• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW II DENGAN MEDIA FILM SOEKARNO MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA KELAS V SD N 1 PASIR KULON - repositor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW II DENGAN MEDIA FILM SOEKARNO MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA KELAS V SD N 1 PASIR KULON - repositor"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan sekolah dasar merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal serta memiliki peran besar bagi berlangsungnya proses pendidikan selanjutnya. Sekolah dasar merupakan jenjang yang paling penting keberadaanya karena proses dimulainya seseorang dalam menempuh dunia pendidikan diawali dari jenjang sekolah dasar. Melalui sekolah dasar siswa didik dibekali berbagai ilmu dalam berbagai mata pelajaran dasar, selain itu sekolah dasar juga melatih kemampuan serta keterampilan dasar siswa agar mampu mengantisipasi masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). Pada jenjang Sekolah Dasar (SD) materi IPS merupakan materi yang cukup luas dimana didalamya mencangkup materi sejarah, ekonomi, geografi, dan sosiologi, hanya saja dalam pengajaranya dilakukan secara terpadu dan disesuaikan dengan kehidupan nyata siswa. Pembelajaran IPS dilakukan secara terpadu bertujuan agar mata pelajaran tersebut akan lebih bermakna bagi siswa sehingga pengorganisasian materi atau bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan siswa (Sapriya, 2009:7-8).

(2)

dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran IPS yang baik dan bermakana bagi siswa tergantung bagaimana cara guru mengajar.

Guru yang baik adalah guru yang dapat membangun keaktifan siswa selama belajar. Keaktivan siswa dapat dibangun dengan berbagai cara, pertama adalah dengan guru menerapkan model pembelajaran aktif. Model pembelajaran aktif ini diterapkan bertujuan agar siswa merasakan kesenangan dalam belajar serta dapat memotivasi siswa untuk menguasai pelajaran walaupun pelajaran yang sangat menjenuhkan (Silberman, 2012:32). Cara kedua adalah dengan menerapkan media pembelajaran. Media pembelajaran menjadi salah satu cara agar siswa aktif dalam belajar dan memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan. Sesuai dengan salah satu fungsi media yaitu penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif pada siswa (Sadiman, 2008:17).

Oleh sebab itu kemampuan dan keterampilan guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa. Agar tujuan tersebut terwujud maka dalam proses pembelajaran guru harus mampu untuk memilih serta menggunakan model dan media yang dapat membangun siswa dalam berfikir aktif sehingga dapat tercapai pembelajaran IPS yang baik dan bermakna bagi siswa.

(3)

kolaborasi antar siswa. Hal ini diperkuat oleh pendapat Slavin (1991) yang meyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja dalam kelompok saling membantu untuk menguasai bahan ajar. Proses pembelajaran ini dimana seorang guru hanya berfungsi sebagai fasilitator saja. Pembelajaran yag bersifat ceramah (teacher centered) diyakini kurang memberikan dampak yang berarti bagi siswa. Hasil penelitian Polio dalam Silberman (2012:24) menyatakan bahwa pembelajaran yang menggunakan gaya ceramah, siswa kurang menaruh perhatianya selama 40% dari seluruh waktu pembelajaran. Oleh karena itu guru harus melakukan berbagai upaya agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan salah satu cara menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran, dengan adanya siswa aktif dalam pembelajaran maka dapat menjadikan pembelajaran menjadi kondusif karena terdapat interaksi antar guru dan siswa.

(4)

dan menganggap mata pelajaran IPS sulit karena banyak yang harus dihafal. Metode yang sering digunakan oleh beliau dalam pembelajaran IPS adalah metode ceramah, karena beliau beranggapan metode ceramah adalah metode yang cocok untuk mengajarkan pembelajaran IPS terutama materi yang berkaitan dengan sejarah.

(5)

dengan Kriterian Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 62 hanya ada 33% dan sisanya masih jauh di bawah KKM.

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Tengah Semester Mata Pelajaran IPS Siswa

Kelas V SD N 1 Pasir Kulon Tahun Ajar 2015/2016

Tahun Ajar

Siswa Nilai >62 Nilai < 62 Tuntas Tidak

Tuntas

2015/2016 19 6 13 33% 67%

Permasalahan selanjutnya adalah berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran, berdasarkan penuturan guru kelas V dalam proses pembelajaran IPS guru hanya menggunakan media seadanya saja atau media yang telah disediakan oleh sekolah dan guru pun merasa kesulitan untuk mencoba atau membuat media sendiri. Hakikatnya penggunaan media pada proses pembelajaran sangat membantu siswa dalam memahami pesan atau informasi dari guru. Siswa akan lebih mudah untuk membangun pemahamanya tentang materi yang disampaikan guru, karena pada dasarnya siswa akan cenderung lebih mudah untuk memahami suatu hal jika siswa tersebut melihat langsung atau mempraktikanya secara langsung.

(6)

masing-masing anggota tim bertanggung jawab untuk menguasai salah satu bagian materi belajar kemudian mengajarkan bagian tersebut kepada anggota tim lain.

Media film Soekarno merupakan salah satu media yang dapat membangun pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Media ini merupakan media yang dibuat untuk mengilustrasikan sebuah peristiwa yang terjadi seputar prolamasi kemerdekaan. Media dapat membantu siswa untuk lebih mudah menangkap apa yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan permasalahan di atas dan perkembangan model pembelajaran dalam dunia pendidikan, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V memiliki solusi untuk dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan prestasi belajar, sehingga peneliti melakukan penelitian PTK dengan fokus penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Rasa Ingin Tahu dan Prestasi

Belajar Siswa Menggunakan Model Cooperative learning Tipe Jigsaw II dengan Media Film Soekarno Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Kelas V SD N 1 Pasir Kulon”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:

(7)

2. Apakah model cooperative learning tipe jigsaw II dengan media film Soekarno dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan di kelas V SD N 1 Pasir Kulon?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis paparkan, maka tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1. Meningkatkan rasa ingin tahu siswa menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw II dengan media film Soekarno dalam pembelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan di kelas V SD N 1 Pasir Kulon.

2. Meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw II dengan media film Soekarno dalam pembelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan di kelas V SD N 1 Pasir Kulon.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Manfaat teoritis

(8)

b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya, baik oleh peneliti sendiri maupun oleh peneliti yang lain.

2. Manfaat praktis

Manfaat yang secara langsung diambil oleh pihak-pihak yang terkait secara langsung yaitu siswa, guru, sekolah dan peneliti.

a. Manfaat bagi siswa

1. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS 2. Meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada mata pelajaran IPS b. Manfaat bagi guru

1. Meningkatkan profesionalitas guru dalam melakssiswaan kegiatan belajar mengajar

2. Meningkatkan keterampilan guru dalam penggunaan berbagai metode pembelajaran.

c. Manfaat bagi sekolah

1. Agar dapat memperbaiki proses pembelajaran guru

2. Meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga dapat menghasilkan output yang berkualitas baik dan dapat bersaing untuk menuju jenjang sekolah yang lebih tinggi.

d. Manfaat bagi peneliti

Gambar

Tabel 1.1  Nilai Ulangan Tengah Semester Mata Pelajaran IPS Siswa

Referensi

Dokumen terkait

As Skilbeck (1984) defined it, the development of SBC refers to the planning, designing, implementation and.. evaluation of a program of students’ learning by the

sejarah bangsanya sendiri, sehingga dengan sikap mereka menyebabkan sejarah yang selama ini ada menjadi terlupakan bahkan hilang karena Lampion, kepada masyarakat

Pendidikan Agama Islam (PAI) hendaknya terintegrasi dengan spirit pendidikan multikultural ini. Oleh karena itu, dalam pengembangan kurikulum PAI haruslah didasarkan pada

ini yaitu penambahan bumbu 4 gram gula, 4 gram garam, 1 gram bawang putih, 0,2 merica dan 0,2 gram pala merupakan formulasi flavored edible film yang paling disukai,

We offer you lots of varieties of link to get guide Battlemage (Age Of Darkness) By Stephen Aryan On is as you require this Battlemage (Age Of Darkness) By Stephen Aryan You can

Berdasarkan pembahasan dan pengujian dan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Simple Additive

Hasil dari penelitian ini adalah pada uji kadar air tidak ada beda nyata baik antara perlakuan fermentasi spontan selama 1 minggu dan fermentasi non spontan selama 1 minggu dan

Untuk mengatasi keterbatasan tersebut di alas, maka telah dirancang pemasangan crane pemindah material ataupun cuplikan d.t dalam hot cell, sehingga mampu