• Tidak ada hasil yang ditemukan

2015 PENERAPAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2015 PENERAPAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Tyrra Arismaya, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan nasional diharapkan menghasilkan manusia terdidik yang beriman, berakhlak (berkarakter), berbudi pekerti luhur, berilmu, berketerampilan, berkepribadian dan bertanggung jawab. Sesuai dengan Undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, dinyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Fungsi dan tujuan diatas, menunjukan bahwa pendidikan disetiap satuan pendidikan harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Permasalahannya adalah apakah pendidikan di masing-masing satuan pendidikan telah diselenggarakan dengan baik dan mecapai hasil yang seperti diharapkan. Karena secara empiris di Indonesia dirasakan masih belum meningkatnya mutu pendidikan secara signifikan. Untuk melihat mutu penyelenggaraan pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator. Seperti indikator bernuansa kuantitatif, seperti hasil Ujian Nasional, presentase kelulusan, angka drop out (DO), angka mengulang kelas, dan lain sebagainya. Disamping indikator kuantitatif, indikator mutuhasil pendidikan lainnya yang sangat penting untuk dicapai adalah indikator kualitatif yang meliputi, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis seta bertanggung jawab. Indikator kualitatif tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik.

(2)

Tyrra Arismaya, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berhasilnya suatu pendidikan karakter penting juga dalam rangka menyiapkan generasi penerus untuk mampu hidup dalam era globalisasi. Dalam era globalisasi itu seseorang memerlukan pengendali yang kuat supaya ia mampu memilih dan memilah nilai-nilai yang banyak sekali ditawarkan kepadanya.

Berdasarkan penelitian di Harvard University Amesia Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000) ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter termasuk karakter kewirausahaan peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Berkaitan dengan ketercapaian tujuan pendidikan nasional terutama yang mengarah kepada pembentukan karakter, pembentukan sikap dan perilaku wirausaha siswa selama ini belum dapat diketahuai secara pasti. Hal ini mengingat pengukurannya cenderung bersifat kualitatif dan belum ada standar nasional untuk menilainya.

Krisis multidimensi yang melanda Indonesia mengakibatkan budaya bangsa semakin memudar, yaitu terjadinya degradasi moral spiritual, semangat berusaha dan bekerja yang semakin melemah, krativitas yang semakin mengerdil dan menjurus kearah yang negatif. Melaui pengembangan individu diharapkan secara keseluruhan masyarakat akan mengalami self empowering untuk lebih kreatif dan inovatif. Kecendrungan terjadinya perubahan tidak dapat dihindari semua pihak, baik individu, kelompok masyarakat, bangsa, maupun negara, sehingga dituntut untuk lebih memfokuskan diri pada penyusunan rencana strategik dengan tujuan yang jauh kedepan agar siap menghadapi setiap perubahan. Realita yang ada, banyak lulusan pendidikan yang tidak mampu mengisi lowongan pekerjaan karena ketidakcocokan antara kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan yang dibutuhkan dunia kerja. Disamping itu penyerapan tenaga kerja oleh instansi pemerintah maupun swasta yang sangat terbatas, memberi dampak jumlah tingkat pengangguran yang tinggi dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai tingkat

(3)

Tyrra Arismaya, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengangguran terbuka di Indonesia per Februari 2014 mencapai 5,70% dari total angkatan kerja Indonesia yang mencapai 125,3 juta orang. Angka ini dinilai masih cukup tinggi bilan dibandingkan dengan jumlah pengangguran negara tetangga Malaysia yang mencapai 3,3% dan Singapura hanya 2,1%. Fenomena pengangguran di Indonesia yang masih tinggi ini cukup memprihatinkan dan berdampak pada perekonomian Indonesia.

Banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk terus mengurangi jumlah peengangguran, salah satunya adalah dengan program wirausaha. Pemerintah banyak memberikan sorotan bagi perkembangan wirausaha di Indonesia seperti, mengadakan seminar-seminar kewirausahaan, memberikan bantuan modal kepada calon wirausaha dan program-program lainnya yang bertujuan memajukan Usaha Kecil Menengah (UKM).

Menurut Deputi Sumber Daya Manusia Kemenkop, Prakoso Budi Susetyo dalam beritasatu.com menyatakan bahwa “sampai tahun 2013 jumlah wirausaha secara nasional sebesar 1,65 persen dari jumlah penduduk” (www.beritasatu.com). Namun jumlah tersebut belum memenuhi kuota dari ketentuan yang disyaratkan untuk disebut sebagai negara maju yakni minimal 2% dari total penduduk.

Pendapat diatas diperkuat oleh David McClelland seorang ilmuan dari Amerika Serikat dalam Gallyn (2011:3) menyatakan bahwa „suatu negara dapat dikatakan makmur apabila minimal harus memiliki jumlah entrepreneur atau wirausaha sebanyak 2% dari jumlah populasi penduduknya‟. Kebutuhan akan wirausahawan merupakan suatu peluang dan tantangan bagi generasi muda untuk memilih kewirausahaan sebagai karir dengan berwirausaha dalam rangka ikut membantu membangun perekonomian bangsa. Kewirausahaan memiliki arti yang penting bagi perekonomian suatu bangsa, bahkan disebut sebagai tulang punggung perekonomian (the backbone of economy) atau pengendali perekonomian bangsa.Wirausahawan diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi yang terjadi dalam lingkungan sosialnya dan pada akhirnya membantu perekonomian bangsa. Pentingnya berwirausaha diakui oleh

(4)

Tyrra Arismaya, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

World Bank, para wirausahawan dianggap mesin yang efisien untuk penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan jangka panjang.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membantu pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan pendidikan kewirausahaan sedini mungkin di dalam lingkup pendidikan. Program pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan keterampilan sebagai wirausaha.

Berdasarkan kenyataan yang ada, pendidikan kewirausahan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat. Banyak pendidik yang kurang memperhatikan penumbuhan karakter dan perilaku wirausaha peserta didik, baik di sekolah-sekolah kejuruan, maupun di pendidikan profesional. Orientasi yang umum ditemukan hanya pada menyiapkan tenaga kerja.

Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan Indonesia, apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya, pendidikan kewirausahaan di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai jenjang pendidikan menengah di Indonesia diharapkan mampu memberi ruang dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan. Dalam muatan Kurikulum 2013 terdapat sejumlah mata pelajaran yang diajarkan di sekolah menengah pertama, salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Tujuan dari pembelajaran IPS ini berorientasi kepada siswa melalui tiga aspek yaitu kongnitif, afektif dan psikomotor. Namun, realita yang sering kali ditemukan pembelajaran IPS hanya aspek kongnitif dan psikomotor yang dapat dicapai, tetapi aspek afektif masih kurang maksimal. Aspek afektif ini berkaitan dengan sikap, moral dan nilai yang harus dimiliki oleh peserta didik.

(5)

Tyrra Arismaya, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai yang saat ini menjadi fokus pencapaian pendidikan di semua jenjang adalah berupa karakter, salah satunya adalah nilai/karakter kewirausahaan. Dalam Kurikulum 2013 nilai/karakter kewirausahaan sudah dimuat didalamnya dan diintegrasikan dan dikembangkan lebih jauh di dalam setiap mata pelajaran, termasuk mata pelajaran IPS.

Peneliti melakukan observasi awal di SMP Muhammadiyah 6 Bandung yang terletak di Jl. Sukagalih Gg. H. Gozali No. 134 Telp. 2036179 Kelurahan Cipedes Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Observasi awal ini dilakukan peneliti pada saat melakukan tugas mengajar mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 6 Bandung dalam rangka mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang berlangsung dari Februari 2014 sampai dengan Mei 2014. Dari hasil pengamatan peneliti di kelas VIII-A SMP Muhammadiyah 6 Bandung, dapat ditemukan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan karakter siswa. Beberapa siswa ditemukan tidak disiplin, seperti datang terlambat, membuang sampah tidak pada tempatnya, berseragam dengan tidak rapih, tidak tepat waktu saat mengumpulkan tugas, sering kali ditemukan siswa yang tidak memakai sepatu yang telah ditentukan dalam tata tertib, bahkan memakai sandal saat mengikuti pembelajaran di kelas. Selain itu permasalahan lain seperti ketidakjujuran dalam mengerjakan tugas dan ulangan, kurang bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas piket, kurangnya kerjasama saat bekerja secara kelompok.

Permasalahan tersebut bila terus dibiarkan dikhawatirkan akan menjadi bibit kemerosotan karakter pada generasi yang akan datang. Munculnya permasalahan tersebut telah menjadi bukti bahwa pembelajaran IPS di kelas VIII-A SMP Muhammadiyah 6 Bandung belum secara maksimal menerapkan dan menerapkan karakter-karakter yang harus dimiliki siswa dalam setiap pembelajaran. Karakter merupakan “hiden curriculum” yang tentu saja kurang tepat bila diajarkan dan ditanamkan secara verbal dari guru ke siswa. Namun, karakter/nilai dapat diinternalisasikan dalam setiap pembelajaran dengan mengunakan berbagai pendekatan, metode dan media pembelajaran. Nilai/karakter juga dapat diinternalisasikan dengan cara pembiasaan serta teladan dari guru dan orang tua.

(6)

Tyrra Arismaya, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan karakter yang nampak di kelas VIII A SMP Muhammadiyah 6 Bandung adalah dengan cara menerapan nilai-nilai kewirausahaan dalam pembelajaran IPS. Adapun nilai-nilai dalam kewirausahaan yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPS seperti jujur, mandiri, kratif, inovatif, kepemimpinan, kerja sama, disiplin, tanggung jawab, ulet dan pantang menyerah. Dengan penerapan nilai-nilai kewirausahaan dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat mengubah sikap, tingkah laku dan kepribadian siswa menjadi lebih berkarakter.

Seperti yang telah disebutkan, penerapan nilai-nilai kewirausahaan kurang tepat apabila diajarkan secara verbal dari guru ke siswa, namun akan lebih bermakna bila diinternalisasikan kedalam pembelajaran melalui pendekatan, metode, model dan media pembelajaran yang tepat. Dalam penelitian ini, nilai-nilai kewirausahaan diterapkan melalui model pembelajaran berbasis proyek (project based learning).

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) cukup potensial untuk memenuhi tuntutan pembelajaran. Model pembelajaran berbasi proyek membantu siswa dalam belajar: (1) pengetahuan dan keterampilan yang kokoh dan bermakna-ganda (meaningfull-use) yang dibangun melalui tugas-tugas dan pekerjaan otentik; (2) memperluas pengetahuan melalui keontentikan kegiatan kurikuler yang terdukung oleh proses kegiatan belajar melakukan perencanaan (designing) atau investigasi yang open-ended, dengan hasil atau jawaban yang tidak ditetapkan sebelumnya oleh perspektif tertentu; (3) dalam proses membangun pengetahuan melalui pengalaman dunia nyata dan negosiasi kongnitif antarpersonal yang berlangsung di dalam suasana kerja kolaboratif (Sumiran, 2009:20). Berdasarkan penjelasan diatas, maka model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang tepat untuk menerapkan nilai-nilai kewirausahaan. Proyek yang dijalankan dalam rangka menerapkan nilai-nilai kewirausahaan pada penelitian ini adalah proyek pengubahan barang bekas menjadi sebuah produk yang memiliki nilai guna dan nilai jual. Dengan menerapkan nilai-nilai kewirausahaan melalui model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) dalam pembelajaran IPS,

(7)

Tyrra Arismaya, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan siswa dapat menunjukan perkembangan serta perubahan sikap, tingkah laku dan karakter yang menjadi permasalahan,

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di VIII A SMP Muhammadiyah 6 Bandung).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu “Bagaimana menerapkan nilai-nilai kewirausahaan melalui model pembelajaran berbasis proyek?”

Agar penelitian ini lebih terarah pada pokok permasalahan, maka peneliti jabarkan dalan beberapa sub-sub masalah sebagi berikut:

1. Bagaimana mendesain pembelajaran IPS yang menerapkan nilai-nilai kewirausahaan melalui model pembelajaran berbasis proyek pada siswa kelas VIII-A SMP Muhammadiyan 6 Bandung?

2. Bagaimana melaksanakan pembelajaran IPS yang menerapkan nilai-nilai kewirausahaan melalui model pembelajaran berbasis proyek pada siswa kelas VIII-A SMP Muhammadiyan 6 Bandung?

3. Bagaimana merefleksikan kendala pembelajaran IPS yang menerapkan nilai-nilai kewirausahaan melalui model pembelajaran berbasis proyek pada siswa kelas VIII-A SMP Muhammadiyan 6 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana koperasi sekolah dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk menerapkan nila-nilai kewirausahaan. Sedangkan secara khusus tujuan pnelitian ini adalah sebagai berikut:

(8)

Tyrra Arismaya, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengetahui desain pembelajaran IPS yang menerapkan nilai-nilai kewirausahaan melalui model pembelajaran berbasis proyek pada siswa kelas VIII-A SMP Muhammadiyan 6 Bandung.

2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPS yang menerapkan nilai-nilai kewirausahaan melalui model pembelajaran berbasis proyek pada siswa kelas VIII-A SMP Muhammadiyan 6 Bandung.

3. Mengetahui refleksi pembelajaran IPS yang menerapkan nilai-nilai kewirausahaan melalui model pembelajaran berbasis proyek pada siswa kelas VIII-A SMP Muhammadiyan 6 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bersifat teoritik dan praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Teoritik

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan pembelajaran IPS dengan menerapkan nilai-nilai kewirausahaan melalui model pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran IPS yang menerapkan nilai-nilai kewirausahaan sehingga dapat membantu proses pembentukan sikap dan perilaku siswa yang tidak lepas dari nilai-nilai kewirausahaan. Temuan-temuan penelitian juga dapat digunakan dalam pengembangan teoritis, atau untuk mengkaji konsep-konsep baru dalam pengembangan pembelajaran di sekolah menengah pertama, secara khusus pembelajaran IPS.

2. Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini berguna sebagai bahan dalam mengunakan koperasi sekolah sebagai model pembelajaran berbasis proyek untuk menerapkan nilai-nilai kewirausahan.

b. Bagi sekolah, penelitian ini berguna sebagai bahan umpan balik bagi pengembangan kurikulum SMP khususnya dalam pembelajaran IPS. Menambah referensi sekolah untuk menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran sehingga akan tercipta suasana belajar yang

(9)

Tyrra Arismaya, 2015

PENERAPAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tenang dan menyenangkan yang akan mendorong proses pembelajaran yang aktif, keratif, efektif dan bermakna. Memudahkan sekolah untuk menggali potensi bakat yang dimiliki siswa agar dapat dikembangkan untuk keberhasilan hidup di masa mendatang. Mengaktifkan kembali koperasi sekolah yang sebelumnya pasif. c. Bagi siswa, penelitian ini berguna sebagai pembentukan dan

penguatan karakter dan nilai-nilai kewirausahaan sebagi soft skill yang akan berguna di masa yang akan datang dalam setiap aspek kehidupan. Membantu siswa memahami arti penting koperasi dalam perekonomian Indonesia.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti membagi kedalam unsur-unsur sebagai berikut: Bab I yaitu pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. Bab II yaitu kajian teori terdiri atas kajian teori yang digunakan sebagai dasar penelitian untuk membahas fokus masalah yang diteliti. Bab III yaitu metode penelitian yang terdiri atas metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, sumber dan teknik pengolahan data. Bab IV mengenai pembahasan yang terdiri atas hasil penelitian, dokumen-dokumen yang didapat dari lapangan, dan dilanjutkan dengan analisis pembahasan hasil temuan. Bab V yaitu penutup berisi simpulan dan rekomendasi yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah di bahas.

Referensi

Dokumen terkait

Results of this study found that parenting styles practiced by parents according to the students' perception is authoritative style followed by style

Fungsi daya tahan pada peubah status pernikahan menunjukkan bahwa debitur dengan status duda atau janda merupakan debitur yang paling cepat untuk menjadi gagal

Menjadi rahmat bagi seluruh alam juga berarti menjunjung tinggi harkat seluruh makhluk. Pengrusakan terhadap alam dan tindak kekerasan terhadap manusia adalah paradoks

Organizational Psychology: bidang psikologi yg menggabungkan hasil penelitian dlm bidang Psi sosial dan perilaku organisasi untuk diterapkan pada sisi emosional dan

Informasi yang diperlukan diantaranya: (1) jenis penyakit, penyakit apa yang diderita oleh responden akibat menghirup udara yang telah terkontaminasi dan apakah penyakit

Nilai tambah pengolahan limbah ternak sapi menjadi pupuk cair diperoleh dari pengurangan jumlah nilai produk sebesar RP.10.000,- harga bahan baku sebesar Rp.. 0,- dan

Meskipun penelitian sebelumnya oleh Ni Ketut Leli Aryani (2003) memproksikan Net Profit Margin sebagai indikator aspek manajemen, namun kemungkinan besar akan

Pembukaan akses yang menghubungkan Kota Jantho, dengan wilayah belakangnya Lamno dan Keumala akan meningkatkan interaksi ke tiga wilayah karena akses tersebut dapat