• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN AJAR 3D PAGEFLIP BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN AJAR 3D PAGEFLIP BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

411

BAHAN AJAR 3D PAGEFLIP BERBASIS

REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI

SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

, Jl. Perjuangan, Cirebon; tharyanti27@gmail.com

Abstrak. Representasi merupakan interpretasi yang dimiliki siswa untuk mengungkapkan dan menggambarkan suatu masalah ke dalam model matematika. Dalam penelitian ini, representasi dikaitkan dengan materi sistem persamaan linear dua variabel. Di era modernisasi ini, peneliti menggambungkan bahan ajar berbasis representasi pada materi sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan aplikasi yang sudah mulai digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu 3D Pageflip. 3D Pageflip adalah salah satu aplikasi yang menciptakan buku elektronik dengan efek 3 dimensi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan bahan ajar 3D Pageflip berbasis representasi pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana dalam pembahasannya akan mendeskripsikan hasil yang didapat dari data. Data diperoleh dari hasil angket (kuesioner) yang selanjutnya dideskripsikan berdasarkan hasil angket.

Kata Kunci : Representasi, Sistem Persamaan Linear dua Variabel, dan 3D Pageflip.

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada dalam kurikulum pendidikan Indonesia yang terdapat pada semua jenjang pendidikan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga tingkat sekolah menengah atas. Dalam pembelajaran matematika tentunya matematika memiliki tingkat kesulitan yang berbeda pada setiap jenjang pendidikan.

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah proses pembelajaran matematika adalah kemampuan representasi matematis. Seperti yang dikatakan oleh Misel (2016) bahwa kemampuan representasi merupakan salah satu kemampuan yang penting untuk dikembangkan dan

(2)

412 harus dimiliki oleh siswa. Kemampuan representasi merupakan pusat dari studi matematika sehingga siswa dapat membangun dan memperdalam konsep pemahaman matematis dan hubungannya dengan membuat, membandingkan, dan menggunakan representasi yang bermacam-macam. Pencantuman representasi sebagai komponen standar proses cukup beralasan karena untuk berpikir matematika dan mengomunikasikan ide-ide matematika, seseorang perlu mempresentasikannya dalam berbagai cara. Representasi yang dimunculkan oleh siswa merupakan ungkapan dari gagasan atau ide matematika yang ditampilkan siswa dalam upayanya untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapinya. Penggunaan representasi berbentuk simbol yang mendominasi membuat siswa membutuhkan alternatif lain yang dapat membantu mereka dalam memahami ide-ide yang akan dipelajari di mana sebagian besar ide-ide tersebut merupakan hal yang bersifat abstrak. Alternatif lain ini diandalkan lebih mudah untuk dipahami, dalam hal ini bisa berupa cerita kontekstual, tabel, grafik maupun gambar (Nursanti, dkk, 2014). Dari kedua pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa representasi matematis sangat penting untuk dikuasai oleh siswa khususnya dalam materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Dengan menguasai kemampuan representasi siswa dapat menyelesaikan soal-soal matematika yang terkait menuntut untuk mepresentasikan suatu masalah kedalam representasi lainnya.

Namun pada kenyataannya, kemampuan representasi matematis masih sangat rendah. Seperti apa yang telah didapatkan dalam studi awal penelitian ini. Peneliti telah memberikan beberapa soal mengenai materi yang akan diteliti yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Peneliti menemukan hambatan pada jawaban siswa atau yang disebut dengan learning obstacle. Adapun kesalahan yang sering terjadi yaitu kurangnya pemahaman siswa terhadap soal yang diberikan serta dalam menyelesaian masalah siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Selain itu, siswa hanya tertuju pada contoh soal yang diberikan oleh guru. Akibatnya, siswa tidak bisa berkembang dalam pemahamannya tentang materi dan tidak ada kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah. Dalam mengatasi masalah tersebut, perlu adanya perubahan dalam pembelajaran agar siswa lebih memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Salah satu cara untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan menggunakan bahan ajar yang dapat menarik siswa dalam kegiatan pembelajaran.

(3)

413 Salah satu bahan ajar yang menarik perhatian siswa adalah media pembelajaran. Berdasarkan jurnal Nursanti (2015) menjelaskan bahwa satu dari media pembelajaran yang menarik perhatian siswa yaitu media yang berkaitan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Seiring Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sangat pesat sehingga dapat mempermudah siswa dalam mencari materi pelajaran yang akan di pelajarinya, selain itu Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat digunakan sebagai bahan ajar seperti contohnya modul elektronik.

Menurut Suarsana ( dalam Fitri, dkk, 2017) menyatakan bahwa E-modul merupakan suatu modul yang dapat menampilkan gambar, video, audio, foto, animasi, kuis yang bersifat interaktif sehingga tercipta pembelajaran yang aktif. Sedangkan menurut Wiyoko ( dalam Fitri, dkk, 2017 ) mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar dengan melibatkan teknologi untuk mengemas materi yang akan diajarkan dapat menciptakan pembelajaran yang optimal. Software yang akan digunakan pada penelitian kali ini yaitu 3D pageflip, 3D pageflip adalah suatu Software yang dapat dimanfaatkan untuk membuat bahan ajar dengan efek 3 dimensi, aplikasi ini menjadi lebih menarik dengan ditambahkan animasi, gambar, video, audio-visul. Menurut Amalia ( dalam Fitri, dkk, 2017) 3D pageflip adalah suatu Software yang dapat di mafaatkan untuk membuat bahan ajar berbentuk e-book digital dengan efek 3 dimensi. Selanjutnya Salsabila (dalam Fitri, dkk, 2017) menyebutkan bahwa 3D pageflip merupakan salah satu jenis perangkat lunak komputer yang dapat membuat tampilan animasi sehingga mampu menciptakan media pembelajaran interaktif bagi anak.

METODE PENELITIAN

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian R & D (Research and Development), dimana proses dalam melakukan penelitian ini untuk mengembangkan suatu produk baru dari permasalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal SPLDV. Pada langkah pelaksanaannya, penelitian ini berpacu pada metode pengembangan menurut Borg and Gall. Dengan mempertimbangkan berbagai hal, penelitian ini hanya akan mengambil 7 tahapan dari 10 tahapan yang ada. Lahkah-langkah tersebut diantaranya penelitian dan pengumpulan data (Research and information collecting), perencanaan (planning), pengembangan draf produk (develop preliminary form of product), uji coba lapangan awal (preliminary field

(4)

414 testing), merevisi hasil uji coba (main product revision), uji coba lapangan (main field testing), penyempurnaan hasil produk hasil uji lapangan (operasional product revision).

Subjek pada penelitian ini adalah siswa SMP kelas 8 di salah satu SMP wilayah Cirebon. Sasaran penelitian ini adalah siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sesuai dengan ketentuan sekolah tersebut. Teknik pengumpulan dan analisis data dilakukan untuk mengetahui kualitas produk yang sudah dibuat. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan lembar validasi media. Keberhasilan produk yang sudah dibuat dilihat dari hasil pengamatan dan saran dari dua orang validasi ahli, observer dan siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk menyusun bahan ajar pada materi sistem persamaan linear dua variabel dengan mempertimbangkan learning obstacle dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya pada kemampuan representasi matematis siswa. Jumlah siswa yang dilibatkan dalam penelitian adalah 8 siswa kelas VIII sekolah menengah pertama (SMP) yang diambil secara acak.

Software 3D PageFlip Professional

3D Pageflip Professional versi 1.1.7 adalah sebuah alat converter yang membuat buku digital dengan halaman 3D. Software ini dapat membuat buku digital yang menarik dengan 3D Flash yang dapat dilihat dari berbagai posisi kemiringan seperti membaca buku cetak atau majalah yang dapat dilihat dari sudut dan posisi yang diinginkan. Software ini disebarkan dengan Try before-you-buy yang artinya software ini terdapat demo yang disediakan oleh pembuat software agar pengguna dapat mengetahui cara pakai dan hasil yang diperoleh.

Kelebihan dari media 3D Pageflip Professional Siagian (2014),ini antara lain: 1. Media flip book dapat diflip (bolak-balik) seperti buku yang sesungguhnya.

Saat membalik halaman maka terlihat bergerak seperti membalik buku, sehingga menimbulkan sensasi yang berbeda dan lebih menarik.

2. Dalam tiap halaman flip book disisipi animasi yang mendukung materi pembelajaran berupa video atau animasi flash.

(5)

415 3. E-book merupakan media belajar yang interaktif dalam penyampaian

informasi karena dapat menampilkan ilustrasi multimedia.

Adapun kelemahan dari media 3D Pageflip Professional ini adalah belum terbiasanya siswa membaca dengan menatap kilapan cahaya yang keluar dari monitor alat baca e-book akan melelahkan penglihatan bagi sebagian siswa. Adapun software lainpenunjangmodul digital, yaitu aplikasi adobe flash salah satu program pembuatan Animasi yang sangat handal. Kehandalan flash dibandingkan dengan program yang lain adalah dalam hal ukuran file dari hasil animasinya yang kecil. Untuk itu animasi yang dihasilkan oleh program flash banyak digunakan untuk membuat sebuah game. Animasi dibuat dengan membentuk serangkaian frame yang berisi grafik di dalam timeline. Keyframe adalah frame dimana terdapat perubahan yang spesifik didalam animasi. Sebuah movie flash dapat dibagi dalam berbagai scene. Biasanya suatu scene menampilkan suatu adegan. Pembagian movie ke dalam scene berguna untuk memudahkan dalam mengorganisasikan movie.

Representasi Matematis

Representasi memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran matematika dikarenakan siswa dapat mengembangkan dan memperdalam pemahaman akan konsep dan keterkaitan antar konsep matematika yang mereka miliki melalui membuat, membandingkan, dan menggunakan representasi. Bukan hanya baik untuk pemahaman siswa, representasi juga membantu siswa dalam mengkomunikasikan pemikiran mereka. Menurut NCTM (Mudzakir, 2006), menyatakan bahwa representasi merupakan salah satu kunci keterampilan komunikasi matematis. Menurut Zarkasyi (2015), Kemampuan representasi matematis adalah kemampuan menyajikan kembali notasi, simbol, tabel, gambar, grafik, diagram, persamaan atau ekspresi matematis lainnya ke dalam bentuk lain. Representasi matematis terdiri atas representasi visual, gambar, teks tertulis, persamaan atau ekspresi matematis. Effendi (2012), menyatakan kemampuan representasi matematis diperlukan siswa untuk menemukan dan membuat suatu alat atau cara berpikir dalam mengkomunikasikan gagasan matematis dari yang sifatnya abstak menuju konkret, sehingga lebih mudah untuk dipahami. Menurut NCTM (Mudzakir, 2006), kemampuan representasi matematis siswa dapat di ukur melalui indikator kemampuan representasi matematis.

(6)

416 Kemampuan representasi merupakan cara yang digunakan seseorang dalam mengemukakan jawaban atau gagasan matematis yang bersangkutan. Sejalan dengan pendapat Jones & Knuth (Surya, 2016), representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi. Hal ini diungkapkan pula oleh (Lestari, 2017), bahwa kemampuan representasi matematis adalah kemampuan menyajikan kembali notasi, simbol, tabel, gambar, grafik, diagram, persamaan atau ekspresi matematis lainnya kedalam bentuk lain. Dengan demikian, representasi matematis merupakan penterjemahan atau meyajikan kembali notasi, simbol, tabel, gambar, grafik, diagram, persamaan atau ekspresi matematis lainnya ke dalam bentuk lain agar muda dipahami dari yang sifatnya abstrak menuju konkret untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapinya.

Kemampuan representasi matematis diperlukan peserta didik untuk menemukan dan membuat cara berpikir dalam mengkomunikasikan gagasan matematis dari yang sifatnya abstrak menuju konkret sehingga lebih mudah dipahami. Representasi matematis terbagi menjadi empat yaitu representasi visual, representasi gambar, teks tertulis, persamaan atau ekspresi matematis. Adapun indikator kemampuan representasi matematis yang peneliti gunakan menurut Mudzakkir yang dimodifikasi oleh Lestari & Yudhanegara (2015), adalah sebagai berikut:

1. Menyajikan kembali data atau informasi dari suatu representasi ke representasi diagram, grafik, atau tabel.

2. Penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis.

3. Menulis langkah-langkah penyelesaian masalah matematis dengan kata-kata.

4. Menjawab soal dengan kata-kata atau teks tertulis.

Berdasarkan indikator di atas peneliti membuat instrumen dalam bentuk soal tes untuk mengetahui learning obstacle yang di alami siswa dalam proses pembelajaran. Berikut adalah instrument dari indikator representasi matematis:

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Tentukan nilai 3x + 2y dari Sistem Persamaan Linear berikut ?

(7)

417 . 1 1 1 5 1 1 = − = + y x y x

2. Tentukan grafik penyelesaian dari sistem persamaan dan ?

3. Lulu membeli 2 kg apel dan 3 kg jeruk dengan harga 57.000,00 sedangkan Ade membeli 3 kg apel dan 5 kg jeruk dengan harga Rp 90.000,00. Jika Noni hanya membeli 1 kg Apel dan 1 kg Jeruk, kemudian ia membayar dengan uang Rp 100.000,00, maka tentukan uang kembalian yang diterima Noni?

4. Nida dan Cica pergi ke toko buah bersama-sama. Nida membeli 2 kg buah salak dan 1 kg buah duku dengan harga Rp. 21.000,-. Sedangkan Cica membeli 2 kg buah Salak dan 2 kg buah duku dengan harga Rp. 38.000,-. Tentukan harga 1 kg buah salak dan 1 kg buah duku?

Learning Obstacle

Untuk menjawab soal-soal tersebut biasanya terdapat hambatan-hambatan yang dialami siswa yang disebabkan karena faktor dari dalam siswa maupun faktor dari luar siswa. Brousseau (Tamba, 2014), mengelompokkan leaning obstacle menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Didactical Obstacle adalah hambatan belajar yang diakibatkan karena kekeliruan penyajian, seperti bahan ajar yang dapat menimbulkan hambatan belajar.

2. Epistemological Obstacle adalah hambatan belajar yang akibatkan karena kurang lengkapnya pemahaman siswa tentang sebuah konsep.

3. Ontogenical Obstacle adalah hambatan belajar yang diakibatkan karena psikologis, dimana hambatan tersebut terjadi karena factor kesiapan mental siswa

Mengetahui hambatan/kesulitan belajar pada siswa sangatlah penting bagi guru agar mengetahui langkah apa yang harus diambil pada proses pembelajaran selanjutnya agar lebih optimal. Berikut adalah beberapa hambatan belajar dari soal yang yang kami berikan kepada 8 siswa kelas VIII SMP yang diambil secara acak;

(8)

418 Gambar 1. Analisis Learning Obstacle Nomer 1

Learning obstacle dari jawaban siswa di atas ditemukan pada variabel X dan Y, dimana siswa masih belum memahami soal yang diberikan. Dan belum memahami maksud dari variabel yang siswa tuliskan sendiri.

(9)

419 Learning obstacle dari jawaban siswa di atas ditemukan pada tahapan penyelesaian soal, siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Sedangkan dalam proses penulisan hal tersebut merupakan langkah awal dan sangat penting pada proses selanjutnya. Dan belum memahami soal yang diberikan, karena apa yang ditanyakan pada soal tersebut adalah pembuatan grafik.

Simpulan

Kemampuan representasi matematis diperlukan peserta didik untuk menemukan dan membuat cara berpikir dalam mengkomunikasikan gagasan matematis dari yang sifatnya abstrak menuju konkret sehingga lebih mudah dipahami.

Saran

Penulis ingin membantu siswa dalam memahami representasi matematis dengan membuat bahan ajar berbasis kemampuan representasi matematis pada materi system persamaan linear dua variabel.

Daftar Pustaka

Effendi. S. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta:LP3ES.

Fitri, H. (2017). Pengembangan E-Modul Menggunakan 3D Pageflip Professional Pada Materi Momentum dan Impuls SMA/MA Kelas XI. Jurnal Penelitian Universitas Jambi. ISSN 0852-8349

Lestari. K. E & Yudhanegara M. R. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama.

Misel. dan Suwangsih, E. (2016). Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa. Jurnal Metodi Didaktik Vol. 10; No. ; 2016; 27 – 36.

Mudzakkir, H. S. (2006). Strategi Pembelajaran “Think-Talk-Write” untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematika Beragam Siswa SMP. Tesis, Bandung: UPI. Bandung.

Nursanti, R. dkk. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Dalam Materi SPLDV. Vol. 04; No. 5.

(10)

420 Siagian, B.M., (2014). Pengembangan Multimedia Pembelajaran 3D Pageflip Profesional Pada Materi Larutan Elektrrolit dan Non Elektrolit Kelas X IPA SMA Islam Al-Falah Kota Jambi. Skripsi, Universitas Jambi, Jambi. Surya, E & Istiawati, S.N. (2016). Mathematical Representation Ability in

Private Class XI SMA YPI Dharma Budi Sidamanik. Jurnal Saung Guru 8(2):170-174.

Tamba, Kimura. Patar. (2014). Desain Didaktis Bahan Ajar Pertidaksamaan. Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Zarkasyi, W. (2015). Penelitian Pendidikan matematika. Bandung: PT.Revika

Gambar

Gambar 2. Analisis Learning Obstacle Nomer 2

Referensi

Dokumen terkait

This fact is strengthened by the theory in chapter II page 23. From the sentence above, the word of “anticipation” could be classified in noun derived from verb. The

Kepala Sekolah : Selain meningkatkan kegiatan belajar mengajar, kopetensi guru dan tenaga.. pendidikan, fasilitas dan perlengkapan pembelajaran,

Regresi logistik biner adalah suatu metode analisis data yang digunakan untuk mencari hubungan antar variabel respon (y) yang bertsifat biner atau dikotomus dengan variabel

beberapa jenis narkotika baru yang sebelumnya belum diatur dalam Verdovende Midellen Ordonantie. Pengaturan narkotika jenis baru tersebut tentu berdampak pada variasi formula

Demografis Masyarakat (lingkungan masyarakat dimasjid dan musholla). Masyarakat merupakan sarana pendidikan non formal. Pendiddikan non formal yang sangat relevan dalam

penduduk di suatu daerah akan membuat mereka mempunyai keterikatan dengan daerah tersebut karena terdapat cerita masa lalu tentang sejarah penduduk yang tinggal di daerah

Presiden tidak dapat dimakzulkan dalam masa jabatannya kecuali melanggar hal-hal yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 7A yang berbunyi: “Presiden dan/atau wakil

Kelebihan utama rancangan penelitian ini adalah apabila intervensi (eksposur) dialokasikan secara acak terhadap sampel yang cukup besar, penelitian ini mempunyai derajat