PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI ADAB
BERBAKTI KEPADA ORANG TUA DAN GURU MELALUI METODE
TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI JEKETRO TAHUN PELAJARAN 2016/2017
S K R I P S I
Diajukan untuk guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun oleh
HALIMIN 111 12 005
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:
Nama : HALIMIN
NIM : 111 12 005
Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jurusan : PENDID IKAN AGAMA ISLAM
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 01Maret 2017 Yang Menyatakan,
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI ADAB
BERBAKTI KEPADA ORANG TUA DAN GURU MELALUI METODE
TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI JEKETRO TAHUN PELAJARAN 2016/2017
DISUSUN OLEH: HALIMIN NIM: 111 12 005
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 03 April 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd.
Sekretaris Penguji : Imam Mas Arum, M.P d.
Penguji I : Peni susapti, M. Si.
Penguji II : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Salatiga, 03 April 2017
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002 KEMENTERIAN AGAMA
MOTO DAN PERSEMBAHAN Moto
‘’Sesungguhnya allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada dirinya
mereka sendiri’’
Persembahan Skripsi ini kupersembahkan untuk.
1. Bapak ibu ku yang tercinta sawidi dan suratun yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan dan
do’a yang tak pernah putus untuk anak-anaknya.
2. Kakakku purnawati dan suaminya mujiyono yang selalu memberikan motivasi dan semangat dan dukungan. 3. Adik ku suali dan keponakan ku ahmad bilal pratama
yang selalu memberi ku motivasi, semangat dan selalu menasehatiku untuk tetap semangat.
4. Bapak imam mas arum M.Pd selaku pembimbing dalam pembuatan skripsi.
5. Teman-teman masjid atau pondok pesantren nurul iman ( anang, haqi, bayu, yakhsya, ali, takwin, anton, diyan, nurfan, afwan, nur ikhwani, khafa, minan, topikin, anam, mas indra, tasya, sabila ) yang memberikan semangat, motivasi dan memberikan kegilaan disetiap moment. 6. Teman-teman seperjuangan PAI A angakatan 2012 7. Keluarga besar imadisa, LDK, HMI, yang selalu
memotivasi saya dalam hal apapun.
8. Teman-teman perguruan WUSHU Putra Nusantara dan Mas aly barokah, bilal yanuar, mas bob, mbak ula dan adek-adek semua yang selalu memotivasi.
9. Teman ku ahmad muhlasin, mas khamid yang selalu memberi semangat.
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Swt, hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat meyelsaikan skripsi ini. Serta
sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan nabi Muhammad saw,
keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya. Dengan rahmat-Nya, skripsi yang
berjudul Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak. Melalui Metode Team Quiz
Pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Jeketro Kecamatan Gubug Kabupaten
Grobogan Tahun 2016 dapat diselsaikan, dengan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu terimaksih penulis ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga
3. Ibu Siti Rohayati, M.Pd Selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN
Salatiga
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan
kesabaran senangtiasa selalu memberikan bimbingan dan arahan sehingga
skripsi ini selesai dengan baik.
5. Bapak Drs. A Bahrudin, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu memberi motivasi
6. Bapak Drs.H. Fathul Hadi, M.Pd.I selaku kepala sekolah MTs Negeri Jeketro
7. Ibu Nurul Hidayah S. Pd.I selaku guru mata pelajaran akidah akhlak di MTs
Negeri Jeketro Kec. Gubug Kab. Grobogan yang telah memberikan keluasaan,
serta bantuan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian hingga selsai
8. Dewan guru dan karyawan MTs Negeri Jeketro
9. Siswa-siswi kelas VIII i MTs Negeri Jeketro
10.Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selsai.
Penulis meyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna untuk itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu
penulis harapan.
Salatiga, 01 Maret 2017
Penulis
ABSTRAK
Halimin. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak. Melalui Metode Team Quiz Pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Jeketro Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2016. Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Imam Mas Arum M.Pd
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Team Quiz
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui seberapa besar peran metode team quiz dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Jeketro Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan metode team quiz dapat meningkatkan hasil belajar akidah akhlak pada siswa kelas VIII MTs Negeri Jeketro Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2016? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas dengan metode team quiz dapat memperbaiki kondisi pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. dalam penelitian ini guru sekaligus bertindak sebagai peneliti dan penelitian ini dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 3 siklus, tiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
TAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Keadaan guru MTs Negeri Jeketro kec. Gubug kab. Grobogan…………32
Tabel 3.2 Data siswa MTs Negeri Jeketro kec. Gubug kab. Grobogan…………...33
Tabel 4.1 hasil nilai siswa pra siklus dan siklus I………...49
Tabel 4.2 hasil nilai siswa siklus I dan siklus II……….54
Tabel 4.3 hasil nilai siswa siklus II dan siklus III……….…….59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rpp Siklus I
Lampiran 2. Rpp Siklus II
Lampiran 3. Rpp Siklus III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perolahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan. (Hamalik, 1983:21). Belajar adalah semua aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan,
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar
merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian
menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang
ditimbulkan oleh lainnya. Menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of
Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam
perubahan tingkah laku, yang keadannya berbeda dari sebelum individu berada
dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu.
Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan
perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Sifat
perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula.
Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperloleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan ,memperbaiki prilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian.maka pengetahuan pada hakikatnya juga tergabung
dari sekumpulan fakta-fakta, a bundle of facts. (Suyono, 2014:9). Belajar adalah
proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar itu meliputi faktor pengetahuan
(kognitif), sikap (efektif), dan keterampilan (psikomotor). (Munir, 2009:245).
Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perolahan dalam diri seseorang
yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman
dan latihan. (Hamalik, 1983:21)
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak
yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil
suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi
(cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandang hidup mereka.
Salah satu naluri manusia yang berbentuk dalam jiwanya secara individu
adalah kemampuan dasar yang disebut para ahli psikologi sosial sebagai instink
gregorius (naluri untuk hidup berkelompok) atau hidup bermasyarakat. Dan
dengan naluri ini, tiap manusia secara individual ditinjau dari segi antropologi
sosial disebut homo socius artinya makhluk yang bermasyarakat, saling tolong
menolong dalam rangka mengembangkan kehidupannya di segala bidang.
Untuk memajukan kehidupan mereka itulah, maka pendidikan menjadi sarana
pandangan teoretikal dan praktikal sepanjang waktu sesuai dengan lingkungan
hidup manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dan
bercita-cita ingin meraih kehidupan yang sejahtera dan bahagia dalam arti yang luas,
baik lahiriah maupun batiniah, duniawi dan ukhrawi. Namun cita-cita demikian
tak mungkin dicapai jika manusia itu sendiri tidak berusaha keras menigkatkan
kemampuannya seoptimal mungkin melalui proses kependidikan, karena proses
kependidikan adalah suatu kegiatan secara tujuan atau cita-cita tersebut.(Fuad
Ihsan, 2003:2)
Pendidikan adalah proses pengembangan potensi, kemampuan, dan
kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian
disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, didukung dengan alat
(media) yang disusun sedemikian rupa, sehingga pendidikan dapat digunakan
untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencpai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan. Menurut Driyarkara (1945:145), inti pendidikan adalah
pemanusiaan manusia muda. Pada dasarnya pendidikan adalah pengembangan
manusia muda ketaraf insani. Sedangkan Ki Hajar Dewantara (1977:20)
menyatakan bahwa pendidikan merupakan tuntutan bagi pertumbuhan
anak-anak. Artinya pendidikan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada apda diri
anak-anak agar mereka sebagai manusia sekaligus sebagai anggota masyarakat
dapat mencapi keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. (Sowarno,
Pendidikan agama mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah
dan akhlak dan juga merupakan jalan untuk menbina pribadi dan masyarakat
yang baik, yaitu masyarakat yang individu-indvidunya terikat oleh rasa
persaudaraan. Cinta kasih dan tolong-menolong (Ahmad, 1985:251).
Pendidikan agama suatu kekuatan yang besar sekali pengaruhnya dalam
kehidupan peserta didik dan masyarakat. Pendidikan agama cukup besar
pengaruhnya untuk mewujutkan akhlak yang baik dan moral yang tinggi. Oleh
karena itu pendidikan agama sangat penting untuk mempersiapkan pemuda
yang beriman kepada Allah, cinta tanah air dan masyrakatnya juga merupakan
dasar yang kuat untuk membina rasa tolong menolong dan demokrasi yang
sehat (Ahmad, 1985:246).
Pendidikan akhlah berkisar tentang kebaikan dan kesopanan tingkah laku
yang terpuji serta berbagai persoalan yang timbul dalam Kehidupan sehari-hari
dan bagi mana dan seharusnya seorang siswa bertingkah laku (Ahmad,
1985:195).
Proses bembelajaran di kelas saat ini masih berfokus pada guru sebagai
sumber utama pengetahuan, kemudian metode pembelajaran ceramah menjadi
pilihan utama dalam proses pembelajarannya, sehingga seringkali proses
pembelajaran dan hasil belajar yang diraih tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Maka di perlukan sebuah strategi belajar yang lebih memberdayakan potensi
yang dimiliki siswa atau metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif,
(teacher centered) menjadi berpusat pada siswa (student centered) yang
menberikan dampak positif pada potensi dan kompetensi siswa.
Hingga saat ini dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya akidah akhlak
masih disampingkan dengan metode ceramah (metode pembelajaran koven
sional) sebagai metode yang lebih dominan diterapkan dari pada metode yang
lain, sedangkan kegiatan siswa adalah mendengarkan apa yang diucapkan oleh
guru serta mencatat hal yang dianggap penting oleh siswa tersebut dan kurang
diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya terhadap materi yang
diajarkan sehingga siswa menjadi pasip ketika mengikuti proses belajar
mengajar, terkadang dari mereka ada yang main sendiri, ngatuk, bercanda dan
sebagainya. Hal ini dsapat menghambat usaha siswa untuk lebih aktif dan
kreatif, khususnya siswa kelas VIII MTs Negeri Jeketro Kec. Gubug Kab.
Grobogan dalam mengoptimalkan hasil belajar pada mata pelajaran aqidah
akhlak. Padahal perlu diketahui mata pelajaran akidah akhlak memiliki
kontribusi dalam pencapaian kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
Penerapan sistem pembelajaran konvensianal secara terus menerus tanpa variasi
tersebut dapat menjadi kendala dalam pembelajaran akidah akhlak. Oleh karena
itu diperlukan variasi dan kreatifitas dalam metode pembelajaran. Salah satunya
adalah dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif Metode Team Quiz
pada mata pelajaran akidah akhlak yang dalam penerapannya didalam kelas
akan tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling komunikasi, saling
Team Quiz ini anak diberi kesempatan untuk bisa berani tampil mengungkapkan
pertanyaan, pendapat atau gagasan yang ada dalam dirinya serta belajar
membuat pertanyaan dan jawaban dari ilmu yang diperoleh melalui kegiatan
yang dilakukannaya serta dapat menumbuhkan sikap saling kerja sama. Karena
pada kenyataannya sering sekali anak itu sulit mengajukan suatu pertayaan atau
malu mengungkapkan pendapat ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Hal ini dikarnakan oleh rasa malu, takut bahkan mungkin tidak tau apa yang
ingin ditanyakan, karena mungkin mereka kurang memahami apa yang
dijelaskan oleh gurunya. Dengan adanya metode Tean Quiz ini anak mau tidak
mau harus dilibatkan untuk menayakan hal-hal yang belum diketahuinya dan
memberikan jawaban secara kelompok sehingga terciptalah suatu kompetisi
untuk kerjasama, menunjukan nilai lebih di dalam kelompok tersebut. Dengan
metode Team Quiz ini diharapkan keberanian anak akan muncul dengan adanya
dukungan dari team atau kelompoknya. Sehingga proses belajar mengajar akan
menjadi lebih hidup, menyenangkan dan menambah semangat pada siswa yang
paling penting adalah tertanamnya sikap bekerja sama dan tolong menolong
dalam diri siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka saya tertarik untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak
Materi Adab Berbakti Kepada Orang Tua Dan Guru Melalui Metode
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah: apakah metode team quiz dapat meningkatkan hasil belajar akidah
akhlak materi adab berbakti kepada orang tua dan guru melalui metode team
quiz pada siswa kelas VIII MTs Negeri Jeketro Kec. Gubug Kab. Grobogan
tahun 2016.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan menuju kepermasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetaui apakah metode team quiz meningkatkan hasil belajar akidah akhlak materi adab berbakti kepada orang tua dan guru melalui metode team quiz pada siswa kelas VIII MTs Negeri Jeketro Kec. Gubug Kab. Grobogan.
D. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersiap sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
(Arikunto, 2006:71)
Adapun hipotesis ini adalah: penerapan metode team quiz dapat
meningkatkan hasil belajar akidah akhlak pada siswa kelas VIII MTs Negeri
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritik
Temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori yang berhubungan dengan metode Team Quiz
2. Manfaat praktis a. Bagi peserta didik
Sebagai usaha untuk menciptakan suasanan belajar yang menyenangkan dan tidak monoton agar peserta didik dapat termotivasi dan berhasil meningkatkan pemahamannya terhadap pembelajaran sehingga dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
b. Bagi guru
Sebagai masukan untuk melakukan perubahan di dalam kegiatan belajar mengajar yang mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal sehingga dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
c. Bagi sekolah
F. Definisi Operasional
Ada beberapa istilah yang perlu diuraikan dari judul yang kami kemukakan
istilah-istilah tersebut adalah:
1. Peningkatan
peningkatan berarti adalah suatu proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha,kegiatan, dan sebagainya). Sedangkan hasil merupakan sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya)oleh usaha.
2. Hasil belajar
Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perolahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (hamalik,1983:21). Hasil belajar adalah menambah ilmu, contohnya adalah belajar bahasa inggris maka hasil belajarnya bisa berbicara bahasa inggris dan memahami gunanya bahasa inggris
3. Mata pelajaran akidah akhlak
Mata pelajaran akidah akhlak merupakan dua pembahasan yang berbeda tetapi keduanya satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling berkaitan akidah membahas tentang keyakinan sedangkan akhlak membahas tentang perbuatan dan perilaku.
Berbakti adalah menghormati yang lebih tua bukan karena kebaikan mereka
tapi karena perintah Allah, mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam
berbagai aspek kehidupan baik masalah pendidikan, pekerjaan, jodoh
maupun lainnya. (Ilyas, 2007:152)
5. Orang tua dan guru
Orang tua dalam Al-qur’an di-istilahkan sebagai Al-walidain yaitu ibu dan
bapak. Sedangkan guru adalah pengajar atau pendidik, guru sangat penting
didalam kesekuruhan sistem pendidikan. Kareana itu peran guru dan
kedudukan guru demi meningkatkan mutu dan kualitas anak didik harus
diperhitungkan dengan susngguh-sunggu. (Ilyas, 2007:148)
6. Metode Team Quiz
Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam
inters belajar dengan memperhatikan keseluruhan system untuk mencapai
suatu tujuan.(Sunan Ampel,2009:11 )
Berdasarkan pandangan di atas dapat dipahami bahwa metode merupakan
cara-cara menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Jadi metode ini mengajarkan siswa untuk
melakukan kerja sama dalam sebuah kelompok dan mengajarkan keaktifan,
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian (action research) yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang
terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus,materi,dan lain-lain)
ataupun intput (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang
terjadi di dalam kelas.(Arikunto, 2007:58)
2. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Negeri Jeketro
Kec.Gubug Kab. Grobogan.
3. Langkah-Langkah
Pada penelitian tindakan kelas ini terdapat empat tahapan yaitu
tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi yang
4. Instrumen Penelitian
a. Lembar soal tugas siklus
b. Lembar Observasi siswa selama KBM c. Lembar kegiatan siswa
5. Pengumpulan Data
a. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. (Arikunto, 2010:174)
b. Metode observasi
pengobservasi (observer) dan yang diobserservasi (observe).(Fathoni, 2005:104)
6. Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan diadakan
pembelajaran perlu analisa data. Pada penelitian ini mengunakan teknikan
analisis deskriptif kualitatif,yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetaui hasil belajar yang dicapai peserta didik juga
untuk mengetaui respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran serta
aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
peserta didik setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan
dengan cara memberikan evalusasi berupa tes tertulis atau lesan pada setiap
akhir putaran.
Analisis digunakan untuk menguji lebih dalam tentang hasil belajar dalam
mata pelajaran akhidah akhlak di MTs Negeri Jeketro Kec. Gubug Kab.
Grobogan Tahun Pelajaran 2016/2017 menggunakan strategi pembelajaran
H. Sistemtika Penulisan
Penyusunan skripsi ini menggunakan sistematika sebagai berikut:
1. Bagian muka, pada bagian ini memuat antara judul skripsi abstrak, surat peryataan peneliti, nota pembimbing, pengesahan, motto persembahan, kata pengantar, taftar table, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi Skripsi, yang merupakan materi skripsi secara keseluruhan terdiri lima bab dengan uraian sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan memuat latar belakangmasalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,Hipotesis Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Membahas kajian pustaka tentang hasil belajar pada mata pelajaran
akidah akhlak materi adab berbakti kepada orang tua dan guru
dengan metode team quiz, pembahasannya mencakup :
1. Teori belajar beserta teori hasil belajar.
2. Membahas tentang adab berbakti kepada orang tua dan guru
3. Metode Team Quiz yang menjelaskan langkah-langkah
penggunaan Metode Team Quiz serta pengertian strategi secara
umum.
BAB III : Membahas pelaksanaan penelitian. Pada bab ini membahas
tentang diskripsi pelaksanaan penelitian.
BAB IV : Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, hasil penelitian
dan guru melalui metode Team Quiz pada siswa kelas viii mts
negeei jeketro tahun 2016 menggunakan Metode Team Quiz.
BAB V : Penutup yang meliputi simpulan dan keseluruhan pembahasan
dalam skirpsi, saran-saran dan penulis kaitannya dengan hasil
penelitian pada penelitian ini, dan terakhir kata penutup.
3. Bagian akhir skripsi yang berisi antara lain daftar kepustakaan sebagai
rujukan penulis membuat landasan teori pada penelitian ini, dan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian hasil belajar
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004:22).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni
faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana,
1989:39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri
siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan
oleh Clark (1981:21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.
Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling
dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39).
Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perolahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru
berkat pengalaman dan latihan.(Hamalik, 1983:21)
Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252)
belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang
kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari
perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. menurut Gagne dalam
bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis
perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang
sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat
adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan
serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Sifat perubahannya
relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa
diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat
kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperloleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan ,memperbaiki prilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian.maka pengetahuan pada hakikatnya juga
tergabung dari sekumpulan fakta-fakta, a bundle of facts.(Suyono, 2014:9).
Belajar adalah proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan
lingkungan. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar itu meliputi faktor
pengetahuan (kognitif), sikap (efektif), dan ketrampilan (psikomotor).
(Munir, 2009:245). Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
perolahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara–cara bertingkah
laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.(Hamalik, 1983:21).
Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal
(internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan
demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa
berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam
berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan
penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat
dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu
perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
B. Mata Pelajaran Akidah Akhlak
1. Pengertian Akidah
Hasan al-banna mengatakan bahwa aka’id (bentuk jamak dari akidah)artinya beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
Abu Bakar Jabir al-Jazairy mengatakan akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah.kebenaran itu dipatrikan oleh manusia didalam hati dan diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu. Akidah biasanya dijumbuhkan dengan istilah iman, yaitu “
sesuatu yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan
anggota tubuh.” Akidah juga dijumbuhkan dengan istilah tauhid, yakni Mengesakan Allah (Sidik,Hasyim, 2006:29)
2. Hubungan Akidah dan Akhlak
Akidah dalam ajaran islam merupakan dasar bagi segala tindakan muslim agar tidak terjerumus ke dalam perilaku-perilaku syirik. Syirik disebut kedzaliman karena perbuatan ini menempatkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak menerimanya (Attamimi, 1416H:24). Oleh kerena itu, seorang muslim yang baik akan menjaga segala perbuatannya dari hal-hal yang berbau syirik, baik syirik kecil maupun syirik besar. Orang yang memiliki akidah yang benar, ia akan mampu mengimplementasikan tauhid itu dalam bentuk akhlak yang mulia (al-akhlaq al-karimah) (Sidik,Hasyim, 2006:37)
Pengertian akhlak Menurut Al-ghazali akhlak adalah hal ihwal batin manusia yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa pertimbangan-pertimbangan yang mendahuluinya (min ghoiri fikrin wa ruhiyyatin)(Sidik,Hasyim, 2006:38)
Pengertian akhlak adalah buahnya islam yang diperuntukan bagi seorang
individu dan umat manusia, dan akhlak menjadikan kehidupan ini menjadi
manis dan elok. Tanpa akhlak, yang merupakan kaidah-kaidah kejiwaan dan
sosial bagi individu dan masyarakat, maka kehidupan manusia tidak berbeda
dengan kehidupan hewan dan binatang. Akhlak pada dasarnya sesuai
dengan watak manusia, mempertimbangakan, melatih jiwa manusia dan
“Hal ini merupakan akhlak yang dipertegas keistimewaannya selama beberapa abad, ini merupakan kelonggaran akhlak dalam al-qur’an yang sesuai dengan watak manusia dan kemudahan untuk beradaptasi dengan berbagai golongan umat
manusia diberbagai tempat masa yang berbeda-beda. Sesungguhnya berbagai
aliran adalam akhlak tidak diragukan lagi sesuai dengan hukum-hukum dan unsur
internal manusia sebagai unsur penting, tetapi sampae kapan filsafat akhlak ini
dapat diterapkan dalam kehidupan bagi segolongan umat manusia yang
berbeda-beda? Filsafat aristoteles atau kant atau yang lain misalnya, mempunyai
latarbelakang akademik yang tinggi, tetapi bagai mana kesuksesan aplikasi akhlak dapat diterapkan dalam kehidupan” (Hafidz dan Kastolani, 2009:107).
Menurrut Imam Maskawaih akhlak adalah suatu keadaan bagi jiwa yang mendorong seseorang melakukan tindakan – tindakan dari keadaan itu tanpa melalui pikiran dan pertimbangan. Keadaan ini terbagi menjadi dua: ada yang
berasal dari tabi’at aslinya, dan ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang
berulang-ulang. Boleh jadi pada mulanya tindakan-tindakan itu melalui pikiran dan pertimbangan, kemidian dilakukan terus menerus maka jadilah suatu bakat dan akhlak.
Kemudian Al-Ghozali mendifinisikan akhlak sebagai suatu ungkapan
tentang keadaan pada jiwa bagian dalam yang melahirkan macam-macam tindakan dengan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan terlebih dahulu. Dari dua devinisi diatas, kita dapat memahami beberapa hal, diantaranya:
a. Akhlak itu suatu keadaan bagi diri, maksudnya ia merupakan suatu sifat
yang dimiliki aspek jiwa manusia, sebagaimana tindakan merupakan
b. Sifat kejiwaan mesti menjadi bagian terdalam, maksudnya keberadaan
sifat itu tida terlihat. Ia diwujudkan pada orangnya sebagai kebiasaan
yang terus – menerus selama ada kesempatan. Oleh karena itu, orang
kikir yang hanya bersedekah sekali selama hidupnya belum disebut
pemurah.
c. Sifat kewajiban yang merupakan bagian terdalam itu melahirkan
tindakan – tindakan dengan mudah. Maksudnya, tindakan itu tidak sulit
dilakukan. Oleh karena itu, orang jahat yang bersikap malu, tidak
disebut pemalu.
d. Munculnya tindakan–tindakan dari keadaan jiwa atau bakat kejiwaan itu
tanpa dipikir atau dipertimbangkan lebih dahulu. Maksudnya, tanpa
ragu–ragu dan tanpa memilih waktu yang cocok. Akhlak itu sudah
menjadi adat dan kebiasaan maka tindakan itu lakukan tanpa berpikir,
meskipun pemikirannya aktif dalam mempertimbangkan dari berbagai
segi. Orang dermawan misalnya, ia tidak ragu – ragu untuk memberi dan
berkorban, tetapi ia hanya mempertimbangkan dari segi kebaikan, jenis
kebaikan itu atau sifat pribadi yang suka memberi. Jadi pemikirannya itu
hanya diarahkan pada segi kebaikan dan aspek – aspeknya saja.
e. Dari akhlak itu ada yang bersifat dan tabi’at dan alami. Maksudnya,
bersifat fitroh sebagai pembawaan sejak lahir, misalnya sabar, inta, dan
f. Dari akhlak juga ada hasil yang diupayakan, yakni lahir dari kebiasaan,
latihan dan lingkungan, misalnya takut dan berani.
g. Kata akhlak dipakai untuk perbuatan terpuji dan perbuatan tercela. Oleh
karena itu, akhlak memerlukan batasan, agar dikatan akhlak terpuji dan
akhlak tercela
h. Akhlak yang didahului tindakan – tindakan kejiwaan, ia menjadi
langkah terakhir dari tindakan – tindakan itu.
3. Dasar-dasar ilmu akhlak a. Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai dasar (rujukan) Ilmu Akhlak yang pertama, hal ini dinilai karena keontetikannya yang lebih tinggi, dibandingkan dengan dasar-dasar yang lain. Mengingat al-Qur’an merupakan firman Tuhan, sehingga tidak ada keraguan baginya untuk dijadikan sebagai dasar atau asas. Walau nantinya ada beberapa perangkat yang diperlukan untuk mendukungnya. Dan tidak akan dibahas di sini, karena ada ilmu khsusus yang membahasnya.
b. Al-Hadits
Asbabul Wurud suatu hadits berbeda-beda. Ada hadits yang dikeluarkan oleh
c. Al-Aqlu (Akal)
Salah satu angerah Tuhan kepada manusia yang menjadi esensi dari dirinya adalah akal. Dengannya manusia dapat berfikir secara rasional, membedakan antara yang hak dengan yang bathil.(Syifa Syarifah, 2013)
C. Metode Pembelajaran
Menurut Hisyam Zaini, metode Team Quiz merupakan salah satu metode
pembelajaran bagi siswa yang membangkitkan semangat dan pola pikir kritis.
Secara defenisi metode team quiz yaitu suatu metode yang bermaksud
melempar jawaban dari kelompok satu ke kelompok lain.
Tipe Team Quiz adalah model pembelajaran aktif yang mana siswa dibagi
kedalam tiga kelompok besar dan dan semua anggota bersama-sama
mempelajari materi tersebut, mendiskusikan materi, saling memberi arahan,
saling memberikan pertanyaan dan jawaban, setelah materi selesai diadakan
suatu pertandingan akademis.
Langkah-langkah metode team quis adalah sebagai berikut:
1. Pilihlah topic yang disampaikan dalam tiga bagian. 2. Bagilah peserta didik dalam tiga kelompok A,BdanC.
3. Sampaikan kepada peserta didik format penyampaian pelajaran kemudian mulai penyampaian materi. Batasi penyampain materi maksimal 10 menit. 4. Setelah peyampaian,mintak kelompok A meyiapkan pertanyaan-pertanyaan
5. Mintalah kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada kelom
pok B. jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan, lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.
6. Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok C tidak dapat menjawab pertanyaan, lempar pertanyaan kepada kelompok B.
7. Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjukkelompok B untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan sepeti proses untuk kelompok A. 8. Setelah kelompok Bselesai dengan pertanyaannya,lanjutkan penyampaian
materi pembelajaran ketiga dan tujuk kelompok C sebagai kelompok penanya. 9. Mengakhiri pelajaran dengan menyimpulkan Tanya jawab dan jelaskan
sekiranya ada pemahaman peserta didik yang keliru
Kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran metode team quiz sebagai
berikut:
Kelebihan metode pembelajaran team quiz sebagi berikt:
a. Dapat meningkatkan keseriusan
b. Dapat menghilangkan kebosanan dalam lingkungan belajar c. Mengajak siswa untuk terlibat penuh
d. Meningkatkan proses belajar e. Membangun kreatifitas diri
a. Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat keributan terjadi
b. Hanya siswa tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok tersebut, yakni yang bisa menjawab soal quiz. Karena permainan yang dituntut cepat dan memberikan kesempatan diskusi yang singkat.
c. Waktu yang diberikan sangat terbatas jika quiz dilaksanakan oleh seluruh tim dalam satu pertemuan.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut, diperlukan modifikasi dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajran dimana untuk penyajian kuis dilakukan pertim dalam tiap pertemuan, pembuatan soal dilakukan dirumah sehingga memungkinkan siswa berdiskusi di luar kelas. Agar tidak didominasi oleh siswa pintar, maka setiap siswa diwajibkan mencari jawaban kuis dan guru mencatat nama setiap siswa yang menjawab dengan alasan penambahan nilai sehingga seluruh siswa dapat termotivasi untuk menjawab.
D. Penelitian Yang Relevan
Pembelajaran yang aktif selalu menjadi pembelajaran yang sangat menarik
bagi siswa. Alhasil, target atau capaian dari proses pembelajaran menjadi
mudah dipenuhi atau dicapai. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ely
Fatmawati di MI Kawengan Kecamatan Ungaran Timur, dimana dia
menerapkan sistem pembelajaran yang aktif dan kreatif mampu memberikan
hasil yang lebih baik dari pada pembelajaran metode ceramah. Ely Fatmawati
materi perkalian. Oleh karenanya pembelajaran yang aktif , kreatif dan inofatif
bisa menjadi metode pembelajaran yang dikembangkan oleh guru karena selain
mengembangkan metode ini juga mampu memper mudah pemebelajaran bagi
siswa.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ifa Kumala Santi yang
meneliti tantang penggunaan metode team quiz dalam mata pelajaran IPS
memberiakn hasil bahawa metode team quiz dapat meningkatkan hasil belajar.
Yang dilakukan di MI Muhammadiyah Suruh 02 Kabupaten Semarang
memberiakn hasil yang positif. Dari siklus ke siklus mengalami peningkatan
yang saat setabil, siklus I ke siklus II sebesar 80% sedangkan diklus II ke siklus
III mengalami peningkatan 90% jadi metode team quiz dapat dijadikan salah
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Profil Madrasah
1. Sejarah MTs. Negeri Jeketro Kab.Grobogan.
MTs N Jeketro pertama kali berdiri pada tanggal 18 Mei 1970 yang
bernama Madrasah Tsanawiyah Futuhiyah Jeketro yang didirikan oleh Yayasan Sosial Islam Futuhiyah Jeketro.Waktu itu statusnya masih swasta,
dengan jumlah murid yang belum terlalu banyak. Gedung yang dimiliki
masih bersamaan dengan Madrasah Diniyah Futuhiyah dan Madrasah Aliyah
Futuhiyah yang sama-sama berada dalam satu yayasan. Letak gedung waktu
itu masih disekitar kompleks Masjid Annur Desa Jeketro.
Latar belakang didirikan MTs Futuhiyah didasari atas perkembangan
yang cukup baik dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Futuhiyah Jeketro yang telah didirikan sebelumnya sejak 1 Januari 1936. Juga didorong oleh rasa
tanggung jawab untuk menciptakan generasi muda yang beriman, bertaqwa
kepada Allah SWT, cerdas dan terampil dari para tokoh masyarakat dan
pemuka agama Desa Jeketro. Maka atas restu Bapak K. Mudrik Rahmatullah
alaihi akhirnya berdirilah MTs Futuhiyah Jeketro sebagai kelanjutan
Pada Tahun 1982 MTs Futuhiyyah Jeketro mengajukan ke MTs Negeri
Mranggen Kab. Demak menjadi MTs N Jeketro Fillial ( Kelas Jauh )
Mranggen. Kemudian pada Tahun 1983 MTs Futuhiyah Jeketro mulai
berubah status menjadi MTs Negeri Filial ( Kelas jauh ) Mranggen
berdasarkan SK Kanwil Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah Tanggal
29 November 1983 Nomor : Wk/5.c/3010/Ts.Fil/83 dan diresmikan tanggal
12 April 1984.
Perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Agama RI No. 244
Tahun 1993 tanggal 25 Oktober 1993 MTs Negeri Filial Mranggen
ditetapkan menjadi MTs Negeri Jeketro Kabupaten Grobogan, dan
diresmikan oleh Bupati KDH Tingkat II Kabupaten Grobogan Bpk. H.
Mulyono US pada tanggal 13 Januari 1994.
.Akhirnya pada Tahun1993 MTs Negeri Jekerto Filial Mranggen resmi
menjadi MTs Negeri yang mandiri dan satu-satunya MTs Negeri yang ada di
Kabupaten Grobogan. Sehingga seluruh MTs Swasta sebanyak 62 MTs. yang
ada di wilayah Kabupaten Grobogan menginduk ke MTs N Jeketro
Kab.Grobogan.
Tetapi mulai tahun 2005 telah berdiri lagi MTs N di wilayah Grobogan
bagian Timur yaitu MTs N Wirosari. Sehingga MTs –MTs Swasta di wilayah
Grobogan Timur beralih menginduk ke MTs N Wirosari.
Hingga sekarang MTs N Jeketro Kab.Grobogan telah memiliki gedung
Yayasan Futuhiyah Jeketro. Dari tahun ke tahun MTs N Jeketro
Kab.Grobogan telah mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat
pesat. baik dari jumlah siswa, jumlah guru, tenaga TU, fasilitas-fasilitas serta
mutu pendidikan dan pengajarannya selalu mengalami peningkatan. Hal ini
dapat dilihat dari lulusannya yang selalu mengalami kesuksesan. Beberapa
kali MTs N Jeketro Kab.Grobogan lulus 100 % dalam mengikuti Ujian
Nasional, termasuk pada ujian Tahun Pelajaran 2013 / 2014 kemarin. Jumlah
calon siswa baru yang ingin masuk menjadi siswa MTs N Jeketro juga dari
tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan peminatnya. Kini pada Tahun
Pelajaran 2014 / 2015 MTs Jeketro Kab.Grobogan memiliki jumlah siswa
1011 siswa.
Dalam perkembangan yang telah dicapai selama ini ,juga tidak luput
dari peran aktif dari berbagai pihak antara lain Komite Madrasah, Kepala,
para guru dan pegawai, dalam hal ini menyangkut juga akan kemampuan
Sumber Daya Manusia ( SDM ) dalam pengelolaan sarana dan prasarana dan
2. Struktur Organisasi dan Job Disription
a. Struktur Organisasi
Tabel 3.1
Keadaan guru MTs Negeri Jeketro kec. Gubug kab. Grobogan
No Nama Jenis
4. Ahmad Daroji,S.Ag L Koordinator Urusan Sarana Prasarana
5. Sisnodo, M.Pd L Koordinator Urusan Humas
6. Rahayu Asih,S.Pd ,
11. Faqirul Izza Inventarisator/ Bendahara
Data siswa MTs Negeri Jeketro kec. Gubug kab. Grobogan
Fahrizal Al Khadhik L
12
Luthfi Choirun Nisa P
21
Sundari Putri Pranoto P
33
pokok bahasa membiasakan adab berbakti kepada orang tua dan guru. Adapun
tahapan dan langkahnya sebagai berikut:
a. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembemlajaran (RPP) terlebih dahuludengan pokok bahasa (RPP terlampir).
b. Memilih topic agar dapat dibagi menjadi tiga segmen. c. Membuat lembar kerja siswa (LKS), LKS terlampir.
d. Membuat lembar observasi untuk siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.
e. Membuat alat evakuasi untuk siswa denagn tujuan untuk mengetahui prestasi siswa.
2. pelaksanaan
Metode pembelajaran : Team Quiz
Mata pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas/semester : VIII I /1
Alokasi waktu : 2X40 menit (1 kali pertemuan)
Standar kompotens : Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya.
Langkah-langkah kegiatan pertama
a. kegiatan awal
1) Membaca asmaul husna bersama-sama 2) Membaca juz’ama bersama-sama 5 surat
5) Guru dan siswa membaca do’a sebelum belajar 6) Guru mengabsen siswanya
7) Apersepsi dan motivasi
a) Guru bertanya kepada siswa
1. Siapa tadi yang berpamitan kepada orang tuanya?
2. Kenapa kita harus berpamitan kepada orang tua kita?
b) Guru meminta siswa untuk bersiap untuk mengikuti pelajaran yang segera dimulai
b. Kegiatan inti
1. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang harus dicapai.
2. Dalam pertemuan kali ini gurumenggunakan metode pembelajaran team quiz
a) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok besar yaitu kelompok A, B dan C yang masing-masing terdiri dari 10 siswa
b) Guru memberikan arahan peraturan metode yang akan dipakai yaitu Team Quiz
c) Guru menjelaskan materi tentang adab kepaada orang tua dan guru d) Guru membagikan masing-masing kelompok selembar kertas
sebagai media bagi siswa untuk menulis soal saat game di mulai e) Guru membagi materi pada masing-masing kelompok. Untuk
f) Siswa mendiskusikan pada masing-masing kelompok untuk membuat soal yang akan diajukan pada kelompok lawan.
g) Guru mempersilahkan kepada kelompok A untuk memberikan pertanyaan kepada kelompok B, untuk kelompok C sebagai tim penilai. Jika Kelompok B tidak mampu menjawab maka harus dilempar kepada kelompok C. Guru memberikan batasan waktu kepada siswa untuk segera menjawab. Dan seterusnya lakukan hal yang sama pada kelompok yang lain hingga masing-masing kelompok telahusai memberikan pertanyaan dan menjawab.
h) Guru bersama siswa menjumlahkan skor masing-masing kelompok yang telah diberikan sesama siswa dalam menjawab pertanyaan i) Guru memberikan hadiah kepada kelompok yang mempunyai nilai
tertinggi dan memotivasi pada kelompok yang mendapatkan nilai terendah
j) Guru mengadakan Tanya jawab kepada siswa membahas materi adab kepada orang tua dan guru
k) Guru menyimpulkan pelajaran c. Kegiatan akhir
1) Guru menyimpulkan materi pembahasan pembelajaran 2) Guru memberikan tugas PR kepada siswa
4) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa dan melafazkan Hamdalah
5) Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab salam.
3. Pengamatan
Selama proses belajar berlangsung peneliti juga mengadakan pengamatan kepada siswa dalam mengikuti pelajaran akhidah akhlak dengan materi pokok akhlak Adab Berbakti Kepada Orang Tua Dan Guru.
Dalam pengamatan ini, peneliti berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan. Dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar akidah akhlak dengan materi Adab Berbakti Kepada Orang Tua Dan Guru dengan metode pembelajaran team quiz pada kelas VIII i MTs Negeri Jeketro Jeketro Desa Jeketro Kec. Gubug Kab. Grobogan Tahun 2016/2017. Maka observasi difokuskan oleh peneliti terhadap siawa dan guru diantaranya adalah sebagi berikut:
4. Refleksi
Reflesi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas atau pembelajaran.berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I ini: selanjutnya langkah-langkah yang diambil peneliti untuk pada siklus II adalah:
1) Guru harus memperhatikan kepada semua siswa di kelas.
3) Guru harus memberikan waktu yang cukup kepada kelompok agar dapat membuat pertanyaan kuis dengan sebaik mungkin.
4) Guru memberikan pengarahan kepada siswa agar paham apa yang harus dilakukan pada saat pelaksanaan kuis kempok berlangsung
C. Deskripsi Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari tangga 18 agustus 2016 pada pokok bahasan
atau kompetensi dasar yang sama yaitu membiasakan akhlak berbakti kepada
orang tua dan guru. Adapun tahapan dan langkah-langkah sebagi berikut:
1. perencanaan
Berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran akidah akhlak pada siklus I yang belum maksimal dan untuk mengujikan materi yang lebih baik dan menarik maka peneliti merencanakan kembali untuk mengambil tindakan sebagai berikut: 1) mengidentifikasi masalah yang telah ditemukan pada siklus I.
2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk siklus II yang sesuai denagan materi Adab Berbakti Kepada Orang Tua Dan Guru.
3) Menyampaikan materi secara tegas dan tidak terlalu cepat 4) Membagi iswa menjadi beberapa kelompok.
5) Membuat LKS (lembar kerja siswa) yang sesuai materi
6) Membuat lembar observasi untuk mengetahui peningkatan prestasi siswa dalampembelajaran yang sedang berlangsung
2. Pelaksanaan
Metode pembelajaran : Team Quiz Mata pelajaran : Akidah Akhlak Kelas/semester : VIII I /1
Alokasi waktu : 2X40 menit (1 kali pertemuan)
Standar kompetensi : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi dasar : Memahami adab kepada kepada orang tua dan guru
Langkah-langkah a. Kegiatan awal
1) Membaca asmaul husna bersama-sama 2) Membaca juz’ama bersama-sama 5 surat
3) Guru menyampaikan salam terlebih dahulu kepada peserta didik 4) Guru mengkondisikan kelas
5) Guru dan siswa membaca do’a sebelum belajar 6) Guru mengabsen siswanya
1) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok serta memilih ketua dan sekretaris setiap kelompok
2) Guru menjelaskan materi siswa mendengarkan penjelasan guru
3) Setelah guru selesai menjelaskan, selanjutnya setaiap kelompok mengerjakan sesuai dengan matrei yang di sampaikan
4) Setiap kelompaok mendiskusiakan jawaban dengan anggotanya sesuai denagn soal yang telah diajukan oleh guru
5) Siswa mengerjakan lembar evalusai yang telah disaipkan oleh guru c. Kegiatan akhir
1) Guru memberi kesimpualan atas jawaban dari setiap kelompok 2) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar bersemangat belajar 3) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa
dan melafazkan Hamdalah
4) Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab salam.
3. Pengamatan
4. Refleksi
Setelah melakukan pengamatan pada proses pembelajaran pada siklus
II, selanjutnya langkah-langkah yang diambil peneliti untuk siklus III
adalah:
a. Guru menjelaskan tugas dan kewajiban ketua dan sekretaris kelompok, agar kerja sama kelompok berjalan baik.
b. Guru hanya sebagai fasilitator
c. Guru memintak siswa agar lebih serius dalam melakukan kuis kelompok. d. Guru memberikan umpak balik agar meningkatkan keaktifan dan
pemahaman serat prestasi siswa denagan memberiakn hadiah kepada kelompok yang aktif dan mendapatkan nilai yang baik.
D. Deskripsi Siklus III
Siklus III dilakukan pada 25 agustus 2016 sesuai dengan jadwal pelajaran
kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Jeketro Desa Jeketro Kecamatan
Gubug Kabupaten Grobogan
1. Perencanaan
Dalam perencanaan peneliti berusaha untuk menyajikan yang lebih baik dan menarik lagi berdasarkan hasil penagmatan siklus II
a. Mengidentifikasi masalah yang ditemukan di siklus II
b. Meyusun RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) untuk siklus III yang sesuai materi
c. Emnyampaikan materi tidak terlalu cepat
d. Membuat LKS (lembar kerja siswa) yang sesuai materi
e. Membuat lembar observasi untuk siswa denagan tujuan untuk mengetahui motivasi siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung
f. Membuat evaluasi
g. Mengupayakan agar siswa lebih aktif 2. Pelaksanaan
Metode pembelajaran : Team Quiz
Mata pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas/semester : VIII I /1
Alokasi waktu : 2X40 menit (1 kali pertemuan)
Standar kompetensi :Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya.
Materi pembelajaran : adab berbakti kepada orang tua dan guru
Langkah-langkah a. Kegiatan awal
3) Guru menyampaikan salam terlebih dahulu kepada peserta didik 4) Guru mengkondisikan kelas
5) Guru dan siswa membaca do’a sebelum belajar 6) Guru mengabsen siswanya
7) Apersepsi dan motivasi b. Kegiatan inti
1) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok serta memilih ketua dan sekretaris setiap kelompok
2) Guru menjelaskan tugas dan kewajiban ketua kelompok
3) Guru memberitau kepada setiap kelompok apa bila kerjasamanya baik akan benar-benar mendapatkan hadiah
4) Guru memberiakn lembar kerja siswa kepada semua kelompok kemudian apa bila udah selsai bisa dikumpulkan guru
5) Siswa mengerjakan lembar evaluasi yang telah diberikan oleh guru c. Kegiatan akhir
a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pelajaran
b. Guru memberikan hadiah kepada kelompok yang nilainya baik dan kelompok yang aktif saat pembelajaran berlangsung
c. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar tambah giat belajarnya d. Guru menutup pelajaran dan mengajak para siswa untuk berdo’a
e. Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab salah
3. Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatn pada siswa saat proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dalam pengamatan peneliti
berpedomaman pada lembar observasi yang telah disaipkan sebelumnaya.
Aspek-aspek yang diamati oleh peneliti adalah:
4. Refleksi
setalah melakukan pengamatan siklus III, peneliti menganalisis dan
hasil evaluasi, peneliti ,membuat kesimpulan dari seluruh ringkasan
kegiatan pembelajaran peningkatan hasil belajar mata pelajaran akidah
akhlak materi adab berbakti kepada orang tau dan guru kelas VIII tahun
pelajaran 2016/2017 ternyata dalam pembelajran ini sangat menarik dan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Pada siklus I di cari data menggunakan tes fomatif dan lembar observasi kegiatan siswa. Dari instrumen tersebut diperoleh data tentang hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan dalam pembelajaran sebagai berikut: a. Guru menyampaikan materi saat proses belajar mengajar terlalu cepat
sehingga siswa yang pemahamannya lemah sulit memahami pelajaran. b. Kemauan siswa dalam melaksanankan team quiz belum maksimal.
c. Waktu yang diberikan guru waktu dalam pelaksanan team quiz tidak cukup. Hasil observasi siswa setelah diterapkan metode pembelajaran team
quiz pada siklus I, penggunaan metode pembelajaran kurang menarik bagi
ditemukan adanya hal-hal yang mengganggu siswa pada pembelajaran
hambatan-hambatan tersebut adalah:
a. Pada tahap pembagian kelompok guru terlalu pendek dalam memberiakan waktu, sehingga siswa kurang pemahaman
b. Siswa yang duduk di belakang selalu bermain sendirian, karena guru hanya ada di depan.
c. Siswa yang pasif cenderung melamun sediri, karena lebih memperhatikan siswa yang aktif, sehingga perhatiannya dalam pelajaran kurang.
Akan tetapi pembelajaran ini telah menunjukan perubahan dan
peningkatan dalam hal.
1. Siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan metode team quiz ini bisa mengerti materi yang disampaikan.
2. Siswa juga banyak yang bertanya dengan hal-hal yang ada hubungannya dengan materi tetapi tidak tercantum dalam test.
Adapun hasil tes sebelum dan sesudah proses pembemlajaran siklus I
beserta pengamatannya dipaparkan sehingga berikutnya seperti pada tabel
4.1
Table 4.1 hasil nilai siswa pra siklus dan siklus I
Pre test Nilai siklus I
Nilai Tidak tuntas/tuntas
AJN 65 TT 70 TT
AKF 70 TT 70 TT
AAR 60 TT 70 TT
Anisa 70 TT 75 T
ARC 75 T 80 T
AB 65 TT 70 TT
AA 60 TT 70 TT
BEB 60 TT 65 TT
DAR 70 TT 75 T
EAP 80 T 85 T
FAK 70 TT 75 T
FN 85 T 90 T
HD 60 TT 65 TT
ISL. 60 TT 65 TT
LCN 65 TT 70 TT
MAM 75 T 80 T
MN 70 TT 75 T
MAYM 80 T 85 T
MATS 60 TT 65 TT
MW 65 TT 70 TT
NAS. 65 TT 70 TT
RH 65 TT 70 TT
RWS 70 TT 75 T
RMM 70 TT 75 T
RNH 60 TT 65 TT
SMF 60 TT 65 TT
SA 60 TT 65 TT
SW 65 TT 70 TT
SM 65 TT 70 TT
SP 60 TT 65 TT
SPP 65 TT 70 TT
SM 75 T 75 T
SAM 65 TT 70 TT
YLT 85 T 90 T
YS 60 TT 65 TT
Jumlah 2430 2605
Rata-rata 67,5 72,36
Nilai tertinggi 85 90
Tidak tuntas 28(77,7%) 22(61,1%)
Tuntas 8(22,2%) 14(38,8%)
Data di atas dapat dijelaskan bahwa pada pra tes siswa yang telah
tuntas dengan KKM 73 sebanyak 8 siswa atau 22,2 % siswa dan yang
belum tuntas sebanyak 28 atau 77,7 % dan jumlah siswa keseluruhan.
Sedangkan pada siklus I siswa yang telah tuntas sebanyak 14 atau 38,8 %
dan yang belum tuntas sebanyak 22 atau 61,1 % siswa. Sehingga dalam
siklus I ini ada peningkatan siswa yang telah mencapai KKM sebesar 16,6
% dari hasil nilai pre tes.
2. Siklus II
Pada siklus ini, peneliti menerapkan kembali metode pembelajara team quiz (kuis tim), metode pembelajaran ini sekarang disajikan tidak hanya dalam bentuk soal-soal yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa saja. Akan tetapi, metode pembelajaran ini sudah sedikit diberi inovasi yaitu dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil. Dengan harapan supaya terjadi kerjasama yang pada akhirnya prestasi belajara semakin meningkat.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus II ini, peneliti dapat menemukan kelemahan dalam pembelajaran sebagai berikut: a. Guru tidak menjelaskan tugas dan kewajiban seorang ketua dan sekretaris
b. Sebagian kelompok cenderung pasif, hanya terfokus pada soal yang telah diberikan guru yang diajukan oleh teman saja tanpa mau berusaha untuk bergantian bertanya.
c. Waktu banya yang terbuang karena guru terlalu lama ceramah.
d. Siswa yang terlalu aktif di kelas cenderung menguasai di dalam kelompok kelas
Akan tetapi pembelajaran ini telah menunjukkan perubahan dan
peningkatan dalam hal:
a. Keberanian siswa dalam meyampaikan hasil diskusi kelompok semakin meningkat, ini disebabkan karena terpacu oleh semangat anggota kelompoknya yang menginginkan menjadi yang terbaik.
b. Pertanyaan dan jawaban siswa sudah mulai terarah dan sebagian besar sudah menjawab dengan benar, hal ini menunjukan bahwa pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran meningkat.
Hasil observasi perhatian siswa setelah diterapkan metode
pembelajaran team quiz (kuis tim) masih pasif atau kurang
memperhatikan pembelajaran. Secara umum, pada siklus ll terjadi
peningkatan dalam hal perhatian dan keaktifan siswa dalam keikutsertaan
penggunaan metode pembelajaran team quiz (kuis tim) menurut peneliti
dikarenakan:
b. Posisi duduk siswa sesuai kelompoknya masing-masing sehingga tidak ada yang dibelakang.
c. Guru membacakan tugas/memberikan tugas dengan jelas.
d. Siswa diberi kesempatan waktu yang cukup untuk berpikir dalam menjawab pertanyaan dalam kuis tim.
Adapun hasil tes sebelum dan sesudah proses pembelajaran siklus II beserta pengamatannya dipaparkan sebagai berikut seperti pada tabel 4.2
Tabel 4.2 hasil nilai siswa siklus I dan siklus II
Nilai siklus I Nilai siklus II
Nilai Tidak
tuntas/tunt
as
nilai Tidak
tuntas/tuntas
AJN 70 TT 75 T
AKF 70 TT 75 T
AAR 70 TT 75 T
Anisa 75 T 80 T
ARC 80 T 85 T
AB 70 TT 75 T
AA 70 TT 75 T
DAR 75 T 80 T
EAP 85 T 90 T
FAK 75 T 80 T
FN 90 T 95 T
HD 65 TT 70 TT
ISL. 65 TT 70 TT
LCN 70 TT 75 T
MAM 80 T 85 T
MN 75 T 80 T
MAYM 85 T 90 T
MATS 65 TT 70 TT
MAR 75 T 80 T
MW 70 TT 75 T
NAS. 70 TT 75 T
RH 70 TT 80 T
RWS 75 T 80 T
RMM 75 T 80 T
RNH 65 TT 70 TT
SMF 65 TT 75 T
SW 70 TT 75 T
SM 70 TT 75 T
SP 65 TT 70 TT
SPP 70 TT 75 T
SM 75 T 80 T
SAM 70 TT 75 T
YLT 90 T 95 T
YS 65 TT 75 T
Jumlah 2605 2800
Rata-rata 72,36 77,77
Nilai tertinggi 90 95
Nilai terendah 65 70
Tidak tuntas 22 29
Tuntas 14 7
Dari data di atas disimpulkan bahwa nilai individual siswa secara umum meningkat dari siklus II. Ketentuan siswa juga mengalami peningkatan, sebelumnya pada siklus I siswa yang tuntas hanya 14 atau sebesar 38,8 % sedangkan pada siklus II ini siswa yang tuntas sebanyak 29 atau sebesar 80,5 % dari semua siswa. Sehingga mengalami peningkatan sebesar 41,6 %.
Pada siklus III kegiatan pembelajaran akidah akhlak sangat maksimal sehingga hal ini akan mempengaruhi prestasi belajar ini adalah salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar dan prestasi belajar siswa dalam sebuah pembelajaran.
Pembelajaran siklus III ini dimulai dengan guru membagi siswa menjadi bebrapa kelompok kecil seperti sebelumnya, akan tetapi untuk soal kuis nanti disiapkan sendiri oleh setiap kelompok untuk langsung dikerjakan kepada kelompok yang lain. Jadi kerjasama antar anggota kelompok harus benar-benar solit dan guru didalam siklus III ini hanya sebagai fasilitator saja. Secara garis besar, pada siklus III ini terjadi peningkatan dalam keaktifan siswa melaksanakan team quiz (kuis tim) dalam keikustsertaan, menurut peneliti dikarenakan:
a. Pembelajaran dilaksanakan dengan cara kelompok.
b. Kerjasama yang baik antar anaggota satu dengan anggota yang lain.
c. Siswa menyiapkan pertanyaan sendiri, hal ini tanpa disadari mereka juga telah mempelajari dan meyiapkan jawabannya juga. Sehingga sebagaian besar materi pembelajaran dapat mereka pahami dengan baik.
d. Siswa atau kelompok yang ditunjuk oleh kelompok lain untuk menjawab pertanyaan di dalam soal kelompok diberi kesempatan waktu yang cukup untuk berpikir dalam menjawab pertanyaan, di lembar siiswa sehingga jawaban mereka benar-benar telah dipikirkan denga serius.
dikatakan bahwa semau siswa telah maksimal dalam berpartisipasi dalam pembelajaran akidah akhlak. Hal tersebut dari analisis penelitian dikarnakan: a. Pada pelaksanaan siklus III setiap kelompok masing-masing berlomba untuk
menjdi yang terbaik, sehingga siswa aktif semua tidak ada yanaga bermain sendiri.
b. Kerjasama yang solid antar anggota kelompok.
c. Pada pelaksanaan siklus III disediakan hadiah oleh guru bagi kelompok yang bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar.
d. Posisi guru hanya sebagai fasilitator saja.
Adapun hasil tes sebelum dan sesudah proses pembelajaran siklus III
beserta pengamatannya dipaparkan sebagai berikut seperti pada tabel 4.3
Data hasil nilai siklus III
Tabel 4.3 hasil nilai siswasiklus II dan siklus III
Nilai siklus II Nilai siklus III
Nilai Tidak
tuntas/tuntas
Nilai Tidak
tuntas/tuntas
AJN 75 T 80 T
AKF 75 T 80 T
AAR 75 T 80 T
ARC 85 T 90 T
AB 75 T 85 T
AA 75 T 80 T
BEB 70 T 75 T
DAR 80 T 85 T
EAP 90 T 95 T
FAK 80 T 85 T
FN 95 T 95 T
HD 70 TT 75 T
ISL. 70 TT 75 T
LCN 75 T 80 T
MAM 85 T 90 T
MN 80 T 85 T
MAYM 90 T 95 T
MATS 70 TT 75 T
MAR 80 T 85 T
MW 75 T 80 T
NAS. 75 T 80 T
RH 80 T 85 T
RMM 80 T 85 T
RNH 70 TT 75 T
SMF 75 T 80 T
SA 70 TT 75 T
SW 75 T 80 T
SM 75 T 80 T
SP 70 TT 75 T
SPP 75 T 80 T
SM 80 T 85 T
SAM 75 T 80 T
YLT 95 T 95 T
YS 75 T 80 T
Jumlah 2800 2975
Rata-rata 77,77 82,63
Nilai tertinggi 95 95
Nilai terendah 70 75
Tidak tuntas 29 0
Tuntas 7 36
Nilai yang diperoleh siswa pada siklus III mengalami peningkatan