• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

51

4.1

Gambaran Umum Subjek Penelitian

SMP NU 10 Ringinarum terletak di desa Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal dengan batasan lahan sebagai berikut:

1. Sebelah barat bangunan yaitu jalan kampung dukuh Bumen.

2. Sebelah utara bangunan jalan utama desa Ringinarum menuju Kecamatan Ringinarum.

3. Sebelah timur bangunan perkampungan dukuh Bumen.

4. Sebelah selatan bangunan makam dukuh Bumen. Luas lahan yang dimiliki Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Ulama 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal. Saat ini adalah seluas 2.521 m2 Lokasi lahan di tempat yang sangat strategis, mudah dijangkau, dan tidak berdekatan dengan pusat-pusat keramaian dan kebisingan serta polusi, seperti pasar, terminal, atau stasiun, serta tidak terletak di lokasi yang kumuh atau rawan bencana. Gedung Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Ulama 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal telah didirikan secara permanen pada tahun 1995, serta memenuhi persyaratan standar bangunan. Sekolah yang sesuai dengan aturan yang ditentukan oleh pemerintah.

(2)

Telah memiliki: ruang kepala sekolah, ruang guru, dan ruang kelas yang bersih, terang dengan ukuran 7 x 8 m2, ruang laboratorium IPA dengan ukuran 8 x 8 m2 yang selalu digunakan untuk pratikum siswa, ruang perpustakaan dengan ukuran 8 x 9 m2 sebagai sarana siswa mencari pemahaman ilmu, ruang ketrampilan menjahit dengan ukuran 6 x 15 m2 yang digunakan sebagai penambahan ketrampilan para siswa, ruang komputer dengan ukuran 8 x 8 m2, ruang bimbingan konseling dengan ukuran 4 X 4 m2, ruang TU dengan ukuran 4 X8 m2, dan Kamar mandi serta WC sejumlah 2 yang bersih terawat dan cukup air dengan ukuran 5 x 8 m2.

Lingkungan sekolah yang kondusif untuk belajar serta lahan yang luas untuk bermain, upacara dan olah raga, dilengkapi dengan tumbuhan sebagai sirkulasi udara di sekolah. Halaman sekolah berpagar baik dari tanaman, tembok, atau kayu yang rapi dan bersih terawat. Selain itu juga dekat dengan tempat ibadah seperti masjid, dan mushola yang digunakan sebagai kegiatan kerokhanian siswa maupun yang lainnya.

Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Ulama 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal, merupakan sekolah swasta yang memiliki daya saing dengan sekolah sederajat dilingkungan Ringinarum sehingga sekolah ini dikembangkan dan dikelolah dengan kecirikhasan sesuai dengan visinya “Unggul

Dalam Prestasi Dilandasi Sikap Islami”

(3)

dengan kebijakan nasional oleh pengurus sekolah,

Lemaga Ma’arif Anak Cabang Ringinarum ataupun oleh Ma’arif Cabang Kendal serta masyarakat sekitarnya yang tidak henti-hentinya memberi sumbangan kebentuk tenaga, harta dan benda demi perkembangan Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Ulama 10 Ringinarum. Sesuai dengan wawancara dengan Sudarto.

“Lingkingan SMP NU 10 Ringinarum memang jauh dari

kebisingan kendaraan umum selain itu juga jauh dari keramaian pasar, terminal dan keramaian perkotaan sehingga kegiatan belajar tidak terganggu dan berjalan lancer sesuai yang diinginkan oleh warga sekolah selain

itu juga dikelola secar khusus”.(W/KM/2015)

4.2

Hasil Penelitian

Dari berbagai teknik pengambilan data dari sumber data yang telah ditentukan oleh peneliti yang terdiri dari data wawancara kepada beberapa responden, observasi serta dokumentasi dengan mengklasifikasikan sesuai dengan model evaluasi yang peneliti tentukan yaitu CIPP (Context, Input, Process, dan Product) diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Pada Komponen Context

(4)

menjelaskan bahwa, evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek kontekss evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program, dan merumuskan tujuan program. Sesuai dengan pemahaman tersebut di atas maka penulis mengkaji bagian konteks sebagai berikut:

A. Kebutuhan Terhadap Sekolah

Pada saat ini di SMP NU 10 Ringinarum menerapkan sistem Manajemen Berbasis Sekolah upaya untuk peningkatan prestasi siswa dan kegiatan pembelajaran. Untuk menunjang program tersebut dibutuhkan peran dari kepala sekolah, pendidik, tenaga pendidik, masyarakat serta komite sekolah yang memiliki kualifikasi, kompetensi dan profesional dalam melakukan kegiatan MBS tersebut secara maksimal. Selain itu juga dibutuhkan biaya yang mampu menunjang kebutuhan sekolah selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Selain itu untuk kebutuhan sebagai penunjang kegiatan pelaksanaan MBS dan kegiatan belajar mengajar di SMP NU 10 Ringinarum diperlukan sarana prasarana sebagai berikut:

1. Aplikasi mengelolaan adminitrasi sekolah 2. Penambahan Leptop dan LCD

3. Penambahan alat peraga matematika 4. Lab bahasa

(5)

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Samsuri selaku kepala sekolah sebagi berikut:

“Pada saat ini SMP NU 10 Ringinarum membutuhkan

peran dari berbagai lapisan sebagai penunjang program MBS yang sudah berjalan serta sarana prasarana yang mampu menunjang kegiatan MBS dan

KBM”,(W/KS/2015).

B. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah terhadap SMP NU 10 Ringinarum sudah memberikan peran yang baik, ini dapat diketahui dari potret kebijakan pemerintah yang mewajibkan kepada peserta didik belajar 9 tahun dengan diiringi dengan pemberian dana BSM sebagai wujud pengembangan pendidikan. Selain itu pemerintah mewujudkan dana bantuan Blockgrand

untuk perbaikan atau pengadaan sarana prasarana sebagi salah satu kenyamanan kegiatan belajar serta juga memberikan dana BOS untuk kegaiatan sekolah.

Dalam pelayanan bimbingan terhadap guru dan administrasi di SMP NU 10 Ringanarum pihak birokasi diharapkan memberikan kebijakan yang sama dengan SMP negeri sehingga mau tidak mau SMP NU 10 Ringinarum mengembangkan kemampuan guru agar mampu bersaing dengan sekolah negeri.

(6)

sekolah dasar yang ingin naik kejenjang SMP, sedangkan program tersebut sudah dilarang oleh pihak pemerintah, namun kenyataan dilapangan sekolah mengenah pertama negeri masih memperlakukan program PMDK tanpa ada saksi akademik atau yang lainnya. Selain itu juga dalam memberikan bantuan yang wujudnya dana pengembangan fisik (sarana prasarana) masih sangat minim ini terbukti selama 4 tahun di SMP NU 10 Ringinarum hanya 1 kali menerima bantuan pengembangan rehap gedung sejumlah 2 ruang kelas dan 2 ruang Kamar WC siswa dan guru. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Kepala Sekolah SMP NU 10 Ringinarum.

“Ya, itu benar adanya di SMP sini telah

mendapatkan bantuan dari pemerintah pada tahun yang lalu untuk digunakan rehab ruang kelas dan

WC”. (W/KS/2015)

C. Sosial Budaya dan Ekonomi Masyarakat 1. Lingkungan Sosial budaya

a. Lingkungan sosial budaya yang menunjang

jalannya pendidikan

1) Adanya kerjasama dan hubungan yang baik dengan instansi terkait dan masyarakat sekitar.

2) Adanya peran serta komite sekolah dalam mengelola dan mengembangkan sekolah;

(7)

4) Jumlah penduduk sekitar yang tidak terlalu padat sehingga tidak menimbulkan keramaian yang dapat mengganggu proses belajar.

5) Masih sedikitnya budaya asing dan kebiasaan buruk di lingkungan masyarakat yang berpengaruh pada siswa.

b. Lingkungan sosial budaya yang

menghambat jalannya pendidikan

1) Adanya wali murid yang kurang perhatian kepada anaknya sehingga kurang maksimal dalam memberikan motivasi belajar.

2) Adanya acara hiburan televisi yang bisa mengganggu konsentrasi belajar siswa di rumah.

3) Adanya acara hiburan PS yang bisa menggoda konsentrasi dan minat siswa berangkat ke sekolah.

2. Sosial Ekonomi

a. Kondisi sosial ekonomi yang menunjang jalannya pendidikan

1) Tumbuhnya kesadaran orang tua siswa terhadap pentingnya dana dan beaya dalam mengelola sekolah.

(8)

3) Adanya kesadaran para dewan guru untuk menghimpun dana sosial untuk membantu siswa yang kesulitan beaya.

b. Kondisi sosial ekonomi yang menghambat jalannya pendidikan

1) Adanya orang tua/wali yang ekonominya lemah sehingga kesulitan dalam menyelesaikan biaya sekolah.

2) Masih kurang idealnya jumlah siswa yang ada, sehingga belum dapat menghimpun dana yang cukup untuk melengkapi sarana dan perlengkapan sekolah yang belum ada.

2. Pada Komponen Input

(9)

A. Visi dan Misi Sekolah

Agar adanya tujuan yang pasti maka SMP NU 10 Ringinarum menyusun sebuah Visi dan Misi sekolah yang dilaksanakan dari berbagai komponen. Adapun visi dan misinya sebagai berikut:

1. Visi Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Ulama 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal adalah Unggul dalam Prestasi Dilandasi Sikap Islami:

2. Misi Berdasarkan pada Visi yang telah ditetapkan, maka Misi yang harus diemban oleh SMP NU 10 Ringinarum beserta segenap komponennya adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan proses pendidikan yang islami.

b. Terwujudnya generasi yang memiliki kemandirian tinggi dan berakhlak mulia.

c. Menciptakan Ukhwah Islamiyah dan terjalinnya tali silaturrahim antar sekolah, wali siswa, alumni, dan masyarakat.

d. Menjadikan SMP NU 10 Ringinarum sebagai Sekolah Kader untuk pembentukan generas Muslim Ahlussunnah wal Jamaah yang militan.

(10)

B. Sasaran dan Tujuan Sekolah

Hasil dari observasi peneliti telah menghasilkan data bahwa sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan sasaran dan tujuan sekolah yang berkaitan dengan prestasi siswa. Kebijakan tersebut dinyatakan dalam program sekolah yang ingin dicapai seperti berikut:

1. Pengembangan Akademi

Indikator mutu keberhasilan pendidikan sekolah dapat dilihat dari segi kelengkapan sarana dan prasarana, kualitas kegiatan belajar, profesionalisme guru dan karyawan, kegiatan siswa serta mutu lulusan. Perioritas program pengembangan akademi dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah tahun pelajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan kualitas pembelajaran dengan perioritas program:

1) Intensifikasi pelaksanaan:

- pendekatan keterampilan, - pendekatan akhlaq,

- proses ulangan harian, - anailisis hasil evaluasi,

- perbaikan dan pengayakan ketuntasan belajar.

2) Melengkapi buku dan alat peraga:

- Buku paket untuk siswa, 1 anak 1 buku - Buku pegangan guru

(11)

b. Meningkatkan pemanfaatan perpustakaan dan laboratorium

1) Perpustakaan:

- Katalogisasi buku-buku perpustakaan - Administrasi perpustakaan

- Penjadualan kunjungan dan peminjaman buku perpustakaan

- Pengembangan dan penambahan buku-buku dan sarana perpustakaan

2) Laboratorium:

- Inventarisasi alat-alat laboratorium - Penjadualan penggunaan laboratorium

- Pengembangan dan penambahan alat-alat laboratorium

c. Peningkatan efektivitas dan efisiensi KBM

1) Perencanaan program pengajaran 2) Pelaksanaan proses belajar mengajar 3) Program penilaian dan evaluasi

4) Program tindak lanjut/perbaikan

d. Peningkatan frekuensi supervisi, pembinaan guru & karyawan

1) Jadual supervisi (tiga bulan sekali) 2) Jadual pembinaan ( satu bulan sekali)

2. Indikator keberhasilan pelaskanaan program tersebut adalah:

a. Adanya peningkatan rata-rata nilai harian semester I dan II

(12)

c. Jumlah kelulusan yang diterima di jenjang yang lebih tinggi (sekolah unggulan) lebih banyak d. Adanya siswa yang berprestasi dalam bidang

akademi, olah raga, keagamaan, kesenian, siswa teladan dan lain-lain

e. Adanya siswa yang mendapat beasiswa prestasi

1) Peningkatan Kualitas Guru

Penikatan kualitas guru dilaksanakan dengan prioritas program:

a) Meningkatkan mutu kegiatan MGMP b) Pengiriman guru dalam penataran mata

pelajaran

c) Penyetaraan program /non program d) Mengikuti seminar/lokakarya

e) Studi banding

f) Penyesuaian latar belakang pendidikan dengan tugas mengajar

2) Peningkatan Kegiatan Kesiswaan:

a) Menyelenggaraan pelatihan kepemimpinan bagi pengurus OSIS/IPNU-IPPNU

b) Mengefektifkan kegiatan ekstrakurikuler c) Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan

di luar sekolah

3. Pengembangan Fisik

(13)

a. Program jangka pendek/Tahunan (tahun 2013/2014)

1) Pembuatan lapangan olah raga (futsal) 2) Pembuatan taman sekolah

3) Pengadaan buku pelajaran dan perpustakaan 4) Pengadaan alat-alat laboratotorium

5) Penambahan pengadaan komputer dan mesin hitung

6) Pavingisasi halaman sekolah

b. Program jangka menengah (dua tahun)

1) Pembuatan sumber untuk air (sudah terealisasi)

2) Penambahan buku-buku perpustakaan 3) Penambahan alat-alat laboratorium 4) Mengusahakan mesin cetak

c. Program jangka panjang (Empat tahun)

1) Rehab/penambahan ruang belajar, perpustakaan dan laboratorium

2) Pengadaan sarana multimedia/internet 3) Pavingisasi halaman sekolah

(14)

C. Sumber Daya yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

Sekolah yang efektif memiliki staf yang mampu dan berdedikasi tinggi terhadap sekolah. Dari hasil pengamatan penulis dalam sumber daya pengelola/pengelolaan program sekolah disesuaikan dengan bidang masing-masing supaya mendapatkan hasil yang maksimal dalam pengembangan dari berbagai aspek yang ada. Adapun struktur SMP NU 10 Ringinarum sebagai berikut:

Skema Struktur Organisasi SMP NU 10 Ringinarum

(15)

kegiatan pengelolaan sekolah dilaksanakan oleh kepala sekolah dengan dibantu dari berbagai komponen yang ada di lembaga pendidikan tersebut. Kepengawasanya di kontrol oleh komite sekolah/pengurus sekolah. Dengan demikian maka tercipta garis koordinator dan garis intruksi

1. Fungsi dan Tugas Pengelola Sekolah a. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah berfungsi sebagai educator, manager, administrator dan supervisor.

1) Kepala Sekolah selaku educator bertugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru) 2) Kepala Sekolah selaku manager mempunyai

tugas:

a) Menyusun perencanaan b) Mengorganisasikan kegiatan c) Mengarahkan kegiatan d) Menkoordinasikan kegiatan e) Melaksanakan pengawasan

f) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan g) Menentukan kebijaksanaan

h) Mengadakan rapat i) Mengambil keputusan j) Mengatur proses belajar

k) Mengatur administrasi (ketatausahaan)

 Siswa

 Ketenagaan

 Sarana dan Prasarana

(16)

l) Mengatur Organisasi Siswa OSIS/ IPNU-IPPNU

m) Mengatur hubungan Sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait.

3) Kepala Sekolah selaku administrator

bertugas menyelenggarakan administrasi: a) Perencanaan

b) Pengorganisasian c) Pengarahan

d) Pengkoordinasian e) Pengawasan f) Kurikulum g) Kesiswaan h) Ketatausahaan i) Ketenagaan j) Kantor k) Keuangan l) Perpustakaan

m)Laboratorium (belum ada)

n) Ruang ketrampilan/kesenian (belum ada)

o) Bimbingan dan Konseling p) UKS

q) OSIS/IPNU-IPPNU r) Serbaguna (belum ada) s) Media (belum ada) t) Gudang

(17)

4) Kepala Sekolah selaku Supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai;

a) Proses Belajar Mengajar

b) Kegiatan Bimbingan dan Konseling c) Kegiatan Ekstra Kurikuler

d) Kegiatan Ketata Usahaan

e) Kegiatan kerja sama dengan masyarakat dan instansi terkait

f) Sarana dan Prasarana g) Kegiatan OSIS/IPNU-IPPNU h) Kegiatan 7K

Dalam melaksanakan tugasnya, kepala Sekolah dapat mendelegasikan kepada wakil kelapa sekolah.

b. Wakil Kepala Sekolah

Wakil kepala sekolah pada sekolah lanjutan tingkat pertama satu orang. Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan pelaksanaan program.

2) Pengorganisasian; 3) Pengarahan; 4) Ketenagaan

5) Pengkooordinasian; 6) Pengawasan;

7) Penilaian

(18)

Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam urusan sebagai berikut:

a) Kurikulum:

 Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan;

 Menyusun pembagian tugas guru dan jadual pendidikan;

 Mengatur penyusunan program pengajaran;

 Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler

 Mengatur program pelaksanaan penilaian, kriteria kenaikan kelas, kriteria kemajuan belajar siswa serta pembagian rapor dan ijazah;

 Mengatur program pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan

 Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar;

 Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran;

 Mengatur mutasi siswa;

 Menyusun supervisi administrasi dan akademis;

 Menyusun laporan

b) Kesiswaan:

(19)

2) Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K (keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kesehatan dan kerindangan)

3) Mengatur dan membina kegiatan OSIS/IPNU-IPPNU, kepramukaan, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), dll. 4) Mengatur program pesantren kilat; 5) Mengatur pelaskanaan program siswa

teladan;

6) Menyelenggarakan cerdas cermat dan olah raga prestasi;

7) Menyeleksi siswa yang diusulkan untuk mendapat beasiswa;

8) Menyusun laporan.

c) Sarana dan Prasarana :

1) Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang proses kegiatan belajar;

2) Merencanakan program pengadaanya; 3) Mengatur pemanfaatan sarana dan

prasarana

4) Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian

(20)

d) Hubungan dengan Masyrakat (HUMAS) :

1) Mengatur dan mengembangkan hubungan dan komite sekolah dan peran komite sekolah;

2) Menyelenggarakan bhakti sosial, pertemuan wali siswa, kunjungan ke wali siswa

3) Menyelenggarakan kegiatan pelepasan kelas IX

4) Menyusun laporan.

c. Guru

Guru bertanggungjawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.

Tugas dan tanggung jawab guru meliputi: 1) Membuat perangkat program pengajaran:

a) Program tahunan b) Program semester c) Silabus

d) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

e) Lembar Kerja Siswa / Latihan 2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran

a) Mengisi jurnal kegiatan belajar di kelas dan jurnal mengikuti mapel b) Melaksanakan kegiatan penilaian

(21)

c) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian

d) Menyusun dan melaksanakan program berbaikan dan pengayaan e) Mengisi daftar nilai siswa

f) Melaksanakan kegiatan bimbingan pada guru lain dalam kegiatan proses belajar mengajar

g) Menumbuhkembangkan sikap menghargai hasil karya orang lain h) Melaksanakan tugas tertentu yang

diberikan sekolah

i) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa

j) Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran k) Mengatur kebersihan ruang kelas

sebelum dan sesudah pelajaran

d. Wali Kelas

Wali kelas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Pengelolaan Kelas

2) Penyelenggaraan Administrasi Kelas: a) Mengatur tempat duduk siswa b) Papan absensi siswa

c) Jadual Pelajaran

(22)

g) Daftar piket kelas h) Tata tertib siswa

3) Penyusunan statistic bulanan siswa

4) Pengisian daftar pengumpulan nilai siswa (leger)

5) Membuat data siswa

6) Membuat catatan khusus tentang siswa 7) Pencatatan mutasi siswa

8) Pengisian buku laporan hasil belajar 9) Pembagian buku laporan hasil belajar

e. Guru Bimbingan dan Konseling (belum ada tenaga khusus)

Guru BK membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:

1) Penyusunan program dan pelaksanaan BK 2) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka

mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar

3) Memberikan layanan BK kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar 4) Memberikan saran dan pertimbangan

kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai

5) Mengadakan penilaian tentang pelaksanaan BK

6) Menyusun statistik hasil pelaksanaan BK 7) Melaksanakan kegiatan analisis hasil

evaluasi belajar

(23)

f. Pustakawan Sekolah

Pustakawan sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:

1) Perancanaan pengadaan buku / bahan pustaka / media elektronika

2) Pengurusan pelayanan kepustakaan

3) Perencanaan pengembangan kepustakaan 4) Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku /

bahan pustaka / media elektronika

5) Inventarisasi dan pengadministrasian buku-buku / bahan pustaka / media elektronika

6) Melaksanakan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya serta masyarakat

7) Penyimpanan buku-buku perpustakaan / media elektronika

8) Menyusun tata tertib perpustakaan

9) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala

g. Kepala Tata Usaha Sekolah

Kepala Tata Usaha Sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggungjawab kepada kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:

1) Penyusunan program kegiatan tata usaha sekolah

2) Pengelolaan keuangan sekolah

(24)

5) Pembinaan dan pengembangan karir tenaga tata usaha

6) Penyusunan administrasi kelengkapan sekolah

7) Penyusunan dan penyajian data statistik sekolah

8) Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K 9) Penyusunan laporan pelaskanaan

kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala

h. Laboratorium (belum ada tenaga khusus)

Pengelola laboratorium membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Perencanaan pengadaan alat-alat dan bahan laboratorium

2) Menyusun jadual dan tata tertib penggunaan laboratorium

3) Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium

4) Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium

5) Inventarisasi dan pengadministrasian peminjaman alat-alat laboratorium

6) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium

i. Teknisi Media (belum ada tenaga khusus)

(25)

1) Merencanakan pengadaan alat-alat media 2) Menyusun jadual dan tata tertib

penggunaan media

3) Mengatur penyimpanan, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat media

4) Menyusun program kegiatan tehnisi media 5) Inventarisasi dan pengadministrasian

alat-alat media

6) Menyusun laporan pemanfaatan alat-alat media.

Dengan adanya program tersebut sekolah memiliki dorongan dan harapan yang tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Untuk mecapai keberhasilan tersebut maka harus ada kefokusan pada pelanggan dalam hal ini adalah siswa sebagai sumber utama dalam kegiatan di sekolah.

Dengan program yang dilakukan oleh setiap bidang struktur organisasi sekolah akan membatu kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan sekolah secara menyeluruh ini diakui oleh kepala sekolah dalam wawancara dengan peneliti sebagi berikut:

”dengan kinerja semua bidang yang telah di

tetapkan/diangkat menjadi bagian struktur

sekolah maka akan membantu pelaksanaan kerja saya dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar serta dalam memenuhi segalah fasilitas

(26)

Hal ini sesuai evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah program tersebut secara keseluruhan belum mencapai maksimal, masih ada hambatan yang mengendala dalam pelaksanaan dilapangan.

3. Pada Komponen Process

Sesuai yang diungkapkan oleh Arikunto, (1988:40)

Process Evaluation ialah merupakan model CIPP yang diarahkan untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan, apakah program terlaksana sesuai dengan rencana atau tidak. Evaluasi proses juga digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi.

A. Efektivitas Proses Belajar Mengajar yang Tinggi

Sekolah memiliki efektivitas proses belajar mengajar tinggi, hal ini ditunjukkan pada proses belajar mengajar yang menekankan pada pemberdayaan peserta didik. Dalam kegiatan belajar mengajar di SMP NU 10 Ringinarum.

(27)

belajar. Ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu dewan guru Abdul latif.

“Ya benar, di sini siswa dituntut untuk aktif mengikuti semua kegiatan KBM dari jam 7.00 sampai 13.00 baik yang berkaitan dengan mata pelajaran maupun kegiatan keagamaan, seperti

sholat dzuka berjama’ah serta sholat dzuhur”.(W/GR/2015

Selain itu dalam pembelajaran dewan guru telah menggunakan pendekatan dan strategi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, selain itu juga sudah menggunakan berbagai metode dan media yang bervariasi sehingga pembelajaran tidak membosankan. Metode pembelajaran yang dipakai oleh dewan guru SMP NU 10 Ringinarum antara lain metode ceramah, tanya jawab, diskusi, tugas, demonstrasi, menikmati alam, dan lain sebagainya. Selama pembelajaran berlangsung siswa selalu diajak dan diarahkan menuju cara belajar mandiri dan bertanggungjawab.

Untuk menunjang kegiatan pembelajaran tersebut di SMP NU 10 Ringinarum maka dewan guru sudah biasa menggunakan berbagai alat peraga seperti globe (IPS), kerangka manusia, gambar, skema, planetarium, mikroskop (IPA), kubus, balok, berbagai jaring-jaring, silinder, prisma (matematika) dan juga berbagai alat peraga lainnya yang dapat dipakai untuk mendukung pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

(28)

Pusat, Ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Agus Budiyono.

“Dalam kegiatan belajar mengajar di SMP NU 10

Ringinarum mengambil jam per minggunya 36 sesuai dengan aturan pemerintah yang sudah ditetapkan, selain itu supaya mampu diperdayakan siswa secara efektif diperlakukan kedisiplinan secara maksimal maka dilakukan jam tambahan setelah pulang sekolah sebagai bimbingan diri misalnya konseling, bakat minat pada siswa di lingkungan sekolah atau di rumah”. (W/GR/2015)

Sehingga dibentuklah pembagian tugas kepada dewan guru disesuaikan dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya. secara administrasi sudah memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan kepegawaian di SMP NU 10 Ringinarum, terkait dengan syarat pengajuan tunjangan profesi guru sudah tidak ada masalah karena sudah ditata sedemikan rupa, sehingga semua guru mendapatkan hak yang sesuai dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing.

Dalam proses pembelajaran bagi siswa di SMP NU 10 Ringinarum yang akan dikaji adalah penyusunan program pembelajaran dan teknik penyajian Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).

a. Penyusunan program pembelajaran

(29)

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan. Adapun penyusunan Rencana Program Pembelajaran (RPP) untuk semua guru menyesuaikan dengan mata pelajaran yang diampu. Semua itu di sesuaikan dengan kalender pendidian yang ada.

Walaupun itu merupakan tugas individu dewan guru namun dalam pelaksanaan kerjanya saling membatu satu sama lainya sehingga tercipta keharmonisan antar dewan guru yang ada di SMP NU 10 Ringinarum. Hal ini memberi dampak yang positif dalam perkembangan psikologi dewan guru perihal pelaksanakan kerja, meskipun pekerjaan ini berat dan sulit namun bisa mudah dikerjakan karena adanya sifat tolong menolong yang mampu membangkitkan etos kerja yang tinggi antar dewan guru. Ini Sesuai dengan hasil wawancara dengan Agus Budiyono sebagai berikut:

Benar, sebelum melakukan proses pembelajaran kami pasti membuat RPP terlebih dahulu sebagai pedoman dalam proses pembelajaran tersebut,

Kami sering berdiskusi untuk mengatasi

kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam penyusunan RPP tersebut (W/GR/05/2015)

(30)

penunjang kegiatan belajar yang disesuaikan dengan mata pelajaran. Dalam peningkatan PAKEM pada siswa maka diwujudkan kegiatan sebagai berikut:

1) Jabat tangan/sapa ceria 2) Gambar ceria

3) Kotak ceria dan pintar 4) Dokter studi

5) Bang soal cerdas 6) BTA

7) Bimbingan belajar

Kegiatan tersebut ada yang dilaksanakan setiap hari dan ada secara kondisional dipakai untuk mendukung proses pembelajaran pada siswa agar mampu menumbuhkan emosional siswa dalam kegiatan belajar. Sesuai dengan hasil observasi kegiatan tersebut dapat didiskripsikan sebagai berikut:

1) Jabat tangan/sapa ceria

(31)

2) Gambar ceria

Kegiatan ini dilakukan kondisional, sistem kegiatannya siswa diajak menyusun gambar yang sudah diacak kemudian dirangkai kembali sesuai dengan urutan gambar dengan sistem berkelompok. Setelah tersusun dengan benar kelompok tersebut melakukan deklamasi sesuai tema gambar didepan kelompok lain.

3) Kotak ceria dan pintar

Kotak ini berisi berbagai pertanyaan atau permainan yang harus dilakukan, dikerjakan atau dilaksanakan oleh siswa secara mandiri atau kelompok jika kegiatan dilaksanakan dengan benar dan tepat serta menarik maka akan diberi doorprize.

4) Dokter studi

Dokter studi merupakan media tutor sebaya, khususnya pelajaran yang belum dipahami oleh siswa, dengan media ini maka diharapkan teman sebayanya yang belum paham dengan materi yang disampaikan oleh dewan guru, maka ia bisa meminta bimbingan kepada teman sejawat yang sudah mampu terhadap materi yang diberikan oleh dewan guru. Dengan kegiatan tersebut maka menciptakan suasana yang akrap dan memudahkan pemahaman terhadap materi yang sulit.

5) Bang soal cerdas

(32)

soal yang lain dan koleksi karya siswa yang telah dijilid.

6) BTA

BTA adalah kegiatan yang diwajibkan oleh SMP NU 10 Ringinarum untuk peningkatan siswa

dalam Baca Tulis Al qur’an dengan benar dan

tepat.

7) Bimbingan belajar

Bimbingan belajar merupakan kegiatan penutup serangkaian model belajar mandiri. Kegiatan ini akan dikelompokkan sesuai bidang mata pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa agar mudah bagi guru untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dengan tepat. Adapun waktunya setelah jam pelajaran berlangsung.

b. Sikap positif yang muncul dari siswa dengan kegiatan mandiri model PAKEM

Berdasarkan observasi peneliti dalam Model Belajar Mandiri siswa di SMP NU 10 Ringinarum sebagai berikut:

1) Mampu menumbuhkan sikap percaya diri 2) Mampu memberikan kreasi bakat minat siswa 3) Mampu memberikan sikap disiplin

4) Mampu menumbuhkan sikap kejujuran pada siswa

5) Siswa mulai mengakui dan menghargai usaha orang lain

(33)

7) Menciptakan sikap tanggungjawab pada siswa terhadap tugas yang diberikan

8) Membangun bakat minat siswa dalam membaca

9) Menciptakan keakraban dan kekeluargaan antara dewan guru, karyawan dan siswa.

Dalam bidang ini pun masih ada kendala berkaitan pelaksanaannya meskipun kendala itu tidak seberapa besar. Kendala tersebut timbul karena kurang kesepahaman antara guru dengan siswa dalam pelasanaan belajar terutama tugas rumah.

B. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan direalisasikan.

(34)

1) Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif.

2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

3) Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.

4) Berhasil menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.

5) Mampu bekerja dengan tim manajemen.

6) Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Hasil Pengamatan peneliti terhadap kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sangat disiplin dan bertanggungjawab terhadap organisasi yang ada di SMP NU 10 Ringinarum ini dapat diketahui dari absensi kehadiran kepala sekolah yang selalu berangkat sebelum jam 7.00 dan ini dipertegas dengan hasil wawancara dengan Wahyudi sebagai berikut:

“Kepala sekolah memang sering berangkat kurang

dari jam 7.00 sehingga memberikan contoh atau figur terhadap dewan guru serta karyawan yang bekerja disini. Selain itu juga bertanggung jawab

atas kelangsungan proses kegiatan

(35)

Kepala sekolah juga mampu sebagai educator, Manager, Administrator dan Supervisor ini dapat dilihat dari program yang disusunnya sebagai berikut:

1) Kepala Sekolah sebagai Educator

Bidang kegiatan belajar mengajar, dititikberatkan pada pengembangan kurikulum, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi pembelajaran, di bidang kurikulum seperti yang dikemukakan oleh Agus Budiyono (wawancara, menyatakan bahwa:

“Pelaksanaan program di bidang kurikulum

dilakukan oleh kepala sekolah bekerjasama dengan guru untuk menerapkan KTSP yang sudah ditetapkan, mengembangkan silabus dalam bentuk RPP, menerapkan kurikulum muatan local KeNUan, dan mengembangkan kurikulum melalui kegiatan MGMP secara continue”.(W/GR/2015)

Dalam pelaksanaanya guru menerapkan pembelajaran PAKEM, guru mempunyai tugas membuat bahan ajar, menggunakan alat peraga secara tepat guna, memanfaatkan buku pelajaran secara maksimal, menumbuhkan minat baca kepada siswa, memanfaatkan sumber belajar lingkungan sekitar, memanfaatkan MGMP untuk tukar informasi, dan mengembangkan minat baca guru sendiri agar wawasannya lebih luas.

(36)

lomba-lomba, bina lingkungan, rekreasi, apalagi yang terkait pada kegiatan akademi yaitu ulangan umum semester dan juga ujian akhir sekolah. Hal ini seperti dikemukakan oleh Agus Budiyono yang menyatakan bahwa:

“Selama ini kepala sekolah mempunyai peran

aktif dalam membimbing siswa, melalui apel pada hari Senin pagi, sedangkan untuk peningkatan kualitas belajar kepala sekolah selalu melakukan koordinasi dengan guru, staf, dan masyarakat yang diwakili oleh komite

sekolah”.(W/GR/2015)

2) Kepala Sekolah sebagai Manager

Kepala sekolah selaku manager yang bersikap memahami segala sesuatu yang ada di sekolahnya mulai dari keadaan siswa, guru, sarana dan kondisi komite sekolah. Hal ini seperti dikemukakan oleh Arifin menyatakan bahwa:

“Dari pengalaman yang dimilikinya, maka kepala

sekolah selalu berusaha untuk memahami segala sesuatu yang ada disekolah baik kondisi siswa, kondisi guru, kondisi sarana dan prasarana, serta selalu berusaha untuk melakukan kerjasama yang baik dengan guru, staf, komite sekolah, orang tua

mudir dan lingkungan sekolah (masyarakat sekitar)”.

(W/GR/2015)

Pernyataan senada dikemukan oleh Agus Budiyono bahwa:

(37)

mengenal betul karakteristik warga masyarakat

sekitar”. (W/GR/2015)

Kepala sekolah selalu transparan dalam melaksanakan semua rencaya yang telah dibuat, khususnya program jangka pendek. Selain itu juga kepala sekolah selalu terbuka kepada guru dan wali murid/komite sekolah tentang segala sesuatu termasuk dalam hal keuangan. Hal ini seperti dikemukakan oleh Sudarto menyatakan bahwa:

“Kepala sekolah sangat terbuka dalam

melaksanakan program- program kerja, tidak ada

yang ditutup-tutupi termasuk penggunaan

keuangan, keterbukaan itu tersirat pada saat rapat-rapat maupun komunikasi setiap saat kepada guru maupun staf. Hal tersebut yang membuat warga masyarakat percaya dengan pelaksanaan pendidikan

di SMP NU 10 Ringinarum”.(W/KM/2015)

Sikap terbuka seperti yang dikemukakan oleh guru tersebut, diakui oleh kepala sekolah sendiri, adapun pernyataannya sebagai berikut:

“Keterbukaan saat ini sangat diperlukan oleh semua

pihak, khususnya keterbukaan informasi,

masyarakat sekarang semakin kritis, sehingga tidak baik kalau kita masih main kucing-kucingan, apalagi dalam hal pengelolaan keuangan yang dananya berasal dari masyarakat, tentu sangat riskan, maka saya selalu menekankan kepada guru dan staf, agar menyampaikan informasi yang jelas dan apa adanya kepada orang tua murid agar

(38)

3) Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Dalam hal pelaksanaan program administrasi kepala sekolah memiliki kedisiplinan dan kerapian seperti dikemukakan oleh Kasiyem bahwa:

“Hal yang peling menonjol yang dikerjakan oleh kepala sekolah adalah pembenahan administrasi kesiswaan, dan administrasi keuangan, selain itu penyusunan dokumen dibuat secara rapi dan teratur sehingga semua arsip sekarang mudah

dicari”.(W/ST/2015)

Hal tersebut dipertegas, oleh kepala sekolah sebagai berikut:

“Khusus untuk bidang administrasi, saya memang

menekankan pada kerapian dan ketertiban

administrasi, seperti administrasi siswa,

administrasi keuangan, dan administrasi

personalia, untuk penataan berkas saya minta untuk dibedakan antara berkas yang aktif dan berkas yang inaktif, untuk berkas yang masih aktif saya minta kepada staf untuk menempatkan di filing cabinet, sedangkan untuk berkas yang inaktif agar

ditempatkan pada order atau box file dan

ditempatkan di almari arsip. Khusus untuk berkas-berkas yang menyangkut keuangan, khususnya kuitansi pertanggungjawaban agar ditempel pada

kertas folio diurutkan dan selanjutnya

disimpan”.(W/KS/2015)

4) Kepala Sekolah sebagai Supervisor

(39)

sekolah mencoba melakukan evaluasi. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana atau tidak. Pelaksanaan evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh kepala sekolah tersebut dikemukakan oleh Abdul latif mengatakan bahwa:

“Pelaksanaan evaluasi dan monitoring dilakukan oleh kepala sekolah, dinas pendidikan, guru, komite sekolah dan masyarakat. Evalusi dan monitoring dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program yang telah ditetapkan. Khusus evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh kepala sekolah

dilakukan setiap hari dengan mengawasi

pelaksanaan proses belajar mengajar, selain itu pertemuan rutin setiap hari Sabtu merupakan ajang komunikasi guru dan kepala sekolah untuk memecahkan berbagai permasalahan yang telah terjadi”.(W/GR/2015)

Evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh dinas Pendidikan dilakukan oleh pengawas setiap tiga bulan sekali, evaluasi dan monitoring

difokuskan pada pelaksanaan program, dan inventarisasi permasalahan yang dihadapi oleh sekolah.

Sedangkan evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh komite sekolah dan masyarakat terfokus pada penggunaan anggaran khususnya yang bersumber dari masyarakat. Data tentang evaluasi lebih dan monitoring lainnya dikemukakan oleh Rohmad sebagai berikut:

“Berbagai evaluasi dan monitoring terhadap

pelaksanaan pembelajaran, diantaranya baik

(40)

evaluasi internal dilakukan oleh kepala sekolah dan guru, sedangkan evaluasi eksternal dilakukan oleh berbagai pihak antara lain dari dinas pendidikan, komite sekolah, dan Badan Pengawasan Daerah (Bawasda), setiap pengawasan mempunyai fokus sendiri-sendiri, misalnya dari Bawasda pengawasan terfokus pada pelaksanaan penggunaan anggaran

daerah, sedangkan dari dinas Pendidikan,

pengawasan terfokus pada proses

pembelajaran”.(W/ST/2015)

Berbagai pengawasan yang dilakukan oleh berbagai pihak tersebut bertujuan untuk menemukan berbagai permasalahan dan mencari solusi apabila terdapat program yang tidak dapat dilaksanakan, dengan kata lain pengawasan dilakukan untuk mencari jalan keluar dalam penyelesaian permasalahan, baik program kerja, maupun pengelolaan biaya

Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru, khususnya terkait dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, disambut baik oleh guru, karena guru beranggapan bahwa bahwa dengan adanya evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh kepala sekolah secara terus menerus tersebut guru dapat meningkatkan kemampuannya untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik.

(41)

memberikan solusi bila terdapat permasalahan terkait dengan pelaksanaan program kerja dan mencegah agar tidak terjadi pelanggaran.

Tugas kepala sekolah terlaksana dengan rapi sesuai dengan rencana awal, seandainya kepala sekolah ada keperluan keluar maka akan dihandle

oleh wakil kepala sekolah dalam pelaksanaan hariannya.

C. Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif.

Guru merupakan jiwa dari sekolah. Pengelolaan tenaga kependidikan mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kerja, hingga dari imbalan jasa merupakan peran penting bagi kepala sekolah, terlebih pada pengembangan tenaga kependidikan.

Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Ulama 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal memiliki guru-guru yang telah berpengalaman dan berpendidikan yang memadahi standar nasional, baik formal maupun informal ini dapat diketahui melalui guru yang sudah bersertifikasi mencapai 80%.

(42)

Tabel 4.1 Daftar tenaga pendidik SMP NU 10 Ringinarum

No Nama L/P Tempat Tanggal Lahir Pend Jabatan Gol Masa Kerja

Thn Bln

1 Drs.Samsuri, M. Pd.I L Kendal, 06 Peb 1964 S2 KapSek - 19 6

2 Drs. Faozan L Kendal, 08 Peb 1962 S1 Guru - 19 6

3 Arifin, S. Pd L Kendal, 21 Juni 1967 S1 Guru - 19 6

4 Dra. Kasiyem P Klaten, 25 Des 1963 S1 Guru - 19 6

5 Jumaeni W, S. Pd L Kendal, 30 Jan 1968 S1 Guru - 19 6

6 Nur Hadi AN Huda L Kendal, 24 April 1967 SMA Guru - 19 6

7 Drs. Suwandi L Kendal, 29 Des 1963 S1 Guru - 15 6

8 Moh Agus B, S. Pd.I L Kendal, 26 April 1977 S1 Guru - 15 6

9 Masrur, S. Pd L Kendal, 31 Jan 1972 S1 Guru - 19 6

10 M. Abdul L, S. Pd.I L Kendal, 29 Mei 1975 S1 Guru - 12 6

11 Puji Astuti, S. Ag P Kendal, 04 Nop 1977 S1 Guru - 12 6

12 Khondolin, S. Ag L Kendal, 23 April 1969 S1 Guru - 12 6

13 Junaedi, S. Pd L Kendal, 01 April 1977 S1 Guru - 15 6

14 Budi Lestari, S.Si P Kendal, 26 Agts 1980 S1 Guru - 10 6

15 Nur Salim, S. Pd.I L Kendal, 06 April 1987 S1 Guru - 1 6

16 Presty Atuth T, S. Pd P Kendal, 06 April 1987 S1 Guru - 1 6

(43)

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah guru yang ada di SMP NU 10 Ringinarum sebanyak 15 guru dan 1 kepala sekolah.Masa kerja kepala sekolah yaitu 19 tahun lebih 6 bulan. Namun di sekolah ini tidak memiliki pangkat golongan seperti guru di sekolah negeri, sehingga cara penggajiannya melalui JP (jam pelajaran) per-minggu dan masa bakti menjadi Guru Tetap Yayasan (GTY). Walau demikian pendidikan para guru sudah mencapai 99% Sarjana S1.

Tabel 4.2 Daftar Tenaga Pendidik SMP NU 10 Ringinarum

No Nama L/P Tempat Tanggal Lahir Pend Jabatan

Masa Kerja Thn Bln

1 Imam Santoso L Kendal, 21 agts 1979 SMA Ka TU 16 6

2 Hj. Hur Afiyah P Kendal, 12 Agts 1972 SMA Bendahara 19 6

3 Wahyudi L Kendal, 12 Mei 1982 SMA Security 14 6

4 Purwanto L Kendal, 15 Nov 1992 SMA T Perpus 3 6

5 Rohmat L Kendal, 17 Jan 1982 SMA P Umum 9 6

6 Ahmad

Jukaeri L Kendal, 26 Nov 1977

SMP Penjaga

malam 6 6

Sumber: Data Primer SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal tahun 2014.

(44)

Tabel 4.3 Daftar Pengurus Pendidik SMP NU 10 Ringinarum

NO NAMA PEND JABATAN

1 Sudarto, S. Pd.I S1 Ketua

2 KH. M. Sudadi A SMA Wakil Ketua

3 Kondolin, S. Ag S1 Sekretaris

4 Asrori, S. Sos S1 Bendahara

5 Ky. Supriyono SMP Bid Humas

6 KH.M. Muhtar SD Bid Humas

7 HM. Siswanto, S. Pd. M.Si S2 Bid Pendidikan

8 Ky. Solikhin, S. Pd.I S1 Bid Pendidikan

9 KH Sobari Salam SMA Bid Sarana prasarana

10 Ky. Sudarsono STM Bid Sarana prasarana

Sumber: Data Primer SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal tahun 2014.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah pengurus terdiri atas 10 orang yang memiliki peran masing-masing dalam kepengurusan di SMP NU 10 Ringinarum. Pendidikan dari pengurus bervariasi dari tingkat SD sampai S2, sehingga memiliki kultur pemahaman terhadap pendidikan sangat kompetitif.

D. Manajemen dan Akutabilitas Keuangan Sekolah

1. Ada APBS

2. Ada pembukuan keuangan (buku kas, buku bank, buku pajak)

3. Ada laporan keuangan bulanan 4. Ada laporan akhir tahun

5. Ada rapat pleno komite (laporan APBS tahun lalu dan mengesahkan APBS tahun berikutnya)

E. Sekolah Memiliki Budaya Mutu

(45)

sebuah lembaga pendidikan, agar terarah dan mencapai mutu pendidikan secara maksimal maka ditanamkan visi dan misi sekolah kedalam sanubari semua warga sekolah.

Dengan tujuan agar mampu melakukan prilaku yang berprestasi dengan tidak meninggalkan kaidah-kaidah aturan agama. Sehingga akan meciptakan sebuah lingkungan yang memiliki budi pekerti tinggi kepada sesama makhluk hidup pada umumnya. Sesuai dengan hasil wawancara kepada Kasiyem yang menyatakan sebagai berikut:

”Visi dan misi sekolah merupakan hasil dari

kebijakan bersama untuk menyeragamkan

pendapat/ide dalam mengelola SMP NU 10 agar tercipta sumber mutu yang profesional dalam

pengelolaan sekolah”.(W/GR/2015)

F. Sekolah Memiliki Team Work” yang Kompak,

Cerdas dan Dinamis

(46)

“Kerukunan di sekolah terjalin dengan baik tanpa ada keraguan dalm melaksanakan berbagai kegiatan yang ada disini karena dilakukan bersama-sama antar guru, karyawan, murid, bahkan komitepun

ikut bagian”.(W/ST/2015)

G. Sekolah Memiliki Kewenangan/Kemandirian

Sekolah memiliki memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi sekolahnya, sehingga dituntut untuk memiliki kemandirian dan kesanggupan kerja yang tidak selalu menggantungkan pada atasan. Untuk menjadi mandiri, sekolah harus memiliki sumber daya yang cukup untuk menjalankan tugasnya. Ini dapat di ketahui dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan intern maupun kepada ekstern, demi kualitas dalam pengelolaan dan kebijakan menyangkat harkat dan martabat sekolah.

H. Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen

Keterbukaan ini ditunjukkan dalam pengambilan keputusan, penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-pihak terkait sebagai alat kontrol. Sesuai dengan hasil peneliti dalam pengelolaan keuangan di SMP NU 10 Ringinarum sudah terbuka secara umum untuk warga sekolah atau wali murid karena setiap bulan selalu diterbitkan laporan bulanan walaupun masih menggunakan tehnik manual.

(47)

dalam pengambilan kebijakan bersama. Seperti yang diungkapkan Sudarto sebagi berikut:

“Kepala sekolah sangat terbuka dalam

melaksanakan program- program kerja, tidak ada

yang ditutup-tutupi termasuk penggunaan

keuangan, keterbukaan itu tersirat pada saat

rapat-rapat maupun komunikasi setiap saat

kepada guru maupun staf. Hal tersebut yang membuat warga masyarakat percaya dengan

pelaksanaan pendidikan di SMP NU 10

Ringinarum”.(W/KM/2015)

4.

Pada Komponen Produk

Menurut Kaufman&Thomas (1980:6) evaluasi produk ialah untuk melayani daur ulang suatu keputusan dalam program. Dari evaluasi produk diharapkan dapat membantu pimpinan proyek dalam mengambil suatu keputusan terkait program yang sedang terlaksana, apakah program tersebut dilanjutkan, berakhir, ataukah ada keputusan lainnya. Keputusan ini juga dapat membantu untuk membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.

Pada pembahasan permasalahan hal ini, yang akan dipaparkan sebagai berikut:

A. Hasil dari Kegiatan Belajar Mengajar

(48)

mampu memberikan proses dan hasil pendidikan yang bermutu dan sarana belajar bagi SMP yang memadai. Dengan demikian kegiatan belajar mengajar yang menggunakan multi metode, multi media, dan berbagai teknik evaluasi yang telah dikembangkan oleh SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal.

Kegiatan belajar mengajar menggunakan pendekatan ”PAKEM” (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Efisien, dan Menyenangkan) serta mencerdaskan, mengasyikan, dan menguatkan atau

”AJEL” (Active, Joyful, and Effective Learning). Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal, menerapkan pembelajaran yang demokratis yaitu pembelajaran yang menghargai martabat siswa secara manusiawi dalam kesetaraan dan keadilan, pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) yang memberikan keleluasaan siswa untuk berpendapat atau berekspresi dan menghargai perbedaan, serta bebas dari tekanan atau paksaan.

Dengan pembelajaran yang demokratis ternyata dapat mendukung terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif, selain itu penggunaan pendekatan pembelajaran melalui kerja bersama (cooperative learning), telah mampu mendorong keberhasilan belajar siswa baik secara individu maupun secara bersama-sama.

(49)

pendidikan yang mengembangkan berbagai potensi kecerdasan siswa, baik kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, moral, kinetika, musik, intra dan interpersonal, dan sebagainya.

Dengan demikian, sekolah tidak sekedar meningkatkan kecerdasan intelektual siswa saja, melainkan lebih menyeluruh dan terpadu, sehingga siswa ideal yang dihasilkan adalah siswa yang beriman dan bertaqwa, cerdas, berakhlak dan berbudi pekerti mulia, memiliki keseimbangan emosi, memiliki kepekaan rasa seni, mandiri, mempunyai jiwa kepemimpinan, dan sosial, serta sehat jasmani dan rohani.

Seluruh kompetensi dasar siswa dikembangkan dan dimantapkan termasuk kemampuan dasar siswa sejak di kelas rendah yang terus dikaji dan ditingkatkan. Untuk mengukur kompetensi dasar siswa dilaksanakan Tes Kemampuan Dasar (TKD) secara berkala dan berjenjang sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

Bahwa pelaksanaan penilaian yang dilakukan di SMP NU 10 Ringinarum bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa baik secara individu maupun secara keseluruhan. Penilaian mata pelajaran dapat dilaksanakan melalui teknik test dan non test. Test berupa tertulis, lisan dan perbuatan dan non test berupa pemberian tugas, PR, portofolio, unjuk kerja dan lain-lain.

(50)

melaksanakan penilaian pada setiap akhir kompetensi dasar (KD) yang diajarkannya untuk setiap mata pelajaran, hal ini sesuai dengan rangkuman hasil wawancara dengan seorang guru dibawah ini:

Ya, saya selalu melakukan test/penilaian untuk setiap akhir KD, dan dalam satu semester minimal 3-5 kali sesuai dengan kondisi mata pelajarannya. (W/GR/2015)

Selain ulangan harian (UH) juga dilakukan penilaian dari pemberian tugas / PR. Pemberian tugas ini dilaksanakan pada jam sekolah atau di luar jam sekolah. Pekerjaan rumah diberikan dalam rangka memotivasi siswa untuk terus belajar dan dikerjakan di rumah. Penilaian tugas / PR minimal 4 kali dalam satu semester. Penilaian portofolio juga dilakukan kepada semua siswa, yaitu penilaian hasil kerja siswa yang didokumenkan. Portofolio dilaksanakan minimal 5 kali satu semester sesuai dengan hasil kesepakatan tentang portofolio antara guru dan siswa. Ulangan tengah semester juga dilakukan dan merupakan ulangan harian secara continue.

Adapun cara pengelolahan nilai rapat sebagai berikut:

NR= 1 Rt UH +1 Mid/UTS + 1 UKK/UAS 3

NR= 2 Rt UH +1 Mid/UTS + 1 UKK/UAS 4

(51)

Keterangan:

NR = Nilai Rapot

Rt UH = Rata-rata Ulangan Harian Mid/UTS = Ulangan Tengah Semester UKK/UAS = Ulangan Akhir Semester

Metode tersebut disepakati untuk digunakan dalam pengolahan nilai rapor. UH per kompetensi dasar (KD) dilakukan dengan teknik (test tertulis, lisan, unjuk kerja, observasi, wawancara, penugasan (portofolio) yang menjadi data guru pribadi. Hasil dari penilaian yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) harus diremidi melalui perbaikan pembelajaran dan penilaian. UTS merupakan penilaian beberapa KD yang pernah dibelajarkan dan dinilai pada setengah semester yang sama. Penilaian UTS ini merupakan penilaian atas semua aspek atau aspek tertentu sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih. UAS merupakan penilaian dari semua KD yang pernah dibelajarkan dan dinilai pada semester 1 untuk UAS dan semester 2 untuk UKK. Nilai yang tercantum dalam rapor adalah nilai utuh yang sudah dirata-rata tiap aspek, semua nilai dinyatakan dengan angka skala 0-100.

Untuk mekanisme penentuan naik dan tinggal kelas adalah sebagai berikut

1. Kenaikan kelas dilaksanakan satuan pendidikan pada setiap akhir tahun

(52)

3. Siswa dinyatakan harus mengulang di kelas yang sama apabila

a. Siswa tidak menuntaskan Standar Kompetensi (SK) dan KD lebih dari 4 mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun pelajaran

b. Karena alasan yang masuk akal, misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan

4. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai siswa untuk semua indikator, KD dan SK yang ketuntasan minimalnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya

a. Hitunglah nilai rata-rata semester 1 dan 2 pada mata pelajaran tersebut

b. Hitunglah rata-rata KKM semester 1 dan 2 pada mata pelajaran tersebut

c. Jika nilai rata-rata KKM semester 1 dan 2 mata pelajaran terseut sama/lebih besar dari rata-rata KKM, maka mata pelajaran tersebut dinyatakan tuntas

Tabel 4.4 Daftar nilai rata-rata rapot tahun pelajaran 2013-2014

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

7 8 9

1 2 1 2 1 2

Bhs Indonesia 87 80 86 86 88 89

Bhs Inggris 75 77 82 85 85 86

Matematika 70 74 80 82 82 84

IPA 77 78 83 80 82 83

Agama 88 87 88 86 88 90

PKn 78 80 80 84 86 87

(53)

Seni Budaya 90 90 83 85 86 87

Dari tabel hasil nilai rata-rata rapot perjejang kelas pada tahun pelajaran 2013/2014 dapat diketahui bahwa dari semester 1 dibandingkan pada semester 2 adanya peningkatan dari nilai rata-rata keseluruhan mata pelajaran di kelas 7 dan kelas 9 namun pada kelas 8 masih ada persamaan dari hasil kemampuan siswa.

Tabel 4.5 Hasil rata-rata ujian nasional dari tahun pelajaran 2010-2013 siswa SMP NU 10 Ringinarum dapat dilihat dalam

(54)

B. Prestasi Siswa SMP NU 10 Ringinarum Tabel 4.6 Hasil Prestasi yang siswa peroleh

NO KEGIATAN KEJUARAAN JUARA TINGKAT TAHUN

1 HUT Kepramukaan 2 Kecamatan 2010

2 MTQ 3 Kabupaten 2010

3 Gerak Jalan peregu 3 Kecamatan 2010

4 Gerak Jalan 1 Kecamatan 2011

5 Lomba Kreatifitas 1 Kecamatan 2011

6 Kemah Penggalang 1 Kecamatan 2012

7 Sepak Bola 2 Kecamatan 2013

8 Saritilawah al qur'an 2 Kecamatan 2013

9 Pencak Silat Pelahar 2 Kabupaten 2013

10 Gerak jalan 1 Kabupaten 2014

11 Kemah Galang 2 Kecamatan 2014

12 Pencak Silat Pelahajar 3 Kabupaten 2014

13 Pidato 3 Kecamatan 2015

14 LCT 3 Kecamatan 2015

15 Pencak Silat 1 Kabupaten 2015

16 Lari Sprint 100m 2 Kabupaten 2015

17 Pencak Silat kelas B 3 Propinsi 2015

18 Pancak Silat Kelas C 3 Propinsi 2015

19 Lomba Matematika 3 Kabupaten 2013

Dari hasil tabel di atas dapat diketahui bahwa prestasi siswa di SMP NU 10 Ringinarum belum mampu ketingkat nasional sedangkan hasil yang diperoleh yang terbanyak di tigkat kecamatan. Di tingkat provinsi hanya beberapa saja.

4.3 Hubungan Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Peningkatat Prestasi Belajar Siswa

(55)

komite sekolah, TU dan orang tua atau masyarakat yang aktif memberikan bimbingan dan pengajaran yang secara continue serta dengan arahan yang benar dan tepat.

Dengan kegiatan belajar yang memakai model PAKEM maka siswa termotivasi belajar giat dan teratur serta terarah, sehingga mampu mencapai prestasi di ujian nasional secara komulatif 7.10 itu merupakan kebanggaan tersendiri bagi SMP NU 10 Ringinarum dalam melakukan kegiatan belajar-mengajar.

Gambar

Tabel 4.1 Daftar tenaga pendidik SMP NU 10 Ringinarum
Tabel 4.2 Daftar Tenaga Pendidik SMP NU 10 Ringinarum
Tabel 4.3 Daftar Pengurus Pendidik SMP NU 10 Ringinarum
Tabel 4.4 Daftar nilai rata-rata rapot tahun pelajaran
+3

Referensi

Dokumen terkait

kelemahan produk saturation dan konsumen mulai melihat sesuatu yang baru ditawarkan produk pesaing. • Produk saturation sebentar

I t was of interest t o learn to what extent fat-soluble compounds such as PCBs, dicofol and p.p’-DDT would be deposited as residues in tissues of bcef cattle if fed

penyampaian informasi/pesan secara lisan, tertulis, atau melalui gambar (visual) kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang hal ikhwal perusahaan

Berdasarkan hasil analisis hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa susunan bahan ajar fisika dasar I bervisi SETS dengan aplikasi Spreadsheet yang sesuai untuk mahasiswa

Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk mewujudkannya,

Pemanfaatan ruang sosial pada kampung Curug Sangereng yang merupakan permukiman enclave. lebih dominan memanfaatkan ruang luar dibandingkan dengan bangunan yang

A study was conducted to evaluate effects of replacing Processed Lupin Meal (PLM) for soybean meal (SBM) as protein ingredient on feed intake, body weight gain, egg production

Kesimpulan penelitian adalah aplikasi sericin pada permukaan HA meningkatkan jumlah perlekatan sel osteoblas dan konsentrasi pelapisan (0,01; 0,05; 0,1%) tidak