• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA AKHLAK ORANG TUA DENGAN SIKAP TAWADHUK SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA AKHLAK ORANG TUA DENGAN SIKAP TAWADHUK SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA AKHLAK ORANG TUA DENGAN SIKAP TAWADHUK SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2015

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun oleh

MUTOHAROH 114 12 025

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ةدابعنا ريثك نم ريخ مهعنا ميهق

(

ىناربطنا هاور

)

Artinya : ―Ilmu yang sedikit, lebih baik dari pada ibadah yang banyak‖. (HR.

Thabrani)

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku ( Ibu Riyatun dan Bapak Maf’ul) yang telah mendidik

dan memberikan dorongan baik material maupun spiritual. Terima kasih atas segalanya.

2. Suamiku tercinta, Romli dan anakku, Naja dan Rif’at yang sangat berarti

dalam hidupku.

3. Adik-adikku, Latif, Maghfi, dan Tafsir, yang telah memberiku semangat. 4. Kepada teman-temanku, yang telah memberikan semangat dan dorongan

(9)

ix

KATA PENGANTAR

ميحرنا نمحرنا الله مسب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini

adalah ―HUBUNGAN ANTARA AKHLAK ORANG TUA DENGAN SIKAP

TAWADHUK SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF

PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2015‖

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga

4. Ibu Dr. Muna Erawati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak

(10)

x

5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Progdi PAI IAIN

Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan

kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril

maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.

7. Bapak Drs. Abdul Basid, M.Pd.I Selaku Kepala Sekolah MI Ma’arif Pulutan

yang telah memberikan izin, masukan dan bantuan untuk melakukan penelitian.

8. Bapak Drs. H. Nasafi, M.Pd.I yang telah memberikan motivasi dan dukungan

dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Guru MI Ma’arif Pulutan yang telahmemberikan keterangan,

meluangkan waktunya dan melancarkan terselesaikannya skripsi ini.

10. Seluruh Siswa siswi MI Ma’arif Pulutan selaku responden yang berkenan

membantu penulis dalam melakukan penelitian dalam hal pengisian angket dengan baik.

11. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu

memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam

(11)
(12)

xii ABSTRAK

Mutoharoh, 2015. (Hubungan antara Akhlak Orang Tua dengan Sikap

Tawadhuk Siswa Kelas V MI Ma’arif Pulutan Tahun 2015).

Skripsi, jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Muna Erawati, M. Si.

Kata Kunci: Pendidikan ahklak, Sikap tawadhuk

Pendidikan akhlak merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena akhlak kelak yang akan membentuk kepribadian seorang anak, demikian juga sikap tawadhuk seorang anak dapat terbentuk karena adanya pendidikan akhlak, baik yang diberikan oleh orang tuanya di rumah maupun pendidikan akhlak yang diberikan di sekolah. Pendidikan akhlak tidak hanya berupa materi akhlak saja tetapi yang lebih penting adalah contoh perilaku dari orang-orang terdekat seorang anak. Berkaitan dengan hal tersebut untuk membentuk sikap anak yang baik, sebagai orang tua dan sebagai seorang guru harus bisa memberikan contoh yang baik pula.

Berangkat dari hal tersebut, maka pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini yang pertama bagaimana akhlak orang tua siswa kelas V MI

Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015? Kedua bagaimana

sikap tawadhuk siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015? Ketiga adakah hubungan yang signifikan antara akhlak

orang tua dengan sikap tawadhuk siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan

Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Jumlah populasinya adalah 353 dengan sampel sebanyak 40 responden. Pengambilan sampel dengan metode proportional random sampling. Adapun penelitian dilakukan pada tanggal 5 – 26 0ktober 2015.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didapat beberapa temuan

yaitu : (1) akhlak orang tua siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo

Kota Salatiga tahun 2015 termasuk dalam kategori tinggi didukung dengan 24 responden (60%) menjawab pada kategori tinggi, 16 responden (40%) menjawab dalam kategori sangat tinggi, menjawab sedang dan rendah (0%). (2) sikap

tawadhuk siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

tahun 2015, berada pada kategori tinggi, dibuktikan dengan 31 responden (77,5%) berada pada kategori tinggi, 9 responden (22,5%) menjawab dalam kategori sangat tinggi, menjawab sedang dan rendah (0%). (3) ada hubungan yang signifikan antara akhlak orang tua dengan sikap tawadhuk siswa kelas V MI

Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015, dibuktikan dengan

hasil perhitungan korelasi product moment yaitu rhitung sebesar 0,408 berada di

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN DEKLARASI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

(14)

xiv

C. Penelitian-Penelitian yang Relevan ... 24

D. Hubungan Akhlak Orang Tua Dengan Sikap Tawadhuk Siswa ... 25

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 27

(15)

xv BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 54 B. Saran ... 54 C. Penutup ... 55

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kisi-kisi angket akhlak orang tua ... 13

Tabel 1.2 Kisi-kisi angket sikap tawadhuk siswa ... 13

Tabel 3.1 Keadaan guru MI Ma’arif Pulutan ... 30

Tabel 4.3 Tabel kategori skor variabel akhlak orang tua beserta .. frekuensi respondennya ... 39

Tabel 4.4 Tabel kategori skor, frekuensi dan presentase hasil angket akhlak orang tua ... 44

Tabel 4.5 Daftar analisis hasil jawaban angket sikap tawadhuk siswa ... 42

Tabel 4.6 Tabel interval dan kategori skor sikap tawadhuk siswa . 44 Tabel 4.7 Tabel kategori skor angket variabel sikap tawadhuk siswa beserta frekuensi respondennya ... 45

(17)

xvii

Tabel 4.9 Tabel koefisien hubungan akhlak orang tua dengan

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian (balasan) Lampiran 5 Angket Penelitian

Lampiran 6 Jawaban angket Variabel I Lampiran 7 Jawaban angket Variabel II Lampiran 8 Dokumentasi

Lampiran 9 Pernyataan Publikasi Skripsi

(19)

1 lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Penyimpangan

tersebut beragam, baik dari anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Penyimpangan dapat ditunjukkan dari atau perilaku seseorang terhadap

orang lain. Sikap atau perilaku seseorang terhadap orang lain yang tidak baik bahkan sampai merugikan orang lain itulah yang dinamakan penyimpangan.

Sikap atau perilaku sering disebut dengan akhlak. Akhlak yang baik yang dimiliki seseorang akan menjadikan seseorang itu lebih mulia dimata

orang lain maupun di hadapan Allah SWT. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan sanadnya dari

Abu Hurairah r.a. :

اقهخ مهنسحا ان اميا نينمؤمنا ممكا

Artinya : ―Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling mulia akhlaknya.”(HR. Imam Ahmad bin Hanbal, no 10829).

Akhlak seseorang dapat dicontoh bahkan ditiru oleh orang lain. Seorang anak di dalam keluarga pada umumnya mencontoh atau meniru akhlak dari orang tuanya atau siapa saja yang ada dalam keluarga tersebut.

(20)

2 raga, jiwa mereka bersatu dalam ikatan keabadian, tidak seorangpun dapat mencerai beraikannya. Ikatan itu dalam bentuk hubungan emosional antara

anak dan orang tua yang tercermin dalam perilaku (Djamarah, 2004: 27). Jadi peran orang tua untuk membentuk akhlak anaknya sangatlah besar,

orang yang terdekat dengan seorang anak adalah orang tua bahkan pendidikan yang pertama kali diterima oleh anak adalah pendidikan dari orang tua.

Dalam kehidupan sehari-hari waktu yang dilalui oleh anak lebih banyak di lingkungan keluarga dari pada waktu yang dilalui anak ketika di

sekolah. Dapat di simpulkan bahwa pedidikan akhlak yang diperoleh anak lebih banyak di lingkungan keluarga dari pada di sekolah. Orang tua lebih mendominasi pembentukan akhlak meskipun banyak faktor lain yang

mempengaruhinya.

Fenomena sekarang ini banyak di jumpai anak yang berani kepada

orang tuanya, sering kali anak membantah perintah orang tua, bahkan ketika di sekolah sikap anak terhadap guru juga banyak yang menunjukkan sikap yang kurang sopan. Banyak juga siswa yang mengabaikan perintah

guru, padahal guru adalah orang tua ketika di sekolah. Jadi apa yang disampaikan guru ketika di sekolah harus ditaati oleh siswanya.

Sebagai orang tua, siapapun itu dari golongan apapun itu pasti menginginkan memiliki anak yang mempunyai akhlak yang baik, yang selalu mematuhi perkataan orang tua serta memiliki sikap rendah hati

(21)

3 diinginkan orang tua agar sikap tersebut dimiliki oleh anak-anaknya. Tawadhuk dapat diartikan merendahkan diri dan berlaku hormat kepada

siapa saja (Supiana, 2003 : 231). Dalam pengertian yang lain dijelaskan oleh Ilyas, bahwa tawadhuk adalah rendah hati, lawan dari sombong dan

takabur (2005 : 123).

Firman Allah dalam surat Al Furqon ayat 63:





Artinya : “Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka ( dengan kata-kata yang menghina) mereka mengucapkan salam‖ .

Di dalam ayat ini Allah mengajarkan agar kita memiliki sifat rendah

hati. Sifat rendah hati ini harus diwujudkan dalam setiap perilaku kita, baik terhadap diri kita sendiri, terhadap Allah, maupun terhadap orang lain.

Seorang muslim yang memiliki sifat rendah hati akan mendapatkan keridhaan Allah baik di dunia maupan di akhirat.

Sikap rendah hati dapat terlihat pada seseorang dari tingkah lakunya

dalam kehidupan sehari-hari. Dari sini akan terlihat sifat dan sikap kesederhanaan, jauh dari keangkuhan, langkahnya pasti, dan tampil dengan

jati diri yang dimilikinya. Anak yang rendah hati tidak suka menirukan gaya orang lain. Apalagi gaya orang itu tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Anak yang rendah hati selalu ingin menjadi dirinya sendiri sesuai

(22)

4 Dengan sikap rendah hati atau sikap tawadhuk yang dimiliki seorang anak akan selalu membawa kebaikan pada dirinya sendiri. Mereka akan

banyak disenangi oleh teman bermainnya, disenangi oleh gurunya dan bisa menjadi kebanggaan orang tuanya. Anak yang bisa memiliki sifat itu

hidupnya akan merasa damai, karena merasa tidak memiliki musuh dalam kehidupannya.

Tidak semua anak memiliki sikap tawadhuk atau rendah hati, karena

tidak mudah memiliki sifat tawadhuk, sifat tawadhuk harus dilatih sejak kecil, disini peran keluarga sangat penting terutama orang tua. Orang tualah

yang pertama membentuk karakter anak, anak ketika lahir bagaikan kertas putih tergantung orang tuanyalah anak mau dibentuk seperti apa. Jika sejak dini anak diberikan pendidikan yang baik sesuai dengan ajaran agama

Islam maka sampai besar anak akan memiliki sifat baik pula.

Tetapi realita yang kita hadapi sekarang ini banyak sekali kita jumpai

anak yang berani kepada orang tua, siswa tidak taat kepada gurunya, tidak menghargai orang lain, yang muda tidak lagi hormat kepada yang lebih tua, serta masih banyak lagi sikap-sikap yang tidak mencerminkan sikap

ketawadhukan.

Akibat dari perilaku atau sikap yang tidak tawadhuk akan berpengaruh

pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Anak tidak lagi mendapat penghargaan atau kehormatan dari orang lain, kasih sayang orang tua akan berkurang, jika anak berada di sekolah akan mengurangi nilai mata

(23)

5 Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di

Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan dengan harapan dapat mengetahui

ada tidaknya hubungan akhlak orang tua terhadap sikap tawadhuk anak. dapat dirumuskan pokok masalah pada penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana akhlak orang tua siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah

Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015 ?

2. Bagaimana sikap tawadhuk siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif

Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015 ?

3. Adakah hubungan akhlak orang tua terhadap sikap tawadhuk siswa

kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota

Salatiga tahun 2015 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui akhlak orang tua siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah

(24)

6 2. Untuk mengetahui sikap tawadhuk siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah

Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015.

3. Untuk mengetahui hubungan akhlak orang tua dengan sikap tawadhuk

siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Kecamatan

Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Darmawan, 2013 : 120). Hipotesis ini bisa diterima jika

faktanya menunjukkan kebenaran dan bisa salah jika faktanya tidak menunjukkan kebenaran. Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam

penelitian ini adalah, ―ada hubungan positif antara akhlak orang tua

terhadap sikap tawadhuk siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif

Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015‖.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoretis yang dapat disampaikan oleh penulis adalah

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikam wawasan

(25)

7 2. Manfaat praktis yang dapat disampaikan oleh penulis adalah

a. Bagi orang tua

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan orang tua siswa dapat meningkatkan atau memperbaiki akhlak atau tingkah lakunya

dalam kehidupan sehari-hari untuk kebaikan masa depan anaknya, karena orang tua sebagai teladan bagi anak-anaknya.

b. Bagi guru

Guru adalah orang tua anak ketika di sekolah, maka dari itu diharapkan guru dapat menunjukkan sikap atau akhlak yang baik

kepada siswanya. c. Bagi siswa

Diharapkan dengan penelitian ini siswa dapat memahami sikap

tawadhuk serta dapat menanamkan sikap tawadhuk dalam dirinya sendiri dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

d. Bagi sekolah

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang akhlak yang baik serta sikap tawadhuk anak agar dapat

diwujudkan dalam suatu lembaga pendidikan berhasil dalam membentuk sikap anak yang baik dan rendah hati.

F. Definisi Operasional

(26)

8 1. Akhlak orang tua

Akhlak atau khuluq secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat

istiadat, perangai, muru’ah atau segala sesuatu yang sudah menjadi

tabi’at. Sedangkan menurut istilah dapat merujuk pada berbagai

pendapat para pakar di bidang ini, seperti dikemukakan oleh Ibn Miskawaih (Nata, 2002 : 3) sebagai pakar bidang akhlak terkemuka mengatakan bahwa akhlak adalah :

تيورلاو ركفريغ نم اهناعفا ىنااهن تيعاد سفنهن لاح

Artinya: ―Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.‖

Orang tua adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua

(cerdik, pandai, ahli dan sebagainya), orang yang dihormati di kampong (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1984 : 688). Sedangkan menurut Ahmadi, orang tua adalah orang yang telah menjadi perantara kehadiran

kita di dunia (Ahmadi, 2004 :171).

Adapun indikator akhlak orang tua adalah : 1) Akhlak dalam keluarga (Ilyas, 2007 : 147).

2) Akhlak terhadap kerabat (Salamulloh, 2008 : 25). 3) Akhlak terhadap tetangga (Salamulloh, 2008 : 73).

4) Akhlak bertamu dan menerima tamu (Salamulloh, 2008 : 199). 2. Sikap Tawadhuk Siswa

(27)

9 Tawadhuk dapat diartikan merendahkan diri dan berlaku hormat kepada siapa saja (Supiana, 2003 : 231). Dalam pengertian lain yang dijelaskan

Ilyas, bahwa tawadhuk adalah rendah hati, lawan dari sombong dan takabur (2005 : 123). Sedangkan menurut Hasyim tawadhuk adalah

akhlak mulia, perangai terpuji,tabiat serta sifatyang baik (Hasyim, 2005 :568).

Adapun indikator sikap tawadhuk siswa adalah : 1) Tidak menonjolkan diri dari orang lain. 2) Bergaul dengan orang awam dengan ramah.

3) Mau mengunjungi orang lain yang lebih rendah statusnya. 4) Mau duduk-duduk bersama fakir miskin.

5) Tidak makan minum dengan berlebihan (Ilyas, 2005 : 124).

G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan infomasi mengenai berbagai hal yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti (Darmawan, 2013 : 127). 1. Pendekatan dan Rancangan penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik obyek melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel

orang-orang atas penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survey untuk menentukan frekuensi dan prosentase tanggapan

(28)

10 a. Melakukan observasi awal terhadap kondisi riil obyek penelitian b. Menyiapkan fasilitas pendukung berupa angket

c. Melaksanakan penelitian

d. Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan

Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Adapun waktu penelitiannya sejak

diajukannya proposal sampai selesai. 3. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas (Darmawan, 2003 : 137). Dari

pengertian tersebut dapat peneliti sebutkan bahwa adalah seluruh individu dalam wilayah penelitian, yang nantinya akan dikenai

hasil penelitian. Jumlah populasi sebanyak 353 siswa. b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi (Darmawan, 2003 :

138). Berdasarkan pengertian tersebut peneliti mengatakan sampel sebagai sejumlah individu yang jumlahnya bisa sama atau kurang

dari populasi, yang merupakan wakil dari keseluruhan subyek penelitian.

Pengambilan sampelnya sebagaimana berdasarkan pada

(29)

11

sebagai berikut : ―Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila

subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga

penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25 % atau

lebih‖.

Pada penelitian ini, peneliti mengambil teknik proposional stratifield random sampling dengan cara diundi. Dikarenakan siswa

Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang dianggap bisa mengisi dan memberi jawaban soal-soal pada angket yang nantinya akan diajukan oleh

peneliti adalah siswa kelas IV, V dan VI, maka yang diundi hanya kelas tersebut. Adapun hasil undian tersebut jatuh pada kelas V. kelas V terdapat 2 kelas, kelas V A terdiri dari 20 siswa dan kelas V

B terdiri dari 20 siswa, jadi jumlah seluruhnya adalah 40 siswa. 4. Metode Pengumpulan Data

Untuk keperluan pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik atau metode sebagai berikut ;

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dipakai untuk mengetahui data yang dapat dilihat secara langsung.

Cara ini sangat efisien dalam penggunaan waktu, tenaga dan biaya, karena cukup melihat catatan yang ada. Dokumentasi berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

(30)

12 untuk mencari data tentang gambaran umum di Madrasah Ibtidaiyah

Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, meliputi

sejarah, visi, misi, keadaan siswa, maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini.

a. Angket

Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut

responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis (Arikunto, 2005 : 101). Ada dua angket yang peneliti persiapkan,

yaitu angket tentang akhlak orang tua dan angket tentang sikap tawadhuk siswa.

Angket tentang akhlak orang tua mengungkap tentang akhlak

dalam keluarga, akhlak tarhadap kerabat, akhlak terhadap tetangga serta akhlak bertamu dan menerima tamu. Sedangkan sikap

tawadhuk siswa mengungkap perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Ada empat indikator keperilakuan yang memadai akhlak orang tua dan sikap tawadhuk siswa yaitu ; sangat sesuai

(SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS) dan tidak sesuai (TS). Skala linkert skoring adalah: SS = 4, S = 3, KS = 2 dan TS = 1. Jumlah

(31)

13 Tabel 1.1

Kisi-kisi angket akhlak orang tua adalah sebagai berikut:

No Indikator keprilakuan Aitem Jumlah/

Total

Kisi-kisi angket sikap tawadhuk siswa sebagai berikut :

No Indikator keprilakuan Aitem Jumlah/

Total 1 Tidak menonjolkan diri kepada orang

lain

1 , 2 , 3 3

2 Bergaul dengan orang awam dengan ramah

4 , 5 , 6 3

3 Mau mengunjungi orang lain yang lebih rendah statusnya

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

menganalisa data tersebut sehingga mengandung arti atau dapat diambil suatu kesimpulan akhir dari hasil penelitian yang dilakukan. Dalam menganalisis data pokok dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

teknik statistik kolerasi product moment dengan rumus sebagai berikut : a. Analisis Persentase

(32)

14 Keterangan:

P : Persentase skor F : Frekuensi

N : Jumlah responden

b. Untuk mengetahui hubungan dua variabel tersebut yaitu untuk

mengetahui akhlak orang tua dan sikap tawadhuk anak digunakan rumus product moment.

Rumus product moment :

Keterangan :

rxy : Koefisien kolerasi antara x dan y

Ʃx : Jumlah skor total variabel x

Ʃy : Jumlah skor total variabel y

x2 : Kuadrat x

y2 : Kuadrat y

(33)

15 H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti

uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian :

BAB I : Pendahuluan, pemaparannya meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian,analisis data dan

sistematika penulisan skripsi.

BAB II : Landasan teori, dalam bab ini penulis akan menyajikan analisis

teori.

BAB III : Hasil penelitian, gambaran umum lokasi, subyek penelitian dan penyajian data.

BAB IV : dalam bab ini berisi tentang analisis data yang terkumpul. BAB V : meliputi tentang kesimpulan dan saran-saran.

(34)

16

istiadat, perangai, muru’ahatau segala sesuatu yang sudah menjadi tabi’at. Sedangkan menurut istilah dapat merujuk pada berbagai pendapat para pakar di bidang ini, seperti dikemukakan oleh Ibnu Miskawaih (Nata, 2002

: 3) sebagai pakar bidang akhlak terkemuka mengatakan bahwa akhlak adalah :

تيورلاوركف ريغ نم اهناعفا ىنا اهن تيعاد سفنهن لاح

Artinya : “sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk

melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. “

Orang tua ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua (cerdik, pandai,

ahli), orang yang dihormati di kampong (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1982 :688). Sedangkan menurut Ahmadi, Orang tua adalah

orang yang telah menjadi perantara kehadiran kita di dunia. Melalui orang tualah Allah menciptakan dan menumbuhkan manusia (Ahmadi, 2004 : 171)

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak orang tua adalah suatu hal yang memiliki nilai positif yang dapat ditiru

(35)

17 Orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak. Secara tidak langsung apa yang dilakukan orang tua baik itu tindak tanduk, sopan

santun, disadari atau tidak akan dilihat dan dicermati oleh anaknya. Bahkan bentuk perkataan maupun perbuatannya akan senantiasa tertanam

dalam kepribadian anak.

Akhlak atau perilaku orang tua menjadi faktor penting dalam menentukan baik buruknya perilaku anak. Jika orang tua memiliki akhlak

yang baik seperti jujur, sopan, lemah lembut, penuh kasih sayang kepada anaknya maka secara tidak langsung anak akan meniru perilaku yang

Menurut Mansur, kebahagiaan seseorang tidak akan tercapai tanpa

akhlak terpuji. Dengan kata lain bahwa akhlak terpuji pada seseorang dapat berfungsi mengantarkan manusia untuk mencapai kesenangan,

keselamatan, dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Adapun akhlak terpuji adalah akhlak yang disukai atau dicintai oleh Allah yakni tidak mengandung kemaksiatan. Dapat dikatakan akhlak terpuji yakni

(36)

18

3.

Klasifikasi Akhlak

Seperti dikatakan oleh Sayid Usman dalam bukunya (Mansur, 2005 :

238) akhlak manusia terdiri atas akhlak yang baik (akhlaq al-mahmudah) dan akhlak yang tercela (al-akhlaq al-mazmumah), sehingga harus diperhatikan baik sejak mau tidur hingga bangun dari tidurnya,

sejak bangun tidur sampai akan tidur kembali. Jadi akhlak seseorang itu dapat digolongkan menjadi dua katagori.

a. Terpuji (al-akhlaq al-mahmudah)

Akhlak terpuji atau al-akhlaq al-mahmudah maksudnya adalah perbuatan-perbuatan baik yang datang dari sifat-sifat batin yang ada

dalam hati menurut syara’. Sifat-sifat itu biasanya di sandang oleh

para Rosul, anbiya, aulia dan oranng-orang salih. Dadapun

syarat-syarat diterima tiap amal salih itu dilandasi dengan sifat-sifat terpuji juga antara lain sebagai berikut:

1) Ikhlas, artinya beramal karena Allah.

2) Wara’, artinya meninggalkan setiap yang haram atau yang ada

subhatnya.

3) Zuhud, artinya meninggalkan tamak dan meninggalkan yang

bagus-bagus dari kelezatan dunia baik berupa makanan, pakaian, rumah dan lain-lain (Mansur,2005 : 239)

Sedangkan akhlak terpuji yang lain adalah: 1) Adil.

(37)

19 3) Memberi kepada sanak famili apa yang mereka butuhkan.

4) Meninggalkan perbuatan-perbuatan keji.

5) Menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan mungkar. 6) Meninggalkan perbuatan dosa.

7) Memenuhi janji-janji Allah yang meliputi iman kepada-Nya,

mengikuti ajara-ajaran-Nya, konsisten dengan-Nya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan, serta menahan diri

untuk tidak melakukan sesuatu yang menghilangkan keimanannya.

8) Tidak menggunakan pernyataan keimanan sebagai alat untuk

melakukan kecurangan, kezaliman atau untuk mendorong orang lain mengikuti kebatilan dan meninggalkan kebenaran. 9) Menjaga iman agar tidak tergadai hanya karena harta dan dunia

yang tidak berarti (Mahmud, 2004 ; 197-198). b. Tercela (al-akhlaq al-mazmumah)

Sifat-sifat tercela atau keji atau al-akhlaq al-mazmumah

menurut syara’ dibenci Allah dan Rosul-Nya yaitu sifat-sifat ahli

maksiat pada Allah. Sifat-sifat sebagai sebab tidak diterimanya amalan-amalan manusia, antara lain:

1) Ujub, yakni melihat kebagusan dan kebajikan diri sendiri

dengan ajaib hingga dia memuji akan dirinya sendiri.

2) Takabur, yakni membesarkan diri atas yang lain dengan

(38)

20

3) Riya’, yakni beramal dengan tujuan ingin mendapatkan pangkat,

harta, nama, pujian, sebagai lawan dari ikhlas.

4) Hasad, yakni dengki, suka harta dunia baik halal maupun

haram, lawan dari wara’ dan zuhud. Akhlak tercela lainnya

adalah mengumpat, main judi, mencuri, mendengar bunyi-bunyian yang haram, melihat sesuatu yang haram (Mansur, 2005 : 240).

4. Tanggung Jawab Orang Tua

Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan

berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya (Daradjat, 2011 : 35). Dari ungkapan tersebut orang tua adalah sebagai penanggung jawab atas pendidikan anaknya. Sejak anak lahir ibunyalah yang selalu ada di

sampingnya. Oleh karena itu anak akan meniru perangai ibunya, seorang anak akan lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalan tugasnya

dengan baik. Orang tua bukan hanya ibu saja, ayah juga memiliki peran yang sangat penting, selain tugas ayang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ayah juga sebagai pemimpin dalam sebuah keluarga.

Sebagai seorang pemimpin, ayah harus bisa memberikan contoh kepada keluarganya terutama anak-anaknya bagaimana menjadi pemimpin yang

(39)

21 a. Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling

sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan

dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia.

b. Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmani maupun

rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dangan filsafat hidup dan

agama yang dianutnya.

c. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak

memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.

d. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan

pandangan dan tujuan hidup muslim (Djamarah, 2004 : 86)

Orang tua yang bijaksana adalah orang tua yang bisa menumbuhkan

perasaan senang, gembira, bahagia, kasih sayang, dan sebagainya kepada anak. Sedangkan perasaan sedih, cemas, takut, marah dan sebagainya sebaiknya tidak dimunculkan orang tua di hadapan anak upaya

membangun hubungan baik dengan anak. Sedangkan sikap permusuhan, penghinaan, kebencian, penghardikan dan sebagainya harus dihapus dalam

(40)

22 B. Sikap Tawadhuk Siswa

1. Pengertian

Sikap atau perilaku menurut W.J.S. poerwodarminto adalah tingkah laku, kelakuan, perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan

sehari-hari (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1984: 187). Tawadhuk berasal dari kata wa-dha’a. ia berarti merendahkan diri atau menempatkan dirinya pada posisi lebih rendah dari yang semestinya dimiliki. Sikap

tawadhuk ditunjukkan oleh seseorang atas sesuatu yang berhubungan dengan dirinya, hingga batas-batas yang tidak merendahkan martabatnya

(Wahid, 2004 : 108). Menurut Umar Hasyim tawadhuk adalah akhlak mulia, perangai terpuji, tabiat serta sifat yang baik (Hasyim, 2005 : 568)

Dengan demikian dapat penulis tarik kesimpulan bahwa sikap

tawadhuk adalah perbuatan atau sikap merendahkan diri dan berlaku hormat kepada siapa saja yang ditujukkan dalam ucapan, sikap dan

tindakan dalam berinteraksi dengan orang lain. 2. Keutamaan Tawadhuk

Apabila seseorang memiliki sikap tawadhuk maka dalam

kehidupannya ia akan merasakan ketenangan dalam jiwanya, karena sikap tawadhuk adalah sifat terpuji yang banyak disenangi oleh orang banyak.

(41)

23

Artinya : ”Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan

kata-kata yang menghina) mereka mengucap salam” (QS. Al

-Furqon ayat 63).

Dalam ayat ini mengajarkan kepada manusia agar senantiasa memiliki

sifat rendah hati kepada siapapun baik itu rendah hati kepada Allah SWT, maupan kepada manusia lainnya. Karena seorang muslim yang memiliki

sifat rendah hati akan mendapatkan keridhaan Allah SWT. 3. Bentuk-Bentuk Tawadhuk

Sikap tawadhuk dalam pergaulan bermasyarakat akan terlihat antara

lain dalam bentuk-bentuk berikut ini:

a. Tidak menonjolkan diri dari orang-orang yang level atau statusnya

sama, kecuali apabila sikap tersebut menimbulkan kerugian bagi agama atau umat Islam

b. Berdiri dari tempat duduknya dalam satu majlis untuk menyambut

kedatangan orang yang lebih mulia dan lebih berilmu daripada dirinya, dan mengantarkannya ke pintu ke luar jika yang

bersangkutan meninggalkan majlis.

c. Bergaul dengan orang awam dengan ramah, dan tidak memandang

(42)

24 d. Mau mengunjungi orang lain sekalipun lebih rendah status

sosialnya.

e. Mau duduk-duduk bersama dengan fakir miskin, orang-orang cacat

tubuh, dan kaum dhu’afa lainnya, serta bersedia mengabulkan

undangan mereka.

f. Tidak makan minum dengan berlebihan dan tidak memakai pakaian

yang menunjukkan kemegahan dan kesombongan (Ilyas, 2007 :

124-125).

C. Penelitian-Penelitian yang Relevan

Berikut penelitian-penelitian yang terkait dengan topik atau kajian skripsi ini:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Karisah (2010) yang berjudul

―Hubungan antara Keteladanan Orang Tua dalam Beribadah dengan

Sikap Tawadzuk Anak‖, penelitian pada siswa SD 1 Gandon Kec.

Kaloran Kab. Temanggung tahun pelajaran 2009/2010. Hasilnya adalah ada hubungan antara keteladanan orang tua dalam beribadah dengan sikap tawadhuk anak pada siswa SD 1 Gandon Kec. Kaloran

Kab. Temanggung 2009/2010.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Syaekodin (2009) yang berjudul ―

Hubungan Perilaku Keagamaan Orang Tua dengan Akhlak Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Buncak Kec. Buncak Kab. Semarang Tahun 2009. Ditemukan hasilnya adanya Hubungan antara

(43)

25 Ibtidaiyah Darussalam Buncak Kec. Buncak Kab. Semarang tahun 2009.

D. Hubungan Akhlak Orang Tua Dengan Sikap Tawadhuk Siswa

Orang tua merupakan pendidik yang paling utama terhadap anaknya.

Karena sebelum anak melalui bangku sekolah anak terlebih dahulu tinggal bersama orang tuanya. Masa itu kurang lebih empat sampai lima tahun yaitu sejak anak itu lahir sampai usia Taman Kanak-kanak. Pada masa itu anak

pertama kali mendapat pendidikan, yaitu orang tuanya atau orang-orang terdekat dalam keluarga itu.

Akhlak merupakan pendidikan yang sangat penting yang dibutuhkan oleh anak. Sebagai orang tua pasti menginginkan anaknya memiliki akhlak yang baik. Setelah melalui masa pra sekolah tiba saatnya anak akan

mengalami masa sekolah, di situlah anak mulai berbaur dengan orang banyak yang memiliki kepribadian yang beragam. Anak akan mengenal

guru, teman dan orang-orang di masyarakat.

Setelah anak berbaur dengan orang lain, secara tidak langsung anak akan melihat dan memperhatikan tingkah laku orang lain itu. Pendidikan

anak akan bertambah dari orang lain tersebut, selain pendidikan yang sudah ditanamkan oleh orang tuanya. Pondasi akhlak yang harus ditanamkan oleh

orang tua harus kuat sehingga anak tidak mudah terkontaminasi oleh hal-hal buruk yang ada di sekeliling anak.

Dari uraian di atas, akhlak orang tua menjadi peran penting bagi

(44)

26 baik kepada anaknya, maka anak akan mengikuti perilaku yang dicontohkan oleh orang tuanya. Begitu juga sebaliknya, jika orang tua memberikan

contoh perilaku yang tidak baik, maka anak akan mengikuti perilaku yang dicontohkan oleh orang tua.

(45)

27 BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Sejarah berdirinya MI Ma’arif Pulutan

MI Ma’arif Pulutan didirikan pada tahun 1954 oleh para tokoh

masyarakat Desa Pulutan antara lain KH. Asnawi, H. Qolyubi, H. Achmad, KH Nawawi, H Ridwan dan H Abdul Rauf.

Pada awal berdirinya, kegiatan belajar mengajar berlangsung di beberapa rumah penduduk yan dipinjam oleh madrasah. Rumah-rumah tersebut antara lain milik H. Ridwan, H. A. Insan, H Abdul Rauf, H Qolyubi dan Amin Ansor. Proses pembelajaran berlangsung sangat sederhana dengan sistem klasikal dan menggunakan media pembelajaran yang sangat terbatas. Manajemen madrasah yang diterapkan juga sangat sederhana, bahkan para guru yang mengajar tidak mendapat gaji dari madrasah. Jumlah siswa pada masa-masa awal ini relatif besar rata-rata 50 per kelas.

(46)

28 pembangunan gedung madrasah. Pembangunan gedung mulai dilakukan dengan dukungan dana dari Keluarga Bani Yusuf. Gedung unit I

berjumlah 5 ruang kelas untuk Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) dan

gedung unit II berjumlah 5 ruang kelas untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI). kondisi madrasah ini berlangsung hingga sekarang dengan berbagai kekurangan, kelebihan , hambatan, maupan tantangan yang ada.

2. Tujuan dan Target

Tujuan MI Ma’arif Pulutan

a. Membentuk lulusan madrasah yang memiiki Aqidah Islamiyah mantap.

b. Mencetak lulusan madrasah yang memiliki kedalaman ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Menciptakan lulusan madrasah yang memiliki keluasan wawasan mengenai agama Islam.

d. Membentuk lulusan madrasah yang rajin beribadah.

e. Membentuk lulusan madrasah yang mengedepankan moralitas dan akhlaq al-karaimah dalam kehidupan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

f. Menciptakan lulusan madrasah yang kompetetif baik untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi maupun dalam kehidupan sehri-hari.

Target MI Ma’arif Pulutan

a. Membekali lulusan dengan Aqidah Islamiyah.

(47)

29 d. Membiasakan lulusan dengan moralitas keislaman dan akhlaq

al-karimah.

e. Membekali lulusan dengan rajin beribadah. 3. Letak Geografis MI Ma’arif Pulutan

Lembaga pendidikan MI Ma’arif Pulutan tepatnya berada di Jl.

Dipomenggolo 25 kelurahan Pulutan kecamatan Sidorejo kota Salatiga Kode Pos 50716.

4. Visi dan Misi MI Ma’arif Pulutan

Visi MI Ma’arif Pulutan

Terwujudnya centre of excelience on Elementery School, dalam agama, budi pekerti, bahasa dan sains tech.

Misi MI Ma’rif Pulutan

a. Membangun rasa cinta dan bangga terhadap agama, bangsa dan tanah air.

b. Menanamkan nilai-nilai Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam perilaku sehari-hari.

c. Membentuk pribadi berakhlak mulia dan berprestasi tinggi.

d. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan beragam bahasa (Arab, Inggris dan Jawa).

e. Membekali sains-tech tepat guna. 5. Keadaan Guru, Siswa dan Orang Tua Siswa

a. Keadaan Guru MI Ma’arif Pulutan

Berdasarkan hasil penelitian yang saya peroleh melalui metode

(48)

30

4 Wiwin Nuryani, S Pd. I 198204012005012001 Guru Kelas

5 Hanik Mufidah, S Ag 197310152007012016 Guru Kelas

6 M. Agus Indriyatno, S Pd. I 198008242007101001 Guru Kelas

7 Asibro Mulisi, S Pd. I - Guru Kelas

8 Siti Anisah, S Pd. I 198208312005012003 Guru Kelas

9 Y. Ari Purwanto, S Pd - Guru Kelas

10 Siti Haniah, S Pd. I - Guru Kelas

11 Ustadzah, S Ag 197605102007012025 Guru Kelas

12 Yeni Setiawan, S Psi - Guru Kelas

18 Ratim, S Ag 196810042006041015 Guru Kelas

(49)

31

b. Keadaan Siswa dan Orang Tua Siswa

Data hasil penelitian diketahui melalui metode dokumentasi diperoleh data berupa data siswa dan orang tua siswa. Data tersebut adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.2

Keadaan Siswa dan Orang Tua Siswa

NO Nama Siswa Nama Orang Tua Siswa Kelas

1 Agus Riyadi Eko Pujiyanto/Alqomah 5A

2 Ahmad Sadad Alwi Muh Khoirudin/S. Ngafiah 5A

3 Andika Nurriyadi Rafa Utomo Tri Utomo/Septiana Erawati 5A

4 Damara Dan Dan M. Edi Efendi/Atmiyati 5A

5 Laela Nur Cahyani Maksum/Triustiyah 5A

6 Lubna Karisma Putri M. Zaenal A./S. Maemunah 5A

7 Mahalitjari Asep Usman/Suraidah 5A

8 Muhammad Alvin Rizky M. Sujadmiko/Kamaliyah 5A

9 Muhammad aldy Pahreza Dadi Junaidi/D. Mustika 5A

(50)

32

NO Nama Siswa Nama Orang Tua Siswa Kelas

11 Muhammad Teguh Kurniawan Nur wahid/Khusnul Khotimah 5A

12 Muhammad Roqim Sukiman/Khalimah 5A

13 Naufal Afif Nur Aulia Pujiyono/Siti Ginarti 5A

14 Nurulita Yuna Carisa Yuniyanto/ S. Fitriyah 5A

15 Randika Ilyas Putranto Suranto/Sririfati 5A

16 Ridho Hariyadi Sodibyo Ahmad Syarif Wahyudi/S. Iqomah 5A

17 Tarafiana Zakiya Jamiat Dahlan/ komariyah 5A

18 Tristiya Novita Fitriyani Eko Sutrisno/Sumiyati 5A

19 Wasilaturrohmah Murtadho/ Siti Fatimah 5A

20 Zaenur Anwar Sutomo/Giarni 5A

21 Abdurrahman Aufa Muna Murtadho/Ratna N. Fadilah 5B

22 Adzan Alunan Syahdu Didi Nugroho/Ina Susanti 5B

23 Ahmad Agus Fauzi Jazuli/Tri Barokah 5B

24 Akbar Maulana Widegdo Edwin Jekso W./Qurotul Ayunina 5B

25 Alfinnajaa Nuryata Zahrok Muslih A./Ulfah Muntafiah 5B

26 Andika Nur Hadi Rama Utomo Tri Utomo/Septiana Erawati 5B

27 Aula Nidaatus Solikhah Achmad Arifin/Nisa Apriyanti 5B

28 Faishol Ahmad Nabila Kasmin/ Siti Rokhmatin 5B

29 Febrian Yusa Ferdiansyah Yusron/Siti Mujiyati 5B

30 Fika Rikha Farikha Munawir/Novita K. 5B

(51)

33

NO Nama Siswa Nama Orang Tua Siswa Kelas

32 Lintang Kusuma Rizky Ahmad Haryanto/Galuh A. 5B

33 Lukman Adiansah Sutomo/Giyarni 5B

34 Muhammad Yunus Amiri Agus M. Rohul/Imaroh 5B

35 Mukhamad Eka Pradafa Endarto Prabowo/ Siti Aminah 5B

36 Mukhamad Ikhsan Prayogi Marno/ Nuryati 5B

37 Nanda Febriyanti Ade Firmansyah/Ilmiyati 5B

38 Nova Riyadi Irkham/Imronah 5B

39 Novaleon Hernand Adam Heri K./Richa Hasanah 5B

40 Siti Khoirul Bariyah Muhammad Mustaqim 5B

B. Penyajian Data

1. Variabel Akhlak Orang Tua

Data hasil penyebaran angket tentang akhlak orang tua kemudian dilakukan penelitian, nilai dalam penyebaran angket ini berkisar antara 1

(52)
(53)

35 2. Variable Sikap Tawadhuk Siswa

(54)

36

NO Nama Siswa

Nilai

Y

NO Nama Siswa

Nilai

Y

16 Ridho Hariyadi Sudibyo 56 36 M. Ikhsan Prayogi 51

17 Tarafiana Zakiya 55 37 Nanda Febriyanti 57

18 Tristiya Novita F. 49 38 Nova Riyadi 53

19 Wasilaturrohmah 53 39 Novaleon Hernand Adam 48

20 Zainur Anwar 50 40 S. Khoirul Bariyah 50

Pada tabel tersebut dapat diketahui nilai minimal 48, nilai maksimal 57, rata-rata 52 dan standar deviasi 3 Hasil tersebut dijelaskan bahwa

responden yang memiliki nilai di atas rata-rata berjumlah 40 responden.

(55)

37 BAB IV

ANALISIS DATA

A. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan

akhlak orang tua dan sikap tawadhuk siswa di MI Ma’arif Pulutan tahun 2015.

Untuk mencapai tujuan terseut, maka data yang terkumpul dan tersaji pada

bab sebelumnya penyusun berikan penilaian dengan pedoman skoring sebagai berikut untuk variabel akhlak orang tua :

1. Alternatif jawaban SS (Sangat Sesuai) dengan skor 4 2. Alternatif jawaban S (Sesuai) dengan skor 3

3. Alternatif jawaban KS (Kurang Sesuai) dengan skor 2

4. Alternatif jawaban TS (Tidak Sesuai) dengan skor 1

a. Variabel pertama akhlak orang tua

Analisis pertama merupakan analisis data tentang akhlak orang tua

(56)

38 Tabel 4.1

Daftar Analisis Hasil Jawaban Angket Tentang Akhlak Orang Tua

(57)
(58)

40 berturut-turut adalah 59 dan 41. Dalam penyusunan skripsi ini, kami menetapkan empat kategori yang terdiri dari rendah, sedang, tinggi dan

sangat tinggi. Adapun rumus yang digunakan untuk menetapkan kategori-kategori di atas adalah sebagai berikut :

panjang interval =

Keterangan :

panjang interval = panjang interval kategori yang digunakan

= nilai tertinggi

= nilai terndah

= jumlah kategori yang digunakan

Sebelum menggunakan rumus tersebut untuk menentukan kategori-kategori yang diinginkan, maka terlebih dahulu penyusun akan

memaparkan tentang skor ideal yang berlaku dalam penyusunan skripsi ini. Penetapan skor ideal baik skor tertinggi maupun skor terendah diperoleh dari jumlah soal dan item penyekorannya. Dalam penelitian ini,

jumlah soal pada variabel x adalah 15, dengan empat item jawaban sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai dan tidak sesuai yang berskor masing-masing

4, 3, 2, 1. Setelah diketahui skor terndah maupun tertinggi, langkah selanjutnya adalah menetapkan kategori yang dimaksud dengan rumus yang telah ditetapkan di atas :

Menentukan panjang interval

(59)

41 =

= 11,25 [ dibulatkan menjadi 11]

Dari perhitungan tersebut, kemudian ditentukan interval dan

kategorinya sebagaimana tabel berikut :

Tabel 4.2

Interval dan Kategori Skor Variabel Akhlak Orang Tua

No Interval Kategori angket hubungan akhlak orang tua di MI Ma’arif Pulutan tahun 2015. Skor angket yang telah dipaparkan dalam tabel 5 kemudian dikonsultasikan

dengan dengan tabel 6 tersebut dan menghasilkan tabel kategori skor

akhlak orang tua di MI Ma’arif Pulutan tahun 2015 beserta respondennya.

Tabel 4.3

Kategori Skor Variabel Akhlak Orang Tua

Beserta Frekuensi Respondennya

No Interval Kategori Jumlah Responden

1 22-32 Rendah 0

(60)

42 No Interval Kategori Jumlah Responden

3 44-54 Tinggi 24

4 55-65 Sangat Tinggi 16

Jumlah Respondan 40

Dari penyebaran frekuensi tersebut, dapat dihitung presentase

frekuensi dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

F = frekuensi

N = jumlah responden

P = presentase

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya penyusun sajikantabel yang memuat kategori skor, frekuensi dan hasil angket akhlak

orang tua di MI Ma’arif Pulutan tahun 2015.

Tabel 4.4

Kategori Skor, Frekuensi Dan Presentase Hasil Angket Akhlak Orang Tua

di MI Ma’arif Pulutan Tahun 2015

No Kategori Interval Frekuensi Presentase

1 Rendah 22-32 0 0%

2 Sedang 33-43 0 0%

3 Tinggi 44-54 24 60%

4 Sangat Tinggi 55-65 16 40%

(61)

43

Dari tabel tersebut terlihat bahwa akhlak orang tua di MI Ma’arif

Pulutan tahun 2015 menurut persepsi siswa, berada dalam kategori tinggi

sebanyak 24 orang responden dari 40 responden atau sekitar (60%) berada dalam rentang 44-54. Adapun responden dengan kategori sangat tinggi ada

16 responden (40%), kategori sedang ada 0 responden (0%) dan 0% untuk kategori rendah. Dengan demikian, permasalahan mengenai akhlak orang

tua di MI Ma’arif Pulutan telah terjawab, karena menurut persepsi

sejumlah 24 siswa yang menjadi responden dalam penilaian akhlak orang tua termasuk dalam kategori tinggi.

b. Variabel kedua Sikap Tawadhuk Siswa

Untuk menajwab permasalahan yang kedua tentang sikap tawadhuk

siswa di MI Ma’arif Pulutan tahun 2015 telah penyusun sajikan tabel hasil

penyekoran angket yang telah penyusun sebarkan kepada 40 orang responden. Skor untuk jawaban angket sikap tawadhuk siswa sebagai

berikut:

1. Alternatif jawaban SS (Sangat Sesuai) dengan skor 4

2. Alternatif jawaban S (Sesuai) dengan skor 3

3. Alternatif jawaban KS (Kurang Sesuai) dengan skor 2 4. Alternatif jawaban TS (Tidak Sesuai) dengan skor 1

(62)

44 Tabel 4.5

Daftar Analisis Hasil Jawaban Angket Tentang Sikap Tawadhuk Siswa

(63)
(64)

46 Dari pedoman tersebut di atas diperoleh skor tertinggi dan terendah variabel sikap tawadhuk siswa di MI Ma’arif Pulutan berturut-turut

sebagai berikut 57 dan 48. Sedangkan untuk sikap tawadhuk siswa dengan empat item jawaban yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), KS (Kurang

Sesuai) dan TS (Tidak Sesuai) yang berskor masing-masing 4 ,3 , 2 dan 1 maka skor ideal untuk kedua angket tersebut berkisar antara 15 – 60.

Selanjutnya adalah menentukan kategori kategori skor angket yang

diperoleh. Adapun pengkategorian skor-skor tersebut sama dengan pengkategorian angket akhlak orang tua yaitu berdasarkan rumus di bawah

ini :

n kategori = jumlah kategori yang diinginkan

Sebagaimana angket akhlak orang tua, maka skor ideal untuk angket

sikap tawadhuk siswa berkisar diantara 15 – 60 angka 15 adalah skor terendah dan 45 skor ideal tertinggi.

Setelah diketahui skor ideal terendah maupun tertinggi, langkah selanjutnya menetapkan kategori yang dimaksud dengan rumus yang telah ditetapkan di atas :

(65)

47 Dari perhitungan tersebut, kemudian ditentukanlah interval dan

kategorinya sebagaimana tabel berikut : Tabel 4.6

Interval dan Kategori Skor Sikap Tawadhuk Siswa

di MI Ma’arif Pulutan tahun 2015

No Interval Kategori

1 22-32 Rendah

2 33-43 Sedang

3 44-54 Tinggi

4 55-65 Sangat tinggi

Sebagaimana tabel 10 di atas, tabel 11 juga merupakan acuan dalam

menetapkan kategori skor angket sikap tawadhik siswa di MI Ma’arif

Pulutan taahun 2015. Skor-skor angket yang telah di paparkan dalam tabel 10 kemudian dikonsultasikan dengan tabel 11 dan menghasilkan tabel

kategori skor sikap tawadhuk siswa di MI Ma’arif Pulutan yahun 2015

(66)

48 Tabel 4.7

Kategori Skor Angket Variabel Sikap Tawadhuk Siswa

Beserta Frekuensi Respondennya

No Interval Kategori Jumlah Responden

1 22-32 Rendah 0

2 33-43 Sedang 0

3 44-54 Tinggi 31

4 55-65 Sangat Tinggi 9

Jumlah Responden 40

Dari penyebaran frekuensi tersebut, dapat dihitung presentase frekuensi dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan : F = Frekuensi

N = Jumlah responden P = Presentase

Berdasarkan perhitungan tersebut selanjutnya penyusun sajikan tabel

yang memuat kategori skor, frekuensi dan hasil angket sikap tawadhuk

(67)

49 Tabel 4.8

Kategori Skor, Frekuensi dan Presentase Hasil Angket Sikap Tawadhuk Siswa

Adapun responden dengan kategori sangat tinggi ada 9 responden 22,5%), kategori sedang ada 0 responden (0%) dan kategori rendah ada 0 responden (0%). Dengan demikian, maka permasalahan yang kedua telah

terjawab bahwa sikap tawadhuk siswa di MI Ma’arif Pulutan berada dalam

kategori tinggi.

B. Pengujian Hipotesis

Pada bagian ini, penyusun melakukan analisis data untuk membuktikan diterima atau tidaknya hipotesis yang penulis ajukan sebelumnya yaitu : ―ada

hubungan antara akhlak orang tua dengan sikap tawadhuk siswa di MI Ma’raif

(68)

50 Terlebih dahulu penyusun mencari ada tidaknya hubungan antara variabel x dan y dengan menggunakan rumus kolerasi prodct moment. Hasil

perhitungan akan menghasilkan nilai koefisien kolerasi (r) hasil perhitungan kemudian dikolerasikan dengan rtabel untuk sampel 40 dan taraf signifikansi

5% dan !% berturut-turut adalah 0,312 dan 0,403. Jika rhitung > rtabel, berarti ada hubungan positif antara variabel x dan y. jika rhitung = 0, maka dikatakan bahwa antara variabel x dan y tidak ada hubungan sama sekali. Jika rhitung <

rtabel maka hubungan bersifat negative. Adapun variabel x yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah akhlak orang tua di MI Ma’arif Pulutan

Kecamatan Sidoreja Kota Salatiga tahun 2015. Sedangkan variabel y adalah

sikap tawadhuk siswa di MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota

Salatiga tahun 2015. Di bawah ini merupakan rumus kolerasi product moment

r

xy

=

Keterangan :

r

xy = Koefisien kolerasi

∑X = Jumlah skor total variabel X

∑Y = Jumlah skor total variabel Y

X2 = Kuadrat X Y2 = Kuadrat Y

(69)

51 Keterangan :

Untuk menganalisis data dengan rumus tersebut, maka digunakanlah

tabel penolong koefisien kolerasi (hubungan) sebagaimana tabel 4.9 di bawah ini :

Tabel 4.9

Koefisien Hubungan Akhlak Orang Tua dengan Sikap Tawadhuk

Siswa di MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

(70)
(71)

53

Dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 15 dapat diketahui bahwa perhitungan rumus product moment untuk mengetahui adanya

hubungan akhlak orang tua dan sikap tawadhuk siswa di MI Ma’arif

Pulutan tahun 2015 diperoleh hasil sebesar 0, 408 dengan taraf signifikasi 0.009 dan apabila dilihat pada rtabel dengan taraf signifikasi 5% (0,312)

dan 1% (0,403) dimana rhitung lebih besar daripada rtabel maka terdapat hubungan positif yang berarti (signifikan) antara variabel X (akhlak orang tua) dengan variabel Y (sikap tawadhuk siswa).

Tabel 4.10

(72)

54 C. Pembahasan

1. Akhlak orang tua di MI Ma’arif Pulutan

Berdasarkan hasil analisis diskriptif di atas dapat diketahui bahwa

kategori variabel akhlak orang tua di MI Ma’arif Pulutan berturut turut

sebagai berikut: sangat tinggi (40%) terletak pada interval 55-65 dengan responden sejumlah 16, tinggi (60%) terletak pada interval 44-54 dengan responden 24 orang, sedang dan rendah tidak ada (0%).

Dari uraian di atas tentang presentase masing-masing kategori, terlihat bahwa mayoritas responden berada dalam kategori tinggi yakni

sebanyak 24 responden (60%) terletak pada interval 44-54. Dengan

demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa akhlak orang tua di MI Ma’arif

Pulutan berada dalam kategori tinggi.

Menurut penyusun, akhlak orang tua di MI Ma’arif Pulutan

khususnya kelas 5 cukup baik, dari hasil persepsi siswa terbukti bahwa

60% siswa menilai orang tua mereka menghasilkan kategori tinggi. 2. Sikap tawadhuk siswa kelas 5 MI Ma’arif Pulutan kecamatan Sidorejo

Kota Salatiga tahun 2015

Mengenai kategori sikap tawadhuk siswa kelas 5 MI Ma’arif Pulutan

tahun 2015 berturut-turut adalah sebagai berikut: sangat tinggi (22,5%)

(73)

55 Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berada dalam kategori tinggi yaitu 77,5% atau sebanyak 31 responden. Ini

berarti bahwa sikap tawadhuk siswa kelas 5 MI Ma’arif Pulutan tahun

2015 dapat disimpulkan berada dalam kategori tinggi terbukti dari hasil

pengisian angket yang disebarkan oleh peneliti, sikap tawadhuk siswa berada pada kategori tinggi dengan jumlah responden 31 siswa.

3. Hubungan antara akhlak orang tua dewngan sikap tawadhuk siswa kelas 5

MI Ma’arif Pulutan kecamatan Sidorejo kota Salatiga tahun 2015

Dari hasil peenlitian elah ditentukan sebelumnya bahwa nilai

koefisien kolerasi (rxy) hasil perhitungan selanjutnya akan dikonsultasikan

dengan rtabel. Jika rxy > r tabel, berarti hasil perhitungan kolerasi antara

variabel X dan Y bernilai positif, yaitu ada hubungan yang signifikan

antara akhlak orang tua dengan sikap tawadhuk siswa kelas 5 MI Ma’arif

Pulutan tahun 2015. Dengan demikian hipotesis yang penyusun ajukan

diterima. Dari analisis kolerasi diketahui sebagai berikut:

Koefisien kolerasi ditemukan bahwa rxy sebesar 0,408, sedangkan

kolerasi nilai r product moment pada tabel dengan responden sejumlah 40

siswa dan taraf signifikasi 5% adalah 0,312 sedangkan kolerasi nilai r product moment pada tabel dengan responden 40 siswa dengan taraf

signifikasi 1% adalah 0,403.

Penyusun kemudian mengkonsultasikan nilai rxy dengan r pada tabel.

Dari hasil konsultasi terlihat bahwa rhitung untuk signofikasi 5% maupan

(74)

56 hubungan yang signifikan antara akhlak orang tua dengan sikap tawadhuk

siswa kelas 5 MI Ma’arif Pulutan kecamatan Sidorejo kota Salatiga tahun

2015‖ dapat diterima.

Berdasarkan analisis hipotesis di atas, maka akhlak orang tua terkait

dengan sikap tawadhuk siswa. Menurut Mansur (325 : 2005) pendidikan keluarga dalam islam yang paling utama adalah pendidikan akhlak, dengan jalan melatih anak membiasakan hal-hal yang baik, menghormati kedua

orang tua, bertingkah laku sopan baik dalam perilaku keseharian maupun bertutur kata.

Menurut Mansur (323 : 2005) penanaman pendidikan ini harus disertai dengan contoh konkret sebagaimana dicontohkan oleh orang tua baik tutur kata maupun perbuatan yang bisa diterima oleh anak. Hal

tersebut terbukti pada siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan tahun 2015 masuk

(75)

57 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas, maka penyusun dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo

Kota Salatiga tahun 2015 mempersepsi positif akhlak orang tua mereka, karena memberikan nilai tinggi kepada akhlak orang tua mereka.

2. Siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

tahun 2015 memiliki sikap tawadhuk yang baik.

3. Riset ini membuktikan bahwa ada keterkaitan positif antara akhlak

orang tua dengan sikap tawadhuk siswa, di mana orang tua memberikan contoh sikap yang baik kepada anaknya, anak akan mencontoh

parilaku orang tuanya. B. Saran

Ada beberapa rekomendasi yang dihasilkan berdasarkan temuan

penelitian ini yaitu :

1. Diharapkan orang tua memberikan teladan akhlak yang baik, agar dapat

dicontoh oleh anak-anaknya.

2. Diharapkan guru sebagai orang tua siswa ketika di sekolah dapat

membimbing siswanya agar dapat menanamkan akhlak yang baik dan

(76)

58 3. Diharapkan siswa melaksanakan apa yang diajarkan oleh orang tua dan

(77)

59 DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Wahid. 2004. Risalah Akhlak, Panduan Perilaku Muslim Modern . Solo : Era Intermedia.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga (Sebuah Perspektif Dalam Islam) . Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia . Jakarta : Gema Insani Press. Hasyim, Ahmad Umar. 2005. Menjadi Muslim Kaffah Berdasarkan Al- Qur’an

Dan Sunnah Nabi SAW . Yogyakarta : Mitra Pustaka.

Daradjat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta : Bumi Aksara.

Mansur, 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam . Jakarta : Sekretariat Jendral Departemen Agama RI.

Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Akhlak . Yogyakarta : LPPI UMY

Nata, Abuddin. 2002. Akhlak Tasawuf . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif . Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Edisi Revisi VII. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Poerwadarminta, WJS. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.

Departemen Agama, 1996. Al Qur’qn Al Karim Dan Terjemahnya. Semarang : CV Toha Putra.

Karisah, 2010. Hubungan Antara Keteladanan Orang Tua Dalam Beribadah

Dengan Sikap Tawadhu’ Anak. Skripsi Tidak Diterbitkan. IAIN

Salatiga.

(78)
(79)

61 ANGKET PENELITIAN TENTANG AKHLAK ORANG TUA

No Responden : Petunjuk :

1. Jawablah pernyataan berikut dengan alternatif jawaban yang telah tersedia!

2. Jawablah pernyataan berikut dengan sejujur-jujurnya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari!

―Berikut ini pernyataan-pernyataan mengenai apa yang dilakukan oleh orang tua kalian, sepengetahuan kalian sendiri, jawablah sejujur-jujurnya agar dapat di

peroleh gambaran mengenai kondisi orang tua kalian‖.

Orang tua saya melakukan atau mengalami hal-hal di bawah ini : Soal

No Pernyataan Jawaban

SS S KS TS

1 Menyayangi anak-anaknya.

2 Memberi nasihat kepada anak-anaknya yang berbuat salah.

3 Tidak pernah bertengkar di hadapan anak-anaknya.

4 Meminta maaf kepada anak-anaknya apabila berbuat salah.

5 Mengajak silaturrahmi anak-anaknya ke tampat saudara atau kerabat.

6 Senang membantu keluarga yang sedang dalam kesulitan.

7 Tidak membeda-bedakan antara kerabat yang satu dengan kerabat yang lain. 8 Senang berbagi makanan dengan

tetangga dekat.

9 Menengok tetangga yang sedang sakit.

(80)

62

No Pernyataan Jawaban

SS S KS TS

10 Tidak pernah bertengkar dengan tetangga.

11 Kerja bakti bersama tetangga untuk membersihkan lingkungan

12 Mengucap salam ketika bertamu ke tempat orang lain.

13 Apabila bertamu tidak terlalu lama, sehingga tidak merepotkan tuan rumah. 14 Apabila ada tamu datang ke rumah,

orang tua menyambut dengan baik, dan mengeluarkan hidangan semampunya. 15 Berpakaian yang sopan apabila menemui

tamu.

Keterangan : SS : Sangat sesuai S : Sesuai

(81)

63 ANGKET PENELITIAN TENTANG SIKAP TAWADHUK SISWA No Responden :

Petunjuk :

1. Jawablah pernyataan berikut dengan alternatif jawaban yang telah tersedia!

2. Jawablah pernyataan berikut dengan sejujur-jujurnya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari!

Berikut yang saya lakukan terhadap teman atau orang lain : Soal

No Pernyataan Jawaban

SS S KS TS

1 Tidak memperlihatkan kelebihan yang dimiliki kepada orang lain.

2 Menghargai pendapat orang lain.

3 Meminta maaf kepada orang lain apabila melakukan kesalahan.

4 Tidak membeda-bedakan teman.

5 Tidak berbicara kasar kepada orang lain. 6 Menyayangi sesama teman.

7 Menengok teman yang sedang sakit 8 Bermain dengan teman yang lebih

rendah statusnya.

(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, menurut Pasal 1892, perbuatan hukum yang dapat dibatalkan karena adanya cacat yang tidak berakibat batal demi hukum, masih dapat disahkan melalui penetapan ataupun

Dari permasalahan tersebut maka diambil solusi untuk penentuan keputusan dengan topik “Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Jurusan menggunakan weighted

1) Anak-anak menerima perilaku kekerasan dari orangtua, teman, kakak, adik, dan guru. Orangtua dan guru lebih sering melakukan kekerasan verbal kepada

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian ini yaitu pada tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kejadian depresi dan kecemasan pada pasien DM Tipe

45 Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk (i) mengetahui proses dalam merancang dan mengembangkan modul remedial biologi materi keanekaragaman hayati, (ii)

Analisis Sidik Ragam menunjukkan bahwa faktor rasio molar dan interaksi faktor rasio molar dengan durasi reaksi tidak berpengaruh signifikan (pada taraf á 0,05) terhadap

hukum rajam(jenis hukuman dalam bentuk dilempar dengan batu sampai mati) baik dilakukan oleh muhshan maupun ghairu muhshan ).Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh

Apabila kadar kolesterol tinggi akibat peningkatan metabolisme lemak terutama dari makanan berpotensi meningkatkan kolester- ol dalam darah menyebabkan penyumbatan pada pembuluh