• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 09 JULI 2014 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 09 JULI 2014 - repository perpustakaan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014

Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk

mengisi Jabatan politik tertentu. Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga

disebut konstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan

janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye dilakukan

selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara. Setelah

pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu

ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya

telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta,dan disosialisasikan ke para

pemilih. Di tengah masyarakat, istilah pemilu lebih sering merujuk kepada pemilu

legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden yang diadakan setiap 5 tahun

sekali.

Bursa saham bukan tidak hanya sekedar hitungan laporan keuangan dan

teknikal analisis yang bisa diprediksi dengan melihat gerak grafik yang terjadi.

Situasi politik akan sangat mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan

untuk membeli atau menjual saham di Bursa, sekalipun kinerja perusahaan bagus

atau secara tehnikal juga mendukung apabila situasi politik dan keamanan tidak

nyaman untuk investor maka mereka tidak akan melakukan investasi, bahkan akan

(2)

2.2 Investasi Saham

Untuk mendapatkan dana dari pasar modal, sebuah perusahaan

menerbitkan saham baru atau obligasi di pasar modal. Saham merupakan

kepemilikan atas aset aset perusahaan yang menerbitkan saham. Ini bukti bila

seorang investor memiliki saham suatu perusahaan,investor tersebut mempunyai

hak terhadap pendapat dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi semua

kewajiban perusahaan. Selain mendapatkan semua hak terhadap pendapatan dan

kekayaan perusahaan yang diwujudkan dalam pembagian deviden, investor juga

mengharapkan keuntungan dari kenaikan harga saham (capital gain). Disisi lain,

resiko yang ditanggung dari kepemilikan suatu saham adalah kemungkinan tidak

mendapatkan deviden bila perusahaan mengalami kerugian. Selain itu investor

juga harus menanggung resiko turunya harga saham.Saham dapat dibedakan

menjadi saham biasadan saham preferen.

Pada umumnya perusahaan hanya menerbitkan satu perusahaan saja, yaitu

jenis saham biasa (common stock). Tetapi kadang kala perusahaan juga

menerbitkan saham preferen (prefereed stock). Perbedaan dasar dari kedua saham

adalah hak kepemilikan hak prioritas dan hak suara (voting rights). Pemenang

saham biasa memiliki hak suara untuk membentuk manajemen perusahaan dan

pengambilan keputusan keputusan penting dalam rapat umum memegang saham

(RUPS). Pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara, tetapi hak prioritas

(3)

2.3 Efisiensi Pasar Modal

Kecepatan reaksi antara kejadian dan pengaruhnya terhadap harga saham

di bursa tergantung pada kekuatan efisiensi bursa. Semakin efesien suatu pasar,

maka semakin cepat pula informasi tersebut terefleksikan dalam harga yang sama.

Menurut Jogiyanto (1998),

pasar modal dikatakan efesien apabila pasar bereaksi secara cepat dan akurat

untuk mencapai keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi

yang tersedia.

Ada dua jenis efesiensi pasar modal, yaitu efesiensi internal dan efesiensi

eksternal. Efesiensi pasar modal merupakan salah satu indikator untuk

menentukan suatu pasar modal,semakin tinggi derajat efesiensinya semakin baik

kualitas suatu pasar modal. Efesiensi internal yang tinggi mencerminkan bila

transaksi perdagangan sekuritas semakin rendah. Efesiensi jenis ini berhubungan

dengan biaya untuk melakukan transaksi sekuritas di pasar modal terhadap adanya

transaksi baru.

Dari beberapa pendapat dinyatakan bahwa pasar modal dikatakan efesien

bila harga harga efek tidak mencerminkan informasi yang tersedia. Harga harga

cepat menyesuaikan bila ada informasi baru, dan setelah penyesuaian para

investor tidak mampu mendapatkan abnormal return dan expected return dari

setiap tindakannya. Informasi dan event sangatlah berpengaruh terhadap efesien

(4)

2.4 Pasar Sekunder

Pasar sekunder di Indonesia yaitu Bursa Efek Indonesia. Aktivitas jual beli

saham di Bursa Efek di tentukan oleh kekuatan supply (penawaran) dan demand

(permintaan) yang membuat indeks harga saham bergerak naik turun. Perubahan

harga saham menunjukan adanya harga yang berfluktuasi.

Harga saham pada hakekatnya merupakan penerimaan yang harus

dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Nilai suatu

perusahaan dapat dilihat dari harga saham perusahaan yang bersangkutan di pasar

modal. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran

antara penjual dan pembeli. Oleh karena itu harga saham di pasar sekunder

berfluktuasi mengikuti penawaran dan permintaan sehingga mencerminkan

seberapa besar minat investor terhadap suatu perusahaan.

2.5 Saham LQ 45

Pasar modal di indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya

tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian besar sekuritasnya kurang

aktif diperdagangkan. IHSG yang mencakup semua saham yang tercatat (sebagian

besar saham tidak aktif) dianggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan pasar

modal. Oleh karena itu, pada tanggal 24 Februarai 1997 dikenalkan alternatif

indeks yang lain, yaitu indeks likuid 45 (ILQ-45).

Indeks LQ-45 dimulai pada tanggal 13 Juli 1994 dan tanggal ini

merupakan hari dasar indeks dengan nilai awal 100. Indeks ini dibentuk hanya

(5)

Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari pemilihan saham yang masuk di

ILQ-45 adalah likuiditas dan kapitalisasi pasar dengan kriteria sebagai berikut

(Jogiyanto, 2008):

1. Selama 12 bulan terakhir, rata-rata transaksi saham masuk dalam

urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar regular.

2. Selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai kapitalisasi pasarnya masuk

dalam urutan 60 terbesar di pasar regular.

3. Telah tercatat di BEI paling tidak selama 3 bulan.

Bursa Efek Indonesia secara rutin membantu perkembangan kinerja

komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ-45. setiap 3 bulan

review pergerakan ranking saham akan digunakan dalam kalkulasi indeks LQ-45,

sedangkan pergantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali , yaitu pada

bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidakmemenuhi kriteria

seleksi indeks LQ-45, maka saham tersebut dikeluarkan dari perhitungan indeks

dan diganti dengan saham lain yang lebih memenuhi kriteria (Prabawanti, 2003

dalam Andreas N, 2004).

2.6 Studi peristiwa

Penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap

sekuritas disebut dengan event study (studi peristiwa). Penelitian event study

umumnya berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk kepasar

(6)

Menurut Jogiyanto (2008), studi peristiwa (event study) merupakan studi

yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya

dipublikasikan sebagaisuatu pengumuman. Event Study dapat digunakan untuk

menguji kandungan informas (information content) dari suatu pengumuman dan

dapat juga digunakan untuk menguji efesiensi pasar bentuk setengah kuat.

Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar

dari suatu pengumuman, jika pengumuman mengandung informasi maka

diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh

pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga sekuritas yang

bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur return sebagai nilai perubahan harga atau

dengan abnormal return.

2.7 Abnormal Return

Abnormal return (keuntungan tidak normal) adalah selisih antara tingkat

pengembalian sesungguhnya yang terjadi dengan tingkat pengembalian yang

diharapkan investor. Adanya abnormal return menunjukan bahwa suatu

pengumuman atau peristiwa memiliki kandungan informasinya (Jogiyanto, 2003).

Sedangkan menurut Sammsul (2006) abnormal return merupakan adalah

selisih antara return aktual dan return yang diharapkan (expected return) yang

dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran

informasi sesudah resmi diterbitkan. Return abnormal merupakan return yang

diharapkan investor, return sesungguhnya merupakan return terjadi pada waktu t

(7)

demikian abnormal return adalah selisih antara return yang sesungguhnya terjadi

dengan return ekspektasi, yang perhitungan nya dirumuskan sebagai berikut:

ARi,t = Ri,t - E(Ri,t)

Keterangan:

ARi,t : Abnormal Return (keuntungan tidak normal) saham i pada waktu t

Ri,t : Return sesungguhnya yang akan terjadi untuk saham i pada waktu t

E(Ri,t) : Return ekspetasi saham i pada waktu t

Tingkat keuntungan saham sesungguhnya (actual return) merupakan

return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga relatif terhadap

harga sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus :

Ri,t =

Keterangan:

Ri,t : Actual return saham i pada waktu t

Pi,t : Harga saham i pada waktu t

Pi,t-1 : Harga saham pada waktu t-1

Dalam penelitian ini, perhitungan return ekspetasi (expected return)

menggunakan model estimasi yaitu model disesuaikan pasar (market adjusted

model). Model disesuaikan pasar menganggap bahwa penduga yang terbaik

adalah return indeks pasar pada saat tertentu. Tingkat keuntungan pasar (expected

return) dengan menggunakan model disesuaikan pasar yang dapat dihitung

dengan rumus :

(8)

Keterangan:

Rm,t : Return market saham pada waktu t

IHSGt : Indeks Harga Saham Gabungan pada waktu t

IHSGt-1 : Indeks harga Saham Gabungan pada waktu t-1

Menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan ( expected return ) harian

selama periode pengamatan, dengan rumus :

E(Ri,t) : α + Βrm,t

Keterangan:

E(Ri,t) : Expected return saham i pada waktu t α : Keuntungan bebas resiko pada waktu t

β : Resiko sistematis pada waktu t

Meghitung abnormal return ( tingkat keuntungan tidak normal) , yaitu merupakan

selisih antara actual return degan expected return harian masing masig saham

dengan meggunakan metode mean adjusted return selama periode pengamatan,

dengan rumus:

ARi,t = Ri,t – E (Rit)

2.8 Volume Perdagangan Saham

Pengertian Volume Perdagangan Saham Menurut Wang Sutrisno (2000)

merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar

modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume

perdagangan saham di pasar. Menurut Magdalena (2004), Volume peradagangan

(9)

Menurut Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat (2000), Volume perdagangan

saham merupakan suatu indikator yang digunakan analisis teknikal pada penilaian

harga saham dan suatu instrument yang dapat digunakan untuk melihat reaksi

pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume

perdagangan saham dipasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh

dapat berfungsi sebagai berita baik dan seharusnya pasar bereaksi positif.

Pengukuran Volume Perdagangan Saham Ditinjau dari fungsinya, maka

dapat dikatakan bahwa TVA merupakan variasi lain dari event study. Perbedaan

dari keduanya adalah pada parameter yang digunakan untuk mengukur reaksi

pasar terhadap suatu event.

Pendekatan TVA digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien dalam

bentuk lemah (weak-form efficiency). Hal ini karena pada pasar yang belum

efisien atau efisien dalam bentuk lemah, perubahan harga belum dengan segera

mencerminkan informasi yang ada, sehingga peneliti hanya dapat mengamati

reaksi pasar modal melalui pergerakan volume perdagangan saham pada pasar

yang diteliti.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ying (Abdessalam dan

Satin, 1991) harga saham dan aktivitas volume perdagangan saham merupakan

joint product dari keseluruhan mekanisme pasar dan volume transaksi dipengaruhi

kegiatan perekonomian secara keseluruhan dan akan berdampak pada harga

saham.

Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan yang dijadikan batasan dalam

(10)

ukuran saham. Selain itu kapitalisasi juga dapat dilihat sebagai proxy

ketidakpastian informasi karena saham dengan kapitalisasi besar merupakan

saham yang lebih banyak diperhatikan oleh pasar (Hanafi,1998). Semakin besar

kapitalisasi, maka akan semakin baik informasi yang diberikan ke pasar. Pasar

mempunyai akses informasi yang lebih baik terhadap perusahaan besar.

Sebaliknyauntuk perusahaan yang relatif kecil, umumnya kurang mendapat

perhatian dari masyarakat dan belum cukup dipercaya oleh calon investor

mengenai prospek perusahaan sehingga agar penjamin emisi tidak mendapatkan

resiko karena saham tidak terjual maka ada kecenderungan untuk menjual

sahamnya dengan harga yang terlalu rendah.

Disamping itu, saham dari perusahaan dengan size yang kecil tingkat

frekuensi perdagangannya tidak secepat dan semudah saham di perusahaan

dengan size yang besar. Perusahaan dengan size kecil sangat rentan terhadap

perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang menguntungkan dari pada

saham perusahaan dengan size yang besar (Fama dan French, 1995).

Hasil perhitungan TVA mencerminkan perbandingan antara jumlah saham

yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar dalam suatu periode

tertentu. Jadi, TVA diukur dengan formulasi sebagai berikut (Foster, 1986 dalam

Husnan, dkk 1996):

(11)

2.9 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini difokuskan pada masalah bagaimana suatu peristiwa

tertentu (politik) pemilu Presiden dan Wakil Presiden 09 Juli 2014 berdampak

terhadap harga saham di Pasar Modal, karena harga saham dipengaruhi berbagai

faktor baik yang sifatnya internal perusahaan maupun eksternal perusahaan yang

sifatnya makro. Dalam peristiwa politik apakah akan mempengaruhi harga saham

terutama untuk saham yang masuk kategori LQ-45 sehingga akan menimbulkan

abnormal return bagi para pemodal. Kalau peristiwa politik ini dapat diantisipasi

tidak menimbulkan gejolak pada harga saham, tetapi sebaliknya bila suatu

peristiwa tidak dapat diantisipasi akan menimbulkan gejolak sehingga harga

saham terkoreksi. Pertanyaan ini akan terjawab dengan menghitung abnormal

return dan rata-rata volume perdagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa

dengan uji statistik.

Penelitian yang mengamati reaksi pasar modal terhadap event study berupa

peristiwa politik antara lain:

Asmita (2005) Menganalisis Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap

Pemilu 2004 dalam hal ini pemilu berlangsung dalam 3 tahapan dengan sampel

saham LQ 45 di BEJ selama periode pengamatan. Hasil penelitian menunjukan

abnormal return yang signifikan diseputar pemilu 2004. Nurhaeni (2009) dalam

penelitian Dampak Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2009 Terhadap Abnormal

Return Dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham di BEI. Hasil dari penelitian

ini menunjukan bahwa berdasarkan hasil uji statistik terhadap abnormal return

(12)

return yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa tersebut. Sudrajat (2010)

menganalisis Pengaruh Pemilu Legislatif 9 April 2009 dan Pemilu Presiden 8 Juli

2009 Terhadap Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham Pada Kelompok

Perusahaan Di Daftar Efek Syariah (DES) membuktikan bahwa abnormal return

secara signifikan terhadap pemilu legislative 9 April 2009 dan berpengaruh secara

signifikan terhadap pemilu presiden 8 Juli 2009. Wardhani (2012) Penelitian

Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Pemilihan Gubernur DKI jakarta Putaran

II dengan sampel Saham Anggota Indeks Kompas 100 di BEI. Dari hasil

perhitungan Uji-t yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat abnormal return

bernilai positif signifikan pada beberapa hari di sekitar tanggal peristiwa.

Mahendra dan Meidawati (2004) Penelitian ini menguji salah satu event

kekuatan muatan informasi dari suatu peristiwa non ekonomi terhadap aktivitas

bursa efek yaitu peristiwa Pemilu (pemilihan umum) Legislatif Indonesia Tanggal

05 April 2004 terhadap Return saham dan Volume Perdagangan Saham. Hasil

Penelitian tersebut yaitu peristiwa Pemilu mempengaruhi volume perdagangan

saham. Nurhaeni (2009) Dampak Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2009

Terhadap Abnormal Return Dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham di BEI.

Hasil dari penelitian ini Dari hasil uji beda rata rata TVA sebelum dan sesudah

peristiwa, menunjukan secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan

terhadap rata rata TVA sebelum dan sesudah peristiwa pemilu legislative.

Sudrajat (2010) Penelitian Pengaruh Pemilu Legislatif 9 April 2009 dan Pemilu

Presiden 8 Juli 2009 Terhadap Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham

(13)

TVA berpengaruh secara signifikan terhadap pemilu legislative 9 April 2009 dan

berpengaruh secara signifikan terhadap pemilu presiden 8 Juli 2009. Ananto

(2014) Meneliti tentang Pengaruh Pemilu Legislatif terhadap Abnormal Return

dan Trading Volume Activity Saham di Jakarta Islamix Indeks Pada Pemilu

Legislatif 09 April 2014. Hasil penelitian ini menemukan bahwa peristiwa

pemilihan umum legislative berpengaruh signifikan terhadap trading volume

activity.

Berdasarkan uraian diatas dan hasil hasil penelitian terdahulu, serta sesuai

dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan, maka kerangka pemikiran teoritis

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Uji beda (T-Test) Uji beda (T-Test) Sebelum Peristiwa Pemilu Pilpres dan Wapres 2014 Setelah Peristiwa Pemilu Pilpres dan Wapres 2014 Peristiwa Saham

LQ 45 Abnormal Return Volume Perdagangan Saham Sebelum Peristiwa Pemilu Pilpres dan Wapres 2014

(14)

2.10 Hipotesis Penelitian

1. Terdapat perbedaan rata rata abnormal return saham sebelum dan

sesudah peristiwa pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 09 April

2014.

2. Terdapat perbedaan rata rata volume perdagangan saham sebelum dan

sesudah peristiwa pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 09 April

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pembelajaran berjalan efektif karena adanya pembiasaan serta adanya kesesuaian antara visi dan misi sekolah dalam

Processor Intel Celeron merupakan processor yang dikeluarkan sebagai processor yang ditujukan untuk pengguna yang tidak terlalu membutuhkan kinerja processor yang lebih cepat

Desain produk molding yang dirancang dengan program CATIA selanjutnya dapat disimulasikan dengan program komputer untuk menjalankan proses molding, salah satunya

Hasil observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa siswa yang sudah dibekali pengetahuan dan keterampilan pelatihan pemasaran online belum memunculkan keyakinan diri

Mekanisme koping yang berpusat pada emosi ini, seseremaja dipusatkan untuk mengurangi stress emosional, misalnya dengan yang digunakan sebagai mekanisme koping yang berpusat

Melalui kegiatan Ipteks bagi masyarakat (IbM) berupa usaha jualan sayur keliling dan beternak ayam kampung ini diharapkan terjadi peningkatan produktivitas dan

Pertanahan Nasional dalam proses pelaksanaan reforma agraria dikarenakan kegiatan PRONA bersifat secara masal maka tujuan yang akan dicapai adalah pelayanan

Universitas Kristen Maranatha kepada konsumen tidak sesuai dengan gambar yang ada di buku menu makanan dan harga yang ditawarkan kurang sesuai dengan kualitas