• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ETIKA KERJA ISLAMI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK SYARIAH SRAGEN SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat untuk Memperoleh Sarjana Perbankan Syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH ETIKA KERJA ISLAMI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK SYARIAH SRAGEN SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat untuk Memperoleh Sarjana Perbankan Syariah"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ETIKA KERJA ISLAMI DAN BUDAYA

ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BANK SYARIAH SRAGEN

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

untuk Memperoleh Sarjana Perbankan Syariah

Disusun oleh:

SAFITRI NUR ANNISA

NIM. 22313004

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(2)
(3)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

ِِمْسِب

ِ

ِِللا

ِ

ِِنَمْحَّرلا

ِ

ِِمْيِحَّرلا

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Safitri Nur Annisa

NIM : 22313004

Program Studi : Perbankan Syariah S1

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH ETIKA KERJA

ISLAMI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA

KARYAWAN DI BANK SYARIAH SRAGEN” ini merupakan hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Adapun kutipan-kutipan yang ada di dalam skripsi ini telah saya cantumkan dalam daftar pustaka. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan jiplakan dari karya orang lain (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA.

Salatiga, 9 Februari 2016

Yang Menyatakan,

(4)

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:akademik@stainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

Nama : Safitri Nur Annisa

NIM : 22313004

Program Studi : Perbankan Syariah S1

Judul :PENGARUH ETIKA KERJA ISLAMI DAN BUDAYA

ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BANK SYARIAH SRAGEN

Telah kami setujui untuk diujikan dalam sidang munaqosah.

Salatiga, 9 Februari 2016

Pembimbing

Mochlasin, M. Ag

(5)
(6)

Motto:

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik

untuk hari tua (Aristoteles)

Jangan pernah berhenti mempercayai hal Mahabaik

dan Mahaagung dan meyakini bahwa dunia dipenuhi

(7)

Persembahan

Penyusun membuat Skripsi ini untuk di persembahkan kepada:

1. Kedua Orang Tua atas doa dan kasih sayang yang dilimpahkan kepada

penyusun sampai saat ini.

2. Ketiga Kakak Terhebat, Mas Akbar Wicaksono, Mbak Nureni dan Mbak

Nastiti Rokhmania yang selalu menjadi inspirasi penyusun untuk selalu

berusaha, selalu memberi semangat dan mengingatkan penyusun untuk

menyelesaikan Skripsi. Kalian luar biasa.

3. Keluarga besar di Salatiga dan Wonogiri.

4. Kepada mbak Elly dan Ulfa, teman seperjuangan dalam penyusunan

Skripsi sekaligus teman “berpetualang”. Kita Hebat.

5. Teman-teman Non Reguler Perbankan Syariah 2013 yang senantiasa

saling memberikan semangat.

6. Teman-teman masa SD, SMP, dan SMA penyusun yang selalu menghibur

dan memberikan semangat.

(8)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

ِِمْسِب

ِ

ِِللا

ِ

ِِنَمْحَّرلا

ِ

ِِمْيِحَّرلا

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Safitri Nur Annisa

NIM : 22313004

Program Studi : Perbankan Syariah S1

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH ETIKA KERJA

ISLAMI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA

KARYAWAN DI BANK SYARIAH SRAGEN” ini merupakan hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Adapun kutipan-kutipan yang ada di dalam skripsi ini telah saya cantumkan dalam daftar pustaka. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan jiplakan dari karya orang lain (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA.

Salatiga, 9 Februari 2016

Yang Menyatakan,

(9)

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan

hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga penyusun

mampu menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Etika Kerja Islami

dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di Bank Syariah Sragen”. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Syariah.

Penyusun tidak dapat menyelesaikan tugas akhir ini tanpa bantuan dari

teman-teman yang senantiasa memberikan saran dan bantuan entah dalam hal

materiil maupun formil karena penyusun juga manusia yang tidak dapat

bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain. Pada kesempatan kali ini penyusun

mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait,

yaitu :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis IAIN Salatiga.

3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si, selaku Ketua Jurusan Perbankan

Syariah S1 IAIN Salatiga.

4. Bapak Mochlasin M,Ag selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga

terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak ibu Dosen PS S1, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan

(10)

6. Bapak Pariyono selaku Pimpinan Bank Syariah Sragen Cabang

Boyolali yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan

bantuannya untuk meminta ijin penelitian di kantor pusat serta kantor

kas.

7. Kepada seluruh karyawan Bank Syariah Sragen khususnya cabang

Boyolali, terima kasih atas bantuan, perhatian dan keramahannya.

8. Kedua orang tua dan kakak-kakak penyusun yang sangat penulis

cintai.

9. Semua teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan

tugas akhir.

10.Pihak-pihak terkait yang tidak dapat penyusun sebutkan yang telah

menolong dan membantu penulis dalam hal apapun.

Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pekerjaan manusia

pasti tidak ada yang sempurna. Untuk itulah penyusun mengucapkan

banyak-banyak terima kasih apabila ada kritik dan saran yang membangun.

Semoga Skripsi ini bisa bermanfaat bukan hanya bagi penulis tetapi

juga bagi para pembaca.

Salatiga, Februari 2016

(11)

ABSTRAK

Annisa, SafitriNur. 2016.

PengaruhEtikaKerjaIslamidanBudayaOrganisasiTerhadapKinerjaKaryawan Di Bank SyariahSragen.Skripsi.FakultasEkonomidanBisnis Islam. Institut Agama Islam NegeriSalatiga:Mochlasin, M.Ag.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh etika kerja islami dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Bank SyariahSragen.Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dimana peneliti memberikan kuesioner kepada 45 responden secara acak yang terdiri dari 13 orang perempuan dan 32 orang laki-laki.

Analisis yang dipakai adalah Uji statistik yang berupa uji T test, F test dan uji R2. Sebelum uji statistic dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji instrument penelitian yang berupa uji reliabilitas, uji validitas, dan untuk menghasilkan model regresi yang handal sesuai kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) dilakukan uji asumsi klasik berupa uji multikolinieritas, uji heteroskendastisitas, dan uji normalitas.

Berdasarkan uji t menyatakan bahwa variabel budaya organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t nilaittest budaya organisasi 4.492 lebih besar dari nilai t tabel

sebesar 0,8497. Signifikan variabel ini juga didukung oleh nilai sig 0,000 dimana nilai siginifikansi kurang dari nilai alpha sebesar 0,05.Berdasarkan uji F, variabel etika kerja islami dan budaya organisasi secara bersama berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Kesimpulan tersebut ditunjukkan oleh hasil uji nilaiFhitungsebesar 16,067 lebih besar dari nilai F tabel sebesar 2,820.

Siginifikaninijugadidukungolehhasilnilai sig sebesar 0,000 dimana nilai signifikansi ini kurang dari nilai alpha sebesar 0,05.Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa kedua variabel etika kerja islami dan budaya organisasi hanya berpengaruh sebesar 43% terhadap variabel kinerja karyawan. Sisanya yaitu sebesar 57% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti misalnya dari gaya kepemimpinan dan etos kerja. Penemuan ini didasarkan pada hasil uji R2 atau uji koefisien determinasi.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN PERNYATAAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ………. xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Kegunaan ...

6 D. Sistematika Penulisan ...

7 BAB II LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka …………...

9 B. Kerangka Teori ……….…………...

13 1. Kinerja Karyawan …… ...

(13)

a Makna Kerja Dalam Islam... 4. Faktor lain yang mempengaruhi kinerja ………

35

BAB III METODE PENELITIAN ………

(14)

A. Jenis Penelitian ………..

42

B. Pendekatan Penelitian ………

42 C. Lokasi, Populasi, dan Sampel ………

43

1. Lokasi ………...

43

2. Populasi dan Sampel ………

43

D. Metode Pengambilan Data ……….

44

a Pengujian Multicollinearity………

47 b Pengujian Heteroscedasticity ……….

48

c Pengujian Kolmogorov-Smirnov………

48

2. Uji Statistik ………..

48

BAB IV ANALISIS DATA ………...

51

A. Definisi Obyek Penelitian ………..

(15)

D. Hasil Penelitian ………..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………

(16)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Tabel Penemuan Research Gap Penelitian …………... 11

2. Tabel 2.2 Tabel Aplikasi Kaidah Dasar Etika Islam dalam Aktivitas Bisnis ……… 25

3. Tabel 2.3 Tabel Hipotesis Penelitian ……… 41

4. Tabel 4.1 Tabel Jumlah Responden ………. 58

5. Tabel 4.2 Tabel Uji Reliabilitas ..………. 59

6. Tabel 4.3 Tabel Uji Validitas ..………. 59

7. Tabel 4.4 Tabel Uji Multikolinearitas …..……… 60

8. Tabel 4.5 Tabel Uji Kolmogorov –Smirnov ………... 62

9. Tabel 4.6 Tabel Perbandingan nilai ttest dan ttabel ………. 63

10.Tabel 4.7 Tabel Uji F ………..………. 64

(17)

DAFTAR GAMBAR

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Etika dibutuhkan dalam bekerja ketika manusia mulai menyadari bahwa

kemajuan di bidang bisnis telah menyebabkan manusia semakin tersisih dari

nilai-nilai kemanusiaannya (humanistic). Dalam pesaingan bisnis yang ketat,

perusahaan yang unggul bukan hanya perusahaan yang memiliki kriteria bisnis

manajerial yang baik, melainkan juga perusahaan yang mempunyai etika

bisnis yang baik.

Etika kerja Islam menekankan pekerjaan kreatif sebagai sumber

kebahagiaan dan prestasi. Kerja keras dianggap sebagai kebajikan dan orang

yang bekerja keras lebih besar kemungkinan hidupnya maju, sebaliknya tidak

bekerja keras dianggap menyebabkan kegagalan. Nilai pekerjaan di dalam

etika kerja Islam dihasilkan dari keinginan yang menyertai, bukan dari hasil

pekerjaan.

Termasuk di dalam bisnis pun juga harus memperhatika etika sesuai

dengan Syari’at Islam. Tidak seperti pandangan kaum Liberalis, yang

beranggapan bahwa setiap urusan bisnis tidak dikenal adanya etika sebagai

kerangka acuan, sehingga dalam pandangan mereka bahwa kegiatan bisnis

adalah amoral. Mereka menganggap bisnis adalah bisnis, tidak ada

(19)

Interpretasi hukum di dalamnya didasarkan pada nilai-nilai standar

kontemporer yang seringkali berbeda-beda, sementara dalam masyarakat

Islam, nilai-nilai dan standar tersebut dituntun oleh ajaran Syari’at dan kumpulan fatwa fikih. Dalam konsep Ekonomi Islam, meskipun manusia

memiliki peranan yang penting sebagai pelaku ekonomi, mereka tetap

menjadikan prinsip moral dalam sumber hukum sebagai etika bisnis, sebagai

basis yang harus dipegang dan dijalankan seseorang atau kelompok dalam

melakukan aktivitasnya.

Mangkunegara (2005:06) berpendapat sebenarnya kitab suci al-Qur’an juga mengajarkan unsur-unsur tersebut seperti manusia harus bekerja keras

(surat al-Qashash:77; al-Jumu’ah:11; At-Taubah:105), bekerja merupakan ciri mukmin yang sukses Mukminun:3), Islam mengangkat nilai kerja

(al-Baqarah:110; an-Nahl:97), Islam melarang berusaha secara batil

(an-Nisa’:29), Allah SWT tidak merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu

sendiri berusaha keras untuk merubahnya (ar-Ra’du:11). Menurut Amin dalam Sofyan (2012: ), etika bisnis dalam Islam dibangun dari aksioma-aksioma etik

atau nilai-nilai dasar kemudian diformulasikan menjadi prinsip-prinsip utama

yang diambil dari kandungan al-Qur’an, Hadist Nabi dan keteladanan hidupnya. Yaitu Tauhid, Istikhlaf, Ibadah, Tazkiyah, dan Ihsan.

Budaya tidak hanya menjadi konsep yang penting untuk memahami

masyarakat atau kelompok manusia tetapi juga untuk organisasi. Dunia

perbankan juga tidak kalah ikut menerapkan konsep budaya organisasi dalam

(20)

syariah. Perbankan dituntut untuk memiliki visi dan misi untuk

mengaktualisasikan visi dan misinya dalam dunia nyata, untuk itu diperlukan

nilai-nilai yang dapat membantu organisasi dalam mengaktualisasikan apa

yang menjadi tujuannya dalm bentuk budaya organisasi.

Budaya organisasi tidak hanya dibentuk untuk mengaktualisasikan apa

yang menjadi tujuan organisasi, akan tetapi juga sebagai alat untuk

membentuk karyawan agar meningkatkan pekerjaan sebagai tugas dan

tanggung jawabnya dalam bekerja. Karyawan yang bekerja dengan maksimal

dan merasa memiliki organisasi tersebut akan dengan baik memanfaatkan

potensi yang dimiliki untuk membangun organisasi menjadi lebih baik dan

menciptakan prestasi kerja yang baik sebagai individu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Pariyono tanggal 17 Maret

2016 tentang kinerja karyawan Bank Syariah Sragen adalah :

“Dalam 3 tahun terakhir, kinerja karyawan di Bank Syariah Sragen mengalami peningkatan juga penurunan. Di bagian operasional tetap stabil, peningkatan kinerja lebih banyak terjadi dibagian account officer

hal ini dipengaruhi oleh reward yang diberikan oleh perusahaan jika

account officer dapat melebihi target yang ditentukan oleh bank maka

reward yang berikan berupa bonus tambahan. Sedangkan penurunan terjadi pada AO yang mengalami pembiayaan bermasalah > 5%, sehingga kinerja mereka dinilai menurun.

Peningkatan lain yang terjadi adalah menurunnya tingkat angsuran macet yang terjadi di Bank Syariah Sragen, penurunan mencapai 9%. Penurunan ini terjadi karena adanya kebijakan yang terapkan dalam bank yaitu dengan melakukan lelang terhadap angsuran yang macet, selain itu juga nasabah yang menunggak angsuran dalam jumlah banyak harus menjual aset yang dimilikinya untuk membayar tagihan terhadap bank.

(21)

yang diterapkan di kantor cabang berhubungan langsung dengan kantor pusat. Jika terjadi kekeliruan pada bagian teller akan sangat mudah diketahui sehingga kemungkinan adanya permasalah sangat kecil. Sebelum di kirimkan ke pusat juga sudah mengalami pemeriksaan oleh akuntan.

Selain dalam kinerja yang diamati, absensi juga menjadi hal yang cukup diperhatikan. Disini, AO bisa dikatakan bekerja selama 24 jam, dan untuk absen di kantor terkadang tidak dilakukan karena harus menemui nasabah yang menjadi prioritas mereka dalam bekerja. Jika tidak bisa datang ke kantor sekedar absen, yang mereka lakukan adalah ijin langsung kepada pimpinan dan pimpinan mempunyai buku tugas yang berisi catatan absen AO yang tidak bisa absen ke kantor dengan alasan. Selama ini tidak ada AO yang menyalahi kepercayaan pimpinan karena kenyataan yang dikerjakan dengan alasan yang dibuat mempunyai bukti.”

Dari uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui manakah yang lebih

berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Bank Syariah Sragen dimana

lembaga keuangan tersebut menerapkan etika kerja Islami yang harusnya

menjadi dasar dalam melakukan pekerjaan agar meningkatkan kualitas kinerja

karyawan dibandingkan dengan budaya organisasi yang tidak hanya dilakukan

di lembaga syariah tetapi juga konvensional.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah (2008) dalam skripsinya yang

berjudul “Analisis Budaya Organisasi dan Pengaruhnya terhadap Kinerja

Karyawan”. Menurut hasil perhitungan rank spearman menunjukkan bahwa

terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara budaya organisasi dan

kinerja karyawan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Mujeeb Ehtesham, Tahir Masood

Muhammad, Shakil Ahmad Muhammad (2011) yang berjudul “Relationship

(22)

budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap hubungan performa

manajemen lapangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Zainuri (2011) yang berjudul “Pengaruh Etika Kerja dan Kepemimpinan Islam terhadap Kinerja Karyawan” menemukan hasil bahwa, etika kerja Islam tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan di KJKS/UJKS wilayah kabupaten Pati, sedangkan

variabel kepemimpianan Islam berpengaruh signifikan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Hayati dan Caniago (2012) yang

berjudul “Islamic Work Ethic: The Role of Intrinsic Motivation, Job

Satisfaction, Organizational Commitment and Job Performance

menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kepuasan kerja, komitmen

organisasi dan job kinerja dibutuhkan peningkatan motivasi intrinsik,

kepuasan kerja dan dukungan dari etika kerja Islam.

Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2014) yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi Dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Denpasar”, berdasarkan hasil analisis data, budaya organisasi dan motivasi berpengaruh secara simultan

maupun parsial terhadap kinerja karyawan PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk Cabang Denpasar.

Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Mohamed Farah Abdi, Siti

(23)

Organizational Commitment” menyatakan bahwa etika kerja islami

berpengaruh signifikan terhadap performa kerja akan tetapi tidak berpengaruh

signifikan terhadap komitmen organisasi.

Dari penjelasan diatas maka penulis akan melakukan penelitian dengan

judul “ Pengaruh Etika Kerja Islami dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja

Karyawan di Bank Syariah Sragen”.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana pengaruh etika kerja Islami terhadap kinerja karyawan Bank

Syariah Sragen?

2. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Bank

Syariah Sragen?

3. Variabel mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan Bank

Syariah Sragen?

C. Tujuan

Penelitian ini di maksudkan untuk memperoleh data yang dijadikan

bahan dalam pembuatan skripsi sebagai salah satu syarat dalam menempuh

ujian sidang (munaqasah) strata satu jurusan perbankan syariah IAIN Salatiga

1. Mengetahui pengaruh etika kerja Islami terhadap kinerja karyawan Bank

Syariah Sragen.

2. Mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Bank

Syariah Sragen.

3. Mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja

(24)

D. Kegunaan penelitian

1. Bagi penulis

Sebagai syarat kelulusan strata satu program studi perbankan syariah di

Iain Salatiga. Serta memberikan pengetahuan dan informasi dari dunia

praktis yang sangat berguna untuk disingkronkan dengan pengetahuan

teori yang didapat di bangku kuliah.

2. Bagi IAIN Salatiga

a. Memperkenalkan IAIN Salatiga kepada masyarakat luar khususnya

Program Studi S1 Perbankan Syariah.

b. Menambah referensi untuk IAIN Salatiga yang berkaitan dengan

perbankan syariah.

3. Bagi dunia akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan referensi bagi

peneliti selanjutnya. Selain itu diharapkan menjadi salah satu penyumbang

ilmu pengetahuan dalam bidang Sumber Daya Manusia, yang bisa

bermanfaat dalam dunia akademis.

E. Sistematika penulisan

Bab I merupakan pendahuluan. Dalam bab ini akan dijelaskan tentang

hal-hal yang berkaitan atau berhubungan dengan latar belakang masalah yang

diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan

(25)

Bab II merupakan landasan teori. Dalam bab berisi tentang ringkasan

penelitian terdahulu, kerangka teori yang berisi tentang pengertian dan

penjelasan variabel-variabel terkait, kerangka penelitian, dan hipotesis.

Bab III merupakan metode penelitian. Dalam bab ini berisi tentang jenis

penelitian yang digunakan, pendekatan penelitian, lokasi, populasi, sampel,

metode pengambilan data, skala pengukuran, definisi konsep, uji instrumen,

dan alat analisis.

Bab IV merupakan analisis data. Dalam bab ini diuraikan tentang obyek

penelitian yaitu di Bank Syariah Sragen terdiri dari sejarah berdiri, visi dan

misi, struktur pengurus, produk, pengamatan penelitian, struktur organisasi

dan hasil analisis terhadap permasalahan yang di bahas.

Bab V merupakan penutup. Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah (2008) dalam skripsinya yang

berjudul “Analisis Budaya Organisasi dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan”. Menunjukkan bahwa menurut hasil perhitungan rank spearman

menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara

budaya organisasi dan kinerja karyawan dengan nilai r 0,668. Nilai koefisien

determinasi sebesar 44,6% menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif

dan siginifikan antara budaya organisasi dan kinerja karyawan yaitu sebesar

44,6% dalam meningkatkan kinerja karyawan di Bank DKI Syariah cabang

Wahid Hasyim Jakarta Pusat. Sedangkan 55,4% dipengaruhi oleh variabel lain

di luar budaya organisasi.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Mujeeb Ehtesham, Tahir Masood

Muhammad, Shakil Ahmad Muhammad (2011) yang berjudul “Relationship between Organizational Culture and Performance Management Practices

menemukan hasil bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap

hubungan performa manajemen lapangan, berdasarkan F hitung dengan nilai

(27)

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Zainuri (2011) yang berjudul

“Pengaruh Etika Kerja dan Kepemimpinan Islam terhadap Kinerja Karyawan”

menemukan hasil bahwa, dilihat secara parsial dengan uji T bahwa etika kerja

Islam tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di KJKS/UJKS

wilayah kabupaten Pati, sedangkan variabel kepemimpianan Islam

berpengaruh signifikan. Selanjutnya dalam uji pengaruh secara simultan

dengan uji F menunjukkan bahwa etika kerja dan kepemimpinan Islam

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai F hitung

sebesar 8,566. Dan secara koefisien determinan menunjukkan bahwa variasi

perubahan variabel kinerja karyawan dipengaruhi oleh perubahan variabel

bebas etika kerja dan kepemimpinan Islam sebesar 25,1%. Dari hasil

penelitian tersebut diharapkan dapat bermanfaat kepada semua pihak terutama

dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Keumala Hayati dan Indra Caniago

(2012) yang berjudul “Islamic Work Ethic: The Role of Intrinsic Motivation,

Job Satisfaction, Organizational Commitment and Job Performance

menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kepuasan kerja, komitmen

organisasi dan job kinerja dibutuhkan peningkatan motivasi intrinsik,

kepuasan kerja dan dukungan dari etika kerja Islam.

Penelitian yang dilakukan oleh A.A.Ayu Diana Novi Hastuti (2014)

yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi Dan Motivasi terhadap Kinerja

Karyawan Pada Pt. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang

(28)

berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap kinerja karyawan PT.

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Denpasar. Total pengaruh

budaya organisasi terhadap kinerja karyawan sebesar 15,6%, sedangkan total

pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan sebesar 41,7%. Hasil secara

keseluruhan variabel budaya organisasi dan motivasi berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan sebesar 57,3% dan secara proporsional variabel

motivasi (X2) memiliki pengaruh yang paling besar terhadap kinerja

karyawan.

Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Mohamed Farah Abdi, Siti

Fatimah Dato’ Wira Muhamad Nor dan Nor Zuhairatun Md. Radzi (2014) yang berjudul “The Impact of Islamic Work Ethics on Job Performance and

Organizational Commitment” menyatakan bahwa etika kerja islami

berpengaruh signifikan terhadap performa kerja akan tetapi tidak berpengaruh

signifikan terhadap komitmen organisasi.

Dalam penelitian ini ditemukan beberapa research gap yang

membedakan antara penelitian ini dan penelitian sebelumnya. Untuk

menjelaskan perbedaan tersebut, akan disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1

Penemuan Research Gap Penelitian

No. Nama Penulis

(tahun), Obyek

Penelitian

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Nurjanah (2008),

Hasil perhitungan rank

spearman menunjukkan

(29)

koefisien determinasi sebesar terhadap hubungan performa

manajemen lapangan,

berdasarkan F hitung dengan nilai sig. 0,000 < 0,05. terhadap kinerja karyawan. Dalam uji pengaruh secara simultan dengan uji F menunjukkan bahwa etika kerja dan kepemimpinan Islam berpengaruh signifikan, hasil uji R sebesar 25,1%. 4. Keumala Hayati dan

kepuasan kerja, komitmen organisasi dan job kinerja dibutuhkan peningkatan motivasi intrinsik, kepuasan kerja dan dukungan dari etika kerja Islam. organisasi dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Total pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan sebesar 15,6%, sedangkan total pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan sebesar

41,7%. Hasil secara

(30)

6. Mohamed Farah terhadap performa kerja akan tetapi tidak berpengaruh

signifikan terhadap

komitmen organisasi.

Yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian yang lain

adalah pada lokasi penelitian.

B. Kerangka Teori 1. Kinerja Karyawan

a. Makna kerja dalam Islam

Menurut Sofyan (2012: 75) kerja dalam arti luas adalah semua

bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi atau non

materi, intelektual atau fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan

masalah keduniaan atau keakhiratan. Al-Qur’an memberikan penekanan tentang pekerjaan dan menjelaskan bahwa manusia diciptakan untuk

bekerja keras dalam rangka menghidupi kebutuhannya. Bekerja bagi

manusia pada dasarnya adalah realitas yang fundamental karena men

jadi hakekat kodrat yang selalu terbawa dalam setiap jenjang

perkembangan manusia. Bekerja sebagai eksistensi diri manusia

sesungguhnya merupakan penjelamaan kesatuan diri, yang melibatkan

semua unsur yang membentuk keakuannya, yaitu jiwa, semangat,

pikiran, maupun tenaga serta anggota fisiknya.

b. Pengertian Kinerja

Pengertian kinerja menurut Malayu Hasibuan adalah suatu hasil

(31)

dibebankan kepadanya berdasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan

kesungguhan serta waktu (http://id.wikipedia). Menurut Byars dalam

Soraya (2010: 8) kinerja diartikan sebagai hasil dari usaha seseorang

yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi

tertentu. Jadi prestasi kerja merupakan hasil keterkaitan antara usaha,

kemampuan dan persepsi tugas. Persepsi tugas merupakan petunjuk

dimana individu percaya bahwa mereka dapat mewujudkan usaha-usaha

mereka dalam pekerjaan.

Menurut Mahsun dalam jurnal ilmu ekonomi dan manajemen

(2014), kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang

dalam perencanaan strategi suatu perusahaan. Menurut Moeheriono

dalam Hastuti (2014: 2) Kinerja atau performance sebagai gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau

kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi

yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.

c. Pengukuran Kinerja

Enam kriteria dasar atau dimensi untuk mengukur kinerja menurut

Sutrisno dalam Hastuti (2014: 2), yaitu:

1) Quality yaitu tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan

kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang

(32)

2) Quantity yaitu jumlah yang dihasilkan, misalkan jumlah rupiah,

jumlah unit, jumlah siklus, kegiatan yang diselesaikan.

3) Timeliness yaitu tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan

pada waktu yang dikehendaki dengan memperhatikan kordinasi

output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan lain.

4) Cost effectiviness yaitu tingkat sejauh mana penggunaan daya

organisasi (manusia, keuangan, teknologi, dan material)

dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan

kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya.

5) Need for supervisor yaitu merupakan tingkat sejauh mana seorang

pejabat dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa

memerlukan pengawasan seorang supervisor untuk mencegah

tindakan yang kurang diinginkan.

6) Interpersonal impact yaitu tingkat sejauh mana karyawan atau

pekerja memelihara harga diri, nama baik dan kerjasama di antara

rekan kerja dan bawahan.

d. Faktor yang mempengaruhi kinerja

Menurut Mangkunegara (2000) ada 2 faktor yang mempengeruhi

kinerja. Faktor kemampuan, secara psikologis kemapuan pegawai

terdiri dari kemampuan potensi dan kemampuan reality. Pegawai perlu

ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Faktor

motivasi, motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam

(33)

menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan

organisasi. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong

diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.

Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap

secara psikofisik (siap secara mental, fisik, tujuan, situasi). Artinya,

seorang pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami

tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mempu

memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja.

Enam karakteristik pegawai yang memiliki motif berprestasi

yang tinggi. Pertama, memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

Kedua, berani mengambil resiko. Ketiga, memiliki tujuan yang

realistis. Keempat, memiliki rencana kerja yang menyeluruhdan

berjuang untuk merealisasi tujuannya. Kelima, memanfaatkan umpan

balik yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.

Keenam, mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.

2. Etika Kerja Islami

a. Pengertian Etika Kerja Islami

Menurut Jamil (2007: 5) konsep etika kerja Islam (IWE) memiliki

asal-usul dari Alqur’an dan perkataan serta perbuatan nabi Muhammad, yang bersabda bahwa kerja keras menyebabkan dosa terampuni dan

(34)

dibanding makanan yang dihasilkan dari pekerjannya. Di dalam Surat

At-Taubah yat 105 Allah berfirman:

105. “Katakanlah bekerjalah kamu, niscaya Allah akan melihat pekerjaanmu, serta rosulNya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanya kepada

kamu apa yang telah kamu kerjakan”.

Etika kerja Islam menganggap dedikasi pada pekerjaan sebagai

suatu kebajikan. Usaha yang memadai harus diberikan pada pekerjaan

seseorang, yang dianggap sebagi kewajiban bagi orang yang mampu.

Etika kerja Islam menekankan kerjasama dalam pekerjaan dan

konsultasi dianggap sebagai cara mengatasi rintangan dan menghindari

kekeliruan. Hubungan sosial ditempat kerja didorong dalam rangka

memenuhi kebutuhan seseorang dan mencapai keseimbangan pada

kehidupan individu dan sosial seseorang. Sebagai tambahan, pekerjaan

dianggap sebagai sumber independensi dan sebagai cara untuk

membantu pertumbuhan pribadi, menghargai diri, kepuasan dan

pemenuhan diri.

Sistem etika kerja Islam berbeda dengan paham kaum mikro

ekonomi yang menekankan pada efisiensi penggunanaan sumber daya

untuk memuaskan kebutuhan dan berupaya memaksimalkan

(35)

mempertimbangkan persoalan etis. Sedangkan dalam etika bisnis Islam,

maksimalisasi keuntungan bukanlah tujuan tertinggi ataupun

satu-satunya prinsip etis bekerja dalam Islam sebagaimana firman Allah

dalam Surat Al Kahfi ayat 46

 sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

Etika kerja yang Islami adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam

berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya

(barang/jasa), namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan

pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram. Etika kerja

dalam Syari’at Islam adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai

dengan nilai-nilai Islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak

perlu ada kehawatiran, sebab sudah diyakini sebagai suatu yang baik

dan benar.

b. Tujuan Etika Kerja Islami

Etika kerja islami di ungkapkan Triwuyono dalam Jamil (2007: 19)

bahwa tujuan utama etika menurut Islam adalah “menyebarkan rahmat

pada semua makhluk”. Tujuan itu secara normatif berasal dari

keyakinan Islam dan misi sejati hidup manusia. Tujuan itu pada

(36)

kehidupan dunia individu, tetapi juga pada kehidupan setelah dunia ini.

Walaupun tujuan itu agaknya terlalu abstrak, tujuan itu dapat

diterjemahkan dalam tujuan-tujuan yang lebih praktis (operatif), sejauh

penerjemahan itu masih terus terinspirasi dari dan meliputi nilai-nilai

tujuan utama. Dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan peraturan

etik untuk memastikan bahwa upaya yang merealisasikan baik tujuan

umat maupun tujuan operatif selalu dijalan yang benar.

Etika kerja Islam terekspresikan dalam bentuk syari’ah, yang

terdiri dari Al Qur’an , sunnah (identik dengan hadist), ijma dan Qiyas.

Etika merupakan sistem hukum dan moralitas yang komprehensif dan

meliputi seluruh wilayah kehidupan manusia. Didasarkan pada sifat

keadilan, syari’ah bagi umat Islam berfungsi sebagai sumber

serangkaian kriteria untuk membedakan mana yang benar (haq) dan

mana yang buruk (batil). Dengan menggunakan syari’ah, bukan hanya

membawa individu dekat dengan Tuhan, tetapi juga memfasilitasi

terbentuknya masyarakat yang adil yang didalamnya individu mampu

merealisasikan potensinya dan kesejahteraan diperuntukkan bagi

semua.

c. Karakteristik Etika Kerja Islami

Etika kerja agama (Islami) menurut Asifudin dalam Jamil (2004:

16):

1) Sikap hidup mendasar pada kerja disini identik dengan sistem

(37)

pemahaman bersumber dari wahyu dan akal yang saling bekerja

sama secara proporsional. Akal lebih banyak berfungsi sebagai alat

memahami wahyu (meski dimungkinkan akal memperoleh

pemahaman dari sumber lain, namun menyatu dengan system

keimanan Islam).

2) Iman eksis dan terbentuk sebagai buah pemahaman terhadap wahyu.

Dalam hal ini akal selain berfungsi sebagai alat, juga berpeluang

menjadi sumber. Disamping menjadi dasar acuan etika kerja islami,

iman islami, (atas dasar pemahaman) berkenaan dengan kerja inilah

yang menimbulkan sikap hidup mendasar (aqidah) terhadap kerja,

sekaligus motivasi kerja islami

3) Motivasi disini timbul dan bertolak dari sistem keimanan/aqidah

Islam berkenaan kerja bersumber dari ajaran wahyu dan akal yang

saling bekerjasama. Maka motivasi berangkat dari niat ibadah

kepada Allah dan iman terhadap adanya kehidupan ukhrawi yang

jauh lebih bermakna.

4) Etika kerja berdasarkan keimanan terhadap ajaran wahyu berkenaan

dengan etika kerja dan hasil pemahaman akal yang membentuk

sistem keimanan/aqidah Islam sehubungan dengan kerja (aqidah

kerja).

d. Bentuk Etika Kerja Islami

Afzalurrahman dalam Ayudiati (2010: 13) mengungkapkan bahwa

(38)

tidak mendapatkan sesuatu, kecuali apa yang telah diusahakannya

tertulis dalam Surat An-Najm ayat 39



39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.

Keberhasilan dan kemajuan manusia di muka bumi ini tergantun

pada usahanya. Semakin keras ia bekerja, ia akan semakin kaya. Prinsip

ini lebih lanjut dijelaskan dalam Surat An-Nisa ayat 32

mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

Alam tidak mengenal pemisahan manusia, antara laki-laki dan

perempuan, antara yang hitam dan putih, bahkan antara muslim dan non

muslim, masing-masing dari mereka diberi balasan atas apa yang

dikerjakannya. Barang siapa bekerja keras ia akan mendapat

balasannya. Prinsip ini berlaku untuk setiap orang dan juga untuk

(39)

Allah sekali-kali tidak akan mengubah nasib suatu bangsa,

sehingga bangsa itu mengubahnya sendiri dalam Surat Al-Anfal ayat 53

53. (siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

Al-Khayyath dalam Ayudiati (2010: 14) menjelaskan bahwa

hal-hal penting tentang penghayatan etika kerja Islam yang harus

diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Adanya keterikatan individu terhadap diri dan kerja yang menjadi

tanggung jawabnya

2) Berusaha dengan cara halal dalam seluruh jenis pekerjaan,

3) Dilarang memaksakan (memforsir) seseorang, alat-alat produksi

atau binatang dalam kerja,

4) Islam tidak mengenal pekerjaan yang mendurhakai Allah SWT

seperti di antaranya bekerja memeras bahan-bahan minuman keras,

sebagai pencatat riba,

5) Diantara sifat pekerja adalah kuat dan dapat dipercaya

6) Profesionalisme.

Menurut Beekun (2004: 31) terdapat beberapa parameter kunci

(40)

1) Perilaku dinilai etis bergantung pada niat baik masing-masing

individu.

2) Niat yang baik harus diikuti oleh perbuatan yang baik. Niat baik

tidak dapat mengubah perbuatan haram menjadi halal.

3) Islam memberikan kebebasan individu untuk mempercayai sesuatu

atau berbuat sesuatu, selama tidak mengorbankan nilai

tanggungjawab dan keadilan.

4) Harus ada kepercayaan bahwa Allah memberikan kepada individu

pembebasan (freedom) yang komplit, dari sesuatu atau siapa pun

selain Allah.

5) Keputusan mengenai keuntungan mayoritas atau minoritas tidak

diperlukan. Sebab etika bukanlah permainan angka.

6) Islam menggunakan sistem pendekatan terbuka kepada etika, tidak

tertutup atau self-oriented system. Tak ada egoisme dalam Islam.

e. Etika dalam ajaran islam

Menurut Sofyan (2012: 33-34) etika bisnis dalam Islam dibangun

dari aksioma-aksioma etik atau nilai-nilai dasar kemudian

diformulasikan menjadi prinsip-prinsip utama yang diambil dari

kandungan al-Qur’an, Hadist Nabi dan keteladanan hidupnya. Berikut nilai-nilai dasar dalam etika islam:

1. Tauhid

Adalah kepercayaan secara vertikal yang diiringi ketundukan

(41)

sembahan ini kemudian dapat dikembangkan menjadi kesatuan

aturan hidup (syariah), ciptaan, tujuan hidup, dan kesatuan

kemanusiaan. Pandangan islam tentang kesatuan dunia ini tidak

terbatas pada masyarakat muslim semata, islam memandang seluruh

manusia sebagai komunitas yang satu (QS. 49: 13).

2. Istikhlaf

Norma ini menyatakan bahwa apa yang dimiliki oleh manusia

hanyalah titipan Allah, norma ini mengukuhkan norma tauhid dalam

aspek ekonomi. Seorang muslim percaya dengan sepenuhnya bahwa

ia bekerja sesuai dengan hukum kausalitas yang merupakan

perbuatan Allah. Allah pencipta serta pemilik sejati, sedangkan

manusia hanyalah pemegang amanah di muka bumi ini (QS.

Az-Zumar: 62).

3. Ibadah

Menurut Ibnu Taymiyah, ibadah secara etimologi berarti

merendahkan diri serta tunduk. Adapun secara terminolgis, ibadah

adalah merendahkan diri kepada Allah, yaitu tingkat ketundukan

paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling

tinggi.

4. Tazkiyah

Tazkiyah menurut Ibnu Taymiyah dalam Majmu’ Fatawa,

adalah menjadikan sesuatu suci baik zatnya maupun keyakinan dan

(42)

beruntung adalah mereka yang Allah sucikan jiwanya dari kekufuran

dan kemaksiatan, serta memperbaikinya dengan amal sholeh.

5. Ihsan

Menurut Umaruddin sebagaimana dikutip oleh Beekum (1997:

43), ihsan adalah perbuatan yang menguntungkan orang lain

melebihi orang yang melakukan perbuataan tersebut dan dilakukan

tanpa memberikan kewajiban apapun.

Tabel 2.2

Aplikasi Kaidah Dasar Etika Islam dalam Aktivitas Bisnis

No. Kaidah

- Tidak memisahkan antara tujuan ibadah dan tujuan bisnis

- Tidak berbuat diskriminatif terhadap pekerja, pemasok, pembeli, atau stakeholder atas dasar ras, warna kulit, jenis

- Menciptakan inovasi dalam produk dan aktivitas bisnis yang bermanfaat

- Kebebasan dalam melakukan

kontrak asalkan tidak

melanggar norma yang telah ditetapkan dalam agama.

(43)

secara sepihak.

- Memenuhi pesanan pelanggan tepat waktu dan sesuai spesifikasi yang telah disepakati.

3. Ibadah Pengabdian

paripurna Maslahah

- Berbisnis dengan sungguh-sungguh untuk mencari ridho Allah tidak semata-mata mencari keuntungan.

- Bersedia membagi keuntungan kepada orang yang sangat

dibenarkan dan bermanfaat bagi konsumen.

4. Tazkiyah Shidq

‘Adalah

Tabligh

- Tidak mengurangi ukuran atau timbangan dalam bertransaksi, baik kuantitas maupun kualitas

- Tidak memonopoli usaha

dengan cara-cara yang tidak

benar agar memperoleh

keuntungan yang melimpah.

- Tidak menutupi kekurangan barang yang ditransaksikan

dengan tujuan untuk

(44)

5. Ihsan Mendahulukan

- Mengambil keuntungan sedikit kepada orang yang tidak mampu untuk membayar

- Melebihkan pembayaran

kepada penjual yang sedang

dalam kekurangan dan

kesulitan.

- Memberikan kelonggaran

waktu kepada orang yang berhalangan untuk membayar hutang.

- Menghapuskan hutang kepada orang yang tidak memiliki kemampuan untuk membayar.

- Tidak memaksa dan menipu dalam melakukan transaksi. Sumber: Mochlasin Sofyan, Etika Bisnis dan Perbankan Perspektif Islam.

2012.

3. Budaya Organisasi

a. Pengertian Budaya Organisasi

Menurut Tampubolon (2012: 215) budaya organisasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan internal organisasi

karena keragaman budaya yang ada dalam suatu organisasi sama

bayaknya dengan jumlah individu yang ada di dalam organisasi. Suatu

organisasi memerlukan satu budaya yang merupakan kumpulan

persepsi secara umum dari seluruh karyawan sebagai anggota

(45)

beberapa pegertian yang secara eksplisit dianggap sebagai definisi

budaya organisasi. Pada umumnya, di dalam suatu organisasi, yang

menjadi budaya penentu atau yang memberi nilai utama adalah budaya

yang dominan dari seluruh budaya yang dimiliki karyawan, yang

diserap dari mayoritas anggota organisasi.

Menurut Wagner dan Hollenbeck dalam Tampubolon (2012:

228) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah suatu pola dari dasar

asumsi untuk bertindak, menetukan, atau mengembangkan anggota

organisasi dalam mengatasi persoalan dengan mengadaptasinya dari

luar dan mengintegrasikan ke dalam agar karyawan dapat bekerja

dengan tenang dan teliti, juga bermanfaat bagi karyawan baru sebagi

dasar koreksi atas persepsi mereka, pikiran, dan perasaan dalam

hubungan mengatasi persoalan. Menurut Moeljono Jokosusanto yang

dikutip Hastono (2009: 34), mendifinisikan budaya organisasi

merupakan nilai dominan yang disebarluaskan di dalam organisasi dan

diacu sebagai filosofi karyawan.

Menurut Donnely, Gibson dan Ivancevich dalam Pratama (2012:

35) budaya organisasi adalah suatu nilai-nilai yang dipercayai sehingga

menjadi karakteristik yang diberikan anggota kepada suatu organisasi.

Budaya organisasi merupakan lingkungan internal suatu organisasi

karena kereagaman budaya yang ada dalam suatu organisasi sama

banyaknya dengan jumlah individu yang ada dalam organisasi

(46)

budaya-budaya yang ada pada diri individu untuk menciptakan tindakan yang

dapat diterima dalam organisasi. Budaya organisasi berarti suatu

sistem yang unik, keyakinan, dan norma-norma yang dimiliki secara

bersama untuk anggota suatu organisasi. Budaya organisasi menjadi

suatu penyebab penting bagi keefektifan.

b. Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Robbins (2008: 262) fungsi Budaya Organisasi antara

lain:

1) Sebagai penentu batas-batas artinya, kultur menciptakan perbedaan

atau distingsi antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.

2) Memuat rasa identitas anggota organisasi.

3) Kultur memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang

lebih besar daripada kepentingan individu.

4) Kultur meningkatkan stabilitas sistem sosial.

5) Kultur bertindak sebagai mekanisme sense making serta kendali

yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan.

Menurut Chatab dalam Pratama (2012: 37) Budaya Organisasi

dapat berfungsi sebagai:

1) Identitas, yang merupakan ciri atau karakter organisasi

2) Pengikat atau pemersatu.

3) Sumber (sources), misalnya inspirasi.

(47)

c. Karakteristik Budaya Organisasi

Menurut Robbins (2008: 256-257) karakteristik utama yang secara

keseluruhan merupakan hakikat kultur sebuah organisasi antara lain:

1) Inovasi dan Keberanian mengambil resiko. Sejauh mana karyawan

didorong untuk bersikap inovatif dan keberanian mengambil

resiko.

2) Perhatian pada hal-hal kecil. Sejauh mana karyawan diharapkan

menjalankan presisi, analisa, dan perhatian pada hal-hal detail.

3) Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil

ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai

hasil tersebut.

4) Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen

mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang-orang yang

ada dalam organisasi tersebut.

5) Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja diorganisasi

pada tim ketimbang pada individu-individu.

6) Keagresifan. Sejauh mana orang-orang bersikap agresif dan

kompetitif ketimbang santai.

7) Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan

dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan

pertumbuhan.

Karakteristik sebuah organisasi spiritual menurut Robbins (2008:

(48)

1) Kesadaran akan tujuan yang kuat. Organisasi spiritual

mendasarkan kultur mereka pada suatu tujuan yang bermakna.

Meskipun penting, laba bukanlah nilai utama organisasi. Orang

dapat terilhami oleh tujuan yang mereka yakini penting dan

bermakna.

2) Fokus terhadap pengembangan individual. Organisasi spiritual

menyadari makna dan nilai setiap manusia. Mereka mencoba

menciptakan kultur dimana karyawan dapat terus belajar dan

tumbuh.

3) Kepercayaan dan respek. Organisasi spiritual dicirikan oleh

tumbuhnya sikap saling percaya, jujur, dan terbuka. Para manajer

tidak takut untuk mengakui kesalahan.

4) Praktik kerja yang manusiawi. Praktik-praktik yang dianut oleh

organisasi spiritual ini meliputi jadwal kerja yang fleksibel,

imbalan berbasis kelompok dan organisasi, penyempitan

kesenjangan gaji dan status, jaminan hak-hak pekerja,

pemberdayaan karyawan, dan keamanan kerja.

5) Toleransi bagi ekspresi karyawan. Karakteristik terakhir yang

membedakan organisasi berbasis spiritual adalah bahwa mereka

tidak menekan sisi emosional karyawan. Mereka memberi ruang

bagi karyawan untukmenjadi diri mereka sendiri, untuk

(49)

d. Pengukuran budaya organisasi

Pengukuran budaya organisasi disesuaikan dari Boke dan Nalla

dalam Meyta (2011: 84), ada lima indikator pengukuran yaitu :

1. Peraturan

Peraturan dilaksanakan secara seragam (tidak pandang bulu)

kepada semua pihak tanpa memperhatikan kondisi tertentu atau

masalah tertentu.

2. Jarak dengan atasan

Setiap karyawan dapat secara bebas menyatakan pendapat dan ide

yang berbeda dengan atasannya.

3. Kepercayaan

Para karyawan bersifat terbuka kepada karyawan lain.

4. Profesionalisme

Melaksanakan pekerjaan dengan kualitas yang bagus dapat

mengembangkan kemam-puan karyawan.

5. Integrasi

Para karyawan bersifat ramah dalam per-gaulannya.

e. Jenis Budaya Organisasi

Menurut Roe dan Byars dalam Nurjanah (2008: 49)

mengemukakan ada empat jenis budaya organisasi. Yaitu,

1) The Though Person (Budaya Keras/ Budaya Macho), budaya ini

ditandai oleh individu-individu yang terbiasa megambil resiko tinggi

(50)

memikirkan mereka salah atau benar. Dalam tipe ini kerja sama

tidaklah penting, artinya nilai kerjasama tidak menjadi sesuatu yang

dianggap penting dan tidak ada kesempatan untuk belajar dari

kesalahan. Contoh, industri hiburan.

2) Work Hard (Budaya Kerja Keras), budaya organisasi ini memotivasi

karyawan untuk mengambil resiko rendah dan mengharapkan

pengembalian yang cepat. Dudaya organisasi ini menekankan diri

pada bersenang-senang dan tindakan budaya organisasi ini lebih

mengutamkan penjualan. Contoh. Real estate.

3) Bvet Your Company Culture (Budaya Pertaruhkan Perusahaan

Anda), budaya ini dalam lingkungan dimana resiko tinggi dan

keputuan diambil sebelum hasil diketahui. Contoh, indutri pesawat

terbang.

4) Process Culture (Budaya Proses), budaya dengan resiko rendah dan

pengembalian rendah, karyawan hanya fokus pada bagaimana

sesuatu dilakukan daripada hasil. Contoh, perusahaan perbankan.

f. Pengembangan Budaya Organisasi

Menurut Gross dan Shichman dalam Tampubolon (2012: 232)

budaya organisasi dapat dikembangkan dengan menggunakan metode

yang dapat membuat suatu kondisi budaya organisasi dapat menjadi

suatu keterpaduan budaya anggotanya. Antara lain:

(51)

Bagaimana organisasi bisa belajar dari sejarah, belajar dari

keberhasilan-keberhasilan yang pernah terjadi, belajar dari

budaya-budaya organisasi yang pernah sukses dan berkembang, yang

tentunya disesuaikan dengan konteks organisasi sendiri.

2) Kreativitas dan pemahaman keutuhan.

Hal ini dapat dibentuk dengan metode kepemimpinan, aturan yang

berlaku dan etika dalam berkomunikasi. Kreativitas merupakan efek

dari proses berfiir seseorang yang jika dikembangkan berdasarkan

nilai, norma dan aturan yang berlaku akan menciptakan sebuah

inovasi. Kepemimpinan dilihat dari dari cara supervise, pengarahan,

dan proses kemudian meletakkan norma dan etika di dalam setiap

anggotanya. Budaya yang terbentuk akan menuntun anggota

organisasi menjadi kreatif dan saling menghargai, juga akan

membentuk rasa persaudaraan, dengan berfikir ke masa depan

tentang mafaat atas pemahaman dari keutuhan organisasi.

3) Promosi dan pemahaman tentang anggota

Perencanaan karies yang baik, yang merupakan hasil dari kebijakan

manajemen, menggambarkan bahwa program promosi berjalan

secara alamiah dan terstruktur, sesuai dengan rencana yang disusun

berdasarkan tuntutan perubahan. Program promosi akan berjalan

(52)

4) Tingkat pertukaran informasi diantara anggota

Hal ini dilakukan dengan tujuan menciptakan kebersamaan dan

pendalaman pada masing-masing bidang keterampilan di setiap

organisasi.

4. Faktor lain yang mempengaruhi kinerja a. Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill dalam Fahmi (2009)

didefinisikan sebagai sarana pencapaian tujuan yang dimaksudkan dalam

hubungan ini pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu

program dan yang berperilaku secera bersama-sama dengan

anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu,

sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik

yang mendorong, memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Gibson dalam Paramitha (tt), untuk mengukur gaya

kepemimpinan, dipergunakan indikator sebagai berikut (Gibson, 2004) :

1) Charisma

Adanya karisma dari seorang pemimpin akan mempengaruhi bawahan

untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan pimpinan.

2) Ideal influence (pengaruh ideal)

Seorang pemimpin yang baik harus mampu memberikan pengaruh

(53)

3) Inspiration

Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menjadi sumber inspirasi

bagi bawahannya, sehingga bawahan mempunyai inisiatif agar dapat

berkembang dan memiliki kemampuan seperti yang diinginkan oleh

pemimpinnya.

4) Intellectual stimulation

Adanya kemampuan secara intelektualitas dari seorang pemimpin akan

dapat menuntun bawahannya untuk lebih maju dan berpikiran kreatif

serta penuh inovasi untuk berkembang lebih maju.

5) Individualized consideration (perhatian individu)

Perhatian dari seorang pemimpin terhadap bawahannya secara

individual akan mempengaruhi bawahan untuk memiliki loyalitas

tinggi terhadap pemimpinnya.

Menurut Schmidt dalam Darmawan (2014: 23), faktor yang

mempengaruhi gaya kepemimpinan ada tiga macam yaitu:

1) Hal yang bersumber dari pimpinan meliputi latar belakang pengetahuan

dan pengalaman.

2) Hal yang bersumber dari bawahan meliputi kematangan, kebebasan

bertindak, kamandirian, dan keinginan memperoleh wewenang dan

tanggungjawab.

3) Hal-hal yang bersumber dari situasi lingkungan meliputi gaya yang

(54)

b. Etos Kerja Islam

Menurut Asifudin dalam Baddu (2007: 19) etos kerja islami

merupakan karakter dan kebiasaan manusia berkenaan dengan kerja,

terpancar dari sistem keimanan/aqidah Islam yang merupakan sikap hidup

mendasar terhadapnya. Menurut Tasmara dalam Baddu(2007: 19), etos

kerja islami adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan

mengerahkan seluruh aset, pikiran, dan zikirnya untuk mengaktualisasikan

atau menampakan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus

menundukan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari

masyarakat yang terbaik (khairul ummah) atau dengan kata lain dapat juga

kita katakan bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanuisakan

dirinya.

Menurut Asifudin dalam Shafissalam (2013: 3) menjelaskan bahwa

dari konsep iman, ilmu dan amal, dapat digali dan dirumuskan

karakteristik-karakteristik etos kerja islami, yaitu sebagai berikut:

1. Kerja Beraqidah

Keyakinan yang kuat berlandaskan niat semata-mata karena Allah

dalam setiap aktivitas pekerjaan. Hal ini sebagai konsekuensi yang

menjadikannya selalu ingin berada dalam kondisi bekerja, tidak

bermalas-malasan atau dalam kondisi pengangguran. Sedangkan rezeki

sebagai kebutuhan seluruh umat manusia di muka bumi untuk

bertahan hidup merupakan jaminan yang pasti dari Allah, khususnya

(55)

2. Kerja Berilmu

Ilmu memiliki posisi yang sangat penting dalam bekerja. Ilmu

berdasarkan wahyu dari Allah berfungsi sebagai landasan dalam

bekerja. Dan ilmu berdasarkan sunnatullah atau hukum alam yang

muncul melalui penemuan-penemuan menjadikan karyawan bersikap

rasional, ilmiah, proaktif, kreatif, menguasai bidangnya, menggunakan

perencanaan yang baik, disiplin dan profesional.

3. Kerja Berlandaskan Sifat Ilahi

Sifat-sifat mulia yang bersifat universal dan teridentifikasi sebagai

sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah memiliki keterikatan yang erat

dengan jiwa atau hati nurani manusia. Setiap manusia yang merasakan

pancaran energi positifnya akan menyukainya. Hal ini terjadi karena

sifat terbaik itu sebenarnya ada di dalam jiwa setiap manusia. Ia

beresonansi ketika sifat itu ada pada diri orang lain. Maka, seseorang

yang bekerja dengan meneladani sifat-sifat tersebut memiliki energi

positif yang akan berpengaruh positif pada lingkungan kerjanya.

4. Kerja Mengikuti Petunjuk-Nya

Ayat-ayat Al Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah sebagai petunjuk-petunjuk-Nya, jelas tidak sedikit yang menyuruh atau mengajarkan

supaya orang Islam giat dan aktif bekerja. Artinya, agar mereka giat

memanfaatkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka, sekaligus

memanfaatkan sunnatullah di alam ini. Manusia yang tidak bekerja

(56)

menunaikan ibadah. Dengan demikian, Allah tidak menyukai

manusia-manusia yang pasif bekerja sebagaimana Dia tidak suka kepada

orang-orang yang pasif menjalankan ibadah kepadaNya.

C. Kerangka Penelitian

Penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh etika kerja islami dan

budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Dimana dalam etika kerja islami

dijelaskan tentang bagaimana etika dalam melayani konsumen, menciptakan

produk, nilai etika kerja sebagai sarana untuk beribadah dan melakukan

pekerjaan secara ikhlas dan bertanggung jawab. Berkolaborasi dengan budaya

organisasi yang meliputi pengambilkan resiko, kecermatan, kerja tim dan

fokus pada hasil bukan pada proses.

Kedua variabel di atas apakah berpengaruh terhadap kinerja karyawan

yang terdiri dari kerja sama antar anggota secara maksimal, perencaan tugas

yang akan dilakukan secara baik, peran aktif karyawan dalam bekerja, dan

prioritas dalam meningkatkan kualitas kerja. Sehingga dapat dijelaskan dalam

(57)

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

D. Hipotesis

Pengertian hipotesis penelitian menurut Sugiyono (2009:96),

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori.

Dalam Zainuri (2011) menyimpulkan bahwa dilihat secara parsial

dengan uji T etika kerja Islam tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan di KJKS/UJKS wilayah kabupaten Pati.

Dalam Nurjanah (2008) menyimpulkan bahwa menurut hasil

perhitungan rank spearman menunjukkan terdapat hubungan positif dan

sangat signifikan antara budaya organisasi dan kinerja karyawan di Bank

DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat. Etika Kerja

Islami

Budaya Organisasi

(58)

Tabel 2.3 Hipotesis penelitian

H1 Etika kerja islami mempengaruhi kinerja

H2 Budaya organisasi mempengaruhi kinerja.

(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini mengunakan data lapangan atau data empiris. Data

empiris adalah data yang memakai sumber data primer melalui observasi

secara langsung. Penelitian scara empiris memberikan arti penting terhadap

analisis yang bersifat kuantitatif, sehingga langkah dan desain penelitian

tersebut dimulai dari perumusan hipotesis, perumusan masalah, pengukuran

variabel, pengumpulan data, pembuatan analisis, dan semua proses diakhiri

dengan penarikan kesimpulan.

B. Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan

kuantitatif. Menurut Azwar (2010: 5) pendekatan kuantitatif adalah

menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada

penelitian inferensial dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu

probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif

akan diperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau hubungan antar variabel

(60)

C. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Sragen Cabang Boyolali, Bank

Syariah Sragen Kantor Kas Gemolong, dan Bank Syariah Sragen Pusat.

2. Populasi dan Sampel

Menurut Bawono (2006: 28) Populasi adalah keseluruhan wilayang

obyek dan subyek penelitian ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik

kesimpulan oleh peneliti. Populasi pada penelitian ini sejumlah 80 orang

karyawan pada Bank Syariah Sragen. Sampel menurut Bawono (2006: 28)

adalah obyek atau subyek penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan

dari populasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampel

nonprobabilitas salah satu cirinya adalah pengambilan sampel cara kuota yang

tujuannya adalah mengambil sampel sebanyak jumlah tertentu yang dianggap

dapat merefleksikan populasi. Sampel yang digunakan dengan merujuk pada

rumus

s : Sampel P : Populasi

(61)

(dibulatkan menjadi 45 responden.)

D. Metode Pengambilan Data

Pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

sumber data primer, yaitu:

Kuesioner merupakan suatu bentuk instrumen pengumpulan data yang sangat

fleksibel dan relatif mudah digunakan. Data yang diperoleh lewat penggunaan

kuesioner adalah data yang dikategorikan sebagai data faktual.

E. Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini digunakan skala interval. Skala interval adalah alat

pengukur data yang dapat menghasilkan data yang memiliki rentang nilai yang

mempunyai makna, menghasilkan measurement yang memungkinkan

perhitungan rata-rata, deviasi standar, uji statistik parameter, korelasi, dsb.

Kategori skala terdiri dari lima (5) tingkatan untuk analisis, skor tersebut

terdiri dari 1 sampai 5, dengan kriteria sebagai berikut:

5 : Sangat Setuju

4 : Setuju

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 2.2 Aplikasi Kaidah Dasar Etika Islam dalam Aktivitas Bisnis
Gambar 2.1
Tabel 2.3 Hipotesis penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Gambaran konsep diri korban bullying : 1) Gambaran diri 4 partisipan yang mendapat komentar negative merasa rendah diri, minder dan menarik diri. Dan 3 partisipan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan bahasa melalui metode bermain kartu kata bergambar pada anak didik kelompok B TK LKMD I Nepen tahun pelajaran

TIK telah memberi pengaruh yang sangat besar dalam pembelajaran, selain menggeser makna pembelajaran, dan meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa, TIK

Karena itulah subyek penelitian ini diambil dari beberapa kabupaten di Bali yang masih memiliki peninggalan karya-karya desain pertamanan kerajaan, dengan teknik

The results obtained are artistic and cultural creativity to support the industry revolution 4.0 in Indonesia are quite a lot and varies that it is worthy to be developed.. Keywords:

Sehingga dengan adanya sistem informasi ini mahasiswa akan lebih mudah mendapatkan informasi mengengenai pendaftaran magang kerja dan mempermudah dalam proses mendaftarnya

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi (S.Akun) pada

Promosi selain bersifat memberitahu juga bersifat untuk membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan mengatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari