DENGAN PENDIDIKAN SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
EDI PRASETYO
NIM 21313176
PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
HALAMAN MOTTO
ْمِهِسُفْنَأِب اَم اوُرِّيَغُي ىَّتَح ٍمْوَقِب اَم ُرِّيَغُي لا َ َّاللَّ َّنِإ
“Sesunggunhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, melainkan kaum itu
HALAMAN PERSEMBAHAN
Allah SWT
Atas rahmat, taufik, hidayah, serta inayahnya kepada hamba
Serta nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagiku
Karya ini aku persembahkan untuk kedua orang tuaku tersayang
Mukarim dan Sariyati
Terima kasih atas kasih sayang dan pendidikan yang telah diberikan kepadaku
Semoga aku dapat menjadi anak yang selalu berbakti, dan bisa menjadi kebanggaan kalian
Semoga Allah senantiasa merahmati dan memuliakan kalian
Amiin…
Teruntuk ALmamaterku
Kampus 1 (satu) IAIN Salatiga
Terimakasih atas ilmu yang diberikan
Semoga berkah dan bermanfaat
Amiin..
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan beribu-ribu nikmat, rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pengaruh Penerapan Etika Kerja Islam dan Tingkat Religiusitas Terhadap Kinerja Karyawan Perbankan Syariah Dengan Pendidikan Sebagai
Variabel Moderasi”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang kita ikuti semua syariatnya dengan harapan kita digolongkan sebagai umat yang mendapatkan syafaatnya.
Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk nemperoleh gelar sarjana dalam ilmu perbankan syariah. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun spiritual, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M,Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Progam Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Taufikur Rahman, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi.
5. Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik.
6. Seluruh dosen progam studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan serta wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
7. Seluruh karyawan staf bagian akademik Progam Studi S1-Perbankan
8. Bapak dan Ibuku, Mukarim dan Sariyati atas kasih sayang dan bimbingan yang diberikan.
9. Seluruh keluarga nenekku Surati dan adik-adikku Putri Wahyuning Utami
dan Aji Setyo Pitutur (empi).
10.Keluarga besar pondok Nurul Asna, bapak kyai H. Nasafi yang telah memberikan banyak ilmu, pendidikan, pengalaman.
11.Ana Rofikoh yang telah menemani serta selalu mengingatkan untuk selalu mendapat hasil yang lebih baik dari sebelumnya, baik saat perkuliahan sampai penulisan skripsi ini.
12.Seluruh teman mondok yang telah mengajariku banyak hal yang tidak aku tau sebelumya dan yang telah mengajariku arti persahabatan.
13.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu-persatu yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, semoga tercatat sebagai amal ibadah oleh Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, karena itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk menjadi yang lebih baik. Akhirnya hanya kepada Allah penulis serahkan segala sesuatu dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah wawasan untuk kemajuan pendidikan.
Salatiga, 15 September 2017
ABSTRAK
Prasetyo, Edi. 2017. Pengaruh Penerapan Etika Kerja Islam dan Tingkat Religiusitas Terhadap Kinerja Karyawan Perbankan Syariah Dengan Pendidikan Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Progam Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Taufikur Rahman, M.Si.
Sumber Daya Manusia merupakan aset penting bagi suatu perusahaan, oleh karena itu SDM harus dikelola secara baik supaya memberikan kontribusi bagi perusahaan secara optimal. SDM yang dikelola dengan baik maka akan meningkatkan kinerja karyawan tersebut, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh etika kerja Islam (X1), tingkat religiusitas (X2), terhadap kinerja karyawan (Y) dengan pendidikan sebagai variabel moderasi (Z).
Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada karyawan BPRS PNM Binama. Sampel yang diambil sebanyak 40 responden dengan menggunakan teknik sampel jenuh. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan alat bantu SPSS versi 20 dan dianalisis dengan beberapa uji meliputi uji reliabilitas, uji validitas, uji asumsi klasik, uji Ftest, uji koefisien determinasi (R²), serta uji hipotesis yang meliputi uji analisis regresi linier berganda dan Moderate Regression Analysis (MRA).
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persamaan regresi linear berganda Y = -5.676 + 0.563 X1 + 1.388 X2 + 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa etika kerja Islam berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, tingkat religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil uji Ftest menunjukkan bahwa etika kerja Islam dan tingkat religiusitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sedangkan hasil koefisien determinasi (R²) sebesar 0.773 ini berarti kontribusi variabel independen (etika kerja Islam dan tingkat religiusitas) mempengaruhi variabel dependen (kinerja karyawan) sebesar 77,3% sedangkan sisanya sebesar 22,7% dipengaruhi variabel lain di luar model penelitian. Berdasarkan hasil uji Moderate Regression Analysis
diperoleh persamaan Y = 4.490 + 1526X1 + 1.734X2 + 3.007Z + 0.19X*1Z + -0.70 X2*Z + 0.05. hal ini menunjukkan bahwa pendidikan berperan sebagai pemoderasi pengaruh etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan secara signifikan, pendidikan berperan sebagai pemoderasi pengaruh tingkat religiusitas terhadap kinerja karyawan secara singnifikan.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Sistematika Penulisan... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Penelitian Terdahulu ... 10
B. Kerangka Teori 13 1. Etika Kerja Islam... 13
2. Tingkat Reigiusitas... 18
3. Kinerja Karyawan ... 22
4. Pendidikan ... 24
C. Kerangka Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN... 33
A. Jenis Penelitian ... 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
C. Populasi dan Sampel ... 33
D. Teknik Pengumpulan Data ... 34
E. Skala Pengukuran Data ... 35
F. Definisi Konsep dan Operasional... 35
G. Instrumen Penelitian ... 38
H. Uji Instrumen Penelitian ... 39
1. Uji Instrumen ... 39
a. Uji Reliabilitas ... 39
b. Uji Validitas ... 39
2. Uji Asumsi Klasik ... 30
a. Uji Multikolonieritas ... 41
b. Uji Heteroskeastisitas ... 41
c. Uji Normalitas ... 42
d. Uji Linieritas ... 42
3. Uji Statistik... 43
a. Uji F test ... 43
b. Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 44
4. Uji Hipotesis... 44
a. Analisis Regresi Linier Berganda ... 44
b. Moderate Regression Analysis (MRA) ... 45
I. Alat Analisis ... 46
BAB V ANALISIS DATA ... 47
A. Deskripsi Objek Penelitian ... 47
B. Karakteristik Responden ... 53
C. Analisis Data ... 55
1. Uji Instrumen ... 55
3. Uji Statistik... 62
4. Uji Hipotesis... 64
BAB V PENUTUP ... 71
A. Kesimpulan ... 71
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Research Gap dan Penelitian Terdahulu ... 12
Tabel 3.1 variabel dan Indikator Penelitian ... 37
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 54
Tabel 4.2 Usia Responden... 54
Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Responden ... 55
Tabel 4.4 Uji Reliabiitas ... 56
Tabel 4.5 Uji Validitas ... 57
Tabel 4.6 Uji Multikolonieritas ... 59
Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas ... 60
Tabel 4.8 Uji Normalitas ... 61
Tabel 4.9 Uji Linieritas ... 62
Tabel 4.10 Uji F test ... 63
Tabel 4.11 Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 63
Tabel 4.12 Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 65
Tabel 4.13 Uji Moderate Regression Analysis (MRA) ... 68
Tabel 4.14 Uji Moderate Regression Analysis ... 69
DAFTAR GAMBAR
A. Latar Belakang Masalah
Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut
financialintermediary. Artinya, lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan masalah uang. Oleh karena itu, usaha bank
akan selalu dikaitkan dengan masalah uang yang merupakan alat pelancar
terjadinya perdagangan yang utama. Untuk menghindari pengoperasian
bank dengan sistem bunga, Islam memperkenalkan prinsip-prinsip
muamalah Islam. Bank syari’ah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Dengan
demikian, kerinduan umat Islam Indonesia yang ingin melepaskan diri dari
persoalan riba telah mendapat jawaban dengan lahirnya bank Islam. Bank
Islam lahir di Indonesia sekitar tahun 90-an atau tepatnya setelah ada
Undang-undang No. 7 tahun 1992, yang direvisi dengan Undang-undang
Perbankan No. 10 tahun 1998, dalam bentuk sebuah bank yang
beroperasinya dengan sistem bagi hasil atau bank syariah. Karena
perbankan syariah memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan
perbankan konvensional, maka diperlukan adanya undang-undang yang
8 DPR mengesahkan UU No 21 tahun 2008 yang mengatur
tentang perbankan syariah.
Banyak tantangan yang dihadapi bank syariah, terutama ketika
mulai diberlakukanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan
membuat semakin banyak masyarakat yang akan dilayani dengan
jangkauan yang semakin luas. Dengan demikian maka persaingan
dikalangan industri keuangan akan semakin sengit dan ketat dan akan
berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan di karenakan terkendala
beberapa masalah yang harus dihadapi perbankan dan salah satu tantangan
terbesar yang dihadapi perbankan syariah adalah keterbatasan sumber daya
manusia, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sehingga untuk
mengatasi hal ini diperlukan pengembangan SDM bank syariah.
Selanjutnya akan turut serta untuk meningkatkan nilai kompetitif bank
syariah itu sendiri. Karena dalam prespektif manajemen modern, human capital merupakan elemen terpenting dan penentu dalam mencapai visi dan keunggulan bersaing sebuah organisasi (Nuroniah dan Triyanto, 2015:
86).
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja,
target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
telah disepakati bersama, (Nuroniah dan Triyanto, 2015: 88). Selain itu
melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja pegawai sangatlah
perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan
pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk
itu diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan terukur serta ditetapkan
secara bersama sama yang dijadikan sebagai acuan (Sinambela , 2012).
Sedangkan menurut prespektif Islam, kinerja religius Islami adalah
suatu pencapaian yang diperoleh seseorang atau organisasi dalam
bekerja/berusaha yang mengikuti kaidah-kaidah agama atau
prinsip-prinsip ekonomi Islam. Terdapat beberapa dimensi kinerja Islami meliputi
Amanah dalam bekerja yang terdiri atas profisional, jujur, ibadah dan amal
perbuatan dan mendalami agama dan profesi terdiri atas memahami tata
nilai agama dan tekun bekerja (Nurmatias, 2015: 4).
Kinerja karyawan dipengaruhi oleh etika kerja, menurut Sulistyo
(2011) mengatakan bahwa individu yang memiliki etos kerja yang tinggi
cenderung bekerja lebih keras dan lebih rajin dalam semua aspek dalam
karirnya serta menjadi karyawan yang sangat produktif. Seseorang tanpa
memiliki etos kerja yang kuat ada kemungkinan menjadi malas, tidak etis
dan memiliki karakter yang lemah. Demi mendapat kebahagiaan di dunia
maupun di ahirat maka Islam mengajarkan kepada umatnya untuk
melakukan kerja keras baik dalam cangkupan ibadah maupun amal sholeh.
Bekerja merupakan amal sholeh yang merupakan bentuk ibadah yang di
lakukan di dunia. Dan bekerja sesuai dengan etika kerja Islam merupakan
Etika kerja Islam adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam
berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya
(barang/jasa), tetapi dibatasi dalam cara memperolehnya dan
pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram (Hana dan
Ghufron, 2015: 345).
Etika dibutuhkan dalam kerja atau bisnis ketika manusia mulai
menyadari bahwa kemajuan di bidang bisnis telah menyebabkan manusia
semakin tersisih dari nilai-nilai kemanusiaannya (humanistik). Dalam persaingan bisnis yang ketat, perusahaan yang unggul bukan hanya
perusahaan yang memiliki kriteria bisnis manajerial yang baik, melainkan
juga perusahaan yang mempunyai etika kerja yang baik (Hana dan
Ghufron, 2015: 341)
Penelitian yang meneliti tentang pengaruh etika kerja Islam
terhadap kinerja karyawan telah dilakukan sebelumya, yaitu penelitian
oleh Fitriyan (2011), yang berjudul “pengaruh etika kerja dan motivasi kerja Islam terhadap produktifitas kerja karyawan”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa etika kerja Islam mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap produktifitas kinerja karyawan. Hal ini
sejalan dengan penemuan Nurmaitas (2015) yang menyimpulkan bahwa
etika kerja Islam berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh shafissalam (2013)
menunjukkan hasil yang berbeda bahwa etika kerja Islam tidak
Menurut Afriani (2016) tingkat keimanan atau religiusitas setiap
individu karyawan di dalam perusahaan sesuai dengan agamanya masing
masing akan berpengaruh terhadap bagaimana kinerja karyawan. Sikap
tersebut akan berdampak pada kemajuan suatu perusahaan dengan adanya
nilai religiusitas yang sudah di tanamkan pada diri individual karyawan
dalam bekerja.
Religiusitas secara umum dijelaskan berhubungan dengan kognisi
(pengetahuan beragama) yang mempengaruhi apa yang dilakukan dengan
kelekatan emosional (Nurmaitas, 2011: 254). Spiritual behaviour (religiusitas) adalah bentuk perilaku karyawan yang dijiwai nilai-nilai spiritual keagaamaan (religi) dalam segala bentuk pekerjaan dan tugasnya. Sehingga pada suatu tingkat ketika semua stakeholder utama dalam bisnis, khususnya bisnis perbankan syariah seperti nasabah, karyawan dan
pemegang saham memperoleh kebahagiaan. Lebih dari itu, bagi seorang
Muslim, Religiusitas dalam bekerja mengandung nilai-nilai ibadah dan
diyakini akan mendapatkan ganjaran/pahala dari Allah SWT di akhirat
kelak (Nuroniah dan triyanto, 2015: 87). Seseorang yang dikatakan
religious adalah mereka yang mencoba mengerti hidup dan kehidupan
secara lebih dalam dari batas lahiriah semata, yang bergerak dalam
dimensi vertikal dari kehidupan dan mentransendensikan hidup ini.
Penelitian-penelitian yang meneliti tentang pengaruh variabel
tingkat religiusitas terhadap kinerja karyawan telah dilakukan oleh peneliti
meneliti tentang pengaruh tingkat religiusitas terhadap kinerja karyawan.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat religiusitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan
penelitian yang dilakukan afriani (2016) menunjukkan hasil yang berbeda
yaitu tingkat religiusitas berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang berbeda-beda atau
tidak konsisten, maka penulis beranggapan bahwa ada faktor lain yang
mempengaruhi kinerja karyawan diluar variabel etika kerja islam dan
tingkat religiusitas sehingga penulis tertarik melakukan penelitian kembali
dengan menambahkan pendidikan sebagai variabel moderasi yang
memoderasi pengaruh antara etika kerja Islam dan tingkat religiusitas
terhadap kinerja karyawan.
Menurut Siagian (2011) menyatakan bahwa setiap orang ingin
mengembangkan kemampuannya sehingga potensi yang dimilikinya
berubah menjadi kemampuan efektif. Salah satu cara untuk mengubah
potensi seseorang menjadi kemampuan nyata ialah melalui pendidikan.
Berdasarkan beberapa uraian diatas maka dalam penelitian ini
peneliti mengambil judul “Pengaruh Penerapan Etika Kerja Islam dan
Tingkat Religiusitas Terhadap Kinerja Karyawan Perbankan Syariah Dengan Pendidikan Sebagai Variabel Moderasi” (studi kasus pada
B. Rumusan masalah
1. Apakah etika kerja Islam berpengaruh terhadap kinerja karyawan
BPRS PNM Binama?
2. Apakah tingkat religiusitas berpengaruh terhadap kinerja karyawan
BPRS PNM Binama?
3. Apakah pendidikan berperan sebagai variabel pemoderasi yang
memoderasi pengaruh antara etika kerja Islam dan tingkat religiusitas
terhadap kinerja karyawan BPRS PNM Binama?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan.
2. Mengetahui pengaruh tingkat religiusitas terhadap kinerja karyawan.
3. Mengetahui pengaruh pendidikan sebagai variabel pemoderasi yang
memoderasi pengaruh antara etika kerja Islam dan tingkat religiusitas
terhadap kinerja karyawan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
a. Untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana.
b. Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu yang didapat saat
kuliah dan penerapan dalam praktek nyata.
2. Bagi Bank Syariah
Untuk memberikan masukan kepada pihak bank terutama dalam
mengelola sumber daya manusia yang kaitanya dengan meningkatkan
3. Bagi akademisi
a. Untuk menambah khazanah keilmuan guna menambah wawasan
dan untuk kemajuan pendidikan.
b. Sebagai sumber informasi bagi penelitian-penelitian yang akan
datang, serta dapat memberikan kontribusi keilmuan kepada semua
aktivitas akademik dalam bidang manajemen perbankan khususnya
dalam manajemen sumber daya manusia.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran
alur pemikiran penulisan penelitian dari awal hingga akhir. Adapun
rancangan pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab yang
terbagi menjadi sub bab yaitu:
BAB I. Pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah,
yang menjelaskan alasan serta motivasi penelitian, selanjutnya rumusan
masalah sebagai inti penelitian, kemudian tujuan penelitian dan kegunaan
penelitian untuk mengetahui urgensi penelitian, yang terahir adalah
sistematika penulisan untuk mengetahui arah penulisan penelitian ini.
BAB II. Landasan teori. Pada bab ini terdiri dari telaah pustaka
yang berisi ringkasan penelitian terdahulu, memberi gambaran posisi
penelitian terhadap penelitian yang lain, selanjutnya kerangka teori
sebagai bangunan teori dan konsep yang akan diguakan untuk
menghasilkan hipotesis. Terakhir adalah hipotesis berisi hipotesis
penelitian yang diajukan untuk diteliti kebenaranya.
BAB III. Metode penelitian. Pada bab ini membahas tentang
metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, yang
meliputi: jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan
sempel, teknik pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep dan
operasional, instrumen penelitian, uji insturmen penelitian dan alat
analisis.
BAB IV. Analisis data. Pada bab ini membahas tentang diskripsi
objek penelitian, diskripsi analisis data yang meliputi tiga bagian, yaitu
analisis terhadap tiap variabel, pengujian hipotesis, pembahasan hasil uji
hipotesis.
BAB V. Penutup. Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan
hasil penelitian dan pembahasan disesuaikan dengan rumusan masalah dan
tujuan penelitian yang disajikan secara singkat dan jelas. Saran merupakan
himbauan kepada pembaca atau instansi terkait yang bersumber dari
temuan penelitian, dirumuskan secara rinci dan operasional agar saran
yang dipaparkan dapat memberi pengetahuan dan manfaat serta dapat
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh etika kerja Islam dan
tingkat religiusitas terhadap kinerja karyawan telah dilakukan sebelumnya
oleh beberapa peneliti. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Etika Kerja Islam Terhadap Kinerja Karyawan.
Menurut Nurmaitas (2015), berdasarkan hasil penelitianya dapat
disimpulkan bahwa variabel etika kerja Islam mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Institut Agama Islam
Tafaqquh Fiddin Dumai. Hal ini sama dengan yang di kemukakan oleh
Fitriyan (2011) serta Hana dan Ghufron (2015) dalam penelitianya
bahwa etika kerja Islam mempuyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap produktifitas kerja karyawan. Berbeda dengan hal itu,
penelitian yang dilakukan oleh Adab dan Rokhman (2015) yang
menyimpulkan bahwa etika kerja Islam mempunyai pengaruh positif
terhadap kinerja karyawan. Sedangkan menurut penelitian Shafissalam
(2013) dalam penelitianya menunjukkan hasil bahwa etos kerja Islam
2. Tingkat Religiusitas Terhadap Kinerja Karyawan.
Menurut Nuroniah dan Triyanto (2015) dalam penelitianya
menyimpulkan bahwa religiusitas mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Rohayati (2014) juga
mengemukakan dalam penelitianya bahwa religiusitas mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada
BMT di kota salatiga dan kabupaten Semarang. Berbeda dengan hal itu,
penelitian yang dilakukan Sulistyo (2011) dan Supriyanto (2016)
menyimpulkan bahwa religiusitas berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Afriani (2016)
juga menunjukkan hasil yang berbeda, hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa religiusitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian ini
penulis menambahkan variabel moderasi yaitu pendidikan untuk
mengetahui apakah dengan ditambahnya variabel pendidikan dapat
memberikan pengaruh (memperkuat atau melemahkan) antara pengaruh
etika kerja Islam dan tingkat religiusitas terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan uraian diatas terdapat temuan research gap
Tabel 2.1
Research gap dan Penelitian Terdahulu
Gap Penulis Temuan
Isu : pengaruh penerapan etika kerja Islam dan tingkat religiusitas terhadap kinerja karyawan dengan pendidikan sebagai variabel moderasi
Research gap : terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh penerapan etika kerja Islam, dan tingkat religiusitas dengan pendidikan sebagai variabel moderasi terhadap kinerja karyawan.
Etika kerja Islam berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
Agus Lukman Fitriyan (2011)
Etika kerja Islam mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
Farisul Adab dan Wahibur Rakhman (2015)
Etika kerja Islam berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
Mc. Mifrohul Hana dan M. Nur Ghufron (2015)
Etika kerja Islam mempenyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
Ahmad Zaenuri (2011) Etika kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
Alfa shafissalam (2013) Etos kerja Islam tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan
Religiusitas mempunyai pengaruh positif dan sigifikan terhadap kinerja karyawan
Dwi Rohayati (2014) Religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
Teguh Supriyanto (2016)
Religiusitas berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
Heru Sulistyo (2011) Religiusitas mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan Khairunnisa Afriani
(2016)
Religiusitas berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja karyawa Pendidikan sebagai
variabel moderasi
Ikrima Rosalina (2017) Pendidikan berperan sebagai pemoderasi dampak variabel lingkungan terhadap minat wirausaha
B. Kerangka Teori
1. Etika Kerja Islam
a. Pengertian Etika Kerja Islam
Etika kerja Islam patut untuk mendapatkan perhatian
karena merupakan hal yang ideal dimana seorang muslim berusaha
untuk mewujudkannya. Konsep etika Islam memiliki karakter atau
ciri khusus yaitu mengatur tentang bagaimana hubungan manusia
dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dengan lingkungan, dan
masyarakat. Etika Islam bersumber pada firman Allah SWT yang
autentik, yaitu Alquran dan Hadist yang merupakan contoh-contoh
dari kehidupan nabi Muhammad SAW, serta Ijma dan Qiyas.
Hukum dan ketetapan etika dapat dijadikan pegangan dan pedoman
hidup, yaitu berlandaskan pada dasar-dasar moral yang ditetapkan
oleh Allah SWT (Nurmatias, 2015: 7).
Etika kerja Islam (islamic work ethic) dapat didefinisikan sebagai seperangkat nilai atau sistem kepercayaan yang dari
Al-Qur’an dan Sunnah mengenai kerja. Etos kerja Islam menekankan kreatifitas kerja sebagai sumber kebahagiaan dan kesempurnaan
dalam hidup. Kerja keras merupakan kebajikan, dan mereka yang
bekerja keras lebih mungkin maju dalam kehidupan dan
sebaliknya, tidak bekerja keras merupakan sumber kegagalan
Ada lima hal yang mendasari etika kerja Islam, yaitu
Pertama, unity (kesatuan), konsep ini terkait dengan konsep keesaan Allah (tauhid) sebagai bentuk hubungan vertikal antara
manusia dan Tuhannya. Sebagai seorang Muslim harus melihat
bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah milik Allah dan
akan dikembalikan padaNya. Kedua, equilibrium (keseimbangan),
konsep ini terkait dengan konsep ‘adl (keadilan dan kepemilikan). Ketiga, free will (kebebasan berkehendak) setiap orang diberi kebebasan untuk mengerjakan sesuai dengan keinginannya sampai
pada tingkatan tertentu, tetapi kebebasan itu harus disertai dengan
tanggung jawab kepada Allah dan kepada sesama. Karena Allah
tidak mengubah nasib seseorang sampai dia merubahnya sendiri.
Keempat, tanggung jawab (responsibility), ini terkait dengan pertanggungjawaban seseorang terhadap segala tindakan yang
dilakukan baik terkait dengan yang berhubungan dengan manusia
maupun dengan Allah (Adab dan Rokhman, 2015: 50).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
etika kerja Islam adalah budaya kerja yang didasarkan pada
al-quran dan hadis, dimana seseorang bekerja tidak hanya sebagai
kegiatan dalam dunia atau bersifat duniawi tetapi juga bisa
dikatakan ibadah untuk memperoleh pahala ketika bekerja sesuai
b. Karakteristik Etika Kerja Islam
Menurut Hafidhuddin dan Tanjung (2003: 40) karakteristik
etika kerja Islam meliputi
1) Al Shalah atau baik, bermanfaat dan compatible yaitu ada dua syarat mutlak suatu pekerjaan dapat digolongkan sebagai
mashlahah yaitu lahir dari keikhlasan niat pelaku dan pekerjaan
itu memiliki nilai-nilai kebaikan. Dengan indikator melakukan
pekerjaan yang baik dan bermanfaat.
2) Al Itqan atau kemantapan dan sempurna yaitu Kualitas kerja yang itqan adalah hasil pekerjaan yang dapat mencapai standar
ideal pekerjaan secara teknis. Untuk itu diperlukan dukungan
pengetahuan dan skill yang optimal. Islam menganjurkan
umatnya agar terus menambah atau mengembangkan ilmunya
dan tetap berlatih. Dengan indikator keyakinan bahwa bekerja
adalah kewajiban dari Allah, kejujuran.
3) Al Ihsan atau melakukan yang terbaik dan lebih baik: Ihsan mempunyai makna lebih baik dari prestasi atau kualitas
pekerjaan sebelumnya. Makna ini memberi pesan peningkatan
yang terus-menerus seiring dengan bertambahnya pengetahuan,
pengalaman, waktu dan sumber daya lainnya. Suatu kerugian
jika prestasi kerja hari ini menurun dari hari kemarin. Dengan
4) Al Mujahadah atau kerja keras yang optimal: Dalam Al Qur’an meletakkan kualitas mujahadah dalam bekerja pada konteks
manfaatnya, yaitu untuk kebaikan manusia sendiri dan agar
nilai guna dari hasil kerjanya semakin bertambah dalam
pemanfaatan secara optimal guna mendapatkan Ridha Allah
SWT. Dengan indikator bekerja keras dan ketekunan.
5) Tanafus dan Ta’awun atau berkompetisi dan tolong-menolong:
Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk
tolong-menolong atau berkompetisi di manapun keberadaannya untuk
menjadi hamba yang gemar berbuat kebajikan, sebab yang
paling mulia dalam pandangan Allah SWT adalah insan yang
paling taqwa (QS.Al-baqarah: 148). Dengan indikator
kemandirian, semangat kerja dan tolong menolong dalam
kebaikan.
6) Mencermati nilai nikmat: Mencermati nilai nikmat yaitu
dengan menggunakan waktu sebaik-baiknya dalam bekerja.
Seperti dalam hadist yanag artinya “Siapkan lima sebelum (datangnya) lima. Masa hidupmu sebelum datang waktu
matimu, masa sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
masa senggangmu sebelum datang masa sibukmu, masa
mudamu sebelum datang masa tuamu, dan masa
Ibnu Abbas). Dengan indikator tidak membuang-buang waktu
dalam bekerja.
c. Penerapan Etika Kerja Islam
Ditengah kepungan zaman yang serba modern ini, seakan
nilai etika semakin luntur, bahkan boleh dibilang mulai hilang
karena kecenderungan masyarakat untuk berlaku bebas seakan
sudah mewabah disetiap lini kehidupan, (Arifin, 2007: 58). Karena
sesungguhnya etos berkaitan dengan nilai kejiwaan seseorang
hendaknya setiap pribadi muslim harus mengisinya dengan
kebiasaan yang positif dan mampu menunjukkan kepribadiannya
sebagai seorang muslim dalam bentuk hasil kerja serta sikap dan
perilaku yang menuju atau mengarah kepada hasil yang lebih
sempurna. Penerapan etos kerja Islam yaitu dengan cara
mengekspresikan sikap atau sesuatu selalu berdasarkan semangat
untuk menuju kepada perbaikan, dengan berupaya
bersungguh-sungguh menerapkan etika tersebut, yang berupaya untuk
menghindari hal yang negatif, (Tasmara, 1995: 16). Faktor itulah
yang kemudian dianggap penting sekali sebagai salah satu standar
bahwa etika Islam dalam sebuah bisnis memegang peranan penting
2. Tingkat Religiusitas
a. Pengertian Religiusitas
Religiusitas secara umum dijelaskan berhubungan dengan
kognisi (pengetahuan beragama, keyakinan beragama) yang
mempengaruhi, apa yang dilakukan dengan kedekatan emosional
atau perasaan emosional tentang agama, dan atau perilaku, seperti
kehadiran ditempat peribadatan, membaca kitab suci, dan berdoa
(Sulistyo, 2011: 254).
Jiwa keberagaaman dibagi menjadi dua istilah, Yakni
kesadaran beragama (religious counsciousness) adalah aspek mental dari aktivitas agama. Aspek ini merupakan bagian/segi
agama yang hadir (terasa) dalam pikiran dan dapat diuji melalui
introspeksi. Sedangkan yang kedua adalah pengalaman agama
(religious experience) adalah unsur perasaan dalam kesadaran agama, yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang
dihasilkan dalam tindakan (amaliyah) nyata.
Religiusitas adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem
nilai dan sistem perilaku seorang manusia yang berdasarkan aturan
Tuhan (Allah) yang diarahkan untuk membimbing manusia agar
memenuhi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Religiusitas
ini sangat penting, Karena hanya dengan religiusitaslah manusia
mampu mengerti hikmah dan makna kehidupan sebenarnya. Serta
keberagamaan) sangat membutuhkan tuhan (Allah) (Nuroniah dan
Triyanto, 2015: 90).
b. Faktor Religiusitas
Dalam kehidupan religiusitas seseorang tidak hanya
dilihatkan dengan sikap yang tampak saja, melainkan dari yang
tidak tampak seperti dalam hati seseorang. Oleh karena itu,
faktor-faktor yang dapat menghasilkan sikap keagamaan, seperti pengaruh
sosial, berbagai pengalaman, kebutuhan, dan pemikiran (Robert H,
2000: 29).
c. Dimensi-Dimensi Religiusitas
Keberagamaan dibagi menjadi lima dimensi dalam tingkat
tertentu yang mempunyai kesesuaian dengan Islam. Walaupun tak
sepenuhnya sama, dimensi keyakinan dapat disejajarkan dengan
aqidah, dimensi praktik agama disejajarkan dengan syariah dan dimensi pengamalan disejajarkan dengan akhlak. Rumusan Glock & Stark Dimensi-dimensi tersebut adalah Dimensi Keyakinan atau
Aqidah, Dimensi Peribadatan atau Praktek Agama atau Ibadah,
Dimensi Pengetahuan atau Ilmu, Dimensi Pengalaman atau
Penghayatan atau Ruhiyah Islam dan Dimensi Pengamalan atau
Akhlak (Adab, Akhlak dan Amal) (Nuroniah dan Triyanto, 2015:
1) Dimensi Keyakinan atau Aqidah
Dimensi keyakinan menunjuk pada tingkat keyakinan atau
keimanan seseorang terhadap kebenaran ajaran agama,
terutama terhadap ajaran-ajaran agama yang bersifat
fundamental dan dogmatik. Dengan Indikatornya antara lain:
yakin dengan adanya Tuhan, mengakui kebesaran Tuhan,
pasrah pada Tuhan, melakukan sesuatu dengan ikhlas, selalu
ingat pada Tuhan, percaya akan takdir Tuhan, dan
mengagungkan nama Tuhan.
2) Dimensi Peribadatan atau Ibadah
Dimensi peribadatan ini menunjuk pada seberapa tingkat
kepatuhan seseorang dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan
ritual yang diperintahkan oleh agamanya. Kepatuhan ini
ditunjukkan dengan meyakini dan melaksanakan
kewajiban-kewajiban secara konsisten. Apabila jarang dilakukan maka
dengan sendirinya keimanan seseorang akan luntur. Dengan
indikatornya antara lain: melaksanakan sholat, membaca Al
Qur’an, membayar zakat, berpuasa dan melaksanakan ibadah
haji.
3) Dimensi Pengetahuan atau Ilmu
Dimensi ini menunjukkan tingkat pengetahuan dan
pemahaman seseorang terhadap ajaran-ajaran agamanya,
agamanya. Dengan indikatornya antara lain: pengetahuan
tentang aqidah, ibadah, syariah dan akhlak.
4) Dimensi Pengalaman atau Penghayatan
Dimensi pengalaman menunjukkan seberapa jauh tingkat
kepekaan seseorang dalam merasakan dan mengalami
perasaan-perasaan atau pengalaman-pengalaman religiusnya.
Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman yang diperoleh dan
dirasakan individu selama menjalankan ajaran agama yang
diyakini. Pengalaman spiritual akan memperkaya batin
seseorang sehingga mampu menguatkan diri ketika
menghadapi berbagai macam cobaan dalam kehidupan. Dengan
Indikatornya antara lain: menganggap kegagalan yang dialami
sebagai musibah yang pasti ada hikmahnya, merasa bahwa
doa-doanya dikabulkan, takut ketika melanggar aturan, dan
merasakan tentang kehadiran Tuhan.
5) Dimensi Pengalaman atau Akhlak
Dimensi konsekuensial menunjuk pada tingkatan seseorang
dalam berperilaku yang dimotivasi oleh ajaran agamanya atau
seberapa jauh seseorang mampu menerapkan ajaran agamanya
dalam perilaku hidupnya sehari-hari. Dimensi ini merupakan
efek seberapa jauh kebermaknaan spiritual seseorang.
Indikatornya antara lain: perilaku suka menolong, memaafkan,
tidak mudah putus asa, fleksibel dalam mengahadapi berbagai
masalah, bertanggung jawab atas segala perbuatan yang
dilakukan dan menjaga kebersihan lingkungan.
3. Kinerja Karyawan
a. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah tingkatan pencapaian hasil atas pelaksanaan
tugas tertentu. Selain itu kinerja individu juga diartikan sebagai
tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang
harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun
waktu tertentu. Kinerja adalah merupakan perilaku yang nyata
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan
oleh karyawan sesuai dengan peranannya dalam perusahaan,
(Nurmaitas, 2015: 3-4). Sedangkan menurut Hana dan Ghufron
(2015) kinerja adalah proses komunikasi yang berkesinambungan
dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dengan
atasan secara langsung.
Bagi karyawan yang kurang memiliki kinerja yang baik,
biasanya diberikan pelatihan untuk pengembangan karyawan.
Karena Islam mendorong untuk melakukan pelatihan terhadap
karyawan dengan tujuan mengembangkan kompetensi dan
kemampuan teknis karyawan dalam menunaikan tanggung jawab
pekerjaannya. Selain pelatihan, biasanya perusahaan dapat
karyawan lebih terpacu lebih baik lagi dalam bekerja dan mencapai
target yang telah ditentukan perusahaan, (Nurmatias, 2015: 4).
b. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Ada lima faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu
kemampuan, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan
pekerjaan yang mereka lakukan, hubungan mereka dengan
organisasi. Menurut Wibowo dalam Hana dan Ghufron (2015)
Pelaksanaan kinerja akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
baik yang bersumber dari pekerja sendiri maupun yang bersumber
dari organisasi. Dari pekerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan
atau kompetensinya. Sementara itu, dari segi organisasi
dipengaruhi oleh seberapa baik pemimpin memberdayakan
pekerjanya, bagaimana mereka memberikan penghargaan pada
pekerja dan bagaimana mereka membantu meningkatkan
kemampuan kinerja pekerja melalui coaching, mentoring, dan counselling.
c. Aspek Kinerja Karyawan
Menurut Rivai dalam Afriani (2016) mengelompokan aspek
kinerja karyawan menjadi tiga yaitu :
1) Kemampuan teknis yaitu kemampuan menggunakan
pengetahuan metode, teknik, dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang
2) Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami
kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari
masing-masing kedalam bidang-bidang operasional perusahaan
secara menyeluruh yang pada intinya individu tersebut
memahami tugas, fungsi serta tanggung jawabnya sebagai
karyawan.
3) Kemampuan hubungan interpersonal yaitu kemampuan untuk
bekerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan,
melakukan negoisasi dan lain-lain.
d. Indikator Kinerja Karyawan
Menurut Mangkunegara dalam Hanika dkk (2014)
menyatakan bahwa aspek-aspek dalam kinerja meliputi beberapa
hal. Dan aspek-aspek tersebut yang dapat dijadikan indikator
adalah sebagai beriku: Mutu pekerjaan, kejujuran pegawai,
inisiatif, kehadiran, sikap, kerja sama, keandalan, pengetahuan
tentang pekerjaan, tanggung jawab, dan pemanfaatan waktu kerja.
4. Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pembelajaran adalah proses perubahan sikap yang cukup
permanen dan merupakan proses pengalaman. Proses ini tidak
hanya dilakukan dan didapat dari lingkungan pendidikan seperti
sekolah saja tetapi pembelajaran terjadi setiap waktu. Tiga
a) pembelajaran melibatkan perubahan, (b) perubahan tersebut
harus relatif permanen, serta (c) perlu pengalaman, yang dapat
diperoleh baik dari pengamatan dan latihan, ataupun didapat secara
tidak sengaja, (Wasasih dkk, 2016: 363).
Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara (Wasasih dkk, 2016: 365).
Pendidikan (pelatihan) bagi pegawai merupakan salah satu
kegiatan yang sangat penting didalam fungsi manajemen
kepegawaian (Nurdin, 2012). Pelatihan (training) dimaksudkan untuk memperbaiki berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan
tertentu, terinci dan rutin. Instruksi Presiden Republik Indonesia
No.15 Tahun 1974, tentang Pelaksanaan Keputusan Presiden
No.34/1972, Lampiran I, Bab I, Pasal I menyebutkan bahwa
pelatihan adalah proses belajar untuk memperoleh dan
meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku
dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih
b. Tujuan Pendidikan
Menurut Hanika (2014) tujuan diadakannya pendidikan
(pelatihan) adalah sebagai berikut: pertama, untuk
mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan lebih cepat dan lebih efektif. Kedua, untuk
mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan secara rasional. Ketiga, untuk mengembangkan sikap
sehingga menimbulkan kemauan kerja sama dengan teman-teman
karyawan dan manajemen (pimpinan).
c. Kriteria Efektif untuk Mengevaluasi Pendidikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi
kegiatan pendidikan adalah sebagai berikut :
1) Reaksi dari para peserta pendidikan terhadap proses dan isi
pendidikan .
2) Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman pendidikan
3) Perubahan perilaku akibat proses pendidikan
4) Hasil yang dapat diukur baik secara individu maupun
organisasi.
d. Dimensi Pendidikan
Menurut Suwendra dkk (2016) dimensi pendidikan dibagi
menjadi tiga yaitu :
1) Pendidikan formal dengan indikatornya jenjang pendidikan
2) Pendidikan nonformal dengan indikatornya relevansi
pendidikan non formal yang pernah diikuti dengan pekerjaan
sekarang.
3) Pendidikan informal dengan indikatornya sikap dan
kepribadian yang dibentuk dari keluarga dan lingkungan.
5. Hubungan antar Variabel
a. Etika Kerja Islam dengan Kinerja Karyawan
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan. Sebagian besar faktor yang mendorong atau memotivasi
kerja karyawan tersebut diukur dengan materi yang berupa upah
dan gaji serta kompensasi lainya, sehingga hal tersebut mendorong
seseorang untuk berbuat tidak jujur dalam bekerja hanya untuk
memperoleh upah atau gaji yang lebih tinggi.
Menurut Nurmaitas (2015), apabila etika kerja Islam sudah
menjadi bagian dari kehidupan dan keyakinan dari para pemeluk
Islam maka hal tersebut akan menumbuhkan dorongan yang kuat
dari dalam. Perlu diingat bahwa umat Islam dalam bekerja tidak
hanya mencari nafkah semata, melainkan untuk mencari ridho
Allah dengan memiliki komitmen yang tinggi dan rasa tanggung
jawab untuk merubah keadaan pada diri sendiri dan untuk
mencapai kebahagian hidup yang lebih baik maka seseorang
berusaha untuk meningkatkan kinerjanya. Hal ini sesuai dengan
Islam mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
b. Tingkat Religiusitas dengan Kinerja Karyawan
Dalam aktivitas bekerja diperlukan landasan moral yang
berasal dari ajaran-ajaran agama sehingga tidak melakukan hal-hal
yang dapat merugikan orang lain dan organisasi. Seseorang yang
bekerja dengan baik dan disiplin dalam bekerja serta mempunyai
kinerja yang baik dikarenakan tingkat kesadaran religiusitas orang
tersebut, karena bekerja dianggap sebagai ibadah maka ini juga
menimbulkan semanggat kerja bagi para pekerja dan selain itu juga
mereka bekerja secara jujur dan ulet.
Tingkat kesadaran religius seseorang menimbulkan
dorongan yang kuat dan dapat menjadi motivator untuk
mengarahkan seseorang dalam bekerja. Salah satu faktor yang
terpenting dalam etos kerja adalah faktor-faktor religius atau
agama. Religiusitas adalah internalisasi niai-nilai agama dalam diri
seseorang. Internalisasi berkaitan dengan kepercayaan terhadap
ajaran-ajaran agama baik didalam hati maupun dalam ucapan.
Kepercayaan ini kemudian di aktualisasikan dalam perbuatan dan
tingkah laku sehari-hari (Aviyah dan farid, 2004: 127). Hal itu
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuroniah dan
religiusitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
C. Kerangka Penelitian
Perlu adanya sebuah kerangka penelitian untuk menghasilkan
hipotesis dan model penelitian yang akan di uji. Dalam penelitian ini etika
kerja Islam dan tingkat religiusitas mempunyai hubungan yang erat dan
sama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Begitu juga dengan
pendidikan yang juga merupakan faktor lain yang mempengaruhi kinerja
karyawan. Untuk memperjelas pengaruh pendidikan sebagai varibel
pemoderasi yang memoderasi antara pengaruh etika kerja Islam dan tingkat
religiusitas terhadap kinerja karyawan penulis membuat kerangka
D. Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti “di bawah” dan “thesa”
yang berarti “kebenaran”. Hipotesis didefinisikan sebagai jawaban semetara yang kebenarannya masih harus di uji, atau rangkuman kesimpulan teoritis
yang diperoleh dari tinjauan pustaka (Martono, 2011: 63).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menurut Nurmaitas (2015), apabila etika kerja Islam sudah menjadi
bagian dari kehidupan dan keyakinan dari para pemeluk Islam maka
hal tersebut akan menumbuhkan dorongan yang kuat dari dalam. Perlu
diingat bahwa umat Islam dalam bekerja tidak hanya mencari nafkah
semata, melainkan untuk mencari ridho Allah dengan memiliki
komitmen yang tinggi dan rasa tanggung jawab untuk merubah
keadaan pada diri sendiri dan untuk mencapai kebahagian hidup yang
lebih baik maka seseorang berusaha untuk meningkatkan kinerjanya.
Penelitian tentang pengaruh etika kerja Islam terhadap kinerja
karyawan telah dilakukan sebelumnya oleh Nurmaitas (2015), Fitriyan
(2011), serta Hana dan Ghuron (2015). Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa etika kerja Islam berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu hipotesis yang
diajukan adalah:
2. Menurut Aviyah dan Farid (2004) seseorang yang bekerja dengan baik
dan disiplin dalam bekerja serta mempunyai kinerja yang baik
dikarenakan tingkat kesadaran religiusitas orang tersebut, karena
bekerja dianggap sebagai ibadah maka ini juga menimbulkan
semanggat kerja bagi para pekerja dan selain itu juga mereka bekerja
secara jujur dan ulet. Penelitian yang meneliti tentang pengaruh tingkat
religiusitas terhadap kinerja karyawan pernah dilakukan oleh peneliti
terdahu diantaranya oleh Nuroniah dan Triyanto (2015), serta Rohayati
(2014). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat
religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan adalah:
H2. Semakin tinggi tingkat religiusitas maka semakin meningkat kinerja karyawan.
3. Penelitian yang meneliti tentang pendidikan sebagai variabel moderasi
telah dilakukan sebelumnya oleh Rosalina (2017) dengan judul
penelitian “pengaruh variabel lingkungan terhadap minat wirausaha dengan pendidikan sebagai variabel moderasi”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendidikan berperan sebagai variabel
pemoderasi pengaruh variabel lingkungan terhadap minat wirausaha
secara signifikan. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan adalah:
4. Penelitian yang meneliti tentang pendidikan sebagai variabel moderasi
telah dilakukan sebelumnya oleh Rosalina (2017) dengan judul
penelitian “pengaruh variabel lingkungan terhadap minat wirausaha dengan pendidikan sebagai variabel moderasi”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendidikan berperan sebagai variabel
pemoderasi pengaruh variabel lingkungan terhadap minat wirausaha
secara signifikan. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan adalah:
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk membuktikan hubungan sebab akibat atau
hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi antara variabel-variabel yang
diteliti (Istijanto, 2005: 31). Sedangkan metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang
mengolah data menjadi informasi berupa angka (Istijanto, 2005: 93).
Tujuan dipilihnya jenis penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pendidikan memoderasi pengaruh etika kerja Islam dan tingkat religiusitas
terhadap kinerja karyawan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi pada penelitian ini adalah Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS) PNM Binama yang berada di Jln. Arteri Soekarno Hatta
No. 09 Semarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2017.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Bawono (2006) populasi adalah keseluruhan wilayah dan
subyek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik
kesimpulan oleh peneliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
2. Sampel
Sampel adalah suatu bagian yang ditarik dari populasi, yang
digunakan untuk mewakili populasi yang diteliti dan berusaha
menyimpulkan generalisasi dari hasil temuanya (Istijanto, 2005: 113).
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menentukan sampel
adalah pengambilan sampel jenuh. Sampel jenuh adalah teknik
pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil.
Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sebagai sampel (Sugiyono, 2011: 127).
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,
Menurut Bawono (2006), data primer adalah data yang diperoleh peneliti
secara langsung dari lapangan. Data primer dalam penelitian ini akan
diperoleh melalui penyebaran angket (questionare) kepada responden yang sebelumya telah disusun secara terstruktur.
Angket (questionare) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek penelitian yang mau memberikan respon sesuai dengan
permintaan pengguna. Angket tersebut digunakan untuk mengetahui
jawaban responden tentang bagaimana pendidikan memoderasi pengaruh
E. Skala Pengukuran Data
Agar penelitian yang dilakukan bersifat objektif dan lebih terukur
maka diperlukan skala pengukuran. Skala pengukuran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala interval. Skala interval adalah pemberian
rangking terhadap responden, yang di rangking berupa referensi, perilaku
dan sebagainya (Bawono, 2006: 31).
Dalam penelitian ini Skala 1-10 dipilih dengan pertimbangan untuk
memudahkan responden dalam menentukan katagori sangat tidak setuju
sampai sangat setuju. Dengan keterangan angka 1 sebagai kategori
terendah yaitu sangat tidak setuju dan angka 10 sebagai kategori sangat
setuju (paling tinggi). Skala penilaian sampai dengan 10 lazim digunakan
oleh responden dalam menilai baik atau tidaknya sesuatu.
Berikut adalah rentang penilaian dalam skala interval:
Sangat
Tidak Sangat
Setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Setuju
F. Definisi konsep dan Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari
kekurang-jelasan atau pemahaman yang berbeda antara pembaca dengan penulis
mengenai istilah-istilah dalam penelitian ini. Adapun definisi operasional
1. Variabel Independen
Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Etika Kerja Islam
Etika kerja Islam adalah budaya kerja yang didasarkan pada
al-quran dan hadis, dimana seseorang bekerja tidak hanya sebagai
kegiatan dalam dunia atau bersifat duniawi tetapi juga bisa
dikatakan ibadah untuk memperoleh pahala ketika bekerja sesuai
dengan prinsip Islam (Hana dan Ghufron, 2015: 344).
b. Tingkat Religiusitas
Religiusitas adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem
nilai dan sistem perilaku seorang manusia yang berdasarkan aturan
Tuhan (Allah) yang diarahkan untuk membimbing manusia agar
memenuhi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Religiusitas
ini sangat penting. Karena hanya dengan religiusitaslah manusia
mampu mengerti hikmah dan makna kehidupan sebenarnya
(Nuroniah dan Triyanto, 2015: 90).
2. Variabel Moderasi
Variabel moderasi adalah variabel bebas kedua yang sengaja
dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah kehadiranya
variabel dependen (Sarwono, 2006: 39). Variabel moderasi dalam
penelitian ini adalah Pendidikan.
Menurut Pasal 1 ayat (9) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003,
menyatakan bahwa pendidikan adalah keseluruhan kegiatan untuk
memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan
kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada
tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan dan pekerjaan (Hanika dkk, 2014: 5).
3. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan.
Menurut Nuroniah dan Triyanto (2015) Kinerja karyawan adalah hasil
atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode
tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
bersama.
Tabel 3.1
Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel Definisi Indikator
Etika Kerja Islam Etika kerja Islam adalah budaya kerja yang didasarkan pada al-quran dan hadis, dimana seseorang bekerja tidak hanya sebagai kegiatan dalam dunia atau bersifat duniawi tetapi juga bisa dikatakan ibadah untuk memperoleh pahala ketika bekerja sesuai dengan prinsip Islam (Hana dan Ghufron, 2015: 344)
Tingkat Religiusitas
Religiusitas adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku seorang manusia yang berdasarkan aturan Tuhan (Allah) yang diarahkan untuk membimbing manusia agar memenuhi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Nuroniah Kinerja Karyawan Kinerja karyawan adalah hasil
atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Nuroniah dan Triyanto, 2015:
Pendidikan Menurut Pasal 1 ayat (9) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, menyatakan bahwa pendidikan adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan (Hanika dkk, 2014: 5).
a. Kesesuaian jurusan
Sumber: Data skunder yang diolah, 2017
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian meruapakan alat bantu yang digunakan untuk
mengukur variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, penulis
1. Bagian pertama, berisi tentang identitas responden yang meliputi :
Nama, alamat, jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir.
2. Bagian kedua, berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai etika
kerja Islam, Tingkat Religiusitas, Pendidikan dan Kinerja.
H. Uji Instrumen Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dan langkah-langkah dalam
mengelola data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Instrumen
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kehandalan
suatu kuisoner yang merupakan indikator dari variabel penelitian.
Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang atau responden terhadap pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner
tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pada rogam
SPSS (statistical product and service solution) untuk mengukur reliabilitas suatu kuesioner dapat melalui uji statistik, dimana
pengambilan keputusan reliabilitas didasarkan pada nilai cronbach alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika nilai cronbach alpha (α) > 0.60 (Bawono, 2006: 68).
b. Uji Validitas
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Perhitungan ini akan
dilakukan menggunakan progam SPSS. Untuk menentukan
nomer-nomer item yang valid dan yang gugur, maka digunakan metode korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor. Butir
pertanyaan dikatakan signifikan jika kolom total butir pertanyaan
menghasilkan tanda bitang dengan dua kemungkinan (Bawono,
2006: 76)
1) Jika berbintang satu itu berarti korelasi signifikan pada level
5% (0.05 ) untuk dua sisi.
2) Jika berbintang dua itu berarti korelasi signifikan pada level
1% (0.01) untuk dua sisi.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan karena merupakan tahapan yang
penting dalam analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi
klasik diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai
dengan kaidah BLUE (best linier unbiased estimator), yang
menghasilkan model regresi yang tidak bias dan handal sebagai
penaksir. Pelanggaran terhadap asumsi klasik berarti model regresi
yang diperoleh tidak banyak bermanfaat dan kurang valid. Disamping
itu uji asumsi klasik berguna untuk melengkapi uji statistik (Bawono,
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan dengan tujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen
(Ghozali, 2013: 105).
Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidakya
multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai tolerance dan lawanya
variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainya. Untuk melihat adanya multikolinieritas yaitu dengan
melihat niai tolerance ≤ 0.10 dan atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan nilai varian dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali 2013,
139).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode uji
White test. Pada dasarnya uji White mirip dengan kedua uji Park
dan uji Glejser, uji ini dapat dilakukan dengan meregres residual
kuadrat (U²t) dengan variabel independen, variabel independen
kuadrat dan perkalian (interaksi) variabel independen (Ghozali,
gejala penyakit heteroskedastisitas yaitu dengan melihat nilai X² .
jika X² hitung < X² tabel maka dapat disimpulkan tidak ada gejala
penyakit heteroskedastisitas.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal (Ghozali, 2013: 160). Untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak, maka dalam penelitian ini
menggunakan analisis statistik karena dengan menggunakan grafik
dapat menyesatkan jika tidak hati-hati. Untuk melihat hasilnya,
maka penulis menggunakan uji analisis statistik parametrik
kolmogrov-smirnov test (K-S). sedangkan pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi di atas 0.05 yang berarti nilai residual
terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi normalitas
(Ghozali, 2013: 202).
d. Uji Linearitas
Uji linieritas digunakan untuk menguji apakah spesifikasi
model yang digunakan sudah tepat atau lebih baik dalam
spesifikasi model dalam bentuk lain. Spesifikasi model dapat
berupa linier, kuadratik atau kubik (Bawono, 2006: 179). Untuk
melihat spesifikasi model yag tepat, maka dalam penelitian ini
dengan R² atau n * R². Menurut Bawono (2006) kriteria analisis
metode lagrange multplier adalah sebagai berikut :
1) Jika X² hitung > X² tabel maka spesifikasi model persamaan
regresi linier tidak benar.
2) Jika X² hitung < X² tabel maka spesifikasi model persamaan
regresi linier adalah benar.
3. Uji Statistik
Uji statistik digunakan untuk melihat tingkat ketepatan dan
keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan atau taksiran dari data
yang kita analisis (Bawono, 2006: 88). Uji statistik dapat dilihat dari
nilai:
a. Uji F test
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
jauh variabel independen secara bersama-sama dapat
mempengaruhi variabel dependen (Bawono, 2006: 91). Untuk
mengetahui hasil dari uji ini dapat dilihat pada tabel anova dari persamaan regresi. Sedangkan pengambilan keputusaan dengan
melihat nilai signifikansi, dengan ketentuan Jika nilai signifikansi
< 0.05 maka variabel independen secara simultan mempengaruhi
variabel dependen secara signifikan, namun sebaliknya jika nilai
signifikan > 0.05 maka variabel independen secara simultan tidak
b. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien Determinasi (R²) digunakan untuk menunjukan
sejauh mana tingkat hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen atau sejauh mana kontribusi variabel
independen mempengaruhi variabel dependen (Bawono, 2006: 92).
Untuk megetahui hasil uji ini dapat dilihat pada tabel model summary dari persamaan regresi. Ciri-ciri nilai R² adalah :
1) Besarnya koefisien determinasi terletak antara 0 sampai 1 atau
dapat ditulis 0 ≤ R² ≤ 1.
2) Nilai nol menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
3) Nilai 1 menunjukan adanya hubungan yang sempurna antara
variabel independen dengan variabel dependen
4. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh
variabel independen yang lebih dari satu terhadap variabel
dependen. Analisis Regresi digunakan untuk data yang bersifat
Multivariate (Bawono, 2006: 84). Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = β0 + β1 X1+ β2 X2+ ε Dimana :
β0 = Konstanta
X1 = Etika Kerja Islam
X2 = Tingkat Religiusitas β1 = Koefisien Etika kerja Islam β2 = Koefisien Tingkat Religiusitas
ε = Residual atau prediction error
b. Moderate Regression Analysis (MRA)
Moderate Regression Analysis menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sempel dan memberikan
dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator (Ghozali,
2013: 229). Untuk menggunakan MRA dengan dua variabel
prediktor (X), maka kita harus membandingkan tiga persamaan
regresi untuk menentukan jenis variabel moderasi. Ketiga
persamaan tersebut adalah :
Y= α + β1X1 + β2X2 +ε (I)
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3Z + ε (II)
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3Z + β4 X1*Z + β5X2*Z + ε(III) Dimana :
Y = Kinerja Karyawan
α = Konstanta
β1- β5 = Koefisien Regresi
X1 = Etika Kerja Islam