i
HUBUNGAN ANTARA AKHLAK ORANG TUA DENGAN SIKAP TAWADHUK SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2015
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun oleh
MUTOHAROH 114 12 025
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
vii
MOTTO
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ةدابعنا ريثك نم ريخ مهعنا ميهق
(
ىناربطنا هاور
)
Artinya : ―Ilmu yang sedikit, lebih baik dari pada ibadah yang banyak‖. (HR.
Thabrani)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku ( Ibu Riyatun dan Bapak Maf’ul) yang telah mendidik
dan memberikan dorongan baik material maupun spiritual. Terima kasih atas segalanya.
2. Suamiku tercinta, Romli dan anakku, Naja dan Rif’at yang sangat berarti
dalam hidupku.
3. Adik-adikku, Latif, Maghfi, dan Tafsir, yang telah memberiku semangat. 4. Kepada teman-temanku, yang telah memberikan semangat dan dorongan
ix
KATA PENGANTAR
ميحرنا نمحرنا الله مسب
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini
adalah ―HUBUNGAN ANTARA AKHLAK ORANG TUA DENGAN SIKAP
TAWADHUK SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF
PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2015‖
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga
4. Ibu Dr. Muna Erawati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak
x
5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Progdi PAI IAIN
Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan
kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril
maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.
7. Bapak Drs. Abdul Basid, M.Pd.I Selaku Kepala Sekolah MI Ma’arif Pulutan
yang telah memberikan izin, masukan dan bantuan untuk melakukan penelitian.
8. Bapak Drs. H. Nasafi, M.Pd.I yang telah memberikan motivasi dan dukungan
dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Guru MI Ma’arif Pulutan yang telahmemberikan keterangan,
meluangkan waktunya dan melancarkan terselesaikannya skripsi ini.
10. Seluruh Siswa siswi MI Ma’arif Pulutan selaku responden yang berkenan
membantu penulis dalam melakukan penelitian dalam hal pengisian angket dengan baik.
11. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu
memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam
xii ABSTRAK
Mutoharoh, 2015. (Hubungan antara Akhlak Orang Tua dengan Sikap
Tawadhuk Siswa Kelas V MI Ma’arif Pulutan Tahun 2015).
Skripsi, jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Muna Erawati, M. Si.
Kata Kunci: Pendidikan ahklak, Sikap tawadhuk
Pendidikan akhlak merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena akhlak kelak yang akan membentuk kepribadian seorang anak, demikian juga sikap tawadhuk seorang anak dapat terbentuk karena adanya pendidikan akhlak, baik yang diberikan oleh orang tuanya di rumah maupun pendidikan akhlak yang diberikan di sekolah. Pendidikan akhlak tidak hanya berupa materi akhlak saja tetapi yang lebih penting adalah contoh perilaku dari orang-orang terdekat seorang anak. Berkaitan dengan hal tersebut untuk membentuk sikap anak yang baik, sebagai orang tua dan sebagai seorang guru harus bisa memberikan contoh yang baik pula.
Berangkat dari hal tersebut, maka pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini yang pertama bagaimana akhlak orang tua siswa kelas V MI
Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015? Kedua bagaimana
sikap tawadhuk siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015? Ketiga adakah hubungan yang signifikan antara akhlak
orang tua dengan sikap tawadhuk siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Jumlah populasinya adalah 353 dengan sampel sebanyak 40 responden. Pengambilan sampel dengan metode proportional random sampling. Adapun penelitian dilakukan pada tanggal 5 – 26 0ktober 2015.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didapat beberapa temuan
yaitu : (1) akhlak orang tua siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga tahun 2015 termasuk dalam kategori tinggi didukung dengan 24 responden (60%) menjawab pada kategori tinggi, 16 responden (40%) menjawab dalam kategori sangat tinggi, menjawab sedang dan rendah (0%). (2) sikap
tawadhuk siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
tahun 2015, berada pada kategori tinggi, dibuktikan dengan 31 responden (77,5%) berada pada kategori tinggi, 9 responden (22,5%) menjawab dalam kategori sangat tinggi, menjawab sedang dan rendah (0%). (3) ada hubungan yang signifikan antara akhlak orang tua dengan sikap tawadhuk siswa kelas V MI
Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015, dibuktikan dengan
hasil perhitungan korelasi product moment yaitu rhitung sebesar 0,408 berada di
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN BERLOGO ... ii
HALAMAN DEKLARASI ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
xiv
C. Penelitian-Penelitian yang Relevan ... 24
D. Hubungan Akhlak Orang Tua Dengan Sikap Tawadhuk Siswa ... 25
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 27
xv BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 54 B. Saran ... 54 C. Penutup ... 55
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kisi-kisi angket akhlak orang tua ... 13
Tabel 1.2 Kisi-kisi angket sikap tawadhuk siswa ... 13
Tabel 3.1 Keadaan guru MI Ma’arif Pulutan ... 30
Tabel 4.3 Tabel kategori skor variabel akhlak orang tua beserta .. frekuensi respondennya ... 39
Tabel 4.4 Tabel kategori skor, frekuensi dan presentase hasil angket akhlak orang tua ... 44
Tabel 4.5 Daftar analisis hasil jawaban angket sikap tawadhuk siswa ... 42
Tabel 4.6 Tabel interval dan kategori skor sikap tawadhuk siswa . 44 Tabel 4.7 Tabel kategori skor angket variabel sikap tawadhuk siswa beserta frekuensi respondennya ... 45
xvii
Tabel 4.9 Tabel koefisien hubungan akhlak orang tua dengan
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian (balasan) Lampiran 5 Angket Penelitian
Lampiran 6 Jawaban angket Variabel I Lampiran 7 Jawaban angket Variabel II Lampiran 8 Dokumentasi
Lampiran 9 Pernyataan Publikasi Skripsi
1 lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Penyimpangan
tersebut beragam, baik dari anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Penyimpangan dapat ditunjukkan dari atau perilaku seseorang terhadap
orang lain. Sikap atau perilaku seseorang terhadap orang lain yang tidak baik bahkan sampai merugikan orang lain itulah yang dinamakan penyimpangan.
Sikap atau perilaku sering disebut dengan akhlak. Akhlak yang baik yang dimiliki seseorang akan menjadikan seseorang itu lebih mulia dimata
orang lain maupun di hadapan Allah SWT. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan sanadnya dari
Abu Hurairah r.a. :
اقهخ مهنسحا ان اميا نينمؤمنا ممكا
Artinya : ―Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling mulia akhlaknya.”(HR. Imam Ahmad bin Hanbal, no 10829).
Akhlak seseorang dapat dicontoh bahkan ditiru oleh orang lain. Seorang anak di dalam keluarga pada umumnya mencontoh atau meniru akhlak dari orang tuanya atau siapa saja yang ada dalam keluarga tersebut.
2 raga, jiwa mereka bersatu dalam ikatan keabadian, tidak seorangpun dapat mencerai beraikannya. Ikatan itu dalam bentuk hubungan emosional antara
anak dan orang tua yang tercermin dalam perilaku (Djamarah, 2004: 27). Jadi peran orang tua untuk membentuk akhlak anaknya sangatlah besar,
orang yang terdekat dengan seorang anak adalah orang tua bahkan pendidikan yang pertama kali diterima oleh anak adalah pendidikan dari orang tua.
Dalam kehidupan sehari-hari waktu yang dilalui oleh anak lebih banyak di lingkungan keluarga dari pada waktu yang dilalui anak ketika di
sekolah. Dapat di simpulkan bahwa pedidikan akhlak yang diperoleh anak lebih banyak di lingkungan keluarga dari pada di sekolah. Orang tua lebih mendominasi pembentukan akhlak meskipun banyak faktor lain yang
mempengaruhinya.
Fenomena sekarang ini banyak di jumpai anak yang berani kepada
orang tuanya, sering kali anak membantah perintah orang tua, bahkan ketika di sekolah sikap anak terhadap guru juga banyak yang menunjukkan sikap yang kurang sopan. Banyak juga siswa yang mengabaikan perintah
guru, padahal guru adalah orang tua ketika di sekolah. Jadi apa yang disampaikan guru ketika di sekolah harus ditaati oleh siswanya.
Sebagai orang tua, siapapun itu dari golongan apapun itu pasti menginginkan memiliki anak yang mempunyai akhlak yang baik, yang selalu mematuhi perkataan orang tua serta memiliki sikap rendah hati
3 diinginkan orang tua agar sikap tersebut dimiliki oleh anak-anaknya. Tawadhuk dapat diartikan merendahkan diri dan berlaku hormat kepada
siapa saja (Supiana, 2003 : 231). Dalam pengertian yang lain dijelaskan oleh Ilyas, bahwa tawadhuk adalah rendah hati, lawan dari sombong dan
takabur (2005 : 123).
Firman Allah dalam surat Al Furqon ayat 63:
Artinya : “Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka ( dengan kata-kata yang menghina) mereka mengucapkan salam‖ .
Di dalam ayat ini Allah mengajarkan agar kita memiliki sifat rendah
hati. Sifat rendah hati ini harus diwujudkan dalam setiap perilaku kita, baik terhadap diri kita sendiri, terhadap Allah, maupun terhadap orang lain.
Seorang muslim yang memiliki sifat rendah hati akan mendapatkan keridhaan Allah baik di dunia maupan di akhirat.
Sikap rendah hati dapat terlihat pada seseorang dari tingkah lakunya
dalam kehidupan sehari-hari. Dari sini akan terlihat sifat dan sikap kesederhanaan, jauh dari keangkuhan, langkahnya pasti, dan tampil dengan
jati diri yang dimilikinya. Anak yang rendah hati tidak suka menirukan gaya orang lain. Apalagi gaya orang itu tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Anak yang rendah hati selalu ingin menjadi dirinya sendiri sesuai
4 Dengan sikap rendah hati atau sikap tawadhuk yang dimiliki seorang anak akan selalu membawa kebaikan pada dirinya sendiri. Mereka akan
banyak disenangi oleh teman bermainnya, disenangi oleh gurunya dan bisa menjadi kebanggaan orang tuanya. Anak yang bisa memiliki sifat itu
hidupnya akan merasa damai, karena merasa tidak memiliki musuh dalam kehidupannya.
Tidak semua anak memiliki sikap tawadhuk atau rendah hati, karena
tidak mudah memiliki sifat tawadhuk, sifat tawadhuk harus dilatih sejak kecil, disini peran keluarga sangat penting terutama orang tua. Orang tualah
yang pertama membentuk karakter anak, anak ketika lahir bagaikan kertas putih tergantung orang tuanyalah anak mau dibentuk seperti apa. Jika sejak dini anak diberikan pendidikan yang baik sesuai dengan ajaran agama
Islam maka sampai besar anak akan memiliki sifat baik pula.
Tetapi realita yang kita hadapi sekarang ini banyak sekali kita jumpai
anak yang berani kepada orang tua, siswa tidak taat kepada gurunya, tidak menghargai orang lain, yang muda tidak lagi hormat kepada yang lebih tua, serta masih banyak lagi sikap-sikap yang tidak mencerminkan sikap
ketawadhukan.
Akibat dari perilaku atau sikap yang tidak tawadhuk akan berpengaruh
pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Anak tidak lagi mendapat penghargaan atau kehormatan dari orang lain, kasih sayang orang tua akan berkurang, jika anak berada di sekolah akan mengurangi nilai mata
5 Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan dengan harapan dapat mengetahui
ada tidaknya hubungan akhlak orang tua terhadap sikap tawadhuk anak. dapat dirumuskan pokok masalah pada penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana akhlak orang tua siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015 ?
2. Bagaimana sikap tawadhuk siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015 ?
3. Adakah hubungan akhlak orang tua terhadap sikap tawadhuk siswa
kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota
Salatiga tahun 2015 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui akhlak orang tua siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah
6 2. Untuk mengetahui sikap tawadhuk siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015.
3. Untuk mengetahui hubungan akhlak orang tua dengan sikap tawadhuk
siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Darmawan, 2013 : 120). Hipotesis ini bisa diterima jika
faktanya menunjukkan kebenaran dan bisa salah jika faktanya tidak menunjukkan kebenaran. Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam
penelitian ini adalah, ―ada hubungan positif antara akhlak orang tua
terhadap sikap tawadhuk siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015‖.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat teoretis yang dapat disampaikan oleh penulis adalah
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikam wawasan
7 2. Manfaat praktis yang dapat disampaikan oleh penulis adalah
a. Bagi orang tua
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan orang tua siswa dapat meningkatkan atau memperbaiki akhlak atau tingkah lakunya
dalam kehidupan sehari-hari untuk kebaikan masa depan anaknya, karena orang tua sebagai teladan bagi anak-anaknya.
b. Bagi guru
Guru adalah orang tua anak ketika di sekolah, maka dari itu diharapkan guru dapat menunjukkan sikap atau akhlak yang baik
kepada siswanya. c. Bagi siswa
Diharapkan dengan penelitian ini siswa dapat memahami sikap
tawadhuk serta dapat menanamkan sikap tawadhuk dalam dirinya sendiri dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Bagi sekolah
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang akhlak yang baik serta sikap tawadhuk anak agar dapat
diwujudkan dalam suatu lembaga pendidikan berhasil dalam membentuk sikap anak yang baik dan rendah hati.
F. Definisi Operasional
8 1. Akhlak orang tua
Akhlak atau khuluq secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat
istiadat, perangai, muru’ah atau segala sesuatu yang sudah menjadi
tabi’at. Sedangkan menurut istilah dapat merujuk pada berbagai
pendapat para pakar di bidang ini, seperti dikemukakan oleh Ibn Miskawaih (Nata, 2002 : 3) sebagai pakar bidang akhlak terkemuka mengatakan bahwa akhlak adalah :
تيورلاو ركفريغ نم اهناعفا ىنااهن تيعاد سفنهن لاح
Artinya: ―Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.‖
Orang tua adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua
(cerdik, pandai, ahli dan sebagainya), orang yang dihormati di kampong (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1984 : 688). Sedangkan menurut Ahmadi, orang tua adalah orang yang telah menjadi perantara kehadiran
kita di dunia (Ahmadi, 2004 :171).
Adapun indikator akhlak orang tua adalah : 1) Akhlak dalam keluarga (Ilyas, 2007 : 147).
2) Akhlak terhadap kerabat (Salamulloh, 2008 : 25). 3) Akhlak terhadap tetangga (Salamulloh, 2008 : 73).
4) Akhlak bertamu dan menerima tamu (Salamulloh, 2008 : 199). 2. Sikap Tawadhuk Siswa
9 Tawadhuk dapat diartikan merendahkan diri dan berlaku hormat kepada siapa saja (Supiana, 2003 : 231). Dalam pengertian lain yang dijelaskan
Ilyas, bahwa tawadhuk adalah rendah hati, lawan dari sombong dan takabur (2005 : 123). Sedangkan menurut Hasyim tawadhuk adalah
akhlak mulia, perangai terpuji,tabiat serta sifatyang baik (Hasyim, 2005 :568).
Adapun indikator sikap tawadhuk siswa adalah : 1) Tidak menonjolkan diri dari orang lain. 2) Bergaul dengan orang awam dengan ramah.
3) Mau mengunjungi orang lain yang lebih rendah statusnya. 4) Mau duduk-duduk bersama fakir miskin.
5) Tidak makan minum dengan berlebihan (Ilyas, 2005 : 124).
G. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan infomasi mengenai berbagai hal yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti (Darmawan, 2013 : 127). 1. Pendekatan dan Rancangan penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik obyek melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel
orang-orang atas penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survey untuk menentukan frekuensi dan prosentase tanggapan
10 a. Melakukan observasi awal terhadap kondisi riil obyek penelitian b. Menyiapkan fasilitas pendukung berupa angket
c. Melaksanakan penelitian
d. Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Adapun waktu penelitiannya sejak
diajukannya proposal sampai selesai. 3. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas (Darmawan, 2003 : 137). Dari
pengertian tersebut dapat peneliti sebutkan bahwa adalah seluruh individu dalam wilayah penelitian, yang nantinya akan dikenai
hasil penelitian. Jumlah populasi sebanyak 353 siswa. b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi (Darmawan, 2003 :
138). Berdasarkan pengertian tersebut peneliti mengatakan sampel sebagai sejumlah individu yang jumlahnya bisa sama atau kurang
dari populasi, yang merupakan wakil dari keseluruhan subyek penelitian.
Pengambilan sampelnya sebagaimana berdasarkan pada
11
sebagai berikut : ―Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila
subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga
penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25 % atau
lebih‖.
Pada penelitian ini, peneliti mengambil teknik proposional stratifield random sampling dengan cara diundi. Dikarenakan siswa
Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang dianggap bisa mengisi dan memberi jawaban soal-soal pada angket yang nantinya akan diajukan oleh
peneliti adalah siswa kelas IV, V dan VI, maka yang diundi hanya kelas tersebut. Adapun hasil undian tersebut jatuh pada kelas V. kelas V terdapat 2 kelas, kelas V A terdiri dari 20 siswa dan kelas V
B terdiri dari 20 siswa, jadi jumlah seluruhnya adalah 40 siswa. 4. Metode Pengumpulan Data
Untuk keperluan pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik atau metode sebagai berikut ;
a. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dipakai untuk mengetahui data yang dapat dilihat secara langsung.
Cara ini sangat efisien dalam penggunaan waktu, tenaga dan biaya, karena cukup melihat catatan yang ada. Dokumentasi berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
12 untuk mencari data tentang gambaran umum di Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, meliputi
sejarah, visi, misi, keadaan siswa, maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini.
a. Angket
Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut
responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis (Arikunto, 2005 : 101). Ada dua angket yang peneliti persiapkan,
yaitu angket tentang akhlak orang tua dan angket tentang sikap tawadhuk siswa.
Angket tentang akhlak orang tua mengungkap tentang akhlak
dalam keluarga, akhlak tarhadap kerabat, akhlak terhadap tetangga serta akhlak bertamu dan menerima tamu. Sedangkan sikap
tawadhuk siswa mengungkap perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Ada empat indikator keperilakuan yang memadai akhlak orang tua dan sikap tawadhuk siswa yaitu ; sangat sesuai
(SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS) dan tidak sesuai (TS). Skala linkert skoring adalah: SS = 4, S = 3, KS = 2 dan TS = 1. Jumlah
13 Tabel 1.1
Kisi-kisi angket akhlak orang tua adalah sebagai berikut:
No Indikator keprilakuan Aitem Jumlah/
Total
Kisi-kisi angket sikap tawadhuk siswa sebagai berikut :
No Indikator keprilakuan Aitem Jumlah/
Total 1 Tidak menonjolkan diri kepada orang
lain
1 , 2 , 3 3
2 Bergaul dengan orang awam dengan ramah
4 , 5 , 6 3
3 Mau mengunjungi orang lain yang lebih rendah statusnya
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisa data tersebut sehingga mengandung arti atau dapat diambil suatu kesimpulan akhir dari hasil penelitian yang dilakukan. Dalam menganalisis data pokok dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik statistik kolerasi product moment dengan rumus sebagai berikut : a. Analisis Persentase
14 Keterangan:
P : Persentase skor F : Frekuensi
N : Jumlah responden
b. Untuk mengetahui hubungan dua variabel tersebut yaitu untuk
mengetahui akhlak orang tua dan sikap tawadhuk anak digunakan rumus product moment.
Rumus product moment :
Keterangan :
rxy : Koefisien kolerasi antara x dan y
Ʃx : Jumlah skor total variabel x
Ʃy : Jumlah skor total variabel y
x2 : Kuadrat x
y2 : Kuadrat y
15 H. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti
uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian :
BAB I : Pendahuluan, pemaparannya meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian,analisis data dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Landasan teori, dalam bab ini penulis akan menyajikan analisis
teori.
BAB III : Hasil penelitian, gambaran umum lokasi, subyek penelitian dan penyajian data.
BAB IV : dalam bab ini berisi tentang analisis data yang terkumpul. BAB V : meliputi tentang kesimpulan dan saran-saran.
16
istiadat, perangai, muru’ahatau segala sesuatu yang sudah menjadi tabi’at. Sedangkan menurut istilah dapat merujuk pada berbagai pendapat para pakar di bidang ini, seperti dikemukakan oleh Ibnu Miskawaih (Nata, 2002
: 3) sebagai pakar bidang akhlak terkemuka mengatakan bahwa akhlak adalah :
تيورلاوركف ريغ نم اهناعفا ىنا اهن تيعاد سفنهن لاح
Artinya : “sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untukmelakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. “
Orang tua ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua (cerdik, pandai,
ahli), orang yang dihormati di kampong (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1982 :688). Sedangkan menurut Ahmadi, Orang tua adalah
orang yang telah menjadi perantara kehadiran kita di dunia. Melalui orang tualah Allah menciptakan dan menumbuhkan manusia (Ahmadi, 2004 : 171)
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak orang tua adalah suatu hal yang memiliki nilai positif yang dapat ditiru
17 Orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak. Secara tidak langsung apa yang dilakukan orang tua baik itu tindak tanduk, sopan
santun, disadari atau tidak akan dilihat dan dicermati oleh anaknya. Bahkan bentuk perkataan maupun perbuatannya akan senantiasa tertanam
dalam kepribadian anak.
Akhlak atau perilaku orang tua menjadi faktor penting dalam menentukan baik buruknya perilaku anak. Jika orang tua memiliki akhlak
yang baik seperti jujur, sopan, lemah lembut, penuh kasih sayang kepada anaknya maka secara tidak langsung anak akan meniru perilaku yang
Menurut Mansur, kebahagiaan seseorang tidak akan tercapai tanpa
akhlak terpuji. Dengan kata lain bahwa akhlak terpuji pada seseorang dapat berfungsi mengantarkan manusia untuk mencapai kesenangan,
keselamatan, dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Adapun akhlak terpuji adalah akhlak yang disukai atau dicintai oleh Allah yakni tidak mengandung kemaksiatan. Dapat dikatakan akhlak terpuji yakni
18
3.
Klasifikasi AkhlakSeperti dikatakan oleh Sayid Usman dalam bukunya (Mansur, 2005 :
238) akhlak manusia terdiri atas akhlak yang baik (akhlaq al-mahmudah) dan akhlak yang tercela (al-akhlaq al-mazmumah), sehingga harus diperhatikan baik sejak mau tidur hingga bangun dari tidurnya,
sejak bangun tidur sampai akan tidur kembali. Jadi akhlak seseorang itu dapat digolongkan menjadi dua katagori.
a. Terpuji (al-akhlaq al-mahmudah)
Akhlak terpuji atau al-akhlaq al-mahmudah maksudnya adalah perbuatan-perbuatan baik yang datang dari sifat-sifat batin yang ada
dalam hati menurut syara’. Sifat-sifat itu biasanya di sandang oleh
para Rosul, anbiya, aulia dan oranng-orang salih. Dadapun
syarat-syarat diterima tiap amal salih itu dilandasi dengan sifat-sifat terpuji juga antara lain sebagai berikut:
1) Ikhlas, artinya beramal karena Allah.
2) Wara’, artinya meninggalkan setiap yang haram atau yang ada
subhatnya.
3) Zuhud, artinya meninggalkan tamak dan meninggalkan yang
bagus-bagus dari kelezatan dunia baik berupa makanan, pakaian, rumah dan lain-lain (Mansur,2005 : 239)
Sedangkan akhlak terpuji yang lain adalah: 1) Adil.
19 3) Memberi kepada sanak famili apa yang mereka butuhkan.
4) Meninggalkan perbuatan-perbuatan keji.
5) Menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan mungkar. 6) Meninggalkan perbuatan dosa.
7) Memenuhi janji-janji Allah yang meliputi iman kepada-Nya,
mengikuti ajara-ajaran-Nya, konsisten dengan-Nya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan, serta menahan diri
untuk tidak melakukan sesuatu yang menghilangkan keimanannya.
8) Tidak menggunakan pernyataan keimanan sebagai alat untuk
melakukan kecurangan, kezaliman atau untuk mendorong orang lain mengikuti kebatilan dan meninggalkan kebenaran. 9) Menjaga iman agar tidak tergadai hanya karena harta dan dunia
yang tidak berarti (Mahmud, 2004 ; 197-198). b. Tercela (al-akhlaq al-mazmumah)
Sifat-sifat tercela atau keji atau al-akhlaq al-mazmumah
menurut syara’ dibenci Allah dan Rosul-Nya yaitu sifat-sifat ahli
maksiat pada Allah. Sifat-sifat sebagai sebab tidak diterimanya amalan-amalan manusia, antara lain:
1) Ujub, yakni melihat kebagusan dan kebajikan diri sendiri
dengan ajaib hingga dia memuji akan dirinya sendiri.
2) Takabur, yakni membesarkan diri atas yang lain dengan
20
3) Riya’, yakni beramal dengan tujuan ingin mendapatkan pangkat,
harta, nama, pujian, sebagai lawan dari ikhlas.
4) Hasad, yakni dengki, suka harta dunia baik halal maupun
haram, lawan dari wara’ dan zuhud. Akhlak tercela lainnya
adalah mengumpat, main judi, mencuri, mendengar bunyi-bunyian yang haram, melihat sesuatu yang haram (Mansur, 2005 : 240).
4. Tanggung Jawab Orang Tua
Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan
berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya (Daradjat, 2011 : 35). Dari ungkapan tersebut orang tua adalah sebagai penanggung jawab atas pendidikan anaknya. Sejak anak lahir ibunyalah yang selalu ada di
sampingnya. Oleh karena itu anak akan meniru perangai ibunya, seorang anak akan lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalan tugasnya
dengan baik. Orang tua bukan hanya ibu saja, ayah juga memiliki peran yang sangat penting, selain tugas ayang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ayah juga sebagai pemimpin dalam sebuah keluarga.
Sebagai seorang pemimpin, ayah harus bisa memberikan contoh kepada keluarganya terutama anak-anaknya bagaimana menjadi pemimpin yang
21 a. Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling
sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan
dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia.
b. Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmani maupun
rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dangan filsafat hidup dan
agama yang dianutnya.
c. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak
memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.
d. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan
pandangan dan tujuan hidup muslim (Djamarah, 2004 : 86)
Orang tua yang bijaksana adalah orang tua yang bisa menumbuhkan
perasaan senang, gembira, bahagia, kasih sayang, dan sebagainya kepada anak. Sedangkan perasaan sedih, cemas, takut, marah dan sebagainya sebaiknya tidak dimunculkan orang tua di hadapan anak upaya
membangun hubungan baik dengan anak. Sedangkan sikap permusuhan, penghinaan, kebencian, penghardikan dan sebagainya harus dihapus dalam
22 B. Sikap Tawadhuk Siswa
1. Pengertian
Sikap atau perilaku menurut W.J.S. poerwodarminto adalah tingkah laku, kelakuan, perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan
sehari-hari (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1984: 187). Tawadhuk berasal dari kata wa-dha’a. ia berarti merendahkan diri atau menempatkan dirinya pada posisi lebih rendah dari yang semestinya dimiliki. Sikap
tawadhuk ditunjukkan oleh seseorang atas sesuatu yang berhubungan dengan dirinya, hingga batas-batas yang tidak merendahkan martabatnya
(Wahid, 2004 : 108). Menurut Umar Hasyim tawadhuk adalah akhlak mulia, perangai terpuji, tabiat serta sifat yang baik (Hasyim, 2005 : 568)
Dengan demikian dapat penulis tarik kesimpulan bahwa sikap
tawadhuk adalah perbuatan atau sikap merendahkan diri dan berlaku hormat kepada siapa saja yang ditujukkan dalam ucapan, sikap dan
tindakan dalam berinteraksi dengan orang lain. 2. Keutamaan Tawadhuk
Apabila seseorang memiliki sikap tawadhuk maka dalam
kehidupannya ia akan merasakan ketenangan dalam jiwanya, karena sikap tawadhuk adalah sifat terpuji yang banyak disenangi oleh orang banyak.
23
Artinya : ”Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan
kata-kata yang menghina) mereka mengucap salam” (QS. Al
-Furqon ayat 63).
Dalam ayat ini mengajarkan kepada manusia agar senantiasa memiliki
sifat rendah hati kepada siapapun baik itu rendah hati kepada Allah SWT, maupan kepada manusia lainnya. Karena seorang muslim yang memiliki
sifat rendah hati akan mendapatkan keridhaan Allah SWT. 3. Bentuk-Bentuk Tawadhuk
Sikap tawadhuk dalam pergaulan bermasyarakat akan terlihat antara
lain dalam bentuk-bentuk berikut ini:
a. Tidak menonjolkan diri dari orang-orang yang level atau statusnya
sama, kecuali apabila sikap tersebut menimbulkan kerugian bagi agama atau umat Islam
b. Berdiri dari tempat duduknya dalam satu majlis untuk menyambut
kedatangan orang yang lebih mulia dan lebih berilmu daripada dirinya, dan mengantarkannya ke pintu ke luar jika yang
bersangkutan meninggalkan majlis.
c. Bergaul dengan orang awam dengan ramah, dan tidak memandang
24 d. Mau mengunjungi orang lain sekalipun lebih rendah status
sosialnya.
e. Mau duduk-duduk bersama dengan fakir miskin, orang-orang cacat
tubuh, dan kaum dhu’afa lainnya, serta bersedia mengabulkan
undangan mereka.
f. Tidak makan minum dengan berlebihan dan tidak memakai pakaian
yang menunjukkan kemegahan dan kesombongan (Ilyas, 2007 :
124-125).
C. Penelitian-Penelitian yang Relevan
Berikut penelitian-penelitian yang terkait dengan topik atau kajian skripsi ini:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Karisah (2010) yang berjudul
―Hubungan antara Keteladanan Orang Tua dalam Beribadah dengan
Sikap Tawadzuk Anak‖, penelitian pada siswa SD 1 Gandon Kec.
Kaloran Kab. Temanggung tahun pelajaran 2009/2010. Hasilnya adalah ada hubungan antara keteladanan orang tua dalam beribadah dengan sikap tawadhuk anak pada siswa SD 1 Gandon Kec. Kaloran
Kab. Temanggung 2009/2010.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Syaekodin (2009) yang berjudul ―
Hubungan Perilaku Keagamaan Orang Tua dengan Akhlak Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Buncak Kec. Buncak Kab. Semarang Tahun 2009. Ditemukan hasilnya adanya Hubungan antara
25 Ibtidaiyah Darussalam Buncak Kec. Buncak Kab. Semarang tahun 2009.
D. Hubungan Akhlak Orang Tua Dengan Sikap Tawadhuk Siswa
Orang tua merupakan pendidik yang paling utama terhadap anaknya.
Karena sebelum anak melalui bangku sekolah anak terlebih dahulu tinggal bersama orang tuanya. Masa itu kurang lebih empat sampai lima tahun yaitu sejak anak itu lahir sampai usia Taman Kanak-kanak. Pada masa itu anak
pertama kali mendapat pendidikan, yaitu orang tuanya atau orang-orang terdekat dalam keluarga itu.
Akhlak merupakan pendidikan yang sangat penting yang dibutuhkan oleh anak. Sebagai orang tua pasti menginginkan anaknya memiliki akhlak yang baik. Setelah melalui masa pra sekolah tiba saatnya anak akan
mengalami masa sekolah, di situlah anak mulai berbaur dengan orang banyak yang memiliki kepribadian yang beragam. Anak akan mengenal
guru, teman dan orang-orang di masyarakat.
Setelah anak berbaur dengan orang lain, secara tidak langsung anak akan melihat dan memperhatikan tingkah laku orang lain itu. Pendidikan
anak akan bertambah dari orang lain tersebut, selain pendidikan yang sudah ditanamkan oleh orang tuanya. Pondasi akhlak yang harus ditanamkan oleh
orang tua harus kuat sehingga anak tidak mudah terkontaminasi oleh hal-hal buruk yang ada di sekeliling anak.
Dari uraian di atas, akhlak orang tua menjadi peran penting bagi
26 baik kepada anaknya, maka anak akan mengikuti perilaku yang dicontohkan oleh orang tuanya. Begitu juga sebaliknya, jika orang tua memberikan
contoh perilaku yang tidak baik, maka anak akan mengikuti perilaku yang dicontohkan oleh orang tua.
27 BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Sejarah berdirinya MI Ma’arif Pulutan
MI Ma’arif Pulutan didirikan pada tahun 1954 oleh para tokoh
masyarakat Desa Pulutan antara lain KH. Asnawi, H. Qolyubi, H. Achmad, KH Nawawi, H Ridwan dan H Abdul Rauf.
Pada awal berdirinya, kegiatan belajar mengajar berlangsung di beberapa rumah penduduk yan dipinjam oleh madrasah. Rumah-rumah tersebut antara lain milik H. Ridwan, H. A. Insan, H Abdul Rauf, H Qolyubi dan Amin Ansor. Proses pembelajaran berlangsung sangat sederhana dengan sistem klasikal dan menggunakan media pembelajaran yang sangat terbatas. Manajemen madrasah yang diterapkan juga sangat sederhana, bahkan para guru yang mengajar tidak mendapat gaji dari madrasah. Jumlah siswa pada masa-masa awal ini relatif besar rata-rata 50 per kelas.
28 pembangunan gedung madrasah. Pembangunan gedung mulai dilakukan dengan dukungan dana dari Keluarga Bani Yusuf. Gedung unit I
berjumlah 5 ruang kelas untuk Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) dan
gedung unit II berjumlah 5 ruang kelas untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI). kondisi madrasah ini berlangsung hingga sekarang dengan berbagai kekurangan, kelebihan , hambatan, maupan tantangan yang ada.
2. Tujuan dan Target
Tujuan MI Ma’arif Pulutan
a. Membentuk lulusan madrasah yang memiiki Aqidah Islamiyah mantap.
b. Mencetak lulusan madrasah yang memiliki kedalaman ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Menciptakan lulusan madrasah yang memiliki keluasan wawasan mengenai agama Islam.
d. Membentuk lulusan madrasah yang rajin beribadah.
e. Membentuk lulusan madrasah yang mengedepankan moralitas dan akhlaq al-karaimah dalam kehidupan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
f. Menciptakan lulusan madrasah yang kompetetif baik untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi maupun dalam kehidupan sehri-hari.
Target MI Ma’arif Pulutan
a. Membekali lulusan dengan Aqidah Islamiyah.
29 d. Membiasakan lulusan dengan moralitas keislaman dan akhlaq
al-karimah.
e. Membekali lulusan dengan rajin beribadah. 3. Letak Geografis MI Ma’arif Pulutan
Lembaga pendidikan MI Ma’arif Pulutan tepatnya berada di Jl.
Dipomenggolo 25 kelurahan Pulutan kecamatan Sidorejo kota Salatiga Kode Pos 50716.
4. Visi dan Misi MI Ma’arif Pulutan
Visi MI Ma’arif Pulutan
Terwujudnya centre of excelience on Elementery School, dalam agama, budi pekerti, bahasa dan sains tech.
Misi MI Ma’rif Pulutan
a. Membangun rasa cinta dan bangga terhadap agama, bangsa dan tanah air.
b. Menanamkan nilai-nilai Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam perilaku sehari-hari.
c. Membentuk pribadi berakhlak mulia dan berprestasi tinggi.
d. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan beragam bahasa (Arab, Inggris dan Jawa).
e. Membekali sains-tech tepat guna. 5. Keadaan Guru, Siswa dan Orang Tua Siswa
a. Keadaan Guru MI Ma’arif Pulutan
Berdasarkan hasil penelitian yang saya peroleh melalui metode
30
4 Wiwin Nuryani, S Pd. I 198204012005012001 Guru Kelas
5 Hanik Mufidah, S Ag 197310152007012016 Guru Kelas
6 M. Agus Indriyatno, S Pd. I 198008242007101001 Guru Kelas
7 Asibro Mulisi, S Pd. I - Guru Kelas
8 Siti Anisah, S Pd. I 198208312005012003 Guru Kelas
9 Y. Ari Purwanto, S Pd - Guru Kelas
10 Siti Haniah, S Pd. I - Guru Kelas
11 Ustadzah, S Ag 197605102007012025 Guru Kelas
12 Yeni Setiawan, S Psi - Guru Kelas
18 Ratim, S Ag 196810042006041015 Guru Kelas
31
b. Keadaan Siswa dan Orang Tua Siswa
Data hasil penelitian diketahui melalui metode dokumentasi diperoleh data berupa data siswa dan orang tua siswa. Data tersebut adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.2
Keadaan Siswa dan Orang Tua Siswa
NO Nama Siswa Nama Orang Tua Siswa Kelas
1 Agus Riyadi Eko Pujiyanto/Alqomah 5A
2 Ahmad Sadad Alwi Muh Khoirudin/S. Ngafiah 5A
3 Andika Nurriyadi Rafa Utomo Tri Utomo/Septiana Erawati 5A
4 Damara Dan Dan M. Edi Efendi/Atmiyati 5A
5 Laela Nur Cahyani Maksum/Triustiyah 5A
6 Lubna Karisma Putri M. Zaenal A./S. Maemunah 5A
7 Mahalitjari Asep Usman/Suraidah 5A
8 Muhammad Alvin Rizky M. Sujadmiko/Kamaliyah 5A
9 Muhammad aldy Pahreza Dadi Junaidi/D. Mustika 5A
32
NO Nama Siswa Nama Orang Tua Siswa Kelas
11 Muhammad Teguh Kurniawan Nur wahid/Khusnul Khotimah 5A
12 Muhammad Roqim Sukiman/Khalimah 5A
13 Naufal Afif Nur Aulia Pujiyono/Siti Ginarti 5A
14 Nurulita Yuna Carisa Yuniyanto/ S. Fitriyah 5A
15 Randika Ilyas Putranto Suranto/Sririfati 5A
16 Ridho Hariyadi Sodibyo Ahmad Syarif Wahyudi/S. Iqomah 5A
17 Tarafiana Zakiya Jamiat Dahlan/ komariyah 5A
18 Tristiya Novita Fitriyani Eko Sutrisno/Sumiyati 5A
19 Wasilaturrohmah Murtadho/ Siti Fatimah 5A
20 Zaenur Anwar Sutomo/Giarni 5A
21 Abdurrahman Aufa Muna Murtadho/Ratna N. Fadilah 5B
22 Adzan Alunan Syahdu Didi Nugroho/Ina Susanti 5B
23 Ahmad Agus Fauzi Jazuli/Tri Barokah 5B
24 Akbar Maulana Widegdo Edwin Jekso W./Qurotul Ayunina 5B
25 Alfinnajaa Nuryata Zahrok Muslih A./Ulfah Muntafiah 5B
26 Andika Nur Hadi Rama Utomo Tri Utomo/Septiana Erawati 5B
27 Aula Nidaatus Solikhah Achmad Arifin/Nisa Apriyanti 5B
28 Faishol Ahmad Nabila Kasmin/ Siti Rokhmatin 5B
29 Febrian Yusa Ferdiansyah Yusron/Siti Mujiyati 5B
30 Fika Rikha Farikha Munawir/Novita K. 5B
33
NO Nama Siswa Nama Orang Tua Siswa Kelas
32 Lintang Kusuma Rizky Ahmad Haryanto/Galuh A. 5B
33 Lukman Adiansah Sutomo/Giyarni 5B
34 Muhammad Yunus Amiri Agus M. Rohul/Imaroh 5B
35 Mukhamad Eka Pradafa Endarto Prabowo/ Siti Aminah 5B
36 Mukhamad Ikhsan Prayogi Marno/ Nuryati 5B
37 Nanda Febriyanti Ade Firmansyah/Ilmiyati 5B
38 Nova Riyadi Irkham/Imronah 5B
39 Novaleon Hernand Adam Heri K./Richa Hasanah 5B
40 Siti Khoirul Bariyah Muhammad Mustaqim 5B
B. Penyajian Data
1. Variabel Akhlak Orang Tua
Data hasil penyebaran angket tentang akhlak orang tua kemudian dilakukan penelitian, nilai dalam penyebaran angket ini berkisar antara 1
35 2. Variable Sikap Tawadhuk Siswa
36
NO Nama Siswa
Nilai
Y
NO Nama Siswa
Nilai
Y
16 Ridho Hariyadi Sudibyo 56 36 M. Ikhsan Prayogi 51
17 Tarafiana Zakiya 55 37 Nanda Febriyanti 57
18 Tristiya Novita F. 49 38 Nova Riyadi 53
19 Wasilaturrohmah 53 39 Novaleon Hernand Adam 48
20 Zainur Anwar 50 40 S. Khoirul Bariyah 50
Pada tabel tersebut dapat diketahui nilai minimal 48, nilai maksimal 57, rata-rata 52 dan standar deviasi 3 Hasil tersebut dijelaskan bahwa
responden yang memiliki nilai di atas rata-rata berjumlah 40 responden.
37 BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan
akhlak orang tua dan sikap tawadhuk siswa di MI Ma’arif Pulutan tahun 2015.
Untuk mencapai tujuan terseut, maka data yang terkumpul dan tersaji pada
bab sebelumnya penyusun berikan penilaian dengan pedoman skoring sebagai berikut untuk variabel akhlak orang tua :
1. Alternatif jawaban SS (Sangat Sesuai) dengan skor 4 2. Alternatif jawaban S (Sesuai) dengan skor 3
3. Alternatif jawaban KS (Kurang Sesuai) dengan skor 2
4. Alternatif jawaban TS (Tidak Sesuai) dengan skor 1
a. Variabel pertama akhlak orang tua
Analisis pertama merupakan analisis data tentang akhlak orang tua
38 Tabel 4.1
Daftar Analisis Hasil Jawaban Angket Tentang Akhlak Orang Tua
40 berturut-turut adalah 59 dan 41. Dalam penyusunan skripsi ini, kami menetapkan empat kategori yang terdiri dari rendah, sedang, tinggi dan
sangat tinggi. Adapun rumus yang digunakan untuk menetapkan kategori-kategori di atas adalah sebagai berikut :
panjang interval =
Keterangan :
panjang interval = panjang interval kategori yang digunakan
= nilai tertinggi
= nilai terndah
= jumlah kategori yang digunakan
Sebelum menggunakan rumus tersebut untuk menentukan kategori-kategori yang diinginkan, maka terlebih dahulu penyusun akan
memaparkan tentang skor ideal yang berlaku dalam penyusunan skripsi ini. Penetapan skor ideal baik skor tertinggi maupun skor terendah diperoleh dari jumlah soal dan item penyekorannya. Dalam penelitian ini,
jumlah soal pada variabel x adalah 15, dengan empat item jawaban sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai dan tidak sesuai yang berskor masing-masing
4, 3, 2, 1. Setelah diketahui skor terndah maupun tertinggi, langkah selanjutnya adalah menetapkan kategori yang dimaksud dengan rumus yang telah ditetapkan di atas :
Menentukan panjang interval
41 =
= 11,25 [ dibulatkan menjadi 11]
Dari perhitungan tersebut, kemudian ditentukan interval dan
kategorinya sebagaimana tabel berikut :
Tabel 4.2
Interval dan Kategori Skor Variabel Akhlak Orang Tua
No Interval Kategori angket hubungan akhlak orang tua di MI Ma’arif Pulutan tahun 2015. Skor angket yang telah dipaparkan dalam tabel 5 kemudian dikonsultasikan
dengan dengan tabel 6 tersebut dan menghasilkan tabel kategori skor
akhlak orang tua di MI Ma’arif Pulutan tahun 2015 beserta respondennya.
Tabel 4.3
Kategori Skor Variabel Akhlak Orang Tua
Beserta Frekuensi Respondennya
No Interval Kategori Jumlah Responden
1 22-32 Rendah 0
42 No Interval Kategori Jumlah Responden
3 44-54 Tinggi 24
4 55-65 Sangat Tinggi 16
Jumlah Respondan 40
Dari penyebaran frekuensi tersebut, dapat dihitung presentase
frekuensi dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
F = frekuensi
N = jumlah responden
P = presentase
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya penyusun sajikantabel yang memuat kategori skor, frekuensi dan hasil angket akhlak
orang tua di MI Ma’arif Pulutan tahun 2015.
Tabel 4.4
Kategori Skor, Frekuensi Dan Presentase Hasil Angket Akhlak Orang Tua
di MI Ma’arif Pulutan Tahun 2015
No Kategori Interval Frekuensi Presentase
1 Rendah 22-32 0 0%
2 Sedang 33-43 0 0%
3 Tinggi 44-54 24 60%
4 Sangat Tinggi 55-65 16 40%
43
Dari tabel tersebut terlihat bahwa akhlak orang tua di MI Ma’arif
Pulutan tahun 2015 menurut persepsi siswa, berada dalam kategori tinggi
sebanyak 24 orang responden dari 40 responden atau sekitar (60%) berada dalam rentang 44-54. Adapun responden dengan kategori sangat tinggi ada
16 responden (40%), kategori sedang ada 0 responden (0%) dan 0% untuk kategori rendah. Dengan demikian, permasalahan mengenai akhlak orang
tua di MI Ma’arif Pulutan telah terjawab, karena menurut persepsi
sejumlah 24 siswa yang menjadi responden dalam penilaian akhlak orang tua termasuk dalam kategori tinggi.
b. Variabel kedua Sikap Tawadhuk Siswa
Untuk menajwab permasalahan yang kedua tentang sikap tawadhuk
siswa di MI Ma’arif Pulutan tahun 2015 telah penyusun sajikan tabel hasil
penyekoran angket yang telah penyusun sebarkan kepada 40 orang responden. Skor untuk jawaban angket sikap tawadhuk siswa sebagai
berikut:
1. Alternatif jawaban SS (Sangat Sesuai) dengan skor 4
2. Alternatif jawaban S (Sesuai) dengan skor 3
3. Alternatif jawaban KS (Kurang Sesuai) dengan skor 2 4. Alternatif jawaban TS (Tidak Sesuai) dengan skor 1
44 Tabel 4.5
Daftar Analisis Hasil Jawaban Angket Tentang Sikap Tawadhuk Siswa
46 Dari pedoman tersebut di atas diperoleh skor tertinggi dan terendah variabel sikap tawadhuk siswa di MI Ma’arif Pulutan berturut-turut
sebagai berikut 57 dan 48. Sedangkan untuk sikap tawadhuk siswa dengan empat item jawaban yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), KS (Kurang
Sesuai) dan TS (Tidak Sesuai) yang berskor masing-masing 4 ,3 , 2 dan 1 maka skor ideal untuk kedua angket tersebut berkisar antara 15 – 60.
Selanjutnya adalah menentukan kategori kategori skor angket yang
diperoleh. Adapun pengkategorian skor-skor tersebut sama dengan pengkategorian angket akhlak orang tua yaitu berdasarkan rumus di bawah
ini :
n kategori = jumlah kategori yang diinginkan
Sebagaimana angket akhlak orang tua, maka skor ideal untuk angket
sikap tawadhuk siswa berkisar diantara 15 – 60 angka 15 adalah skor terendah dan 45 skor ideal tertinggi.
Setelah diketahui skor ideal terendah maupun tertinggi, langkah selanjutnya menetapkan kategori yang dimaksud dengan rumus yang telah ditetapkan di atas :
47 Dari perhitungan tersebut, kemudian ditentukanlah interval dan
kategorinya sebagaimana tabel berikut : Tabel 4.6
Interval dan Kategori Skor Sikap Tawadhuk Siswa
di MI Ma’arif Pulutan tahun 2015
No Interval Kategori
1 22-32 Rendah
2 33-43 Sedang
3 44-54 Tinggi
4 55-65 Sangat tinggi
Sebagaimana tabel 10 di atas, tabel 11 juga merupakan acuan dalam
menetapkan kategori skor angket sikap tawadhik siswa di MI Ma’arif
Pulutan taahun 2015. Skor-skor angket yang telah di paparkan dalam tabel 10 kemudian dikonsultasikan dengan tabel 11 dan menghasilkan tabel
kategori skor sikap tawadhuk siswa di MI Ma’arif Pulutan yahun 2015
48 Tabel 4.7
Kategori Skor Angket Variabel Sikap Tawadhuk Siswa
Beserta Frekuensi Respondennya
No Interval Kategori Jumlah Responden
1 22-32 Rendah 0
2 33-43 Sedang 0
3 44-54 Tinggi 31
4 55-65 Sangat Tinggi 9
Jumlah Responden 40
Dari penyebaran frekuensi tersebut, dapat dihitung presentase frekuensi dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : F = Frekuensi
N = Jumlah responden P = Presentase
Berdasarkan perhitungan tersebut selanjutnya penyusun sajikan tabel
yang memuat kategori skor, frekuensi dan hasil angket sikap tawadhuk
49 Tabel 4.8
Kategori Skor, Frekuensi dan Presentase Hasil Angket Sikap Tawadhuk Siswa
Adapun responden dengan kategori sangat tinggi ada 9 responden 22,5%), kategori sedang ada 0 responden (0%) dan kategori rendah ada 0 responden (0%). Dengan demikian, maka permasalahan yang kedua telah
terjawab bahwa sikap tawadhuk siswa di MI Ma’arif Pulutan berada dalam
kategori tinggi.
B. Pengujian Hipotesis
Pada bagian ini, penyusun melakukan analisis data untuk membuktikan diterima atau tidaknya hipotesis yang penulis ajukan sebelumnya yaitu : ―ada
hubungan antara akhlak orang tua dengan sikap tawadhuk siswa di MI Ma’raif
50 Terlebih dahulu penyusun mencari ada tidaknya hubungan antara variabel x dan y dengan menggunakan rumus kolerasi prodct moment. Hasil
perhitungan akan menghasilkan nilai koefisien kolerasi (r) hasil perhitungan kemudian dikolerasikan dengan rtabel untuk sampel 40 dan taraf signifikansi
5% dan !% berturut-turut adalah 0,312 dan 0,403. Jika rhitung > rtabel, berarti ada hubungan positif antara variabel x dan y. jika rhitung = 0, maka dikatakan bahwa antara variabel x dan y tidak ada hubungan sama sekali. Jika rhitung <
rtabel maka hubungan bersifat negative. Adapun variabel x yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah akhlak orang tua di MI Ma’arif Pulutan
Kecamatan Sidoreja Kota Salatiga tahun 2015. Sedangkan variabel y adalah
sikap tawadhuk siswa di MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota
Salatiga tahun 2015. Di bawah ini merupakan rumus kolerasi product moment
r
xy=
Keterangan :
r
xy = Koefisien kolerasi∑X = Jumlah skor total variabel X
∑Y = Jumlah skor total variabel Y
X2 = Kuadrat X Y2 = Kuadrat Y
51 Keterangan :
Untuk menganalisis data dengan rumus tersebut, maka digunakanlah
tabel penolong koefisien kolerasi (hubungan) sebagaimana tabel 4.9 di bawah ini :
Tabel 4.9
Koefisien Hubungan Akhlak Orang Tua dengan Sikap Tawadhuk
Siswa di MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
53
Dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 15 dapat diketahui bahwa perhitungan rumus product moment untuk mengetahui adanya
hubungan akhlak orang tua dan sikap tawadhuk siswa di MI Ma’arif
Pulutan tahun 2015 diperoleh hasil sebesar 0, 408 dengan taraf signifikasi 0.009 dan apabila dilihat pada rtabel dengan taraf signifikasi 5% (0,312)
dan 1% (0,403) dimana rhitung lebih besar daripada rtabel maka terdapat hubungan positif yang berarti (signifikan) antara variabel X (akhlak orang tua) dengan variabel Y (sikap tawadhuk siswa).
Tabel 4.10
54 C. Pembahasan
1. Akhlak orang tua di MI Ma’arif Pulutan
Berdasarkan hasil analisis diskriptif di atas dapat diketahui bahwa
kategori variabel akhlak orang tua di MI Ma’arif Pulutan berturut turut
sebagai berikut: sangat tinggi (40%) terletak pada interval 55-65 dengan responden sejumlah 16, tinggi (60%) terletak pada interval 44-54 dengan responden 24 orang, sedang dan rendah tidak ada (0%).
Dari uraian di atas tentang presentase masing-masing kategori, terlihat bahwa mayoritas responden berada dalam kategori tinggi yakni
sebanyak 24 responden (60%) terletak pada interval 44-54. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa akhlak orang tua di MI Ma’arif
Pulutan berada dalam kategori tinggi.
Menurut penyusun, akhlak orang tua di MI Ma’arif Pulutan
khususnya kelas 5 cukup baik, dari hasil persepsi siswa terbukti bahwa
60% siswa menilai orang tua mereka menghasilkan kategori tinggi. 2. Sikap tawadhuk siswa kelas 5 MI Ma’arif Pulutan kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga tahun 2015
Mengenai kategori sikap tawadhuk siswa kelas 5 MI Ma’arif Pulutan
tahun 2015 berturut-turut adalah sebagai berikut: sangat tinggi (22,5%)
55 Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berada dalam kategori tinggi yaitu 77,5% atau sebanyak 31 responden. Ini
berarti bahwa sikap tawadhuk siswa kelas 5 MI Ma’arif Pulutan tahun
2015 dapat disimpulkan berada dalam kategori tinggi terbukti dari hasil
pengisian angket yang disebarkan oleh peneliti, sikap tawadhuk siswa berada pada kategori tinggi dengan jumlah responden 31 siswa.
3. Hubungan antara akhlak orang tua dewngan sikap tawadhuk siswa kelas 5
MI Ma’arif Pulutan kecamatan Sidorejo kota Salatiga tahun 2015
Dari hasil peenlitian elah ditentukan sebelumnya bahwa nilai
koefisien kolerasi (rxy) hasil perhitungan selanjutnya akan dikonsultasikan
dengan rtabel. Jika rxy > r tabel, berarti hasil perhitungan kolerasi antara
variabel X dan Y bernilai positif, yaitu ada hubungan yang signifikan
antara akhlak orang tua dengan sikap tawadhuk siswa kelas 5 MI Ma’arif
Pulutan tahun 2015. Dengan demikian hipotesis yang penyusun ajukan
diterima. Dari analisis kolerasi diketahui sebagai berikut:
Koefisien kolerasi ditemukan bahwa rxy sebesar 0,408, sedangkan
kolerasi nilai r product moment pada tabel dengan responden sejumlah 40
siswa dan taraf signifikasi 5% adalah 0,312 sedangkan kolerasi nilai r product moment pada tabel dengan responden 40 siswa dengan taraf
signifikasi 1% adalah 0,403.
Penyusun kemudian mengkonsultasikan nilai rxy dengan r pada tabel.
Dari hasil konsultasi terlihat bahwa rhitung untuk signofikasi 5% maupan
56 hubungan yang signifikan antara akhlak orang tua dengan sikap tawadhuk
siswa kelas 5 MI Ma’arif Pulutan kecamatan Sidorejo kota Salatiga tahun
2015‖ dapat diterima.
Berdasarkan analisis hipotesis di atas, maka akhlak orang tua terkait
dengan sikap tawadhuk siswa. Menurut Mansur (325 : 2005) pendidikan keluarga dalam islam yang paling utama adalah pendidikan akhlak, dengan jalan melatih anak membiasakan hal-hal yang baik, menghormati kedua
orang tua, bertingkah laku sopan baik dalam perilaku keseharian maupun bertutur kata.
Menurut Mansur (323 : 2005) penanaman pendidikan ini harus disertai dengan contoh konkret sebagaimana dicontohkan oleh orang tua baik tutur kata maupun perbuatan yang bisa diterima oleh anak. Hal
tersebut terbukti pada siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan tahun 2015 masuk
57 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, maka penyusun dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagian besar siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga tahun 2015 mempersepsi positif akhlak orang tua mereka, karena memberikan nilai tinggi kepada akhlak orang tua mereka.
2. Siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
tahun 2015 memiliki sikap tawadhuk yang baik.
3. Riset ini membuktikan bahwa ada keterkaitan positif antara akhlak
orang tua dengan sikap tawadhuk siswa, di mana orang tua memberikan contoh sikap yang baik kepada anaknya, anak akan mencontoh
parilaku orang tuanya. B. Saran
Ada beberapa rekomendasi yang dihasilkan berdasarkan temuan
penelitian ini yaitu :
1. Diharapkan orang tua memberikan teladan akhlak yang baik, agar dapat
dicontoh oleh anak-anaknya.
2. Diharapkan guru sebagai orang tua siswa ketika di sekolah dapat
membimbing siswanya agar dapat menanamkan akhlak yang baik dan
58 3. Diharapkan siswa melaksanakan apa yang diajarkan oleh orang tua dan
59 DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Wahid. 2004. Risalah Akhlak, Panduan Perilaku Muslim Modern . Solo : Era Intermedia.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga (Sebuah Perspektif Dalam Islam) . Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia . Jakarta : Gema Insani Press. Hasyim, Ahmad Umar. 2005. Menjadi Muslim Kaffah Berdasarkan Al- Qur’an
Dan Sunnah Nabi SAW . Yogyakarta : Mitra Pustaka.
Daradjat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta : Bumi Aksara.
Mansur, 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam . Jakarta : Sekretariat Jendral Departemen Agama RI.
Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Akhlak . Yogyakarta : LPPI UMY
Nata, Abuddin. 2002. Akhlak Tasawuf . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif . Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Edisi Revisi VII. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Poerwadarminta, WJS. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.
Departemen Agama, 1996. Al Qur’qn Al Karim Dan Terjemahnya. Semarang : CV Toha Putra.
Karisah, 2010. Hubungan Antara Keteladanan Orang Tua Dalam Beribadah
Dengan Sikap Tawadhu’ Anak. Skripsi Tidak Diterbitkan. IAIN
Salatiga.
61 ANGKET PENELITIAN TENTANG AKHLAK ORANG TUA
No Responden : Petunjuk :
1. Jawablah pernyataan berikut dengan alternatif jawaban yang telah tersedia!
2. Jawablah pernyataan berikut dengan sejujur-jujurnya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari!
―Berikut ini pernyataan-pernyataan mengenai apa yang dilakukan oleh orang tua kalian, sepengetahuan kalian sendiri, jawablah sejujur-jujurnya agar dapat di
peroleh gambaran mengenai kondisi orang tua kalian‖.
Orang tua saya melakukan atau mengalami hal-hal di bawah ini : Soal
No Pernyataan Jawaban
SS S KS TS
1 Menyayangi anak-anaknya.
2 Memberi nasihat kepada anak-anaknya yang berbuat salah.
3 Tidak pernah bertengkar di hadapan anak-anaknya.
4 Meminta maaf kepada anak-anaknya apabila berbuat salah.
5 Mengajak silaturrahmi anak-anaknya ke tampat saudara atau kerabat.
6 Senang membantu keluarga yang sedang dalam kesulitan.
7 Tidak membeda-bedakan antara kerabat yang satu dengan kerabat yang lain. 8 Senang berbagi makanan dengan
tetangga dekat.
9 Menengok tetangga yang sedang sakit.
62
No Pernyataan Jawaban
SS S KS TS
10 Tidak pernah bertengkar dengan tetangga.
11 Kerja bakti bersama tetangga untuk membersihkan lingkungan
12 Mengucap salam ketika bertamu ke tempat orang lain.
13 Apabila bertamu tidak terlalu lama, sehingga tidak merepotkan tuan rumah. 14 Apabila ada tamu datang ke rumah,
orang tua menyambut dengan baik, dan mengeluarkan hidangan semampunya. 15 Berpakaian yang sopan apabila menemui
tamu.
Keterangan : SS : Sangat sesuai S : Sesuai
63 ANGKET PENELITIAN TENTANG SIKAP TAWADHUK SISWA No Responden :
Petunjuk :
1. Jawablah pernyataan berikut dengan alternatif jawaban yang telah tersedia!
2. Jawablah pernyataan berikut dengan sejujur-jujurnya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari!
Berikut yang saya lakukan terhadap teman atau orang lain : Soal
No Pernyataan Jawaban
SS S KS TS
1 Tidak memperlihatkan kelebihan yang dimiliki kepada orang lain.
2 Menghargai pendapat orang lain.
3 Meminta maaf kepada orang lain apabila melakukan kesalahan.
4 Tidak membeda-bedakan teman.
5 Tidak berbicara kasar kepada orang lain. 6 Menyayangi sesama teman.
7 Menengok teman yang sedang sakit 8 Bermain dengan teman yang lebih
rendah statusnya.