• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAP Diare Cara Mencuci Tangan dan Menggo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SAP Diare Cara Mencuci Tangan dan Menggo"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

“ Satuan Acara Penyuluhan “

Dosen : Herma Yesti, S.ST

(Kelompok 2) Disusun Oleh: Dewi Istiqomah 12002 Gayeta Suisa Febiola 12006

AKADEMI KEBIDANAN AL-ISHLAH CILEGON Jl. Al-Ishlah No.01 Jombang Wetan-Cilegon

(2)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MATERI : Diare, Cara Mencuci Tangan dan Menggosok Gigi KELOMPOK : 2 (Gayeta Suisa Febiola, Dewi Istiqomah)

WAKTU : 60 Menit (08.00 - 09.00 WIB)

TEMPAT : SDN 1 Suka Maju

I. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan penyuluhan diare, cara mencuci tangan dan menggosok gigi selama ± 60 menit, diharakan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari– hari. Sehingga akan terjadi perubahan prilaku kesehatan di masyarakat kearah yang lebih positif.

II. TUJUAN KHUSUS

Setelah dilakukan penyuluhan tentang diare, cara mencuci tangan dan menggosok gigi selama ± 60 menit, diharapkan warga mampu:

1. Masyarakat mengetahui penyebab, cara pencegahan dan penanganan diare dalam kehidupan sehari-hari.

2. Meningkatkan pemahaman mengenai kebersihan lingkungan yang sehat. 3. Dapat melakukan atau menerapkan cara menggosok gigi dan mencuci

tangan yang benar dalam kehidupan sehari-hari.

III.DAFTAR USTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2011. Buku Saku Diare Edisi 2011. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika Jakarta

Herlina, 2011. Perilaku Hidup Bersih untuk Mencegah Diare. From http://depkes/promosi–kesehatan diakses tanggal 18 Maret 2014

Subea D. 2010. Raih Hidup Sehat Dengan Cuci Tangan akai Sabun Hari Cuci Tangan pakai Sabun Sedunia(HCTPS). From http://depkes.go.id diakses tanggal 18 Maret 2014

(3)

Masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan yang masih menjadi masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Di Indonesia, penyakit diare dikarenakan oleh buruknya sanitasi dasar, lingkungan fisik yang kurang baik, rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor penyebab lainnya. Kebersihan lingkungan sangat berpengaruh pada kesehatan masyarakat. Penyakit diare merupakan penyakit yang berbahaya, karena dapat mengakibatkan kematian dan kejadian luar biasa. Pada bayi diare merupakan penyebab kematian nomor 2, pada balita penyebab kematian nomor 3, dan pada semua usia merupakan penyebab kematian nomor 5.

Kebersihan diri merupakan upaya dalam memelihara kebersihan diri dari kepala hingga ujung kaki dan pakaian serta lingkungan dalam meningkatkan kesehatan yang optimal. Orang tua adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktifitas kehidupannya sehari-hari, maka penting bagi orang tua untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan gangguan kesehatan pada anak. Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit. Dengan cuci tangan pakai sabun dapat mencegah kuman penyakit dan merupakan salah satu intervensi kesehatan yang paling mudah, murah, efektif, dan telah terbukti mampu mengurangi resiko penyakit khususnya diare. Bukan hanya mencuci tangan saja yang dapat mengurasi resiko terjadinya penyakit, namun kita tetap menjaga kebersihan gigi. Dengan kita menggososk gigi setiap hari dapat terhindar dari penyakit gigi seperti karies, gigi berlubang dan bau mulut.

V. URAIAN MATERI 1. Diare

A. Definisi Diare

Diare merupakan suatu kondisi dimana frekuensi buang air besarnya abnormal yakni lebih dari 3 kali/

(4)

yang encer. Diare yakni suatu penyakit dimana tinja berubah menjadi lembek atau cair yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Menurut WHO (1999), diare adalah buang air besar lebih dari 3 kali/hari dengan perubahan konsistensi tinja yang cair dengan atau tanpa darah. Menurut Depkes Ri (2005), diare merupakan suatu penyakit dengan adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali/

hari.

1) Infeksi bakteri pathogen, Escherichia colli yang berasal melalui perantara hewan, kuman yang berada didalam makanan dan air, dan tidak mencuci tangan saat mau makan.

2) Infeksi kuman thypus dan kolera. 3) Infeksi virus, seperti influenza perut.

4) Penyakit cacing gelang, cacing pita, dan cacing lainnya. 5) Keracunan makanan dan minuman.

6) Gangguan gizi.

7) Pengaruh dari enzim tertentu.

8) Penyebab lainnya dapat berupa kondisi psikologis yang tidak stabil, makanan yang merangsang gerakan peristaltik usus, makanan pedas, dan lain-lain.

C. Gejala Diare

1) Buang air besar terus menerus disertai rasa mulas berkepanjangan pada perut.

2) Terjadi dehidrasi dan mual muntah. 3) Nafsu makan berkurang.

4) Warna tinja kehijauan akibat tercampurnya cairan empedu. 5) Demam tinggi.

6) Lelah dan lemas, karena banyak kehilangan potassium (kalium). 7) Merasa haus, karena banyak cairan yang hilang.

8) Gejala lainnya, seperti pegal pada punggung dan perut berbunyi. 9) Gejala pada anak: frekuensi buang air besar setiap 4-6 jam sekali,

(5)

kencing berkurang, sering ngantuk, lemas, menangis lirih, mata hari.diare akut dapat mengakibatkan dehidrasi, asidosis metabolik, hipokalemia, gangguan sirkulasi darah (hipovalemik), gangguan gizzi (mual dan muntah), dan sebagainya.

2) Disentri

Diare yang disertai darah. 3) Diare persisten

Diare persisten disebabkan oleh penyakit non efektif pada saluran cerna seperti penyakit kolon inflamatorik, kanker usus besar, dan sebagainya. Berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus.

4) Diare dengan masalah lain

Diare akut dan diare persisten yang mungkin disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, dan penyakit lainnya.

E. Cara Penularan Diare 1) Finger (jari)

2) Food (makanan) 3) Fly (lalat)

F. Nutrisi Yang Baik Bagi Penderita Diare

Kondisi peristaltik usus yang tidak baik, maka perlu diberi makanan yang lunak untuk membantu gerakan peristaltik usus. Bagi bayi nutrisi yang diberikan hanya ASI saja, pada balita dapat diberikan ASI dan PASI yang di encerkan oleh air.

G. Akibat Diare

1) Dehidrasi

(6)

tidak seimbang dengan pengeluaran melalui muntah dan buang air besar, meskipun berlangsung sedikit.

2) Gangguan pertumbuhan

Gangguan pertumbuhan terjadi karena asupan makanan terhenti sementara, sedangkan pengeluaran zat gizinya terus berjalan. Jika tidak ditangani dengan baik, diare akan menjadi kronis. Ketidaktahuan orang tua dan penanganan yang tidak tepat, kurang gizi pada anak dan perubahan makanan mendadak menjadi faktor penyakit diare.

H. Cara Penanganan Diare

Diare menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga penderita diare harus mencegah dehidrasi dan diberi cairan pengganti seperti oralit atau bisa diganti dengan cairan rumah tangga seperti kuah sayur, air matang, teh, air tajin, atau air gula garam (oralit). Cara membuat cairan gula garam (oralit) yakni 1 sendok teh gula pasir, ¼ sendok teh garam yang dilarutkan dalam 200 cc air matang (1 gelas). Berikut ini pertolongan pertama pada penyakit diare:

1) Oralit

2) Infus secara intravena: NaCl 0,9% dan RL

3) Kemoterapi: terapi kausal untuk memusnahkan bakteri penyebab diare yang menggunakan obat golongan sulfonamide atau antibiotic.

4) Obstipansia: untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan diare dengan cara menekan peristaltik usus, menciutkan selaput usus, pemberian adsorben untuk menyerap racun yang dihasilkan bakteri atau racun penyebab diare yang lain, dan pemberian mucilage untuk melindungi selaput lendir usus yang luka.

5) Spasmolitik: zat yang dapat melemaskan nyeri otot perut pada diare.

(7)

yang dapat menghambat atau mencegah pertumbuhan bakteri pathogen).

I. Pencegahan Diare

1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. 2) Menutup makanan atau minuman.

3) Mencuci makanan baik sayuran maupun buah-buahan sebelum dikonsumsi.

4) Minumlah air mineral yang sudah di masak sampai matang. 5) Menjaga kebersihan diri.

6) Menjaga kebersihan lingkungan rumah, saluran air, dan sampah dilingkungan harus dibuang pada tempatnya dan harus ditutup. 7) Jika upaya pertolongan tidak segera membaik, maka bawalah

penderita diare ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. 8) Buang air besar tidak disembarang tempat.

2. Cara Mencuci Tangan

Mencuci tangan adalah membasuh kedua telapak tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan tujuan untuk menghilangkan kuman. Membiasakan mencuci tangan sejak dini merupakan langkah awal untuk mencegah masuknya kuman dan resiko tertularnya penyakit.

A. Kapan cuci tangan dengan sabun harus dilakukan 1) Sebelum Makan

2) Sebelum dan sesudah mengolah makanan 3) Sesudah dari kamar mandi atau WC

4) Setelah kontak dengan orang yang batuk atau bersin. 5) Tangan terlihat kotor

6) Setelah menangani orang sakit

B. Biasakan mencuci tangan sejak anak-anak

1) Anak-anak perlu tahu cara mencuci tangan dengan benar

(8)

3) Anak-anak akan belajar dari mencontoh, oleh karena itu biarkan mereka mencontoh dari orang-orang dewasa yang merawatnya.

C. 7 Langkah Mencuci Tangan Dengan Sabun

1) Mencuci tangan dibawah air mengalir dengan sabun. Gosok telapak tangan yang satu dengan telapak tangan satunya.

2) Telapak tangan kanan diatas punggung telapak tangan kiri dan jari saling menyilang.

3) Gosok telapak tangan kiri dengan telapak tangan kanan dan jari saling menyilang.

4) Punggung jari dari tangan berlawanan kiri dan kanan bergantian 5) Putar ibu jari dalam telapak tangan yang berlawanan.

6) Gosok jari di telapak tangan yang berlawanan

7) Pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya dengan gerakan memutar.

3. Menggosok Gigi

Menggosok gigi, setelah makan dan sebelum tidur adalah kegiatan rutin sehari-hari. Tujuannya untuk memperoleh kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi seperti karies, gigi berlubang dan bau mulut.

A. Cara merawat gigi, gusi dan mulut agar tetap bersih dan sehat 1) Makanlah panganan yang bergizi (Empat sehat lima sempurna). 2) Batasi makan dan minum panganan yang mengandung karbohidrat

(9)

3) Sikat gigi setiap hari pada pagi hari sehabis sarapan dan sesudah makan malam dengan cara yang baik dan benar.

4) Gunakan pasta gigi yang mengandung fluor, karena fluor terbukti bisa menurunkan angka kejadian karies gigi.

5) Melakukan pemeriksaan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali, supaya kalau ada gigi yang mulai bermasalah/berlubang dapat segera ditangani sebelum terlanjur menjadi besar (deteksi dini). Hendaknya dipahami bahwa sekali gigi mulai berlubang, karies ini tidak bisa mengecil lagi tetapi secara pelan tapi pasti akan membesar terus.

B. Manfaat

1) Gigi tampak bersih dan putih 2) Mengurangi bau mulut

3) Mencegah sakit gigi (misal karies gigi)

C. Cara Menggosok gigi

1) Cara menggosok yang dianjurkan adalah dengan gerakan-gerakan yg pendek yaitu menggosok gigi berulang ulang pada satu tempat dahulu, sebelum pindah ke tempat yang lain

2) Gosoklah semua permukaan gigi. Pindahkan sikat gigi dengan teratur dan gosoklah gigi dengan teliti. Sikat gigi jgn ditekan sewaktu menggosok

3) Bagian-bagian gigi yg memerlukan perhatian khusus saat menggosok gigi adalah :

 Bagian gigi yg berbatasan dengan gusi

 Di rahang bawah (bagian gigi yg menghadap ke lidah)  pada gigi belakang/geraham : bagian yg menghadap ke pipi

(10)

2) Tidak ada karies

3) Saat mengunyah tidak terasa nyeri 4) Leher gigi tidak kelihatan

5) Tidak goyang 6) Tidak terdapat plak 7) Warna putih kekuningan 8) Tidak terdapat karang 9) Mahkota gigi utuh 10) Berwarna merah muda

11) Gusi yang terdapat di antara gigi yang satu dengan yang lain runcing/seperti bulan sabit.

12) Melekat erat pada tulang

13) Jika dikeringkan seperti kulit jeruk 14) Tidak sakit

15) Tidak mudah berdarah

VI. EVALUASI

1. Kapan cuci tangan dengan sabun harus dilakukan . . . . .  Sebelum Makan

 Sebelum dan sesudah mengolah makanan  Sesudah dari kamar mandi atau WC

 Setelah kontak dengan orang yang batuk atau bersin.  Tangan terlihat kotor

 Setelah menangani orang sakit

2. Aa saja manfaat dari menggosok gigi . . . . .  Gigi tampak bersih dan putih

 Mengurangi bau mulut

(11)

3. Sebutkan ciri–ciri gigi dan gusi sehat . . . . .  Tidak terasa sakit

 Tidak ada karies

 Saat mengunyah tidak terasa nyeri  Tidak terdapat karang

4. Sebutkan Jenis jenis diare . . .  Diare akut

Disentri

Diare persisten

5. Bagaimana cara penularan diare . . . Mlalui : - Finger (jari)

Referensi

Dokumen terkait

Praktek cuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, dan mata Beberapa kajian ini menunjukan bahwa cuci tangan dengan sabun dianggap sebagai pilihan

Berdasarkan analisa data hasil penelitian pengaruh pendidikan kesehatan cuci tangan pakai sabun dengan media video terhadap kemampuan cuci tangan pada siswa kelas

Sebagian besar ibu balita berpengetahuan rendah sebanyak 54,9% tentang cuci tangan pakai sabun (CTPS) di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang,

Hasil review terhadap artikel yang terseleksi menunjukan bahwa efektifitas cuci tangan pakai sabun/hand hygiene dalam pencegahan infeksi adalah sangat efektif,

- Menjelaskan tujuan dan manfaat cuci tangan - Menjelaskan waktu yang tepat mencuci tangan - Menjelaskan akibat apabila tidak mencuci tangan - Menjelaskan cara mencuci tangan

Kesimpulan: Cuci tangan menggunakan sabun efektif untuk menurunkan angka kuman pada telapak tangan sebesar 50%-100% pengunjung di Badan Perpustakaan Daerah

Teknik cuci tangan Cuci tangan 7 langkah adalah tata cara mencuci tangan menggunakan sabun untuk membersihkan jari-jari, telapak dan punggung tangan dari semua kotoran, kuman serta

Peran Orang Tua Terhadap Kepatuhan Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Anak Usia Sekolah Selama Masa Pandemi.. Bagaimana Dokter Mendiagnosis