• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seluma Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seluma Tahun 2013 sebanyak rumah tangga"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Jumlah rumah tangga usaha

pertanian di Kabupaten Seluma

Tahun 2013 sebanyak 37,5 ribu

rumah tangga

Jumlah perusahaan pertanian

berbadan hukum di Kabupaten

Seluma Tahun 2013 sebanyak 13

Perusahaan

Jumlah perusahaan tidak berbadan

hukum atau bukan usaha rumah

tangga usaha pertanian di Kabupaten

Seluma Tahun 2013 sebanyak 2 Unit

Jumlah sapi/kerbau di Indonesia

pada 1 Mei 2013 sebanyak 16,25 ribu

(2)

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seluma Tahun 2013 sebanyak

23.198 rumah tangga

Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kaur Tahun 2013

sebanyak 29 Perusahaan

Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan

usaha rumah tangga pertanian di Kabupaten Kaur Tahun 2013 sebanyak 6 Unit

Jumlah sapi/kerbau di Kabupaten Kaur pada 1 Mei

(3)

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). Setiap sepuluh tahun sekali sejak 1963 pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan “The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006-2015”.

Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Mei-Oktober 2014.

Buku ini disusun untuk memberi gambaran awal hasil ST2013 mengenai jumlah rumah tangga usaha pertanian, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum, dan jumlah non-rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kaur. Di samping itu, publikasi ini juga menyajikan jumlah sapi dan kerbau dari hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 dan hasil ST2013. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website http:\\st2013.bps.go.id.

Publikasi ini merupakan persembahan perdana dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucap

kan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartisipasi da

lam menyukseskan Sensus Pertanian 2013.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan pub- likasi ini, kami juga mengucapkan terima kasih.

Bintuhan, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kaur

Ir. A r b i

Seuntai

Kata

(4)

Dukungan

Bupati

Kabupaten

Kaur

“ ... Kami selaku Pemerintah Daerah

Kabupaten Kaur mendukung sepenuhnya

Kegiatan

Sensus Pertanian 2013

di

wilayah Kabupaten Kaur yang dilaksankan

oleh BPS Kabupaten Kaur. Oleh karena

itu, kami menghimbau kepada seluruh

masyarakat Kaur untuk turut berpartisipasi

dengan memberikan informasi sesungguhnya

kepada petugas Sensus ...”

Dr. Ir. H. Hermen Malik, M.Sc.

(5)
(6)

Rangkaian

Kegiatan

ST2013

Kegiatan

ST2013

(7)
(8)

1963

 Sensus pertanian pertama.

 Cakupan wilayah : daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua).

 Satuan wilayah terkecil yang diselidiki adalah lingkungan.

 Tujuan utama : mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dengan jelas dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia.

 Data yang dikumpulkan : penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian.

 Hasil sensus kurang sempurna karena baru pertama kali dilaksanakan : under estimate sekitar 14 persen.

1973

 Sensus Pertanian yang kedua.

 Cakupan wilayah : daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua).

 Satuan wilayah terkecil yang diselidiki adalah blok sensus.

 Pengumpulan data antara perkebunan rakyat dan perkebunan besar, antara perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berlainan karena luasnya cakupan.

 Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di

Sumatera, Jawa, dan Bali.

 Data yang dikumpulkan : (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masing-masing desa yang meliputi luas dan penggunaan tanah; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alat-alat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan.

1983

 Sensus pertanian yang ketiga.

 Cakupan : semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya (Papua) dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.

 Satuan wilayah terkecil yang diselidiki adalah blok sensus.

 Data yang dikumpulkan : sama dengan Sensus Pertanian 1973.

 Dikumpulkan keterangan tentang rumah tangga pertanian, KUD, perusahaan pertanian, dan potensi desa/kelurahan.

 Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih.

 Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Potensi Desa (Podes) dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.

(9)

1993

 Sensus pertanian yang keempat.

 Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.

 Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan.

 Satuan wilayah terkecil yang diselidiki adalah wilayah cacah (wilcah).

 Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah.

 Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983. Rumah tangga pertanian pengguna lahan juga mencakup usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan (di Sensus Pertanian 1983 tidak tercakup).

2003

 Sensus pertanian yang kelima.

 Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada bulan Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang

dilaksanakan pada bulan Mei 2004.

 Satuan wilayah terkecil yang diselidiki adalah blok sensus.

 Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan.

 Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di dearah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk sub-sektor palawija, hortikultura, perkebunan, perikanan, dan peternakan dilakukan per komoditi, (d) jumlah komoditi yang dicakup diperluas.

2013

 Sensus Pertanian keenam.

 Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada Mei 2013.

 Satuan wilayah terkecil yang diteliti adalah Blok Sensus.

 Daerah perdesaan lengkap dengan metode pencacahan door to door, sedangkan daerah perkotaan dibedakan antara konsentrasi (pencacahan door to door) dan nonkonsentrasi (pencacahan snow ball).

 Mencakup perusahaan pertanian berbadan hukum dan tidak berbadan hukum (bukan usaha rumah tangga) serta usaha pertanian di rumah tangga.

(10)

Usaha Pertanian

adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha.

Rumah Tangga Usaha Pertanian

adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.

Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum

adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh : PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda.

Non-Rumah Tangga Usaha Pertanian

adalah jika tidak ada satupun anggota rumahtangganya melakukan dan bertanggung jawab dalam pengelolaan usaha pertanian.

Jumlah Sapi dan Kerbau

adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/ penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya).

Konsep dan Definisi

Sensus Pertanian 2013

(11)

Gambaran

Umum

Usaha

Pertanian di

Kabupaten Kaur

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 (ST2013), jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kaur sebanyak 23.198 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 29 perusahaan, dan jumlah non-rumah tangga usaha pertanian sebanyak enam unit.

Kecamatan Nasal, Kecamatan Kecamatan Maje, dan Kecamatan Tanjung Kemuning merupakan tiga kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 3.528 rumah tangga, 2.913 rumah tangga, dan 2.239 rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Lungkang Kule merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 730 rumah tangga.

Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan jumlah non-rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kaur masing-masing sebanyak 29 perusahaan dan enam unit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di Kecamatan Kaur Selatan yaitu sebanyak sepuluh perusahaan diikuti Kecamatan Semidang Gumay dan Kecamatan Maje yang masing-masing berjumlah lima perusahaan. Sedangkan delapan kecamatan tidak memiliki perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah non-rumah tangga usaha pertanian terbanyak terdapat di Kecamatan Lungkang Kule dan Kecamatan Nasal, yaitu masing-masing sebanyak dua unit, Kecamatan Kaur Selatan dan Kecamatan Kaur Utara masing-masing satu unit dan sebelas kecamatan lainnya tidak memiliki non-rumah tangga usaha pertanian.

(12)

Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha

Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan

Hukum di Kabupaten Kaur Tahun 2003 dan

2013

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 (ST2013), jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kaur mengalami penurunan sebanyak 61 rumah tangga dari 23.259 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 23.198 rumah tangga pada tahun 2013, yang berarti menurun sebesar 0,26 persen selama sepuluh tahun atau 0,026 persen per tahun. Penurunan terbesar terjadi di Kecamatan Padang Guci Hulu dan terendah terjadi di Kecamatan Luas, yaitu masing-masing sebesar 14,00 persen dan 1,00 persen selama sepuluh tahun. Sedangkan Kecamatan Tetap mengalami peningkatan terbesar yaitu 19,00 persen.

Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kaur selama sepuluh tahun terakhir mengalami perubahan yang menarik. Berdasarkan hasil ST2003, tidak tercatat satupun perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kaur. Sementara menurut hasil ST2013, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum mencapai 29 perusahaan atau mengalami peningkatan yang signifikan.

Berikut diagram perbandingan jumlah rumah tangga usaha pertanian dan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum pada tahun 2003 dan tahun 2013.

(13)

Banyaknya Usaha Pertanian Berdasarkan Hasil Sensus Pertanian 2003 dan 2013

Menurut Kecamatan dan Cakupan Usaha

No. Kecamatan 2003 2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Rumah Tangga Usaha Pertanian Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Non-Rumah Tangga Usaha Pertanian (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. N a s a l 3.830 - 3.528 4 2 2. M a j e 2.681 - 2.913 5 - 3. Kaur Selatan 2.015 - 1.920 10 1 4. T e t a p 1.076 - 1.279 - - 5. Kaur Tengah 906 - 987 1 - 6. L u a s 1.171 - 1.156 - - 7. Muara Sahung 1.323 - 1.323 1 - 8. K i n a l 1.008 - 1.008 - - 9. Semidang Gumay 1.111 - 1.230 5 - 10. Tanjung Kemuning 2.054 - 2.239 3 - 11. Kelam Tengah 1.317 - 1.349 - - 12. Kaur Utara 1.404 - 1.295 - 1

13. Padang Guci Hilir 817 - 778 - -

14. Lungkang Kule 835 - 730 - 2

15. Padang Guci Hulu 1.711 - 1.463 - -

Kabupaten Kaur 23.259 0 23.198 29 6

(14)

Perbandingan Jumlah Sapi dan Kerbau

di Kabupaten Kaur Tahun 2011 dan

2013

Berdasarkan hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30 Juni 2011, populasi sapi dan kerbau di Kabupaten Kaur mencapai 10.320 ekor. Sementara itu, dari hasil sensus pertanian 2013, populasi sapi dan kerbau mencapai 12.251 ekor atau selama dua tahun terakhir mengalami kenaikan sebesar 18,71 persen.

Berdasarkan hasil sensus pertanian 2013 apabila dirinci menurut wilayah, kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau paling banyak adalah Kecamatan Kaur Selatan dengan jumlah populasi sebanyak 1.790 ekor, kemudian Kecamatan Semidang Gumay (1.503 ekor), dan Kecamatan Tanjung Kemuning (1.333 ekor). Sedangkan kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau paling sedikit adalah Kecamatan Muara Sahung dengan jumlah populasi sebanyak 48 ekor.

(15)

Jumlah Sapi dan Kerbau Berdasarkan Hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah,

dan Kerbau (PSPK) 2011 dan Sensus Pertanian 2013 Menurut Kecamatan (ekor)

No. Kecamatan 2011 2013 (1) (2) (3) (4) 1. N a s a l 231 288 2. M a j e 988 1.132 3. Kaur Selatan 1.349 1.790 4. T e t a p 841 826 5. Kaur Tengah 755 1.028 6. L u a s 615 665 7. Muara Sahung 80 48 8. K i n a l 632 743 9. Semidang Gumay 1.006 1.503 10. Tanjung Kemuning 1.106 1.333 11. Kelam Tengah 585 534 12. Kaur Utara 469 565

13. Padang Guci Hilir 1.101 1.125

14. Lungkang Kule 214 293

15. Padang Guci Hulu 348 378

(16)

Penyebaran Rumah Tangga Usaha

Pertanian di Kabupaten Kaur

(17)

Penyebaran Perusahaan Pertanian

Berbadan Hukum Di Kabupaten

(18)

Penyebaran Non-Rumah Tangga

Usaha Pertanian di Kabupaten

Kaur Tahun 2013

(19)

Penyebaran Sapi dan Kerbau di

Kabupaten Kaur

(20)

Rangkaian

Kegiatan

ST2013

Workshop Intern Rapat Interkementerian

Konsep dan Definisi ST2013

Pelatihan Instruktur Nasional (INNAS)

Pelatihan Instruktur Daerah (INDA)

Pelatihan Petugas Pencacah Lengkap (PCL)

Pengolahan ST2013-P di Kabupaten

Angka Sementara ST2013

Pengolahan ST2013-L di Provinsi

Angka Tetap ST2013

Pelaksanaan Sensus Pertanian

Pemutakhiran

ST2013-P

Pemutakhiran

ST2013-L

Pelatihan

Petugas

Pengolah

1. Monitoring Kualitas 2. PES 3. Editing/Coding (Coaching)

(21)

Komparasi Data

ST2003 dan ST2013

Cara yang dapat digunakan untuk membandingkan data ST2003 dengan data ST2013 :

1. Menghilangkan filter BMU pada data ST2003 dan hanya menampilkan rumah tangga yang memenuhi kriteria : Mengelola usaha pertanian milik sendiri, Mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan Berusaha dibidang jasa pertanian (Namun data ST2003 tdk mungkin mendrop rumah tangga yang Memiliki usaha pertanian dikelola orang lain dengan memberi upah, karena datanya tidak dibedakan menurut status pengusahaan) 2. Menambahkan filter BMU yang digunakan pada ST2003 pada data ST2013 dan hanya menampilkan rumah

tangga yang memenuhi kriteria : Mengelola usaha pertanian milik sendiri, Mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan Berusaha dibidang jasa pertanian (Namun data ST2003 tdk mungkin mendrop rumah tangga yang Memiliki usaha pertanian dikelola orang lain dengan memberi upah, karena datanya tidak dibedakan menurut status pengusahaan dan filter BMU pada ST2013 hanya bisa dilakukan setelah Pengolahan ST2013-L selesai) 3. Menghilangkan filter BMU pada data ST2003 dan mengasumsikan bahwa kriteria Memiliki usaha pertanian

dikelola orang lain dengan memberi upah cancel out dengan Mengelola usaha pertanian dengan menerima upah pada ST2013 (dan kondisi semacam ini kebanyakan hanya terjadi di daerah perkotaan)

*) cetak miring/italic tidak tercakup

 Mengelola usaha pertanian milik sendiri

 Mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil

Mengelola usaha pertanian dengan menerima upah *)

 Memiliki usaha pertanian dikelola orang lain dengan memberi upah

 Berusaha dibidang jasa pertanian

Cakupan ST2003

 Mengelola usaha pertanian milik sendiri

 Mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil

 Berusaha dibidang jasa pertanian

 Data ST2003 Tanpa Batas Minimum Usaha (BMU) atau Data ST2013 Dengan BMU

 Mengelola usaha pertanian milik sendiri

 Mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil

 Mengelola usaha pertanian dengan menerima upah

Memiliki usaha pertanian dikelola orang lain dengan memberi upah *)

 Berusaha dibidang jasa pertanian

(22)

Setiap pembangunan, termasuk pula pembangunan di bidang pertanian, bila diharapkan berhasil baik maka memerlukan perencanaan yang matang dan teliti serta didasarkan atas angka-angka statistik khususnya di bidang pertanian yang lengkap, aktual, dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya Sensus Pertanian 2013 ini, diharapkan dapat memberi solusi dan pencerahan dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk membuat kebijakan dan evaluasi program pembangunan pertanian.

Semoga dengan tema “Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik”, kiranya dapat menjadi penyemangat bagi semua kalangan pengambil kebijakan demi terwujudnya masa depan petani yang lebih baik.

(23)

Ucapan

Terima

Kasih

Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Kabupaten Seluma mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan

Sensus Pertanian 2013.

Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada:

• Bupati Kaur • Anggota DPRD Kabupaten Kaur • Sekretariat Daerah Kabupaten Kaur • Dinas, Kantor, dan Instansi di Lingkungan Pemda Kabupaten Kaur • Para Camat/Lurah/Kepala Desa di Kabupaten Kaur • Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Kabupaten Kaur • Seluruh Warga dan Masyarakat Kabupaten Kaur yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013

Menyediakan

Informasi untuk Masa

Depan Petani yang

Lebih Baik

(24)

MENYEDIAKAN INFORMASI UNTUK MASA

DEPAN PETANI YANG LEBIH BAIK

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KAUR Jl. Peltu. M. Ilyas T. Tanji Alam, Padang Kempas, Bintuhan

Telepon : (0739) 6180009, Fax (0739) 6180002

Referensi

Dokumen terkait

Kedudukan hukum dari circumstantial evidence dalam pembuktian kasus kartel adalah sebagai alat bukti pendukung dari jenis alat bukti lainnya yang tertera dalam Pasal

Kerja dalam Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Khusus Kinerja Hakim dan Pegawai Negeri pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang Berada di Bawahnya sebagaimana telah

Adapun tujuan dari penulisan hukum yang berjudul “Tinjauan tentang Legalitas Serikat Pekerja FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Mandiri Indonesia) Dalam Beracara Di

Produksi perikanan yang paling banyak pada tahun 2013 adalah cakalang sebesar 1.205.800 kg terjadi peningkatan produksi ikan di PPS Bungus yang disebabkan oleh

Pada penelitian ini untuk mengukur sumber dana perusahaan yang di biayai dengan hutang, peneliti menggunakan debt to equity ratio (DER) karena rasio

Pada dasarnya penelitian merupakan alat untuk mencari kebenaran dan mengungkapkan kebenaran.Dalam sebuah penelitian digunakan banyak macam metode oleh seorang

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan dengan menggunakan anova mengindikasikan bahwa terdapat laboratorium yang outlier dikarenakan terdapat perbedaan rata-rata

Analisis aplikasi sejenis merupakan analisis yang akan membahas mengenai aplikasi yang menjadi acuan dalam pembangunan sebuah aplikasi. Dalam aplikasi sejenis akan dibahas