• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN Studi pada Industri Kerajinan Gerabah, Kasongan, Bantul SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN Studi pada Industri Kerajinan Gerabah, Kasongan, Bantul SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

Nama : Ni Made Widya Kumalasari NIM : 042214131

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

Nama : Ni Made Widya Kumalasari NIM : 042214131

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

DAN UNTUK MERAIH ILMU BELAJARLAH UNTUK TENANG DAN SABAR

(Khalifah Umar)

Kebanggaan kita yang tebesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh...

(Konfusius)

(6)

v

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Maret 2009 Penulis

(7)

vi

Ni Made Widya Kumalasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara budaya perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Budaya perusahaan dalam penelitian ini adalah karakteristik dimensi budaya perusahaan yang relevan dan dipraktekkan di industri kerajinan gerabah Kasongan, yaitu process oriented, employee oriented, parochial, open system, loose control, dan pragmatic.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi pada industri kerajinan gerabah Kasongan, Bantul. Teknik sampling menggunakan cluster sampling dan

incidental sampling dengan jumlah responden sebanyak 85 orang yaitu para pemilik yang juga sebagai pemimpin industri. Teknik pengumpulan data menggunakan : (1) observasi, (2) kuesioner, (3) wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa process oriented berpengaruh negatif terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Parochial, open system, dan

loose control berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja perusahaan.

(8)

vii

Ni Made Widya Kumalasari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The goal of this research was to know about how the corporate culture influenced to the corporate perfomance observed from the dimension of character of corporate culture at handicraft industry in Kasongan. Those characters were process oriented, employee oriented, parochial, open system, loose control, and pragmatic.

The study was conducted at handicraft industry in Kasongan, Bantul. Techniques of sampling were cluster sampling and incidental sampling with the number of respondents of 85 people, they are the owners as well as the leaders of industry. Technique for data gathering were : (1) observation, (2) questionnaire, and (3) interview. The research analyzed the data obtained using Multiple Regression Analysis.

(9)

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Ni Made Widya Kumalasari

Nomor Mahasiswa : 042214131

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN.

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 31 Maret 2009 Yang menyatakan

(10)

viii

BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN : Studi pada Industri Kerajinan Gerabah Kasongan, Bantul”, dapat selesai dengan baik.

Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang selalu membantu, memberikan dukungan dan masukan yang dapat memperlancar karya ini. Maka pada kesempatan ini dengan segenap ketulusan hati, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt, selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Kepala Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak Drs. Aloysius Triwanggono, M.S, selaku pembimbing I yang telah

berkenan mencurahkan perhatian, waktu, tenaga, pikiran, semangat dan doa kepada penulis untuk menyusun skripsi ini dari awal hingga selesai. 4. Bapak Antonius Budisusilo, S.E., M.Soc., selaku pembimbing II yang

(11)

ix

6. Mbah, Moi n Mince yang selalu menemani aku di rumah, yang selalu menggangguku, ngerjain aku, becanda sama aku dan ngomelin aku. Aku sayang kalian.

7. Iyu ku, Bli Rai dan Ayu Ati Nani, makasi udah nyemangatin aku dan selalu mendukung aku. Maksi juga udah jadi keponakan tante yang lucu. Tante kangen sama Ayu…

8. Shri Krshna my lophly, terima kasih untuk cinta, sayang, waktu dan kesabaranmu nemenin aku, nyemangatin aku, n selalu membuatku ketawa walaupun cuma lewat hp aja hehehe….. Aku sayang Bli, teruslah menyinari hatiku.

9. Bli Ketut yang selalu mendukung aku, mendoakan aku, n ngejar-ngejar aku buat cepetan nyelesaiin skripsiku. Sukses selalu untuk kerjaan Bli. 10. Keluarga besarku yang ada di Bali, terima kasih atas doa dan

dukungannya.

11. Segenap staf dan karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi Sanata Dharma yang telah banyak memberikan bantuan dalam pengurusan segala sesuatu tentang perkuliahan.

(12)

x

memberikan bantuan, perhatian, dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis membuka diri terhadap kritik dan saran yang dapat menjadikan skripsi ini lebih baik dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Penulis

(13)

xi

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN... 1

C. Metode Peningkatan Kinerja Perusahaan... 18

D. Kerangka Konseptual ... 19

E. Hipotesis... 20

BAB III. METODE PENELITIAN ... 21

A. Jenis Penelitian... 21

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 21

(14)

xii

H. Teknik Pengujian Instrumen...27

I. Teknik Analisis Data... 29

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 33

A. Gambaran Umum Desa Wisata Kasongan ... 33

B. Koperasi ”SETYA BAWANA” Kasongan... 34

C. Gambaran Umum Industri dan Produk Kerajinan Gerabah... 37

D. Personalia ... 41

E. Produksi ... 43

F. Pemasaran ... 44

G. Keuangan ... 45

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Pengujian Instrumen ... 46

B. Data Karekteristik Responden ... 50

C. Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik ... 59

D. Pengujian Hipotesis... 63

E. Pembahasan... 71

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

A. Kesimpulan... 75

B. Saran... 76

C. Keterbatasan Penelitian... 77 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xiii

5.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 49

5.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 50

5.4 Data Responden Berdasarkan Umur ... 51

5.5 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 51

5.6 Data Responden Berdasarkan Lama Memimpin Perusahaan ... 52

5.7 Data Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan ... 53

5.8 Data Responden Berdasarkan Jumlah Tobong ... 54

5.9 Data Responden Berdasarkan Jumlah Alat Cetak... 55

5.10 Data Neraca... 55

5.11 Data Kinerja Perusahaan ... 58

(16)

xiv

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi yang lebih fokus pada mekanisme pasar mempunyai pengaruh yang kuat pada perusahaan-perusahaan yang berkembang. Persaingan yang sangat ketat membutuhkan strategi yang tepat untuk mengatasi persaingan tersebut. Apabila persaingan sudah dapat diatasi maka perusahaan-perusahaan tidak akan mengalami penurunan kinerja dan memperhatikan kekuatan sumber daya manusia untuk kegiatan operasionalnya.

Kekuatan sumber daya manusia ini dibentuk dari sifat atau karakter yang berbeda dari mereka yang diwujudkan dalam bentuk penyatuan pandangan untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk memberikan pandangan yang sama bagi sumber daya manusia diperlukan ketegasan dari perusahaan dalam bentuk budaya kerja yang mencerminkan spesifikasi dari suatu organisasi. Budaya kerja ini kemudian akan membentuk budaya perusahaan.

(18)

akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Budaya perusahaan juga memiliki peran yang sangat kuat terhadap kesuksesan perusahaan untuk membangun kinerja ekonomi dan kinerja perusahaan untuk jangka panjang serta meningkatkan dan mendorong efektivitas kinerja perusahaan, khususnya kinerja manajemen dan kinerja ekonomi. Budaya perusahaan merupakan faktor utama terhadap kesuksesan kinerja ekonomi suatu perusahaan (Kotter dan Heskett 1992). Keberhasilan suatu perusahaan untuk mengimplementasikan aspek-aspek atau nilai-nilai budaya perusahaannya dapat mendorong perusahaan tersebut tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.

Budaya perusahaan memiliki empat peran utama dalam meningkatkan kinerja perusahaan (Kotter dan Heskett 1992), yaitu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja ekonomi perusahaan, menjadi faktor penentu dalam menentukan sukses atau gagalnya perusahaan di tahun berikutnya, mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam jangka panjang dan dibentuk untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

(19)

perusahaan ini akan menjadikan pedoman bagi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Berdasarkan masalah di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul : Analisis Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan. Studi pada Industri Kerajinan Gerabah Kasongan, Bantul.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis merumuskan permasalahan yang diteliti, yaitu:

• Bagaimana budaya perusahaan dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan ditinjau dari karakteristik dimensi budaya perusahaan yang relevan dan dipraktekkan di industri kerajinan gerabah Kasongan?

C. Batasan Masalah

Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penulis membatasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan berdasarkan karateristik dimensi budaya perusahaan yang meliputi process oriented, employee oriented, parochial, open system, loose control dan

(20)

D. Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan pengaruh budaya perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang ditinjau berdasarkan karakteristik dimensi budaya perusahaan yang relevan dan dipraktekkan di industri kerajinan gerabah Kasongan.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan saran dan masukan agar dapat memperhatikan aspek-aspek budaya perusahaan yang berpengaruh besar terhadap peningkatan kinerja perusahaan.

2. Bagi Departemen Perindustrian dan Perdagangan

Bagi Deperindag, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan agar dapat lebih memperhatikan industri-industri kecil dan melakukan pembinaan sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

3. Bagi Universitas

(21)

4. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai penerapan dari teori-teori yang didapatkan di Universitas Sanata Dharma dan sebagai pengalaman yang berharga dalam dunia praktek.

F. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini menguraikan teori-teori mengenai masalah-masalah yang dibahas oleh penulis dan sebagai dasar dalam pembahasan masalah.

BAB III : Metode Penelitian

(22)

BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini beisikan gambaran umum perusahaan secara singkat yang meliputi sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi, personalia, proses produksi dan pemasaran.

BAB V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi analisa data-data yang diperoleh dengan menggunakan teknik analissi data yang ditentukan oleh penulis. BAB VI : Kesimpulan dan Saran

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Budaya Perusahaan 1. Pengertian Budaya

Budaya menjadi konsep yang penting untuk memahami masyarakat dan manusia untuk jangka panjang. Stoner, dkk (1995 :121) memberikan arti budaya sebagai gabungan kompleks asumsi, tingkah laku, cerita dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat.

Budaya dapat disimpulkan sebagai sekumpulan nilai-nilai yang dianut dan dipergunakan menjadi suatu identitas kelompok tersebut serta dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi.

2. Pengertian Budaya Perusahaan

(24)

asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar perusahaan dapat mengatasi masalah yang muncul. Menurut Mondy dan Noe (1996), budaya perusahaan adalah sistem dari shared values, keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan dalam suatu perusahaan yang saling berinteraksi dengan struktur formalnya untuk menciptakan norma-norma perilaku. A.B. Susanto (1997) mendefinisikan budaya perusahaan merupakan nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi masalah eksternal dan usaha penyelesaian integrasi kedalam perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku.

Dari berbagai definisi mengenai budaya perusahaan di atas terdapat unsur-unsur yang ada di dalam budaya perusahaan di gali dari persepsi, kepercayaan dan nilai-nilai yang ada pada sumber daya manusia dalam perusahaan sehingga budaya perusahaan tersebut didalam implementasinya akan didukung oleh semua sumber daya manusia yang terlibat langsung untuk mencapai tujuan perusahaan.

3. Fungsi Budaya Perusahaan

(25)

a. Budaya mempunyai peran dalam menetapkan batas yang menciptakan perbedaan yang jelas antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain.

b. Budaya membawa identitas bagi anggota-anggota organisasi. c. Budaya memudahkan timbulnya komitmen pada sesuatu yang

lebih luas daripada kepentingan individual seseorang. d. Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial.

e. Budaya sebagai mekanisme pembuat kendali dan pembentuk sikap serta perilaku para anggota.

4. Dinamika Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan terbentuk dari beberapa elemen kunci yang dominan. Elemen-elemen pembentuk budaya organisasi tersebut adalah :

a. Lingkungan usaha, lingkungan dimana perusahaan tersebut beroperasi dan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

b. Nilai-nilai, menitikberatkan pada suatu keyakinan untuk mencapai kesuksesan.

c. Jaringan kultural/jaringan komunikasi, menjadi sarana untuk penyebaran nilai-nilai budaya perusahaan.

(26)

menentukan kriteria yang sesuai. Hasil seleksi tersebut akan dimunculkan yang nantinya akan menjadi karakteristik budaya perusahaan

Pembentukan budaya perusahaan dapat dijabarkan dalam gambar berikut ini (Susanto, 1997:13) :

Manajemen Puncak

Filsafat Pendiri Kriteria Budaya

Perusahaan Seleksi Perusahaan

Sosialisasi

Filsafat organisasi di mana pendiri memiliki asumsi, persepsi dan nilai-nilai yang harus diseleksi terlebih dahulu yang bertujuan untuk menentukan kriteria yang sesuai dan kemudian hasilnya akan dimunculkan kepermukaan yang nantinya akan menjadi karakteristik budaya perusahaan.

Pembentukan tim seleksi bertujuan agar criteria yang telah ada tidak dipilih secara subyektif tetapi disaring terlebih dahulu dari beberapa sumber yang ada pada sumber daya manusia didalam organisasi. Kemudian manajemen puncak menentukan yang sesuai untuk dijalankan dan mana yang harus digugurkan.

(27)

karyawan baru terhadap organisasi dan metode sosialisasi yang dipilih oleh manajemen puncak di dalam implementasinya.

Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengajak karyawan baru melakukan penyesuaian terhadap budaya perusahaan yang menjadi pedoman dalam pencapaian kinerja yang baik. Budaya perusahaan tersebut pada akhirnya akan mendukung dan mendorong sumber daya manusia untuk mencapai sasaran yang diinginkan perusahaan.

Karyawan wajib mengetahui tentang terbentuknya budaya perusahaan agar mereka memahami pentingnya budaya perusahaan. Cara yang dapat digunakan bisa dalam bentuk :

• Cerita, cerita yang berisikan tentang sejarah berdirinya prusahaan, peraturan-peraturan, ruang lingkup usaha yang dijalankan dan hubungan perusahaan dengan beberapa perusahaan lain.

• Ritual, acara-acara ritual yang diselenggarakan oleh perusahaan untuk memperkuat nilai-nilai utama dalam perusahaan, seperti acara penyerahan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi.

• Material, maksudnya adalah barang-barang bersimbol yang menunjukkan status seorang karyawan dalam suatu perusahaan.

(28)

5. Level Budaya Perusahaan

Menurut Schein (1992), keberadaan budaya perusahaan berada pada tiga tingkat, yaitu :

- artifacts, semua struktur dan proses operasional dapat terlihat jelas - espoused values, organisasi dan anggota organsasi membutuhkan

tuntunan strategi, tujuan dan filosofi dari pemimpin organisasi untuk bertindak.

- Basic underlying, berisi sejumlah kepercayaan atau keyakinan bahwa para anggota mendapat jaminan bahwa mereka diterima secara baik untuk melakukan sesuatu yang benar dengan cara yang tepat.

6. Karakteristik Dimensi Budaya Perusahaan

Karakteristik dimensi budaya perusahaan merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu perusahaan sebagai tanda bahwa perusahaan tersebut memiliki karakteristik. Budaya perusahaan memiliki sejumlah karakteristik, yaitu : (Umara dan Lukas, 2004:118)

a. Process oriented (orientasi proses)

(29)

b. Employee oriented (orientasi kepegawaian)

Employee oriented adalah perusahaan memfokuskan perhatian kepada kesejahteraan pegawai yang bekerja di perusahaan tersebut. Aspek-aspeknya adalah pembuatan keputusan, sistem pemberian gaji dan kompensasi.

c. Bersifat parochial (kepatuhan pada peraturan)

Parochial adalah aturan-aturan yang dibuat oleh perusahaan dan harus dipatuhi oleh semua anggota perusahaan. Aspeknya adalah norma atau aturan.

d. Open system (keterbukaan pada pihak luar)

Open system berarti perusahaan bersifat terbuka kedalam dan keluar perusahaan. Aspeknya adalah hubungan dengan pihak luar.

e. Loose control (kerjasama pemimpin dan karyawan)

Loose control adalah keadaan dimana perusahaan memberikan kebebasan kepada semua karyawan untuk menjalin kerja sama dengan sesama karyawan ataupun dengan atasan. Aspeknya adalah hubungan kerjasama pimpinan dan karyawan serta penanganan konflik.

f. Pragmatic (berorientasi pada etika dan kepuasan konsumen)

(30)

dengan kode etik yang berlaku. Aspek-aspeknya antara lain, etika bisnis dan kepuasan konsumen.

Pada industri kerajinan di Kasongan, pemimpin perusahaan dapat memilih diantara enam karakteristik dimensi budaya perusahaan tersebut dalam menjalankan perusahaan sesuai dengan kebutuhan yang akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Akan tetapi antara karakteristik satu dengan yang lainnya saling berhubungan sehingga karakteristik-karakteristik tersebut sangat penting bagi perusahaan.

8. Budaya yang Kuat

Dalam perusahaan yang kuat, karyawan cenderung mengikuti penabuh genderang yang sama. Artinya tidak ada prestasi kecil dalam suatu dunia yang penuh dengan spesialisasi dan bentuk-bentuk keragaman yang lain.

Strong culture often said to help business performance because

they create an unusual level of motivation in employees. Sometimes the

assertion is made that shared values and behaviors make people feel

good about working for a firm. Sometimes certain practices believed to

be common among firms with strong cultures are said to make work

rewarding.

Occasionally, strong cultures are also said to help performance

(31)

rely on a stifling formal bureaucracy that can dampen motivation and

innovation. (Kotter and Heskett, 1997:18)

B. Pengertian Kinerja Perusahaan 1. Definisi Kinerja

Para ahli merumuskan definisi kinerja :

a. Stoner, 1978 dalam bukunya Management mengemukakan bahwa kinerja adalah fungsi dari motivasi, kecakapan dan persepsi peranan.

b. Bernardin dan Russel 1993 (dalam bukunya Achmad S. Ruby) mendefinisikan kinerja sebagai pencatatan hasil –hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.

c. Handoko dalam bukunya Manajemen Personalia dan Sumber Daya mendefinisikan kinerja sebagai proses dimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

d. Prawiro Suntoro, 1999 (dalam buku Merry Dandian Panji) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Dari definisi kinerja di atas, dapat diketahui unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja adalah :

(32)

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan 3. Pencapaian tujuan organisasi

4. Periode waktu tertentu.

Berdasarkan hal-hal di atas, kesimpulan dari definisi kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

2. Fungsi Pekerjaan yang Terkait dengan Kinerja Perusahaan

Ada beberapa fungsi pekerjaan yang terkait dengan kinerja perusahaan, yaitu :

a. Strategi Perusahaan

Terkait dengan misi perusahaan, strategi bisnis yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaandan lingkungan bisnis. Komponen yang dipakai untuk menganalisis strategi perusahaan terdiri dari dimensi kekuatan bisnis yang terdiri dari harga produk, jumlah outlet, omzet tiap bulan dan jumlah pengunjung outlet dan dimensi daya tarik perusahaan/individu. Sedangkan dimensi daya tarik terdiri dari pangsa pasar konsumen dan potensi belanja konsumen.

b. Pemasaran

(33)

mendapatkan informasi mengenai faktor tertentu dibandingkan dengan target yang telah direncanakan sebelumnya.

c. Operasional

Hal-hal yang menyangkut operasional perusahaan antara lain, kualitas produk, teknologi yang digunakan, kapasitas produksi dan persediaan bahan baku.

d. Sumber Daya Manusia

Hal penting dari sumber daya manusia yang perlu dievaluasi antara lain mengenai produktivitas kerja, motivasi kerja, kepuasan kerja, pelatihan dan pengembangan serta kepemimpinan.

e. Keuangan

Husein Umar mengatakan bahwa tujuan mengevaluasi bisnis dari aspek keuangan adalah untuk mengetahui apakah realisasi investasi telah sesuai dengan yang diharapkan. Analisanya dapat ditinjau dari laba dengan membandingakn pengeluaran dan pendapatan, ketersediaan dana, kemampuan proyek untuk membayar utang dan menilai apakah proyek akan terus berkembang.

3. Efektivitas Kinerja Perusahaan

Menurut Petters dan Waterman (dalam buku Robbin, 1994) karakteristik umum dari perusahaan-perusahaan efektif terdiri dari : a. Mempunyai bias terhadap tindakan dan penyelesaian masalah. b. Selalu dekat dengan para pelanggan dan mengerti kebutuhan

(34)

c. Memberi para pegawai tingkat otonom yang tinggi dan memupuk semangat kewirausahaan.

d. Berusaha meningkatkan produktivitas lewat partisipasi para pegawainya.

e. Mempunyai struktur organisasi yang luwes dan sederhana.

f. Menggabungkan kontrol yang ketat dan desentralisasi untuk mengamankan nilai-nilai perusahaan dengan kontrol yang longgar di bagian-bagian lain untuk mendorong pengambilan risiko serta inovasi.

C. Metode Peningkatan Kinerja Perusahaan

Ada dua cara untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu : 1. Metode UCLA

Model UCLA dikemukakan oleh Alkin (1969), yang membagi evaluasi kedalam lima macam, yaitu :

a. Sistem assessment, yaitu evaluasi yang memberikan informasi mengenai keadaan atau posisi suatu sistem.

b. Program planning, yaitu evaluasi yang membantu penilaian aktivitas-aktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhannya.

(35)

d. Program improvement, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja dana bagaiamana program mengantisipasi masalah yang mungkin dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan.

e. Program certification, yaitu evaluasi yang memberikan informasi mengenai nilai-nilai atau manfaat program.

2. Metode Balanced – Scorecard

Merupakan metode untuk mengukur kinerja seseorang atau organisasi dengan menggunakan kartu untuk mencatat skor hasil kinerja. Untuk mengukur kinerja perusahaan terdapat empat aspek, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif proses belajar dan berkembang.

D. Kerangka Konseptual

Pengaruh budaya peusahaan terhadap kinerja perusahaan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Budaya Karakteristik Kinerja

Perusahaan Dimensi Budaya Perusahaan Perusahaan

Berdasarkan gambar di atas, maka variabel budaya perusahaan yaitu karakteristik dimensi budaya perusahaan yang meliputi process oriented, employee oriented, parochial, open system, loose control dan pragmatic

(36)

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Dalam hal ini hipotesis berarti dugaan sementara terhadap alasan utama pengaruh budaya perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang akan diuji kebenarannya dengan pengumpulan data yang akan diikuti dengan analisis data. Untuk penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya adalah penelitian studi lapangan. Penelitian ini dilakukan di perusahaan untuk menggambarkan permasalahan yang diteliti. Penelitian dilakukan pada industri kerajinan gerabah di Kasongan, Bantul.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang-orang yang ikut dalam penelitian dan akan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah para pemilik industri atau manajernya.

Obyek penelitian adalah variabel-variabel yang menjadi perhatian dari peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah karakteristik dimensi budaya perusahaan serta kinerja perusahaan pada industri kerajinan gerabah di Kasongan, Bantul.

C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian

(38)

2. Tempat penelitian

Penelitian akan dilakukan pada industri kerajinan gerabah yang bertempat di Kasongan, Bantul.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti sesuai dengan perumusan masalah. Variabel-variabel yang akan diteliti adalah :

1. Variabel pertama, yaitu karakteristik dimensi budaya perusahaan :

No Sub Variabel

Indikator Uraian Pengukuran

a. Process

- selalu menyediakan bahan baku skala ordinal dan untuk setiap item diberikan skor, sebagai berikut: - berorientasi

proses (3) - netral (2)

- tidak berorientasi proses (1)

- cara pengambilan keputusan

borongan atau tidak

menggunakan skala ordinal dan untuk setiap item diberikan skor, sebagai berikut: - berorientasi

pegawai (3) - netral (2)

- tidak berorientasi pegawai (1) c. Parochial -

aturan-aturan/norma

- disiplin kerja karyawan

- pemberian sanksi

(39)

bagi yang melanggar

- memperhatikan model produk pesaing

- memperhatikan ketentuan-ketentuan pemerintah

- menerima tawar-menawar dari skala ordinal dan untuk setiap item diberikan skor, skala ordinal dan untuk setiap item diberikan skor,

- sistem pembayaran yang dilakukan oleh konsumen

- memperhatikan perubahan selera konsumen

- pemberian jaminan kualitas produk

(40)

2. Variabel kedua, yaitu kinerja perusahaan :

Kinerja perusahaan dapat dilihat dari perolehan keuntungan yang dihitung dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya yang terdapat dalam laporan keuangan sebagai berikut :

No Rincian Produk A Produk B Produk C

1. Produksi per unit

2. Harga rata-rata per unit

3. Nilai Uang produksi (Rph)

4 Biaya bahan baku (Rph)

5. Tenaga kerja tetap (Rph)

6. Tenaga kerja tidak tetap (Rph)

7. Jumlah Biaya Produksi (4+5+6)

8. Keuntungan (3-7)

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

(41)

2. Sampel

Sampel adalah sekelompok atau beberapa bagian dari suatu populasi (Indriantoro dan Supomo,1999:258). Dalam penelitian ini digunakan sampel sebagian pemilik industri. Pengambilan sampel berdasarkan pada pertimbangan jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, dan masa kerja.

3. Teknik sampling dalam pengambilan sampel ini menggunakan cluster sampling (area sampling) dan incidental sampling. Cluster sampling (area sampling) yaitu teknik penarikan sampel yang dilakukan dengan mnentukan sampel daerah kemudian menentukan orang-orang yang ada pada dareah itu. Sedangkan incidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. (Sugiyono, 2007:65)

F. Sumber Data 1. Data Primer

(42)

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua untuk mengetahui kinerja perusahaan tersebut walaupun tidak semua industri memiliki data sekunder sehingga harus menggunakan data primer dan data sekunder untuk mengecek dan estimasi. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari pembukuan yang dilakukan di perusahaan ini atau dari informasi lain yang diperoleh dari buku atau literatur yang dapat menunjang penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mencatat kejadian atau peristiwa dengan menyaksikan langsung obyek penelitian. Dalam penelitian ini, penelitian ditujukan untuk mendapatkan data mengenai budaya perusahaan dan kinerja perusahaan industri kerajinan gerabah Kasongan dengan mendatangi langsung perusahaan.

2. Dokumentasi

(43)

berhubungan dengan kinerja perusahaan pada industri kerajinan gerabah Kasongan.

3. Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan meminta responden untuk menulis sendiri jawaban atas pertanyaan peneliti yang termuat dalam angket penelitian. Dalam penelitian ini, kuesioner akan dibagikan kepada pemilik perusahaan untuk menilai karakteristik dimensi budaya perusahaan yang dipraktekkan di perusahaan tersebut.

H. Teknik Pengujian Instrumen

Di dalam setiap penelitian, penggunaan alat ukur harus diperhatikan agar mendapatkan hasil yang benar dan mencerminkan keadaan yang sebenarnya dari masalah yang diteliti. Alat ukur harus memenuhi kriteria valid (sahih) dan reliabel (handal).

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevaliditan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dalam pengukurannya mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Pengukuran ini menggunakan rumus Product Moment, yaitu :

(44)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi setiap pertanyaan

X = Nilai dari setiap pertanyaan

Y = Nilai total pertanyaan

n = Jumlah sampel

Dengan taraf signifikan ( ά ) = 5%, apabila r-hitung lebih besar maka kuesioner sebagai alat ukur dapat dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data serta menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya juga.

Pengukuran reliabilitas digunakan teknik belah dua yaitu membagi pertanyaan menjadi dua belah antara kelompok bernomor genap dan bernomor ganjil. Pertanyaan bernomor genap dikelompokkan dalam variabel X sedangkan untuk bernomor ganjil masuk dalam variabel Y, skor masing-masing dijumlahkan, untuk mengukur reliabilitas digunakan rumus product moment, kemudian untuk menguji reliabilitasnya menggunakan rumus Spearman Brown dengan rumus :

rxy

(45)

Dengan angka kritik yang digunakan adalah 5 %. Dikatakan reliabel jika :

Nilai r = 0, maka tidak terjadi hubungan antara variabel x dan y Nilai r < 0, maka terjadi hubungan linier negatif

Nilai r > 0, maka terjadi hubungan linier positif

Nilai r = 1 atau r = -1, maka terjadi hubungan linier sempurna.

I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden, kemudian dianalisis menggunakan analisis Skala Likert yang merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan konsumen terhadap karakteristik suatu produk. Informasi yang diperoleh dengan skala Likert berupa data ordinal, oleh karena itu hasilnya hanya dapat dibuat ranking tanpa dapat diketahui berapa besarnya selisih antara satu tanggapan ke tanggapan lainnya. (Durianto-Sugiarto, 2000,41)

1. Untuk mendapat jawaban atas pertanyaan mengenai bagaimana budaya perusahaan dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan ditinjau dari karakteristik dimensi budaya perusahaan yang relevan dan dipraktekkan di industri kerajinan gerabah Kasongan, menggunakan analisis regresi linear berganda (Hassan,2002:117-118) dengan rumus sebagai berikut :

(46)

Keterangan :

Y = variabel kinerja perusahaan a = konstanta regresi 2. Pengujian Hipotesis

a. Uji F

Uji F untuk mengidentifikasi apakah variabel independen secara signifikan dapat menjelaskan variabel dependen.

Rumus yang digunakan adalah :

(47)

Keterangan :

K = banyak variabel bebas n = banyak sampel

R = koefisien korelasi linier berganda Dasar pengambilan daerah kritis :

Jika nilai f-hitung > nilai f-tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima.

Jika f-hitung < nilai f-tabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak. Pengujian hipotesis :

Ho : variabel independen (process oriented, employee oriented, parochial, open system, loose control, pragmatic) tidak mempengaruhi variabel dependen (kinerja perusahaan).

Ha : variabel independen (process oriented, employee oriented, parochial, open system, loose control, pragmatic) mempengaruhi variabel dependen (kinerja perusahaan).

b. Uji t

Uji t digunakan untuk menegtahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Dalam hal ini untuk menguji apakah masing-masing karakteristik dimensi budaya perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Rumus yang digunakan adalah :

(48)

Keterangan :

Tj = t hitung koefisien ke j

bj = koefisien regresi dari variabel ke j

Sj = standar error dari bj

Tarif signifikan ά = 5 % dan derajat kebebasan dk = (n-k-1) maka t-tabel (a, n-k-1)

Daerah keputusan untuk menerima H0 atau menolak H0 ditentukan

dengan derajat bebas taraf nyata.

Jika -ttabel≤ thitung≤ ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Jika thitung >ttabel atau -thitung < -ttabel, maka H0 ditolak dan Ha

(49)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Desa Wisata Kasongan

Yogyakarta amat terkenal dengan hasil kerajinan juga cinderamata khasnya. Berbagai barang kerajinan yang bernilai seni juga ekonomi dapat ditemukan di kota yang seringkali mendapat sebutan kota budaya ini. Salah satu pusat kerajinan di kota Yogyakarta yang khusus mengelola gerabah dan keramik ada di pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul atau terkenal dengan sebutan Desa Wisata Kasongan.

Bangunjiwo adalah sebuah desa yang terletak di bagian selatan kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Desa ini berjarak dari kota Yogyakarta sekitar 7 km dengan menyusuri Jalan Bantul, dan masuk melalui Gerbang Wisata Kasongan. Desa ini memiliki dusun (kampung) kerajinan gerabah atau keramik yang sangat terkenal yakni Kasongan.

1. Letak Geografis

(50)

gerabahnya. Tempat ini tepatnya terletak di daerah pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sekitar 7 km dari Alun-alun Utara Yogyakarta ke arah Selatan. Terletak di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan.

Desa Wisata Kasongan, sentra industri gerabah Yogyakarta ini bisa dijadikan obyek wisata. Mengingat di desa yang terletak 7 km dari Yogyakarta ini, terdapat sekitar 581 unit usaha keramik gerabah, lengkap dengan beberapa show-room untuk etalase produk-produk gerabah dan keramik.

B. Koperasi “SETYA BAWANA” Kasongan

Pada dasarnya, berdirinya koperasi ini karena adanya masalah-masalah yang muncul dalam aktivitas ekonomi sejumlah pengrajin Gerabah Kasongan. Baik berupa penentuan harga, kebutuhan bahan, dan lain sebagainya. Hal ini terjadi karena komunikasi antar pengrajin kurang, sehingga terjadi kesenjangan antar pengrajin. Kesenjangan tersebut menimbulkan persaingan yang mengarah pada situasi yang tak sehat. Tapi, dengan adanya dorongan dari berbagai pihak, terutama dari Dinas Koperasi Kabupaten Bantul, maka pada tahun 1981 dibentuklah koperasi pengrajin gerabah Kasongan untuk mengatasi hal-hal tersebut.

(51)

ekonomi. Pertama, berupa pola komunikasi yang intensif sehingga tercipta suasana keterbukaan. Kedua, adanya sharing kebutuhan bahan dari unit usaha koperasi. Ketiga, munculnya diskusi yang menghasilkan pikiran-pikiran inovatif tentang pengaturan desa wisata kasongan, misalnya tentang pengaturan baliho/papan nama, dan pengaturan parkir. Keempat, adanya upaya pemerataan penghasilan dari pengorder ke semua anggota sebagai fungsi jaring pengaman sosial antar anggota koperasi.

Sekilas, sebagai gambaran refleksi kemunculan koperasi Setya Bawana ini, bermula ketika tahun 1981 yaitu saat ada buyer berkebangsaan Belanda yang didampingi oleh bapak Dewa dari Bali datang ke Kasongan untuk memesan keramik dengan desain berbentuk ayam yang beranak satu, dua, tiga dan empat anak. Waktu itu pesanan bisa dikerjakan oleh pak Yanto, Nangsib, Purwanto, Ginaryo, Sareh, Mujiyo, dan Slamet. Setelah pengerjaan pesanan selesai dikerjakan, mereka berkeinginan membentuk suatu wadah atau lembaga kecil yang berfungsi untuk menerima pesanan dalam jumlah besar atau kecil yang akan dikerjakan oleh para anggotanya. Dengan bimbingan bapak Budi yang pada waktu itu menjabat sebagai ketua UPT, terwujudlah Koperasi dengan sebutan “Setya Bawana” Kasongan.

(52)

koperasi dalam berbagai keperluan. Adapun usaha lain untuk memajukan koperasi dan anggotanya bekerja sama dengan PLN. Dengan kerja sama ini anggota koperasi bertambah banyak, karena pemasangan jaringan listrik lebih mudah melalui koperasi.

Koperasi “Setya Bawana” juga mampu bekerja sama dengan Bank Bukopin dan Bank Bumi Daya Ekonomi (Bank BDE) yang memberikan pinjaman dengan bunga rendah bagi koperasi. Dengan bantuan tersebut koperasi mengolahnya dengan berbagai bentuk usaha seperti penyediaan kebutuhan membuat gerabah seperti kayu bakar, papan packing, kebutuhan finishing dan lain sebagainya. Dengan bantuan BDE dan kas yang dimiliki koperasi melakukan kegiatan simpan pinjam dengan agunan sertifikat maupun BPKB kendaraan bermotor. Setya Bawana juga bekerja sama dengan exspedisi Herona dan telah menyumbangkan satu buah timbangan.

Bentuk kegiatan lain yang telah dilakukan koperasi Setya Bawana, di antaranya, dengan mengikuti pameran-pameran, seperti pameran di alun alun, pameran Bantul Expo, serta pameran yang diprakarsai Departemen Perindustrian dan Perindustrian.

(53)

Dalam jaringan pemasarannya, selain dalam negeri (Jakarta, Bali, Surabaya, Bandung, Semarang, dsb), saat ini telah merambah ke manca negara baik Eropa (Belanda, Spanyol, Itali, Perancis, Jerman), Australia, Kanada, Korea, Brazilia, Venezuela, dan Jepang.

C. Gambaran Umum Industri dan Produk Kerajinan Gerabah 1. Kerajinan Gerabah

(54)

Untuk membuat gerabah berupa gentong yang besar dilakukan dengan teknik pukul, yaitu memakai alat pemukul dari kayu yang disebut paddle dan landasannya disebut anvil. Biasanya untuk dasar gentong dibuat dengan teknik putar lambat. Untuk memperlebar bentuk, di bagian atas ditambah gumpalan tanah, dari luar di pukul dengan kayu, dari dalam ditahan oleh batu. Dengan demikian tanah lebih dipadatkan dan lebih kuat.

Setelah gentong terbentuk, untuk lebih indah, ditambah motif hias. Ada kalanya dibuat motif baru berupa bunga ceplok yang ditempelkan, biasanya mengelilingi bagian luar gentong. Sejalan dengan perkembangan motif batik, dikembangkan pula motif kangkungan, awan berarak, matahari (berupa titik dengan garis memancar di sekelilingnya).

Seiring dengan perkembangan jaman, pembuatan gerabah tidak hanya terbatas pada alat-alat rumah tangga saja, tapi juga barang-barang lain yang mempunyai nilai jual tinggi dikarenakan keunikannya.

Hasil kerajinan gerabah yang diproduksi oleh Kasongan dan yang dijual di Desa Wisata Kasongan ini bervariasi, mulai dari souvenir

(55)

juga bervariasi meliputi bunga tiruan dari daun pisang, perabotan dari bambu, topeng-topengan dan masih banyak yang lainnya.

2. Beberapa Industri Kerajinan di Desa Wisata Kasongan

Kasongan merupakan daerah yang terkenal akan kerajinan gerabahnya. Di sana terdapat industri-industri penghasil kerajinan gerabah. Pengrajin gerabah yang tercatat hingga tahun 2007 adalah sebanyak 581 pengrajin.

Penulis memilih Kasongan sebagai tempat untuk penelitian karena Kasongan merupakan daerah yang terkenal akan kerajinan gerabah dan banyak terdapat industri-industri rumah tangga (home industri). Sedangkan variabel penelitian sesuai untuk mengukur kondusifnya budaya perusahaan yang terdapat pada industri-industri di Kasongan dan penulis mengambil 85 industri untuk diteliti..

Beberapa contoh industri yang terdapat di Kasongan yang menjadi tempat penelitian, yaitu :

a. Suroso Ceramics

(56)

Produk yang dihasilkan diantaranya souvenir pernikahan, vas bunga dan keramik.

b. Hadi Ceramics

Pemiliknya adalah Bapak Hadi Prasetyo yang sekaligus sebagai pimpinan. Beliau berusia 39 tahun dan pendidikan terakhirnya adalah SMA. Industri ini didirikan oleh Pak Hadi pada tahun 1992 dan mempunyai karyawan 10 orang. Pak Hadi memiliki 1 tobong pembakaran dan 2 alat cetak. Beliau mendapatkan bahan baku yang berupa tanah liat dengan membeli di agen tanah liat.

Produk yang dihasilkan diantaranya asbak, guci, pot-pot besar. c. Kurnia Ceramics

Pemiliknya adalah Ibu Kurnia Ningsih yang sekaligus sebagai pimpinan. Beliau berusia 36 tahun dan pendidikan terakhirnya adalah S1. Industri ini didirikan oleh Bu Kurnia pada tahun 1998 dan mempunyai karyawan 20 orang. Bu Kurnia memiliki 2 tobong pembakaran dan 10 buah alat cetak. Beliau mendapatkan bahan baku yang berupa tanah liat dengan membeli di agen tanah liat. Produk yang dihasilkan diantaranya souvenir pernikahan, guci yang berukuran sedang dan kursi satu set.

d. Sidal Ceramics

(57)

dan hanya mempunyai karyawan 6 orang. Pak Sidal memiliki 1 tobong pembakaran dan 4 buah alat cetak. Beliau mendapatkan bahan baku yang berupa tanah liat dengan membeli di agen tanah liat. Produk yang dihasilkan diantaranya celengan besar, tempat duduk satu set, guci yang berukuran besar.

e. Jambul Ceramics

Pemiliknya adalah Bapak Jambul yang sekaligus sebagai pimpinan. Beliau berusia 46 tahun dan pendidikan terakhirnya adalah SD. Industri ini didirikan oleh Pak Jambul pada tahun 1982 dan mempunyai karyawan 15 orang. Pak Jambul memiliki 1 tobong pembakaran dan 10 buah alat cetak. Beliau mendapatkan bahan baku yang berupa tanah liat dengan membeli di agen tanah liat. Produk yang dihasilkan diantaranya tempat duduk satu set, guci besar, vas besar dan lain-lain.

D. Personalia 1. Tenaga kerja

(58)

2. Jam kerja karyawan

Setiap industri mempunyai jam kerja sendiri, tetapi sebagian besar memberlakukan 6 hari kerja yaitu hari senin sampai sabtu dan jam kerja mulai dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 16.00 dengan istirahat makan siang 1 jam

3. Sistem pengupahan

Beda pemilik beda pula kebijakan dalam pemberian upah/gaji untuk karyawan. Untuk karyawan tetap diberi upah mulai dari Rp. 20.000,00 hingga Rp. 35.000,00 per hari dan tidak tergantung dengan besar kecilnya produk. Untuk karyawan tidak tetap atau borongan diberi upah sesuai dengan besar kecilnya produk. Untuk produk kerajinan kecil, misalnya souvenir pernikahan upahnya mulai dari Rp. 2.000,00 hingga Rp. 5.000,00, untuk produk sedang misalnya pot atau guci diberi upah mulai dari Rp 10.000,00 hingga Rp. 17.500,00 dan untuk produk besar misalnya guci besar diberi upah mulai dari Rp. 20.000,00 hingga Rp. 30.000,00.

4. Kesejahteraan karyawan

(59)

E. Produksi 1. Jenis produk

Jenis produk yang dihasilkan dari setiap industri pasti berbeda tetapi tidak sedikit pula yang memproduksi kerajinan yang sama hanya saja beda ukuran atau corak. Misalnya souvenir pernikahan, pot tanaman, guci, kursi taman satu set dan hiasan-hiasan dinding.

2. Bahan baku

Bahan baku yang digunakan adalah tanah liat, cat tembok atau cat mobil. Bahan baku berupa tanah liat diperoleh dengan membeli secara perorangan atau kelompok ditempat penyedia tanah liat yang berada di dalam maupun dari luar kota.

3. Peralatan produksi

Peralatan produksi yang digunakan adalah alat cetak putar atau alat cetak dengan bentuk tertentu, kuas dan tobong pembakaran.

4. Proses produksi

(60)

gerabah yang berukuran kecil dan biasanya untuk souvenir-souvenir

pernikahan. Setelah selesai dicetak gerabah tersebut dijemur atau diangin-anginkan agar kering dan tidak pecah pada saat pembakaran, kemudian setelah kering gerabah dibakar selama 45 menit - 3 jam, terantung jenis dan bentuk gerabah. Setelah dibakar, gerabah didinginkan lalu siap untuk dihias sesuai dengan jenis gerabah dengan menggunakan cat mobil atau cat tembok. Setelah pengecatan selesai, gerabah kembali diangin-anginkan untuk mengeringkan cat.

F. Pemasaran 1. Konsumen

Konsumen dari industri kerajinan gerabah Kasongan sudah banyak tersebar baik di Jawa maupun luar Jawa, bahkan tidak sedikit pengrajin yang telah mengekspor kerajinannya ke luar negeri misalnya Malaysia, Thailand, Jepang, Korea dan India. Dalam memasarkan produknya, para pengrajin besar di Kasongan membuat blog di internet, tetapi pengrajin kecil hanya memasang pamflet di depan rumahnya.

2. Sistem distribusi

(61)

3. Strategi dalam menghadapi pesaing

Dalam menghadapi pesaing, para pengrajin selalu mengutamakan mutu dari produk yang dihasilkan. Inovasi produk merupakan hal yang selalu dilakukan agar dapat menghasilkan produk yang semakin baik. Selain itu, para pengrajin harus selalu melihat dan mempelajari produk-produk yang digemari oleh konsumen.

G. Keuangan

Setiap pemilik industri mempunyai cara sendiri dalam memperoleh modal untuk industrinya. Sumber modal yang dimiliki oleh pemilik industri biasanya berupa pinjaman dari bank, tetapi tidak sedikit yang menggunakan modal sendiri.

(62)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Instrumen

Sebelum penelitian dilakukan lebih lanjut, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian dalam kuesioner. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dipakai sebagai instrumen layak atau tidak untuk digunakan.

Dalam penelitian ini, pengujian instrumen dilakukan terhadap 30 orang responden yaitu para pemimpin atau pemilik industri gerabah Kasongan. Kuesioner dikumpulkan dari penelitian yang telah peneliti lakukan pada bulan Juli tahun 2008, di Bantul, Yogyakarta. Data yang diperolah dari 85 orang responden yang telah ditentukan dari awal digunakan semua dalam penelitian dan analisis data.

(63)

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yaitu penjumlahan dari keseluruhan item. Pengujian dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi pearson product moment, dengan bantuan program komputer SPSS versi 12.0. Langkah untuk menguji validitas butir kuesioner

tersebut sebagai berikut : menentukan nilai rtabel, untuk db = n-2 (n

adalah jumlah kasus/ sampel). Dalam pengujian ini, jumlah kasus/ sampel yang digunakan ada 30 responden. Jadi, db = 30-2 = 28 dan pada ∝= 5 % didapat angka 0,317 (Prayitno, 2008). Nilai rhitung dapat dilihat dari Corrected Item Total Correlation untuk setiap butir

pertanyaan pada setiap variabel. Bila rhitung positif dan rhitung> rtabel,

maka butir pertanyaan valid. Sedangkan bila rhitung < rtabel, maka butir

pertanyaan tersebut tidak valid.

Tabel 5.1 Hasil Pengujian Validitas

Variabel : Process Oriented (X1)

No. butir

rhitung rtabel Kesimpulan

X1.1 0,138 0,317 Tidak Valid

X1.2 0,678 0,317 Valid

X1.3 0,839 0,317 Valid

Variabel : Employee Oriented (X2)

No. butir

(64)

X2.1 0,742 0,317 Valid

X2.2 0,633 0,317 Valid

X2.3 0,430 0,317 Valid

X2.4 0,267 0,317 Tidak Valid

Variabel : Parochial (X3)

No. butir

rhitung rtabel Kesimpulan

X3.1 0,480 0,317 Valid

X3.2 0,550 0,317 Valid

X3.3 0,758 0,317 Valid

Variabel : Open System (X4)

No. butir

rhitung rtabel Kesimpulan

X4.1 0,334 0,317 Valid

Variabel : Loose Controll (X5)

No. butir

rhitung rtabel Kesimpulan

X5.1 0,780 0,317 Valid

X5.2 0,759 0,317 Valid

Variabel : Pragmatic (X6)

No. butir

rhitung rtabel Kesimpulan

X6.1 0,594 0,317 Valid

X6.2 0,691 0,317 Valid

(65)

2. Uji Reliabilitas

Setelah semua dilakukan uji validitas untuk setiap butir pertanyaan, uji selanjutnya adalah uji reliabilitas. Uji ini digunakan untuk mengukur sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Butir pertanyaan dinyatakan reliabel dengan melihat nilai alpha yang dihasilkan pada

output. Dalam penelitian ini, dengan melihat nilai Cronbaach Alpha

pada setiap variabel, apabila nilai Cronbaach Alpha masing-masing variabel > 0,60 maka butir-butir pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel.

Dari hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa nilai koefisien alpha

pada setiap variabel lebih besar dari 0,60 maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.

Tabel 5.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Koefisien alpha Kesimpulan

Process Oriented (X1) 0,705 Reliabel

Employee Oriented (X2) 0,644 Reliabel

Parochial (X3) 0,697 Reliabel

Open System (X4) 0,675 Reliabel

Loose Control (X5) 0,809 Reliabel

(66)

B. Data Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini dilihat berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan dan usia. Responden yang dipilih adalah pemilik dari industri gerabah.

1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden ini terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dari pengisian kuesioner oleh 85 orang responden yang telah ditentukan dari awal, didapat bahwa responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 5.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 63 orang

Perempuan 22 orang

Jumlah 85 orang

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden mayoritas adalah laki-laki yaitu sebanyak 63 orang atau 74,12%, dan perempuan sebanyak 22 orang atau 25,88%.

2. Responden Berdasarkan Usia

(67)

Tabel 5.4 Data Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berusia 31-40 tahun yaitu sebanyak 43 orang atau sebesar 50,59 %. Responden dengan umur kurang dari atau sampai dengan 30 tahun sebanyak 19 orang atau sebanyak 22,35% dan responden dengan umur lebih dari 40 tahun sebanyak 23 orang atau sebesar 27,06%

3. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5.5 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah

SD/SMP

(68)

orang atau sebesar 64,71% dan untuk tingkat pendidikan Sarjana/Diploma sebanyak 18 orang atau sebesar 21,18%. Sedangkan untuk tingkat pendidikan SD/SMP sebanyak 12 orang atau sebesar 14,12%.

4. Responden Berdasarkan Lama Memimpin Industri

Karakteristik responden berdasarkan lama memimpin industri dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5.6 Data Responden Berdasarkan Lama Memimpin Industri Lama Memimpin Jumlah

≥10 th

11-20 th <21 th

11 orang 24 orang 50 orang

Jumlah 85 orang

(69)

5. Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan

Karakteristik responden berdasarkan jumlah karyawan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5.7 Data Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan Jumlah Karyawan Jumlah

≥5 orang

6-10 orang <11 orang

40 industri 31 industri 14 industri

Jumlah 85 industri

(70)

6. Responden Berdasarkan Jumlah Tobong

Karakteristik responden berdasarkan jumlah tobong yang dimiliki industri dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5.8 Data Responden Berdasarkan Jumlah Tobong Jumlah Tobong Jumlah

1-3 buah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap industri membutuhkan alat pembakaran berupa tobong sesuai dengan kebutuhan industri. Industri yang memilki tobong 1-3 buah yaitu sebanyak 53 industri atau sebesar 62,35% dan untuk industri yang memiliki tobong 4-7 buah sebanyak 22 industri atau sebesar 25,88%. Sedangkan industri yang memiliki tobong lebih dari 8 buah yaitu sebanyak 10 industri atau sebesar 11,76%. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa industri kerajinan gerabah di Kasongan termasuk industri mikro karena industri-industri tersebut sebagian besar memiliki tobong pembakaran tidak lebih dari 3 buah.

7. Responden Berdasarkan Jumlah Alat Cetak

(71)

Tabel 5.9 Data Responden Berdasarkan Jumlah Alat Cetak Jumlah Alat Cetak Jumlah

1-5 buah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap industri membutuhkan alat cetak untuk membantu proses produksi. Industri yang memiliki alat cetak 1-5 buah sebanyak 47 industri atau sebesar 55,29% dan industri yang memiliki alat cetak 6-10 buah sebanyak 33 industri atau sebesar 38,82%. Sedangkan industri yang memilki alat cetak lebih dari 11 buah sebanyak 15 industri atau sebesar 17, 65%. 8. Data Neraca Usaha

Data neraca usaha setiap industri dihitung dari rata-rata jumlah laba, rata-rata jumlah biaya tenaga kerja, rata-rata jumlah biaya bahan baku, dan rata-rata jumlah total biaya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5.10 Data Neraca Usaha

No ∑ Laba ∑ Biaya ∑Biaya

1 10070000 210000 510000 9450000

2 13412500 157000 550000 14300000

(72)

6 6520000 240000 520000 5400000

7 16580000 850000 610000 19000000

8 5723000 480000 370000 6250000 9 9766000 650000 700000 8750000

10 14055000 150000 315000 10500000

11 7481000 775000 720000 4000000

12 10773000 965000 850000 9350000

13 6333000 825000 480000 6875000

14 5255000 650000 380000 4650000

15 7762500 895000 660000 7050000

16 1361000 135000 260000 2500000

17 4000000 800000 580000 5750000

18 9490000 975000 695000 7700000

19 9110000 844000 535000 5975000

20 9840000 995000 700000 8650000

21 7985000 450000 655000 8500000

22 12385000 825000 735000 9950000

23 5725000 125000 465000 6845000

24 7335000 220000 324000 6755000

25 8515000 350000 865000 4530000

26 1694000 210000 380000 2450000

27 4924000 345000 560000 4580000

28 10330000 568000 780000 8240000

29 12950000 650000 800000 8745000

30 14710000 700000 980000 9245000

31 11985000 850000 715000 8000000

32 12380000 890000 860000 8850000

33 17275000 900000 825000 9900000

34 9670000 750000 430000 7690000

35 13135000 900000 465000 8950000

36 11810000 875000 569000 7500000

37 4730000 235000 475000 5240000

38 19030000 890000 645000 9750000

39 6825000 340000 500000 5870000

40 11670000 665000 845000 7650000

41 16460000 945000 500000 8850000

42 12000000 245000 700000 6750000

43 18890000 875000 455000 9000000

44 13760000 345000 780000 6750000

45 15233500 400000 835000 7950000

46 8640000 525000 470000 5400000

47 15280000 540000 785000 9650000

48 13582500 430000 700000 8750000

49 8971000 425000 650000 8500000

50 15910000 695000 620000 7340000

51 10490000 560000 495000 5415000

52 11120000 485000 550000 6785000

(73)

54 18280000 665000 785000 8575000

55 12470000 550000 450000 7000000

56 13647500 445000 521000 7235000

57 16085000 975000 800000 8790000

58 10212500 650000 750000 6955000

59 12265000 600000 685000 7000000

60 10515000 565000 560000 6450000

61 7710000 210000 450000 6650000

62 11110000 550000 255000 4570000

63 15570000 650000 945000 3500000

64 24720000 125000 840000 9000000

65 13555000 540000 900000 8800000

66 9245000 780000 875000 8900000

67 17770000 980000 975000 9950000

68 12375000 760000 950000 9865000

69 8885000 520000 750000 8000000

70 7360000 420000 675000 7750000

71 9885000 865000 500000 8950000

72 7390000 675000 525000 7865000

73 8880000 850000 650000 7000000

74 8755000 750000 580000 6945000

75 6887500 500000 425000 6210000

76 6707500 415000 350000 5900000

77 5460000 345000 210000 4430000

78 13010000 700000 645000 6975000

79 11607500 600000 521000 5715000

80 12025000 621000 665000 6435000

81 14855000 825000 897000 9000000

82 12760000 795000 800000 8125000

83 14990000 875000 995000 9875000

84 8688000 425000 720000 6345000

85 17043000 750000 520000 3450000

∑ Laba = Rp 905.533.500,00

∑ Biaya Tenaga Kerja = Rp 49.405.000,00

∑ Biaya Bahan Baku = Rp 52.702.000,00

∑ Total Biaya = Rp 623.690.000,00

(74)

yang diperoleh industri-industri kerajinan tersebut adalah Rp 49.405.000,00/85 = Rp 581.235,00. Rata-rata biaya bahan baku yang diperoleh industri-industri kerajinan tersebut adalah Rp 52.702.000,00/85 = Rp 620.024,00 dan rata-rata total biaya yang diperoleh industri-industri kerajinan tersebut adalah Rp 623.690.000,00/85 = Rp 7.337.529,00.

9. Data Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu kinerja rendah, sedang, dan kinerja tinggi yang dapat dilihat dari perolehan laba setiap industri. Data kinerja perusahaan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5.11 Data Kinerja Perusahaan Range Laba Jumlah Keterangan Rp

1.000.000-Rp 5.000.000

11 industri Kinerja rendah

Rp 6.000.000-Rp 10.000.000

30 inustri Kinerja sedang

< Rp 11.000.000

44 industri Kinerja tinggi

Jumlah 85 industri

(75)

51,76% dan industri yang memiliki kinerja sedang (Rp 6.000.000-Rp 10.000.000) sebanyak 30 idustri atau sebesar 35,29%. Sedangkan industri yang memiliki kinerja rendah (Rp 1.000.000-Rp 5.000.000) sebanyak 11 industri atau sebesar 12,94%. Dengan kata lain sebagian besar industri kerajinan gerabah Kasongan memiliki kinerja yang tinggi dilihat dari perhitungan laba.

C. Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik, yang meliputi:

a. Uji Normalitas

(76)

Gambar 5.1

Uji Asumsi Klasik Normalitas

-3 -2 -1 0 1 2 3

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

(77)

karena garis (titik-titik) mengikuti garis diagonal. Dengan demikian persamaan regresi linier berganda dikatakan baik.

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dari model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen), yaitu process oriented, employee oriented, parochial, open system, loose control,

dan pragmatic. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2007: 91).

Tabel 5.12 Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas

Collinearity

Statistics

Model Tolerance VIF

1 Process Oriented (X1) ,923 1,084

Employee oriented (X2) ,931 1,070

Parochial (X3) ,926 1,080

Open System (X4) ,866 1,155

Loose Control (X5) ,862 1,161

Pragmatic (X6) ,792 1,263

a Dependent Variable: Kinerja Perusahaan (Y')

Berdasarkan tabel 5.12 dapat dilihat, jika menggunakan alpha /

tolerance = 5% atau 0,05 maka VIF = 1/α = 1/0,05 = 20 . Dari output

(78)

atau 93,1 %, Tolerance Parochial = 0,926 atau 92,6 %, Tolerance Open System = 0,866 atau 86,6 %, Tolerance Loose Control = 0,862 atau 82,6 %, dan Tolerance Pragmatic = 0,792 atau 79,2 %) diatas 5%, maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi Multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 5.2

Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas

-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

-3

(79)

D. Teknik Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil pengujian analisis regresi linier berganda untuk process oriented

(X1) yaitu sebesar -1.747.353, employee oriented (X2) yaitu sebesar

622.144,4, parochial (X3) yaitu sebesar 1.143.600, open system (X4)

yaitu sebesar 709.314,3, loose control (X5) yaitu sebesar 1.255.374,

pragmatic (X6) yaitu sebesar – 1.695.645, dan kinerja perusahaan (Y')

yaitu sebesar 2.574.812, diperoleh persamaan sebagai berikut : Y'=2.574.812-1.747.353X1+622.144,4X2+1.143.600X3+

709.314,3X4 + 1.255.374X5 – 1.695.645X6

Dimana :

Y' = Kinerja perusahaan (Rp) X1 = Nilai process oriented

X2 = Nilai employee oriented

X3 = Nilai parochial

X4 = Nilai open system

X5 = Nilai loose control

X6 = Nilai pragmatic

Arti persamaan di atas adalah :

a. Konstanta sebesar 2.574.812, artinya jika process oriented (X1),

employee oriented (X2), parochial (X3), open system (X4), loose

(80)

perusahaan (Y') pada industri kerajinan gerabah Kasongan nilainya adalah Rp 2.574.812.

b. Persamaan di atas menyatakan bahwa koefisien regresi variabel

process oriented (X1) bernilai negatif sebesar 1.747.353.

c. Persamaan di atas menyatakan bahwa koefisien regresi variabel

employee oriented (X2) bernilai positif sebesar 622.144,4.

d. Persamaan di atas menyatakan bahwa koefisien variabel parochial

(X3) bernilai positif sebesar 1.143.600.

e. Persamaan di atas menyatakan bahwa koefisien variabel open system (X4) bernilai positif sebesar 709.314,3.

f. Persamaan di atas menyatakan bahwa koefisien regresi variabel

loose control (X5) bernilai positif sebesar 1.255.374.

g. Persamaan di atas menyatakan bahwa koefisien variabel

pragmatic (X6) bernilai negatif sebesar 1.695.645.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji pengaruh process oriented, employee oriented, parochial, open system, loose control,

(81)

juga berpengaruh terhadap variabel tidak bebasnya, dilakukan dengan uji t.

a. Uji Keseluruhan atau Uji F

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2, X3, X4, X5, X6) secara bersama-sama berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen (Y'). Hasil pengolahan analisis regresi linier berganda dapat diketahui apakah process oriented (X1), employee oriented (X2), parochial (X3), open system

(X4), loose control (X5), dan pragmatic (X6) secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap besarnya kinerja perusahan (Y'), dengan melihat langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menyusun hipotesis

H0: Tidak ada pengaruh process oriented, employee oriented,

parochial, open system, loose control, dan pragmatic secara bersama-sama terhadap besarnya kinerja perusahan.

Ha: Ada pengaruh process oriented, employee oriented,

parochial, open system, loose control, dan pragmatic secara bersama-sama terhadap besarnya kinerja perusahan.

2) Memutuskan menerima atau menolak hipotesis

Ftabel dapat diketahui dengan derajat kebebasan (df1) = 6-1=5

dan df2 = 85-6-1 = 80 pada α = 5% diperoleh Ftabel = 2,33,

sedangkan Fhitung = 4,633. Jadi, Fhitung > Ftabel atau taraf

Gambar

Tabel
Tabel 5.1 Hasil Pengujian Validitas
Tabel 5.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.5 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dasar pemerintah melakukan pengawasan terhadap koperasi adalah bahwa pemerintah (dalam arti eksekutif) memiliki kewenangan untuk mengesahkan berdirinya koperasi atau

Dilaksanakan untuk pekerjaan jasa konsultansi (dengan nilai pekerjaan ≤ Rp200.000.000,00) yang lingkup, keluaran (output), waktu penugasan dan hal-hal lain

Herowati Pusoko, Parate executie Obyek Hak Tanggungan (Inkonsistensi, Komplik Norma dan.. Ketiga bentuk opsi yang ditawarkan UUHT dalam pelaksanaan eksekusi obyek hak

Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5

Dalam hal ini, presisi merupakan selisih persentase perolehan suara Quick Count dengan menggunakan metode sampling berkelompok PPS dengan hasil akhir persentase

Diversitas tanaman yang sangat besar tersebut memungkinkan tersedianya pakan lebah sepanjang tahun, karena banyaknya jenis tanaman yang berbunga sepanjang tahun. Di dalam

SEDANG  Auditee telah mengembangkan SOP pelaksanaan seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur THPB meliputi kegiatan PAK, PWH, Inventarisasi, Penyiapan Lahan,

a) Untuk Fr = 1, aliran adalah kritis. Pada aliran ini tidak terben- tuk loncatan. b) Untuk Fr = l sampai dengan 1,7 terjadi ombak pada permu- kaan air, dan loncatan yang