• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan face recognition menggunakan metode eigenfaces pada sistem presensi karyawan Universitas Sanata Dharma - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penerapan face recognition menggunakan metode eigenfaces pada sistem presensi karyawan Universitas Sanata Dharma - USD Repository"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE PADA SISTEM PRESENSI KARYAWAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh:

Yunita Wahayuning Putri NIM : 085314082

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

FACE RECOGNITION APPLICATION USING

EIGENFACE METHOD IN SANATA DHARMA UNIVERSITY OFFICIAL ATTENDANCE SYSTEM

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements For the Degree of Sarjana Komputer

In Department of Informatics Engineering

By:

Yunita Wahayuning Putri NIM : 085314082

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

(3)
(4)
(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

MOTIVASI DAN SEMANGAT TERBESAR

ADALAH DARI DIRI KITA SENDIRI

Bagaikan bejana dari tanah liat yang bersedia dibentuk dan menghasilkan kerajinan yang indah,

demikian diri kita siap dibentuk melalui kesulitan-kesulitan yang kelak akan menjadikan kita pribadi yang berguna

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus

Keluargaku

Teman-temanku

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya/bagian karya orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 23 Juli 2012 Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yunita Wahayuning Putri

Nomor Mahasiswa : 085314082

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah dengan judul :

PENERAPAN FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE

EIGENFACE PADA SISTEM PRESENSI KARYAWAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 23 Juli 2012

Yang menyatakan

(8)

viii

ABSTRAK

Saat ini sistem presensi pada beberapa instansi, perusahaan, atau perkantoran sudah menggunakan teknologi biometrik salah satunya pemindaian wajah. Saat melakukan proses presensi, pengguna harus berada pada posisi tertentu agar dapat dikenali sistem.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui akurasi sistem dalam mengenali citra masukan berupa citra wajah dengan berbagai posisi dan ekspresi. Proses pengenalan citra wajah dilakukan menggunakan metode ekstraksi ciri yaitu metode Eigenfaces dan menggunakan Euclidean Distance untuk mengukur kemiripan antara kedua buah citra wajah.

(9)

ix

ABSTRACT

Today’s presence system of multiple agencies, companies, or the offices are already using biometric technology such as face scan. However, the users must be at certain position to be recognized by the system.

This thesis aims to do research about the accurate of the system in recognizing the input face image with a variety of position and facial expressions. Facial image recognition performed using Eigenfaces feature extraction method and it uses Euclidean Distance method to measure the similarity of two face images.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Citra wajah yang menunjukkan suatu ciri fisik dari seseorang telah banyak diimplementasikan untuk proses pengenalan. Pendekatan paling umum untuk proses pengenalan wajah didasarkan pada ciri wajah seperti hidung, mata, alis, dan sebagainya atau analisis wajah secara keseluruhan. Proses pengenalan telah banyak diimplemntasikan untuk sistem keamanan, sistem presensi, dan sebagainya.

Skripsi dengan judul “Penerapan Face Recognition Menggunakan Metode Eigenface Pada Sistem Presensi Karyawan Universitas Sanata Dharma” yang telah disusun ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pengenalan pola untuk membantu proses ekstraksi ciri dan proses pengenalan pada sistem presensi.

Terima kasih sebesarnya-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu serta mendukung terselesaiknnya penyusunan skripsi ini:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melindungi dan memberkati di setiap langkah.

2. Ibu Sri Hartati Wijono, S.Si, M.Kom selaku selaku dosen pembimbing atas waktu dan saran yang telah diberikan.

3. Bapak Eko Hari Parmadi, S.Si, M.Kom. dan Bapak Albertus Agung Hadhiatma,S.T.,M.T. atas saran dan kritikan yang diberikan.

(11)

xi

5. Kedua kakakku tercinta, Mega Sapta Aria dan Bayu Agung Satriya untuk motivasi dan dukungan yang selalu diberikan.

6. Yosaphat Samodra yang setia menemani dan memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan (Linardi, S.Kom., Roy Syahputra) yang bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi bersama.

8. Sahabat-sahabat penulis (Ayu Budi Setiawan, Septina Susanti, Mahesa Ahening Raras Kaesthi, Aditya Bayu Putranto, Regina Ditya Ardhiayana, Fransisca Siti Sudaryati, Anggit Purbarani) yang selalu memberikan keceriaan dan berbagi suka duka bersama.

9. Teman-teman kos Edelweis yang selalu mengisi hari-hari bersama penulis serta dukungan dan doa yang diberikan.

10.Seluruh teman-teman angkatan Teknik Informatika angkatan 2008 serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 23 Juli 2012

(12)
(13)
(14)

xiv

4.4.1.1.Hasil Pengujian 3-fold cross validation menggunakan kamera digital… … … .. 60

4.4.1.2.Hasil Pengujian 3-fold cross validation menggunakan webcam … … … ... 66

4.4.1.3.Hasil Pengujian 3-fold cross validation menggunakan kamera digital dengan data training menghadap ke depan … … … .. 71

4.4.1.4.Hasil Pengujian 3-fold cross validation menggunakan data training kamera digital dan data testing webcam … … … .. 73

4.4.1.5.Hasil Pengujian 3-fold cross validation menggunakan data training webcam dan data testing kamera digital … … … 73

4.4.2 Hasil Pengujian melalui User Interface....… … … .… … ... 74

4.4.2.1Hasil Pengujian Citra Masukan menggunakan data training dari kamera digital… … … . 74

4.4.2.2Hasil Pengujian Citra Masukan menggunakan data training dari webcam… … … .. 77

4.5Analisa Hasil Pengujian… ...… … … … .… … … ... 81

4.5.1 Analisa Hasil Pengujian Pelatihan Data..… … … .… … ... 81

4.5.2 Analisa Hasil Pengujian melalui User Interface....… … ... 83

4.5.2.1Hasil Pengujian Citra Masukan menggunakan data training dari kamera digital… … … 83

(15)

xv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN… … … . 85

5.1Kesimpulan… … … .… … … ... 85

5.2Saran… … … ... 87

DAFTAR PUSTAKA… … … . 88

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

2.1 Kategori Teknik Pengenalan Wajah 11

3.1 Daftar Nama Karyawan Fakultas Sains dan Teknologi 19

3.2 Pengelompokkan Data 36

3.3 Tabel Rancangan Pengujian Data training 37 4.1 Tabel Hasil Pengujian Data training menggunakan

kamera digital 63

4.2 Tabel Hasil Pengujian Data training menggunakan

webcam 68

4.3

Tabel Hasil Pengujian Data training menggunakan kamera digital dengan data training menghadap ke depan

70

4.4 Tabel Hasil Pengujian menggunakan data training

kamera digital dan data testing webcam 71 4.5 Tabel Hasil Pengujian menggunakan data training

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman

2.1 Susunan Proses Pengenalan Wajah 9

2.2 Matriks N2 x 1 15

3.1 Gambaran Umum Proses Pengenalan Wajah 21

3.2 Use Case 23

3.3 Gambaran Umum Pengenalan Wajah,

(a) Proses pelatihan model menggunakan data training (b)Proses pengenalan (testing)

24

3.4 Proses Awal 25

3.5 Kombinasi Pengujian 36

3.6 Tampilan antarmuka proses pengenalan wajah 42

3.7 Tampilan antarmuka Menu File 43

3.8 Tampilan antarmuka Menu Help 43

3.9 Tampilan antarmuka Menu About 44

3.10 Tampilan antarmuka Open Image 44

3.11 Tampilan antarmuka System Help 45

3.12 Tampilan antarmuka Tentang Program 45

4.1 Pemrosesan Awal 45

4.2 Implementasi Tampilan Proses Pengenalan Wajah 54

4.3 Implementasi Tampilan Open Image 54

4.4 Implementasi Tampilan Open File 55

4.5 Implementasi hasil proses pengenalan wajah 55

4.6 Implementasi tampilan Menu Help 56

4.7 Implementasi tampilan cara menggunakan sistem 56

4.8 Implementasi Tampilan Menu About 57

4.9 Implementasi Tampilan Tentang Program 57

4.10 Data training kombinasi 1 59

(18)

xviii

4.12 Data training kombinasi 2 61

4.13 Data testing kombinasi 2 61

4.14 Data training kombinasi 3 63

4.15 Data testing kombinasi 3 63

4.16 Data training kombinasi webcam 1 65

4.17 Data testing kombinasi webcam 1 65

4.18 Data training kombinasi webcam 2 66

4.19 Data testing kombinasi webcam 2 67

4.20 Data training kombinasi webcam 3 68

4.21 Data testing kombinasi webcam 3 68

4.22

Hasil Pengujian Citra Masukan menggunakan 1 data testing dari kamera digital dan data training kamera

(a)pengujian ke-1 (b)pengujian ke-2 (c)pengujian ke-3

73

4.23

Hasil Pengujian Citra Masukan menggunakan 1 data testing dari webcam dan data training kamera

(a)pengujian ke-1 (b)pengujian ke-2 (c)pengujian ke-3

74

4.24

Hasil Pengujian Citra Masukan menggunakan 1 data testing dari webcam dan data training webcam

(a)pengujian ke-1 (b)pengujian ke-2 (c)pengujian ke-3

76

4.25

Hasil Pengujian Citra Masukan menggunakan 1 data testing dari kamera digital dan data training webcam

(a)pengujian ke-1 (b)pengujian ke-2 (c)pengujian ke-3

(19)

xviiii

4.26 Citra masukan menggunakan webcam

(a)citra asli (b)citra hasil cropping 78 4.27 Hasil Pengujian Citra masukan menggunakan webcam

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap instansi, perusahaan, perkantoran, perkuliahan, sekolah-sekolah, maupun lembaga-lembaga yang lain tentunya menerapkan sistem presensi untuk

mencatat kehadiran karyawan, mahasiswa, atau murid-muridnya. Sistem presensi pada tiap instansi tersebut tentu berbeda, ada instansi yang masih menerapkan sistem presensi secara manual dan ada yang sudah menggunakan

teknologi. Saat ini, sistem presensi secara manual sudah tidak efektif digunakan. Beberapa hal menunjukkan ketidakefektifan tersebut, seperti pemalsuan tanda

tangan, pemborosan biaya (kertas, tinta cetak, dan sebagainya), pengolahan data kehadiran yang tidak akurat karena menggunakan tenaga manusia, serta pembuatan laporan untuk rekapitulasi menjadi lambat. Ketidakefektifan tersebut

mendorong instansi-instansi meninggalkan sistem presensi secara manual. Sebagai salah satu contoh, Universitas Sanata Dharma, telah beralih dari

sistem presensi karyawan secara manual menjadi sistem presensi berbasis teknologi biometrik, yaitu pengenalan sidik jari. Pengenalan sidik jari ini menggunakan sebuah sensor untuk mengenali sidik jari seseorang yang

kemudian sensor dihubungkan dengan sistem presensi karyawan. Dalam penggunaannya, sistem presensi baru ini sudah cukup efektif dalam hal

(21)

cukup efektif, sistem presensi dengan sidik jari ini masih menimbulkan beberapa permasalahan, antara lain sensor yang digunakan sering mengalami

kerusakan, sensor terkadang kurang dapat mengenali dengan baik sidik jari seseorang, sensor menjadi tidak akurat dalam mengenali sidik jari seseorang ketika kondisi tangan basah (berkeringat), terluka (tergores), dan sebagainya.

Beberapa kekurangan tersebut dapat diatasi dengan sebuah pengembangan sistem yang menerapkan teknologi biometrik yang lain, yaitu pengenalan wajah

(face recognition). Pengenalan wajah telah banyak diaplikasikan dalam sistem

security. Selain digunakan dalam sistem security, pengenalan wajah telah dikembangkan menjadi aplikasi yang mendukung suatu proses pendataan yang

berhubungan dengan sistem informasi, seperti pendataan alamat paket barang, pendataan karyawan, dan sebagainya. Dalam aplikasinya sendiri pengenalan

wajah menggunakan sebuah kamera untuk menangkap wajah seseorang kemudian dibandingkan dengan sistem pengenalan wajah yang sebelumnya telah mengolah pola koleksi wajah. Pengenalan wajah ini akan

diimplementasikan dengan menggunakan metode Eigenface. Konsep Eigenface

adalah serangkaian eigenvector yang digunakan untuk mengenali wajah

manusia dalam suatu computer vision. Eigenvector berasal dari covariance matrix yang memiliki distribusi probabilitas yang tinggi dan dimensi ruang vektor untuk mengenali kemungkinan sebuah wajah.

(22)

rumah. Konsep pembuatan aplikasi tersebut yaitu untuk membedakan antara pemilik dan pencuri. Tingkat keberhasilan penggunaan metode tersebut

mencapai 87,5% untuk mengenali wajah pemilik rumah. Kelebihan penggunaan metode ini adalah dapat mengenali berbagai ekspresi wajah secara real time.

Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis akan menerapkan

pengenalan wajah (face recognition) dengan metode eigenface pada prototype

sistem presensi karyawan USD dengan tujuan untuk mendata kehadiran

karyawan USD dan untuk dapat mengenali identitas karyawan-karyawan berdasarkan masukan citra wajah. Data yang digunakan masih berupa sampel dari 15 karyawan Fakultas Sains dan Teknologi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan, yaitu: berapa akurasi metode eigenface membantu mengenali wajah.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini, antara lain :

(23)

2. Melakukan proses pengenalan wajah dengan masukan wajah pada posisi yang berbeda-beda.

1.4 Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan permasalahan, antara lain :

1. Pengambilan citra wajah karyawan dilakukan di dalam ruangan dengan latar belakang polos (tidak terdapat obyek-obyek yang lain).

2. Sistem yang dibuat merupakan prototipe sistem pengenalan wajah untuk presensi karyawan.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang dilakukan sebagai berikut :

1. Studi literatur untuk mempelajari teori pengenalan wajah dan teknik

Principal Component Analysis dalam hal ini metode Eigenface yang digunakan untuk proses pengenalan.

2. Analisis data bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian.

3. Pengembangan sistem menggunakan model Waterfall (Pressman, 2002). Tahapan-tahapan pengembangan sistem sebagai berikut :

- Analisis

(24)

- Desain

Desain adalah proses menterjemahkan kebutuhan sistem ke dalam sebuah

gambaran program, yaitu dengan mendesain use case, penggunaan algoritma dan desain model data yang akan digunakan.

- Implementasi

Implementasi merupakan proses penterjemahan desain ke dalam bentuk yang dapat dieksekusi. Implementasi dilakukan dengan menggunakan

MATLAB. - Pengujian

Pengujian memastikan apakah semua fungsi-fungsi program berjalan

dengan baik dan menghasilkan output yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Pengujian dilakukan dengan menguji data training

menggunakan k-fold cross validation (Refaeilzadeh, dkk, 2008). Data

training dibagi menjadi 3 bagian. Pengujian dilakukan untuk mengetahui akurasi sistem pengenalan wajah dan metode Eigenface yang digunakan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

(25)

BAB II DASAR TEORI

Bab ini berisi landasan teori yang dipakai untuk pembahasan laporan tugas

akhir.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang analisis dan perancangan sistem yang akan

diimplementasikan.

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini berisi tentang proses implementasi sesuai dengan rancangan sistem yang dibuat.

BAB V ANALISIS HASIL

Bab ini berisi tentang analisis hasil implementasi sistem.

BAB VI PENUTUP

(26)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Wajah

Wajah merupakan kontur kulit manusia yang terdapat pada bagian

kepala depan (Nugroho, 2009). Wajah pada tiap orang pasti memliki perbedaan, sehingga dapat dilakukan pengenalan identitas seseorang.

Pengenalan tersebut dapat dilakukan secara real time dengan menggunakan suatu teknologi komputer. Sebelum melakukan pengenalan, sebuah wajah

harus diambil/difoto menggunakan kamera digital /webcam, hasilnya menjadi sebuah citra digital.

Citra digital tersusun dari titik-titik atau kumpulan elemen-elemen

gambar yang disebut piksel (picture element). Piksel adalah element terkecil dari sebuah citra digital. Dengan jumlah total piksel adalah M x N. Dimana M

merupakan nilai height atau nilai tinggi citra digital dan N adalah nilai width atau nilai lebar citra digital.

(27)

2.2 Pengenalan Wajah

2.2.1. Pengertian Pengenalan Wajah

Pengenalan wajah adalah salah satu teknologi biometrik yang telah banyak diaplikasikan untuk sistem keamanan, sistem absensi, pembuatan SIM, dan sebagainya. Pengenalan wajah akan melakukan pengenalan

secara otomatis atas identitas seseorang berdasarkan ciri wajah dengan mencocokkan ciri tersebut dengan ciri wajah yang telah disimpan pada

basisdata (Putra, 2009).

Secara umum, sistem biometrika atau sistem pengenalan memiliki 5 modul dasar (Putra, 2009), antara lain :

1. Modul sensor, merupakan modul untuk mengumpulkan data, mengambil data biometrika pengguna dan mengolahnya menjadi

bentuk yang layak untuk proses pengolahan berikutnya.

2. Modul pemisahan ciri, yaitu modul untuk menghasilkan ciri unik dari

biometrika yang digunakan yang dapat membedakan seseorang dengan yang lain. Modul ini akan mengubah data dari modul sensor ke dalam representasi matematika yang diperlukan oleh modul

pencocokan.

3. Modul pencocokan, modul untuk menentukan tingkat

(28)

4. Modul keputusan, modul untuk memutuskan apakah pengguna yang diuji diterima atau ditolak berdasarkan skor hasil pencocokan. Sah

atau tidak sahnya pengguna diputuskan berdasarkan suatu nilai ambang (threshold).

5. Modul penyimpanan data, merupakan modul untuk mendaftarkan ciri

biometrika pengguna ke dalam basisdata acuan. Basisdata ini yang akan digunakan sebagai acuan saat proses pengenalan.

2.2.2. Tahap-tahap Pengenalan Wajah

Dalam melakukan pengenalan wajah (face recognition), ada

beberapa tahapan proses yang harus dilalui, seperti :

Deteksi Wajah Citra input

Pengenalan Wajah Ekstraksi Ciri

Identifikasi / Verifikasi simultan

Gambar 2.1 Susunan Proses Pengenalan Wajah

(29)

Deteksi wajah (face detection) merupakan proses awal yang harus dilakukan pada citra input untuk mendeteksi adanya citra wajah di

dalam citra masukan. Namun, berdasarkan Gambar 2.1 tahap-tahap proses pengenalan wajah dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu proses ekstraksi ciri dan proses pengenalan wajah (Zhao dan Chellapa,

2006). Proses deteksi wajah akan dilakukan bersama dalam proses ekstraksi ciri. Hal ini dikarenakan dalam proses deteksi wajah

diperlukan ekstraksi ciri di dalam citra masukan yang akan mendeteksi apakah citra masukan merupakan citra yang mengandung ciri wajah.

2.2.2.1 Pencarian Ciri / Ekstraksi Ciri

Secara umum, (Zhao dan Chellapa 2006) menjelaskan ada dua

macam ciri (feature) pada wajah, yaitu holistic features dan facial feature. Facial feature contoh cirinya adalah warna dan bentuk,

besar dan letak hidung, mulut, mata, telinga, dan lain-lain. Sedangkan pada holistic features setiap cirinya adalah merupakan suatu karakteristik dari seluruh wajah. Wajah dianggap sebagai

kesatuan yang utuh.

Untuk melakukan ekstrak ciri pada wajah, (Zhao dan Chellapa,

(30)

Tabel 2.1 Kategori Teknik Pengenalan Wajah

Holistic methods

 Principal Component Analysis - Eigenfaces

- Method Geometri Murni - Arsitektur Dinamis - Model Hidden Markov - Konvolusi Jaringan Syaraf

Hybrid methods

- Modular eigenfaces - Hybrid LFA

- Normalisasi Bentuk - Dasar Komponen

(disesuaikan dengan Zhao dan Chellapa, hal. 15)

a. Holistic methods

Metode ini digunakan untuk menyelesaikan kasus holistic

features yaitu mencari informasi secara keseluruhan pada

(31)

b. Features-based

Metode ini digunakan untuk menyelesaikan kasus facial

features yaitu mencari informasi berdasarkan ciri yang ada

pada wajah seperti hidung, mata, telinga, dan lain-lain. c. Hybrid methods

Metode ini merupakan penggabungan dari metode holistic methods dan features-based.

2.2.2.2 Proses Pengenalan Wajah

Proses pengenalan wajah atau biometrika yang lain merupakan

proses pencocokan yang digunakan untuk menentukan tingkat kesamaan dan ketidaksamaan dua vektor ciri (Putra, 2009). Tingkat

kesamaan berupa suatu skor yang kemudian akan digunakan untuk mengenali (mengklasifikasi) suatu vektor ciri apakah sah atau tidak

dengan membandingkannya dengan suatu nilai ambang (threshold value).

2.3 Metode Eigenface

Metode Eigenface merupakan metode yang menggunakan teknik PCA

(32)

Pencarian ciri dari suatu wajah dilakukan dengan mencari eigenvalue dan eigenvektor. Eigenvalue dapat disebut sebagai nilai karakteristik dari suatu

matriks. Sedangkan Eigenvector adalah vector karakteristik dari matriks yang selalu bersesuaian dengan eigenvalue (Putra, 2009).

Pencarian eigenvalue pada matriks A berukuran n x n dapat dilakukan

dengan menggunakan rumus :

𝐴 .𝑥= 𝜆 .𝑥 (2.1)

Scalar λ dinamakan eigenvalue dari matriks A, sedangkan x merupakan

eigenvector yang bersesuaian dengan λ.

Dari persamaan (2.1), penyelesaiannya dengan mencari karakteristik equation

melalui determinan dari matriks A tersebut.

𝐴 − 𝐼𝜆 = 0 (2.2)

Pencarian eigenvector dapat dilakukan ketika nilai scalar λ sudah ditemukan,

pencarian eigenvector dengan menggunakan rumus :

𝐴 − λI . x = 0 (2.3)

2.4 Principal Component Analysis (PCA)

Principal Component Analysis (PCA) merupakan sebuah teknik dari metode holistic methods (lihat Tabel 2.2). Di tahun 1933, Hotelling

(33)

direpresentasikan oleh variabel statistik x1, x2, … xn, dimana variabel tersebut

biasanya saling berkorelasi satu dengan yang lain. Selanjutnya Hotelling

menyebut metode tersebut sebagai Principal Component Analysis (PCA) atau kadang juga Transformasi Hotelling atau disebut juga Transformasi Karhunen-Loeve (Prasetyo dan Rahmatun, 2008).

Principal Components Analysis (PCA) digunakan untuk mereduksi dimensi dari sekumpulan atau ruang gambar sehingga basis atau sistem

koordinat yang baru dapat menggambarkan model yang khas dari kumpulan tersebut dengan lebih baik (Gunadi dan Pongsitanan, 2004). Tujuan utama

penggunaan metode PCA pada pengenalan wajah dengan menggunakan eigenfaces adalah membentuk (ruang wajah) dengan cara mencari vektor

eigen yang berkoresponden dengan nilai eigen terbesar dari citra wajah.

Vektor eigen ini menyatakan posisi dari Principal Component dalam suatu ruang dimensi n. Sebelum mengaplikasikan metode PCA dalam hal ini

mereduksi dimensi dari vektor fitur yang ada maka nilai eigen dari citra wajah yang ada perlu diurutkan terlebih dahulu sehingga nantinya didapat nilai eigen

yang tereduksi yang diinginkan.

2.4.1. Proses Perhitungan PCA

(34)

1. Mengambil satu set training citra wajah (M). Misalkan M berjumlah 8 buah citra wajah.

2. Inisialisasi r untuk tiap citra wajah dari set training. r adalah sebuah vektor N2 x 1 berdasarkan matriks dari citra wajah yang berukuran NxN seperti pada Gambar 2.3 berikut ini.

Gambar 2.2 Matriks N2 x 1

3. Menghitung rata-rata vektor citra wajah

𝑌= 1

𝑀 𝑟𝑖

𝑀

𝑖=1

(2.4)

4. Melakukan normalisasi ukuran citra dengan melakukan pengurangan vektor citra wajah dengan nilai rata-rata tersebut.

𝑄 = 𝑟𝑖 − 𝑌 (2.5)

5. Menghitung matriks kovarian

𝐶 = 1

𝑀 𝑄𝑛 𝑄𝑛𝑇 =𝐴𝐴𝑇 (𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠𝑁2𝑥𝑁2)

𝑀

𝑛=1

(2.6)

(35)

6. Dikarenakan ukuran matriks terlalu besar, maka pencarian matriks kovarian menjadi :

𝐶 = 𝐴𝑇𝐴 (2.7)

7. Menghitung eigenvalue (λ) dan eigenvector (x) dari matriks kovarian

𝐶 =𝐴𝑡 𝐴 .

8. Menghitung eigenvector sebanyak M dari matriks kovarian 𝐶=

𝐴𝐴𝑡dengan persamaan :

𝑢𝑖 =𝐴.𝑥𝑖 (2.8)

9. Melakukan normalisasi terhadap u menggunakan persamaan (2.11).

10.Mengumpulkan eigenvector sebanyak K (K berhubungan dengan eigenvalue terbaik).

2.5 Metode Euclidean Distance

Metode Euclidean Distance merupakan metode yang sering digunakan

untuk menghitung kesamaan 2 buah vector (Putra, 2010). Pencarian jarak antar kedua vector dapat dilihat pada persamaan di bawah ini :

𝑑𝑖𝑗 = (𝑥𝑖𝑘 − 𝑥𝑗𝑘)2 𝑛

𝑘=1

(2.9)

(36)

𝑑 𝑢,𝑣 = 𝑢 −𝑖 𝑣 𝑖 2 𝑖

1

2 (2.10)

Dengan 𝑢

𝑖 = | 𝑢 𝑢𝑖| ,𝑣𝑖 =| 𝑣 𝑣𝑖| (2.11)

| 𝑣 | disebut norm atau normalisasi dari v yang dinyatakan sebagai :

𝑣 = 𝑣𝑖2 𝑖

1/2 (2. 12)

Semakin kecil nilai𝑑 (𝑢,𝑣) maka semakin mirip kedua vector fitur

yang dicocokkan. Sebaliknya, semakin besar nilai 𝑑 (𝑢,𝑣) maka semakin

berbeda kedua vector ciri tersebut. Sifat dari jarak Euclidean ternormalisasi

(37)

18

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Analisis dan perancangan sistem digunakan untuk menggambarkan sistem

yang akan dibangun, proses-proses yang dibutuhkan dalam penelitian, prosedur pengambilan data, serta rancangan interface yang akan dibangun dalam sistem.

3.1 Analisis Data

3.1.1 Jenis Data

Data yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini berupa citra (image) dalam format *.jpg yang sudah otomatis merupakan format citra digital dari kamera digital yang digunakan. Citra yang digunakan

merupakan citra wajah karyawan-karyawan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3.1.2 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengumpulan data primer. Pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh dari pengukuran langsung oleh peneliti yang bukan

(38)

dan Teknologi (Universitas Sanata Dharma) dengan menggunakan kamera digital yang memiliki resolusi 2736x3648 piksel dan webcam yang memiliki

resolusi 640x480 piksel. Beberapa nama karyawan Fakultas Sains dan Teknologi yang akan diambil gambar wajahnya, adalah :

Tabel 3.1 Daftar Nama Karyawan Fakultas Sains dan Teknologi

NO. NAMA NIP

1. Dra.M.A. Titik Setyaningsih P.897 2. Erma Linda Santyas Rahayu P.1386

3. Intan Widanarko P.1505

4. Hardi Subarja P.1535

5. Petrus Sumardi P.1554

6. Yustinus Hastoro Nur Cahyoadi P.1555 7. Rusdanang Ali Basuni P.1751 8. Fransiscus Xaverius Surya Asih Subrata P.1869

9. Emanuel Bele Bau P.1944

10.Ignatius Tri Widaryanta P.2000 11.Leander Adik Tri Sulistiono P.2172 12.Catharina Maria Sri Wijayanti, S.Pd P.2175 13.Agustinus Rony Windaryawan P.2216

14.Susilo Dwiratno P.2218

15.Zaerilus Tukija P.1604

Untuk setiap karyawan citra wajah akan diambil sebanyak 21 kali, yang kemudian akan terbagi dalam 2 bagian yaitu 14 citra wajah digunakan sebagai data training dan 7 citra wajah sebagai data testing.

(39)

training dari 15 karyawan adalah 210 citra, sedangkan data testing

berjumlah 105 citra. Citra wajah tersebut masing-masing berdimensi

100x100 piksel yang kemudian akan diubah menjadi vektor kolom berukuran 10.000x1. Oleh karena proses tersebut, data training akan menjadi matriks dari kumpulan vektor yang telah terbentuk sehingga

menjadi matriks berukuran 10.000x210 dan untuk data testing menjadi matriks berukuran 10.000x105. Data training akan mengalami proses

pelatihan data, sedangkan data testing akan mengalami beberapa proses awal. Data testing kemudian akan diujikan terhadap data training, sehingga akan diperoleh akurasi sistem.

3.2 Perancangan Sistem Secara Umum

Sistem pengenalan wajah harus dapat mengenali/mengidentifikasi sebuah citra masukan dengan mencocokkannya/membandingkannya dengan file wajah

yang telah tersimpan sebelumnya pada suatu database. Hasil pencocokan tersebut berupa informasi yang menyatakan bahwa citra masukan sesuai dengan salah satu ciri wajah pada database wajah.

Perancangan sistem merupakan gambaran mengenai alur kerja / proses-proses yang akan dilakukan oleh sistem. Perancangan sistem untuk aplikasi

(40)

File wajah karyawan

Gambar 3.1 Gambaran Umum Proses Pengenalan Wajah

Keterangan :

1. Dengan menggunakan webcam, proses yang dilakukan adalah mengambil

citra wajah seseorang. Hasil capture tersebut akan menjadi sebuah citra masukan.

2. File wajah karyawan merupakan sebuah data store yang akan menyimpan

citra wajah masukan di dalam suatu file dan terpisah dari database citra wajah training.

3. Pemrosesan awal merupakan proses mengubah citra masukan RGB menjadi citra grayscale.

4. Proses reshape matriks merupakan proses mengubah matriks dari citra

masukan menjadi vector kolom. Namun, untuk citra masukan yang ukuran matriksnya lebih besar dai 100x100 piksel akan di-resize terlebih dahulu

(41)

5. Proses pengenalan merupakan proses mencari kesamaan ciri antara citra masukan dengan nilai eigenface yang telah didapat dari proses pelatihan.

6. Database citra wajah training berupa kumpulan data wajah karyawan yang akan digunakan untuk proses pelatihan (training).

7. Proses pelatihan (training) merupakan proses untuk mendapatkan

eigenfaces dari citra wajah training.

8. Hasil pengenalan berupa informasi yang menyatakan bahwa citra masukan

memiliki kesamaan ciri dengan salah satu citra wajah dari file wajah karyawan.

9. Interface pengguna digunakan untuk menampilkan hasil dari proses

pengenalan wajah (recognition).

3.2.1 Use case

Terdapat satu pengguna pada sistem ini, yaitu karyawan.

(42)

Karyawan

SISTEM PENGENALAN WAJAH KARYAWAN

Memilih Citra Wajah

Melakukan Proses Pengenalan

«extends»

Gambar 3.2 Use Case

3.2.2 Gambaran Sistem

Sistem pengenalan wajah dilakukan melalui beberapa proses.

Pengguna (karyawan) dapat memilih citra wajah yang akan dicocokkan. Citra wajah yang dipilih oleh pengguna (karyawan) dan kumpulan citra wajah untuk pelatihan akan mengalami proses awal, yaitu deteksi wajah

dan normalisasi ukuran citra. Kemudian menuju proses pencarian ciri dari citra wajah tersebut. Proses pengenalan wajah dilakukan dengan

mencari jarak minimum dari vektor ciri yang dihasilkan oleh citra masukan dan kumpulan citra hasil pelatihan. Gambaran mengenai

(43)

Citra wajah Citra wajah

Proses awal Proses awal

Reshape matriks Ekstrak ciri

(Metode Eigenface)

Perhitungan jarak (Euclidean Distance)

Tampilan hasil pengenalan (a)

(b)

Gambar 3.3 Gambaran Umum Sistem Pengenalan Wajah. (a) Proses pelatihan model menggunakan data training, (b) Proses pengenalan (testing)

3.3 Perancangan Pelatihan Data

Data citra wajah yang diperoleh sebanyak 21 buah citra untuk tiap karyawan, sehingga jumlah data citra wajah yang diperoleh ada 315 citra.

(44)

3.3.1 Proses Awal

Pada proses pelatihan data, deteksi wajah tidak dilakukan menjadi suatu

proses tersendiri, melainkan proses deteksi wajah akan dilakukan bersamaan dengan proses ekstrak ciri. Hal tersebut dikarenakan pengambilan data citra wajah karyawan sudah dilakukan dengan menggunakan latar belakang

(background) gambar yang sama dan diambil dengan kamera digital yang memiliki resolusi yang sama (misal: 2736x3748 piksel).

Proses awal ini hanya akan mengubah citra wajah RGB menjadi citra wajah grayscale. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan proses perhitungan yang akan dilakukan pada proses ekstrak ciri. Rangkaian proses

pada proses awal dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Citra Wajah RGB ke

grayscale

Citra wajah hasil proses awal Gambar 3.4 Proses Awal

3.3.2 Ekstraksi Ciri

Proses ekstraksi ciri atau pencarian ciri dapat dilakukan terhadap citra wajah yang telah mengalami pemrosesan awal. Langkah-langkah yang harus

dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mengambil satu set data training (M) yang sudah mengalami proses awal. Mengenai satu set data training dapat dilihat pada sub bab (3.3.3

(45)

2. Mentransformasikan matriks NxN menjadi sebuah vektor kolom untuk tiap citra. Misal (M) ada 3 buah citra wajah training.

𝑖𝑚𝑎𝑔𝑒1 = 5 1

Hasil transformasi tersebut kemudian dijadikan sebuah matriks, sehingga diperoleh ukuran matriks N2 x M.

S =

3. Mencari rata-rata vektor citra wajah menggunakan persamaan (2.4)

(46)

Sehingga didapat sebuah vektor Y =

4. Mengurangi vektor citra wajah dengan nilai rata-rata tersebut menggunakan persamaan (2.5)

5 3,33 1.67 Q1 = 1 - 3,33 = -2.33

3 2,66 0.34

8 7 1

4 3,33 0.67 Q2 = 7 - 3,33 = 3.67 2 2,66 -0.66

9 7 2

1 3,33 -2.33 Q3 = 2 - 3,33 = -1.33 3 2,66 0.34

4 7 -3

Dari perhitungan tersebut, Q1 Q2 Q3 digabung menjadi suatu matriks A. 1.67 0.67 -2.33

A= -2.33 3.67 -1.33 0.34 -0.66 0.34

1 2 -3

5. Menghitung matriks kovarian menggunakan persamaan (2.7) 𝐶= 𝐴𝑡𝐴

(47)

1.67 -2.33 0.34 1 1.67 0.67 -2.33 C= 0.67 3.67 -0.66 2 . -2.33 3.67 -1.33 -2.33 -1.33 0.34 -3 0.34 -0.66 0.34

1 2 -3

9.3334 -5.6566 -3.6766 C= -5.6566 18.3534 -12.6666

-3.6766 -12.6666 16.3134

6. Menghitung eigenvalue dengan menggunakan persamaan (2.2) dan eigenvektor dengan menggunakan persamaan (2.3) dari matriks kovarian

𝐶= 𝐴𝑡𝐴

Untuk memudahkan perhitungan eigenvalue dan eigenvector, maka nilai

C akan diubah (hanya untuk memudahkan perhitungan).

2 0 1 C= -1 4 -1

-1 2 0

Dengan menggunakan persamaan (2.2), maka terbentuk matriks

determinan seperti di bawah ini :

(2− 𝜆) 0 1

-1 (4− 𝜆) -1 = 0

-1 2 −𝜆

(48)

((2 -𝜆)*{(4 -𝜆) (-𝜆) – (2) (-1)}) – (0*{(-1) (-𝜆 ) – (-1) (-1)}) + (1*{(-1) Eigenvalue yang sudah diperoleh akan digunakan untuk mencari

eigenvector dengan menggunakan persamaan (2.3)

 Untuk 𝜆1 = 2

Sehingga diperoleh persamaan seperti berikut : 𝑥3 = 0

−𝑥1 + 2𝑥2− 𝑥3 = 0

−𝑥1 + 2𝑥2− 2𝑥3 = 0

Karena 𝑥3 bernilai 0, maka untuk 𝑥1 dan 𝑥2 dicari dengan

(49)

−𝑥1 + 2𝑥2 = 0 sehingga diperoleh bahwa 𝑥1 = 2𝑥2.

Eigenvector yang tebentuk

2𝑥2

Sehingga diperoleh persamaan seperti berikut : 𝑥1 + 𝑥3 = 0 −→ 𝑥1 =−𝑥3

kedua persamaan tersebut saling dieliminasi seperti berikut : 𝑥3 + 3𝑥2− 𝑥3= 0

𝑥3 + 2𝑥2− 𝑥3= 0

(50)

Eigenvector yang tebentuk

Sehingga diperoleh persamaan seperti berikut : −𝑥1 + 𝑥3 = 0 −→ 𝑥3= 𝑥1

sehingga kedua persamaan tersebut saling dieliminasi seperti berikut :

−𝑥1 + 𝑥2− 𝑥1 = 0 −→ −2𝑥1 + 𝑥2 = 0 −𝑥1 + 2𝑥2− 3𝑥1 = 0 −→ −4𝑥1 + 2𝑥2 = 0

-

(51)

Eigenvector yang tebentuk 𝑥1

2𝑥1 𝑥1

, nilai yang mendekati adalah

𝑥3 =

1 2 1

7. Menghitung eigenvector sebanyak M dari matriks kovarian 𝐶 =𝐴 𝐴𝑡

dengan persamaan (2.8) 𝑢𝑖 =𝐴.𝑥𝑖

1.67 0.67 -2.33 2 4.01

𝑢1= -2.33 3.67 -1.33

.

1 = -0.99

0.34 -0.66 0.34 0 0.02

1 2 -3 4

1.67 0.67 -2.33 -1 4

𝑢2= -2.33 3.67 -1.33

.

0 = 2

0.34 -0.66 0.34 1 0

1 2 -3 -4

1.67 0.67 -2.33 1 0.68

𝑢3= -2.33 3.67 -1.33

.

2 = 3.68

0.34 -0.66 0.34 1 2

1 2 -3 2

(52)

𝑢1 = (4.01)2+ (−0.99)2+ (0.22)2+ (4)2 = 5.75

𝑢2 = (4)2+ (2)2+ (0)2+ (−4)2 = 6

𝑢3 = (0.68)2+ (3.68)2+ (2)2+ (2)2= 2.45

9. Mengumpulkan eigenvector sebanyak K (K berhubungan dengan eigenvalue terbaik). Eigenvalue dan eigenvector diurutkan dari besar ke

kecil. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh eigenvalue terbaik sebanyak tiga buah, sehingga K=3.

Eigenvalue Eigenvector

𝜆3 = 3 0.68 3.68 2 2

𝜆1 = 2 4.01

-0.99 0.02

4

𝜆2 = 1 4

2 0 -4

10.Memproyeksikan Qi ke dalam eigenspace dengan persamaan 𝑤𝑗 = 𝑢𝑗𝑇𝑄𝑖

0.68 3.68 2 2 1.67

𝑤1= . -2.33 = -4.7588

(53)

0.68 3.68 2 2 0.67

. 3.67 = 16.6412 -0.66

2

0.68 3.68 2 2 -2.33

. -1.33 = -11.7988 0.34

-3

4.01 -0.99 -0.02 4 1.67

𝑤2= . -2.33 = 12.9286

0.34 1

4.01 -0.99 -0.02 4 0.67

. 3.67 = 7.1986 -0.66

2

4.01 -0.99 -0.02 4 -2.33

-1.33 = -20.1014 0.34

(54)

4 2 0 -4 1.67

𝑤3= . -2.33 = -1.98

0.34 1

4 2 0 -4 0.67

. 3.67 = 2.02 -0.66

2

4 2 0 -4 -2.33

-1.33 = 0.02 0.34

-3

11.Merepresentasikan wi ke dalam sebuah vector.

3.3.3 Proses Pengujian

Proses pengujian dilakukan untuk menguji keakuratan dan keberhasilan

sistem pengenalan wajah. Sebelum melakukan pengujian, keseluruhan data yang diperoleh akan diklasifikasi. Proses klasifikasi dilakukan

-4.7588 12.9286 -1.98 Ωl = 16.6412 7.1986 2.02

(55)

menggunakan metode 3-fold cross validation, yaitu membagi keseluruhan data menjadi 3 bagian.

Setiap karyawan memiliki 21 data citra wajah. Dari 21 data tersebut dibagi ke dalam 3 bagian seperti berikut :

Tabel 3.2 Pengelompokkan Data

Karyawan ke- A

Setelah keseluruhan data dikelompokkan, tahap berikutnya adalah melakukan kombinasi pengujian. Untuk 3 kelompok data tersebut akan

menghasilkan 3 kombinasi pengujian.

A B C

(56)

Hasil kombinasi pengujian tersebut berlaku untuk seluruh karyawan. Pada setiap kombinasi, akan dilakukan pengujian (testing) 7 citra wajah

terhadap 14 citra wajah pelatihan (data training). Karena hal tersebut berlaku untuk seluruh karyawan, maka pada setiap kombinasi terdapat 14 citra x 15 karyawan (210 citra wajah pelatihan) dan 7 citra x 15 karyawan

(105 citra wajah testing).

Pengujian dilakukan berdasarkan metode eigenface yang digunakan.

Data testing sebanyak 105 citra wajah akan diujikan terhadap data pelatihan. Dari pengujian tersebut akan diperoleh jumlah citra yang benar dan jumlah yang salah sehingga diperoleh 3 hasil pengujian dari 3 kombinasi tersebut.

Perhitungan jumlah benar dan salah akan disajikan dalam bentuk persen, sehingga perhitungan tersebut akan dilakukan sebagai berikut :

𝑐𝑜𝑟𝑟𝑒𝑐𝑡= 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑑𝑎𝑡𝑎𝑡𝑒𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 ∗100%

𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟= 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑑𝑎𝑡𝑎𝑡𝑒𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 ∗100%

Rancangan tabel pengujian data training dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Tabel Rancangan Pengujian Data training

No Kelompok

Training

Kelompok

Testing

Correct rate Error rate

1 A B C

2 A C B

(57)

3.4 Perancangan Proses Pengenalan Wajah

Proses pengenalan wajah melibatkan suatu citra masukan. Citra

masukan dapat berupa citra yang diambil dari kamera/webcam atau dapat diambil dari data yang telah tersimpan sebelumnya.

Untuk memudahkan proses pengenalan, citra masukan diambil dari

database wajah yang sudah diperoleh sebelumnya.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk proses pengenalan wajah, antara

lain :

1. Mengambil suatu citra wajah dari database wajah.

2. Melakukan proses awal terhadap citra masukan. Proses awal yang dilakukan

telah dijelaskan sebelumnya pada sub bab perancangan pelatihan data. 3. Mengubah citra masukan yang berupa matriks berdimensi NxN menjadi

vector kolom r.

𝑐𝑖𝑡𝑟𝑎𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛= 2 4

6 8 −→ 𝑟=

4. Melakukan normalisasi r. Normalisasi dilakukan dengan melakukan pengurangan r dengan Y dari pelatihan data.

2 3,33 -1.33 Q= 4 - 3,33 = 0.67

6 2,66 3.34

8 7 1

(58)

5. Memproyeksikan Q ke dalam eigenspace.

𝑤𝑖 = 𝑢𝑖𝑇𝑄 dengan ui sebanyak K pada pelatihan data.

0.68 3.68 2 2 -1.33

𝑤1= . 0.67 = 10.2412 3.34

1

4.01 -0.99 0.02 4 -1.33

𝑤2= . 0.67 = -1.9265

3.34 1

4 2 0 -4 -1.33

𝑤3= . 0.67 = -7.98

3.34 1 6. Merepresentasikan nilai wi ke dalam sebuah vector.

7. Melakukan pencocokan citra masukan dengan citra pelatihan menggunakan

metode Euclidean Distance menggunakan persamaan (2.8). Sebelum 10.2412

Ω= -1.9265

(59)

mencari jarak terhadap dua vector tersebut, maka akan dilakukan normalisasi nilai vector tersebut menggunakan persamaan (2.12).

Ω = 𝑣𝑖2

Setelah melakukan normalisasi nilai vector, kemudian menyelesaikan persamaan (2.11) seperti berikut :

Ω = 10.2412

18.2436 = 0.5180; 0.2884; −0.8053

(60)

Tahap terkahir metode Euclidean ini adalah mencari jarak kedua vector yang telah ternormalisasi seperti berikut :

𝑑 𝑢,𝑣 = 0.78 + 0.2272 2+0.150.7944 2+0.61 + 0.5633 2

= 1.3815

𝑑 𝑢,𝑣 = 0.78−0.5180 2+0.150.2884 2+0.61 + 0.8053 2

= 0.5468

𝑑 𝑢,𝑣 = 0.78 + 0.7 2+0.150.7141 2+0.610.007 2

= 1.8215

Dari perhitungan pencarian jarak tersebut, maka dapat diketahui bahwa nilai

yang bernilai paling kecil yaitu 𝑑 𝑢,𝑣 = 0.5468 menunjukkan bahwa citra

wajah masukkan memiliki ciri yang mendekati dengan citra wajah kedua dari citra wajah training.

3.5 Perancangan Antarmuka

Antarmuka sistem terdiri dari 3 tampilan yaitu tampilan proses pengenalan wajah, tampilan cara menggunakan sistem, dan tampilan tentang program. Sistem ini memiliki 3 menu, yaitu menu File, Help dan About. Pada menu File,

terdapat 2 submenu yaitu Open Image dan Exit. Pada menu Help hanya terdapat satu submenu yaitu System Help. Pada menu About juga hanya terdapat satu

(61)

3.5.1 Tampilan Proses Pengenalan Wajah

Pada tampilan ini, terdapat 2 panel yaitu panel Image Input dan Image

Similarity. Panel Image Input digunakan untuk menampilkan citra wajah yang akan digunakan pada proses pengenalan. Panel Image Similarity digunakan untuk menampilkan citra wajah dari proses training yang

memliki kesamaan ciri dengan citra wajah masukan. Tombol Recognition digunakan untuk melakukan proses pengenalan wajah. Di bagian bawah

terdapat teks field yang akan memberikan informasi mengenai tingkat kemiripan antara citra wajah masukan dan citra wajah training. Terdapat pula tombol Refresh untuk mengkosongkan panel dan teks field dari proses

yang telah dilakukan sebelumnya. Perancangan tampilan proses pengenalan wajah disajikan pada Gambar 3.6.

X

-File Help About

SISTEM PENGENALAN WAJAH KARYAWAN

Image Input Image Similarity

RECOGNITION

Tingkat Kemiripan : REFRESH

(62)

3.5.2 Tampilan Menu File

Perancangan tampilan menu File disajikan pada Gambar 3.7 sebagai

berikut :

X

-Help About File

Open Image Ctrl+O Exit Ctrl+Q

SISTEM PENGENALAN WAJAH KARYAWAN

Gambar 3.7 Tampilan antarmuka Menu File

3.5.3 Tampilan Menu Help

Perancangan tampilan menu Help disajikan pada Gambar 3.8 sebagai berikut :

X

-File Help About

System Help

SISTEM PENGENALAN WAJAH KARYAWAN

Gambar 3.8 Tampilan antarmuka Menu Help

3.5.4 Tampilan Menu About

Perancangan tampilan menu About disajikan pada Gambar 3.9 sebagai

(63)

X

-File Help About

About Program

SISTEM PENGENALAN WAJAH KARYAWAN

Gambar 3.9 Tampilan antarmuka Menu About

3.5.5 Tampilan Open Image

Tampilan ini merupakan submenu dari menu File. Pada tampilan ini,

pengguna dapat memilih citra wajah yang akan digunakan untuk proses pengenalan dengan mengakses folder-folder yang ada pada komputer. Pada tampilan ini juga terdapat dua buah tombol, yaitu tombol Open dan Cancel.

Open berfungsi untuk membuka gambar yang sudah dipilih dan Cancel berfungsi untuk membatalkan proses memilih gambar dan kembali ke

tampilan sebelumnya. Perancangan tampilan submenu Open Image disajikan pada Gambar 3.10 sebagai berikut :

X

-Select image that you want to recognition

My Recent

(64)

3.5.6 Tampilan Cara Menggunakan Sistem

Tampilan ini memberikan informasi mengenai cara menggunakan

sistem. Perancangan tampilan submenu System Help disajikan pada Gambar 3.11 sebagai berikut :

Cara Menggunakan Sistem :

1. Masukkan foto wajah dengan memilih submenu Open Image pada menu File

2. Tekan tombol Recognition

3. Tekan tombol Refresh untuk mengkosongkan (clear) item-item di dalam figure

X -System Help

SISTEM PENGENALAN WAJAH KARYAWAN

Gambar 3.11 Tampilan antarmuka System Help

3.5.7 Tampilan Tentang Program

Tampilan ini memberikan informasi tentang program yang dibuat.

Perancangan tampilan submenu System Help disajikan pada Gambar 3.12 sebagai berikut :

Penerapan Face Recognition Menggunakan Metode Eigenface Pada Sistem Presensi Karyawan Universitas Sanata Dharma

Dibuat oleh : Yunita Wahayuning Putri NIM : 085314082

PRODI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

X -About Program

SISTEM PENGENALAN WAJAH KARYAWAN

(65)

46

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Implementasi dengan menggunakan Matlab 7.1 pada komputer dengan spesifikasi processor Intel Core i5 , RAM 2GB , VGA NVidia , dan Harddisk 640GB.

4.1 Implementasi Pelatihan Data 4.1.1 Implementasi Pemrosesan Awal

Pemrosesan awal berfungsi untuk mengubah citra RGB menjadi

grayscale. Proses ini dilakukan terhadap seluruh data training. Sebelum

melakukan pemrosesan awal, file yang berisi database citra wajah akan dipanggil terlebih dahulu. Sebagai contoh, file yang akan digunakan yaitu “kombinasi1.txt”. Proses ini dilakukan dengan menggunakan sintaks pada

Matlab yaitu :

fidA=fopen('kombinasi1.txt'); readA=textscan(fidA,

'%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s %s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s% s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s %s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s% s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s %s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s% s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s%s', 'delimiter', ',');

strA=imread(strcat('F:\KULIAH\TA meme_JUNI\data kamera\',readB{1,i}{1,1},'.jpg')); imgTrain=strA;

(66)

Berikut merupakan contoh citra wajah training yang diubah menjadi

grayscale :

Gambar 4.1 Pemrosesan Awal

4.1.2 Implementasi Proses Ekstraksi Ciri

Ekstrak ciri dilakukan dengan menggunakan metode eigenface.

Implementasi ekstrak ciri dilakukan dengan :

1. Mentransformasikan matriks NxN menjadi vektor kolom untuk tiap citra

wajah yang telah mengalami pemrosesan awal. Untuk proses ektraks ciri pada pelatihan data, jumlah data training yang digunakan sebanyak 210

citra wajah.Sintaks pada Matlab : jumTrain=210;

STrain=[]; %matriks yang menampung vektor kolom citra training

for i=1:jumTrain

strA=imread(strcat(F:\KULIAH\TA meme_JUNI\data kamera\',readB{1,i}{1,1},'.jpg'));

imgTrain=strA;

[imgTrain=rgb2gray(imgTrain);

[irowTrain icolTrain]=size(imgTrain); %mendapatkan jumlah baris dan kolom dr citra training

r=reshape(imgTrain,irowTrain*icolTrain,1); %mengubah matriks menjadi vektor kolom (N^2 x 1)

r=im2double(r); STrain=[STrain r];

(67)

2. Melakukan normalisasi ukuran citra dengan melakukan pengurangan vector kolom dari citra wajah dengan nilai rata-rata vektor wajah.

Sintaks pada Matlab :

%melakukan normalisasi ukuran citra y=[];

for i=1:size(STrain,1)

penjumlahan=sum(STrain(i,:)); avg=penjumlahan/jumTrain; y=[y; avg];

3. Mencari matriks kovarian dengan menggabungkan matriks Q ke dalam matriks A.

4. Menghitung eigenvalue dan eigenvector dari matriks kovarian yang

diperoleh dengan memanggil sebuah function pada Matlab. [eigenvector eigenvalue]=eig(C);

5. Melakukan eliminasi eigenvalue untuk mengeliminasi eigenvalue yang bernilai 0 atau negatif.

%Mengurutkan dan mengeliminasi eigenvalue eigvector=[];

(68)

for i=1:size(eigenvector,2) if(eigenvalue(i,i)>1e-4)

eigvector=[eigvector eigenvector(:,i)]; eigvalue=[eigvalue eigenvalue(i,i)]; end

end

6. Menghitung eigenfaces dari eigenvector yang terbentuk setelah proses

pengurutan dan eliminasi.

7. Melakukan normalisasi terhadap eigenfaces yang diperoleh. %Normalisasi eigenfaces

8. Mencari bobot dari masing-masing citra wajah training yaitu dengan

memproyeksikan Qi ke dalam eigenspace dengan persamaan =

(69)

4.1.3 Implementasi Proses Pengujian

Untuk melakukan pengujian, data citra wajah dibagi ke dalam 3 group

kombinasi. Pengelompokkan dilakukan menggunakan metode 3-fold cross validation. Pada tiap kombinasi, 1 grup akan diujikan terhadap 2 grup yang lain. Citra wajah yang telah dikelompokkan disimpan dalam notepad

sehingga saat akan dilakukan pengujian, data teks tersebut dipanggil. Sintaks pada Matlab sebagai berikut:

fidA=fopen('kombinasi1.txt');

(70)

fileB=fopen('kombinasi2.txt');

%membuka dan menscan database dari notepad untuk grup C fidC=fopen('kombinasi3.txt');

Proses pengujian dilakukan dengan membaca salah satu file teks tersebut. Citra wajah yang menjadi input akan dibaca dan akan mengalami pemrosesan awal. Setelah mengalami pemrosesan awal, citra wajah

(71)

testA=imread(strcat(F:\KULIAH\TA meme_JUNI\data kamera\',bacaB{1,z}{1,1},'.jpg')); imgTest=rgb2gray(testA);

[rowTest colTest]=size(imgTest);

rTest=reshape(imgTest,rowTest*colTest,1); rTest=im2double(rTest);

%menghitung mean dari citra input Difference=rTest-y;

Hasil pengurangan tersebut disimpan dalam variabel Difference.

Variabel tersebut akan digunakan untuk proses pencarian bobot dari citra wajah masukan terhadap citra wajah training.

%menghitung bobot data testing InImWeightTest = [];

for i=1:size(u,2) tA = u(:,i)';

WeightOfInputImageTest =dot(tA,Difference'); InImWeightTest=[InImWeightTest;

WeightOfInputImageTest];

end

Pencarian bobot tersebut disimpan dalam matriks InImWeightTest

yang kemudian akan digunakan untuk perhitungan jarak Euclidean.

Perhitungan jarak Euclidean tersebut digunakan untuk mencari kemiripan antara citra wajah masukan dengan citra wajah training. Sebelum proses pencarian jarak minimum dilakukan, kumpulan vektor omega dari proses

pelatihan dan vektor InImWeightTest akan dinormalisasi terlebih dahulu. Proses normalisasi ini bertujuan untuk menghasilkan nilai kemiripan yang

bernilai 0≤ d u, v ≤ 2. Setelah kedua vektor tersebut dinormalisasi,

(72)

%normalisasi bobot citra masukan omegaTrain=[omegaTrain omTrain];

end

%menghitung jarak euclidean dari data testing thdp data training

MinimumValue=min(e) %mencari nilai minimum dari jarak euclidean yg diperoleh

Dalam perhitungan jarak Euclidean, nilai minimum (nilai yang terendah) adalah nilai yang menunjukkan bahwa kedua citra tersebut saling mirip. Nilai minimum tersebut disimpan dalam variabel MinimumValue.

4.2 Implementasi Proses Pengenalan Wajah

Proses pengenalan wajah dilakukan dalam beberapa langkah. Implementasi proses pengenalan wajah adalah sebagai berikut :

1. Mengambil suatu citra wajah dari database wajah melalui GUI yang

(73)

insert=getimage(handles.foto);

2. Melakukan pemrosesan awal terhadap citra masukan. Pemrosesan awal yang dilakukan adalah mengubah citra RGB menjadi grayscale.

InputImage=masukan;

InImage=rgb2gray(InputImage);

3. Mengubah matriks NxN dari citra masukan menjadi vector kolom. InImage=reshape(InImage,rowIn*colIn,1);

4. Melakukan normalisasi ukuran citra masukan. Normalisasi dilakukan dengan melakukan pengurangan vektor kolom terhadap nilai tengah citra

wajah training.

rImage=im2double(InImage);

Difference = rImage-y;

5. Memproyeksikan hasil pengurangan tersebut ke eigenspace sehingga diperoleh bobot dari citra masukan yang kemudian disimpan dalam sebuah

vektor.

%menghitung bobot data testing InImWeightTest = [];

for i=1:size(u,2) tA = u(:,i)';

WeightOfInputImageTest =dot(tA,Difference');

InImWeightTest=[InImWeightTest; WeightOfInputImageTest];

(74)

6. Mencari jarak terdekat antara citra masukan dengan citra wajah training

sehingga diperoleh kemiripan. Pencarian jarak ini menggunakan algoritma

Euclidean distance. omegaTrain=[omegaTrain omTrain];

end

%menghitung jarak euclidean dari data testing thdp data training

MinimumValue=min(e) %mencari nilai minimum dari jarak euclidean yg diperoleh

4.3 Implementasi Perancangan Antarmuka 4.3.1 Tampilan Proses Pengenalan Wajah

Tampilan ini merupakan tampilan utama proses pengenalan wajah.

(75)

mengetahui citra masukan memiliki kemiripan dengan cotra data training, pengguna dapat menekan tombol Recognition. Hasil implementasi tampilan

proses pengenalan wajah adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2 Implementasi Tampilan Proses Pengenalan Wajah

(76)

Gambar 4.4 Implementasi Tampilan Open File

(77)

4.3.2 Tampilan Cara Menggunakan Sistem

Tampilan Cara Menggunakan Sistem dapat dibuka dengan memilih

submenu System Help pada menu Help. Implementasi tampilan cara menggunakan sistem adalah sebagai berikut :

Gambar 4.6 Implementasi tampilan Menu Help

Gambar 4.7 Implementasi tampilan cara menggunakan sistem

4.3.3 Tampilan Tentang Program

Tampilan Tentang Program dapat dibuka dengan memilih submenu

(78)

Gambar 4.8 Implementasi Tampilan Menu About

Gambar 4.9 Implementasi Tampilan Tentang Program

4.4 Hasil Pengujian

Terdapat dua macam pengujian, yaitu pengujian terhadap data training

menggunakan 3-fold cross validation dan pengujian dengan menggunakan satu masukan yang dipilih oleh pengguna melalui user interface yang disediakan.

4.4.1 Hasil Pengujian 3-fold cross validation

Pada pengujian ini keseluruhan data citra wajah disimpan dalam sebuah

folder. Pengelompokkan data training dan data testing dilakukan pada

(79)
(80)

Gambar 4.10 Data training kombinasi 1

(81)
(82)

Gambar 4.12 Data training kombinasi 2

(83)
(84)

Gambar 4.14 Data training kombinasi 3

(85)

Setelah dilakukan pengelompokkan, data testing akan diujikan terhadap data training. Hasil pengujian 3 kombinasi tersebut adalah sebagai

berikut :

Jumlah data training tiap kombinasi : 210 citra wajah Jumlah data testing tiap kombinasi : 105 citra wajah

Tabel 4.1. Tabel Hasil Pengujian Data training menggunakan kamera digital

Hasil terbaik adalah kelompok kombinasi kedua yaitu kelompok AC dengan error rate 13.33%.

4.1.1.2Hasil Pengujian 3-fold cross validation menggunakan webcam File “kombinasiWebcam1.txt”

(86)

16,tri16,tukijo16,has16,linda17,rina17,titik17,tri17,tuki jo17,has17,linda18,rina18,titik18,tri18,tukijo18,has18,li nda19,rina19,titik19,tri19,tukijo19,has19,linda20,rina20, titik20,tri20,tukijo20,has20,linda21,rina21,titik21,tri21 ,tukijo21,has21

Gambar 4.16 Data training kombinasi webcam 1

(87)

File “kombinasiWebcam2.txt”

linda1,rina1,titik1,tri1,tukijo1,has1,linda2,rina2,titik2 ,tri2,tukijo2,has2,linda3,rina3,titik3,tri3,tukijo3,has3, linda4,rina4,titik4,tri4,tukijo4,has4,linda5,rina5,titik5 ,tri5,tukijo5,has5,linda6,rina6,titik6,tri6,tukijo6,has6, linda7,rina7,titik7,tri17,tukijo7,has7,linda15,rina15,tit ik15,tri15,tukijo15,has15,linda16,rina16,titik16,tri16,tu kijo16,has16,linda17,rina17,titik17,tri17,tukijo17,has17, linda18,rina18,titik18,tri18,tukijo18,has18,linda19,rina1 9,titik19,tri19,tukijo19,has19,linda20,rina20,titik20,tri 20,tukijo20,has20,linda21,rina21,titik21,tri21,tukijo21,h as21,linda8,rina8,titik8,tri8,tukijo8,has8,linda9,rina9,t itik9,tri9,tukijo9,has9,linda10,rina10,titik10,tri10,tuki jo10,has10,linda11,rina11,titik11,tri11,tukijo11,has11,li nda12,rina12,titik12,tri12,tukijo12,has12,linda13,rina13, titik13,tri13,tukijo13,has13,linda14,rina14,titik14,tri14 ,tukijo14,has14

(88)

Gambar 4.19 Data testing kombinasi webcam 2

File “kombinasiWebcam3.txt”

(89)

Gambar 4.20 Data training kombinasi webcam 3

Gambar 4.21 Data testing kombinasi webcam 3

Setelah dilakukan pengelompokkan, data testing akan diujikan terhadap

(90)

Jumlah data training tiap kombinasi : 84 citra wajah Jumlah data testing tiap kombinasi : 42 citra wajah

Tabel 4.2. Tabel Hasil Pengujian Data training menggunakan webcam

No Kelompok Training

Kelompok Testing

Correct rate (%)

Error rate(%)

1 A B C 66.667 33.333

2 A C B 66.667 33.333

3 B C A 76.19 23.81

Hasil terbaik adalah kelompok kombinasi ketiga yaitu kelompok BC

dengan error rate 23.81%.

4.1.1.3Hasil Pengujian 3-fold cross validation menggunakan kamera digital dengan data training menghadap ke depan

Selain menggunakan data training dari kamera digital dan

webcam, pengujian sistem akan dilakukan dengan menggunakan data

training yang diambil menggunakan kamera digital (2736x3748 piksel)

dengan ketentuan bahwa citra wajah diambil hanya dari 1 sudut pandang (dari depan), dan objek yang difoto tetap fokus ke arah kamera tetapi ekspresi wajah boleh dengan berbagai ekspresi. Data citra wajah yang

(91)

testing ke data training terhadap 3 kombinasi pengelompokkan data. Hasil pengujian adalah sebagai berikut :

Jumlah data training tiap kombinasi : 210 citra wajah Jumlah data testing tiap kombinasi : 105 citra wajah

Tabel 4.3. Tabel Hasil Pengujian Data training menggunakan kamera digital dengan data training menghadap ke depan

No Kelompok Training

Kelompok Testing

Correct rate (%)

Error rate(%)

1 A B C 93.333 6.667

2 A C B 97.143 2.8571

3 B C A 80.952 19.048

Hasil terbaik adalah kelompok kombinasi kedua yaitu kelompok AC

dengan error rate 2.8571%.

4.1.1.4Hasil Pengujian 3-fold cross validation menggunakan data training kamera digital dan data testing webcam

Pengujian dilakukan dengan membandingkan data citra wajah

(92)

Tabel 4.4. Tabel Hasil Pengujian menggunakan data training kamera digital dan data testing webcam

No Kelompok

Hasil terbaik dari pengujian tersebut adalah kelompok kombinasi BC

dengan correct rate 33.333%

4.1.1.5Hasil Pengujian 3-fold cross validation menggunakan data training webcam dan data testing kamera digital

Pengujian dilakukan dengan membandingkan data citra wajah

yang diambil dari 2 media dan resolusi yang berbeda. Hasil pengujian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5. Tabel Hasil Pengujian menggunakan data training webcam dan data testing kamera digital

Gambar

Tabel Keterangan
Gambar Keterangan
Gambar 2.1 Susunan Proses Pengenalan Wajah
Tabel 2.1 Kategori Teknik Pengenalan Wajah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Halaman ini berfungsi untuk menambahkan jumlah barang sesuai jeis barang dengan yang diklik user pada tabel. Perbedaan dengan Halaman Tambah Master Barang yaitu pada halaman

Dari analisis Indeks Kepuasan Kerja diperoleh hasil yang menunjukan bahwa karyawan puas dengan Universitas Sanata Dharma ditunjukkan dengan nilai total

Ruang lingkup pembahasan atau batasan pembahasan dalam penulisan ini adalah pembahasan tentang pengujian perangkat lunak hasil skripsi mahasiswa pada antarmuka pengguna

Dari proses pengujian dan analisa yang dilakukan baik pada pengujian sesuai pada ID A001 ataupun pengujian oleh. para responden, didapatkan bahwa tes ID A011 pada modul

Dari hasil pengujian didapatkan hasil penggunaan fitur tracking pada ruangan terbuka dengan kondisi dibawah pepohonan mendapatkan rank tertinggi dibandingkan lokasi uji

Tahap ekstraksi ciri berdasarkan tekstur Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem dapat berjalan dengan baik dalam mengenali citra uji dari citra acuan/citra

muka diketahui sistem dapat mengenali input muka yang sama dengan template dan pada kondisi. inputan yang berbeda sistem tidak dapat mengenali wajah yang

Posisi atau sudut pengambilan wajah yang ada pada database juga sangat menentukan pada saat pengujian secara realtime nantinya, karena saat pengakurasian database citra