A. Deskripsi Konseptual
1. Kemampuan Penalaran Matematis
Penalaran merupakan konsep yang paling umum menunjuk pada salah
satu proses pemikiran untuk memperoleh suatu kesimpulan sebagai
pernyataan baru yang diperoleh dari pernyataan-pernyataan lain yang telah
diketahui (Surajiyo, dkk, 2010: 20). Menurut Keraf (1992: 5), penalaran
(reasoning, jalan pikiran) merupakan suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta yang diketahui untuk memperoleh satu
kesimpulan. Penalaran adalah suatu proses berpikir dalam menarik suatu
kesimpulan berupa pengetahuan yang benar (Ihsan, 2010: 116).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penalaran
merupakan suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan
pernyataan-pernyataan yang telah diketahui kebenarannya untuk
memperoleh suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru berupa pengetahuan
yang benar. Dari pengertian penalaran tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kemampuan penalaran matematis adalah kemampuan
berpikir yang dimiliki oleh seseorang yang berusaha menghubungkan
pernyataan baru berupa pengetahuan yang berkaitan dengan matematika
yang benar.
Penalaran memiliki beberapa ciri-ciri, diantaranya adalah logis dan
analitis. Penalaran dapat diartikan sebagai suatu proses berpikir logis apabila
didasarkan pada suatu pola tertentu atau logika tertentu. Sedangkan
penalaran dapat diartikan sebagai suatu proses berpikir analitis apabila
kegiatan berpikir tersebut mendasarkan diri kepada suatu analisis dan
kerangka berpikir yang digunakan untuk analisis tersebut adalah logika
penalaran yang bersangkutan (Suriasumantri, 1999: 43).
Penalaran dapat dibagi menjadi dua yaitu penalaran induktif dan
penalaran deduktif. Menurut Wardhani (2008: 12), penalaran induktif adalah
proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta khusus yang
sudah diketahui kebenarannya untuk menarik suatu kesimpulan yang
bersifat umum. Sedangkan penalaran deduktif merupakan proses berpikir
untuk menarik kesimpulan tentang hal yang bersifat khusus dengan
didasarkan pada hal-hal umum yang sebelumnya telah dibuktikan
kebenarannya.
Sesuai dengan Peraturan Dirjen Disdakmen Depdiknas Nomor
506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang rapor (Wardhani,
2008: 14), indikator siswa memiliki kemampuan dalam penalaran adalah
mampu:
a. mengajukan dugaan
c. menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan terhadap
suatu solusi
d. menarik kesimpulan dari pernyataan
e. memeriksa kesahihan suatu argumen
f. menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat
generalisasi.
Menurut Jihad (2008: 168–169), seseorang mempunyai kemampuan
penalaran matematika apabila siswa dapat:
a. menarik kesimpulan logis
b. memberikan penjelasan dengan menggunakan model, fakta, sifat-sifat,
dan hubungan
c. memperkirakan jawaban dan proses solusi
d. menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi
matematika
e. menyusun dan menguji konjektur
f. merumuskan lawan contoh (counter examples)
g. mengikuti aturan inferensi, memeriksa validitas argumen
h. menyusun argumen yang valid
i. menyusun pembuktian langsung, tak langsung dan menggunakan
Menurut NCTM (2000: 262), tingkat pengalaman tentang penalaran
yang harus dimiliki oleh siswa kelas 6 – 8 yaitu:
a. Meneliti pola dan struktur untuk menemukan sifat beraturan dari pola
b. Merumuskan generalisasi dan dugaan tentang sifat beraturan yang telah
ditemukan
c. Mengevaluasi dugaan
d. Membuat dan mengevaluasi argumen matematika.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, indikator kemampuan
penalaran matematis yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah a) mengajukan dugaan, b) melakukan manipulasi matematika, c)
menyusun bukti, memberikan alasan terhadap suatu solusi, d) menarik
kesimpulan dari pernyataan, e) memeriksa kesahihan suatu argumen, dan f)
menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat
generalisasi. Masing-masing indikator kemampuan penalaran matematis
tersebut memiliki penjelasan sebagai berikut:
a. Mengajukan dugaan
Kemampuan mengajukan dugaan merupakan kemampuan siswa dalam
merumuskan berbagai kemungkinan untuk memecahkan permasalahan
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Contoh:
Sebuah penghapus pensil berukuran . Jika
berapa maksimal banyak penghapus yang dapat
dimuat dalam kotak tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
Penghapus pensil berukuran
Kotak berukuran
Ditanya:
Banyak penghapus yang dapat dimuat kotak tersebut
Jawab:
Volume penghapus pensil =
Volume kotak
Jadi, maksimal banyaknya penghapus pensil yang dapat dimuat oleh
kotak tersebut adalah 64 buah.
b. Melakukan manipulasi matematika
Kemampuan manipulasi matematika merupakan kemampuan siswa
dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan cara
sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Berapa luas kain minimal yang dibutuhkan untuk membuat bagian atas
Luas kain = 2 Luas segitiga + 2 Luas persegi panjang
Lebar persegi panjang (l) dapat dicari dengan menggunakan rumus pythagoras.
kongruen untuk bagian depan
dan belakang serta dua persegi
panjang untuk bagian atap tenda
Sehingga
Luas kain
Jadi, luas kain minimal yang dibutuhkan untuk membuat bagian
atas tenda tersebut adalah 104 m2.
c. Menyusun bukti, memberikan alasan terhadap suatu solusi
Siswa mampu menyusun bukti dan memberikan alasan terhadap
kebenaran suatu solusi apabila siswa mampu menunjukan alasan atau
bukti melalui sebuah penyelidikan.
Contoh:
Kirana memiliki sebuah kotak biskuit yang
alasnya berbentuk persegi panjang. Jika
Kirana ingin menghitung luas permukaan
kotak tersebut, bagaimana cara Kirana
menemukan luas permukaan kotak biskuit
Penyelesaian:
Kirana dapat menemukan cara mencari luas permukaan kotak tersebut
dengan menggunting setiap sisi dari kotak biskuit tersebut sehingga
diperoleh jaring-jaring kotak sebagai berikut.
Luas permukaan kotak biskuit dapat dihitung sebagai berikut:
Luas sisi depan
Luas sisi belakang
Luas sisi samping kanan
Luas sisi samping kiri
Luas sisi atas
Luas permukaan kotak biskuit
Jadi, luas permukaan kotak biskuit tersebut dapat dicari dengan
menggunakan rumus
l p
d. Menarik kesimpulan dari pernyataan
Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan merupakan proses
berpikir yang memberdayakan pengetahuan yang dimilikinya untuk
menghasilkan sebuah pemikiran.
Contoh:
Gambar dan tentukan nama bangun yang terbentuk dari sebuah bangun
ruang yang tersusun dari lima sisi berbentuk segitiga sama kaki dan
sebuah sisi berbentuk segilima beraturan!
Penyelesaian:
Diketahui:
Sebuah bangun ruang yang tersusun dari lima sisi berbentuk segitiga
sama kaki dan sebuah sisi berbentuk segilima beraturan
Ditanya:
Gambar dan nama bangun yang terbentuk
Jawab:
e. Memeriksa kesahihan suatu argumen
Kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen merupakan
kemampuan yang menghendaki siswa agar mampu menyelidiki tentang
kebenaran dari suatu pernyataan yang ada.
Contoh:
Benarkah dibutuhkan kawat minimal sepanjang 864 cm untuk membuat
kerangka model limas dengan alas berbentuk persegi panjang yang
berukuran panjang 16 cm, lebar 12 cm, dan tinggi limas 24 cm?
Penyelesaian:
Diketahui:
Kerangka model limas dengan alas berbentuk persegi panjang
dengan:
panjang (p) = 16 cm lebar (l) = 12 cm
tinggi (t) = 24 cm Ditanya:
Benarkah panjang kawat minimal yang dibutuhkan untuk membuat
kerangka limas tersebut adalah 864 cm.
Sebelum mencari panjang AT, BT, CT, dan DT, terlebih dahulu
mencari panjang OA.
Panjang
Panjang AT = panjang BT = panjang CT = panjang DT
Jadi benar, panjang kawat minimal yang dibutuhkan untuk membuat
kerangka limas tersebut adalah 864 cm.
f. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat
generalisasi
Kemampuan menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk
membuat generalisasi merupakan kemampuan siswa dalam menemukan
pola atau cara dari suatu pernyataan yang ada sehingga dapat
mengembangkannya ke dalam kalimat matematika.
Contoh:
Kubus-kubus yang berukuran sama panjang disusun membentuk balok
dengan pola sebagai berikut.
(1) 2) (3)
Jika panjang rusuk kubus adalah 2 cm, tentukan volume balok pada
pola ke-10!
Penyelesaian:
Diketahui:
Suatu pola balok tersusun atas kubus yang berukuran sama panjang
dengan:
panjang rusuk kubus (s) = 2 cm
ukuran balok pola ke-2 =
ukuran balok pola ke-3 =
Ditanya:
Volume balok pada pola ke-10 (
Jawab:
Dari gambar, terlihat bahwa untuk setiap polanya, ukuran balok yang
berubah hanya ukuran panjang, sesangkan untuk ukuran lebar dan
tinggi balok tetap. Sehingga untuk mencari volume balok pada pola
ke-10, terlebih dahulu harus mencari ukuran balok pada pola ke-10.
Karena ukuran lebar dan tinggi balok tetap, maka hanya perlu
mencari ukuran panjang balok saja, yaitu dengan cara sebagai
berikut.
Panjang balok pola ke-1 =
Panjang balok pola ke-2 =
Panjang balok pola ke-3 =
sehingga panjang balok pada pola ke-10 = cm
Jadi, volume balok pada pola ke-10 adalah .
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Menurut Isbandi (Uno, 2011: 3), istilah motivasi berasal dari kata
motif yang berarti sebagai kekuatan yang ada di dalam diri seorang
individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau melakukan
sesuatu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama jika kebutuhan untuk mencapai tujuan
sangat mendesak (Sardiman, 2011: 73). Menurut Mc. Donald (Hamalik,
2009: 158), motivasi adalah perubahan energi yang ada dalam diri
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi merupakan suatu dorongan
yang timbul dari adanya rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar
sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan suatu aktivitas
tertentu (Uno, 2011: 9). Menurut Wahosumidjo (Uno, 2011: 8) motivasi
merupakan dorongan dan kekuatan yang ada dalam diri seseorang untuk
melakukan suatu tujuan tertentu. Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
baik internal maupun eksternal untuk melakukan suatu aktivitas tertentu
guna mencapai suatu tujuan tertentu.
Motivasi yang ada pada diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Kinerjanya tergantung pada usaha dan kemampuan yang
dimilikinya dibandingkan dengan kinerja melalui kelompok
2) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit
3) Terdapat umpan balik yang konkret tentang bagaimana seharusnya
ia melaksanakan tugas secara optimal, efektif, dan efisien (Uno,
2011: 69).
Motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan
kemauan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Menurut David C. McClelland, dkk (Uno,
2011: 9) sumber utama munculnya motif adalah adanya rangsangan
perbedaan antara situasi sekarang dengan situasi yang diharapkan,
sehingga tampak adanya perbedaan sikap saat munculnya motif dan
pada saat usaha dalam mencapai sesuatu yang diharapkan. Siswa yang
memiliki motivasi yang kuat akan banyak melakukan kegiatan belajar.
Semakin tepat motivasi yang diberikan, maka semakin berhasil pula
Motivasi yang ada di dalam diri seseorang mempunyai beberapa
fungsi, diantaranya:
1) Mendorong timbulnya suatu perbuatan
Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti
belajar.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah
Motivasi mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai suatu penggerak
Motivasi berfungsi sebagai mesin bagi sebuah mobil. Besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan.
(Hamalik, 2009: 161)
Menurut Sardiman (2011: 85), fungsi dari sebuah motivasi
adalah:
1) Mendorong manusia untuk berbuat
Motivasi berfungsi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan
Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
3) Menyeleksi perbuatan
Menentukan perbuatan-perbuatan yang tepat yang harus dikerjakan
oleh seseorang guna mencapai tujuan yang dikehendaki dan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
4) Pendorong usaha dan pencapaian prestasi
Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik.
Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama
didasari dengan adanya motivasi, maka seseorang yang belajar
dapat memperoleh prestasi yang baik.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
motivasi mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai suatu pengarah,
penggerak, penyeleksi suatu perbuatan, dan pendorong usaha dan
pencapaian prestasi.
b. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku setelah
memperoleh informasi yang disengaja (Uno, 2011: 21). Menurut
Margaret (Uno, 2011: 22), belajar merupakan sebuah proses di mana
seseorang memperoleh berbagai kecakapan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap. Sedangkan menurut Sardiman (2011: 20) belajar merupakan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses di mana seseorang memperoleh berbagai
kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap setelah memperoleh
informasi yang disengaja yang diperoleh dari serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan
lain sebagainya.
Menurut Sardiman (2011: 26), secara umum ada tiga jenis tujuan
belajar, yaitu:
1) Mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pengetahuan dan
kemampuan berpikir merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan karena kemampuan berpikir tidak dapat dikembangkan
tanpa adanya pengetahuan dan sebaliknya, pengetahuan akan
diperkaya melalui kemampuan berpikir.
2) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep membutuhkan suatu
keterampilan. Keterampilan dapat dididik dengan banyak melatih
kemampuan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian
keterampilan akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan
3) Pembentukan sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa tidak akan terlepas
dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of values. Oleh karena itu, guru tidak hanya sekedar sebagai “pengajar”, tetapi benar-benar
sebagai pendidik yang memindahkan nilai-nilai tersebut kepada
siswanya sehingga akan tumbuh kesadaran dan kemauan untuk
mempraktikan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
c. Pengertian Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak yang ada di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai (Sardiman,
2011:75). Motivasi belajar merupakan suatu dorongan internal dan
eksternal yang terdapat pada siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku (Uno, 2011: 23). Dari beberapa
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan
dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa
dapat tercapai.
belajar. Intensitas motivasi seseorang akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya. Menurut Uno (2011: 27), motivasi
mempunyai beberapa peranan penting dalam belajar dan pembelajaran,
diantaranya:
1) Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar
2) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai
3) Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar
4) Menentukan ketekunan belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Ada dua faktor yang mempengaruhi timbulnya motivasi
dalam belajar, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor
intrinsik berasal dari dalam diri seorang individu. Faktor ini dapat
berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan kebutuhan
belajar, dan harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik berasal
dari luar diri individu. Faktor ekstrinsik dapat berupa penghargaan,
lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik
(Uno, 2011: 23).
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 97–100) ada beberapa hal
yang mempengaruhi motivasi seseorang dalam belajar, diantaranya:
1) Cita-cita atau aspirasi siswa
Keberhasilan seorang anak dalam mencapai keinginannya dapat
hari dapat menimbulkan cita-cita. Cita-cita akan memperkuat
motivasi belajar siswa, baik motivasi belajar instrinsik maupun
ekstrinsik. Seseorang yang mempunyai cita-cita yang mantap akan
lebih termotivasi dalam belajar karena bagi mereka motivasi dalam
belajar dapat membantu dalam menggapai cita-cita tersebut.
2) Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan adanya
kemampuan atau kecakapan untuk mencapainya. Kemampuan akan
memperkuat motivasi seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang
dikehendaki.
3) Kondisi siswa
Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani. Kondisi siswa
mempengaruhi perhatian siswa dalam belajar. Siswa yang sedang
dalam keadaan sakit, lapar, dan marah-marah akan terganggu
perhatiannya dalam belajar. Sedangkan siswa yang dalam keadaan
sehat, kenyang, dan gembira lebih memusatkan perhatiannya dalam
belajar.
4) Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Lingkungan yang aman, tentram, tertib, dan indah
5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Setiap siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan
pikiran yang berubah-ubah. Lingkungan siswa, baik lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat mendinamiskan motivasi
seseorang dalam belajar. Seorang siswa yang masih berkembang
jiwa raganya dan lingkungan yang semakin bertambah baik
merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran.
6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Upaya guru dalam membelajarkan siswa meliputi bagaimana guru
menyampaikan materi pelajaran, menarik perhatian siswa,
mengevaluasi hasil belajar, dan mengondisikan siswa dalam
belajar.
Menurut Uno (2011: 23) indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4) Adanya penghargaan dalam belajar
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
Menurut (Sardiman, 2011: 83), motivasi yang ada pada diri setiap
individu memiliki indikator sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa)
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4) Lebih senang bekerja mandiri
5) Cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin
6) Dapat mempertahankan pendapatnya
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, indikator motivasi
belajar yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah adanya
hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, kegiatan
yang menarik dalam belajar, dan lingkungan belajar yang kondusif
sehingga memungkinkan seseorang dapat belajar dengan baik.
3. Bangun Ruang Sisi Datar
Sesuai dengan kurikulum 2013, salah satu pokok bahasan matematika
di SMP adalah bangun ruang sisi datar. Pokok bahasan ini diajarkan pada
Kompetensi Dasar:
3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan
limas.
Indikator:
3.9.1 Menentukan luas permukaan kubus, balok, prisma, dan limas.
3.9.2 Menentukan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
3.11 Menaksir dan menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang
yang tidak beraturan dengan menerapkan geometri dasarnya.
Indikator:
3.11.1 Menaksir dan menghitung luas permukaan bangun ruang
yang tidak beraturan dengan menerapkan geometri dasarnya.
3.11.2 Menaksir dan menghitung volume bangun ruang yang tidak
beraturan dengan menerapkan geometri dasarnya.
B. Penelitian Relevan
Sukandi (2012) dapat diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan mengajar
guru mempunyai sumbangan yang berarti terhadap motivasi belajar siswa SMK
Negeri di kabupaten Indramayu. Semakin tinggi kemampuan guru dalam
mengajar maka guru akan semakin mampu dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa. Begitu juga sebaliknya, apabila kemampuan mengajar guru rendah maka
dapat mengakibatkan motivasi belajar siswa menurun atau siswa akan bosan
untuk belajar pada kelas yang kemampuan guru dalam mengajarnya rendah.
belajar siswa dengan kemampuan tinggi menunjukkan kategori yang sangat
baik, motivasi belajar siswa dengan kemampuan sedang menunjukkan kategori
baik, dan motivasi belajar siswa dengan kemampuan rendah menunjukkan
kategori yang cukup baik.
Lestari, S (2016) dapat diperoleh kesimpulan bahwa siswa dengan prestasi
belajar tinggi mampu mengajukan dugaan, memberikan alasan, menarik
kesimpulan, dan menentukan pola dengan waktu yang relatif singkat dan
langkah-langkah penyelesaian yang sangat lengkap. Siswa dengan prestasi
belajar sedang terlihat kurang mampu dalam menarik kesimpulan dan waktu
yang digunakan untuk menyelesaikan soal relatif cukup lama dengan
langkah-langkah penyelesaian yang cukup lengkap. Sedangkan siswa dengan prestasi
belajar rendah hanya mampu mengajukan dugaan saja walaupun waktu yang
digunakan relatif lebih lama.
Penelitian-penelitian yang disebutkan di atas merupakan beberapa
penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti.
Perbedaan antara penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti adalah peneliti hanya akan meneliti beberapa variabel dari beberapa
penelitian di atas, yaitu peneliti akan meneliti tentang kemampuan penalaran
matematis dan motivasi belajar siswa.
C. Kerangka Pikir
Pembelajaran yang menekankan pada aktivitas penalaran sangat erat kaitannya
dengan pencapaian prestasi siswa yang tinggi. Salah satu faktor yang
mempengaruhi pencapaian prestasi siswa dalam belajar adalah motivasi belajar.
Mengetahui tingkat kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar
siswa sangat diperlukan, karena setelah guru mengetahui kemampuan penalaran
matematis dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika guru dapat
melakukan evaluasi terhadap pembelajaran. Hasil evaluasi ini akan dijadikan
pertimbangan oleh guru untuk mencari model, metode, dan strategi
pembelajaran yang tepat guna meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan
penalaran matematis siswa. Kerangka berpikir dari penelitian ini dapat
digambarkan dengan diagram berikut:
Gambar 2.1 Diagram Kerangka Pikir Penelitian. Wawancara TKPM dan Motivasi
Belajar
Analisis data
Angket Motivasi Tes Kemampuan Penalaran
Matematis (TKPM) Peserta Didik