• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi iklan shampo Rejoice terhadap niat membeli ulang - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi iklan shampo Rejoice terhadap niat membeli ulang - USD Repository"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INTENSITAS, DURASI, DISKRIMINASI,

EKSPOSUR DAN RELEVANSI IKLAN SHAMPO

REJOICE TERHADAP NIAT MEMBELI ULANG

Studi kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I, Mrican,

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh :

Al. Bramantyo Wibisono NIM : 052214101

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010

(2)

Skripsi

PENGARUH INTENSITAS, DURASI, DISKRIMINASI, EKSPOSUR DAN RELEVANSI IKLAN SHAMPO REJOICE TERHADAP NIAT MEMBELI

ULANG

Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I, Mrican, Yogyakarta

Oleh:

Al. Bramantyo Wibisono NIM: 052214101

Telah Disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. H. Herry Maridjo, M. Si. Tanggal 29 April 2010

Pembimbing II

Dra. Y. Rini Hardanti, M. Si. Tanggal 18 Mei 2010

(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Fokus pada satu keinginan memungkinkan

pencapaian banyak keinginan.

(Mario Teguh)

Semua pengetahuan yang saya miliki, orang lain

pun dapat memilikinya, tapi hati saya, hanyalah

milik saya

(Wibi)

Sk r i p Si i n i k u p e r Se m b a h k a n b a g i :

Tu h a n YME

k el u a r g a k u t er c in t a

An isa k u su ma w a r d a n i

t ema n – t ema n k u

(6)
(7)

ABSTRAK

PENGARUH INTENSITAS, DURASI, DISKRIMINASI, EKSPOSUR DAN RELEVANSI IKLAN SHAMPO REJOICE TERHADAP NIAT MEMBELI

ULANG

Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I, Mrican, Yogyakarta

Alfonsus Bramantyo Wibisono Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi terhadap niat membeli ulang shampo Rejoice. Penelitian ini dilakukan selama bulan Desember 2009 sampai Februari 2010 di Universitas Sanata Dharma Kampus I, Mrican, Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I, Mrican, Yogyakarta yang pernah melihat dan menggunakan shampo Rejoice. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 responden, dan teknik pengambilannya dengan teknik Purposive Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi secara simultan berpengaruh terhadap niat membeli ulang, hal ini ditunjukan dari nilai Fhitung (6,567) > Ftabel (2,311). Secara parsial, variabel intensitas dan diskriminasi tidak berpengaruh terhadap niat membeli ulang (t hitung < t tabel). Sedangkan variabel durasi (X2), eksposur dan relevansi secara parsial berpengaruh terhadap niat membeli ulang (t hitung > t tabel). Koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 21,9%. Mempunyai arti variabel intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi mempengaruhi niat membeli ulang sebesar 21,9%.

(8)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF INTENSITY, DURATION, DISCRIMINATION, EXPOSURE AND RELEVANCE SHAMPOO REJOICE ADVERTISEMENT

TOWARDS THE INTENTION TO BUY BACK

Study Case of Student of Sanata Dharma Campus I, Mrican, Yogyakarta

Alfonsus BramantyoWibisono Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

This research attempts to investigate the influence simultaneously and partially of intensity, duration, discrimination, exposure and relevance towards the intention to buy back rejoice shampoo. This research was conducted during the month of December 2009 until February 2010 at the University of Sanata Dharma Campus I, Mrican, Yogyakarta. The data was collected using questionnaires. The population in this research is Sanata Dharma Student Campus I, Mrican, Yogyakarta has ever seen and used the shampoo Rejoice. The samples used in this study were 100 respondents, and the technique of uptake by purposive sampling technique. The data analysis technique used is multiple linear regression analysis. The results of this study showed that the intensityf, duration, discrimination, exposure and relevance simultaneously influence the intention to buy again, this is shown by the value of F test

(6.567)> Ftable (2.311 ). Partially, the intensity variable and discrimination had no

effect on the intention to buy back (the t <t table). While the duration variable, exposure and relevance is partially influence on the intention to buy back (the t count> t table). The coefficient of determination (adjusted R square) of 21.9%. Has the meaning of variable intensity, duration, discrimination, exposure and relevance influencing the intention to buy back 21.9%.

(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Intensitas, Durasi, Diskriminasi, Eksposur dan Relevansi Iklan Shampo Rejoice terhadap Niat Membeli Ulang” Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican Yogyakarta dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini dilaksanakan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya selama penelitian dan penulisan skripsi ini, yaitu :

1. Dr. Ir. P. Wiryono P,S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M. Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M. Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

(10)

bimbingannya, masukan dan kritik yang sangat berharga, dengan penuh perhatian dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M. Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Seluruh responden Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I, Mrican yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna melengkapi data yang penulis butuhkan.

7. Bapak Alexander Sutedjo, Ibu Victoria Retnowati, mas Khrisna dan seluruh keluarga yang saya sayangi dan hormati terima kasih atas dukungan, semangat serta doa yang tidak ternilai harganya.

8. Adit, Bayu, endog, Komang, Titus, Tommi, Guruh, Reny, Riko dan teman-teman yang lain, terima kasih atas bantuan, doa dan dukungannya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Anisa Kusumawardani yang selalu mendampingi, memberi semangat dan dukungan dengan penuh cinta.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak dapat disebukan satu-persatu.

.

(11)
(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. ii

HALAMAN PENGESAHA ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ………. vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ………. ix

HALAMAN DAFTAR ISI ………... xii

HALAMAN DAFTAR TABEL ………... xiv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ………. xv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ……….. xvi

BAB I PENDAHULUAN ……….... 1

A. Latar Belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ……….. 3

C. Pembatasan Masalah ……….. 3

D. Tujuan Penelitian ……… 4

E. Manfaat Penelitian ……….. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 5

A. Landasan Teori ……… 5

B. Penelitan-Penelitian Sebelumnya ……… 26

C. Kerangka Konseptual Penelitian ………... 28

(13)

BAB III METODE PENELITIAN ……… 31

A. Jenis Penelitian ……… 31

B. Subjek dan Objek Penelitian ………... 31

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ……….. 32

D. Variabel Penelitian ………. 32

E. Definisi Operasional………. 33

F. Populasi dan Sampel ………... 36

G. Teknik Pengambilan Sampel ……….. 36

H. Sumber Data ……….. 37

I. Teknik Pengumpulan Data ……….... . 37

J. Teknik Pengujian Instrumen ………. . 38

K. Teknik Analisis Data………. 40

L. Asumsi Klasik……… 45

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………. . 50

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………... . 55

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ………... 76

DAFTAR PUSTAKA ………. . 80

LAMPIRAN ………. 82

(14)

DAFTAR TABEL

V.1 Jenis Kelamin ………. 56

V.2 Umur Responden………. 56

V.3 Program Studi Responden ……….. 57

V.4 Angkatan Responden ……… 58

V.5 Pendapatan Perbulan………... . 58

V.6 Lama menggunakan Shampo Rejoice ………. 59

V.7 Bentuk Shampo Rejoice yang digunakan ………... 60

V.8 Hasil Uji Validitas Penelitian ……….…. 62

V.9 Hasil Uji Reliabilitas Penelitian ……….. 64

V.10 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ……….. 65

V.11 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ………. 68

V.12 Hasil Regresi Berganda ……… 69

V.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ……….. 70

V.14 Hasil Uji F ……… 71

V.15 Hasil Uji t ………. 72

(15)

DAFTAR GAMBAR

II.1 Kerangka Konseptual Penelitian ………. 28

IV.1 Produk Shampo Rejoice ………... 54

V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ……….. 66

V.2 Gambar Histogram ……….. 67

V.3 Gambar Normal Probability Plot ……….... 68

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Print out hasil olah data Lampiran 3 Identitas Responden

Lampiran 4 Tabulasi Jawaban 100 Responden

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagian besar masyarakat pada umumnya menginginkan suatu hal yang serba cepat, mudah dan aman di dalam berbelanja. Keadaan ini dimanfaatkan oleh kelompok produsen untuk membuat suatu produk dengan harga, kualitas dan kemasan tertentu. Semakin banyak produk yang bervariasi saling bermunculan di pasar, membuat para konsumen dituntut lebih selektif dalam memilih dan membeli barang.

Untuk masa sekarang banyak sekali bermunculan barbagai macam produk dikarenakan beberapa hal, antara lain karena barang tersebut lebih baik, lebih murah ataupun karena selera. Seperti halnya juga dengan produk Shampo, biasanya mereka membeli produk menurut selera masing-masing yang tentunya sudah dipikirkan mengenai harga, kualitas dan kemasannya. Keadaan seperti ini memang sering kali terjadi di masyarakat, karena produk Shampo mudah sekali mendapatkannya. Hingga akhirnya perilaku para konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam setiap produk yang mereka inginkan.

Perilaku pembelian sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendukung dan menyusun tindakan. Pengetahuan tentang perilaku konsumen merupakan kunci dalam merancanakan suatu strategi promosi

(18)

yang baik. Konsumen merupakan asset perusahaan yang paling berharga sehingga diperlukan usaha untuk menciptakan sekaligus menjaga ekuitas tersebut. Keputusan pembelian karena adanya rangsangan lingkungan belanja yang merupakan implikasi yang mendukung asumsi bahwa jasa layanan menyediakan lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen.

Konsumen beralih kepada iklan untuk mendapatkan sejumlah informasi. Iklan memegang peranan penting dalam menyampaikan produk kepada konsumen atau mengingatkan kepada konsumen akan pentingnya suatu produk. Selain itu iklan juga memiliki fungsi-fungsi strategis dalam hal menciptakan produk differensiasi terhadap produk-produk jenis lain terutama produk yang sejenis. Iklan merupakan media promosi yang memiliki jangkauan luas karena menekankan pada dua indera, yaitu penglihatan dan pendengaran. Iklan merupakan media yang memiliki kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi. Namun persepsi setiap orang berbeda-beda pada realitas yang sama. Hal ini dikarenakan perbedaan perceptual selection, dimana kapasitas otak manusia terbatas menyeleksi atau memperhatikan stimuli dan mengorganisasikan setiap stimuli yang masuk dan karena perbedaan interprestasi seseorang dalam memberi arti terhadap stimulus.

Oleh karena itu dengan berbagai alasan dan penjelasan yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

(19)

Shampo Rejoice terhadap Niat Membeli Ulang” Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I, Mrican, Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

a. Apakah intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi secara simultan berpengaruh terhadap niat membeli ulang?

b. Apakah intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur, dan relevansi secara parsial berpengaruh terhadap niat membeli ulang?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti memberi batasan-batasan masalah untuk menghindari pembahasan yang meluas. Pembatasan masalah tersebut adalah : a. Responden yang diteliti adalah Mahasiswa Sanata Dharma yang pernah

memakai dan melihat iklan shampo Rejoice sebanyak 100 orang.

(20)

D. Tujuan Penelitian

Dengan melihat rumusan masalah di atas, maka peneliti mengadakan penelitian dengan tujuan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui apakah intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi berpengaruh secara simultan terhadap niat membeli ulang.

b. Untuk mengetahui apakah intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi berpengaruh secara parsial terhadap niat membeli ulang.

E. Manfaat Penelitian

a. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi perpustakaan Universitas Sanata Dharma serta sebagai sumber referensi bagi mahasiswa khususnya dibidang studi manajemen.

b. Bagi teman-teman Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sarana untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan sehingga Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengaruh intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi terhadap niat membeli ulang.

c. Bagi Perusahaan

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Dimana pemasaran adalah proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba (Kotler dan Armstrong, 2003:7).

Menurut Boyd, Walker dan Larrece (2000:4) pemasaran adalah suatu proses dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak-pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.

Menurut Kotler dan Susanto (2000:11) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sema lain.

2. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan proses manajemen yang dilakukan perusahaan yang juga merupakan usaha dasar untuk mencapai hasil pertukaran yang diininkan oleh pasar.

(22)

Menurut Boyd dkk (2000:18), manajemen pemasaran adalah proses mengenal, merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan tujuan bersama.

Banyak orang beranggapan bahwa manajemen pemasaran adalah mencari pelanggan yang cukup banyak untuk output perusahaan saat itu juga, namun pandangan ini terlalu sempit. Perusahaan memiliki suatu tingkat harapan permintaan atas produk-produknya. Pada suatu saat tertentu mungkin saja tidak ada permintaan, permintaan memadai, permintaan tidak teratur atau terlalu banyak permintaan dan manajemen pemasaran harus mencari tahu untuk menghadapi permintaan yang berbada-beda.

B. Periklanan

1. Pengertian Periklanan

Periklanan merupakan salah satu dari variabel kegiatan promosi yang sering dilakukan oleh perusahaan atau individu yang ditunjukan untuk mencapai pasar.

(23)

dan membanding-bandingkan pesan yang disampaikan para pesaing. Iklan juga amat ekspresif, sehingga perusahaan yang bersangkutan dapat mendramatisasi produk melalui seni menggunakan gambar, hasil cetakan, suara dan warna. Di satu pihak, iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang suatu produk. Dan dilain pihak, periklanan dapat mendongkrak penjualan dengan cepat.

Pengambilan keputusan periklanan berkaitan dengan penetapan tujuan, memutuskan seperti apakah pesan itu seharusnya dan bagaimana menampilkannya, memilih jenis-jenis media dan sarana-sarana apa yang akan digunakan dengan frekuensi apa, dan menganalisa keefektifan program periklanan. Menurut beberapa ahli, periklanan dapat didefinisikan sebagai berikut:

a. Periklanan (advertising) adalah segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang, dan jasa (Sunarto, 2003:370).

b. Menurut Peter dan Olson (1999:181)

(24)

c. Menurut Husein Umar (2002:35)

Periklanan merupakan tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan barang atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi.

2. Tujuan Periklanan

Tujuan iklan muncul dari analisis mendalam mengenai situasi pemasaran sekarang. Menurut Kotler (2003:277) Tujuan iklan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan atau memperkuat.

a. Iklan Informatif

Iklan Informatif adalah iklan yang dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada.

b. Iklan Persuasif

Iklan Persuasif adalah iklan yang dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembelian suatu produk atau jasa. Sebagian iklan persuasif menggunakan iklan perbandingan (Comparative advertising) yang melakukan perbandingan eksplisit antara ciri-ciri dua

(25)

c. Iklan Pengingat

Iklan Pengingat adalah iklan yang dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali.

d. Iklan Penguatan

Iklan Penguatan adalah iklan yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat.

Tujuan iklan yang lain adalah berusaha mempengaruhi sikap dari pemirsa sasaran terhadap merek berhadapan dengan merek-merek pesaing dan merek subtitusi. Tujuan ini didasarkan pada usaha untuk membangun, mengubah dan memperkuat kembali sikap konsumen terhadap karakteristik yang menonjol (Larreche, 2000:76)

3. Fungsi-fungsi Periklanan

Beberapa fungsi periklanan antara lain : a. Memberikan informasi

(26)

b. Membujuk atau mempengaruhi

Periklanan sering juga tidak hanya memberi tahu saja tetapi juga bersifat membujuk terutama pembeli-pembeli potensial dengan menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari produk lainnya.

c. Menciptakan kesan ( image )

Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai pesan tertentu tentang apa yang diiklankan, dalam hal ini pemasang iklan selalu berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-baiknya, misal dengan menggunakan warna, ilustrasi, bentuk, dan lay-out yang menarik.

d. Memuaskan keinginan

Sebelum memilih dan membeli produk, kadang-kadang orang ingin diberi tahu lebih dahulu, bahkan juga ingin dibujuk untuk melakukan yang baik bagi mereka atau bagi masyarakat. Jadi, periklanan merupakan suatu alat yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan, dan tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang saling memuaskan.

e. Sebagai alat komunikasi

(27)

4. Memilih Pesan Iklan

Untuk menyusun strategi yang kreatif, pengiklan harus melewati empat tahap berikut ini (Kotler, 2003:281) :

(1) Perencanaan Pesan

Pesan produk (tema, daya tarik) harus direncanakan atau diputuskan pada saat konsep produk itu dikembangkan. Pesan produk mengungkapkan manfaat-manfaat utama yang ditawarkan oleh merek.

(2) Evaluasi dan Seleksi Pesan

Pembuat iklan harus mengevaluasi berbagai pesan. Iklan yang baik biasanya terfokus pada satu tawaran penjualan inti.

(3) Pelaksanaan Pesan

Pengiklan harus menyampaikan pesannya agar bisa menarik perhatian dan minat khalayak sasaran. Orang-orang kreatif seharusnya menemuka gaya, nada, kata-kata atau format yang tepat untuk menyampaikan pesan. Setiap pesan dapat disampaikan dalam gaya dan penyampaian yang berbeda-beda seperti: cuplikan kehidupan, gaya hidup, fantasi, suasana, musikal, simbol kepribadian.

(4) Kajian Tanggung jawab Sosial

(28)

pernyataan yang tidak benar, pengiklan harus berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan konsumennya.

5. Media Iklan

Media iklan yaitu sebagai komunikasi non pribadi melalui bermacam-macam media yang dibayar oleh sebuah perusahaan bisnis, atau organisasi nirlaba atau individu yang dalam beberapa cara teridentifikasi dalam pesan periklanan dan berharap menginformasikan atau membujuk anggota-anggota dari pemirsa tertentu.

Menurut Tjiptono (2002:243-246) secara umum media yang tersedia dapat dikelompokan menjadi media cetak, media elektronik, media luar ruangan dan media lini bawah.

Media cetak yaitu media yang statis mengutamakan pesan-pesan dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, baik dalam tata warna maupun hitam putih. Bentuk-bentuk iklan media cetak biasanya berupa iklan baris, iklan display, suplemen, pariwara dan iklan layanan masyarakat.

Media elektronik yaitu media dengan teknologi elektronik dan hanya bisa digunakan bila ada jasa transmisi siaran (contoh : televisi, radio, internet). Bentuk-bentuk iklan dalam media elektronik biasanya berupa sponsorship, iklan partisipasi (disisipkan ditengah-tengah film atau acara).

(29)

tempat-tempat khusus lainnya, seperti didalam bis kota, gedung, pagar, tembok dan sebagainya. Jenis-jenis media luar ruang meliputi billboard, baleho, poster, spanduk, umbul-umbul dan lain-lain.

Media lini bawah yaitu media-media minor yang digunakan untuk mengiklankan produk. Umumnya ada empat macam media yang digunakan yaitu pameran, direct mail, point of purchase, merchandising dan kalender.

C. Pembelian Ulang ( Repeat Buying )

Apabila konsumen pernah mengkonsumsi suatu produk dan memperoleh kepuasan yang diinginkan, maka mereka akan membeli kembali produk yang menurut mereka telah memberikan kepuasan yang sesuai keinginannya. Apapun jenis produk yang dijual, perhatian pemasaran adalah pada bagaimana meningkatkan kemungkinan pembelian ulang. Salah satu strategi yang digunakan adalah dengan melakukan promosi melalui iklan, diharapkan konsumen membeli merek yang sama berulang kali.

(30)

D. Produk

Dalam mengembangkan sebuah program dalam mencapai pasar yang diinginkan maka sebuah perusahaan perlu merancang produk yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen dan keinginan pasar. Kebutuhan, keinginan dan permintaan manusia memberikan kesan adanya produk untuk memenuhi semuanya itu. Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi untuk memenuhi suatu kebutuhan atau keinginan.

Konsep produk tidak terbatas pada benda-benda fisik saja, segala sesuatu yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan dapat dinamakan produk.Istilah produk tampaknya kurang lazim pada saat-saat tertentu karenanya dapat diganti dengan istilah pemuas (satisfier) atau tawaran (offer) yang semua itu menggambarkan sesuatu yang bernilai bagi individu.

Produk sebagai salah satu elemen bauran pemasaran perlu didesain dengan baik sehingga menarik dan merangsang konsumen untuk membeli dan memiliki. Menurut Philip Kotler produk memiliki tiga tingkatan :

(31)

b) Produk berwujud (Actual Product) yaitu barang yang memiliki wujud atau bentuk tertentu. Wujud produk memiliki beberapa karakteristik yaitu mutu, gaya atau model, ciri-ciri, nama merek dan kemasan.

c) Produk yang disempurnakan (Augmented Product)

yaitu produk yang memiliki manfaat tambahan sehingga lebih berguna.

Beberapa atribut yang dianggap penting sebagai dasar pertimbangan bagi konsumen untuk memiliki barang antara lain :

a) Mutu produk (Product quality) yaitu setiap produsen harus menetapkan standar mutu tertentu bagi produknya.

b) Ciri-ciri produk (Product feature) yaitu produk yang memiliki ciri-ciri tertentu, mempunyai peluang untuk memenangkan persaingan dengan produk pesaing.

c) Gaya atau model produk yaitu model atau desain produk yang menarik dapat menciptakan keunggulan dalam bersaing.

Klasifikasi produk menurut Kotler (1997: 54-56) dapat dilakukan atas berbagai macam sudut pandang, berdasarkan daya tahan atau berwujud tidaknya. Produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :

(32)

b) Barang tahan lama (Durable goods) merupakan barang berwujud yang bias bertahan lama dengan banyak pemakaian. Contoh : alat-alat elektronik, mobil. c) Jasa (Services) merupakan manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual. Contoh : bengkel, salon, hotel.

Selain berdasarkan daya tahannya, produk dapat diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumennya. Berdasarkan kriteria tersebut produk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Barang konsumen (Consumers goods)

Barang konsumen merupakan barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir. Barang tersebut dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu : (1).Convenience goods

Convenience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki

frekuensi pembelian tinggi (sering), dibutuhkan dalam waktu segera dan hanya memerlikan usaha yang minimum dalam pemilikan dan pembeliannya. Convenience goods dapat dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu :

(a).Staples yaitu barang yang dibeli konsumen secara rutin. Contoh : shampoo, sabun mandi.

(33)

sehingga konsumen tidak perlu repot-repot mencarinya. Contoh : permen, Koran.

(c).Emergency goods yaitu barang dibeli bila suatu kebutuhan dirasa konsumen sangat mendesak. Contoh : jas hujan dan payung pada musim hujan.

(2).Shopping goods

Shopping goods adalah barang-barang yang dalam proses pemilihan dan

pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contoh : alat-alat rumah tangga.

(3).Specialty goods

Specialty goods yaitu barang-barang yang memiliki karakteristik dan atau

identifikasi merek yang unik. Pada umumnya konsumen bersedia melakukan usaha-usaha khusus untuk membelinya. Cirri-ciri dari barang ini adalah barang-barang mewah dengan merek dan model khusus. Contoh : pakaian yang dirancang oleh perancang terkenal.

(4).Unsought goods

(34)

b) Barang Industri (Industrial goods)

Barang industri yaitu barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan untuk keperluan lain, yaitu untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual kembali.

E. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap suatu produk yang ditawarkan dipasar. Persepsi timbul karena adanya stimulus (rangsangan) dari luar yang akan menekan syaraf sensorik seseorang, yaitu mengalirkan data melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan dan rasa. Stimulus tersebut kemudian oleh konsumen diseleksi, diorganisir dan diinterprestasikan dengan cara yang berbeda-beda

Persepsi didefinisikan sebagai proses mengorganisir dan menggabungkan data-data indera kita untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri sendiri. Persepsi tidak hanya tergantung pada stimuli fisik tetapi juga stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu tersebut (Kotler dan A.B Susanto, 2000:241).

(35)

menggunakan periklanan sebagai media, pemasar mencoba untuk mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu perusahaan. Bagaimana sebuah perusahaan mengampanyekan iklan dengan dasar tangung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar untuk mencoba meningkatkan citra mereka dimata konsumen, sehingga konsumen percaya akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

2. Dinamika Persepsi

Stimuli dapat dibedakan menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah stimuli fisik (physical stimuli) yang datang dari lingkungan sekitar. Tipe kedua adalah stimuli yang berasal dari dalam si individu itu sendiri, seperti harapan (expectations), motivasi (motives), dan pembelajaran (learning) yang didasarkan pada pengalaman sebelumnya (Schiffman, 2008).

Setiap persepsi manusia akan berbeda untuk realitas yang sama, hal ini disebabkan karena ada perbedaan dalam perceptual selection, perceptual organization,dan perceptual interpretation (Schiffman, 2008).

a) Perceptual Selection

(36)

(a) Pengalaman, orang cenderung memperhatikan stimuli yang berkaitan dengan pengalamannya.

(b) Kebutuhan, orang cenderung memperhatikan stimuli yang berhubungan dengan kebutuhan saat ini.

(c) Pertahanan diri, orang akan melihat apa yang ingin dilihat dan melewatkan apa yang tidak ingin dilihat.

(d) Adaptasi, semakin konsumen beradaptasi terhadap suatu stimulus, semakin kurang ia akan memperhatikan stimulus tersebut. Perhatian konsumen lebih tinggi terhadap stimuli yang unik. Adaptasi terjadi karena terbiasa terhadap sensasi tertentu, menjadi terakomodasi terhadap arus tertentu dari rangsangan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi adaptasi, yang pada akhirnya adaptasi terhadap stimulus tersebut akan membentuk persepsi seseorang yaitu :

(1) Intensitas

(37)

(2) Durasi

Durasi adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk menayangkan suatu stimuli. Stimuli yang membutuhkan waktu eksposurnya lama, cenderung terasa biasa karena memerlukan perhatian ekstra dari audiens.

(3) Diskriminasi

Kemampuan konsumen terhadap berbagai stimuli adalah basis bagi strategi positioning yang mengupayakan pencapaian suatu image yang unik dari suatu brand ke dalam ingatan (mind) konsumen. Dalam hal ini sangat penting untuk mengusahakan perbedaan. Para pemasar biasanya ingin konsumen membedakan antar produk mereka dari produk pesaing. Jika diskriminasi diinginkan, biasanya paling baik dicapai dengan melengkapi produk dengan manfaat atau ciri yang unik. Begitu juga dengan iklan, pemasar harus membuat iklan berbeda dari iklan yang lain. (4) Eksposur

(38)

(5) Relevansi

Adalah keadaan, dimana stimuli memiliki hubungan atau kaitan dengan objek yang ditayangkan. Stimuli yang tidak relevan atau tidak penting cenderung menjadi biasa karena gagal menarik perhatian. Relevan adalah seunik apapun sebuah iklan, tetapi harus ada korelasi dengan brand.

b) Perceptual Organization

Manusia cenderung membuat keteraturan untuk hal-hal yang tidak teratur. Contohnya adalah keadaan ekonomi. Sudah jelas keadaan ekonomi tidak menentu, tetapi tetap saja setiap akhir tahun para ahli selalu membuat prediksi untuk tahun selanjutnya. Demikian pula soal persepsi. Stimuli yang datang dari lingkungan tidak diserap begitu saja. Setiap orang melakukan pengorganisasian terhadap stimuli tersebut.

Adapun pengorganisasian stimuli dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu hubungan figur dan latar belakang (figure and background relationship), pengelompokan (grouping) dimana orang cenderung

(39)

c) Perceptual Interpretation

Interprestasi adalah proses memberikan arti kepada stimuli sensoris. Interpretasi tergantung pada harapan bagaimana seharusnya stimulus. Stimuli yang membingungkan terjadi karena sulit untuk memberi arti karena stimuli tersebut tidak jelas dipandang, penjelasan terlalu singkat, suasana berisik atau berfluktuatif terus-menerus. Pada saat stimuli membingungkan cara seseorang dalam menginterpretasikanny cenderung disesuaikan dengan kebutuhan, keinginan, minat dan lain-lain.

Orang dapat memberikan persepsi yang berbeda terhadap rangsangan yang sama karena proses persepsi :

(1) Perhatian Selektif (Eksposur Selektif)

Orang pada umumnya dihadapkan pada jumlah rangsangan yang sangat banyak setiap hari dan tidak semua rangsangan ini dapat diterima. Perhatian yang selektif berarti harus menarik perhatian konsumen, dimana pesan yang disampaikan akan hilang bagi kebanyakan orang yang tidak berada dalam pasar untuk produk tersebut. Kecuali untuk pesan yang cukup menonjol atau dominan yang mengelilingi konsumen pasar tersebut.

(2) Gangguan yang Selektif (Distorsi Selektif)

(40)

masuk dengan pandangannya. Distorsi Selektif menggambarkan kecenderungan orang untuk meramu informasi dengan cara yang lebih mendukung daripada menentang konsepsi yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pemasar harus berupaya memahami susunan benak konsumen dan bagaimana dampak serta interprestasi iklan dan produk mereka.

(3) Mengingat Kembali yang Selektif (Retensi Selektif)

Orang cenderung melupakan apa yang mereka pelajari dan menahan informasi yang mendukung sikap dan kepercayaan mereka. Mengingat yang selektif berarti mereka akan mengingat apa yang dikatakan sebagai keunggulan suatu produk dan melupakan apa yang dikatakan pesaing. Konsumen akan mengingatnya pada saat ia mengingat tentang pemilihan sebuah produk.

F. Proses Pembelian Konsumen

(41)

a) Menganalisis kebutuhan dan keinginan konsumen

Penganalisisan kebutuhan dan keinginan konsumen ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan konsumen yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut belum terpuaskan, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang belum segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya serta kebutuhannya yang sama-sama harus segera dipenuhi.

b) Pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber

Pencarian informasi dapat aktif atau pasif, internal atau eksternal. Penilaian sumber-sumber pembelian yang diperoleh dari berbagai informasi berkaiatan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli.

c) Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian

(42)

d) Keputusan pembelian

Keputusan untuk membeli dalam hal ini merupakan proses dalam pembelian nyata. Konsumen harus mengambil keputusan untuk membeli atau tidak membeli. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, maka konsumen akan menghadapi serangkaian keputusan yang harus diambil, yang menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayaran.

e) Perilaku sesudah pembelian

Ada kemunkinan bahwa pembeli tidak memiliki ketidaksesuaian sesudah ia melakukan pembelian karena harganya terlalu mahal, atau mungkin karena tidak sesuai dengan keinginan atau gambaran konsumen sebelum tentang produk tersebut.

G. Penelitian sebelumnya

(43)

ditinjau dari faktor intensitas? b) Bagaimana persepsi konsumen terhadap iklan pasta gigi pepsodent di televisi jika ditinjau dari faktor durasi? c) Bagaimana persepsi konsumen terhadap iklan pasta gigi pepsodent di televisi jika ditinjau dari faktor diskriminasi? d) Bagaimana persepsi konsumen terhadap iklan pasta gigi pepsodent di televisi jika ditinjau dari faktor eksposur? e) Bagaimana persepsi konsumen terhadap iklan pasta gigi pepsodent di televisi jika ditinjau dari faktor relevansi?

(44)

H. Kerangka Konseptual Penelitian

Untuk memudahkan dalam memahami skripsi ini, maka penulis menyusun kerangka pemikiran teoritis dari penelitian ini sebagai berikut :

Gambar II.1

Kerangka Konseptual Penelitian

Intensitas Durasi Diskriminasi

Relevansi Eksposur

(45)

Keterangan :

Intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi secara simultan berpengaruh terhadap niat membeli ulang.

Intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi secara parsial berpengaruh terhadap niat membeli ulang.

I. Hipotesis

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang belum tentu benar atau belum tentu salah yang sifatnya sementara. Hipotesis berarti suatu kesimpulan atau pendapat yang masih kurang dan harus dibuktikan.

(46)

pada dugaan bahwa sebelum membeli produk, pelanggan melewati tahapan-tahapan variabel psikologis. Oleh karena itu tujuan periklanan haruslah menggerakan tahapan-tahapan tersebut dalam hirarki tujuan periklanan, misalnya menarik perhatian pelanggan, persepsi,meliputi perceptual selection (intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi) lalu perhatian yang lebih besar dan minat membeli kemudian pembelian ulang.

Dalam hal ini diduga ada pengaruh intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi terhadap niat membeli ulang. Maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi berpengaruh secara simultan terhadap niat membeli ulang.

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Menurut Umar (1997:29) studi kasus yaitu penelitian yang terperinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya, dengan cukup mendalam dan menyeluruh.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I, Mrican, Yogyakarta tanpa memandang fakultas, angkatan dan jenis kelamin

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah pengaruh intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi terhadap niat membeli ulang.

(48)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2009 – Februari 2010

2. Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma Kampus I, Mrican, Yogyakarta

D. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau segala sesuatu atau gejala yang akan diselidiki.

1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang tidak tergantung pada variabel lain.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur, relevansi

(49)

E. Definisi Operasional

1. Intensitas adalah tingkat ukuran kuat, hebatnya, intensnya suatu stimuli pada suatu objek sehingga mempengaruhi persepsi. Ketika intensitas stimuli rendah maka stimuli tersebut menjadi biasa karena tidak memiliki hasil yang signifikan dalam proses penyerapan stimuli. Misalkan cahaya lampu yang redup atau suara musik yang terlalu lembut. Intensitas diukur menggunakan item-item pernyataan seperti, iklan Shampo Rejoice yang menggunakan warna-warna ceria dan segar, menampilkan slogan yang berbunyi “Lurus Seperti habis creambath”, menyampaikan pesan iklan yang tidak bertele-tele dan menggunakan model gadis yang sangat sesuai dan menarik.

(50)

3. Diskriminasi adalah usaha membedakan antar produk mereka dengan produk pesaing. Dalam hal ini, iklan shampo Rejoice dengan produk lain yang sejenis. Begitu juga dengan iklan, pemasar juga harus membuat iklan berbeda dari iklan lain yang sejenis. Diskriminasi paling baik dicapai dengan melengkapi produk dengan manfaat atau cirri yang unik. Diskriminasi diukur dengan mengunakan item-item pernyataan seperti, iklan shampo Rejoice lebih mudah dimengerti, menyampaikan pesan yang lebih lengkap dan mudah diingat dibandingkan iklan shampoo merek lain. 4. Eksposur adalah tingkat keseringan menampilkan dan memamerkan suatu

stimuli yang ditayangkan. Semakin sering stimuli ditayangkan, semakin tinggi kecenderungan terasa biasa tanpa makna. Eksposur di ukur dengan menggunakan item-item pernyataan seperti, ketertarikan terhadap beragamnya iklan shampoo Rejoice dan keseringan melihat iklan shampo Rejoice setiap kali melihat TV, contohnya selalu melihat iklan shampo Rejoice lebih dari tiga kali setiap kali melihat TV.

(51)

memberikan informasi mengenai bahan-bahan yang terkandung dalam shampoo Rejoice dan menawarkan produk sesuai dengan yang dijanjikan dalam iklan.

(52)

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa objek, orang, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian ( Kuncoro, 2003: 103 ). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampu I, Mrican yang pernah menggunakan dan melihat iklan shampo Rejoice.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,1999:73). Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 responden.

G. Teknik Pengambilan Sampel

(53)

H. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian adalah data primer. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Umar,2000:130). Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner pada saat penelitian.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2000:167).

(54)

a. SS merupakan jawaban sangat setuju, diberi skor 5 b. S merupakan jawaban setuju, diberi skor 4

c. N merupakan jawaban netral, diberi skor 3

d. TS merupakan jawaban tidak setuju, diberi skor 2

e. STS merupakan jawaban sangat tidak setuju, diberi skor 1

J. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu dapat mengukur variabel yang diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Korelasi Product Moment. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

rxy =

 

 

 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n Keterangan:
(55)

Kuesioner dikatakan valid bila r hitung ≥ r tabel, karena dalam pengujian validitas jumlah responden yang digunakan 30 responden maka r tabelnya 0,361. Bila hasil pengujian menunjukkan tidak valid maka kemungkinan kesalahan dalam membuat pernyataan yang kurang mengarah ke topik skripsi atau kurangnya pernyataan, sehingga perlu diperbaiki struktur pernyataan atau penambahan pernyataan hingga pengujian itu valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk menghitung reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

rtt = 

  

 

t

x

v V M

M

1 1

Keterangan:

rtt : Reliabilitas instrumen Vx : Variansi butir

(56)

Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai Alpha > r kritis product moment. Atau kita bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,6.

Reliabilitas < 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik (Priyatno,2008:26).

K. Teknik Analisis Data

1. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mencari pengaruh dari variabel-variabel penelitian yaitu variabel-variabel intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi terhadap niat membeli ulang terhadap shampo Rejoice. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap niat membeli ulang. Dengan persamaan regresi berganda sebagai berikut (Djawarto, 1998:292-309) :

Y = a+ b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

+ b

4

X

4

+b

5

X

5

Dimana :

Y = variabel dependen, niat membeli ulang a= konstanta

(57)

X1 = nilai variabel intensitas X2 = nilai variabel durasi X3 = nilai variabel diskriminasi X4 = nilai variabel eksposur X5 = nilai variabel relevansi

2. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel terikat.

H0 : Intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi (X) secara simultan tidak berpengaruh terhadap niat membeli ulang (Y) Ha : Intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur, relevansi (X) secara simultan berpengaruh terhadap niat membeli ulang (Y)

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

a) Menentukan persamaan regresi dengan menggunakan SPSS b) Menentukan tingkat signifikansi () = 5%

(58)

Dimana :

R2 : koefisien regresi ganda. k : jumlah variabel independent. n : jumlah sample.

d) Menentukan F tabel

Ftabel = ();df1(jumlah variabel-1);df2(n-k-1) Dimana :

df = degree of freedom/ derajad kebebasan n = Jumlah sampel

e) Menentukan kriteria pengujian

H0 ditolak dan Ha diterima bila F hitung ≥ F tabel H0 diterima dan Ha ditolak bila F hitung < F tabel f) Menarik kesimpulan

Jika H0 diterima (Ha ditolak) maka intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi (X) secara simultan tidak berpengaruh terhadap niat membeli ulang (Y).

(59)

3. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent (X) dan variabel dependen (Y). Apakah variabel X secara parsial berpengaruh terhadap variabel Y.

H0: Intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi (X) secara parsial tidak berpengaruh terhadap niat membeli ulang (Y).

Ha: Intensitas, durasi, diskriminasi, eksposur dan relevansi (X) secara parsial berpengaruh terhadap niat membeli ulang (Y).

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

a). Menentukan tingkat signifikansi () = 5%

b). Menetukan t hitung dengan menggunakan SPSS atau rumus t hitung (Sugiyono, 1999:194) :

Rumus :

Dimana:

b1 : nilai koefisien regresi.

(60)

c). Menentukan t table

Tabel distribusi t dicari pada  = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi). Dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independent).

d). Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima bila, t hitung < t tabel artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Ho ditolak bila, t hitung > t tabel artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

e). Menarik Kesimpulan

(61)

L. Asumsi Klasik

1. Kenormalan

Asumsi linear normal klasik mengasumsikan bahwa tiap ui didistribusiakn secara normal dengan

Rata-rata : E

 

ui 0 Varians : E

 

ui2 2

   

: 0

covui,uj Euiuj  i ≠ j

Asumsi ini secara ringkas bisa dinyatakan sebagai

i

u ~

0,2

N

Di mana ~ berarti “didistribusikan sebagai”dan di mana N berarti “distribusi normal,”unsur dalam tanda kurung menyatakan dua parameter distribusi normal, yaitu, rata-rata dan varians.

Dengan asumsi kenormalan, penaksiran OLS ˆ0 , ˆ1 , dan

2

ˆ

mempunyai sifat-sifat statistik berikut : a). penaksiran tidak bias.

(62)

c). konsisten yaitu dengan meningkatnya ukuran sample secara tak terbatas, penaksiran mengarah ke (converage) nilai populasi yang sebenarnya.

d). ˆ0 didistribusikan secara normal dengan 0

ˆ

~

2

0 0,

N

e). ˆ1 didistribusikan secara normal dengan ˆ1 ~ N

1,21

f).

N 2

ˆ2 /2 didistribusikan secara distribusi x2 (chi-kuadrat) dengan derajat kebebasan (df) N-2

g).

ˆ0,ˆ1

didistribusikan secara bebas dari ˆ2

h). 0 dan 1 mempunyai varians minimum dalam seluruh kelas penaksiran tak bias, baik linier maupun bukan

Butir penting untuk dicatat adalah bahwa asumsi kenormalan memungkinkan kita untuk memperoleh distribusi probabilitas dari ˆ0 (normal), ˆ1(normal), dan ˆ2(chi-kuadrat)

2. Multicollinierity.

(63)

Bila tidak terjadi multicollinierity maka konsekuensi yang akan diperoleh adalah:

a) Koefisien regresi dari variabel bebas (X) tidak bisa diestimasi.

b) Rentang dari tingkat keyakinan menjadi semakin lebar, sehingga probabilitas menerima hipotesa pada hal hipotesa itu salah semakin besar.

c) Jika koefisien determinasi tinggi, tetapi tidak ada atau hanya sedikit sekali koefisien regresi yang signufikan, maka variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap y.

Ada beberapa yang bisa dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya kolinieritas ganda antar variabel bebas, yaitu:

a) Dengan melihat besarnya koefisien determinasi.

b) Dengan melihat koefisien korelasi sederhana antar variabel c) Dengan melihat koefisien korelasi parsial.

d) Dengan melakukan regresi atau membuat regresi terhadap variabel bebas.

Untuk mengatasi adanya kolinieritas ganda yang dilakukan adalah:

a) Menggabungkan data time series dengan data cross section yang disebut dengan pooling data.

(64)

d) Mencari informasi sebelumnya mengenai variabel yang berkolinieritas ganda.

e) Dengan menambah data baru. 3. Otokorelasi.

Otokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (seperti pada data runtun waktu atau time series data) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (seperti pada data silang waktu atau cross-sectional data). Dalam model regresi klasik mensyaratkan tidak ada otokorelasi antara eidan ej. Jika terjadi otokorelasi maka

konsekuensinya adalah estimator masih tidak efisien dan varian kesalahan penggangu menjadi underestimate yang pada akhirnya penggunaan uji t dan F tidak lagi bisa digunakan.

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mendeteksi adanya otokorelasi adalah:

a) Dengan metode grafik.

b) Uji Durbin Watson, dengan rumus:

(65)

Untuk mengatasi adanya otokorelasi dilakukan dengan jalan melakukan regres atas etsebagai variabel terikat dan c sebagai variabel bebas dengan tidak memasukan intersep sehingga diperoleh persamaan regresi etretut.

4. Heteroskedostisitas.

Asumsi lain yang penting dari model regresi linier klasik adalah kesalahan pengganggu mempunyai varian sama untuk semua pengamatan. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka sekalipun sampel diperbesar standar error tidak lagi minimum. Sehingga estimasi OLS tidak lagi efisien dan

kita akan membuat kesimpulan yang tidak tepat.

Cara mendeteksi kondisi heteroskedastisitas bisa dilakukan dengan membuat grafik dari residu yang dikuratkan sebagai sumbu tegak dan variabel bebas sebagai sumbu mendatar. Cara yang kedua dengan uji park dalam bentuk:

v i B i i s x e

s2  2

Cara yang ketiga adalah dengan uji korelasi rank Spearman, dengan rumus sebagai berikut:

        

1 6 1 2 2 n n d

rs i

(66)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum PT. Procter&Gamble

PT. Procter&Gamble (P&G) yang didirikan William Procter dan James Gamble, merupakan perusahaan Internasional yang memproduksi barang konsumen yang bermarkas di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan tahun 1837 dan masuk ke Indonesia pada tahun 1989, Pocter&Gamble (P&G) sangat menojol dalam kualitas produk. Sekitar dua miliar sehari, berbagai P&G mampu menyentuh kehidupan manusia diseluruh dunia (Kios online,2008). Awalnya perusahaan ini memproduksi sabun dan lilin

Tonggak sejarah P&G adalah produk sabun yang diberinama Ivory. Sabun Ivory diciptakan secara kebetulan ketika seorang pekerja mencampurkan udara secara berlebihan yang menyebabkan sabun tersebut dapat terapung. Awalnya, sabun ini akan diberi nama Procter and Gamble’s White Soap. Ide nama ini digantikan oleh sebuah inspirasi dari gereja, yakni perkataan dalam mazmur 45:8: “Ivory”. Setelah itu, sabun Ivory dipromosikan dengan iklan cetak sebagai aspek pemasaran yang paling unggul dan paling mahal. Promosi ini juga didukung sejumlah inisiatif pemasaran, yakni sample, pameran secara berklan, iklan di jalan serta poster.

Selain Ivory, produk lain yang dikenal adalah sabun Tide. Tide merupakan merek yang sangat disegani. Saat itu, Tide tidak hanya merupakan produk baru,

(67)

tetapi juga jenis produk baru, yang tidak memakai kimia sabun melainkan struktur sintetik. Pada awal ditemukan, produk ini disebut sebagai produk X. Para desainer serta pemasar yang memberikan nama Tide dan memulai menyusun identitas merek untuk mengkristalkan kualitas produk dalam imajinasi yang populer. Setelah melalui sejumlah riset, strategi pemasaran yang awal berpusat pada konsep Washday Miracle.

PT. Procter&Gamble (P&G) Indonesia terletak di tanah seluas 64.655 meter persegi di bekasi. Perusahaan menggunakan jaringan distributor dan pedagang eceran diseluruh Indonesia. P&G Indonesia bergerak dalam memproduksi obat-obatan, kosmetik, makanan, deterjen dan alat-alat kecantikan. Produk-produk P&G seperti dibawah ini :

1. Oil of Ulan (Oil of Ulan untuk kulit normal, Oil of Ulan untuk kulit sensitif). 2. Rejoice Shampoo 2-in-1 series (Rejoice 2-in-1 untuk melembutkan rambut,

Rejoice 2-in-1 shampo anti ketombe).

3. Clearasil untuk penyembuhan jerawat yang efektif (Clearasil BP Plus, Clearasil formula anti jerawat).

4. Pantene Pro-v Shampo, Pantene Shampo anti ketombe. 5. Vicks pelega tenggorokan.

6. Whisper pembalut kesehatan dan pembersih wanita.

(68)

B. Gambaran Umum Shampo Rejoice

Shampo Rejoice didasarkan pada 'mikro-silikon', pengondisian yang membuat rambut halus dan mudah untuk disisir. Rejoice merupakan Shampo no 1 terbesar di asia (China, Jepang, Singapura, Thailand, Filipina, Hongkong, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dll). Shampo Rejoice merupakan shampo pertama di dunia yang menawarkan shampo sekaligus kondisioner yang diluncurkan pada 1987, dan pada tahun 1995, rejoice dianugerahi medali emas untuk teknologi oleh mantan Presiden AS, Bill Clinton untuk terobosan teknologi inovatif dari Shampo+ conditioner, formula yang dirancang khusus untuk membuat rambut lebih lembut dan halus. Rejoice cukup ringan untuk penggunaan sehari-hari dan memiliki keharuman bunga-bunga segar yang wangi daun hairpleasantly selama beberapa jam setelah digunakan.

Mengingat keragaman konsumen asia dan beragam kebutuhan rambut, P & G telah meluncurkan rejoice dalam tiga varian yang unik:

1. Rich:

Diformulasikan secara khusus dengan kondisi yang lebih tinggi untuk membuat rambut ekstra halus dan luar biasa mudah untuk menyisir. cocok untuk mereka yang memiliki rambut kering

2. Silky clean:

(69)

rambut dan kemudian membuat rambut lebih halus. Cocok bagi mereka yang menggunakan minyak rambut atau rambut yang secara alami berminyak atau lengket.

3. Complete:

(70)

Gambar IV.1

(71)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan deskripsi tentang identitas responden dan analisis kuantitaif data penelitian. Dalam penelitian identitas responden meliputi jenis kelamin, umur, jurusan dan angkatan, pendapatan perbulan, lama menggunakan shampo rejoice dan bentuk shampo rejoice yang digunakan. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling yang artinya pengambilan sampel hanya untuk mahasiswa yang pernah menggunakan dan menyaksikan iklan Shampo Rejoice. Analisis kuantiatif terdiri atas uji instrumen (uji Validitas dan uji Reliabilitas instrumen), uji Asumsi Klasik, analisis Regresi Linier Berganda, uji F dan uji t. Penelitian ini menguji pengaruh variabel bebas yang meliputi Intensitas (X1), Durasi (X2), Diskriminasi (X3), Eksposur (X4), Relevansi (X5), dan variabel terikat yaitu Niat membeli Ulang (Y). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (software) SPSS (Statistical Product and Service Solution) 12.0 for Windows dan Microsoft Office Excel ‘2007.

Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien korelasi Product Moment (Pearson) antara skor item total terhadap nilai r tabel. Sementara teknik Cronbach’s Alpha digunakan untuk menguji reliabilitas.

(72)

A. Identitas Responden

1. Jenis Kelamin

Responden terdiri dari laki-laki dan perempuan, ditunjukkan dalam tabel di bawah ini :

Tabel V.1

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 43 43%

Perempuan 57 57%

Total 100 100%

Sumber : Data Primer diolah, 2010

Tabel V.1 menunjukkan jumlah responden Laki-laki lebih sedikit, responden laki–laki sebesar 43 orang atau sekitar 43%, dan responden perempuan sebesar 57 atau sekitar 57%.

2. Umur Responden

Dalam penelitian ini usia responden terbagi dalam tabel di bawah ini

Tabel V.2 Umur Responden

Usia Jumlah Persentase

17 tahun – 20 tahun 30 30%

21 tahun – 24 tahun 67 67%

Lebih dari 24 tahun 3 3%

Total 100 100%

Sumber : Data Primer diolah, 2010

(73)

3. Progam Studi Responden

Responden yang digunakan sebagai sampel berasal dari mahasiswa Universitas Sanata Dharma Mrican, Yogyakarta. Hasil analisis data berdasarkan Jurusan dapat ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel V.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan

Jurusan Jumlah Persentase

Manjemen 34 34%

Akuntansi 16 16%

Sastra Inggris 19 19%

Sastra Indonesia 2 2%

PBI 8 8%

PBSID 11 11%

P.Akuntansi 4 4%

P.Ekonomi 2 2%

BK 4 4%

Total 100 100%

Sumber : Data Primer diolah, 2010

(74)

4. Angkatan Responden

Dalam penelitian ini angkatan responden dikelompokkan menjadi lima

kelompok angkatan, seperti yang tercantum pada Tabel V.4 berikut

Tabel V.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan

Angkatan Jumlah Persentase

2008 5 5%

2007 32 32%

2006 31 31%

2005 29 29%

Sebelum 2005 3 3%

Total 100 100%

Sumber : Data Primer diolah, 2010.

Berdasarkan Tabel V.4 diatas, dapat dilihat bahwa responden didominasi oleh mahasiswa angkatan 2007 yaitu 32 (32%) responden, disusul oleh angkatan 2006 yaitu 31 (31%) responden, angkatan 2005 yaitu 29 (29%) responden, angkatan 2008 yaitu 5 (5%) responden, dan angkatan sebelum 2005 yaitu 3 (3%) responden.

5. Pendapatan Perbulan Responden

Berdasarkan pendapatan perbulan, responden dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, seperti yang tercantum pada Tabel V.5 berikut ini

Tabel V.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan

Pendapatan perbulan Jumlah Persentase

< Rp 300.000 10 10%

Rp 300.000-Rp 400.000 35 35%

Rp 400.000-Rp 500.000 33 33%

> Rp 500.000 22 22%

Total 100 100%

(75)

Berdasarkan Tabel V.5 di atas dapat dilihat bahwa responden didominasi oleh kelompok pendapatan rata-rata perbulan sebesar Rp.300.000 – Rp 400.000, yaitu 35 (35%) responden, yang disusul oleh kelompok pendapatan rata-rata perbulan sebesar Rp 400.000 – Rp 500.000 yaitu 33 (33%) responden, berikutnya kelompok pendapatan > Rp 500.000 yaitu 22 (22%) responden, dan kelompok < Rp 300.000 yaitu 10 (10%). 6. Lama Menggunakan Shampo Rejoice

Berdasarkan Lama Menggunakan Shampo Rejoice, responden dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, seperti yang tercantum pada Tabel V.6 berikut ini:

Tabel V.6

Berdasarkan Lama Menggunakan Shampo Rejoice

Lama Menggunakan Shanpo Rejoice

Jumlah Persentase

< 3 Bulan 30 30%

3-6 Bulan 41 41%

> 6 Bulan 29 29%

Total 100 100%

Sumber : Data Primer diolah, 2010.

(76)

7. Bentuk Shampo Rejoice yang Digunakan

Berdasarkan Bentuk Shampo Rejoice yang digunakan, responden dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, seperti yang tercantum pada Tabel V.7 berikut ini

Tabel V.7

Berdasarkan Bentuk Shampo Rejoice yang Digunakan Shampo Rejoice yang

Digunakan

Jumlah Persentase

Botol 58 58%

Sachet 32 32%

Botol dan Sachet 10 10%

Total 100 100%

(77)

B. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan teknik Product Moment (Pearson) antara masing-masing item yang mengukur suatu skala

(78)

Tabel V.8

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Variabel R

item-total

r table Status

Intensitas (X1)

Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 0,792 0,531 0,636 0,641 0,558 0,451 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0.361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Durasi (X2)

Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 0,611 0,766 0,658 0,507 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid

Diskriminasi (X3)

Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 0,636 0,786 0,557 0,742 0,509 0,429 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Eksposur (X4)

Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 0,676 0,547 0,774 0,741 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Relevansi (X5) Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 0,590 0,786 0,738 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid

(79)

Dari tabel di atas (data primer yang diolah) dapat disimpulkan bahwa semua item-item instrumen penelitian dinyatakan valid karena semua item yang memiliki nilai r item-total yang lebih besar dari r tabel. Dengan demikian kuesioner dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik

Cronbach’s Alpha. Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05,

artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai Alpha lebih besar dari r kritis product moment (Priyatno,2008). Setelah diuji validitasnya maka item-item yang tidak valid dihilangkan dan item-item yang valid dimasukkan ke dalam uji Reliabilitas. Jadi yang akan dihitung ada 28 item, karena semua item valid dan bisa digunakan.

(80)

Tabel V.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Cronbach Alpha item keterangan

Intensitas 0,650 6 Reliabel

Durasi 0,486 4 Reliabel

Diskriminasi 0,665 6 Reliabel

Eksposur 0,605 4 Reliabel

Relevansi 0,504 3 Reliabel

Niat Membeli Ulang 0,621 5 Reliabel

Sumber: Data Primer yang diolah.

(81)

C. Uji Asumsi Klasik

Menurut Sunyoto (2007 : 89 – 105), persamaan regresi yang baik adalah persamaan yang memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut : tidak terjadi Multikolinieritas, tidak terjadi Heteroskedastisitas, data berdistribusi normal, dan tidak terjadi Autokorelasi.

Berdasarkan pendapat Sunyoto di atas maka model dalam penelitian ini akan dilihat sejauh mana persamaan regresi tersebut memenuhi atau tidak memenuhi asumsi-asumsi.

1. Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas

Tabel V.10

Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas Collinerity

Statistics Variabel <

Gambar

Gambar II.1
Gambar IV.1
Tabel V.1 Jenis Kelamin Responden
Tabel V.7 Berdasarkan Bentuk Shampo Rejoice yang Digunakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang diberikan judul “

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat limpahan rahmat dan berkat-Nya peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir pembuatan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan limpahan karunia-Nya lah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan

Segala puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Penyayang, atas segala limpahan rahmat dan karunia- Nya kepada

Puji sukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan limpahan kasih karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, dengan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, anugerah dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Bentuk

iii KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat hikmat, kasih karunia, serta penyertaann-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan