2006Kontribusi BBN
-
rnroouffi
l00o/o:26,47yo2) Tahun2007
Kontribusi BBN
-
KB2s67-ffir"
l00o/o *29,7u/s3)
Tahun2008Konnibusi BBN
-
KBzooa=;#Hi::ffi.
100%= 27,2eo/o4) Tahun2009
Konribusi BBN
*
KBzoog-#ffi-r.
t00yo :2?,g7vo TAHI.JN Realisasi PKB Realisasi PAD Kontribusio/oTabel
6.
Kontribusi Pajak Bea tsalik Nama Kendaraan Bermotor P \D'I'ahun 2006-2009TAHUN Realisasi tsBN-KB Realisasi PAD Kontribusi % 2406 Rp 115.544.048.150 Rp 436.500.656.107,92 26,47yo 2047 Rp 142.987.677.700 Rp 480.181 .759.199,50 29,79Yo
2008 Rp 190.932.19s.150 Rp 699.726.193.600,48 27,29oh 2009 Rp 181.956.963.100 Rp 650.559.469.694,35 27,97yo
2.
Prediksi penerimaan pajak kendaraan bermotor dan pajak bea balik n:lma kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah pada tahun20ll'
2014.
a.
Analisis trend pajak kendaraan bermotorTabel 7. Analisis Trend Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2006'2409
Untuk mencari prediksi pajak kendaraan bermotor untuk tahun 20ll-2014,
menggunakan persamaan garis trend Y'= a
*
bx. Menghitung nilaia:
uJ:
n
dalam ah
Tahun Penerimaan
PKB X yz XY
2006 17t.t46.972.390 -3 9 (s13.440.917.t70)
2007 199.6s9.041.270 -1 1 (199.6se.041.270)
2008 222.137.597.800 I I 222.137.597.800
2009 252.883.382.94s J 9 758.650.148.835
Jumlah 845.826.994.40s
IX:o
lX2=20IXY=
267.687.788.195845.826.994.405
:
Menghitung nilai
b:
b=#
267.687.7AA.t95Jadi persamaan garis
f'=
211.456.748.601,25 +sehingga dflpat dicari nilai tend pajak kendaraan dengan menggunakan rumus tersebut.
:
13.384.389.409,7513.384.389.409,75\
bermotor setiap tahun
1)
2)
3)
4)
Tahun 201 1 (dalam rupiah)
Y' = 211.456.7 48.ffi 1,25 + I 3.3 84.3 8 9.409,7 5 (7\
= 21 1.456.7 48.ffi 1,25 + 93.6W.725.868,25
=
3A5J47.474.M9,50Tahun 2012 (dalam rupiatr)
Y' = 21 1.456.7 48.601,25 + I 3.3 84.3 8 9.409,7 5 (9)
= 211.456.1 48.60 1,25 + I 20.459.5A4.687,7 5
= 331.916.253.289,00 Tahun 2013 (dalam rupialt)
Y' = 21 1.456.7 48.60 1,25 + I 3.384.389.409,75 ( I I )
-
21 1.456.7 48.60 1,25+ 147 .228.283.507,25 = 358.685.032.108,50Tahun 2014 (dalam rupiah)
Y' = 21 1.456.7 48.ffi 1,25 + I 3.3 84.3 I 9.409,7 5 (13)
= 21 1.456,7 48.60 1,25 + 173.997 .462.326,7 5
Tabel
8.Bermotor
Analisis Trend Prediksi Penerimaan Pajak Kendaraan Tahun 20ll-2014 (dalam
Tahun Y,
2011 305.147.474.469,54 2012 331.916.253.289,00
201,3 358.685.032.108,50 2014 385.453.810.928,00
Rp450.000.000.000,00
Rp400.000.000.000,00
Rp350.000.000.000,00
Rp300.000.@0.000,00
Rp250.000.000.000,00
Rp200.000.000.000,00
Rp150.000.000.000,00
Rp100.000.000.000,00
Rp50.000.000.000,00
Gambar 5
Predilai Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapaatan
b.
Analisis trend pajak bea balik natna kendaraan bermotorTabel
9.
Tabel Analisis Trend Pajak Bea Balik Nama KendaraanUntuk prediksi pajak bea balik nama kendaraan bermotor tahun 2411'2414
menggunakan persama,an gais trendY':
a*
bxMenghitungnilai
a:
"+91ry
:
157.855.221.025Menghitung nilai
b:
b:
# ry
:
12.3ss.t63.1ls
Jadi persamaan garis Y':157.855.221.025
+ 12.359.163.115
X,
sehinggadapat dicari nilai trend pajak bea balik nama kendaraan bermotor setiap
tahun dengan menggunakan nrmus tersebut.
1)
Tahun 2011 @alam Rupiah)Y'
:
157 .855.221,A25 + 12.359.163. 1 1 5 (7):
157.855.221.025 + 86.514. 141.805:244.369.362.830
Bermotor Tahun 2006-2009 (dalam Tahun Penerimaan
BBn-KB
x
yz XY20a6 tls.s44.048.150 .J 9 (346.632.144.4s0)
2AA7 142987.677.740 -1 1 (142987.677304)
2008 19A.n2.'95.150 I I 190.932.195.150
2009 181.956.963.100 5 9 545.870.889.300
2)
Tatnxr 2012 {Dalam Rupial$Y'= 157.855.221.O25 + 12.359.163.1l5 (9)
:
1 57.855. 2n.A25 + I I 1.232.468.035:269.087.689.060
3)
Tahun 2013 {Dalarn Rupiah)f':
tr57.85 5.221.A25 + 12.359.163.1l5
(ll)
:
I 57.855.22t.025 + I 35.950.7 94.265:
293.806.015.2904)
Tahun 2014 {Dalam Ruprah}Y'= 157.855.2n.A25 + 12.359.163.115 (13)
:
1 5?.855.221.025 + I 60.669. nA.495= 318.524.341.52A
Tabel 10. Analisis Trend
Miksi
Pena;rimaan Pajak Bea BalikNama Kendaman Bermotor Tahun 2011-2014 {dalam r$pid$
Tahun Y,
3.
Perbandingan dari tahun ke tahun pajak kendaraan bermotor dan pajak beabalik nama kendaraan bermotor pada tahun 2006-2049
a.
Perbandingan dari tahun ketahun pajak kendaraan bennotorRumus untuk menghitung perbandingan dari tahun ketahun pajak
kendaraan bermotor menggunakan angka indeks.
I.,.-,
::Qt
*1oo% Qt-t350.000.000.000 300.000.000.000 250.000.000.000 200.000.000.000 150.000.000.000 100.000.000.000 50.000.000.000
3L8.524.34!.520
293.806.015.290 .087.589.060
244.369.362.830
dFBBN-KB
Gambar 6
Prediksi Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan BermotorTerdapat
Perhitungan:
l)
Tahun2007r
-
teefYsn3fJ.x
looo/o: ll7% rzooz,zooe
-
;|t.t+o.s7 z.sso
2) Tahun2008
r
-
222fr7's*ffi\
roo% = lrlo/o
rzoos,zooz
-
6s.ess.o 4t.zzo
3) Talrun 2009
Izoos,zoos