• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN INTERNET DALAM PEMBELAJARAN VEKTOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS X MIA SMAS KATOLIK RUTENG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMANFAATAN INTERNET DALAM PEMBELAJARAN VEKTOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS X MIA SMAS KATOLIK RUTENG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMANFAATAN INTERNET DALAM PEMBELAJARAN VEKTOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS X MIA SMAS

KATOLIK RUTENG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Martina Aprilia Munarni

141424033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN MOTTO

Sekalipun ada emas dan permata banyak, tetapi yang paling berharga ialah bibir yang berpengetahuan

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Universitas Sanata Dharma

2. Keluarga : Kedua orang tua saya yakni Fransiskus Bordin dan Theresia Djia, Kakak saya yakni Maria Oktaviani Pratiwi, dan adik saya yakni Guidelia Sumandriana Bordin

3. Teman-teman Pendidikan Fisika 2014

4. Kerabat sekampung saya Resta, Erin, Echa, Tete, dan Grace yang berjuang bersama di Kota Yogyakarta

(6)

vi

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

(8)

viii ABSTRAK

Munarni, Martina Aprilia. 2019. Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran Vektor dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Kelas X MIA SMAS Katolik Ruteng. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pembelajaran menggunakan internet pada materi vektor dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa kelas X MIA SMAS Katolik Ruteng.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 juli 2018 sampai dengan 7 agustus 2018. Sampel penelitian yang digunakan yaitu 30 siswa kelas X MIA 2 sebagai kelas kontrol dan 30 siswa kelas X MIA 3 sebagai kelas treatment di SMAS Katolik Ruteng. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan angket dan kuantitatif dengan menggunakan Pretest-Posttest Control Group Design. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS.

Pembelajaran menggunakan internet ini efektif untuk digunakan sebagai media pembelajaran fisika. Hal ini dapat dilihat dari: 1) Hasil belajar siswa menunjukkan pembelajaran menggunakan internat pada materi vektor melalui model diskusi kelompok lebih meningkat dari pada pembelajaran menggunakan ceramah interaktif biasa pada kelas X MIA SMAS Katolik Ruteng. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai mean pengetahuan akhir siswa pada materi vektor adalah 43.53 pada kelas kontrol dan 55.06 pada kelas eksperimen, t = -3.174, dan p = 0.000. Oleh karena p = 0.000 < 𝛼 = 0.05 maka signifikan yang artinya adanya perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2) Keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan bantuan internet. Hal ini disebabkan karena penyajian materi pada internet lebih khusus video yang diambil dari youtube sangat menarik, komunikatif, bervariasi, dan dapat berulang

(9)

ix ABSTRACT

Munarni, Martina Aprilia. 2019. Utilization of the Internet in Learning Vector and Its Influence On Results of Study Class X MIA Catholic SMAS Ruteng. Thesis. Yogyakarta: Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Natural Sciences. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University.

The purpose of this study is to determine the extent to which the effectiveness of learning to use the internet on vector’s material and its effect on the results of student class X MIA Catholic SMAS Ruteng.

The research was conducted on the 25th of July 2018 until August 7, 2018. The sample used is 30 students of class X MIA 2 as the control class and 30 students of class X MIA 3 as class treatment in Catholic SMAS Ruteng. The study design used is qualitative with questionnaire and quantitatively using a Pretest-Posttest Control Group Design. Analysis of the data in this study using SPSS.

Learning to use the internet is effective to be used as a medium for learning physics. This can be seen from: 1) Student learning outcomes show learning using internat on vector material through a group discussion model is more increasing than learning using ordinary interactive lectures in class X MIA Catholic SMAS Ruteng . Based on the calculation results it is known that the mean value of students' final knowledge in the vector material is 43.53 in the control class and 55.06 in the experimental class, t = -3.174, and p = 0.000. Because p = 0.000 < α = 0.05, it is significant which means there is a difference between the experimental class and the control class; 2) Student activity during the learning process in the experimental class with the help of the internet. This is because the presentation of material on the internet more specifically the videos taken from YouTube are very interesting, communicative, varied, and can be repeated

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran Vektor dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Kelas X MIA SMAS Katolik Ruteng”

Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana. Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, maka penulis mengungkapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.d, selaku Dosen Pembimbing saya yang telah bersedia dan meluangkan waktu untuk membimbing dengan perhatian, serta telah banyak membantu memberi masukan selama penulisan skripsi.

3. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah mendampingi penulis selama belajar di Pendidikan Fisika Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika, dan segenap dosen Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik, membimbing, membagikan ilmu, dan pengalaman hidup kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

5. Segenap Staf sekretariat JPMIPA atas kerja samanya dalam melayani pembuatan surat ijin penelitian.

(11)

xi

7. Ibu Gaudensia Hadus, S.Pd selaku Guru mata pelajaran Fisika Kelas X MIA yang telah berkenan membimbing saya selama proses pengambilan data sekaligus sebagai validator dalam penelitian ini.

8. Peserta didik kelas X MIA SMAS Katolik Ruteng yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran menjadi sampel penelitian.

9. Keluarga besar SMAS Katolik Ruteng atas bantuan dan kerja samanya. 10.Kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan penuh, semangat,

doa, dan masukan selama menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman terkasih Pendidikan Fisika 2014 yang dengan caranya masing-masing mendukung dan memberi semangat dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

12.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan, bantuan, masukan, dan doa baik selama penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi isi maupun penyajian. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan wawasan bagi para pembaca.

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

HALAMAN MOTTO ……… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ……….. vii

ABSTRAK ……… viii

ABSTRACT ……….. ix

KATA PENGANTAR ………... x

DAFTAR ISI ………. xii

DAFTAR TABEL ………. xiv

DAFTAR GAMBAR ……… xv

DAFTAR LAMPIRAN ……… xvi

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. LATAR BELAKANG ……….. 1

B. IDENTIFIKASI MASALAH ………...……….... 3

C. BATASAN MASALAH ………...……….... 3

D. RUMUSAN MASALAH ………...…………... 3

E. TUJUAN PENELITIAN ………...………….... 4

F. MANFAAT PENELITIAN ………...……….... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………...………. 5

A. INTERNET ………...………. 5

B. HASIL BELAJAR ………...…….. 10

C. MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELOMPOK …………...…….. 12

(13)

xiii

E. PENELITIAN YANG RELEVAN ………...…….. 23

F. KERANGKA BERPIKIR ………...…… 27

BAB III METODE PENELITIAN ………..…... 29

A. JENIS PENELITIAN ………..… 29

B. DESAIN PENELITIAN ……….. 29

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN ………...… 31

D. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ………...… 31

E. VARIABEL PENELITIAN ………...…. 31

F. TREATMEN ………...… 31

G. INSTRUMEN PENELITIAN ………...….. 37

H. VALIDITAS INSTRUMEN ………...…… 39

I. TEKNIK ANALISIS DATA ………...…… 39

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ………..…… 43

A. DESKRIPSI PELAKSANAAN PENELITIAN ………..……... 43

B. DATA ...………..……… 62

C. ANALISIS DATA ………..………… 65

D. KEAKTIFAN MENGGUNAKAN INTERNET ………..………….. 71

E. KETERBATASAN PENELITIAN ………..………….. 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………..………...… 76

A. KESIMPULAN ………..………....… 76

B. SARAN ………...………….... 76

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pretest Dan Posttest Control Group ……… 30

Tabel 3.2 Desain Pembelajaran ………... 32

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal ……….. 38

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket ……….. 39

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Di Kelas X MIA 3 ………. 43

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Di Kelas X MIA 2 ………. 54

Tabel 4.3 Data Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen ……… 62

Tabel 4.4 Data Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol ………... 64

Tabel 4.5 Perbandingan Pretest Kelas Eksperimen Kelas kontrol ……… 66

Tabel 4.6 Perbandingan Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen ……….. 67

Tabel 4.7 Perbandingan Pretest Dan Posttest Kelas kontrol ………. 68

Tabel 4.8 Perbandingan Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas kontrol ……... 69

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Sebuah Vektor PQ ……… 15

2.2 Penguraian Vektor ……….. 15

2.3 Penjumlahan Dan Pengurangan Vektor Metode Segitiga ……….. 17

2.4 Penjumlahan Vektor Menggunakan Metode Polygon ……… 17

2.5 Penjumlahan Vektor Menggunakan Metode Jajargenjang ………. 18

2.6 Penjumlahan Vektor Secara Analitis ………. 18

2.7 Penjumlahan Vektor Secara Analitis ………. 19

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian ………. 80

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ………... 81

Lampiran 3 Soal Pretest Dan Posttest ……….. 82

Lampiran 4 Sample Lembar Jawaban Pretest siswa ……… 84

Lampiran 5 Sample Lembar Jawaban Posttest siswa ……….. 88

Lampiran 6 Sample Angket ………. 95

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……….... 98

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam era globalisasi saat ini, tidak ada lagi pembatasan ruang dalam aspek-aspek kehidupan. Salah satu yang mencirikan globalisasi adalah teknologi informasi yang dapat diperoleh manusia dengan mudah, murah dan cepat yaitu internet.

Penggunaan internet bukanlah suatu hal baru, karena telah lama diperkenalkan di negara-negara maju seperti Amerika dan negara-negara Eropa sejak awal tahun 1960-an, melalui proyek ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) oleh Departemen Pertahanan Amerika. Dibidang pendidikan, internet bukan hanya mampu membantu tugas-tugas administrasi tetapi juga dapat berpotensi sebagai alat untuk pembelajaran bagi hampir semua mata pelajaran. Informasi yang diwakili komputer terhubung dengan internet sebagai media utamanya telah mampu memberikan kontribusi yang demikian besar bagi proses pendidikan.

(18)

refrensi yang sering digunakan seorang guru adalah buku paket atau buku pegangan guru.

Di Kabupaten Manggarai, setiap instansi pemerintahan sudah dilengkapi akses internet, begitu pula instansi-instansi pendidikan seperti dinas pendidikan, sekolah-sekolah, perpustakaan dan sebagainya. Sekolah-sekolah di Kabupaten Manggarai termasuk sekolah yang sudah mulai membutuhkan teknologi informasi seperti Internet sebagai media pembelajaran. Khususnya di Kecamatan Langke Rembong tempat peneliti melakukan penelitian yaitu SMAS Katolik Ruteng yang sudah dilengkapi dengan akses internet berlangganan maupun dengan modem. Sebagai informasi, internet bukan hanya menyediakan untuk mata pelajaran tertentu yang berkaitan dengan teknologi informasi, misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tetapi juga semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran fisika. Dengan adanya fasilitas tersebut guru fisika dapat dengan mudah memperoleh informasi untuk memperkaya sumber refrensinya, serta dapat memperluas dan menunjang pengetahuan dan peningkatan kualitas guru agar mampu meningkatkan kualitas pembelajaran fisika.

Jadi dapat dilihat bahwa internet dapat menjadi salah satu fasilitas sebagai salah satu sumber pembelajaran. Memang sebagian besar guru menganggap bahwa refrensi cukup dari buku pegangan guru, namum melalui internet seorang guru akan sangat terbantu dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Mengingat bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sangat penting kedudukannya di jenjang Sekolah Menengah Atas karena dalam pelaksanaannya di SMA siswa dituntut agar dapat menerapkan teori-teori yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

(19)

pelajaran fisika yang mengajar di SMAS Katolik Ruteng, kegiatan pembelajaran masih menggunakan buku panduan atau pegangan guru sebagai sumber refrensi. Agar pembelajaran lebih bervariatif dan lebih modern hendaknya pembelajaran fisika juga memanfaatkan internet sebagai sumber pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian mengenai ”Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran Vektor Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Kelas X

MIA SMAS Katolik Ruteng”. B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di identifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Belum diketahuinya dampak positif internet sebagai sumber pembelajaran terhadap kualitas guru Fisika.

2. Belum diketahuinya pemanfaatan internet sebagai sumber pembelajaran oleh guru mata pelajaran fisika di SMAS Katolik Ruteng.

3. Belum diketahuinya pengaruh pembelajaran dengan menggunakan internet bagi siswa pada mata pelajaran fisika di SMAS Katolik Ruteng.

C.Batasan Masalah

Batasan masalah ini penting untuk memberi arahan yang jelas dalam proses penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas tidak semua masalah dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini dibatasi pada belum diketahuinya pengaruh pembelajaran dengan menggunakan internet bagi siswa pada materi vektor di SMAS Katolik Ruteng. D.Rumusan Masalah

(20)

E.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Sejauh mana efektivitas pembelajaran menggunakan internet pada materi vektor dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa kelas X MIA SMAS Katolik Ruteng.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Penelitian Secara Teoritis

Menjadi masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai dalam hal ini Dinas Pendidikan, khususnya Dinas Pendidikan Kecamatan Langke Rembong untuk mengadakan dan meningkatkan program-program pelatihan bagi guru pelajaran fisika dalam pemanfaatan internet.

2. Manfaat Penelitian secara Praktis

a. Meningkatkan pengetahuan dan kualitas mengajar guru mata pelajaran fisika melalui pemanfaatan internet sebagai sumber pembelajaran oleh guru pelajaran fisika.

b. Meningkatkan minat guru mata pelajaran fisika di seluruh SMA sederajat di Kabupaten Manggarai dalam memanfaatkan internet sebagai sumber pembelajaran.

c. Meningkatkan pengetahuan fisika siswa secara luas dengan menggunakan internet.

(21)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Internet

1. Pengertian internet

Internet adalah singkatan dari “Interconnected Network”. Internet merupakan jaringan global yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya (Munir, 2013: 193). Jaringan komputer ini dapat terdiri dari berbagai lembaga pendidikan, pemerintahan, militer, organisasi bisnis dan organisasi- organisasi lainnya. Internet atau nama pendeknya Net merupakan jaringan komputer yang terbesar di dunia (Jagiyanto, 1999: 341-342). Menurut Supriyanto (2005: 336), internet adalah sebuah jaringan komputer global, yang terdiri dari jutaan komputer yang saling terhubung dengan protokol yang sama untuk berbagi informasi secara bersama. Menurut Nugroho (2006: 13), internet adalah bertemunya dua komputer atau lebih yang berhubungan satu sama lainnya untuk saling bertukar informasi di seluruh dunia. Jadi internet merupakan kumpulan atau penggabungan jaringan komputer lokal atau LAN menjadi jaringan komputer global WAN. Jaringan-jaringan tersebut saling berhubungan atau berkomunikasi satu sama lainnya dengan berbasis protocol IP (Internet Protokol) dan TPC (Transmision Control Protokol) atau UDP (User Datagram

Protokol), sehingga setiap pengguna pada setiap jaringan dapat mengakses semua layanan yang disediakan oleh setiap jaringan. Dengan menggunakan protokol tersebut arsitektur jaringan komputer yang berbeda akan dapat saling mengenali dan bisa berkomunikasi.

(22)

kemampuannya dapat dikatakan bahwa internet merupakan suatu jaringan komputer yang saling terkoneksi dengan jaringan komputer lainnya ke seluruh penjuru dunia.

Menurut Raharjo (2008: 4), internet adalah singkatan dari Interconnected Network. Secara umum internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang

menghubungkan berbagai mesin komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia yang dapat digunakan oleh miliaran pengguna (Raharjo, 2008: 4). Mesin komputer tersebut dapat berupa server, PC, handphone, PDA dan lain-lain. Menurut Nugroho (2006: 30), komputer dapat terhubung keinternet dengan memanfaatkan layanan dari perusahaan penyedia akses internet, yang disebut dengan ISP (Internet Service Provider). Dengan adanya ISP, komputer dapat berhubungan dan bertukar data dengan komputer lain di seluruh dunia. Sebuah komputer dapat berhubungan dengan komputer lain, tanpa berbenturan karena jaringan komputer dalam internet menggunakan standar protokol yang memungkinkan beragam jaringan komputer dan komputer yang berbeda dapat berkomunikasi (Raharjo, 2008: 6). Protokol ini disebut sebagai TCP atau IP (Transmission Control Protokol atau Internet Protokol) TCP atau IP berguna

sebagai cara standar untuk mempraktekkan dan mengalamatkan data komputer lain dengan cepat tanpa hilang atau rusak serta memberi tanda apabila menerima dan mengirim pesan (e-mail) sampai mengunduh gambar telah selesai (Raharjo, 2008: 6-7).

Dari beberapa pendapat tentang definisi internet seperti yang dibahas di atas maka yang disebut dengan internet adalah sebuah media yang berfungsi untuk mendistribusikan berbagai jenis informasi ke seluruh penjuru dunia dalam sebuah digital melalui jaringan komputer sehingga dengan mudah dapat diakses secara cepat oleh seluruh penduduk dunia.

2. Pemanfaatan internet sebagai sumber dan media pembelajaran

(23)

interaktif, dapat juga sebagai media massa dan interpersonal, sumber informasi atau gudangnya informasi dari seluruh penjuru dunia, dan sangat mungkin dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran.

Menurut Nopembri dan Setiawan (2008: 8-9), ada tiga bentuk sistem pembelajaran melalui Internet yang layak dipertimbangkan sebagai dasar pengembangan sistem pembelajaran dengan mendayagunakan internet yaitu: (1) Web Course, ialah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, dimana

seluruh bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Bentuk web course ini tidak memerlukan adanya kegiatan tatap muka baik untuk keperluan pembelajaran maupun evaluasi dan ujian, karena semua proses belajar mengajar sepenuhnya dilakukan melalui penggunaan fasilitas internet seperti e-mail, chat rooms, bulletin board dan online conference. (2) Web Centric Course, dimana

sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka. Walaupun dalam proses belajarnya sebagian dilakukan dengan tatap muka yang biasanya berupa tutorial, tetapi prosentase tatap muka tetap lebih kecil dibandingkan dengan prosentase proses belajar melalui internet. (3) Web Enhanced Course, yaitu pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama Web lite course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas.

(24)

Menurut Muhammad (2008: 4-10), pemanfaatan jaringan internet sebagai sumber dan media belajar dapat diemplementasikan sebagai berikut:

a. Browsing

Browsing atau surfing merupakan istilah umum yang digunakan bila hendak

menjelajahi dunia maya atau web. Untuk melakukan browsing ini kita menggunakan suatu fasilitas yang bernama browser, banyak jenis software browser yang tersedia di pasaran, dimulai yang gratisan seperti Mozilla sampai yang komersil seperti Netscape, dan Internet Explorer.

b. Resourcing

Resourcing yang dimaksud disini adalah menjadikan internet sebagai media

belajar, dalam arti kata peranan internet sebagai gudangnya informasi dimanfaatkan untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan sumber belajar, dalam hal ini informasi yang berkaitan dengan alamat situs yang akan dikunjungi sebagai sumber belajar telah diketahui terlebih dahulu melalui informasi yang diberikan pada buku pengangan maupun dari contoh lainnya.

c. Searching

Searching merupakan proses pencarian sumber belajar guna melengkapi materi atau bahan belajar. Dalam hal ini segala sesuatu informasi yang berkaitan sumber informasi tersebut belum diketahui, sehingga memanfaatkan search engine. Search adalah salah satu fasilitas yang tersedia pada aplikasi untuk mencari informasi yang kita inginkan. Search engine menampung database situs-situs dari seluruh penjuru dunia yang jumlahnya milyaran halaman web. Cukup dengan memasukkan kata kunci-nya, maka proses pencarian akan dilakukan, dan search engine akan beberapa link situs yang disertai dengan keterangan singkat.

d. E-mail (Konsultasi dan Komunikasi via E-mail)

(25)

dan cepat dalam mengirim informasi. E-mail dapat digunakan sebagai media belajar, media konsultasi dan komunikasi antara pendidik dan peserta didik serta mengirimkan tugas belajar, karena dengan bantuan e-mail ini, dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Layanan e-mail serta chating disediakan dalam web sites untuk media komunikasi baik bertukar pikiran maupun bertukar pengalaman antara pakar pendidikan fisika guru pendidikan fisika dalam bentuk penelitian, artikel, buku dan informasi mengenai kemajuan pendidikan fisika (Nopembri dan Setiawan, 2008: 11).

e. Milis (Mailing List)

Mailing list berarti daftar alamat e-mail untuk setiap orang yang ingin

menerima mail tentang topik tertentu. Mailing List atau Milis (kadang disebut posting), pada dasarnya masih merupakan media belajar dan komunikasi dengan memanfaatkan layanan e-mail, yakni mengirim dan menerima e-mail ke dan atau dari sekelompok orang dengan tujuan penggunaan sebagai sarana diskusi atau mengirim pesan, yang biasanya dikelompokkan berdasarkan topik diskusi, kelompok tertentu atau pengelompokkan lainnya.

Dari beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa fasilitas internet yang biasa digunakan untuk referensi pembelajaran adalah meliputi: searching, browshing, resourching, e-mail yang mana tiap-tiap item tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda.

Menurut Suparno (2007) ada beberapa keuntungan menggunakan internet atau e-learning sebagai sumber belajar, sebagai berikut:

(26)

b. Pelajaran guru dapat juga diakses orang atau siswa lain, tidak terbatas siswanya sendiri. Bahan yang disiapkan guru dapat berdampak luas, bahkan seluruh dunia.

c. Bahan-bahan dari internet lebih lengkap dan lebih menarik dengan berbagai ilustrasi.

d. Siswa aktif dalam mencari. 3. Intensitas penggunaan internet

Menurut Horrigan (2000), ada dua hal mendasar yang perlu diperhatikan guna mengetahui intensitas penggunaan internet seseorang, yang pertama frekuensi internet yang sering digunakan dan yang kedua lama menggunakan tiap kali mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna internet.

The Graphic, Visualization & Usability Center, the Georgia Institute of Thechnology (dalam Austik: 2010 dalam Surya: 2002) menggolongkan pengguna internet menjadi tiga kategori berdasarkan intensitas internet yang digunakan:

a. Heavy users (lebih dari 40 jam per bulan)

b. Medium users (antara 10 sampai 40 jam per bulan) c. Light users (kurang dari 10 jam per bulan)

B.Hasil Belajar

Sudjana (2014: 22) mendefinisikan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Wahidumudi, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa seorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar (Purwanto, 2013: 34). Perubahan tersebut diupayakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

(27)

digunakan sebagai patokan untuk mengetahui seberapa jauh sesorang menguasai materi yang sudah diajarkan. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar. Karena hasil belajar merupakan salah satu tujuan dari pendidikan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran berhasil apabila hasil belajar peserta didik juga berhasil. Salah satu sasaran hasil belajar adalah aspek atau ranah kognitif. Ranah kognitif (cognitive domain) adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Artinya, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak termasuk ke dalam ranah kognitif. Oleh karena itu, ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan akademis peserta didik yaitu mencakup kegiatan otak (Sudaryono, 2012: 58). Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl (Majid, 2014: 10) yakni :

a. Mengingat (Remember)

Mengingat adalah usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari ingatan masa lampau yang dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang kompleks dan konkret.

b. Memahami/mengerti (Understand)

Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang peserta didik berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu.

c. Menerapkan (Apply)

(28)

d. Menganalisis (Analysis)

Menganalisis merupakan memecahkan masalah suatu permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dapat menimbulkan permasalahan.

e. Mengevaluasi (Evaluate)

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Evaluasi berupa mengecek dan mengkritisi kegagalan suatu produk.

f. Menciptakan (Creat)

Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dengan yang sebelumnya.

C.Model Pembelajaran Diskusi Kelompok

(29)

memepelajari, memahami dan menganalisis masalah yang akan menjadi topik diskusi.

Ada beberapa kelebihan metode diskusi (kelas maupun kelompok), antara lain: (1) memungkinkan adanya interaksi antara dosen/guru dengan mahasiswa/siswa, juga antara sesama mahasiswa/siswa; (2) dosen/guru dapat membaca pikiran mahasiswa/siswa tentang konsep yang baru dipelajarinya, seperti menilai pemahaman mereka apakah mereka salah mengerti atau bias terhadap konsep baru tersebut (Budiardjo, L., 1997:8-17). Keuntungan metode diskusi menurut Semiawan, dkk. (1998:76) adalah: (1) mempertinggi peran serta secara perorangan; (2) mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan; (3) memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain.

Persoalan yang tepat untuk didiskusikan adalah: (1) menarik perhatian siswa; (2) sesuai dengan tingkat perkembangan siswa; (3) memiliki lebih dari satu kemungkinan pemecahan masalah atau jawaban; (4) pada umumnya tidak mencari jawaban mana yang benar, melainkan mengutamakan pertimbangan atau perbandingan.

Metode diskusi dalam proses pembelajaran menurut Kusmadi (1990: 106) mempunyai maksud: (1) melibatkan murid sebagai bagian komponen sistem; (2) menstimulasi dan memotivasi murid; (3) melatih mereka agar kritis dalam menganalisis; dan (4) mengembangkan kemampuan bekerja sama.

Beberapa upaya guru agar diskusi berhasil dengan baik menurut Sagala (2009: 209) adalah:

1. Masalahnya harus kontroversial, artinya mengandung pertanyaan dari peserta didik. Masalahnya harus menarik perhatian mereka karena bertalian dengan pengalaman mereka.

(30)

3. Guru hendaknya memperhatikan pembicaraan agar fungsi guru sebagai pemimpin diskusi dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

D.Vektor

Menurut Suradi dan Zenab (2014:26), besaran-besaran fisika terdiri dari dua yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai, contohnya semua besaran pokok, jarak, massa, laju, usaha, energi, daya, dan lain-lain. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah, contohnya perpindahan, kecepatan, impuls, medan listrik, gaya, momentum, dan lain-lain.

A. Mengenal vektor 1. Notasi vektor

Cara menuliskan vektor sebagai berikut:

a. Menulis tanda vektor atau anak panah di atas nama vektor. Contoh: 𝑑⃗ dan OA⃗⃗⃗⃗⃗⃗

b. Menuliskan nama vektor dengan huruf yang ditebalkan. Contoh: 𝒅 dan 𝐎𝐀

Nama vektor dapat dituliskan dengan satu huruf atau dengan dua huruf. Huruf depan menyatakan titik tangkap dan huruf belakang mrnunjukkan arahnya. Vektor dilambangkan (digambarkan) dengan sinar garis atau garis yang ujungnya diberi anak panah. Contoh: ⃗⃗⃗⃗⃗⃗OA, berarti O sebagai titik tangkap vektor dan A arah vektor dari O.

c. Menggambar vektor

(31)

Pada gambar (2.1) digambar vektor dengan titik pangkalnya P, titik ujungnya Q serta sesuai arah panah dan nilai vektornya sebesar panjang.

Gambar 2.1: gambar sebuah vektor PQ

Titik P: titik tangkap (titik pangkal) Titik Q: ujung

Panjang PQ: nilai (besarnya) vektor tersebut 2. Besar vektor

Besar suatu vektor 𝑟⃗ secara grafis dinyatakan dengan panjang garis sedangkan arahnya berdasarkan sinar garis tersebut. Besar suatu vektor dinyatakan:

𝑟 = |𝑟⃗|

3. Penguraian vektor

Pada bidang (dua dimensi), komponen-komponen vector dibagi dalam arah atau sumbu X dan Y sehingga suatu vektor diuraikan menjadi dua buah vektor yang saling tegak lurus.

Gambar 2.2: penguraian vektor

Dari gambar diatas, vektor 𝑟⃗ diuraikan menjadi dua vektor yang saling tegak lurus, yaitu 𝑟⃗⃗⃗⃗𝑥 dan 𝑟⃗⃗⃗⃗𝑦. 𝑟⃗⃗⃗⃗𝑥 adalah komponen 𝑟⃗ pada arah X

Y

X 𝑟𝑥

⃗⃗⃗⃗ 𝑟𝑦

⃗⃗⃗⃗

𝛼

(32)

sedangkan 𝑟⃗⃗⃗⃗𝑦 adalah komponen 𝑟⃗ pada arah Y. Besar 𝑟⃗⃗⃗⃗𝑥 dan 𝑟⃗⃗⃗⃗𝑦 dinyatakan sebagai:

rx = 𝑟 cos 𝛼

ry = 𝑟 sin 𝛼

Vektor satuan dalam arah X dilambangkan dengan 𝑖̂ , vektor satuan dalam arah Y dilambangkan dengan 𝑗̂, dan vektor satuan dalam arah Z dilambangkan dengan 𝑘̂. Vektor juga dapat dinyatakan dalam koordinat Cartesius maupun dalam vektor satuan sebagai berikut:

𝑟⃗ = (rx,ry) = rx𝑖̂ + ry𝑗̂

Apabila vektor yang diuraikan adalah vektor tiga dimensi, maka vektor tersebut dinyatan sebagai berikut:

𝑟⃗ = (rx,ry, rz) = rx𝑖̂ + ry𝑗̂ + rz𝑘̂

B. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor 1. Penjumlahan vektor secara geometris

(33)

(a) (b) Gambar 2.3: (a) penjumlahan vektor menggunakan metode

segitiga, (b) pengurangan vektor menggunakan metode segitiga.

b. Menggunakan metode polygon(segi banyak)

Gambar 2.4: penjumlahan menggunakan metode polygon

c. Menggunakan metode jajargenjang 𝑎⃗

𝑎⃗

A B

C

A

B

𝑎⃗

−𝑏 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗

𝑏⃗⃗

𝑎⃗ (a). penjumlahan

𝑎⃗

−𝑏 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗

(34)

Gambar 2.5: (a) penjumlahan vektor menggunakan metode jajar

genjang, (b) pengurangan vektor menggunakan metode jajaar

genjang.

2. Penjumlahan vektor secara analitis

Gambar 2.6: penjumlahan vektor secara analitis

Pada penjumlahan dua vektor diatas, vektor 𝑐⃗ adalah vektor hasil penjumlahan (vektor resultan) antara vektor 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗ dengan sudut antara vektor 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗ adalah 𝜃. Besar vektor resultan ⃓𝑐⃓⃗ dari dua vektor diatas dan membentuk sudut 𝜃 dirumuskan sebagai berikut:

⃓𝑐⃓⃗ = √⃓𝑎⃓⃗2+ ⃓𝑏⃓⃗⃗2 + 2⃓𝑎⃓⃗2⃓𝑏⃓⃗⃗2𝑐𝑜𝑠𝜃

Untuk penjumlahan dua vektor atau lebih dapat dilakukan dengan menguraikan vektor-vektor tersebut kearah sumbu X dan sumbu Y. selanjutnya, resultan vektor pada kedua sumbu dapat dihitung menggunakan persamaan umum penjumlahan vektor.

𝑏⃗⃗

(35)

Gambar 2.7 Penjumlahan vektor secara analitis

Dari gambar diatas dapat diperoleh resultan vektor pada masing-masing sumbu:

1. Sumbu X:∑𝑣⃗𝑋 = 𝑣⃗1𝑐𝑜𝑠 𝛼 − 𝑣⃗2𝑐𝑜𝑠 𝛽 2. Sumbu Y:∑𝑣⃗𝑦 = 𝑣⃗1sin 𝛼 + 𝑣⃗2sin 𝛽

Setelah resultan seluruh vector dihitung dengan persamaan, diperoleh:

⃓𝑣⃓⃗ = √⃓∑𝑣⃗𝑋⃓2 + ⃓∑𝑣⃗𝑌⃓2

3. Penjumlahan vektor berdasarkan komponen vektor satuan

Vektor juga dapat dijumlahkan atau dikurangkan tanpa harus menggambarkannya, tetapi dengan mengetahui informasi komponen vektor dalam bentuk vektor satuan.

Berikut ini contoh vektor 𝑎⃗, 𝑏⃗⃗, dan 𝑐⃗ dengan kompenen-komponenya.

𝑎⃗ = 𝑎𝑥𝑖̂ + 𝑎𝑦𝑗̂ 𝑏⃗⃗ = 𝑏𝑥𝑖̂ + 𝑏𝑦𝑗̂ 𝑐⃗ = 𝑐𝑖̂ + 𝑐𝑦𝑗̂

Y

X 𝛼

𝛽

𝑣⃗1 𝑣⃗2

𝑣⃗2𝑐𝑜𝑠 𝛽 𝑣⃗1𝑐𝑜𝑠 𝛼

(36)

Ketiga vektor tersebut dijumlahkan atau dikurangkan dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan komponen-komponenya.

𝑠⃗ = 𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗ − 𝑐⃗

= (𝑎𝑥+ 𝑏𝑥− 𝑐𝑥)𝑖̂ + (𝑎𝑦+ 𝑏𝑦 − 𝑐𝑦)𝑗̂

= 𝑠𝑥𝑖̂ + 𝑠𝑦𝑗̂

Besar, norma, atau magnitude suatu vektor yaitu:

𝑠 = ⃓𝑠⃓⃗ = √𝑠𝑥2+ 𝑠𝑦2+ 𝑠𝑧2

dengan

𝑠𝑥= 𝑎𝑥+ 𝑏𝑥− 𝑐𝑥

𝑠𝑦 = 𝑎𝑦+ 𝑏𝑦− 𝑐𝑦

C. Perkalian Vektor

Untuk operasi perkalian dua buah vektor, ada dua macam operasi, yaitu: 1. Perkalian skalar dengan vektor

Sebuah besaran skalar dengan nilai sebesar k, dapat dikalikan dengan sebuah vektor A yang hasilnya sebuah vektor baru C yang nilainya sama dengan nilai k dikali nilai A. Jika nilai k positif, maka arah C searah dengan A dan jika nilai k bertanda negatif, maka arah C berlawanan dengan arah

A. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

C = kA

2. Perkalian vektor dengan vektor

a. Perkalian titik atau perkalian skalar (dot product atau scalar produt) Perkalian titik dari dua vektor A dan B dilambangkan dengan A B. Didalam fisika perkalian titik vektor ini dijumpai misalnya dalam rumus usaha, yaitu:

(37)

Gaya F dan perpindahan s kedua-duanya merupakan besaran vektor, sedangkan usaha W merupakan besaran skalar. Berarti, hasil perkalian titik dua besaran vektor merupakan besaran skalar.

Definisi perkalian titik dari dua vektor A dan B yang mengapit sudut 𝜃 dapat dituliskan sebagai berikut:

A B = AB cos 𝜃

Jika vektor yang diketahui dinyatakan dalam komponen-komponen vektor satuan, dapat mengalikan kedua vektor dalam notasi vektor satuan pula. Sifat-sifat perkalian titik di antara vektor satuan sebagai berikut:

i i = j j = k k = 1

i j = i k = j k = 0

Dari sifat-sifat perkalian titik vektor-vektor satuan, perkalian titik vektor A dan B adalah:

A B = (Ax i + Ay j + Az k)( Bx i + By j + Bz k)

= Ax i Bx i + Ax i Bv j + Ax i Bz k + Ay j Bx i + Ay j Bv j + Ay j

Bz k + Az k Bx i + Az k Bv j + Az k Bz k

A B = AxBx + AyBy + AzBz

Pada perkalian titik dari dua vektor, berlaku sifat komutatif, yang berarti A ∙ B = B A.

b. Perkalian silang atau perkalian vektor (cross product atau vector product)

Perkalian silang adalah perkalian vektor yang didefinisikan sebagai: C = A × B

Dimana C merupakan vektor baru hasil perkalian silang antara vektor A dan B. Besar vektor C adalah:

(38)

Dengan A adalah besar vektor A dan B adalah besar vektor B, sedangkan θ adalah sudut antara keduanya. Arah dari vektor C ini tegak lurus dengan bidang yang dibentuk oleh dua vektor tersebut. Di mana arahnya adalah sesuai dengan aturan tangan kanan di mana ujung vektor A menuju ujung vektor B searah dengan lipatan empat jari sedangkan jempol menunjukkan arah vektor C (lihat gambar di bawah).

Gambar 2.8 Arah Vektor C

Pada perkalian silang vektor ini tidak berlaku sifat komutatif, jadi A×B ≠ B×A. Akan tetapi berlaku sifat anti-komutatif, yaitu A×B= -B×A. Artinya besar vektor B×A memiliki besar yang sama dengan vektor A×B namun arahnya berlawanan.

Untuk menentukan nilai resultan vektor dan persamaan perkalian vektor, dapat digunakan sifat-sifat perkalian silang sesama vektor satuan:

 Perkalian silang antara dua vektor satuan yang sama besar dan searah bernilai nol. Misalnya, i×i = 0, j×j = 0, dan k×k = 0.  Perkalian antara dua vektor satuan yang berbeda akan bernilai

(39)

i×j = k

j×k = i

k×i = j

j×i = -k

k×j = -i

i×k = -j

Berdasarkan sifat-sifat perkalian silang antara vektor satuan tersebut, maka perkalian silang antara dua vektor A dan B dapat diperoleh sebagai berikut:

A×B = (Ax i + Ay j + Az k)×(Bx i + By j + Bz k)

= (AyBz – AzBy) i – (AxBz – AzBx) j + (AxBy – AyBx) k

Untuk mempermudah dalam mengingat rumus di atas bisa menggunakan metode determinan seperti berikut ini:

A×B = i AyBz + j AzBx + k AxBy – k AyBx – i AzBy – j AxBz = (AyBz – AzBy) i – (AxBz – AzBx) j + (AxBy – AyBx) k E.Penelitian Yang Relevan

(40)

pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa kelas X MIA SMAS Katolik Ruteng. Penelitian yang akan dilakukan peneliti akan menggunakan tes sebagai instumen penelitian yang nantinya akan diolah dalam tata cara pengolahan data penelitian. Sekalipun begitu, penelitian yang akan dilakukan peneliti juga akan menggunakan angket sebagai pelengkap dan pendukung data penelitian.

Sebuah penelitian serupa telah dilakukan oleh Fatannio Putra mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam penulisan skripsinya tentang pemanfaatan internet dalam kehidupan sehari-hari, dalam pembelajaran di Sekolah, dan dalam pembelajartan fisika oleh siswa SMA kelas XI jurusan IPA di Kecamatan Sintang dan Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2016/2017. Ada kemiripan tujuan penelitian yang telah dilakukan Fatannio (2017) dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu melihat pemanfaatan internet bagi siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Yang menjadi pembeda adalah tempat penelitian. Fatannio (2017) melakukan penelitian di Kecamatan Sintang dan Kabupaten Wonogiri sedangkan peneliti melakukan penelitian di SMA X. Sampel penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah siswa/i kelas X jurusan IPA SMA X. Metode pengambilan data yang akan dilakukan peneliti adalah menggunakan tes dan observasi. Berbeda dengan yang telah dilakukan Fatannio (2017) yang mana menggunakan kuisioner dan observasi untuk pengambilan data dalam penelitiannya.

Dalam hasil penelitiannya, Fatannio (2017) menyebutkan bahwa siswa SMA kelas XI jurusan IPA di Kecamatan Sintang dan Kabupaten Wonogiri dalam memanfaatkan internet adalah sebagai berikut:

1. Pemanfaatan internet dalam kehidupan sehari-hari

a. Rata-rata para siswa mengenal internet pertama kali sari teman mereka dengan persentase sebesar 44,10% atau 198 siswa.

(41)

c. Perangkat utama yang digunakan oleh para siswa untuk mengakses internet adalah smartphone dengan persentase sebesar 84,63% atau 380 siswa. d. Tempat para siswa sering mengakses internet adalah di rumah dengan

persentase sebesar 72,16% atau 324 siswa.

e. Para siswa paling sering mengakses situs pencarian informasi saat mengunjungi warung internet (warnet) dengan persentase sebesar 63,25% atau 284 siswa.

f. Para siswa mengakses internet setiap hari dengan waktu rata-rata penggunaan internet 6 sampai 9 jam dalam satu hari.

g. Pengeluaran rata-rata biaya penggunaan internet oleh para siswa dalam satu bulan adalah kurang dari Rp 50.000 dengan persentase sebesar 56,13% atau 252 siswa.

h. Para siswa sangat jarang mengunjungi warnet.

i. Rata-rata para siswa memiliki 3-5 media social yang digunakan dengan persentase sebesar 61,25 % atau 275 siswa.

j. Media social yang paling banyak digunakan oleh para siswa di Kecamatan Sintang adalah Blackberry messenger (BBM) sedangkan di Kabupaten Wonogiri adalah WhatssApp.

2. Pemanfaatan internet dalam pembelajaran di sekolah

a. Para siswa baik di Kecamatan Sintang maupun di Kabupaten Wonogiri yang disekolahnya dilarang membawa handphone paling sering mengakses internet di laboratorium computer dan para siswa yang di sekolahnya diperbolehkan membawa handphone paling sering mengakses internet di kelas.

(42)

c. Waktu yang dihabiskan oleh para siswa dalam mengakses internet untuk keperluan belajar atau mengerjakan tugas sekolah adalah rata-rata 1 sampai 2 jam sengan persentase sebesar 55,46% atau 249 siswa.

d. Mata pelajaran yang dicari diinternet oleh para siswa di Kecamatan Sintang jika diurutkan dari yang paling banyak ke yang paling sedikit adalah Bahasa Inggris, Biologi, Fisika, Kimia, Bahasa Indonesia, dan Matematika. Sedangkan di Kabupaten Wonogiri mata pelajaran yang dicari diinternet oleh para siswa jika diurutkan dari yang paling banyak ke yang paling sedikit adalah Biologi, Fisika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Kimia, dan Matematika.

3. Pemanfaatan internet dalam pembelajaran fisika

a. Para siswa merasa senang belajar fisika melalui internet. Hal ini terbukti dengan motivasi utama yang mendorong para siswa mencari materi tambahan fisika di internet ada adalam diri mereka sendiri dengan persentase sebesar 80,85% atau 363 siswa.

b. Media ajar yang paling sering digunakan oleh guru fisika baik di Kecamatan Sintang maupun di Kabupaten Wonogiri adalah buku teks dengan persentase sebesar 74,83% atau 336 siswa.

c. Format materi tambahan fisika yang paling sering dicari oleh para siswa diinternet adalah berupa teks berisi penjelasan dan contoh-contoh soal dengan persentase sebsar 64,59% atau 290 siswa.

d. Para siswa paling sering mencari materi tambahan fisika dari internet di rumah dengan persentase sebesar 60,80% atau 273 siswa.

e. Waktu yang dihabiskan para siswa dalam mengakses internet untuk keperluan belajar fisika, mencari materi tambahan fisika ataupun mengerjakan tugas fisika dari sekolah adalah rata-rata 1 sampai 3 jam dengan persentase sebesar 52,34% atau 235 siswa.

(43)

baik secara geometris maupun secara analitis. Dan persoalan ini yang akan ditekankan oleh peneliti dalam penelitiannya. Internet digunakan sebagai sumber utama materi yang artinya keseluruhan materi yang diajarkan berasal dari internet dan siswa mempelajari materi dari internet.

Analisis materi yang diambil dari internet berupa video yang dapat diambil dari youtube. Video menyediakan satu cara belajar yang amat menarik dan langsung. Dengan menggunakan video, siswa dapat dengan mudah mengerti karena video menyajikan secara rinci materi yang dibahas dan bisa langsung menggambar. Video digunakan di kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Video pembelajaran dikelas ditentukan oleh peneliti (resourcing) dan video pembelajaran diluar kelas untuk menyelesaika tugas kelompok yang diberikan peneliti dicari oleh peserta didik sendiri (searching). Peserta didik tidak diwajibkan untuk mencari sendiri, akan tetapi bisa menggunakan video yang telah ditentukan oleh peneliti, dan apabila kurang lengkap pada video yang peneliti tentukan peserta diidk diperbolehkan untuk mencari sendiri. Peneliti memberikan tugas diluar kelas hanya satu kali, karena sepenuhnya kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas. Kegiatan yang dilakukan dikelas meliputi menonton video di youtube, kemudian berdiskusi dengan kelompok sesuai LKS yang dibagikan peneliti, presentasi, dan mengerjakan soal latihan.

F. Kerangka Perpikir

Perkembangan teknologi informasi berkembang dengan pesat. Dampak positifnya membuat setiap orang memperoleh informasi yang melimpah, cepat, mudah, dan dari ke seluruh dunia menembus batas ruang dan waktu. Kemajuan teknologi informasi telah mambawa banyak pengaruh terhadap kehidupan manusia di berbagai lingkungan, salah satunya lingkungan pendidikan di SMAS Katolik Ruteng.

(44)

memiliki fasilitas atau layanan yang dapat dimanfaatkan oleh guru fisika yang berguna membantu kelancaran pembelajaran, seperti browsing, resourching, searching, chating, e-mail dan lain sebagainya. Dengan memanfaatkan layanan tersebut, internet dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran fisika seperti : penyusunan RPP, evaluasi pembelajaran, menyusunan administrasi dan lain sebagainya.

Akan sangat membantu jika pembelajaran memanfaatkan internet sebagai sumber pembelajaran bagi guru fisika di SMAS St. Fransiskus Xaverius Ruteng. Keberadaan internet tidak diragukan lagi karena begitu banyak fasilitas atau layanan yang dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran. Apabila seorang guru dapat memanfaatkannya dengan baik dan maksimal sebagai sumber pembelajaran, tentu belajar akan lebih bervariatif dan efektif.

Melalui internet juga dapat membuat guru labih efektif dan efisien dalam mengerjakan administrasi pembelajaran fisika. Pemanfaatan internet sebagai bagian dari sumber pembelajaran dapat memudahkan berbagai kegiatan seperti, pencarian informasi melalui browsing, pencarian literatur melalui seaching, komunikasi malalui chating. Serta pembelajaran mandiri yang dilakukan secara online tanpa dibatasi ruang dan waktu yang tentunya berdampak juga pada peningkatan prestasi akademiknya.

(45)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2006:4). Metode kualitatif ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti.

Penelitian kuantitatif adalah desain riset yang menggunakan data berupa skor atau angka lalu menggunakan analisis dengan statistik (Suparno, 2010:135). Data yang diperoleh dalam penelitian ini berbentuk angka. Metode kuantitatif ini digunakan untuk menganalisis hasil tes menggunakan statistik.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest- posttest Control Group Design. Pretest dan Posttest Control Group Design terdapat dua kelas yang dipilih

secara langsung, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adalah perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (Sugiyono, 2009: 113). Kelas Eksperimen/treatment diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan internet, sedangkan kelas kontrol tetap menggunakan metode ceramah interaktif. Setelah selesai perlakuan kedua kelas diberi posttest.

(46)

menggunakan internet, sedangkan untuk kelas kontrol tetap menggunakan metode ceramah aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.

Setelah pembelajaran dilaksanakan pada kedua kelompok maka dilakukan test akhir (posttest) untuk mengetahui peningkatan pemahaman pada materi Vektor siswa-siswi SMAS Katolik Ruteng.

Design penelitian yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Pre-Test and Post-Test Control Group

Treatment Group O1 X1 O1

Control Group O2 X2 O2

Keterangan:

O1 : Pre-Test kelas treatment

X1 : Pembelajaran dengan menggunakan internet

O1 : Post-Test kelas treatment

O2 : Pre-Test kelas kontrol

X2 : Pembelajaran dengan metode ceramah

O2 : Post-Test kelas control

Analisis materi yang diambil dari internet berupa video yang dapat diambil dari youtube melalui link yang sudah diberikan agar pembelajarannya tetap terkontrol. Video digunakan di kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Video pembelajaran dikelas ditentukan oleh peneliti (resourcing) dan video pembelajaran diluar kelas untuk menyelesaika tugas kelompok yag diberikan peneliti dicari oleh peserta didik sendiri (searching). Peserta didik tidak diwajibkan untuk mencari sendiri, akan tetapi bisa mengunakan video yang telah ditentukan oleh peneliti, dan apabila kurang lengkap pada video yang peneliti tentukan peserta didik diperbolehkan untuk mencari sendiri. Peneliti memberikan tugas diluar kelas hanya satu kali, karena sepenuhnya kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas.

(47)

youtube, meskipun begitu peran guru (peneliti) menjadi pembimbing dan pengarah apabila ada kekeliruan dalam pembelajaran menggunakan internet.

C.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari objek yang diteliti (Sedarmayanti dan Syarifudin, 2011:121). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAS Katolik Ruteng.

Sampel penelitian adalah adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh sampel (Sedarmayanti dan Syarifudin, 2011:121). Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X MIA SMAS Katolik Ruteng. Kelas X MIA2 sebagai kelas kontrol dan kelas X MIA 3 sebagai kelas treatment.

Kelas ini dipilih oleh guru pembimbing yang membantu peneliti dalam penelitian ini dan juga guru mata pelajaran fisika kelas X MIA 2 dan X MIA 3 di SMAS Katolik Ruteng.

D.Tempat dan Waktu penelitian

Kegiatan ini dilaksanakan di SMAS Katolik Ruteng pada bulan Juli – Agustus 2018 dan dilakukan secara bertahap.

E.Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah metode pembelajaran dengan menggunakan internet

2. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar siswa dengan menggunakan internet pada materi Vektor.

F. Treatmen

1. Kelompok pengguna internet

(48)

(Lembar Kerja Siswa) siswa tidak akan merasa bingung, selain itu siswa juga lebih teratur dan cepat selesai. Dalam menggunakan internet langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, apa yang harus diamati dan diukur semua sudah ditentukan sejak awal oleh guru.

2. Kelompok Kontrol

Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi treatmen (perlakuan khusus). Pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan dengan metode ceramah aktif. Kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah kelompok yang digunakan sebagai pembanding sehingga kelompok pengguna internet terlihat perubahannya.

Berikut merupakan tabel desain pembelajaran menggunakan internet. Tabel 3.2 Desain pembelajaran

No Tujuan Aktivitas Materi Sumber

(49)

No Tujuan Aktivitas Materi Sumber

 Siswa menonton video tentang perkenalan vektor berdasarkan link yang sudah diberikan  Siswa mengerjakan soal

LKS secara individu dan kemudian secara

 Guru menutup pelajaran

2.

 Guru memberi salam kepada peserta didik dan peserta didik menjawab sapaan salam dari guru dan menyampaikan informasi kehadiran peserta didik ketika guru menanyakan kehadiran peserta didik

 Guru mereview materi pada pertemuan

(50)

No Tujuan Aktivitas Materi Sumber

 Siswa mengerjakan soal LKS secara individu dan kemudian secara

 Guru menutup pelajaran

3.

 Guru memberi salam kepada peserta didik dan peserta didik menjawab sapaan salam dari guru dan menyampaikan informasi kehadiran peserta didik ketika guru menanyakan kehadiran peserta didik

(51)

No Tujuan Aktivitas Materi Sumber

 Siswa menonton video tentang penjumlahan vektor secara analitis berdasarkan link yang sudah diberikan

 Siswa mengerjakan soal LKS secara individu dan kemudian secara

 Guru menutup pelajaran

4.

 Menghitung perkalian titik

(52)

No Tujuan Aktivitas Materi Sumber peserta didik ketika guru menanyakan kehadiran peserta didik

 Guru mereview materi pada pertemuan

 Siswa menonton video tentang perkalian vektor berdasarkan link yang sudah diberikan

(53)

No Tujuan Aktivitas Materi Sumber Link

Instru men  Guru menutup pelajaran

G.Instrument Penelitian

Menurut Suparno, (2007: 56), instrument adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Bentuknya dapat berupa tes tertulis, angket, wawancara, dokumentasi, observasi.). Dalam penelitian dibagi dua jenis instrument, yaitu :

1. Instrumen Proses Belajar

Instrument penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

 Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan instrument yang dijadikan sebagai gambaran garis besar proses pembelajaran didalam kelas selama proses penelitian. RPP yang digunakan panduan peneliti untuk melakukan proses penelitian. RPP untuk kelas treatment dan untuk kelas kontrol dibedakan. RPP untuk kelas treatment dan kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran.

 Lembar Kerja Siswa (LKS)

(54)

2. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, ada dua instrument yang digunakan, yaitu: Tes tertulis dan Angket.

- Tes tertulis berisi soal essay mengenai materi yang diajarkan. Soal tes diambil berdasarkan indikator yang ingin dicapai. Soal tes berjumlah 4 nomor essay. Tes ini dilaksanakan sebelum (pretest) dan sesudah

pembelajaran (postest) dan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada kelas treatment dan kelas kontrol terhadap materi vektor.

Tabel 3.3. Kisi-kisi soal

Materi

(55)

pertanyaan/pernyataan tersebut. Daftar pertanyaan pada angket ini bersifat tertutup, yaitu alternatif pilihan jawaban telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.

Instrument daftar pertanyaan pada penelitian ini berupa pilihan dengan cara memberi lingkaran pada pilihan yang disediakan. Pembuatan daftar pertanyaan pada angket ini berdasarkan indikator-indikator

mengenai keaktifan siswa dalam mengakses internet. Berikut adalah kisi-kisi penyususnan pertanyaan angket keaktifan siswa dalam mengakses internet.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Agket

Indikator Nomor Soal

Memutar video penjumlahan

vektor secara geometri 1 Memutar video penjumlahan

vektor secara analitis 2 Memutar video perkalian

vektor 3

Siswa mengerti dengan

materi yang ditonton 4 Pengetahuan setelah

menonton video 5

H. Validitas Instrumen

(56)

dalam melakukan pengukuran. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan pengukuran secara tepat atau memberikan hasil ukur sesuai dengan tujuan dari pengukuran tersebut. Suryabrata (2000: 41) mengatakan bahwa validitas tes pada dasarnya menunjukan kepada derajad fungsi pengukuran suatu test, atau derajad kecermatan ukurnya suatu tes. Konsep validitas tes (Matandoang, 2009:89) dapat terbagi atas tiga macam, yaitu validitas isi (content validity), validitas kontruk (construct validity), dan validitas empiris atau validitas kriteria. Maka dari itu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telebih dahulu diuji validitasnya. Secara mudah instrumen diujikan dahulu kepada 10 responden sampel. Kemudian hasilnya dianalisis menggunakan SPSS.

Instrument yang perlu divalidasi adalah soal pretest dan posttest. Instrument ini telah divalidasi oleh Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku dosen pembimbing dan Gaudensia Hadus, S.Pd selaku guru mata pelajaran Fisika SMAS Katolik Ruteng. I. Teknik Analisis Data

Data yang diperolah dari skor pre-test dan skor post-test kemudian dianalisis secara kuantitatif.

Skor hasil belajar siswa yaitu jumlah skor setiap siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali seratus persen.

𝑆𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Sedangkan untuk skor tiap indikator yaitu jumlah skor tiap indikator dibagi dengan jumlah skor maksimal tiap indikator dikali seratus persen.

(57)

Soal pre-test dan post-test akan diberi skor untuk jawaban siswa atas pertanyaan yang diajukan. Penskoran pre-test dan post-test didasarkan pada tabel di atas.

Skor yang dihasilkan dari pre-test dan post-test kemudian dianalisis menggunakan uji-T dependen dan uji-T independen. Data kemudian akan dianalisis melalui beberapa tahap sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah metode menggunakan internet dan metode ceramah aktif dapat meningkatkan tingkat pemahaman siswa, maka hal yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Uji T independent untuk melihat tingkat pemahaman awal hasil pre-test pada kelas pengguna internet dan kelas kontrol.

b. Uji T dependent untuk membandingkan hasil pre-test dan hasil post-test untuk kelas pengguna internet.

c. Uji T dependent untuk membandingkan hasil pre-test dan hasil post-test untuk kelas kontrol.

d. Uji T independent untuk membandingkan hasil post-test untuk kelas pengguna internet dan kelas kontrol.

2. Analisa data

a. Pre-test dan pre-test

Untuk mengetahui tingkat pemahaman awal dari kedua kelas, maka pre-test kedua kelas dibandingkan menggunakan uji T independent.

Persamaan umum uji T kelompok independen adalah sebagai berikut (Suparno,2011):

𝑡

𝑜𝑏𝑠

=

Ẍ1−Ẍ2

√[(𝑛1−1)𝑠12+(𝑛2−1)𝑠22(𝑛1+𝑛2−2) ][𝑛11+𝑛21]

Keterangan:

(58)

Ẍ1 = nilai rata-rata kelompok 1 Ẍ2 = nilai rata-rata kelompok 2 𝑠1 = standar deviasi kelompok 1 𝑠2 = standar deviasi kelompok 2

Apabila nilai p < α, maka signifikan. Dimana α = 0,05.

b. Pre-test dan post-test

Untuk melihat peningkatan pemahaman (kelas pengguna internet dan kelas kontrol) maka hasil pre-test dan hasil post-test dari masing-masing kelas harus dibandingkan dengan menggunakan uji T dependen. Persamaan umum uji T kelompok dependen adalah sebagai berikut (Suparno,2011):

|𝑇𝑟𝑒𝑎𝑙| Ẍ1− Ẍ2 𝛴𝐷2 − 𝛴𝐷2

𝑁 𝑁 (𝑁 − 1)

Keterangan:

X1 = nilai pre-test

X2 = nilai post-test

D = perbedaan nilai (X1 – X2)

N = jumlah pasangan

Apabila nilai p < α, maka signifikan. Maka terjadi peningkatan

pemahaman siswa.

(59)

43 BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 25 juli 2018 sampai dengan 7 agustus 2018 di SMAS Katolik Ruteng dengan alamat jln Pelita No. 3 Ruteng Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai, NTT. Penelitian ini menggunakan 2 kelas yaitu X MIA 2 sebagai kelas kontrol dan X MIA 3 sebagai kelas treatmen yang jumlah siswanya adalah 30 siswa. Pelaksanaan penelitian dilakukan beberapa kali pertemuan. Jadwal pelaksanaan penelitian dan deskripsi pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

1. Pelaksanaan Penelitian pada Kelas treatmen (X MIA 3)

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian di kelas X MIA 3

SMAS Katolik Ruteng

Guru memberi salam kepada peserta didik dan peserta didik menjawab sapaan salam dari guru dan menyampaikan informasi kehadiran peserta didik ketika guru menanyakan kehadiran peserta didik.

Guru memperkenalkan diri dan diikuti oleh peserta didik.

Guru mengkondisikan kelas dan membuat kesepakatan.

Guru menginformasikan tujuan serta prosedur pembelajaran.

(60)

Waktu

Peserta didik (dibimbing guru) untuk duduk agak berjauhan dengan teman semeja

Guru membagikan soal tes pengetahuan awal beserta lembar jawaban kepada peserta didik. Peserta didik menyelesaikan soal dilembar

jawaban yang telah tersedia.

100 menit

 Peserta didik mengumpulkan lembar jawaban yang terdapat penyelesaian soal.

Guru memberikan informasi bahwa pertemuan berikutnya silahkan membawa laptop atau handphone.

Guru menutup pelajaran dengan salam

15

Guru memberi salam kepada peserta didik dan peserta didik menjawab sapaan salam dari guru dan menyampaikan informasi kehadiran peserta didik ketika guru menanyakan kehadiran peserta didik.

Guru merangsang peserta didik agar mengingat tentang pengertian vektor dan besaran-besaran yang merupakan besaran vektor

Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan “pada saat daun jatuh, kemanakah arah jatuhnya?” Peserta didik merespon pertanyaan dari guru. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

5 menit

Peserta didik (dibimbing guru) untuk membentuk kelompok.

Guru membagikan LKS 1 kepada masing-masing kelompok.

Guru meminta peserta didik untuk membuka youtube dan guru memberikan link youtube https://www.youtube.com/watch?v=ZMDMvKvR PmY

(61)

Waktu

Peserta didik menonton video yang ada di youtube tentang pengenalan vektor.

15 menit Siswa mengerjakan LKS secara individu 5 menit Siswa berdiskusi secara kelompok bagian yang

belum dipahami

10 menit Guru dan siswa secara bersama membahas materi

tersebut.

Masing-masing kelompok mengumpulkan hasil diskusi.

5 menit

Guru membagikan LKS 2 kepada masing-masing kelompok, kemudian guru memberikan link video dari youtube

https://www.youtube.com/watch?v=7LkHPl5z0v4 Peserta didik menonton video yang ada di youtube tentang penjumlahan vektor secara

geometris.

20 menit Siswa mengerjakan LKS secara individu 5 menit Siswa berdiskusi secara kelompok bagian yang

belum dipahami.

10 menit Peseta didik melaporkan hasil analisis secara

kelompok dan mempresentasikan di depan kelas. Peserta didik yang lain menanggapi hasil diskusi

kelompok tersebut

Guru mempertegas hasil diskusi peserta didik.

15 menit

Guru memberikan beberapa soal tentang penjumlahan vektor secara geometri.

20 menit Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah

sudah benar atau belum.

15 menit Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi

keseluruhan yang telah dipelajari Guru menutup pelajaran dengan salam

(62)

Waktu Guru memberi salam kepada peserta didik dan

peserta didik menjawab sapaan salam dari guru dan menyampaikan informasi kehadiran peserta didik ketika guru menanyakan kehadiran peserta didik.

Guru dan peserta didik mereview materi pada pertemuan sebelumnya

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

5 menit

Sabtu, 28 Juli 2018

1-3

 Peserta didik (dibimbing guru) untuk membentuk kelompok.

Guru membagikan LKS 3 kepada masing-masing kelompok.

Guru meminta peserta didik untuk membuka youtube dan guru memberikan link youtube https://www.youtube.com/watch?v=F-RuaWE1l0A

5 menit

Peserta didik menonton video yang ada di youtube tentang penjumlahan vektor secara analitis.

30 menit

Siswa mengerjakan LKS secara individu 10 menit Siswa berdiskusi secara kelompok bagian yang

belum dipahami

15 menit Peseta didik melaporkan hasil analisis secara

kelompok dan mempresentasikan di depan kelas. Peserta didik yang lain menanggapi hasil diskusi

kelompok tersebut

Guru memprtegas hasil diskusi peserta didik

20 menit

Guru memberikan beberapa soal tentang penjumlahan vektor secara analitis.

30 menit Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah

sudah benar atau belum.

Gambar

Gambar 2.1: gambar sebuah vektor PQ
Gambar 2.3: (a) penjumlahan vektor menggunakan metode
Gambar 2.5: (a) penjumlahan vektor menggunakan metode jajar
Gambar 2.7 Penjumlahan vektor secara analitis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sumber sekunder dalam penelitian ini meliputi: buku, kitab, maupun sumberlainnya yang berisi pembahasan yang mengenai tinjuan hukum islam yang terkait erat dengan reksadana

Komoditas ubi jalar orange sangat layak untuk dipertimbangkan dalam menunjang program diversifikasi pangan dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional berdasarkan kandungan

BAB III. TATA LAKSANA SURVEY.. 1) Survey untuk memperoleh masukan dari tokoh masyarakat dan lintas sektor terhadap kegiatan,progam dan layanan di puskesmas yang di lakukan satu tahun

Pemantulan seperti ini juga merupakan sumber pertama dari perubahan sinyal yang diterima, yang terjadi pada saat gelombang radio itu mengenai permukaan air atau

analisis data meliputi 3 langkah, yaitu : Persiapan, tabulasi, penerapan data sesuai demgan pendekatan penelitian. Penafsiran data sangat penting kedudukannya dalam

Dalam hubungannya transparansi dengan meningkatkan kinerja dari perusahaan, prinsip ini mengatur berbagai hal diantaranya mengatur pengembangan teknologi informasi manajemen

Selanjutnya pada tanggal 9 Oktober 2013, dikeluarkan Permentan nomor : 102/Permentan/OT.140/10/2013 tentang organisasi dan tata kerja Balai Besar Pelatihan

Kabupaten Banggai Kepulauan terbagi dalam 12 kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 144 desa/kelurahan , penentuan jumlah desa/kelurahan target area study hanya dilakukan pada