• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN HUMANISTIK DAN BEHAVIORISTIK DALAM METODE PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA MI AL FALAH KALIANGKRIK DAN MI AL ISLAM TONOBOYO BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDIDIKAN HUMANISTIK DAN BEHAVIORISTIK DALAM METODE PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA MI AL FALAH KALIANGKRIK DAN MI AL ISLAM TONOBOYO BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015"

Copied!
191
0
0

Teks penuh

(1)

1

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN HUMANISTIK DAN

BEHAVIORISTIK DALAM METODE PEMBELAJARAN

AKIDAH AKHLAK PADA MI AL FALAH KALIANGKRIK

DAN MI AL ISLAM TONOBOYO BANDONGAN

KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh : FADHOIL, S.AG

NIM. M1.13.022

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

Untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2015

(2)

2

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN HUMANISTIK DAN

BEHAVIORISTIK DALAM METODE PEMBELAJARAN

AKIDAH AKHLAK PA

DA MI AL FALAH KALIANGKRIK

DAN MI AL ISLAM TONOBOYO BANDONGAN

KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh : FADHOIL, S.AG

NIM. M1.13.022

Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga

Sebagai pelengkap Persyaratan Untuk gelar Magister Pendidikan Islam

Salatiga, 25 September 2015

ttd

Dr. H.M. Zulfa, M.Ag

Pembimbing 1

(3)
(4)

4

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama : Fadhoil, S.Ag

NIM : M1.13.022

Program Studi : Pendidikan Agama Islam Konsentrasi : PAI

Tanggal Ujian : 25 September 2015

Judul Tesis : Implementasi Pendidikan Humanistik dan Behavioristik Dalam Metode Pembelajaran Akidah Akhlak pada MI Al Falah Kaliangkrik dan MI Al Islam Tonoboyo Bandongan Magelang Tahun pelajaran 2014/2015

Panitia Munaqosah Tesis

1. Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag __________________ 2. Sekretaris : Dr. Wina rno, M.Pd. __________________ 3. Penguji I : Dr. H. Sa‟adi, M.Ag. __________________ 4. Penguji II : Dr. H. Miftahuddin, M.A __________________ 5. Penguji III : Dr. H.M. Zulfa, M.Ag. __________________

(5)

5

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil karya saya

sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau Ijasah pada Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”

Salatiga, 25 September 2015

Yang Membuat Pernyataan

Fadhoil, S.Ag

NIM.M1.13.022

(6)

6

ABSTRAK

Fadhoil. 2015. Implementasi pendidikan humanistik dan Behavioristik dalam Metode Pembelajaran Akidah Akhlak di MI Al Falah Kaliangkrik dan MI Al Islam Tonoboyo Bandongan Magelang Tahun ajarn 2014/2015

Dosen Pembimbing: Dr. H.M.Zulfa, M.Ag.

Kata Kunci : Humanistik , Behavioristik dan metode Akidah akhlak

Penelitian ini mengenai implementasinya pendidikan humanistik dan behavioristik dalam metode pembelajaran akidah akhlaq di Madrasah Ibtidaiyah Al Falah Kaliangkrik dan MI Al Islam Tonoboyo Bandongan magelang tahun ajaran 2014/2015. Dengan permasalahan penelitian yang meliputi: (1) Bagaimana aplikasi metode pembelajaran akidah akhlaq di Madrasah?(2)Bagaimana guru mengimplementasikan pendidikan humanistik dan behavioristik di Madrasah ?

Adapun hasil penelitian menunjukkan dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak di MI Al Falah dan MI Al Isla m dalam perencanaannya dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran melalui RPP dan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Dalam pengelolaan pembelajaran Akidah Akhlak guru menerapkan metode, diantaranya : ceramah , tanya jawab, diskusi dan demonstrasi

(7)

7 v

PEDOMAN

TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988

(8)

8

ARAB LATIN KETERANGAN CONTOH

(9)

9

C. Vokal Panjang

ARAB LATIN KETERANGAN CONTOH

ا

A Bunyi fathah

ARAB LATIN KETERANGAN CONTOH

....

ARAB LATIN KETERANGAN CONTOH

(10)

10

PRAKATA

Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang menguasai seluruh alam jagat raya. Hanya kepada-Nya kami memohon pertolongan, dan atas limpahan rahmat, taufiq, beserta hidayah-Nya kita masih diberikan ketetapan iman dan taqwa kepada-Nya.

Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan pada Nabi Muhammad SAW, yakni yang telah merubah zaman kegelapan (jahiliah) menjadi zaman yang terang benderang dengan manusia yang berakhlak melalui ajaran agama Islam yang dibawanya, serta syafaatnya senantiasa kita harapkan di hari kiamat kemudian.

Atas pancaran ilmu-Nya yang dianugerahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Implementasi Pendidikan Humanistik dan Behavioristik Dalam Metode Pembelajaran Akidah Akhlaq pada MI Al Falah Kaliangkrik dan MI Al Islam Tonoboyo Bandongan Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015),dengan baik, dan lancar serta dapat menempuh perjalanan panjang yang penuh dengan perjuangan. Semua ini tidak lain adalah atas pertolongan dari Allah SWT.

Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmad Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag, selaku Direktur Program

(11)

11

3. Bapak Dr. H. M. Zulfa, M.Ag. selaku pembimbing yang penuh dengan keihlasan, kesabaran dan kejelian untuk memberikan bimbingan dan arahan sampai terselesainya penyusunan tesis ini. 4. Dr. Adang Kuswaya, M.Ag dan Dr. Budiono Saputro, M.Pd. selaku

dosen mata kuliah di Program Pascasarjana IAIN Salatiga yang

pernah berpesan kepada Mahasiswa dengan kalimat “ yang penting

dijalani/teko dilakoni, alon-alon wathon kelakon”, beserta seluruh dosen dan karyawan Program Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pelayanan kepada penulis. 5. Bpk Ibu Guru pada MI Al Falah Kaliangkrik, Bapak Rozib Sulistyo,

M.PdI (Kepala Madrasah dan guru MI Al Islam Tonoboyo Bandongan Magelang), beserta seluruh dewan guru, karyawan dan peserta didiknya yang telah memberikan kesempatan dan bantuan demi terselesainya penelitian kepada penulis.

6. Seluruh pihak yang telah terlibat dalam penyusunan tesis ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan mohon kekuatan, tidak lupa semoga amal baik mereka mendapat balasan yang lebih dari-Nya. Amin.

Tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak kekurangan bahkan kekeliruan dari Tesis ini, penulis meyadari bahwa semua itu adalah kekurangan dari diri pribadi penulis, dengan ini mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pembaca untuk menjadi yang lebih baik

(12)

12

Penulis berharap semoga Tesis ini memberikan kemanfaatan dan kemaslahatan khususnya pada diri pribadi penulis dan pembaca serta dalam ilmu pendidikan secara umum. Amin ya robbal’alamin.

Salatiga, 25 September 2015

Penulis,

Fadhoil, S.Ag NIM. M1. 13.022

(13)

13

“Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

Berusaha tanpa berdo‟a itu sombong

Berdo‟a tanpa berusaha itu bohong

Maka hiasilah hidu

pmu dengan Berusaha dan berdo‟a

(14)

14

PERSEMBAHAN

1. Kedua orang tuaku, yang telah membesarkan dan mendidikku hingga aku dewasa;

2. Kedua mertuaku yang selalu mendo‟akan aku;

3. Istriku dan anak-anakku tercinta yang selalu menyayangi dan memotivasi aku;

4. Drs. H. Achmad Sa‟i, Mandur Adha.S.PdI, dan rekan rekan semua di jajaran kaliangkrik yang selalu memberikan motivasi kepada say a. 5. Kakak- kakakku , beserta keluarga yang selalu mendukungkku; 6. Keluarga besar mertua, yang ikut mendo‟akan aku; dan

7. Kepada teman-teman PPs IAIN salatiga angkatan 2013 yang saya cintai.

8. Seluruh pembaca yang budiman

(15)

15 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN .. ... iii

ABSTRAK... ... iv

PANDUAN TRANSLITERASI ... v

KATA PRAKATA ... viii

MOTTO... ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR... ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Balakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah. ... 5

C. Tujuan dan manfaat penelitian ... 5

D. Tinjuauan pustaka... .... 6

E. Penegasan Istilah ... 11

F. Metode Penelitian ... 14

G. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II KAJIAN TEORI ... 20

A. Humanistik ... 20

B. Behavioristik. ... 31

C. Metode Pembelajaran Akidah Akhlak... 57

D. Pengertian, Dasar,dan Tujuan Akidah Akhlak... 62

(16)

16

BAB III HASIL PENELITIAN PENELITIAN ... 70

A. Gambaran Madrasah Ibtidaiyah Al Falah kaliangkrik ... 70

B. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 70

1. Tinjauan historis ... 70

2. Visi dan misi ... 71

3. Tinjauan Geografis ... 72

4. Data sarana dan Prasarana ... 73

5. Kegiatan Ekstrakulikuler ... 77

6. Kedaan guru dan karyawan ... 79

7. Keadaan siswa ... 79

C. Gambaran Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Tonoboyo ... 83

D. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 82

1. Tinjauan historis ... 82

2. Tinjauan Geografis ... 82

3. Visi dan misi ... 83

4. Kedaan guru dan karyawan Data sarana dan Prasarana 88

5. Keadaan siswa ... 89

6. Data sarana dan Prasarana ... 89

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 93

A. Pemahaman guru Tentang Pendidikan humanistik dan behavioristik ... 93

B. Analisis Metode pembelajaran akidah Akhlak... 99

C. Implementasi Pendidikan humanistik dan Behavioristik dalam Metode Pembelajaran Akidah Akhlaq. ... 102

D. Kelebihan dan kekurangan Metode humanistik dan Metode Behavioristik... .... 111

BAB V PENUTUP ... 117

1. Simpulan ... 117

(17)

17

DAFTAR PUSTAKA ... 120

LAMPIRAN ... 124

BIOGRAFI PENULIS...161

(18)

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang sistim pendidikan menjadikan peserta didik sebagai manusia yangtercabut dari realitas sekarang, karena guru telah mendidik mereka menjadi orang lain bukan menjadi dirinya sendiri, artinya kebebasan dan pengakuan dari guru kurang mendapat perhatian yang maksimal. Akhirnya pendidikan bukan menjadi sarana untuk menumbuhkan potensi anak didik akan tetapi malah menjadikan mereka manusia yang siap cetak untuk kepentingan tertentu.1

Dalam pengajaran didalam kelas kebanyakan guru hanya memberikan metode ceramah, dilihat dari domin asi guru lebih banyak dari pada siswa. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran diera sekarang ini perlu adanya penyegaran dan kombinasi dalam penyamp aian pelaja ran dengan baik dan fariatif.

Konsep humanistik mengajarkan manusia memiliki rasa kemanusiaan yang mendalam dari seorang guru terhadap peserta didik dalam proses belajar dan mengajar.Menghilangkan rasa egois, otoriter, dan

1

(19)

19

individualis dan tidak semena mena melakuakan lawan bicara memahami atau masuk pada pembica raan kita.Pendidikan humanistik adalah pendidikan yang memandang manusia sebagai manusia yaitu makhluk ciptaan Allah dengan fitrah – fitrah tertentu untuk dikembangkan secara optimal. Pendidikan Humanistik atau konsep belajar humanistik tentunya tidak bisa dipisahkan dengan psikologi humanistik.Pahampsikologi humanistik inilah yang dapat dinyakini beberapa ahli menjadi dasar atau munculnya konsep pendidikan humanistik. Aliran ini yang mendorong peningkatan kualitas manusia melalui penghargaan terhadap potensi positif yang ada pada setiap manusia. Seiring dengan perubahan dan tuntutan zaman, proses pendidikan selalu berubah. Dengan adanya perubahan dalam strategi pendidikan dari waktu ke waktu, humanistik memberikan arahan yang signifikan dalam pencapaian tujuan ini.2 Psikologi humanistik membantu upaya perbaikan dalam salah satunya dengan pendekatan humanistik.Pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada ranah kognitif, afektif dan Psikomotorik pada siswa. Dalam prakteknya siswa diberi pengalaman belajar, diakui, diterima, dan dimanusiakan, sehingga pada akhirnya peserta didik menjadi optimis untuk sukses.

Behavioristik merupakan suatu teori psikologi yang berfokus materi kajiannya hanyalah prilaku nyata (overt behavior ) tidak terkait dengan hubungan kesadaran atau konstruksi mental. Teori behavioristik pada mulanya telah lahir semenjak abad kesembilan belas, pengkondisian klasik

2

Ratna Syifa‟a Rachmahana, “Psikologi Humanistik dan Aplikasinya dalam

(20)

20

menurut Ivan P. Pavlov yang merupakan cikal bakal perkembangan teori behavioristik dikemudian hari.

Ciri utama teori behavioristik adalah gur u bersikap otoriter dan sebagai agen induktrinasi dan propaganda dan sebagai pengendali masukan prilaku. Hal ini dikemukakan karena behavioristik menganggap bahwa manusia itu bersifat pasif dan segala sesuatunya tergantung pada stimulus yang didapatkan.

Pengajaran Akidah Akhlak adalah sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen komponen yang terjalin sangat erat satu sama lain, dan apabila komponen tersebut terjalin dengan baik maka akan bereaksi secara optimal. Komponen komponen tersebut adalah : komponen tujuan pendidikan, komponen pendidik, komponen anak didik, komponen materi, komponen metode, dan komponen evaluasi pendidikan.

Sebagai salah satu komponen pendidikan adalah satu faktor yang penting. Tujuan pengembangan pembelajarannya adalah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik untuk meningkatkan potensi kenyakinan, pemahaman, dan pengalaman siswa sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.3

Dalam menentukan metode pengajaran Akidah akhlak di suatu madrasah diperlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan. Agar dalam pengajaran lebih bermakna maka perlu adanya pengakuan peserta didik sebagai subyeknya yaitu dengan melihat teori Humanistik dan behavioristik.

3

(21)

21

Peran guru dalam pengajaran ini sebagai fasilitator bagi para siswa, sedangkan Guru memberi motivasi, kesadaran mengenai makna belaja r dalam kondisi siswa. Dan peran guru mengfasilitasi pengala man belaja r kepada siswa serta mendampingi untuk mencapai tujuan pembelajaran dan siswa berperan sebagai pelaku utama.

Sebagian guru sekarang banyak yang menggunakan metode-metode klasik yang hanya menggunakan metode ceramah dan kurang mengkombinasikan dengan metode lain. Hal ini kurang memperhatikan potensi potensi kemanusiaan siswa , karena siswa hanya cenderung menerima saja tanpa ada feed beck tentang pelajaran yang diperoleh. Akhirnya siswa hanya memperoleh memperoleh materi Akidah Akhlak pada saat akan ujian saja, sedangkan dalam berlangsungnya pelajaran mereka hanya cenderung kurang berminat dan hadir dikelas secara fisik saja ,sementara psikhisnya tidak terlibat.

Di MI Al Falah Kaliangkrik Kabupaten Magelang yang merupakan Madrasah yang cukup berkembang dalam kegiatan keagamaan.Madrasah ini terletak di sebelah pedesaan yang sebagian penduduknya bertani. Deng an kedaan orang tua yang kurang dalam pemahaman terhadap keagamaan,maka mereka akan berusaha untuk mendukung kegiatan dan mendukung kegiatan yang bersifat dan berkaitan dengan agama islam.

(22)

22

apakah sejalan dengan kegiatan keagamaan yang dilakukan di lua r pembelajaran yang cukupberkembang.

Dengan mencetuskan teori belajar Humanistik Arthur Comb dan Abraham Maslow, penelitian ini lebih mengarah kepada Impleme ntasi dari pendidikan humanistik yang diambil dari teori belajar humanistik Carl Rogers yang dapat diterapkan dalam metode pembelajaran Akidah A khlak di MI Al Falah Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Rogers memilki implikasi yang signifikan terhadap metode pembelajaran akidah Akhlak. Hal ini dalam teori belajar humanistik carl rogers dapat dikembangkan dalam mewarnai metode pembelajaran. Dengan adanya pendidikan Humanistik diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan menimalisir potensi dirinya yang negatif.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana metode pembelajaran akidah akhlak di MI Al Falah kaliangkrik dan MI Al Islam Tonoboyo Bandongan Magelang?

2. Bagaimana Implementasi Pendidikan humanistik dan behavioristik dalam pembelajaran Akidah Akhlak di MI Al Falah kaliangkrik dan MI Al Islam Tonoboyo Bandongan Magelang?

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

(23)

23

a. Untuk mengetahui bagaimana metode pembelajaran akidah akhlak di MI

Al Falah kaliangkrik dan MI Al Islam Tonoboyo Bandongan

b. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi pendidikan humanistik dan

behavioristik dalam metode pembelajaran Akidah Akhlak di MI Al Falah Kaliangrik dan MI Al Islam Tonoboyo Bandongan Magelang? 2. Kegunaan Penelitian

a. Untuk menambah wawasan bagi penulis tentang pendidikan humanistik dan pendidikan behavioristik dalam metode pembelajaran Akidah Akhlak

b. Untuk menjadi pertimbangan Guru Akidah Akhlak di MI Al FAlah Kaliangkrik Magelang dan MI Al Islam Tonoboyo Bandongan Magelang dalam memilih metode pembelajaran untuk Akidah Ak hlak

c. Untuk menambah wawasan pemikiran tentang pendidikan humanistik dan behavioristik

d. Sebagai bahan kajian bagi peneliti lain sehingga dapat melakukan pengembangan lebih lanjut.

D. Tinjauan Pustaka

(24)

24

didapatkan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan tema penulisan

Tesis yang ditulis oleh M. Mukhlis Fahruddin.Konsep Pendidikan Humanis dalam Perspektif Al-Qur'an.Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.Yogyakarta. 2008. Hakikat pendidikan adalah proses memanusiakan anak manusia, yaitu menyada ri akan manusia yang merdeka, kreatif yang terwujud di dalambudayanya. Namun hingga saat ini menurut beberapa pakar, pendidikan belum mampu mencapai titik idealnya yakni memanusiakan manusia, yang terjadi justeru sebaliknya yakni merendahkan derajat dan martabat manusia(dehumansisasi). Gagalnya pendidikan untuk menanamkan nilai humanismeterlihat dengan menempatkan Indonesia termasuk negara yang korup, banyak sekolah-sekolah khusus bagi para pemodal, orang kaya dan yang miskin tidak mendapatkannya, sekolah seolah menjadi pemicu marjinalisasi terhadap mereka yang tidak mengenyam pendidikan yang layak, banyak kasus tawuran antara pelajar, kekerasan guru te rhadap muridnya pendidikan dan pelanggaran-pelanggaran lainnya. Hal ini semakin menutupnya nilai humanisdalam pendidikan.

(25)

25

yanghumanis antara pendidik dan peserta didik, serta mampu mengoptimalkan potensi yang ada.4

Karya ilmiah yang ditulis Nanang khoirudin, jurusan pendidikan

bahasa Arab fakultas Tarbiyah UIN Yogyakarta tahun 2005 dengan judul “

Pendidikan Humanistik dan Aplikasinya dalam Proses Pembelajaran Bahasa arab (Telaah atas pemikiran Paulo Freire)” menyimpulkan tentang problematika PBM Bahasa arab yang salah ini terjadi karena salah satunya menggunakan gaya bank, yang menganggap bahwa anak didik tidak dianggap sebagai manusia yang mempunyai potensi dan tidak adanya kesempatan untuk berekpresi pada akhirnya peserta didik mengalami kekurang dalam kegiatan pembelajaran.5

Tesis yang ditulis oleh Murtmainnah, Juruasan Pendidikan Agama islam, Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Sunan Kalijogo Yogyaka rta

tahun2011 dengan Judul “Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan Pendekatan Humanis di MAN Wates 1 Kulon

Progo”.Menyimpulkan tentang analisis terhadap pembelajaran PAI yang

menggunakan pendekatan Humanistis, yang melihat apakah dalam Proses pembelajaran PAI sudah mencakup tiga aspek pendidikan, yaitu ranah

4

M. Mukhlis Fahruddin. Konsep Pendidikan Humanis dalam Perspektif Al-Qur'an.Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.Yogyakarta, 2008.

5

(26)

26

kognitif, Afektif dan Psikomotorik baik dalam perencanaan pembelaja ran maupun pelaksanaa pembelajarannya.6

Tesis Muhammad Yusuf, jurusan Tarbiyah UIN 2007 dengan judul” Pendidikan Humanis dan Aplikasinya dalam Pendidikan Akidah Akhlak

(Telaah atas pemikiran Abdul munir Mulkhan” menyimpulkan Konsep pendidikan humanis menurut Abdul Munir Mulkan yang meliputi pokok pokok , yaitu : Hakikat manusia,hakikat pendidikan human is yang disertai dengan sistim aplikasi pendidikan humanis Abdul Munir mulkan dalam Pendidikan agama islam mengenai tujuan, kurikulum, metode, evaluasi, pendidik dan peserta didik.7

Sejauh pengamatan penulis, belum ada satu tesispun yang membahas secara mendalam tentang teori behavioristik. Namun ada beberapa skripsi yang cukup relevan dengan permasalahan yang akan penulis teliti, anta ra lain :

Karya Ilmiah berjudul Studi Komparasi Teori Behavioristik Dan Humanistik (kajian metode pembelajaran bahasa arab), oleh Mansata Indah Dwi Uteri (2012). Karya ini memaparkan dua teori tersebut dalam memandang pembelajaran bahasa arab dan mengkomparasikan keduanya terhadap metode yang sesuai untuk pembelajaran bahasa arab. Hasil dari penelitian ini bahwa teori Behavio ristik sudah tidak banyak digunakan

6

Murtmainnah,Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Pendekatan Humanis di MAN Wates 1 Kulon Progo Juruasan Pendidikan Agama islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijogo Yogyakarta, 2011.

7

(27)

27

dalam pembelajaran bahasa arab, karena dianggap masih banyak kekurangan dibandingkan dengan teori Humanistik.8Penelitian ini berbeda dengan penelitian penulis, karena penulis meneliti implementasi pendidikan humanistik dan behavioristik terhadap metode pembelajaran.

Karya Ilmiah berjudul Pendekatan Behavioristik Skinner Dalam Pembelajaran Ahlak (kajian metodologi ahlak anak usia pra sekolah berdasarkan

kurikulum Departemen Agama), oleh Muhammad Nawawi B (2006). Karya ilmiah ini mengungkapkan bagaimana pendekatan Behavioristik Skinner dalam pembelajaran ahlak anak usia pra sekolah, meliputi metode dan strategi pembelajarannya. Dengan hasil penelitian bahwa pendekatan Behavioristik Skinner cocok dengan kurikulum Departemen Agama terhadap pembelajaran ahlak usia pra sekolah.9 Penelitian ini berbeda dengan penelitian penulis, karena penulis mengkaji keseluruhan teori humanistik dan behavioristik, mulai dari teori, pendekatan, dan metodenya.

Karya ilmiah berjudul Peran Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di MAN Sawit Boyolali (prespektif teori belajar behavioristik), oleh Nur Azizah Al-Mubarokah (2012).Karya ini menjelaskan guru bahasa arab di MAN Sawit Boyolali menerapkan teori belajar behavioristik dalam proses

8

Mansata Indah Dwi Uteri “Studi Komparasi Teori Behavioristik Dan Humanistik

(kajian metode pembelajaran bahasa arab)”.Karya Ilmiah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab,Fakultas Islam Tarbiyah dan Keguruan,Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2011.

8

Muhammad Nawabi B, Pendekatan Behavioristik Skinner Dalam Pembelajaran Ahlak (kajian metodologi ahlak anak usia pra sekolah berdasarkan kurikulum Departemen Agama)”,

(28)

28

pembelajarannya.10 Penelitian ini berbeda dengan penelitian penulis karena jenis penelitian yang berbeda (penulis menggunakan Library research), dan penulis juga mengkaji teori humanistik dan behavioristik secara teroritik mendalam bukan aplikatif

Dari tujuh judul diatas membahas pendidikan humanis dan pendidikan behavioris lebih mengungkapakan teori-teori yang terdapat didalamnya dengan diadakan kajian literature untuk mengup as tentang pendidikan humanistik dan behaviorisme. Adapun pembahasan dalam penelitian penulis adalah tentang implementasi dari pendidikan Humanistik dan Behavioristik dalam metode Pengajaran Akidah Akhlak di MI Al Falah kaliangrik Magelang dan MI Al Islam Tonoboyo Bandongan Magelang.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari pemahaman yang tidak dikehenda ki mengenai beberapa kata yang ada di dalam judul tesis ini, maka dijelaskan beberapa istilah kunci dalam penelitian sebagai berikut ini.

Dilihat dari segi kebahasaan, humanisme berasal dari kata Latin

humanus dan mempunyai akar kata homo yang berarti manusia.Humanus

bera rti sifat manusiawi atau sesuai dengan kodrat manusia11 .Sebagai paham, pendukungnya disebut humanis.Paham humanis adalah suatu aliran

10

Nur Azizah Al-Mubarokah, “Peran Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di MAN Sawit Boyolali (prespektif teori belajar behavioristik)”, Karya Ilmiah Jurusan Pendidikan Bahasa

Arab, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2011, t.d.

11

Abdurrahman Mas‟ud. Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik, Humanisme

(29)

29

untuk mempelajari dan menyelidiki buku-buku pengetahuan yang ditinggalkan oleh orang-orang Yunani dan Romawi.Buku-buku tersebut dicetak lagi dan diberi penjelasan. Selain humanus, terdapat istilah umanista, yakni jargon zaman Renaissance yang sejajar dengan artista (seniman) atau

iurista (ahli hukum). Umanista adalah guru atau murid yang mempelaja ri kebudayaan, seperti gramatika, retorika, sejarah, seni puisi, atau filsafat moral.12

Secara terminologi, humanisme berarti martabat dan nilai dari setiap manusia, dan semua upaya untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan alamiahnya (fisik nonfisik) secara penuh.

Abdurrahman Mas‟ud mengemukakan bahwa humanisme dimaknai

sebagai kekuatan atau potensi individu untuk mengukur dan mencapai ranah ketuhanan dan menyelesaikan permasalahan-permasalah sosial. Menurut pandangan ini, individu selalu dalam proses menyempurnakan diri.

Humanisme sebagai suatu aliran dalam filsafat, memandang manusia itu bermartabat luhur, mampu menentukan nasib sendiri, dan dengan kekuatan sendiri mampu mengembangkan diri.Pandangan ini disebut pandangan humanistis atau humanisme.13

Pemakaian istilah humanisme mula-mula terbatas pada pendirian yang terdapat di kalangan ahli pikir di zaman Renaissanceyang

12

Haryanto Al-Fandi. Desain Pembelajaran yang Demokratis & Humanis. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, 71.

13

(30)

30

mencurahkan perhatian kepada pengajaran kesusateraan Yunani dan Romawi Kuno dan kepada perikemanusiaan.

Posisi humanisme sama dengan reformasi.Keduanya sama-sama mengunggulkan pencapaian individu.Perbedaannya adalah bahwa humanisme, kebenaran yang mereka pikirkan tidak terikat pada kebenaran Tuhan.Manusia adalah pusat, bukan Tuhan.Pemikiran tersebut dipengaruhi oleh ilmu alam, kelak menjadi alira n rasionalisme.Senaliknya aliran reformasi tidak memuja manusia dan keindahan, tetapi memuja Tuhan.Kebahagiaan bukan di dunia, melainkan di surga.14

Istilah " Implikasi/Implication" adalah " Keterlibatan/melibatkan atau keadaan terlibat ", juga berarti "Apa ya ng termasuk atau tersimpul da ri sesuatu yang disugestikan tetapi tidak dinyatakan", Begitu juga dengan menggunakan kata Implementasi/Implementation yakni sesuatu yang di terapkan, pelaksana/penerapan15, sedangkan mengimplementasikan itu bermakna menerapkan. Dalam penulisan tesis ini, penulis menggunakan kata implementasi karena lebih cocok di gunakan untuk proses kemudahan dalam memehami judul tesis , sehingga dapat dipergunaka n dalam menerapkan pembelajaran di Madrasah, utamanya dalam menopang tugas guru pendidikan agama Islam di dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Dalam hali ini siswa dapat kita arahkan menjadi orang lebih

14

Indratno, A. Feri T. (ed). Negara Minus Nurani, Esai-esai Kritis Kebijakan Publik. Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2009.

15

(31)

31 baik,

" Madrasah" yakni terdapat dua model sekolah pada masa prakolonial, yakni pertama, belajar dengan mendatangi guru -guru (kyai), dan kedua bersekolah di Madrasah.Dalam tesis ini penulis menggunakan dalam arti "Tempat orang untuk menuntut ilmu agama atau belaja r mengenal Allah.

Madrasah adalah tempat pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran yang berada di bawah naungan Departemen Agama. Madrasah tidak lain adalah kata arab untuk sekolah artinya tempat belajar.

Jadi, yang dimaksud dengan judul “Implementasi Pendidkian Humanistik dan Behavioristik dalam Metode Pembelajaran Akidah Akhlak di MI Al Falah Kaliangkrik dan MI Al Islam Tonoboyo Bandongan Kabupaten Magelang” dalam hal ini adalah suatu usaha yang dikerahkan dengan sungguh-sungguh oleh seorang guru dan keterlibatannya dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai guru akidah Akhlak kepada peserta didik.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

(32)

32

fenomena, peristiwa sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.16

Penelitian pada tesis ini bersifat deskriptif analitik. Adapun maksudnya adalah menjabarkan dan menganalisis secara kristis segala fenomena yang ditentukan di lapangan sehingga menghasilkan kesimpulanpenelitian yang obyektif. Hal ini sesuai dengan definisi penelitian kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi.Maksudnya bahwa dalam penjelasan dan analisis tesis ini penulis banyak menggunakan teori-teori psikologi pendidikan. Adapun teori psikologi yang berkaitan adalah psikologi pendidikan yaitu terkait dengan situasi atau tempat yang berhubungan dengan belajar dan mengajar, proses dalam belajar mengajar, dan hasil yang dicapai oleh proses belajar mengajar.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan sumber untuk memperoleh keterangan peneltian.Adapun yang dimaksud dengan sumber d atadalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.17

16

Lexi j Moleong, Metodologi Penelitian Kuantitatif.cet ke dua puluh tiga Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2007, 56.

17

(33)

33 Adapun subyek penelitian ini adalah :

a. Guru PendidikanAgama mapel Akidah Akhlak MI Al Falah Kaliangkrik Magelang dan MI al Islam Tonoboyo Bandongan magelang

b. Siswa-siswi kelas V MI Al Falah Kaliangkrik Magelang dan siswa siswi kelas V MI Al Islam Tonoboyo Bandongan Magelang

4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah : a. Observasi

(Ketika guru sebelum mengajar,mengajar,setelah mengajar)melihat dan mendengarkan secara langsung)

Obeservasi adalah pengamatan dan pencatatan secara langsung dengan cermat dan sistematis bukan asal-asalan saja terhadap fenomena-fenomena yang akan diteliti. Metode ini juga melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.Penulis melakukan pengamatan langsung saatu pembelajaran Aqidah akhlak dilaksanakan.Hal ini untuk mendapatkan data tentang bagaimana implementasi pendidikan humanistik dan behavioristik dalam metode penbelajaran Akidah Akhlak.

b. Wawancara

(34)

34

wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.Pedoman wawancara hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan18.dalam daftar pertanyaan ditujukan pada 3 orang guru yang mengajar materi Akidah Akhlak di MI Al Falah kaliangkrik kabupaten Magelang dan MI Al Islam Tonoboyo Bandongan Magelang

Sedangkan wawancara terstruktur adalah wawancara yang pertanyaannya telah disusun oleh pewawancara yang didasarkan atas masalah dalam desain peneltian.Wawancara tersebut penulis gunakan untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidikan humanistik dan behavioristik dalam metode pembelajaran Akidah Akhlak dan bagaimana pengaruhnya bagi siswa.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang bersifat dokumentatif, seperti :Daftar Nilai, Buku catatan Pribadi, keadaan siswa, keadaan guru, struktur organisasi, absensi siswa, hasil belaja r siswa/nilai, dan catatan perubahan perilaku siswa baik dalam aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.

5. Metode Analisis Data

18

(35)

35

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan langsung, dan bahan -bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temu annya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Dalam menganalisis data kuantitatif, penulis menggunakan teknik deskriptif analitik yaitu teknik mengumpulkan dan menyusunnya kemudian menganalisis dan menafsirkan data yang sudah terkumpul.Teknik ini memudahkan peneliti dalam menganalisis menggunakan landasan teori yang ditetap. Secara umum, langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisa dikemukakan LexyJ. Meleong adalah sebagai berikut :19

a. Menelaah seluruh data

Penulis mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dipelajari dan dipahami secara mendalam.

b. Reduksi data

Reduksi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk merangkum data -data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, dipilih hal-hal yang pokok dan penting, dica ri pola dan temuannya. c. Menyusun data dalam satu kesatuan

Proses ini dilakukan mulai dari awal sampai pengumpulan data selesai. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi langsung dianalisis.

d. Kategorisasi

19

(36)

36

Kategorisasi bera rti penyusunan kategori yang merupakan pengumpulan data dan pemilihan data yang berfungsi untuk memperkaya uraian unit menjadi satu kesatuan.

e. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dengan pengecekan terhadap kebenaran data penafsirannya.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi menjadi lima bagian. Garis besar pembahasannya sebagai berikut :

Bab I memuat tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Kesemuanya berisi gambaran umum uraian Bab II sampai Bab V dari penulisan tesis ini.

Bab II memaparkan pengertian Umum tentang Pendidikan Humanistik dan Behavioristik. Uraiannya membahas secara rinci mengenai pembelajaran

Humanistik dan Behavioristik diMadrasah, Penerapan metode pembelajaran Akidah Akhlak , dan tentang Madrasah, guru -gurunya, kompetensi guru itu sendiri.

(37)

37

sumber dana, organisasi Madrasah.MI Al Falah kaliangkrik Magelang dan MI Al Islam Tonoboyo Bandongan beserta pelaksanaan hasilnya.

Bab IV menganalisis hasil penelitian di lapangan (Madrasah) implementasinya dengan pembelajaran di Madrasah. Analisisnya membahas Implementasi Pendidikan Humanistik dan Behavioristik dalam Metode Pembelajaran Akidah Akhlak di MI Al Falah Kaliangkrik dan MI Al Islam Tonoboyo Bandongan Kabupaten Magelang.

(38)

38

BAB II

KAJIAN TEORI

1. HUMANISTIK

a. Teori Pendidikan Humanistik

Teori Pendidikan yang cocok dalam Penerapan pendidikan humanistik dalam pembahasan psikologi adalah teori belaja r humanistik.

Belajar merupakan suatu perubahan pada diri individu yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar terjadi dengan banyak cara. Kadang-kadang disengaja, ketika siswa memperoleh informasi yang disampaikan oleh guru di kelas, atau ketika mereka sedang berperilaku sehari-hari.20

Dalam perspektif humanistik, pendidik seharusnya memperhatikan pendidikan lebih responsive terhadap kebutuhan kasih sayang ( affective ) siswa. Kebutuhan afektif ialah kebutuhan yang

20

(39)

39

berhubungan dengan emosi, perasaan, nilai, sikap, predisposisi, dan moral.

Beberapa tokoh yang berperan membidangi kelahiran teori belajar humanistik adalah :

1. Arthur Combs (1912 – 1999 )

Arthur Combs menjelaskan bagaimana persepsi ahli-ahli psikologi dalam memandang tingkah laku.Untuk mengerti tingkah laku manusia, yang penting adalah mengerti bagaimana dunia ini dilihat dari sudut pandangnya. Untuk mengerti orang lain, yang penting adalah melihat dunia sebagaimana yang dia lihat, dan untuk menentukan bagaimana orang berfikir, merasa tentang dia atau tentang dunia.21

Menurut Combs belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Combs menyatakan bahwa tingkah laku menyimpang adalah akibat yang tidak ingin dilakukan, tetapi dia tahu bahwa dia harus melakukan.

Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa setiap mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Akan tetapi pembelajaran itu tidak bermakna bagi siswa.sehingga yang penting ialah bagaimana membawa siswa untuk memperoleh makan

21

(40)

40

bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya..

Dilihat dari faktor kemauan untuk maju, guru dikelompokkan menjadi tiga jenis:22

1. Guru robot, yaitu guru yang bekerja persis seperti robot. Mereka hanya masuk kelas, mengajar lalu pulang. Mereka hanya peduli pada beban materi yang harus disampaikan kepda siswa, mereka tidak punya kepedulian terhadap kesulitan siswa dalam menerima materi, apalagi kepedulian terhadap sesama guru dan sekolah pada umumnya. Mereka tidak peduli dan mmirip robot yang selalu menjalankan perintah sesuai program yang telah disusun.guru jenis ini banyak sekali menggunakan ungkapan 2. Guru materalistis, yaitu guru yang selalu melaku akan

perhitungan, mirip dengan aktifitas jual beli. Parahnya yang dijadikan patokan adalah hak yang mereka terima, barulah kewajiban mereka akan dilaksanakan sesuai hak yang mereka terima.pada awalnya guru ini merasa profesional, tetapi akhirnya akan terjebak pada kesombongan dalam bekerja sehingga tidak tampak manfaatnya dalam bekerja.

3. Gurunya manusia, yaitu guru yang mempunyai keikhlasan dalam mengajar dan belajar. Guru yang mempunyai kenyakinan bahwa target pekerjaannya adalahmembuat para siswa berhasil

22

(41)

41

memahami materi yang akan disampaikan. Guru yang ikhlas akan berintrospeksi apabila ada siswa yang tidak memahami materi ajar. Guru yang berusaha meluangkan waktu untuk belajar sebab mereka sadar, profesi gurutidak boleh berhenti untuk belajar.guru yang keinginannya kuat dan serius ketika mengikuti pelatihan dan pengembangan kompetensi.

Tujuan pendidikan humanistik menurut Combs :

a. Menerima kebutuhan-kebutuhan dan tujuan siswa serta menciptakan pengalaman dan program untuk perkembangan keunikan potensi siswa.

b. Memudahkan aktualisasi diri siswa dan perasaan diri mampu. c. Memperkuat perolehan keterampilan dasar ( akademik, pribadi,

antar pribadi, komunikasi, dan ekonomi ).

d. Memutuskan pendidikan secara pribadi dan penerapannya.

e. Mengenal pentingnya perasaan manusia, nilai, dan persepsi dalam proses pendidikan.

f. Mengembangankan suasana belajar yang menantang dan bisa dimengerti, mendukung, menyenangkan, serta bebas dari ancaman.

g. Mengembangan siswa masalah ketulusan, respek, menghargai orang lain, dan terampil dalam menyelesaikan konflik.23

2. Maslow ( 1986 )

23

(42)

42

Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa didalam diri individu ada dua hal :

a. Suatu usaha yang positif untuk berkembang

b. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

Maslow mengemukakan bahwa individu beperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hiera rkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut, seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya. Tetapi disisi lain, seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju kearah keutuhan, keunikan diri, kearah berfungsinya semua kemampuan, kearah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri.

(43)

43

Hiera rki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus dilaksanakan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belaja r ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar siswa belum terpenuhi. Dan untuk tingkat sekolah dasar kebutuhan ini hanya sampai kepada pemenuhan harga diri dari kelompok, belum sampai ketingkjat akt ualisasi diri.

3. Rogers ( 1986, 1983 )

Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu kognitif dan experimental. Menurut bRogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu :

a. Menjadi manusia nberarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.

b. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan ba ha dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.

c. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern bera rti belaja r tentang proses.

(44)

44

mengajukan pendekatan pendidikan sebaiknya mencoba membuat belajar dan mengajar lebih manusiawi, lebih personal, dan lebih berarti. a) The desire to learn( Keinginan untuk belajar)

Rogers percaya bahwamanusia secara wajar mempunyai keinginan untuk belajar. Keinginnan ini dapat dilihat dengan memperhatikan keingintahuan yang sangat dari seorang anak ketika menjelajahi.

Dalam kelas yang menganut faham humanistic, anak diberi kebebasan untuk memuasakn keingintahuan mereka,untuk mengikuti minat mereka yang tidak dapat dihalangi untukmenemukan diri mereka sendiri, serta apa yang penting dan berarti tentang dunia yang mengelilingi dunia mereka.

b). Significant Learning( Belajar secar signifikan)

Rogers telah mengidentifikasi bahwa belajar secara signifikan terjadi ketika belajar dirasakan relevan terhadap kehidupan kebutuhan dan tujuan siswa. Contohnya, pikiran siswa yang belajar dengan menggunakan tehnologi berupa computer akan menikmati permainan, atau siswa yang cepat belajar dengan menghitung uang pengemalian ketika berbelanja

c). Lerning without Threat( Belajar tanpa ancaman)

(45)

45

membuat kesalahan tanpa mengalami sakit hati kar ena kritik dan celaan.

d). Self initiated Learning ( Belajar atas inisiatif sendiri)

Belajar akan paling signifikan atanu meresap ketika belaja r itu atas inisiatif sendiri. Dengan memilih pengarahan dari orang yang sedang belajar itu sendiri dan akan member motivasi tinggi dan kesempatan kepada siswa untuk belajar. Dlam belajar atas inisiatif sendiri dan belajar harus melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

e). Learning and change ( Belajar dan Berubah)

Prinsip dari Rogers telah mengidentifikasi belajar yang paling ber,manfaat adalah belajar merupakan suatu proses belajar. Apa yang dibutuhkan sekarang menurut Rogers adalah individu yang mampu belajar dalam lingkungan yang mampu belajar dalam lingkungan yang berubah.

a. Aplikasi humanistik dalam Pembelajaran Rogers.

Beberapa aplikasi teori belajar humanistik dalam proses pembelajaran adalah :

1. Pendidikan Terbuka

(46)

46

sebagai pembimbing. Ciri utama dari belajar ini adalah lingkungan fisik kelas yang berbeda dengan kelas lainnya (tradisional), karena murid bekerja secara individual atau dalam kelompok- kelompok kecil.Dalam kelompok ini mengsyaratkan adanya pusat pusat kegiatan yang mengekplorasikan bidang bidang pelajaran, tema-tema, Ketrampilan dan minat minat terntentu. Pusat ini dapat memberikan petunjuk untuk mempelajari sesuatu topik tanpa kehadiran gu ru dan dapat mencata partisipas dan kemajuan murid untuk nantinya dibicarakan dengan seorang guru.24

Adapun kriteria yang disyaratkan dengan model ini adalah :

1. Tersedia fasilitas yang memudahkan proses belajar, artinya berbagai macam bahan yang diperlukan untuk belajar harus ada. Murid tidak dilarang bergerak secara bebas di ruang kelas, tidak dilarang bicara, tidak ada pengelompokan atas dasar tingkat kecerdasan.

2. Adanya suasana penuh kasih saying, hangat, hormat dan terbuka. Guru menangani masalah-masalah perilaku dengan jalan berkomunikasi secara pribadi dengan murid yang bersangkutan, tanpa melibatkan kelompok.

3. Adanya kesempatan bagi guru dan murid untuk bersama-sama mendiagnosis peristiwa-peristiwa belajar, artinya murid memeriksa pekerjaan mereka sendiri, guru mengamati dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

24

(47)

47

4. Pengajaran yang bersifat individual, sehingga tidak ada tes ataupun buku kerja.

5. Guru mempersepsi dengan cara mengamati setiap proses yang dilalui murid dan membuat catatan dan penilaian secara individ ual, hanya sedikit sekali diadakan tes formal.

6. Adanya kesempatan untuk pertumbuhan professional bagi guru, dalam arti guru boleh menggunakan bantuan orang lain termasuk rekan sekerjanya.

7. Suasana kelas yang hangat dan ramah sehingga mendukung proses belajar yang membuat murid nyaman dalam melakukan sesuatu.25

b. Belajar Kooperatif

Belajar kooperatif merupakan dasar yang baik untuk meningkatkan dorongan berprestasi murid. Dalam praktiknya, belajar koopertifmemiliki tiga karakteristik :

a.) Murid bekerja dalam tim-tim belajar yang kecil ( 4-6 orang anggota ) dan komposisi ini tetap selama seminggu.

b.) Murid didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan bersifat

akademik dan melakukannya secara kelompok.

c). Murid diberi imbalan atau hadiah atas dasar presentasi kelompok. Adapun teknik-teknik dalam belajar kooperatif ini ada empat macam, yakni :

25Ratna Syifa‟a Rachmana, Psikologi Humanistik…

(48)

48

a.) Team – Games – Turnament

Dalam teknik ini murid-murid yang kemampuan dan jenis kelaminnya berbeda disatukan dalam tim yang bterdiri dari empat sampai lima anggota. Setelah guru menyajikan bahan pelajaran, lalu tim mengerjakan lembaran-lemba ran kerja, saling mengajukan pertanyaan, dan belajar bersama untuk persiapan menghadapi perlombaan atau turnamen yang diadakan sekali seminggu. Dalam turnamen, penentuan anggota tim berdasarkan kemampuan pada minggu sebelumnya. Hasilnya, murid-murid yang berprestasi paling rendah pada setiap kelompok memiliki peluang yang sama untuk memperoleh poin bagi timnya sebagai murid yang berprestasi paling tinggi.

Adapun jalannya turnamen adalahpara murid secara bergantian mengambil kartu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada kartu itu, yakni pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari selama seminggu itu. Pada akhir turnamen, guru menyiapkan lemba r berikut tentang tim-tim yang berhasil dan skor-skor tertinggi yang dicapai.

(49)

49

anggota. Misalnya saat ini p restasi murid rendah dan ia bertanding dengan murid lain yang kemampuannya serupa, maka mingguberikutnya ia bisa saja bertanding melawan murd-murid yang berprestasi tinggi manakala ia menjadi lebih baik.

b). Student Teams – Achivement Divisions

Teknik ini menggunakan tim yang terdiri dari empat sampai lima orang anggota, akan tetapi kegiatan turnamen diganti dengan saling bertanya selama lima belas menit, dimana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terlebih dulu disusun oleh tim. Skor-skor pertanyaan diubah menjadi skor-skor tim, skor-skor-skor-skor yang tertinggi memperoleh poin lebih da ri pada skor-skor yang lebih rendah, disamping itu juga ada skor perbaikan.

c).Jigsaw

(50)

50

bahan pelajaran. Adapun skor yang diperoleh murid dapat ditentukan melalui dua cara,yakni skor untuk masing-masing murid dan skor yang digunakan untuk membuat skor tim.

d). Group investigation

Disini para murid bekerja di dalam keolmpok-kelompok kecil untuk menanggapi berbagai proyek kelas. Setiap kelompok membagi tugas tersebut menjadi sub-sub topic yang dibebankan kepada setiap anggota kelompok untuk menelitinya dalam rangka mencapai tujuan kelompok. Setelah itu setiap kelompok mengajukan hasil penelitiannya kepada kelas.

c. Pembelajaran Mandiri

Pembelajaran mandiri adalah proses pembelajaran yang menuntut murid menjadi subyek yang harus merancang, mengatur, dan mengontrol kegiatan mereka sendiri secara bertanggungjawab. Dalam pelaksanaan pembelajaran mandiri menuntut kemandirian yang besar dari peserta didik.Di sini pendidik menjadi seorang fasilitator, dan menjadi tempat bertanya dan bahkan sangat diharapkan dalam pendidikan adalah seorang ahli dalam bidang yang dipelajari siswa.

(51)

51

Student Centered Learning atau disingkat SCL merupakan strategi pembelajaran yang menempatkan peserta didik secara aktif dan mandiri, serta bertanggung jawab atas pembelajaran yang dilakukan. Dengan SCL peserta didik diharapkan mampu mengembangkan keterampilan berfikir secara kritis, mengembangkan system dukiungan sosial untuk pembelaja ran mereka, mampu memilih gaya belajar yang paling efe ktif dan diharapkan menjadi life-long learner dan memiliki jiwa entrepreneur.

2. BEHAVIORISTIK

Teori Behavioristik sering juga disebut sebagai Associatonism Theory terlahir pada abad ke Sembilan belas, yang dimulai dari langkah pemikiran Ivan P. Pavlov (1848- 1936 M).26Istilah Behaviorisme lebih dikenal gencar dikembangkan oleh J.B.Watson (1878-1958 M) sehingga dia disebut sebagai bapak Behaviorisme.

Behavioristik adalah satu aliran teori psikologi yang materi kajiannya adalah prilaku yang tidak berhubungan dengan kesadaran atau struktu r mental.Menurut Jhon B. Watson (1913) Behaviorisme merupakan satu cabang ilmu pengetahuan alam yang secara penuh bersifat ekperimental dan objektif, dengan tujuan meramalkan dan mengontrol perilaku.

26

Abdul Aziz bin Ibrahim el-usahaili, Psikolinguistik Pembelajaranan Bahasa Arab

(52)

52

Teori-teori behavioristik yang cukup dikenal saat ini adalah

purposivebehavior milik E.C. Tolma, systematic behavior dari CL Hull,

descriptive behavior dari B.F. Skinner, dan continguity theory dari Guthrie.27

Teori Behavioristik membedakan teori-teorinya menjadi teori pemerolehan dan teori belajar.Untuk informasi lebih jelas penulis memaparkan perbedaan dari keduanya.

a. Teori Pemerolehan Behavioristik

Teori Behavioristik adalah teori yang hanya mempelaja ri perilaku nyata (overt behavior) tanpa meneliti lebih jauh sebabnya. Teori ini pun membedakan antara teori pemerolehan dan belajarnya.

Teori Pemerolehan adalah teori yang mempelajari bagaimana anakmemperoleh bahasannya tanpa sadar.Sedangkan teori belaja r adalah penguasaan bahasa anak secara sadar.

Adapun teori pemerolehan behavioristik diantaranya teori tabularasa (kertas kosong), teori verbal, teori mediasi, dan teori perantaian respons.28

b. Teori Belajar Behavioristik

Telah dipaparkan sebelumnya bahwa teori belajar merupakan teori sadar yang dilakukan anak untuk mempelajari akidah akhlak.

27

Abdul Aziz bin Ibrahim el-usahaili, Psikolinguistik Pembelajaranan Bahasa Arab

Bandung, 2009, Humaniora, 27.

28.Abdul

Aziz bin Ibrahim el-usahaili, Psikolinguistik Pembelajaranan Bahasa Arab

(53)

53

Teori belajar yang ditawarkan oleh Behavioristik sendiri adalah teori penguatan (tipe S, S-R), atau teori pengkondisian instrumental (tipe R,S-R-R).

Teori pengkondisian klasik (classical conditioning) sering juga disebut Pavlovianism yang dicetuskan oleh Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936).Diteori ini Pavlov menyimpulkan bahwa belaja r membutuhkan stimulus yang berkelanjutan, dan akan hilang responya jika stimulus tergaggu sehingga harus dilakukan pengkondisian ulang.

Teori belajar pengkodisian operan (operant conditioning) yang dicetuskan oleh B.F. Skinner, menerima pengkondisian klasik, namun disini dia membagi penguat menjadi dua bagian yaitu penguat negatif dan penguat positif. Kemudian akan mempengaruhi respon selanjutnya jika stimulus dilakukan lagi. Bisa disimpulkan dalam pembentukan perilaku maka dilakukan memanipulasi penguat.

(54)

54

cara pemutusan kebiasaan dengan :incompatible respons, exhaustive of fatigue, change ofenvironment, dan thers hold.29

c. Pendekatan Behavioristik

Dalam sebuah teori akan ditemukan istilah pendekatan, metode, dan teknik yang berdasarkan teori tersebut. Meskipun cukup sulit untuk membedakan, pada dasarnya ketiga hal tersebut sangatlah berbeda.Pendekatan merupakan tingkat asumsi atau pendirian terhadap objeknya.Metode merupakan tingkat yang menerapkan teori-teori pada tingkat pendekatan.Sedangkan teknik mengacu pada pengertian dari objek tersebut.

Pendekatan behavioristik mulai dikenal semenjak Skinner mencetuskannya pada tahun 1957. Pendekatan ini menekankan bahwa dalam sebuah proses belajar dikendalikkan dari lua r, stimulus-respon.

Berikut asumsi-asumsi pendekatan behavioristik mengenai pembelajaran :

a. Semua belajar adalah hasil dari pengalaman dan halini dapat dilihat dengan adanya perubahan perilaku.

b. Belaja r merupakan proses pembentukan kebiasaan secara mekanis. c. Belajar secara analogi bukan secara analisis.

29Abdul

Aziz bin Ibrahim el-usahaili, Psikolinguistik Pembelajaranan Bahasa Arab

(55)

55

d. Kesalahan merupakan hasil inferensi B1 dan harus dihindari dan dibetulkan bila terjadi.

e. Tujuan mengajar akidah akhlak untuk mengembangkan penguasaan akidah akhlak sebagai system koordinatsuatu system yangbebas tanpa adanya campur aduk dengan system lain (B1) f. Kesalahan dapat dihindari apabila kesalahan itu dapat diramalkan.

d. Metode Behavioristik

Pendekatan belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupu n eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar bera rti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (Stimulus-Respon).

(56)

56

belajar juga. Pendekatan Behavioristik ini berpangkal pada beberapa keyakinan tentang martabat manusia, yang sebagian bersifat falsafah dan sebagian lagi bercorak psikologis, yaitu :

1. Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau jelek. Manusia mempunyai potensi untuk bertingkah laku baik atau buruk, tepat atau salah. Berdasarkan bekal keturunan atau pembawaan dan berkat interaksi antara bekal keturunan dan lingkungan, terbentuk pola-pola bertingkah laku yang menjadi ciri-ciri khas dari kepribadiannya.

2. Manusia mampu untuk berefleksi atas tingkah lakunya sendiri, menangkap apa yang dilakukannya, dan mengatur serta mengontrol perilakunya sendiri.

3. Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri pola-pola tingkah laku yang baru melalui suatu proses belajar. 4. Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan dirinya

pun dipengaruhi oleh perilaku orang lain.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dalam pendekatan Behavioristik ini lebih menekankan atau mementingkan pada :

1. Mementingkan faktor lingkungan 2. Menekankan pada faktor bagian

(57)

57 4. Sifatnya mekanis

5. Mementingkan masa lalu

Tokoh penting dalam pendekatan belajar Behavioristik ini anta r a lain Edward L Thorndike, Ivan P Pavlov, BF Skinner, Robert Gagne dan Albert Bandura.

A. Edward Lee Thorndike (1874-1949): Teori Koneksionisme

Thorndike berprofesi sebagai seorang pendidik dan psikolog yang berkebangsaan Amerika.Lulus S1 dari Universit as Wesleyen tahun 1895, S2 dari Harva rd tahun 1896 dan meraih gelar doktor di Columbia tahun 1898. Buku-buku yang ditulisnya antara lain

Educational Psychology (1903), Mental and social Measurements (1904),

Animal Intelligence (1911), A teacher’s Word Book (1921),Your City

(1939), dan Human Nature and The Social Order (1940).

(58)

58

percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error)

terlebih dahulu.Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and

error learning atau selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu.Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi. Adanya pandangan-pandangan Thorndike yang memberi sumbangan yang cukup besar di dunia pendidikan tersebut maka ia dinobatkan sebagai salah satu tokoh pelopor dalam psikologi pendidikan.

Percobaan Thorndike yang terkenal dengan mengguna kan kucing yang telah dilaparkan dan diletakkan di dalam sangkar yang tertutup dan pintunya dapat dibuka secara otomatis apabila kenop yang terletak di dalam sangkar tersebut tersentuh. Percobaan tersebut menghasilkan teori “trial and error” atau “selecting and

conecting”, yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba-coba

dan membuat salah. Dalam melaksanakan coba-coba ini, kucing tersebut cenderung untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak mempunyai hasil. Setiap response menimbulkan stimulus yang baru, selanjutnya stimulus baru ini akan menimbulkan response lagi, demikian selanjutnya, sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:

(59)

59

Dalam percobaan tersebut apabila di luar sangka r makanan, maka kucing berusaha untuk mencapainya dengan cara meloncat-loncat kian kemari. Dengan tidak sengaja kucing telah menyentuh kenop, maka terbukalah pintu sangkar tersebut, dan kucing segera lari ke tempat makan. Percobaan ini diulangi untuk beberapa kali, dan setelah kurang lebih 10 sampai dengan 12 kali, kucing baru dapat dengan sengaja menyentuh kenop tersebut apabila di luar diletakkan makanan.

Dari percobaan ini Thorndike menemukan hukum-hukum belajarsebagai berikut :30

1. Hukum Kesiapan (law of readiness),

yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.Prinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar sebagai suatu kegiatan yang membentuk asosiasi (connection) antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak. Misalnya, jika anak merasa senang atau terta rik pada kegiatan jahit-menjahit, maka ia akan cenderung mengerjakannya. Apabila hal ini dilaksan akan, ia merasa puas dan belajar menjahit akan menghasilkan prestasi memuaskan.

30

(60)

60

Masalah pertama hukum law of readiness adalah jika kecenderungan bertindak dan orang melakukannya, maka ia akan merasa puas. Akibatnya, ia tak akan melakukan tindakan lain.Masalah kedua, jika ada kecenderungan bertindak, tetapi ia tidak melakukannya, maka timbullah rasa ketidakpuasan. Akibatnya, ia akan melakukan tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan ketidakpuasannya.Masalah ketiganya adalah bila tidak ada kecenderungan bertindak padahal ia melakukannya, maka timbullah ketidakpuasan. Akibatnya, ia akan melakukan tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan ketidakpuasannya.

2. Hukum Latihan (law of exercise), yaitu semakin sering tingkah laku

diulang/ dilatih (digunakan) , maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.

Prinsip law of exercise adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan, tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau dihentikan. Prinsip menunjukkan bahwa prinsip utama dalam belajar adalah ulangan. Makin sering diulangi, materi pelajaran akan semakin dikuasai.

3. Hukum akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon

(61)

61

pada makin kuat atau makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang disertai akibat menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan yang diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi.

Koneksi antara kesan panca indera dengan kecenderungan

bertindak dapat menguat atau melemah, tergantung pada “buah”

hasil perbuatan yang perna h dilakukan. Misalnya, bila anak mengerjakan PR, ia mendapatkan muka manis gurunya. Namun, jika sebaliknya, ia akan dihukum. Kecenderungan mengerj akan PR akan membentuk sikapnya

Thorndike berkeyakinan bahwa prinsip proses belaja r binatang pada dasarnya sama dengan yang berlaku pada manusia, walaupun hubungan antara situasi dan perbuatan pada binatang tanpa diperanta rai pengartian. Binatang melakukan respons-respons langsung dari apa yang diamati dan terjadi secara mekanis.

Selanjutnya Thorndike menambahkan hukum tambahan sebagai berikut:

a. Hukum Reaksi Bervariasi (multiple response).

(62)

62

b. Hukum Sikap ( Set/ Attitude).

Hukum ini menjelaskan bahwa perilakku belaja r seseorang tidak hanya ditentukan oleh hubungan stimulus dengan respon saja, tetapi juga ditentukan keadaan yang ada dalam diri individu baik kognitif, emosi , sosial , maupun psikomotornya.

c. Hukum Aktifitas Berat Sebelah (Prepotency of Element).

Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam proses belajar memberikan respon pada stimulus tertentu saja sesuai dengan persepsinya terhadap keseluruhan situasi ( respon selektif).

d. Hukum Respon by Analogy.

Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam melakukan respon pada situasi yang belum pernah dialami karena individu sesungguhnya dapat menghubungkan situasi yang belum pernah dialami dengan situasi lama yang pernah dialami sehingga terjadi transfer atau perpindahan unsur -unsur yang telah dikenal ke situasi baru. Makin banyak -unsur yang sama maka transfer akan makin mudah.

e. Hukum perpindahan Asosiasi (Associative Shifting)

(63)

63

sedikit unsur baru dan membuang sedikit demi sedikit unsur lama.

Selain menambahkan hukum-hukum baru, dalam perjalanan penyamapaian teorinya thorndike mengemukakan revisi Hukum Belajar antara lain :31

1. Hukum latihan ditinggalkan ka rena ditemukan pengulangan saja tidak cukup untuk memperkuat hubungan stimulus respon, sebaliknya tanpa pengulanganpun hubungan stimulus respon belum tentu diperlemah.

2. Hukum akibat direvisi. Dikatakan oleh Thorndike bahwa yang berakibat positif untuk perubahan tingkah laku adalah hadiah, sedangkan hukuman tidak berakibat apa-apa. 3. Syarat utama terjadinya hubungan stimulus respon bukan

kedekatan, tetapi adanya saling sesuai antara stimulus dan respon.

4. Akibat suatu perbuatan dapat menular baik pada bidang lain maupun pada individu lain.

Teori koneksionisme menyebutkan pula konsep transfer of training, yaiyu kecakapan yang telah diperoleh dalam belajar dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang lain. Perkembangan

31

(64)

64

teorinya berdasarkan pada percobaan terhadap kucing dengan problem box-nya.

B. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936).

Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjan kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur departemen fisiologi pada institute of Experimental Medicine dan memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel pada bidang Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikology behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah Work of Digestive Glands(1902) dan Conditioned Reflexes (1927).32

Classic conditioning ( pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana pe rangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.

Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya. Hal ini

32

Gambar

Tabel 1
Gambar 1
Tabel 2
Tabel 3
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR dan LC- MS dapat diketahui suatu senyawa alkaloid yang terkandung dalam daun tempuyung termasuk

Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala jasa dan bantuannya baik moril maupun materiil selama proses penyusunan penelitian untuk penulisan

Tata Kelola Dana Pensiun adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh Dana Pensiun untuk pencapaian tujuan penyelenggaraan Program Pensiun dengan memperhatikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara citra diri remaja putri yang tinggal di lokalisasi dengan perilaku proaktif yang ditunjukkan

Berkaitan dengan mekanisme pemberian pelimpahan wewenang tindakan medis oleh dokter kepada perawat menurut peraturan perundang-undangan harus dilakukan secara

4.13 Membuat analisis perancangan jaringan Membuat analisis perancangan jaringan nirkabel indoor dan outdoor yang sesuai nirkabel indoor dan outdoor yang sesuai dengan standar

Pada penelitian ini, ditemukan bahwa rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Lengayang berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LdC)